Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI FARMASI

PERCOBAAN 3

ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN KONFIRMASI MIKROBA

Disusun oleh :

Alifah Malebina Aryan (10060322057)

Wulandari Sri Wijaya (10060322058)

Elfitri Nurhaliza (10060322059)

Silviya Nur Hasanah (10060322060)

Shift/Kelompok : B/6

Tanggal Praktikum : Senin, 27 Februari 2023

Tanggal Laporan : Senin, 06 Maret 2023

Nama Asisten : Widiasari, S. Farm.

LABORATORIUM KIMIA TERPADU UNIT D


PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMUPENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2023 M/1444 H
PERCOBAAN 3

ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN KONFIRMASI MIKROBA

I. Tujuan Praktikum
1.1 Tujuan Praktikum
Mampu memahami prinsip isolagi, identifikasi dan konfirmasi mikroba,
serta dapat melakukannya dengan baik.
1.2 Tujuan Percobaan
1.2.1 Mampu mengamati pertumbuhan bakteri tertentu yang diinokulsi
pada media spesifik yang digunakan.
1.2.2 Mampu mengamati perubahan yang terjadi pada media spesifik yang
diinokulasi bakteri.

II. Teori Dasar


2.1 Isolasi Mikroba
Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba
dengan mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam
mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media
padat, sel-sel mikroba akan membentuk koloni sel yang tetap pada
tempatnya (Nur, I. dan Asnani, 2007).
Isolasi mikroba merupakan satu jenis mikroba dengan mikroba
lainnya dari berbagai macam campuran mikroba dengan bertujuan untuk
mendapatkan biakan murni (Putri, 2018).
Isolasi mikroba adalah suatu usaha untuk menumbuhkan mikroba
diluar dari lingkungan alamiahnya. Mikroorganisme dapat diperoleh dari
lingkungan air, tanah, udara, substrat yang berupa bahan pangan, tanaman
dan hewan. Jenis mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir, jamur,
kapang dll.
Proses identifikasi bakteri secara konvensional berdasarkan karakter
fenotip bakteri seperti pewarnaan Gram, morfologi koloni, dan aktivitas
enzim seringkali tidak bersifat statis dan dapat berubah seiring dengan
adanya evolusi. Kesalahan identifikasi seringkali terjadi dikarenakan
adanya karakteristik fenotip bakteri yang tidak biasa ataupun kurangnya
pengalaman dalam menginterpretasikan data karakter fenotip (Petit et al,
2005).
Untuk mengkonfirmasi mikroba perlu untuk mengetahui jenis
bakteri dan koloni. Konfirmasi jenis bakteri dapat menggunakan berbagai
penawaran, reaksi ensimatis atau reaksi biokimia, terutama jika identifikasi
menggunakan media masih meragukan atau belum memuaskan (Volk,
1993).
2.2 Media Umum, Media Spesifik, Dan Media Diferensial
Media umum memiliki tujuan untuk menstimulasi pertumbuhan
mikroba secara umum. Contohnya, yaitu Nutrient Agar, Nutrient Broth,
Potato Dextose Agar (PDA) untuk menstimulir pertumbuhan fungi. Pada
media ini dapat menumbuhkan mikroba yang berbeda dan mikroba tersebut
akan tumbuh dengan ciri khusus sehingga dapat dibedakan. Contohnya
media Triple Sugar Iron Agar (TSIA), Sulfit Indol Motility (SIM), dan lain-
lain. Selain itu, media ini merupakan media yang dapat menumbuhkan satu
jenis mikroba tetapi mikroba lainnya dihambat. Contohnya media
Salmonella Shigella Agar (SSA), Thiosulphate Citrate Bile Salt (TCBS),
dan lain-lain. Media yang ditambahkan dengan bahan-bahan tertentu akan
menghambat pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan yang ada dalam
satu specimen hal ini disebut dengan media selektif. Media diferensial
adalah media yang ditambahkan dengan bahan yang dapat menyebabkan
mikroba tumbuh memperlihatkan perubahan-perubahan spesifik yang dapat
dibedakan jenis lainnya (Pelezar,1996).
2.3 Media Mac Concey Agar (MCA)
Mac Conkey Agat (MCA) merupakan jenis media yang digunakan
untuk identifikasi mikroorganisme. Mac Conkey Agar termasuk ke dalam
media selektif dan diferensial bagi mikroba. Pada media ini dapat
menghambat pertumbuhan bakteri yang Gram positif dengan adanya garam
empedu yang akan membentuk kristal violet. Bakteri gram negative yang
tumbuh dapat dibedakan dalam kemampuannya memfermentasikan laktosa.
Bakteri yang tidak memfermentasikan laktosa memiliki sifat pathogen.
Golongan bakteri ini tidak dapat diperlihatkan perubahannya pada media.
Contohnya Salmonella, shigella, Escherichia coli, Enterrobacter, Klebsiella,
Enterococcus, Staphylococcus (Lay, 1994).
2.4 Vogel Johnson Agar
Vogel Johnson Agar Medium mengandung mannitol, tellurite dan
lithium chloride yang berperan untuk mengisolasi bakteri yang bersifat
koagulase positif, karena semua yang bersifat koagulase positif akan
tumbuh pada media ini. S.aureus mempunyai koloni hitam sebagai akibat
pengendapan hasil reduksi tellurite. Media di sekitar koloni akan berubah
menjadi kuning akibat fermentasi mannitol. Adanya lithium chloride, sangat
bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan bakteri lain termasuk E.coli.
Namun demikian media ini kurang mampu memilah S.aureuskarena semua
koagulase positif dapat tumbuh termasuk S.epidermidis dan Proteus.
Komposisi Vogel Johnson Agar, yaitu Glycine (10.00 gram),
Trypton (10.00 gram), Lithium Klorida (5.00 gram), Fenol Merah (0,025
gram), Manitol (10.00 gram), Fosfat Dipotassium (5.00 gram), Ekstrak Ragi
(5.00 gram), Agar bakteriologis (15.00 gram). (Entjang I, 2003).
2.5 Centrimide Agar
Cetrimide Agar (CA) biasanya digunakan untuk isolasi
Pseudomonas. Pada media cetrimide konvensional beberapa bakteri dapat
tumbuh seperti Klebsiella, Proteus dan Providencia. Untuk menghambat
pertumbuhan mereka dapat ditambahkan cetrimide. Simmon sitrat atau
nama lainnya Simmons Citrate Medium mengandung amonium dihidrogen
fosfat, natrium klorida, natrium sitrat, magnesium sulfat, agar, bromtimol
biru, aquades, dan memiliki pH 6,9. (Pelczar M. J., 1988).
Kandungan cetrimide yang merupakan quarternary ammonium
merupakan senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri lan,
karena menyebabkan kebocoran unsur-unsur didalam sel, namun tidak
terjadi pada Pseudomonas. Pada media cetrimide konvensional beberapa
bakteri dapat tumbuh seperti Klebsiella, Proteus dan Providencia. Untuk
menghambat pertumbuhan mereka dapat ditambahkan cetrimide. Pada
media ini, P.aeruginosa dapat dibantu dengan menggunakan media
Pseudomonas Selective Medium yang mengandung Nalidixi acid untuk
menghambat pertumbunan bakteri lain.
Komposisi Cetrmidie Agar, yaitu Pancreatic digest of gelatin
(20.000 gram), Magnesium chloride (1.400 gram), Potassium sulphate
(10.000 gram), Cetrimide (0.300 gram), Agar (15.000 gram). (Entjang I,
2003).
2.6 Simmon Sitrat
Simon citrate agar adalah media selektif yang berwarna hijau karena
mengandung zat warna Brom Thymol Blue. Simon citrate positif berwarna
biru setelah ditumbuhi kuman. Simon citrate tetap berwarna hijau. Sesuai
dengan fungsi fisiologi dan masing-masing komponen yang terdapat di
dalam media, maka susunan media mempunyai kesamaan isi, yaitu
kandungan air, Kandungan nitrogen, Kandungan garam-garam anorganik,
baik unsur makro maupun mikro, Kandungan karbon berasal dari
karbohidrat, lemak, dan senyawa-senyawa lain.
Komposisi Simon citrate, yaitu Ammonium dihydrogen phosphate
(1 gram), di-Potassium hydrogen phosphate (1 gram), Sodium chloride (5
gram), Sodium citrate (2 gram), Magnesium sulfate (0,2 gram),
Bromothymol blue (0,08 gram), Agar-agar (1,3 gram). (Iud W, 2008)
2.7 Triple Sugar Ion Agar
Triple Sugar Iron Agar medium, biasanya digunakan untuk
konfirmasi pengujian E.coli dan dapat digunakan untuk identifikasi bakteri
gram negatif yang memfermentasi dekstrosa/laktosa/sukrosa dari fungsi
tersebut media ini dapat diusulkan untuk konfirmasi Salmonella dan
memilahkan dari Pseudomonas yang tumbuh pada media lain BSA dan
BGA. Terjadinya fermentasi dekstrosa oleh Salmonella akan menurunkan
pH menjadi asam. Kondisi ini akan menyebabkan perubahan phenol red
(media merah) menjadi kuning. Sedangkan Pseudomonas karena tidak
mampu memfermentasi dekstrosa, maka media akan tetap berwarna merah.
Komposisi Triple Sugar Iron Agar, yaitu Lab-Lemco powder (3,0
gram), Yeast extract (3,0 gram), Peptone (20,0 gram), Sodium Chloride (5,0
gram), Lactose (10,0 gram), Sucrose (10,0 gram), Glucose (10,0 gram),
Ferri Citrace (0,3 gram), Sodium thiosulphate (0,3 gram), Phenol red (0,5
gram) (Entjang I, 2003).
2.8 Staphylococcus Aureus
Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram positif berbentuk
bulat berdiameter 0,7-1,2 μm, tersusun dalam kelompok-kelompok yang
tidak teratur seperti buah anggur, fakultatif anaerob, tidak membentuk
spora, dan tidak bergerak. Koloni pada perbenihan padat berwarna abu-abu
sampai kuning keemasan, berbentuk bundar, halus, menonjol, dan berkilau.
Bakteri S.aureus merupakan flora normal pada kulit, saluran pernafasan,
dan saluran pencernaan makanan pada manusia. Bakteri ini juga ditemukan
di udara dan lingkungan sekitar. S.aureus yang patogen bersifat invasif,
menyebabkan hemolisis, membentuk koagulase, dan mampu meragikan
manitol (Pelezar,chan 2008).
2.9 Escherichia Coli
E.coli dari anggota family Enterobacteriaceae. Bentuk sel dari
bentuk seperti coocal hingga membentuk sepanjang ukuran filamentous.
Tidak ditemukan spora. E.coli batang gram negatif. Selnya bisa terdapat
tunggal, berpasangan, dan dalam rantai pendek, biasanya tidak berkapsul.
Bakteri ini aerobic dan dapat juga anaerobic fakultatif.
E.coli merupakan penghuni normal usus, seringkali menyebabkan
infeksi. Mukoid kadang–kadang memproduksi pembuangan ekstraselular
yang tidak lain adalah sebuah polisakarida dari speksitifitas antigen K
tententu atau terdapat pada asam polisakarida yang dibentuk oleh banyak
E.coli seperti pada Enterobacteriaceae. Selanjutnya digambarkan sebagai
antigen M dan dikomposisikan oleh asam kolanik. Biasanya sel ini bergerak
dengan flagella petrichous. E.coli memproduksi macam–macam fimbria
atau pili yang berbeda, banyak macamnya pada struktur dan speksitifitas
antigen, antara lain filamentus, proteinaceus, seperti rambut appendages di
sekeliling sel dalam variasi jumlah. Fimbria merupakan rangkaian
hidrofobik dan mempunyai pengaruh panas atau organ spesifik yang bersifat
adhesi. Hal itu merupakan faktor virulensi yang penting.
E.coli merupakan bakteri fakultatif anaerob, kemoorganotropik,
mempunyai tipe metabolisme fermentasi dan respirasi tetapi
pertumbuhannya paling sedikit banyak di bawah keadaan anaerob. E.coli
dapat bertahan hingga suhu 60oC selama 15 menit atau pada 55oC selama
60 menit. (Prescott, Harley, Klein’s, 2008).

