Anda di halaman 1dari 35

DIET UNTUK PENDERITA

DIABETES MELITUS
Berat Badan!
Patofisiologi

 Glukosa toksisitas Makan >>>

Insulin>>>

Suatu saat insulin tidak


dapat mengimbangi
jumlah kalori yang
masuk

RESISTENSI INSULIN
Berat Badan dan Diabetes
BB >> MORTALITAS DAN MORBIDITAS

 BMI > 25 kg/m2+ DM: TURUNKAN BB !


 BMI: 20-25 kg/m2 + DM: pertahankan BB!
Tujuan Terapi Nutrisi DM
1. Mengontrol hiperglikemia
2. Mencapai /mempertahankan BB normal
3. Mencegah komplikasi: dislipidemia,
hipertensi, penyakit jantung koroner, dll
Diabetes dan Berat Badan
 Penurunan BB pada penderita MB yang
overweight memperbaiki toleransi glukosa
dan resistensi insulin
 Pengeluaran glukosa oleh hati dan jaringan
lemak ditekan oleh insulin yang lebih sensitif
 Pengikatan insulin oleh reseptornya lebih
baik
 Transport glukosa ke dalam sel menjadi
lebih baik
DM dengan BB
 Nurses Health Study:
Subjek dengan IMT > 27 yang berhasil
menurunkan BB-nya 5-20 kg dalam 1 tahun
menurunkan faktor risiko terjadinya DM
sebesar 30%
Penurunan BB pada pasien DM juga
menurunkan risiko hipertensi karena
penurunan ambilan sodium oleh ginjal
Body mass index and waist circumference both contribute to
differences in insulin-mediated glucose disposal in nondiabetic adults
Am J Clin Nutr January 2006 vol. 83 no. 1 47-51

Hubungan BB
dengan WC
pada 330 subjek r
Hubungan BMI dengan steady-state plasma glucose (SSPG)
Hubungan WC dengan SSPG
Mean dari steady-state
plasma glucose (SSPG)
sebagai fungsi waist
circumference (WC) pada
330 subjek berdasarkan
kategori BMI

Mean dari SSPG sebagai


fungsi dari BMI
berdasarkan kategori WC
(P = 0.03).
Diet untuk Penderita DM
1. Asupan kalori sesuai kebutuhan
2. Karbohidrat dan asam lemak tidak jenuh
tunggal (monounsaturated fatty acid)
memenuhi 60-70% kebutuhan energi
3. Asupan asam lemak jenuh < 10%
4. Tinggi serat (> 25 g/hari)
Rekomendasi
 Rekomendasi lama:
Karbohidrat 50% dan lemak 30%
 Rekomendasi baru:
Karbohidrat dan asam lemak tidak jenuh
tunggal (monounsaturated fatty acid)
memenuhi 60-70%
Effects of moderate variations in macronutrient composition on weight
loss and reduction in cardiovascular disease risk in obese, insulin-
resistant adults
Am J Clin Nutr October 2006 vol. 84 no. 4 813-82

Hubungan penurunan BB dengan


sensitivitas insulin berdasarkan steady-
state plasma glucose concentrations
(SSPG; n = 57) pada subjek yang
mendapat diet 60% karbohidrat dengan
subjek yang mendapat 40% karbohidrat
dengan kalori yang sama
Actual composition of macronutrients consumed by
subjects assigned to a diet with 60% and 25% or 40% and 45%
of energy as carbohydrate and fat, respectively (protein: 15%).1

