Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI III

Angka Lempeng total (ALT) pada Makanan Kue Modern

Oleh :

DIAN TRIANI MANGANDE


NIM.PO714203222009
DIV TLM / SEMESTER II

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR


JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
2023
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur senantiasa disampaikan kepada Allah SWT
yang telah memberikan kekuatan dan rahmat-Nya sehingga penyusunan Laporan
Lengkap Bakteriologi III ini dapat dikerjakan dengan lancar. Laporan ini dibuat
dengan tujuan memenuhi tugas akhir mata kuliah semester 2 kelas alih jenjang
pada mata kuliah Praktikum Bakteriologi III. Selain itu, penyusunan Laporan ini
bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang macam macam Bakteri
dan memperdalam pengetahuan mengenai Bakteri.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dosen Pengampu
selaku dosen mata kuliah Bakteriologi III. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat
menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga
mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu
dalam proses penyusunan makalah ini.Selama proses penyusunan dan hasil yang
disajikan dalam bentuk laporan ini, penulis menyadari bahwa masih banyak
kesalahan. Tidak ada manusia yang sempurna, karena itu penulis senantiasa
memohon maaf kepada pembaca apabila masih menemukan kesalahan dalam
penulisan.
Penulis juga mengharapkan adanya kritik dan saran membangun dari
pembaca, dengan begitu dapat meningkatkan dan membantu penulis untuk terus
berkembang di masa depan.Akhir kata, semoga Laporan yang penulis susun ini
dapat menambah wawasan bagi pembaca secara umum dan penulis secara khusus.
Semoga dari laporan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis lain.

Makassar, 4 Februari 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...........................................................................................i


KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Maksud dan Tujuan...................................................................................2
C. Manfaat......................................................................................................2
D. Waktu dan Tempat Praktikum...................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................3
A. Tinjauan Umum Angka Lempeng Total (ALT)..........................................3
B. Tinjauan Makanan Kue Modern (Bakpao)..................................................4
BAB III METODE KERJA..................................................................................6
A. Alat dan Bahan..........................................................................................6
B. Prosedur Kerja...........................................................................................6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................9
A. Hasil Pengamatan......................................................................................9
B. Pembahasan.............................................................................................12
BAB V PENUTUP...............................................................................................15
A. Kesimpulan..............................................................................................15
B. Saran........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berbagai macam uji mokrobiologis dapat dilakukan terhadap bahan
pangan, meliputi uji kuantitatif mikroba untuk menentukan daya tahan suatu
makanan, uji kualitatif bakteri patogen untuk menenetukan tingkatkeamanan
dan uji indikator untuk menentukan tingkat sanitasi makanantersebut.
Pengujian yang dilakukan terhadap tiap bahan pangan tidak samatergantung
berbagai faktor, seperti jenis dan komposisi bahan pangan, cara pengepakan
dan penyimpanan serta komsumsinya, kelompok konsumendan berbagai
faktor lainnya (Dirjen POM., 1979).
ALT adalah angka yang menunjukkan jumlah bakteri mesofil atau bakteri
yang hidup pada suhu 15°C - 55°C dalam tiap – tiap 1 ml atau 1 gram sampel
makanan yang diperiksa (Purwanto, 2021).
Penentuan Angka Lempeng Total dapat dilakukan dengan dua cara.
Pertama, metode cawan agar tuang/pour plate yaitu dengan menanamkan
contoh ke dalam cawan petri terlebih dahulu kemudian ditambahkan media
agar. Kedua, metode cawan agar sebar/spread plate yaitu dengan
menuangkan terlebih dahulu media agar ke dalam cawan petri kemudian
contoh diratakan pada permukaan agar dengan menggunakan batang gelas
bengkok. Pada metode cawan agar tuang, untuk menghindari berkurangnya
populasi bakteri akibat panas yang berlebihan maka media agar yang akan
dituang mempunyai suhu 45°C + 1°C. Populasi bakteri dihitung dengan
cara mengencerkan sampel atau bahan uji, dilanjutkan dengan melakukan
inokulasi semua hasil pengenceran didalam media pelat. Jumlah koloni
yang dapat tumbuh pada pelat dihitung secara manual dengan bantuan
“Colony Counter”. Jumlah koloni yang memenuhi ketentuan perhitungan
adalah 25- 30 sampai 250-300 koloni pada media pelat. (Akhsan, 2011).

