Anda di halaman 1dari 13

LAPORAK PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI

UJI CEMARAN MIKROBA DAN UJISTERILITAS


Di Susun Untuk Tugas Mata Kuliah Mikrobiologi

Dosen Pengampu

Ni’matul Murtafi’ah,S.Pd.,M.Sc.(NM)

Disusun oleh :
KELOMPOK 8:
Aris Arisman G122005
Putri Rahma Dany G122017
Akbar Maulana G122022
Ranti Nurlita G122027
Ilma Alifa G122028
Hilda Sheva Adzkia G122046

PROGAM STUDI SARJANA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI

BANDUNG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah dengan tepat waktu. Adapun judul
dari makalah ini adalah “UJI CEMARAN MIKROBA DAN UJI STERILITAS”.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas kelompok dari Ibu. Ni’matul
Murtafi’ah,S.Pd.,M.Sc. dan diharapkan dapat menambah wawasan penulis serta pembaca.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak,
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama
pada bagian isi. Oleh karena itu, kami menerima segala bentuk kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami
memohon maaf. Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah yang
berjudul uji cemaran mikroba dan sterilitas ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan.

Bandung,12 oktober 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................................................ii
BAB I ........................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
Tujuan ................................................................................................................................................. 1
Prinsip ................................................................................................................................................. 1
Dasar Teori .......................................................................................................................................... 1
BAB II ....................................................................................................................................................... 3
PERCOBAAN ............................................................................................................................................ 3
ALAT DAN BAHAN ............................................................................................................................... 3
PROSEDUR........................................................................................................................................... 3
HASIL PENGAMATAN .......................................................................................................................... 4
BAB III ...................................................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 7
BAB IV...................................................................................................................................................... 9
PENUTUPAN ............................................................................................................................................ 9
Saran ................................................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................. 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Tujuan
a) Mahasiswa dapat melakukan penetapan jumlah cemaran mikroba yang
terdapat pada sediaan farmasi (baik obat,kosmetika,maupun bahan baku),
makanan sera minuman.
b) Mahasiswa dapat menentukan apakah sediaan atau alat yang ada harus
dalam kondisi steril, memenuhi syarat sterilitas sebagai bagian
persyaratan resmi dari pengawasan mutu.

B. Prinsip
Jika mikroorganisme yang hidup atau ada dalam suatu bahan atau cuplikas,
ditumbuhkan pada media dengan kondisi yang sesuai, suhu optimal dan nutrisi yang
cukup, maka sel akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat diamati
dengan mata. Tiap sel yang hidup akan berkembang biak menjadi satu koloni. Jumlah
koloni yang muncul pada cawan merupakan petunjuk bagi jumlah mikroorganisme
hidup yang terkandung dalam bahan atau cuplikan tersebut.
Menemukan ada atau tidaknya pertumbuhan mikroba pada media yang
diinokulaasikan dan diinkubasikan pada suhu yang sesuai.
C. Dasar Teori
Jumlah mikroorganisme di dalam suatu sediaan, baik sediaan obat, obat
tradisional, makanan ataupun kosmetika dapat ditentukan dengan menghitung jumlah
1unsen1o koloni. Hal ini biasa dilakukan terutama untuk mengetahui tingkat cemaran
mikroorganisme dalam produk tertentu atau untuk mengetahui apakah sediaan
tersebut bebas dari cemaran atau tidak. Penetapan jumlah sel mikroorganisme hidup
(viable count) adalah jumlah minimum mikroorganisme, karena koloni yang tumbuh
pada lempeng agar merupakan gambaran mikroorganisme yang dapat tumbuh dan
berbiak dalam media dan suhu inkubasi tertentu.
Koloni yang tumbuh tidak selalu berasal dari satu sel mikoorganisme, karena
beberapa mikroorganisme tertentu cenderung untuk berkelompok. Bila ditumbuhkan
pada media dan lingkungan yang sesuai, kelompok bakteri ini hanya akan