2.10 Pseudomonas Aureus

Pseudomonas aeruginosa terlihat sebagai bakteri tunggal,


berpasangan, dan terkadang membentuk rantai yang pendek. P.aeruginosa
termasuk bakteri gram negatif. Bakteri ini bersifat aerob, katalase positif,
oksidase positif, tidak mampu memfermentasi tetapi dapat mengoksidasi
glukosa/karbohidrat lain, tidak berspora, tidak mempunyai selubung (sheat)
dan mempunyai flagel monotrika (flagel tinggal pada kutub) sehingga selalu
bergerak. P.aeruginosa mudah tumbuh pada berbagai media pembiakan
karena kebutuhan nutrisinya sangat sederhana. Di laboratorium, medium
paling sederhana untuk pertumbuhannya digunakan asetat (untuk karbon)
dan ammonium sulfat (untuk nitrogen). Pembiakan dari spesimen klinik
biasanya menghasilkan satu atau dua tipe koloni yang halus yaitu, Koloni
besar dan halus dengan permukaan rata dan meninggi. Koloni halus dan
mukoid sebagai hasil produksi berbahan dari alignat. (Dwidjoseputro.
2005).
III. Alat dan Bahan
3.1 Alat :
Pada percobaan kali ini, alat yang digunakan adalah Bunsen, inkubasi 37°C,
ose bundar dan lurus, papan pembentuk agar miring, pinset, pipet ukur 5 dan
10 mL, rak tabung reaksi dan tabung reaksi steril.
3.2 Bahan :
Pada percobaan kali ini, bahan yang digunakan adalah media Mat Conkey
Agar (MCA), Vogel Jonson Agar (VJA), Cetrimide Agar (CA), Simmon Sitrat,
dan Triple Sugar Iron Agar (TSIA).

IV. Prosedur Percobaan


Pertama-tama dibuat media MCA, VJA, dan CA dalam bentuk plat agar,
sedangkan media simmon sitrat dan TSIA dalam bentuk agar miring. Kemudian
dicatat dan di dokumentasikan warna masing-masing media sebelum diinokulasi
dengan bakteri. Lalu diinokulasikan masing-masing suspense bakteri pada
media MCA, VJA, CA, simmon sitrat, dan TSIA. Setelah itu diinokulai seluruh
kultur bakteri pada incubator 37°C selama 1 minggu. Yang terakhir dilalukan
pengamatan setiap hari dan data pengamatan dibuat dalam bentuk table
landscape (dihalaman 28) yang mencakup keterangan waktu inokulasi dan
pengamatan (hari/tanggal/bulan/tahun/jam) dan juga waktu media (sebelum dan
setelah inokulasi). Secara keseluruhan dan disekitar atau sekeliling koloni
bakteri. Khusus pada TSIA, gambarkan perbedaan warna media sesuai posisi
(didasar, tengah, dan permukaan agar miring.

V. Data Pengamatan
Media
Bakteri
MCA VJA CA SS TSIA
Staphyloc- Sebelum Sebelum Sebelum Sebelum Sebelum
occus Inokulasi: Inokulasi: Inokulasi: Inokulasi: Inokulas:
Aureus (Jumat, 24- (Jumat, 24- (Jumat, 24- (Jumat, (Jumat,
02-2023) 02-2023) 02-2023) 24-02- 24-02-
2023) 2023)

Keterangan: Keterangan: Keterangan:


Warna Warna Warna media Keteranga Keteranga
media media kuning n: Warna n: Warna
merah kuning media media
kecoklatan hijau merah
Sesudah Sesudah Sesudah Sesudah Sesudah
Inokulasi: Inokulasi: Inokulasi: Inokulasi: Inokulasi:
(Minggu, (Minggu, (Minggu, 26- (Minggu, (Minggu,
26-02- 26-02-2023) 02-2023) 26-02- 26-02-
2023) 2023) 2023)

Keterangan: Keterangan:
Keteranga Warna Warna media Keteranga Keteranga
n: Warna media kuning, tidak n: Warna n: Warna
media kuning terdapat media media
merah, kecoklatan, koloni hijau, kuning,
tidak warna tidak tidak
terdapat koloni terdapat terdapat
kolonil transparan koloni koloni
Sesudah Sesudah Sesudah Sesudah Sesudah
Inokulasi: Inokulasi: Inokulasi: Inokulasi: Inokulasi:
(Senin, (Senin, 27- (Senin, 27- (Senin, (Senin,
27-02- 02-2023) 02-2023) 27-02- 27-02-
2023) 2023) 2023)

Keterangan: Keterangan:
Keteranga Warna Warna media Keteranga Keteranga
n: Warna media kuning, tidak n: Warna n: Warna
media kuning
merah, kecoklatan, terdapat media media
tidak warna koloni hijau, kuning,
terdapat koloni tidak tidak
koloni transparan terdapat terdapat
koloni koloni
Media
Bakteri
MCA VJA CA SS TSIA
Escherchia Sebelum Sebelum Sebelum Sebelum Sebelum
Coli Inokulasi: Inokulasi: Inokulasi: Inokulasi: Inokulas:
(Jumat, (Jumat, 24- (Jumat, 24- (Jumat, 24- (Jumat,
24-02- 02-2023) 02-2023) 02-2023) 24-02-
2023) 2023)

Keterangan: Keterangan: Keterangan:


Keteranga Warna Warna Warna
Keterang
n: Warna media media media hijau
an:
media kuning kuning Warna
merah kecoklatan media
merah
Sesudah Sesudah Sesudah Sesudah Sesudah
Inokulasi Inokulasi: Inokulasi: Inokulasi: Inokulasi
: (Minggu, (Minggu, (Minggu, :
(Minggu, 26-02-2023) 26-02-2023) 26-02-2023) (Minggu,
26-02- 26-02-
2023) 2023)
21qwa
Keterangan: Keterangan: Keterangan:
Warna Warna Warna
media media media hijau, Keterang
Keterang kuning kuning, tidak an:
an: kecoklatan, tidak terdapat Warna
Warna tidak terdapat koloni media
media terdapat koloni kuning,
merah, koloni tidak
warna
terdapat
koloni
koloni
merah
keungua
n
Sesudah Sesudah Sesudah Sesudah Sesudah
Inokulasi Inokulasi: Inokulasi: Inokulasi: Inokulasi
: (Senin, (Senin, 27- (Senin, 27- (Senin, 27- : (Senin,
27-02- 02-2023) 02-2023) 02-2023) 27-02-
2023) 2023)
Keterang Keterangan: Keterangan: Keterangan: Keterang
an: Warna Warna Warna an:
Warna media media media hijau, Warna
media kuning kuning, tidak media
merah, kecoklatan, tidak terdapat kuning,
warna tidak terdapat koloni tidak
koloni terdapat koloni terdapat
merah koloni koloni
keungua
n

Bakte Media
ri MCA VJA CA SS TSIA
Pseud Sebelum Sebelum Sebelum Sebelum Sebelum
omon Inokulasi: Inokulasi: Inokulasi: Inokulasi: Inokulas:
as (Jumat, 24- (Jumat, 24- (Jumat, 24- (Jumat, 24- (Jumat, 24-
Aerug 02-2023) 02-2023) 02-2023) 02-2023) 02-2023)
inosa

Keterangan: Keterangan: Keterangan: Keterangan: Keterangan:


Warna media Warna media Warna Warna Warna
merah kuning media media hijau media
kecoklatan kuning merah
Sesudah Sesudah Sesudah Sesudah Sesudah
Inokulasi: Inokulasi: Inokulasi: Inokulasi: Inokulasi:
(Minggu, (Minggu, 26- (Minggu, (Minggu, (Minggu,
26-02-2023) 02-2023) 26-02-2023) 26-02-2023) 26-02-
2023)

Keterangan: Keterangan: Keterangan: Keterangan:


Warna Warna media Warna Warna Keterangan:
media kuning media media biru, Warna
merah, kecoklatan, kuning, tidak media
warna warna merah,
koloni tidak terdapat koloni terdapat tidak
transparan koloni kuning koloni terdapat
koloni
Sesudah Sesudah Sesudah Sesudah Sesudah
Inokulasi: Inokulasi: Inokulasi: Inokulasi: Inokulasi:
(Senin, 27- (Senin, 27- (Senin, 27- (Senin, 27- (Senin, 27-
02-2023) 02-2023) 02-2023) 02-2023) 02-2023)

Keterangan: Keterangan: Keterangan: Keterangan: Keterangan:


Warna Warna media Warna Warna Warna
media kuning media media biru, media
merah, kecoklatan, kuning, tidak merah,
warna tidak terdapat warna terdapat tidak
koloni koloni koloni koloni terdapat
transparan kuning koloni

VI. Pembahasan

Judul pada percobaan kali ini adalah isolasi, identifikasi, dan konfirmasi
mikroba. Percobaan ini bertujuan untuk memahami prinsip isolasi, identifikasi, dan
konfirmasi mikroba, serta dapat melakukannya dengan baik, mengamati
pertumbuhan bakteri tertentu yang diinokulasi pada media spesifik yang digunakan,
dan mengamati perubahan yang terjadi pada media spesifik yang diinokulasi.

Isolasi metode yang digunakan untuk memisahkan mikroba yang bertujuan


untuk mikroba tersebut akan dijadikan biakan murni. Identifikasi merupakan proses
dalam suatu penelitian atau pengamatan untuk menentukan identitas suatu objek
dengan cara menbanding-bandingkan antara objek yang di amati dengan literatur
yang sudah ada sebelumnya. Media yang di gunakan dalam isolasi bakteri adalah
media padat yaitu MCA (Mac Conkey Agar), Vogel Johnson Agar (VJA),
Cetrimide Agar (CA), Simmon sitrat dan Triple Sugar Iron Agar (TSIA). Dan
bakteri yang digunakan untuk di inokulasi adalah Staphylococcus aureus, E. Coli
dan Pseudomon asaeruginosa.
Pertama-tama yang dilakukan dalam melakukan percobaan ini adalah
disiapkan alat dan bahan kemudian dilakukan sterilisasi terhadap alat dan area yang
akan jadi tempat dilakukannya percobaan dengan cara menyemprotkan alcohol
dengan konsentrasi 70% pada tangan dan area yang akan dijadikan tempat
percobaan. Hal ini dilakukan agar agar tidak terjadinya kontaminasi
mikroorganisme. Semua pekerjaan pada praktikum ini dilakukan dengan
memperhatikan prosedur teknik aseptic. Teknis aseptis sangat diperlukan pada saat
memindahkan biakan dari suatu tempat ke tempat lainnya. Tujuan teknik aseptis
mencegah terjadinya kontaminasi dengan biakan yang mungkin bersifat pathogen.
Kerja aseptic dilakukan dengan bekerja diantara dua nyala api Bunsen dengan jarak
± 20 cm hal ini dilakukan untuk meminimalkan kontaminasi serta melindungi
praktikan dari mikroorganisme pathogen maupun non pathogen.

Kemudian dibuat media MCA, VJA, dan CA dalam bentuk plat agar dengan
menggunakan pipet sebanyak 20 ml ke cawan petri steril lalu dibiarkan memadat.
Sedangkan simmon sitrat dan TSIA dalam bentuk agar miring dengan
menggunakan pipet 5 ml kedalam tabung reaksi steril. Kemudian, suspense bakteri
suspensi bakteri Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Escherchia coli
diinokulasikan dengan cara swab atau apus. Diambil inokula bakteri menggunakan
cotton swab ke dalam suspense bakteri lalu cotton swab diapuskan ke plat agar dan
agar miring secara zig-zag. Sesudah semuanya diinokulasi, dilakukan prainkubasi
selama 30 menit di area steril yang di simpan diantara 2 bunsen yang dinyalakan
api sebagai tanda area steril yang digunakan. Diberi 2 nyala api Bunsen bertujuan
untuk menghindari terjadinya kontaminasi dari luar. Kemudian semua kultur
bakteri diinkubasi ke dalam incubator pada suhu 37˚C selama 24-48 jam.

Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif yang menghasilkan


pigmen kuning. Bersifat anaerob fakultatif, tidak menghasilkan spora, dan tidak
motil, umumnya tumbuh dengan optimum pada suhu 37˚C dengan waktu
pembelahan 0,47 jam. Bakteri ini bisa menyebabkan bisul, impetigo, selulitis, dan
staphylococcal scalded skin syndrome. Biasanya bakteri ini terdapat di makanan
yang diolah langsung dengan tangan, misalnya salad, roti isi dll.
Hasil dari inokulasi Staphylococcus aureus setelah di inkubasi 37°C untuk
plat agardengan cara Streak dengan menggunakan media MCA (Mac Conkey
Agar), VogelJohnson Agar (VJA), Cetrimide Agar (CA), Simmon sitrat dan Triple
Sugar Iron Agar (TSIA)

• Staphylococcus aureus pada media MCA (Mac Conkey Agar)

Pada penanaman inokula Staphylococcus aureus di media MCA tidak


ditunjukkan dengan penampakan bakteri di media Mac Conkey Agar. Karena
Staphylococcus aureus merupakan bakterigram positif, sedangkan media Mac
Conkey Agar mengandunglaktosa, garam empedu, dan merah netralsebagai
indikatorzat warna yang dapatmenghambat pertumbuhan bakteri gram positif.
Perubahan warna pada media MCAawalnya berwarna merah tua berubah menjadi
merah muda, ini terjadi karena fermentasilaktosa dan penurunan pH.

• Staphylococcusn aureus pada media VJA (Vogel Johnson Agar)

Pada penanaman inokula Staphylococcus aureus di media VJA ditunjukkan


dengan penampakan bakteri dengan warna koloninya putih di atas permukaan
media. Inimenunjukkan bahwa bakteri ini bersifat aerob dan anaerob fakultatif.
Bakteri aerobadalah organisme yang membutuhkan oksigen. Bakteri anaerob
fakultatif adalahorganisme yang masih bisa hidup ditempat yang mengandung
oksigen. Kandungan yangterdapat pada media VJA yaitu mannitol, tellurite dan
lithium chloride yang berperanuntuk mengisolasi bakteri yang bersifat koagulase
positif. Sedangkan perubahan warnayang terjadi pada media awalnya merah muda
menjadi kuning disebabkan oleh asam yangdihasilkan pada metabolisme bakteri
atau akibat fragmentasi manito.

• Staphylococcus aureus pada media CA (Cetrimide Agar)

Pada penanaman inokula Staphylococcus aureus di media CA (Cetrimide


Agar) tidakditunjukkan dengan penampakan bakteri di media Cetrimide Agar,
karena media iniuntuk isolasi bakteri gram negatif sedangkan Staphylococcus
aureus merupakan bakterigram positif serta kandungan cetrimide yang merupakan
quarternary ammoniummerupakan senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan
bakteri Staphylococcus aureus yang menyebabkan kebocoran unsur-unsur di dalam
selnya sehinggamenyebabkan warna medianya tetap berwarna kuning bening.

• Staphylococcus aureus pada media Simmon Sitrat

Pada penanaman inokula Staphylococcus aureus di media Simmon Sitrat


tidakditunjukkan dengan penampakan bakteri dan perubahan warna di media
Simmon Sitrattetep berwarna hijau tua tetapi di hari kedua (menurut literatur)
bakteri belum tumbuhtetapi warna media bagian atasnya berubah menjadi biru tua
dan bagian bawahnya tetap berwarna hijau tua. Perubahan warna pada media
tersebut menunjukan adanya bakteriyang tumbuh karena bakteri Staphylococcus
aureu dapat menggunakan sitrat sebagaisumber karbon tunggal dan ion ammonium
sebagai sumber nitrogen tunggal. Perubahanwarna terjadi karena penggunaan sitrat
akan meningkatkan pH media. Peningkatan pHmedia tersebut menyebabkan
perubahan warna pada indikator bromthymol biru yangmengubah media menjadi
warna biru dan bakteri ini termasuk dalam bakteri aerobfakultatif.