Bakpao merupakan jenis roti yang digemari masyarakat Indonesia.

4
Bakpao adalah makanan yang berasal dari negeri China, berbahan dasar
tepung terigu yang diberi ragi sehingga mengembang, kemudian diberi
aneka isian dan dikukus. Bak berarti daging, sedangkan pao sendiri berarti
bungkusan. Jadi, bakpao berarti bungkusan-daging. Di negeri China,
bakpao dikenal dengan sebutan Baozi. Di indonesia, bakpao semakin
populer mulai dari anak-anak hingga orang dewasa pasti pernah
mengkonsumsinya. Jika dulu bakpao hanya ditemui dengan rasa standar
daging, kacang hijau, dan kacang merah, saat ini semakin pesatnya dunia
kuliner, resep isian bakpao pun semakin bervariasi dan menarik, ada bakpao
ubi ungu, bakpao talas, bakpao udang lada hitam, bakpao bebek panggang,
bahkan bakpao tiramisu (Tim Ide Masak, 2012).

B. Maksud dan Tujuan


Maksud dari pelaksanaan praktikum ini adalah untuk mengetahui ada
tidaknya cemaran bakteri dalam sampel makanan. Selain itu, bertujuan untuk
mengetahui Angka Lempeng Total (ALT) pada sampel makanan modern
yaitu bakpao.

C. Manfaat

Agar mahasiswa (praktikkan) mengetahui teknik pemeriksaan angka


kuman pada sampel makanan serta mahasiswa mampu mengetahui
pemeriksaan angka kuman pada sampel makanan modern yaitu bakpao.

D. Waktu dan Tempat Praktikum


Waktu : Rabu, 1 Februari 2023
Tempat : Laboratorium Mikrobiologi Teknologi laboratorium Medis
Poltekkes kemenkes makassar

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Angka Lempeng Total (ALT)


Angka Lempeng Total (ALT) menunjukkan jumlah mikroba dalam
suatu produk. Di beberapa negara dinyatakan sebagai Aerobic Plate Count
(APC) atau Standard Plate Count (SPC) atau Aerobic Microbial Count
(AMC) (SNI 7388, 2009). Angka Lempeng Total adalah pengujian yang
dilakukan untuk menghitung angka bakteri aerob mesofil yang terdapat
dalam suatu sampel (Radji, 2010). Metode kuantitatif digunakan untuk
mengetahui jumlah mikroba yang ada pada suatu sampel, umumnya dikenal
dengan Angka Lempeng Total (ALT). Uji ALT dapat dilakukan dengan
metode cara tuang (pour plate) pada media padat dan diinkubasi selama 24-
48 jam pada suhu 35-450 C dengan posisi dibalik (Dewi, 2016).
Metode kuantitatif digunakan untuk mengetahui jumlah mikroba yang
ada pada suatu sampel, umumnya dikenal dengan Angka Lempeng Total
(ALT). Uji Angka Lempeng Total (ALT) dan lebih tepatnya ALT aerob
mesofil atau anaerob mesofil menggunakan media padat dengan hasil akhir
berupa koloni yang dapat diamati secara visual berupa angka dalam
koloni(cfu) per ml/g atau koloni/100ml. Cara yang digunakan antara lain
dengan cara tuang, cara tetes dan cara sebar (BPOM, 2008).