60% Carbohydrate 40% Carbohydrate


diet (n = 30) diet (n = 27) P1
% %

Carbohydrate 57 ± 42 41 ± 4 < 0.0001

Protein 18 ± 2 18 ± 2 0.70

Total fat 25 ± 4 41 ± 5 < 0.0001

Saturated fat 9±2 8±2 0.14

Polyunsaturated or 16 ± 3 33 ± 4 < 0.0001


monounsaturated fat
Carbohydrate Counting
1. Ketahui jenis makanan sumber karbohidrat
2. Kenali porsi karbohidrat dalam 1 kali
penyajian ukuran /porsi makan (1 kali : 15 g)
3. Kenali berapa banyak karbohidrat yang
dikonsumsi dalam camilan/snack
Sumber Karbohidrat
 Tepung/biji-bijian: gandum, beras, jagung
 Gula
 Umbi: singkong, ubi, kentang
 Serat: bagian yang tidak bisa dicerna oleh
enzim pencernaan manusia
 Serat: metabolisme menghasilkan asam
lemak rantai pendek (short chain fatty acid)
 SCFA meningkatkan sensitivitas insulin
Anthropometric Measurement Between
Placebo and Resistant Starch
(Am. J. Clin. Nutr Vol 8, 2005)
Placebo Resistant starch P
Body weight (kg) 70.6 ± 3.74 71.0 ± 3.88 NS
BMI (kg/m2) 23.7 ± 1.33 23.8 ± 1.40 NS
Fat mass (kg)2 19.2 ± 2.05 18.5 ± 2.36 NS
Lean mass (kg)2 51.4 ± 3.03 52.5 ± 3.08 0.003
Systolic blood 118 ± 3.07 117 ± 4.08 NS
pressure (mm Hg)3
Diastolic blood 74.4 ± 1.78 74.7 ± 3.39 NS
pressure (mm Hg)3
Konsentrasi insulin (P = 0.024 )serta
clearance glukosa pada otot skeletal (P =
0.027) setelah 4 minggu mengkonsumsi 30
g resistant starch/hari (○) dibandingakn
plasebo (•). n = 10.

Tidak ada perbedaan bermakna pada


kadar glukosa sebelum intervensi
Indeks Glikemik (GI)
 Seberapa cepat peningkatan kadar glukosa
setelah mengkonsumsi 50 g glukosa atau
roti putih
 Rentang 0-100
 Pilih: indeks glikemik rendah (0-55)
Jenis Makanan Indeks Glikemik Jenis Makanan Indeks Glikemik
Kacang (113g) 14 Blueberry Muffin 59
Jeruk bali (166g) 25 Donut 76
Apel (138g) 38 Waffles 76
Wortel (72g) 47 Kue sponge 46
Jeruk (131g) 48 Coklat batang 49
Pisang (136g) 52 Kripik kentang (114g) 54
Makaroni dan keju 64
Semangka (154g) 72
(166g)
Pizza (260g) 30 Popcorn (16g) 72
Spaghetti (140g) 42 Madu (21g) 55
Kentang panggang 53
85 Roti gandum
(173g)
Kerang 68 Oatmeal (234g) 58
Mie instan 46 Es krim (72g) 61
Kismis (43g) 64 Es krim (low fat) 50
Beras putih (186g) 64 Susu (murni) 22
Gula (sukrosa) (12g) 68 Susu (skimmed) 32
Roti tawar (30g) 70 Susu (rasa coklat) 34
Wafer krakers 78 Yoghurt lowfat (245g) 33
Food composition and nutrient and energy contents of the 2 test meals
• SAG, slowly available glucose; RAG, rapidly available glucose.

Biscuit meal (high SAG) Flakes meal (low SAG)


Foods (g)
    Plain biscuit 100 —
    Extruded wheat flakes — 95
    Unsweetened yogurt (0% fat) 250 —
    Fresh cheese — 120
    Whole milk — 250
    Sugar 7 —
    Palm oil 13 10
Nutrients (g)
    Carbohydrates 94 91
    Starch 51 53
    Sugars 43 39
    SAG 17 2
    RAG 50 66
    Fat 29 28
    Protein 17 25
Energy (kJ) 2821 2871
Glycemic and insulinemic meal responses modulate postprandial hepatic
and intestinal lipoprotein accumulation in obese, insulin-resistant subjects
Am J Clin Nutr October 2004 vol. 80 no. 4 896-902

Biscuit meal (▪ ) flakes meal (▴) (n = 9).


A: Plasma glucose konsentrasi dalam 0–2-jam dan 0–6-jam mengalami
peningkatan di bawah kurva/under the curve (AUCs)
B: plasma insulin konsentrasi dalam 0–2 jam dan 0–6 jam mengalami peningkatan
C: plasma triacylglycerol konsentrasi dalam 0–6-jam mengalami peningkatan
D: triacylglycerol-rich lipoprotein (TRL) dan apolipoprotein (apo) B-100 dalam 0–6-
jam mengalami peningkatan
E: plasma apo B-48 concentrations dalam 0–6-jam mengalami peningkatan
F: plasma nonesterified fatty acid (NEFA) konsentrasi dalam 0–6 jam mengalami
peningaktan (P < 0.05)

Kesimpulan:
Mixed meals yang mengadung slowly digestible carbohydrate dengan indeks
glikemik rendah dapat menurunkan konsentrasi insulin postprandial di hepar dan
usus halus pada subjek obes dengan resistensi insulin
Asam Lemak Tidak Jenuh Tunggal
(Monounsaturated Fatty Acids/MUFA)
 Menggantikan sebagian asupan karbohidrat
(tepung dan gula) dengan MUFA akan
menurunkan risiko dislipidemia:
– Penurunan trigliserida
– Penurunan kolesterol VLDL
– Tanpa menurunkan kolesterol HDL
– Memperbaiki resistensi insulin
Sumber Asam Lemak Tidak
Jenuh Tunggal
Sumber Asam Lemak Tidak
jenuh Tunggal
Differential effects of saturated and monounsaturated fats on postprandial lipemia
and glucagon-like peptide 1 responses in patients with type 2 diabetes
Am J Clin Nutr March 2003 vol. 77 no. 3 605-611

Mean (± SE) responses of glucose, insulin, and fatty acid concentrations


in 12 patients with type 2 diabetes to a control meal of soup plus 50 g
carbohydrates (▾), the control meal plus 80 g olive oil (○), and the control
meal plus 100 g butter (•).
Mean (± SE) responses of plasma cholesterol and HDL-cholesterol
concentrations in 12 patients with type 2 diabetes to a control meal of
soup plus 50 g carbohydrates (▾), the control meal plus 80 g olive oil (○),
and the control meal plus 100 g butter (•). aOlive oil meal significantly
different from the butter meal, P < 0.05 (repeated-measures ANOVA and
Tukey’s test).
Asam lemak Tidak Jenuh Jamak
(Polyunsaturated Fatty Acids/ PUFA)
 Menggantikan asam lemak jenuh dengan
PUFA terbukti:
– Memperbaiki resistensi insulin
– Menurunkan kadar trigliserida darah
Prinsip Pola Makan
 3 J:
 Jadual teratur
 Jumlah sesuai kebutuhan
 Jenis dipilih yang tidak meningkatkan kadar
gula darah dengan cepat
Menghitung Kebutuhan Kalori/ Hari
 Berat Badan:
 Kurang: BB x 35 kalori
 Normal: BB x 30 kalori
 Lebih: BB x 25 kalori
 Ditambah dengan kalori untuk aktifitas fisik
Aktivitas Fisik
 30-50% : jika aktivitas banyak duduk, menonton televisi,
membaca majalah, atau mengobrol lewat telepon.
 55-65% : untuk aktivitas ringan meliputi kesibukan
mengurus rumah, memasak, dan berjalan-jalan.
 65-70% : untuk aktivitas sedang seperti berenang santai
atau berjalan cepat tetapi tidak sampai tersengal-sengal
waktu diajak bicara.
 75-100% : untuk aktivitas berat meliputi olahraga yang
menggenjot jantung seperti berlari atau aerobik.Kalori
tambahan = persentase aktivitas x basal metabolic rate
Pola Makan
 Pagi: 20% dari kalori total
 Siang: 30% dari kalori total
 Malam: 30% dari kalori total
 Snack pagi: 10% dari kalori total
 Snack sore: 10% dari kalori total
 Prinsip:
 Makan porsi kecil tetapi sering
Berolah Raga
 Penting untuk penurunan BB
 Durasi: 150 jam/minggu
 Sifat: aerobik untuk pembakaran lemak

Anda mungkin juga menyukai