1
2

menghasilkan satu koloni. Berdasarkan hal tersebut, seringkali digunakan istilah


Colony Forming Units (cfu/ml) untuk penghitungan jumlah mikroorganisme hidup.
Sebaiknya, penghitungan koloni dilakukan pada lempeng agar yang mengandung
30 – 300 koloni. Lempeng agar dengan jumlah koloni yang tinggi (>300 koloni) sulit
untuk dihitung, sehingga kemungkinan kesalahan perhitungan sangat besar.
Pengenceran sampel membantu untuk memperoleh perhitungan jumlah yang benar,
namun pengenceran yang terlalu tinggi akan menghasilkan lempeng agar dengan
jumlah koloni yang kecil (<30 koloni). Lempeng agar demikian tidak 2unse secara
statistic untuk digunakan dalam perhitungan.
Pengujian sterilitas dilakukan untuk menentukan apakah suatu sediaan,
bahan/alat yang harus dalam keadaan steril telah memenuhi syarat sterilitas, sebagai
bagian dari pengawasan mutu. Sterilitas dapat diartikan bahwa suatu sampel hanya
dapat diyakini steril jika sampel tersebut seutuhnya bebas dari mikroba viable.
Kriteria sterilitas merupakan persyaratan resmi untuk sediaan/bahan yang harus
dalam kondisi steril, seperti sediaan parenteral (injeksi), obat tetes mata, jarum suntik,
alat kontrasepsi, benang bedah, dan lain-lain.
Pengujian sterilitas dilakukan terhadap hanya suatu bagian kecil dari suatu batch
atau lot sediaan, tetapi hasilnya harus dapat merefleksikan keadaan dari keseluruhan
bacth/lot tersebut. Jumlah sampel yang diambil untuk pemeriksaan sterilitas harus
mewakili seluruh batch dan jumlahnya harus cukup agar hasilnya dapat memenuhi
batas-batas kenyakinan yang memadai.
Zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorgansme yang ada dalam
sediaan yang diperisa harus diinaktifkan atau dipisahkan dahulu sebelum inkubasi.
Salah satu cara adalah dengan penggunaan 2unsen2o filtrasi dan kemudian dilakukan
inkubasi dari 2unsen2o tersebut di atas media biakan.
Uji sterilitas dapat dilakukan dengan 2unsen2o, yaitu dengan cara inokulasi
langsung sediaan ke dalam media uji dan dengan 2unsen penyaringan membrane.
Cara peyaringan terutama berguna untuk sediaan yang mengandung cairan atau
serbuk yang dapat larut yang bersifat bakteriostatik atau 2unsen2or22.
BAB II

PERCOBAAN
ALAT DAN BAHAN

A. Alat:
1. Cawan petri steril
2. Tabung reaksi steril
3. Rak tabung reaksi
4. Pipet ukur 10 ml steril
5. Mikropipet dan tips 1ml
6. Tisu
7. Bunsen
B. Bahan:
1. Media nutrigen agar (NA), media fluid Thioglycolat (FTM), media tryptic
soybean broth (TSB), Media Saboraud Dekstrosa Agar (SDA)+ kloramfenikol
100mg atau 1liter media.
2. Larutan NaCL 0,9n% b/v
3. Alcohol
4. Sampel yang akan diperiksa
5. Suspense Bacilus Subtilis dan Candida albicans

C. PROSEDUR
a) Siapkan alat dan bahan
b) Sterilkan alat dan bahan
c) Buat media na dan pda simpan di 3unsen3or3
d) Masukkan nacl kedalam tabung reaksi sebanyak 9ml
e) Haluskan bahan makanan yang telah dibawa
f) Masukkan makanan yang telah dihaluskan dan minuman sebanyak 1gram/1ml
kedalam larutan nacl dan homogenkan
g) Ambil 1ml larutan dari tabung 1 masukan ke tabung 2, lalu dari tabung 2 ke
tabung 3
h) Ambil 1 ml larutan tabung 1 ke cawan 1, tabung 2 ke cawan 2, begitupun
seterusnya

3
4

Tuangkan media ke masing-masing cawan, gunakan metode pour plate (goyangkan


seperti angka 8), tunggu mengeras
a) Bungkus menggunakan 4unsen4 wrap
b) Lalu simpan cawan petri di 4unsen4or atau suhu ruang dan tunggu selama 24
c) Hitung banyak koloni bakteri yang tumbuh pada masing masing cawan

*catatan: prosedur dilakukan di dalam zona steril (dekat dengan api 4unsen agar tidak
tercemar mikroba lain.

D. HASIL PENGAMATAN
No Gambar Keterangan
1. Menyiapkan alat dan bahan.
Bahan yang digunakan pada
praktikum kali ini yaitu baso.

2. Proses penggerusan baso ad halus

3. Prose penimbangan bahan


sebanyak 1g.setelah ditimbang
dimasukan ke dalam tabung
reaksi
5

4. Proses pemasukan bahan baso


yang sudah ditimbang kedalam
tabung reaksi

5. Prosesn penghomogenan baso


dengan larutan Nacl
menggunakan alat portek.

6. Proses pemindahan sampel dari


tabung reaksi satu (10-¹) ke
tabung reaksi dua (10-²) dan dari
tabung reaksi dua (10-²) ke
tabung reaski tiga (10-³) dengan
menggunakan mikro pipet dan
api Bunsen menyala
7. Proses pemindahan sampel dari
tabung reaksi satu ( 10−1 ) ke
cawan porselen satu ( 10−1 ),
tabung reaksi dua ( 10−2 ) ke
cawan porselen dua (10−2 ), dan
tabung reaksi tiga ( 10−3 ) ke
cawan porselen ( 10−3 )
menggunakan mikro pipet dan
api Bunsen
menyala.
6

8. Sampel yang sudah di dibungkus


menggunakan plastic warp.
Namun setelah di diamkan
selama 24 jam bahkan sampai 48
jam media tidak kunjung kering
karena terjadi kesalahan saat
pembuatan media PDA atau
kesalahan Teknik saat penuangan
media. Oleh karena itu bakteri
tidak tumbuh dalam media yang
sudah dibuat baik dalam sampel
10−1 , 10−2, dan 10−3 .
BAB III

PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Mutu mikrobiologi adalah salah satu kriteria mutu dan keamanan bahan atau produk
pangan. Oleh karena itu pengujian karakteristik mikrobiologi seringkalidilakukan untuk
memenuhi berbagai kriteria mikrobiologi yang diberlakukanuntuk suatu bahan atau produk
pangan. Berbagai metode pengujian mikrobiologi, baik yang konvensional maupun yang
baru atau cepat juga telah banyak dikembangkan dan beberapa telah diaplikasikan.
Identifikasi dan isolasi cemaran bakteri patogen dilakukan dalam rangka pengawasan mutu
secara mikrobiologis.Untuk beberapa jenis mikroba dapat pula dilakukan perhitungan
jumlah koloniatau disebut enumerasi. Jumlah sampel yang diuji harus representatif,
mewakililot yang tersedia (Kusuma dkk., 2017).
Uji sterilitas dilakukan terhadap produk dan bahan yang sebelumnya telahmengalami
proses pensterilan yang telah diberlakukan. Hasilnya membuktikan bahwa prosedur
sterilisasi dapat diulang secara efektif. Tetapi umumnya disetujui bahwa kontrol yang
dilaksanakan selama proses validasi memberikan jaminan telah efektifnya proses sterilisasi.
Uji ini dilakukan terhadap sampel yang dipilihuntuk mewakili keseluruhan lot bahan
tersebut (Lachman et.al., 1986).
Pada percobaan praktikum (Leo mahda.M,dkk.2018) adalah uji cemaran mikroba yang
pertama dilakukan adalah media dicairkan terlebih dahulu didalam water bath dengan suhu
40 – 50 ℃ hingga media cair. Media yang digunakan pada percobaan ini adalah LB (Luria
bertani) dan PDA (Potato Dextro agar). Setelah media cair dinginkan media hingga skira
kira suhu media 50 derajat C dinginkan dalamsuhu ruangan kemudian dibuat pengenceran
decimal.
Pelarut yang digunakan adalah NaCl 0,9 % b/v steril.Larutan NaCl 0,9 % b/v harus
dalam keadaan steril karena larutan NaCl 0,9 % b/vsebagai pelarut dari sample uji yang
tidak boleh mengandung mikroorganismelain yang bias mengkontaminasi sample yang
diujikan. Dengan cara mengambil 1mL sampel air kran lalu dimasukan kedalam tabung
reaksi dan selanjutnyaditambahakan dengan 9 mL NaCl 0,9 % b/v steril.
Menurut Permenkes RI No 32 tahun 2017. Standar Baku Mutu KesehatanLingkungan
untuk media air SPA meliputi parameter fisik, biologi, dan kimia.Beberapa parameter
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk media air SPA berbeda berdasarkan jenis

7
8

SPA (indoor atau outdoor), menggunakan air alamatau air yang diolah, dan bahan
disinfektan yang digunakan dalam penyehatan air SPA. Parameter fisik dalam Standar Baku
Mutu Kesehatan Lingkungan untuk media air SPA terdiri dari parameter bau, kekeruhan,
suhu, dan kejernihan.
Pada praktikum yang sudah kami lakukan sesuai dengan prosudur yang tertera diatas
kami menyipakan alat dan bahan,kemudian memasukan larutan Nacl kedalam tabung reaksi
sebanyak 9ml,menghaluskan bahan yang kami bawa yaitu baso dan menimbang baso
sebanyak 1 gr dan dimasukan kedalam tabung reaksi yang berisi larutan Nacl,kemudian
menghomegenkan baso dengan larutan Nacl yang di tabung reaksi,setalah itu mengambil
larutan baso yang sudah dihomogenkan sebanyak 1 ml ke tabung 1 (10‾1) masukan ke
tabung 2 (10−2) , lalu dari tabung 2 ke tabung 3 (10−3), setelah mengambil 1ml larutan
yang ditabung ke dalam cawan petri,tabung 1 (10‾1) ke cawan petri 1,tabung 2 (10‾2)
kecawan petri 2,dan tabung 3(10‾3) kecawan petri 3,setelah media sudah dimasukkan ke
masing masing cawan petri tambahkan larutan PDA ke setiap masing masing cawan petri
setelah itu goyangkan cawan petri seperti angka 8 (metode pour plate).Langkah yang
terakhir wrap cawan petri dengan plastic dan tunggu selama 24 jam atau 48 jam di incubator
atau suhu ruang dan hitung koloni yang terdapat didalam cawan petri.Namun setelah kami
diamkan selama 48 jam koloni tidak muncul dan media yang terdapat dicawan petri tidak
mengeras tetapi mencair karena terjadi kesalahan saat pembuatan media PDA atau
kesalahan Teknik saat penuangan media. Oleh karena itu bakteri tidak tumbuh dalam media
yang ada di ketiga cawan petri.
BAB IV

PENUTUPAN
A. Kesimpulan

Uji sterilitas dilakukan terhadap produk dan bahan yang sebelumnya


telahmengalami proses pensterilan yang telah diberlakukan. Hasilnya membuktikan
bahwa prosedur sterilisasi dapat diulang secara efektif. Penyimpanan mutu
mikrobiologi mengakibatkan produk pangan atausediaan tidak layak dipasar dan
dikonsumsi

Media PDA yang telah dibuat oleh praktikan cukup baik,tetapi mungkin ada
yang terkontaminasi oleh mikroorganisme lain.Untuk mencegah kontaminasi
mikroorganisme lain seperti bakteri dalam media PDA, sebaiknya penuangan
media (dalam tabung Erlenmeyer) tersebut ke dalam cawan petri dilakukan dalam
Laminar Air Flow dan langsung ditutup kembali dengan alumunium foil secara rapat
sehingga dapat digunakan lagi pada waktu lain.

B. Saran

Untuk praktikum selanjutnya agar berjalan dengan baik dan hasil percobaan
berjalan dengan baik lebih baik untuk diperhatikan kemabali prosedur prosedur dari
pembuatan bahan PDA atau NA dan diperhatikan Kembali untuk uji kesterilan alat.

9
DAFTAR PUSTAKA

Kusuma, T.S., dkk. 2017. Pengawasan Mutu Makanan.UB Press. Malang

Lachman L, Lieberman HA, Kanig JL.TeoridanPraktekFarmasiIndustri.EdisiKetiga.


Vol III. DiterjemahkanolehSitiSuyatmi. Jakarta: UI Press; 1994.

Mahda leo M.,dkk.2018.Laporan Praktikum Mikrobiologi ; Cemaran Mikroba dan


Uji Sterilitas.Univertistas Muhammadiyah Bandung.

pratiwi, S.T., 2008, Buku Ajar Mikrobiologi Farmasi, Erlangga, Jakarta

10

Anda mungkin juga menyukai