B. Tinjauan Makanan Kue Modern (Bakpao)

Gambar : Kue Modern Bakpao

6
Bakpao atau roti kukus merupakan produk fermentasi berbahan tepung
terigu yang dimasak dengan cara dikukus. Bakpao sendiri berarti harfiah
adalah baozi yang berisi daging. Baozi sendiri dapat diisi dengan bahan
lainnya seperti daging ayam, sayur-sayuran, serikaya manis, selai kacang
kedelai, kacang azuki, kacang hijau,dan sebagainya, sesuai selera. Bakpao
yang berisi daging ayam dinamakan kehpao. Kulit bakpao dibuat dari
adonan tepung terigu yang setelah diberikan isian, lalu dikukus sampai
mengembang dan matang. Pao itu berati “bungkusan”, Bakpao berarti
“Bungkusan-bak” , bak itu artinya daging. Untuk membedakan bakpao
tanpa daging (vegetarian) dari bakpao berdaging biasanya di atas bakpao
diberi titikan warna. (Tim Ide Masak, 2012).
Bakpao adalah makanan yang berasal dari negeri Cina, berbahan dasar
tepung terigu yang diberi ragi sehingga mengemmbang, kemudian diberi
aneka isian dan dikukus. Bak berarti daging, sedang pao sendiri berarti
bungkusan. Jadi bakpao berarti bungkusan daging, di negeri Cina bakpao
disebut BoZi. Bakpao adalah makanan yang terbuat dari tepung terigu, air
dan ragi yang pembuatannya melalui tahap pengulenan,
fermentasi(pengembangan) dan pengukusan. Pembentukan gas pada proses
fermentasi sangat penting karena gas yang dihasilkan akan membentuk
struktur seperti busa, sehingga aliran panas ke dalam adonan dapat
berlangsung cepat padasaat mengukus.
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan bakpao dapat
digolongkan bahan utama dan bahan pembantu. Bahan utama yang
digunakan dalam pembuatan bakpao adalah tepung terigu, air, ragi, susu
kental manis dangaram. Bahan pembantu adalah bahan-bahan yang
menyertai bagian utamadalam pembuatan bakpao untuk mendapatkan
aroma, rasa dan tekstur yangdiinginkan. Bahan pembantu ini terdiri dari
shortening, bread improver, susukental manis dan gula. Bahan baku juga
mempunyai karakteristik fisik, kimiadan mekanik yang berbeda, demikian
juga perubahan sifat–sifat tersebutakibat pengolahan mungkin berbeda.
Oleh karena itu sebelum mengetahuicara pembuatan bakpao, terlebih dahulu

7
mengenal 2 jenis bahan yang akandigunakan, fungsinya dalam pembuatan
bakpao serta sifat-sifat yangdibutuhkan. Hal ini perlu diketahui untuk bisa
memilih bahan secaraekonomis dan mengendalikan mutu produk sesuai
dengan keinginan (Kamarijani, 1983).

8
BAB III
METODE KERJA

A. Alat dan Bahan


1. Alat

a. Cawan petri J. aluminium foil


b. Tabung reaksi k. erlenmeyer
c. Botol coklat steril l. kaki tiga
d. Rak tabung reaksi m. autoclave
e. Gelas ukur n. oven
f. Batang pengaduk o. inkubator
g. Sendok tanduk p. kawat kasa
h. Neraca analitik q. bunsen
i. Corong r. pipet ukur
j. pinset s. ziplock
2. Bahan
a. Sampel makanan kue modern (Bakpao)
b. Nacl 0,9 %
c. Aquades
d. Tissue
e. Kapas

B. Prosedur Kerja
1. Hari pertama (sterilisasi alat, pembuatan NaCl 0,9%, pembuatan media
Nutrient Agar (NA), dan pemipetan larutan NaCl 0,9% pada tabung
reaksi).
a. Memberikan label atau tanda pada tabung 1 (10ˉ¹), tabung 2 (10ˉ²),
sampai dengan tabung 6 (10ˉ6)ini dilakukan secara duplo
b. Pada praktikum ini sterilisasi dilakukan dengan menggunakan oven
yaitu dilakukan dengan cara semua alat-alat yang akan disterilkan
seperti cawan petri, botol yang berwarna coklat, tabung reaksi, pipet

9
ukur semuanya terlebih dahulu dibungkus dengan menggunakan
kertas. Setelah semua alat-alat telah dibungkus selanjutnya alat-alat
tersebut dimasukkan ke dalam oven.
c. Memipet larutan NaCl 0,9% sebanyak 90 ml pada botol steril dan 9
ml pada masing-masing tabung reaksi. Kemudian tutup mulut tabung
menggunakan kapas dan masukkan tabung kedalam oven dengan
suhu 140-170°C selama 2 jam.
2. Hari kedua (pengenceran dan penanaman bakteri pada media Nutrient
Agar (NA)
a. Timbang sampel kue modern yakni bakpao secara aseptik sebanyak
10 gram dan dimasukkan ke dalam plastik steril kemudian tambahkan
90 ml NaCl 0,9%, campur atau homogenkan dengan cara
menghancurkan atau menghaluskan sampel hingga cair merata dalam
plastik steril dan mengeluarkan (homogenkan sebanyak 25 ×) ini
adalah pengenceran 10−1
b. Dipipet 1 ml dari pengenceran 10−1 lalu dimasukkan ke dalam tabung
pertama yang berisi 9 ml NaCl 0,9% steril campur dengan cara
menyedok dan mengelurkan sebanyak 25 x ini merupakan
pengenceran 10−2
c. Pengenceran 10−2 tersebut dipipet lagi sebanyak 1ml dengan
menggunakan pipet ukur steril dan dilakukan secara aseptik campur
dengan cara menyedok dan mengeluarkan sebanyak 25 x ini
merupakan pengenceran 10−3 , perlakuan ini dilakukan sampai pada
pengenceran 10−6
d. Menyiapkan 12 cawan petri steril yang telah diberikan label
−1 −2 −3 −4 −5 −6
10 , 10 ,10 ,10 ,10 ,10 dan dilakukan secara duplo
e. Masing-masing pengenceran dipipet 1 ml dimasukkan kedalam cawan
petri steril secara duplo setiap pengenceran.
f. Lalu tuangkan media PCA/NA kedalam masing masing cawan petri
yang telah didinginkan pada suhu 45°C di Water bath sebanyak 15-20

10
ml, sambil cawan petri diputar kedepan kebelakan kekiri dan
kekakanan membentuk angka delapan agar media tercampur merata
dengan sampel.
g. Biarkan membeku lalu masukkan kedalam inkubator pada suhu 35°C
selama 24 jam atau 2x 24 jam dengan posisi cawan petri dibalik.

3. Hari ketiga (interpretasi hasil)

a. Hitung jumlah koloni pada setiap seri pengenceran dengan colony


counter, kecuali cawan petri yang berisi koloni menyebar (spreader
colonies dihitung dalam persen). Pilih koloni yang mempunyai
jumlah koloni 25-250.
b. Bila jumlah koloni per cawan lebih drai 250, hitung koloni-koloni
pada cawan untuk memberikan gambaran penyebaran koloni secara
representatif.
c. Bila cawan petri dari semua pengenceran tidak menghasilkan koloni,
laporkan ALT sebagai kurang dari 1 kali pengenceran terendah yang
digunakan.
d. Bila cawan yang satu menghasilkan koloni antara 25-250 koloni, dan
yang lain lebih dari 250 koloni, hitung kedua cawan tersebut dalam
perhitungan ALT.
e. Bila 1 cawan dari setiap pengenceran menghasilkan 25-25- koloni,
dan cawan lain kurang dari 25 koloni atau menghasilkan lebih dari
250 koloni, hitung keempat dalam perhitungan ALT.
f. Perhitungan dilakukan secara duplo

11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
1. Hari kedua (sebelum diinkubasi)

Gambar Keterangan

Tabung yang berisi NaCl 0,9%


steril dan sampel makanan kue
modern pada plastik steril atau
tabung 1 (10−1 ), tabung 2 (10−2 ),
tabung 3 (10−3 ), tabung 4 (10−4)
sampai tabung 6 (10−6 )

Cawan petri yang berisi hasil


pengenceran dari tabung reaksi
pada cawan petri 1 (10−1 ), cawan
petri 2 (10−2 ), cawan petri 3 (
−3 −4
10 ), cawan petri 4 (10 ),
cawan petri 5 (10−5 ), cawan petri
6 (10−6 ) dilakukan secara duplo

2. Hari ketiga (setelah diinkubasi)

PLATE I PLATE II
Pengenceran 10−1 Pengenceran 10−1

12
Pengenceran 10−2 Pengenceran 10−2

Pengenceran 10−3 Pengenceran 10−3

Pengenceran 10−4 Pengenceran 10−4

Pengenceran 10−5 Pengenceran 10−5

13
Pengenceran 10−6 Pengenceran 10−6

Pada Kontrol terdapat 110 koloni

Pengenceran Plate I Plate II


10ˉ1 511 497
327
10ˉ2 371
( 5% Spreader)
155
10ˉ3 167
( 15 % Spreader)
90 99
10ˉ4
( 10 % Spreader) ( 15 % Spreader)
66 70
10ˉ5
( 2 % Spreader) ( 3 % Spreader)

14
56 59
10ˉ6
( 15 % Spreader ) ( 5 % Spreader)
Kontrol 110 110

Keterangan:

Syarat ketentuan perhitungan Angka Lempeng Total koloni bakteri antara 25-
250 koloni

TBUD : Tidak Bisa Untuk Dihitung


Perhitungan Angka Lempeng Total (ALT)

ALT =
∑C
[ ( 1× n1 ) + ( 0,1 × n2 ) × d ]

155+ 167+90+ 99+ 66+70+56+59


¿
¿¿

762
¿
( 4 × 0,4 ) ×10−3

122
¿
4,4 × 0,001

762
¿
0,0044

5
¿ 173.181,82 atau 1,73 ×10 CFU/g

B. Pembahasan
Dalam uji mikrobiologi bakpao ini menggunakan uji kuantitatif
mikroorganisme dengan metode hitungan cawan yaitu metode pour plate .Uji
kuantitatif mikrobiologi yakni pemeriksaan angka lempeng total (ALT) pada
bahan pangan bertujuan untuk mengetahui mutu pangan dan menghitung

15
proses pengawetan yang akan dilakukan.Dalam metode ini dilakukan
pengenceran sampai 10−6 dan dilakukan duplo.Pengenceran tersebut dilakukan
supaya koloni yang tumbuh tida k terlalu banyak sehingga dapat dihitung.
Sedangkan media yang digunakan untuk metode cawan agar tuang adalah
PCA.Prinsip dari hitungan cawan adalah menumbuhkan sel mikroba tersebut
dan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat menggunakan
mata tanpa menggunakan mikroskop.

Dari hasil percobaan pada plate I yang dilakukan didapatkan hasil dengan
perhitungan yang berbeda-beda dari tiap-tiap cawan petri dengan
pengenceran yang berbeda. Dapat kita lihat pada pengenceran 10ˉ1 jumlah yang
di dapatkan sebanyak 511 koloni sedangkan pada pengenceran 10ˉ2 jumlah
yang di dapatkan sebanyak 327 koloni dengan 5% spreader , dan pada
pengenceran 10ˉ3 didapatkan hasil perhitungan sebanyak 155 koloni dengan
15% spreader, pada pengenceran 10ˉ4 didapatkan hasil perhitungan sebanyak
90 koloni, pengenceran 10ˉ5 di dapatkan 66 koloni dengan 2% spreader dan
pada pengenceran 56 didapatkan sekitar 15% spreader serta kontrol didapatkan
110 koloni.
Pada plate II (duplo) dapat kita lihat pada pengenceran 10ˉ1 didapatkan
perhitungan sebanyak 497 koloni sedangkan pada pengenceran 10ˉ2 didapatkan
perhitungan sebanyak 371 koloni, pada pengenceran1 10ˉ3 didapatkan
perhitungan sebanyak 167 koloni, pada pengenceran 10ˉ4 didapatkan
perhitungan sebanyak 99 koloni disertai ditemukannya 15 % spreader pada
pengenceran 10ˉ5 didapatkan sebanyak 70 koloni dan pada pengenceran
terakhir didapatkan 59 koloni dengan 5% spreader. Adapun pada kontrol
didapatkan 110 koloni.
Berdasarkan hasil penanaman pada media PCA (Plate Count Agar) setelah
di inkubasi selama 1x24 jam, yang tumbuh tidak hanya bakteri namun terdapat
pula spreader, pertumbuhan spreader terjadi karena proses menghomogenkan
pada plate yang tidak baik, sehingga sampel tidak tersebara merata pada media.
Adanya cemaran mikroba pada sampel minuman kemasan dapat terjadi karena

16
berhagai faktor. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya peneranan higiene
dan sanitasi. Selain itu, kondisi lingkungan yang kotor dan tidak terjaga
sanitasnya dapat menyebabkan air kemasan tercemar mikroba.
Kemudian pada kontrol didapatkan lebih dari 5 koloni dimana ini
merupakan suatu kesalahan dalam praktikum. Ini dapat disebabkan karena
beberapa faktor diantaranya karena langkah kerja yang salah dimana pada
praktikum ini kontrol dibuat setelah melakukan pengenceran pada sampel
sehingga pipet yang digunakan kembali membuat kontrol terkontaminasi
sampel dan dapat pula disebabkan karena cawan petri yang digunakan antara
tutup dan cawan tidak sesuai ( tutup cawan lebih besar ) sehingga dapat
membuat isi cawan yakni kontrol menjadi gampang untuk terkontaminasi
lingkungan sekitar yang kurang steril.
Dari hasil perhitungan angka lempeng total pada sampel minuman
kemasan teh botol pabrik yang diuji didapatkan hasil 1,73 ×10 5 CFU/g.
Berdasarkan SNI 7388:2009 mengenai Batas maksimum cemaran mikroba
dalam pangan, batas maksimal total angka lempeng total pada makanan
yakni bakpau adalah 1 × 106 koloni/g, sehingga dari sampel makanan kue
modern bakpao yang dijadikan sebagai sampel masih memenuhi syarat
kesehatan.

17
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan terhadap uji (Angka
Lempeng Total) ALT pada sampel makanan kue modern diperoleh hasil
1,73 × 105 CFU/g, sehingga disimpulkan bahwa makanan kue modern
(bakpao) yang telah diuji tersebut masih memenuhi syarat secara
mikrobiologi karena melebihi batas maksimal Berdasarkan SNI 7388:2009
mengenai Batas maksimum cemaran mikroba dalam pangan khususnya
standar kue basah yakni bakpao sebesar 1 × 106 koloni/g,

B. Saran
Adapun saran yang ingin disampaikan praktikan melalui laporan
adalah sebagai berikut:
a. Diharapkan didalam praktikum,praktikan harus menggunakan APD
lengkap.
b. Menggunakan alat-alat yang steril dan bersih.
c. Memperhatikan reagen yang akan digunakan.masih dapat digunakan
atau sudah rusak (kadaluarsa).
d. Menghindari terjadinya kontaminasi.
e. Diharapkan pada praktikum mempertanggung jawabkan pada alat- alat
dan bahan-bahan yang digunakan serta diharapkan setiap selesai
praktikum agar membersihkan dan mengembalikan alat-alat dan bahan-

18
bahan ketempatnya.

DAFTAR PUSTAKA

Akhsan, Ahmad. 2011. ALT Makanan. Makassar: Poltekes Makassar.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2008. Pengujian


Mikrobiologi Pangan. ISSN 1829-9334. 9(2): 2-3.

Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen.


Kesehatan RI. Hal. 32-33.

Djoehana Setyamidjaja. 2000. Teh Budi Daya dan Pengolahan Pascapanen.


Yogyakarta: Penerbit Kanisius. hal 11-12.

Dwidjoseputro. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi.Yogjakarta: Djambatan.

Kamarijani. 1983. Perencaan Unit Pengolahan. Yogyakarta: Fakultas.


Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada.

Purwanto, D., Yuntarso, A., & Wijayanti, C. D. W. 2021. Analisa Bakteri Total
pada Buah Pepaya (Carica Papaya L.) yang di Steril Menggunakan
Metode Autoclave. Jurnal SainHealth, 5(1), 25-29.

Radji, M. 2010. Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi &


Kedokteran. Edisi 2011. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Suriawiria, U. 2003. Mikrobiologi Air. Bandung: Penerbit Alam.

Tim Ide Masak. 2012. Resep Favorit Untuk Usaha Bakpao. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.

19
20

Anda mungkin juga menyukai