• Staphylococcus aureus pada media Triple Sugar Iron Agar (TSIA)

Pada penanaman inokula Staphylococcus aureus di media Triple Sugar Iron


Agar ditunjukkan dengan penampakan bakteri dengan warna koloninya putih di
atas permukaan. Karena bakteri ini bersifat aerob dan anaerob fakultatif, bakteri
aerob adalah organismeyang membutuhkan oksigen dan bakteri anaerob fakultatif
adalah organisme yang masih bisa hidup ditempat yang mengandung oksigen. Dan
terjadi perubahan warna pada media Triple Sugar Iron Agar dari warna merah
menjadi warna kuning hal tersebut menunjukan bakteri Staphylococcus aureus
tumbuh karena bakteri ini biasanya memfermentasidekstrosa/laktosa/sukrosa yang
terkandung dalam media Triple Sugar Iron ini.

Hasil dari inokulasi E. coli setelah di inkubasi 37 C untuk plat agar dengan
cara Streakdengan menggunakan media MCA (Mac Conkey Agar), Vogel Johnson
Agar (VJA), Cetrimide Agar (CA), Simmon sitrat dan Triple Sugar Iron Agar
(TSIA)
• E. coli pada media MCA (Mac Conkey Agar)

Pada penanaman inokula e.coli pada dimedia mac conkey agar ditunjukan
dengan penampakan bakteri dengan warna koloni bakter merah bata dipermukaan
media dan warna media yang semula merah tua berubah menjadi kuning muda.
Pada media ini E.coli dapat tumbuh dengan baik karena E. coll termasuk bakteri
gram negatif serta E coll memferentasi laktosa dan menvebabkan. penurunan pHI,
schingga mempermudah absorpsi neutral red untuk mengubah koloni menjadi
menjadi merah bata dan bile empedu diendapkan.

• E. coli pada media VA (Vogel Johnson Agar)

Pada penanaman inokula E. coli pada di media Vogel Johnson Agar tidak
ditunjukkan dengan penampakan bakteri dipermukaan media karena adanya lithium
chloride pada kandungan media Vogel Johnson Agar yang menghambat
pertumbuhan bakteri E. coli serta bakteri ini merupakan bakteri gram positif. Tetapi
pada media Vogel Johnson Agar Warna media berubah dari merah muda menjadi
orange akibat fermentasi mannitol dari bakteri E. coli

• E. coli pada media CA (Cetrimide Agar)

Warna media berubah yang awalnya kuning bening menjadi bening. Pada
penanaman inokula E. coli pada di media Cetrimide Agar ditunjukkan penampakan
bakteri dipermukaan media Cetrimide Agar dengan warna koloninya putih dan
warna media berubah yang awalnya kungin being menjadi bening. Pertumbuhan
tersebut karena bakteri E. coli merupakan bakteri gram negatif yang dapat tumbuh
pada media Cetrimide Agar seperti halnya pseudomonas.

• E. coli pada media Simmon Sitrat

Pada penanaman inokula E. coli pada media Simmon Strat ditunjukkan dengan
perubahan warna media yang awalnya warna hijau menjadi biru tua. Perubahan
warna tersebut menunjukkan adanya bakteri yang tumbuh menggunakan sitrat
sebagai sumber karbon tunggal serta sumber energi dan bakteri E. coli dapat
memetabolisme garam amonium dalam medium dan penggunaan sitrat dapat
meningkatkan pH media. Peningkatan pH tersebut menyebabkan perubahan warna
pada indikator bromthymol biru yang mengubah warna media menjadi biru.

• E. coli pada media TSIA (Triple Sugar Iron Agar medium)

Pada penanaman inokula E. coli pada media Triple Sugar Iron Agar medium
ditunjukkan penarapakan bakteri dipermukaan media seta warna media berubah
yang awalnya merah menjadi kaning. Bakteri E. coli merupakan bakteri gram
negatif yang memfermentasi dekstrosa/laktosa/sukrosa dan di bagian bawahnya
berwarna hitam serta terdapat gelembung oksigen diatas permukaan hitam, hal ini
karena terbentuknya H,S positif dari farmentasi Hz dan CO, oleh bakteri E. coli
pada media Triple Sugar Iron Agar medium.

Hasil dari inokulasi Pseudomonas aeruginosa setelah di inkubasi 37°C untuk plat
agar dengan cara Streak dengan menggunakan media MCA (Mac Conkey Agar),
Vogel Johnson Agar (VJA), Cetrimide Agar (CA), Simmon sitrat dan Triple Sugar
Iron Agar (TSIA)

• Pseudomonas aeruginosa pada media MCA (Mac Conkey Agar)

Pada penanaman inokula Pseudomonas aeruginosa di media Mac Conkey Agar


ditunjukkan dengan perubahan warna di media Mac Conkey Agar yang awalnya
merah tua menjadi kuning. Perubahan warna tersebut menunjukkan adanya
pertumbuhan bakteri di media MA, karena bakteri ini termasuk gram negatif yang
dapat memfermentasi laktosa menyebabkan penurunan pH, sehingga
mempermudah absorpsi neutral red untuk mengubah koloni menjadi merah bata
dan bile/ empedu diendapkan.

• Pseudomonas aeruginosa pada media VJA (Vogel Johnson Agar)

Pada penanaman inokula Pseudomonas aeruginosa di media Vogel Johnson


Agar ditunjukkan dengan penampakan bakteri di media dengan warna koloninya
putih dan perubahan warna media berubah awalnya merah muda menjadi orange.
Perubahan warna menjadi merah muda disebabkan fermentasi manitol.

• Pseudomonas aeruginosa pada media CA (Cetrimide Agar)


Pada penanaman inokula Pseudomonas aeruginosa di media Cetrimide Agar
ditunjukkan dengan penampakan bakteri di media Cetrimide Agar terjadi
perubahan warna media berubah menjadi being yang semula berwarna kuning
being dan warna koloni bewarna kuning-hijau bening karena pada media CA
mengandung Cetrimide sehingga bakteri Pseudomonas aeruginosa meningkatkan
produksi pigmen fluorescens.

• Pseudomonas aeruginosa pada media Simmon Sitrat

Pada penanaman inokula Pseudomonas aeruginosa di media Simmon Strat


ditunjukkan dengan penampakan bakteri di media Simmon Strat dengan koloninya
bewarna putih dan terjadi perubahan warna pada media yang awalnya bewarna
hijau menjadi biru tua. Ini karena bakteri Pseudomonas aeruginosa menggunakan
sitrat, maka asam akan dihilangkan dari media Simmon Sitrat sehingga
menyebabkan peningkatan pH . Medium Simmon's citrate agar yang merupakan
medium sintetik dengan trinatrium sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon,
amonium (NH4 ) sebagai sumber nitrogen dan brom timol biru sebagai indikator
pH.

• Pseudomonas aeruginosa pada media TSIA (Triple Sugar Iron Agar)

Pada penanaman inokula pseudomas aeruginosa dimedia triple sugar iron


agar tidak ditunjukan dengan penampakan bakteri dan tidak menjadi perubahan di
media triple sugar iron agar medium. Ini karena tidak mampu memfermentasikan
dekstrosa.

VII. Kesimpulan
7.1 Pada media spesifik Mac Conkey Agar (MCA) dapat menumbuhkan bakteri
Escherichia coli dan bakteri Pseudomonas aeruginosa. Pada media spesifik
Vogel Jonson Agar (VJA) dapat menumbuhkan bakteri Staphyloccous
aureus. Pada media spesifik Centrimide Agar (CA) dapat menumbuhkan
bakteri Pseudomonas aeruginosa. Pada media spesifik Simmon Sitrat (SS)
dapat menumbuhkan bakteri Escherichia coli. Pada media spesifik Triple
Sugar Iron Agar (TSIA) dapat menumbuhkan bakteri Escherichia coli dan
bakteri Pseudomonas aeruginosa.
7.2 Perubahan yang terjadi pada media spesifik yang diinokulasi bakteri adalah
timbul koloni bakteri berbagai warna, sesuai dengan komposisi yang
terkandung dalam medianya.
Daftar Pustaka

Dwidjoseputro. (2005). Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan.

Entjang I. (2003). Mikrobiologi dan Parasitologi Untuk Akademi


Keperawatan. Jakarta : PT. Citra Aditya Bakti.

Iud W. (2008). Teknik dan Metode Dasar Dalam Mikrobiologi. Malang :


UMM Press

Lay, B. W. (1994). Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta: Rajawali.

Nur Indriyani, Asnani. (2007). Penuntun Praktikum Mikrobiologi Akuatik,


Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan. Kendari : Kendari.

Pelczar, M. J. (1988). Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Universitas


Indonesia.

Pelczar. (1996). Mycrobiology. Tokyo: Mc Graw Hill.

Pelezar,chan. (2008). Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI Press.

Petit, et al. (2005). Kapita Selekta Hematologi. Jakarta : Penerbit Buku


Kedokteran EGC.

Prescott, Harley, Klein’s. (2008). Microbiology 7th edition. Boston :


Published by McGraw-Hill.

Putri, A. L. (2018). Isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat dari pangan
fermentasi berbasis ikan (Inasua) yang diperjualbelikan di Maluku-
Indonesia. Jurnal Biologi Tropika Vol. 1, No. 2, 6-12.

Volk, W. a. (1993). Mikrobiologi Dasar Jilid 1 Edisi ke 5. Jakarta: Erlangga.


LAMPIRAN

No. Nama NPM Penugasan


- Alat Bahan
- Prosedur
1. Alifah Malebina Aryan 10060322057
Percobaan
- Data Pengamatan
2. Wulandari Sri Wijaya 10060322058 - Pembahasan
- Teori Dasar
3. Elfitri Nurhaliza 10060322059
- Daftar Pustaka
- Edit
4. Silviya Nur Hasanah 10060322060 - Tujuan
- Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai