BAGIAN ORAL BIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI MAKASSAR, 09 MEI 2014 PENGENCERAN
ASISTEN : 1. TEIZA NABILAH, S.Kg 2. NURUL FITRI
KELOMPOK XI ( SEMBILAN ) 1. ORYZA SATIVA 6. PUSPA SARI HAFID 2. NUR ZAKINAH 7. MUSHIDAYAH AULIA 3. NURUL IFFAH AULIYAH 8. WENNI PUSPA 4. ASTI PUSPITA ADNAN 9. CHUSNUL FATIHAH 5. SRIDEVIANTI 10. OCTHAVYA DEVIN PRADANA
BAGIAN ORAL BIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014
2
KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya jualah sehingga tim penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah yang berjudul PENGENCERAN ini disusun sebagai laporan praktikum laboratorium Blok IKGDK ORAL BIOLOGI 2. Disadari bahwa dalam pembuatan makalah ini tim penulis banyak menemukan kendala- kendala, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu terciptanya makalah ini terutama kepada: 1. Kakak asisten yang telah memberikan arahan selama pelaksanaan praktikum 2. Orang tua tim penulis, yang senantiasa menyalurkan semangat dan kasih sayang yang tiada henti kepada penulis. 3. Mahasiswa fakultas kedokteran gigi angkatan 2013 yang telah mendukung kami dalam proses praktikum dan pembuatan makalah ini. Tak ada gading yang tak retak, oleh karenanya kami mohon maaf apabila terdapat kekeliruan makalah ini. Kritik dan saran yang sifatnya membangun, demi penyempurnaan makalah ini sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Makassar, 09 Mei 2014
Tim Penyusun
3
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mikroorganisme adalah jasad renik yang tidak dapat dilihat oleh mata, karena ukurannya sangat kecil, bahkan beberapa jenis diantaranya, hanya terdiri dari satu sel. Contohnya bakteri. 1 Bakteri merupakan organisme yang dapat merugikan sekaligus menguntungkan bagi kehidupan manusia. Beberapa bakteri dapat merugikan karena dapat menyebabkan penyakit. 2
Bakteri yang menguntungkan dan merugikan bagi kepentingan organisme perlu dipelajari supaya bakteri yang menguntungkan, keberadaannya (kapasitas jumlahnya) dapat diperbanyak sedangkan untuk bakteri yang merugikan (patogen) jumlah populasinya dapat ditekan dan dapat dilakukan tindakan pencegahan atau antisipasi infeksi bakteri tersebut. 3 Pengukuran kuantitatif populasi mikroorganisme sangat diperlukan untuk berbagai macam penelaahan mikrobiologis. Terdapat berbagai macam cara untuk menghitung jumlah mikroorganisme, misalnya perhitungan melalui pengenceran. Cara yang paling umum digunakan adalah perhitungan bakteri hidup, dengan metode ini pengenceran berseri dari sampel yang mengandung mikroorganisme ditanam pada media pertumbuhan yang sesuai. 3 Dalam praktikum dilakukan pengenceran untuk biasa menghitung jumlah koloni bakteri dan tidak terlau banyak.
1.1 Tujuan Penelitian Praktikum melakukan pengenceran bertujuan untuk menurunkan jumlah mikroorganisme dan membuat medium untuk biakan mikroba. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana membuat mikroorganisme lebih spesifik dengan pemngenceran dan membuat medium untuk membiakkan mikroba. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengenceran Pengenceran adalah proses penambahan pelarut kedalam suatu larutan, yang akan mengurangi konsentrasi (molaritas) larutan tanpa mengubah jumlah mol total zat terlarut yang terdapat dalam larutan. 4 Pengenceran pertama kali dilakukan oleh Lister pada tahun 1965 yang berhasil membiakkan streptococcus Lactis pada media susu yang telah masam, dalam media terkandung biakan murni bakteri susu berbentuk bulat tersebut. Mekanisme pengisolasian adalah dengan cara pengenceran sampel dari suatu suspense yang berisi bermacam-macam mikroorganisme pada tabung tersendiri. Kemudian diambil 1 ml untuk diencerkan kembali dan diulang untuk pengenceran ketiga. Pada pengenceran ketiga banyaknya sample yang diambil adalah 0,1 ml yang akan disebar pada medium padat. Pada medium padat ini nantinya akan kita peroleh beberapa koloni atau mungkin hanya satu koloni saja. 5 2.2 Dengan Penuangan Dilakukan pertama kali oleh Robert Koch (1843-1905) yang menemukan metode lain dalam mengisolasi mikroorganisme. Ia menggunakan kaldu dan gelatin encer sebagai medium untuk membiakkan mikroorganisme dengan cara menyebarkan sampel bakteri yang telah diencerkan ke dalam media tersebut, setelah mengental akan diperoleh koloni-koloni yang dapat dianggap biakan murni. 5
Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengisolasi dengan cara tuang adalah : 1. Metode Sebar di Atas pelat Agar ( Spread Plate Method) Teknik atau cara ini sesuai dengan namanya, adalh teknik dengan menyebarkan sampel (yang telah diencerkan) diatas permukaan pelat agar dalam cawan petri. Umumnya antara 0,1 ml dan 1 ml sampel disebarkan 5
dipermukaan media padat dengan menggunakan tangkai gelas steril (batang pengaduk). Cawan kemudian diinkubasi dan jumlah koloni yang tumbuh akan dihitung. 3
Metode ini cukup sulit dilakukan bagi pemula dikarenakan yang memakan waktu yang cukup lama dan sulit sehingga dapat memperbesar kemungkinan terjadinya kontaminasi. Metode ini membentuk goresan 3-4 kali pada setiap sisi cawan dengan menggunakan ose steril kemudian mensterilkan ose dengan membakarnya pada api Bunsen. 5
2. Metode Agar Tuang ( Pour Plate Method) Metode agar tuang seperti halnya metode perhitungan jumlah kuman hidup lainnya, dilakukan dengan mencampurkan sampel pada media padat yang mendukung pertumbuhan mikroorganisme, dan kemudian menginkubasi pelat sehingga setiap sel bakteri dapat membelah dan membentuk koloni. Dengan demikian, jumlah koloni yang tumbuh tersebut dapat dihitung. Karena pada umumnya tidak mempunyai gambaran tentang jumlah bakteri dalam sampel, penyiapan pengenceran berseri hamper selalu dibutuhkan untuk memastikan bahwa kita akan mendapatkan pengenceran dengan jumlah bakteri yang dapat dihitung. 3
Metode ini agak lebih mudah dibandingkan dengan metode gores, dilakukan dengan cara mengencerkan sampel dengan larutan fisiologi (NaCl 0,85%) dengan tujuan sebagai penyangga pH bakteri agar tidak rusak karena menurunnya pH lingkungan. Pengenceran dapat dilakukan secara berulang- ulang atau sampai memenuhi cawan. Sekitar 1 mL campuran dituangkan kedalam cawan petri steril, yang dilanjutkan dengan menuangkan larutan nutrient sebagai media penyubur dengan suhu antara 40-50 C. ditutup dan disimpan dalam inkubator dengan suhu 37C selama 1 x 24 Jam. 5 6
2.3 BHI Agar (Brain Heart Fusion Agar) BHI AGAR adalah media non - selektif diperkaya digunakan untuk isolasi dan budidaya berbagai bakteri , termasuk ragi dan jamur . Sifat nutrisi dasar otak infus jantung dari padatan serta pepton daging , dengan penambahan ekstrak ragi . Media ini dilengkapi dengan hemin dan vitamin K1 sebagai faktor pertumbuhan untuk sebagian besar bakteri anaerob . Media ini disiapkan , dibagikan ,disimpan dan dikemas dalam kondisi bebas oksigen untuk mencegah pembentukan produk teroksidasi sebelum digunakan . 6 Disetujui tindakan pencegahan Biohazard dan teknik aseptik harus diamati ketika menggunakan produk ini . Produk ini untuk digunakan hanya oleh personel benar - terlatih dan berkualitas . Sterilkan semua biohazard limbah sebelum dibuang . 6 Setelah menerima ,menyimpan pada suhu kamar ( 13C - 27C ) dalam wadah aslinya sampai digunakan . Hindari terlalu panas atau dingin . Jangan gunakan media jika ada tanda-tanda kerusakan (menyusut,retak atau perubahan warna akibat oksidasi media) atau kontaminasi . Tanggal kedaluwarsa berlaku untuk produk dalam kemasan aslinya dan disimpan sebagai diarahkan . Jangan gunakan produk melewati tanggal kedaluwarsa yang ditampilkan pada wadah . Media ini harus mendukung pertumbuhan yang baik dari banyak anaerob fastidious dan non-fastidious diisolasi dari spesimen klinis . Organisme berikut secara rutin digunakan untuk pengujian kontrol kualitas di anaerob Systems. 6 Pengguna Quality Control : Penentuan akhir sejauh dan kuantitas pengguna kontrol kualitas laboratorium harus ditentukan oleh pengguna akhir . Jika pengujian sterilitas harus dilakukan pada produk ini , persentase yang sesuai dari jumlah pengiriman asli harus diinkubasi anaerob dan aerob untuk 48-96 jam . Jika kapasitas gizi / hambat media ini adalah untuk diuji untuk 7
kinerja, dianjurkan bahwa organisme ATCC berikut dievaluasi untuk pertumbuhan / penghambatan . 6
BAB III METODE PENGAMATAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat 1. Masker dan steril handscun
2. Korek kayu
3. Hands prayer 8
4. Bunsen
5. Spoit 10 cc dan 1 cc
6. Inkubator
9
7. Cawan Petri
8. Tabung Reaksi
10
3.1.2 Bahan 1. Sampel hasil inkubasi
2. BHIA (Brain Heart Infusion Agar)
3. Alkohol 70 %
11
4. Tissue
5. Spirtus
6. Kapas
7. Aluminium foil
8. Kertas Label
3.2 Prosedur Kerja 1. Gunakan masker & handskun steril 12
2. Nyalakan api pada bunsen
Gambar III.3.2.2 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014) 3. Siapkan 5 buah tabung reaksi steril
Gambar III.3.2.3 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014) 4. Tambahkan 9 ml air suling/steril ke setiap tabung
13
Gambar III.3.2.4 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014) 5. Ambil dengan menggunakan spoit 1 ml sampel hasil inkubasi ke dalam tabung I kemudian homogenkan
Gambar III.3.2.5 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014) 6. Usahakan semua alat dan bahan selalu didekatkan dengan api agar tetap steril
Gambar III.3.2.6 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014) 7. Dari tabung I ambil 1 ml larutan pengenceran lalu pindahkan ke tabung II dengan spoit yang berbeda kemudian homogenkan 14
Gambar III.3.2.7 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014) 8. Dari tabung II ambil 1 ml larutan pengenceran lalu pindahkan ke tabung III dengan spoit yang berbeda kemudian dihomogenkan.
Gambar III.3.2.8 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014) 9. Dari tabung III ambil 1 ml larutan pengenceran lalu pindahkan ke tabung IV dengan spoit yang berbeda kemudian dihomogenkan.
15
Gambar III.3.2.9 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014) 10. Dari tabung IV ambil 1 ml larutan pengenceran lalu pindahkan ke tabung V dengan spoit yang berbeda kemudian dihomogenkan.
Gambar III.3.2.10 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014) 11. Dari tabung V ambil 1 ml larutan pengenceran lalu pindahkan ke tabung VI dengan spoit yang berbeda kemudian dihomogenkan.
Gambar III.3.2.11 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014) 12. Dari tabung VI ambil 1 ml larutan pengenceran lalu pindahkan ke tabung VII dengan spoit yang berbeda kemudian dihomogenkan. 16
Gambar III.3.2.12 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014) 13. Dari tabung VII ambil 1 ml larutan pengenceran lalu pindahkan ke tabung VIII dengan spoit yang berbeda kemudian dihomogenkan.
Gambar III.3.2.13 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014) 14. Siapkan 5 buah cawan petri yang steril
Gambar III.3.2.14 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014) 15. Dari tabung IV diambil 1 ml lalu dimasukkan ke cawan petri I karena yang digunakan untuk praktikum ini adalah 5 pengenceran terakhir 17
Gambar III.3.2.15 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014) 16. Dari tabung V diambil 1 ml lalu dimasukkan ke cawan petri II
Gambar III.3.2.16 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014) 17. Dari tabung VI diambil 1 ml lalu dimasukkan ke cawan petri III
Gambar III.3.2.17 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014) 18. Dari tabung VII diambil 1 ml lalu dimasukkan ke cawan petri IV 18
Gambar III.3.2.18 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014) 19. Dari tabung VIII diambil 1 ml lalu dimasukkan ke cawan petri V
Gambar III.3.2.19 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014) 20. Pada saat melakukan prosedur diusahakan agar tetap steril 21. Tuangkan medium BHIA 8 ml ke masing-masing cawan petri
19
Gambar III.3.2.21 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014) 22. Homogenkan dengan membentuk angka 8
Gambar III.3.2.22 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014) 23. Biarkan sampai memadat kemudian tutup dengan kertas
Gambar III.3.2.23 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014) 24. Inkubasi pada suhu 37 0 C 1 x 24 jam 20
Gambar III.3.2.24 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014)
21
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Alat 1. Masker dan steril handscun
Handscun : menjaga peralatan yang digunakan tetap steril dan melindungi serta mengurangi resiko praktikan terkontaminasi mikroorganisme selama praktikum Masker : melindungi dan mengurangi resiko praktikan terkontaminasi mikroorganisme selama praktikum lewat jalan nafas mulut dan hidung 2. Korek kayu
Fungsi : untuk menyalakan api pada Bunsen 3. Hands prayer 22
Fungsi : membantu menciptakan kondisi steril / wadah untuk mengisi alkohol 4. Bunsen
Fungsi : membantu menciptakan kondisi yang steril 5. Spoit 3cc dan 1 cc
Fungsi : mengambil atau memindahkan cairan tertentu dengan volume tertentu
6. Inkubator 23
7. Tabung Reaksi
Fungsi : Menampung larutan dalam jumlah yang sedikit 8. Cawan Petri
Fungsi : sebuah wadah yang bentuknya bundar dan terbuat dari plastik atau kaca yang digunakan untuk membiakkan sel. 4.2 Bahan 1. Sampel hasil inkubasi 24
Fungsi : Campuran dengan air steril dalam pengenceran 2. BHIA (Brain Heart Infusion Agar)
Fungsi : Diperkaya media non-selektif untuk isolasi dan budidaya sebagian bakteri anaerob 3. Alkohol 70 % 25
Fungsi : cairan untuk menciptakan kondisi steril 4. Tissue
Fungsi : membersihkan alat atau meja setelah di beri alkohol ataupun sebagai alas untuk alat-alat yang telah steril 5. Spiritus
Fungsi : untuk mengisi bunsen dan membantu kondisi steril 6. Kapas
Fungsi : menutup botol vial dan menciptakan kondisi steril 7. Aluminium foil 26
Fungsi : menciptakan kondisi steril 8. Kertas Label
Fungsi : memberi identitas pada botol vial saat dimasukkan kedalam inkubator 4.3 Prosedur Kerja 1. Gunakan masker & handskun steril 2. Nyalakan api pada bunsen 3. Siapkan 5 buah tabung reaksi steril 4. Tambahkan 9 ml air suling/steril ke setiap tabung 5. Ambil dengan menggunakan spoit 1 ml sampel hasil inkubasi ke dalam tabung I kemudian homogenkan 6. Usahakan semua alat dan bahan selalu didekatkan dengan api agar tetap steril 7. Dari tabung I ambil 1 ml larutan pengenceran lalu pindahkan ke tabung II dengan spoit yang berbeda kemudian homogenkan 8. Dari tabung II ambil 1 ml larutan pengenceran lalu pindahkan ke tabung III dengan spoit yang berbeda kemudian dihomogenkan. 9. Dari tabung III ambil 1 ml larutan pengenceran lalu pindahkan ke tabung IV dengan spoit yang berbeda kemudian dihomogenkan 10. Dari tabung IV ambil 1 ml larutan pengenceran lalu pindahkan ke tabung V dengan spoit yang berbeda kemudian dihomogenkan. 27
11. Dari tabung V ambil 1 ml larutan pengenceran lalu pindahkan ke tabung VI dengan spoit yang berbeda kemudian dihomogenkan. 12. Dari tabung VI ambil 1 ml larutan pengenceran lalu pindahkan ke tabung VII dengan spoit yang berbeda kemudian dihomogenkan. 13. Dari tabung VII ambil 1 ml larutan pengenceran lalu pindahkan ke tabung VIII dengan spoit yang berbeda kemudian dihomogenkan. 14. Siapkan 5 buah cawan petri yang steril 15. Dari tabung IV diambil 1 ml lalu dimasukkan ke cawan petri I karena yang digunakan untuk praktikum ini adalah 5 pengenceran terakhir 16. Dari tabung V diambil 1 ml lalu dimasukkan ke cawan petri II 17. Dari tabung VI diambil 1 ml lalu dimasukkan ke cawan petri III 18. Dari tabung VII diambil 1 ml lalu dimasukkan ke cawan petri IV 19. Dari tabung VIII diambil 1 ml lalu dimasukkan ke cawan petri V 20. Pada saat melakukan prosedur diusahakan agar tetap steril 21. Tuangkan medium BHIA 8 ml ke masing-masing cawan petri 22. Homogenkan dengan membentuk angka 8 23. Biarkan sampai memadat kemudian tutup dengan kertas 24. Inkubasi pada suhu 37 0 C 1 x 24 jam
4.4 Hasil Pengamatan 1. Cawan Petri I (Pengenceran 10 -4 )
Gambar IV 4.1 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014) 28
Pada cawan petri pertama ini terbentuk banyak koloni bakteri pada pengenceran 10 -4 2. Cawan Petri II (Pengenceran 10 -5 )
Gambar IV 4.2 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014) Pada cawan petri ini terjadi kegagalan pada pengenceran 10 -5
karena mediumnya tidak dihomogenkan dengan baik 3. Cawan Petri III (Pengenceran 10 -6 )
Gambar IV 4.3 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014) Pada cawan petri pengenceran 10 -6 ini juga terjadi kegagalan dikarenakan medium sudah mulai memadat dan tidak dihomogenkan dengan baik 4. Cawan Petri IV (Pengenceran 10 -7 ) 29
Gambar IV 4.4 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014) Pada cawan petri ini dengan pengenceran 10 -7 juga terjadi kegagalan dikarenakan medium mulai memadat meskipun sudah berusaha untuk dipanaskan kembali. 5. Cawan Petri V
Gambar IV 4. 5 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014) Pada cawan petri ini pada pengenceran 10 -8 medium mulai memadat dan menggumpal serta langsung dituangkan kedalam cawan serta menghomogenkannya tidak efektif.
30
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Analisa Prosedur Hal pertama yang harus dilakukan adalah proses sterilisasi alat. Setelah alat-alat steril, hubungannya dengan dengan pengenceran yaitu kembali lagi ke tujuan sterilisasi, yaitu membebaskan dari segala kehidupan mikroorganisme agar tidak terkontaminasi dengan bakteri yang ingin diamati. Pada praktikum pengenceran ini dilakukan pada sampel rongga mulut yang telah dicampurkan dengan medium transport yaitu kalkulus. Tujuan dari pengenceran ini untuk mengurangi konsentrasi nutrisi dan koloni mikroorganisme yang bergerombol padat, sehingga nantinya dapat diamati dan diketahui jumlah mikroorganisme secara spesifik serta untuk mendapatkan perhitungan yang tepat. Pengenceran biasanya dilakukan secra desimal, yaitu 10, 10, dan seterusnya hingga didapatkan jumlah koloni mikroorganisme yang lebih sedikit. Pada praktikum pengenceran, pertama disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Bahan yang digunakan berupa aquades, medium padat berupa BHIA, dan medium transport yang sudah dicampur sampel kalkulus. Disiapkan 8 tabung reaksi yang sudah diberi label I-VIII. Setelah itu, setiap tabung diisi dengan Aquades sebanyak 9 ml menggunakan spoit 10 ml. Kemudian dari medium transport yang sudah diinkubasi selama 24 jam diambil sebanyak 1 ml dan dimasukkan kedalam tabung I. Setiap pengambilan cairan dilakukan didekat api bunsen dengan tujuan agar tidak terkontaminasi dengan mikroorganisme dari udara. Lalu dihomogenkan didekat api bunsen. Selanjutnya, diambil 1 ml larutan campuran dari tabung I dan dimasukkan kedalam tabung II. Dihomogenkan lagi. Demikian seterusnya hingga tabung ke-VIII dengan pengenceran akhir 10. Setelah dilakukan pengenceran, tahap selanjutnya mengambil 1 ml larutan campuran dari setiap tabung untuk dipindahkan kedalam cawan petri yang sudah diberi label. Karena pada praktikum pengenceran dibutuhkan 8 cawan petri, namun karena kekurangan alat, cawan petri yang digunakan hanya berjumlah 5 31
buah. Dengan demikian, pengenceran yang digunakan dihitung dari tabung IV- VIII. Selanjutnya medium BHIA sebanyak 8 ml dituang kedalam setiap cawan yang sudah berisi 1 ml larutan campuran dari urutan tabung IV-VIII. Lalu cawan petri dihomogenkan dengan cara membentuk angka 8. Kemudian, medium BHIA akan memadat setelah 10-15 menit dan bungkus dengan kertas. Terakhir, cawan petri yang sudah dibungkus kertas dimasukkan kedalam inkubator dan akan diinkubasi selama 24 jam, agar mikroorganisme yang ingin diamati tetap dalam suhu yang stabil, 37C. 5.2 Analisis Hasil Setelah dilakukan inkubasi selama 24 jam, cawan petri dibuka dari bungkus kertas. Dari hasil yang didapatkan, hanya cawan petri I dengan pengenceran 10 yang sesuai dengan hasil seharusnya penanaman mikroorganisme. Yaitu, jelas terlihatnya mikroba-mikroba yang tersebar pada medium BHIA. Selebihnya, cawan petri II-V mengalami kegagalan karena pemadatan medium BHIA yang terlalu cepat dan kurang dilakukannya homogen pada cawan petri. Sehingga cawan petri II-V mengalami penggumpalan yang tidak merata.
32
BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan yaitu pengenceran dapat kami simpulkan bahwa pengenceran adalah proses penambahan pelarut kedalam suatu larutan, yang akan mengurangi konsentrasi (molaritas) larutan tanpa mengubah jumlah mol total zat terlarut yang terdapat dalam larutan. Mekanisme pengisolasian adalah dengan cara pengenceran sampel dari suatu suspense yang berisi bermacam-macam mikroorganisme pada tabung tersendiri. Metode penuangan ada metode sebar dan metode tuang. Metode yang paling efektif adalah metode tuang karena jika metode yang digunakan adalah metode sebar medium padat akan mengendap.
6.2 Saran Saran kelompok kami sebaiknya setiap praktikan, lebih banyak membaca literatur yang berkaitan dengan praktikum agar lebih memahami tujuan dari praktikum.
33
DAFTAR PUSTAKA 1. Novizan. Membuat dan memanfaatkan peptisida ramah lingkungan. Jakarta : AgroMedia Pustaka ; 2002. p,46 2. Karmana O. Biologi untuk kelas x semester 1 sekolah menengah atas. Bandung : Grafindo Media Pratama ; 2008. p,58 3. Harmita, Radji M. Buku ajar analisis hayati 3rd ed. Jakarta : EGC ; 2008. p,125-9, 130-3 4. Raimond C. Kimia dasar 1st ed. Jakarta : Erlangga. p,114 5. Suparmuji. Teknik Isolasi Bakteri 6. Anonim. Brain heart infusion agar. Anaerob System ; 2007: 1-2
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis