Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MIKROBIOLOGIS ANALISIS
“ANALISIS KUANTITATIF MIKROORGANISME”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK XI

RAHMA HAMKA G 701 15 186

IIN RAHMAWATI G 701 16 083

UMMI KALSUM G 701 16 228

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.
Karena atas rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas Pengantar Pendidikan.Makalah
ini dapat digunakan sebagai wahana untuk menambah pengetahuan, sebagai
teman belajar, dan sebagai referensi tambahan dalam belajar Materi Aliran –
Aliran Pendidikan.

Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada semua yang telah membantu
dalam mempersiapkan, melaksanakan, dan menyelesaikan penulisan makalah
ini.Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini, namun
tidak mustahil apabila dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan
kesalahan.Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat
dijadikan masukan dalam penyempurnaan Makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk menambah
pengetahuan dan wawasan tentang Aliran – Aliran Pendidikan, Amin.

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1


1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
1.2 Tujuan Praktikum .................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUTAKA .................................................................. 3


2.1 Landasan Teori ...................................................................... 3

BAB III MTAERI DAN METODE ............................................................ 7


3.1 Materi ..................................................................................... 7
3.2 Metode ................................................................................... 7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 8


4.1 Hasil ....................................................................................... 8
4.2 Pembahasan ........................................................................... 8

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 11


5.1 Simpulan ................................................................................ 11
5.2 Saran ...................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Mikroorganisme adalah makhluk yang sangat kecil dan hanya
dapat dilihat dibawah mikroskop. Salah satu jenis mikroorganisme adalah
bakteri. Bakteri merupakan organisme uniselular yang tumbuh dengan cara
pembelahan biner yaitu satu sel membelah secara simetris. Untuk
mempermudah penghitungan koloni diperlukan pengetahuan mengenai
morfologi bakteri tersebut sehingga media pertumbuhan yang akan
digunakan sesuai dengan sifat bakteri tersebut.
Kehadiran mikrobia pada makanan dapat bersifat menguntungkan
atau merugikan. Ada hasil metabolisme spesies mikrobia tertentu pada
makanan dibutuhkan dan digemari oleh manusia. Akan tetapi ada beberapa
species yang dapat merusak makanan dengan pembusukan atau
menghasilkan toksin yang berbahaya bagi manusia. Setiap produk yang
dihasilkan oleh mikrobia tergantung jumlah mikrobia yang terkandung
dalam suatu bahan atau lingkungan.
Analisis kuantitatif mikrobiologi pada bahan pangan penting
dilakukan untuk mengetahui mutu bahan pangan, dan proses yang akan
diterapkan pada bahan pangan tersebut. Ada beberapa cara untuk
mengukur atau menghitung mikrobia yaitu dengan perhitungan jumlah sel,
perhitungan massa sel secara langsung, dan pendugaan massa sel secara
tak langsung. Perhitungan jumlah sel dapat dilakukan dengan 3 metode
yaitu dengan hitungan mikroskopik, MPN (Most Probable Number), dan
hitungan cawan (Fardiaz, 1989). Dari ketiga metode tersebut metode
hitungan cawan paling banyak dan mudah digunakan. Oleh karena itulah,
pada acara praktikum mikrobiologi dasar untuk perhitungan koloni kali ini
menggunakan metode hitungan cawan.
Pada pemeriksaan sutu produk, jumlah bakteri akan
menggambarkan mutu bahan baku, proses pembuatan dan tingkat
kerusakan suatu bahan maknan. Metode penghitungan sangat banyak,
hanya biasanya metode yang di pilih adalah di sesuaikan dengan
kepentingan pemeriksaan, kecepatan dan ketetpatan hasil pemeriksaan.
Metode penghitungan tersebut adalah :

1. Metode hitung bakteri.


Metode ini dapat di kerjakan tergantung dari jumlah bakteri
yang hidup dengan aktifitas metabolisme.
a. Angka lempeng total

1
b. Pengenceran, Most Probable Number (MPN)
c. Aktivitas metabolik
2. Metode total bakteri hidup dan bakteri mati meliputi :
a. Berat kering bakteri
b. Kekeruhan : berdasarkan jumlah sinar yang di serap pada panjang
glombang tertentu
c. Hitung partikel elektronik
d. Hitung mikroskop langsung
e. Volume sel
Dari sejumlah metode di atas beberapa saja yang di gunakan untk
pemeriksaan yang rutin yaitu:
1. Angka lempeng total ”Pour Plate”
Digunakan untuk menghitung bakteri dengan ketentuan sebagai
berikut.
a. Satu koloni bakteri hidup di hitungsatu sel bakteri
b. Satu sell hidup dari sampel akan mampu membentuk koloni bakteri
pada lepeng petri dish
c. Di hitung jumlah koloni antara 30-300 koloni . Apabila kurang
maka di hitung jumlah koloni yang ada, sedang apabila lebih dari
300 maka perlu dilakukan pengenceran.
2. Htung bakteri dengan”spred plate”
Proses hitung bakteri dengan metode iniadalah meratakan bakteri yang
terdapat di dalam sampel dengan volume tertentudi atas permukaan
tertentu ditas permukaan media yang sesuai.
3. Most probable Number(MPN)
Adalah penghitungan bakteri dengan cara menggunakan variasi
jumlah tabung yang sudah ada di dalam setandar.

1.2 Tujuan Praktikum


Untuk dapat menentukan jumlah mikroba dalam sampel dengan
metode SPC (Standar Plate Count) untuk menghitung jumlah koloni.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
Perhitungan jumlah suatu bakteri dapat melalui berbagai macam
uji seperti uji kualitatif koliform yang secara lengkap terdiri dari tiga tahap
yaitu uji penduga (uji kuantitatif, bisa dengan metode MPN), uji penguat
dan uji pelengkap. Waktu, mutu sampel, biaya, tujuan analisis merupakan
beberapa faktor penentu dalam uji kualitatif koliform. Bakteri koliform
dapat dihitung dengan menggunakan metode cawan petri (metode
perhitungan secara tidak langsung yang didasarkan pada anggapan bahwa
setiap sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi satu koloni yang
merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yang dapat hidup yang
terdapat pada sampel(Penn,1991).
Fardiaz (1989) menyatakan ada beberapa cara yang dapat
digunakan untuk menghitung atau mengukur jumlah jasad renik di dalam
suatu suspensi atau bahan, yang dapat dibedakan atas beberapa kelompok
yaitu :

A. Perhitungan jumlah sel


1. Hitungan mikroskopik
2. Hitungan cawan
3. MPN (Most Probable Number)
B. Perhitungan massa sel secara langsung
1. Volumetrik
2. Gravimetrik
3. Kekeruhan (turbidimetri)
C. Perhitungan massa sel secara tidak langsung
1. Analisis komponen sel
2. Analisis produk katabolisme
3. Analisis konsumsi nutrien
Dari metode-metode tersebut, metode hitungan cawan paling
banyak digunakan. Hal ini disebabkan metode hitungan cawan merupakan
cara yang paling sensitif untuk menghitung jumlah mikroba karena :
1. Hanya sel yang masih hidup yang dihitung
2. Beberapa jenis mikroba dapat dihitung sekaligus
3. Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba karena koloni
yang terbentuk mungkin berasal dari satu sel dengan penampakan
pertumbuhan yang spesifik.
Prinsip dari metode hitungan cawan adalah menumbuhkan sel
mikrobia yang masih hidup pada metode agar, sehingga sel mikrobia

3
tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat
langsung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop (Fardiaz, 1993).
Metode hitungan cawan dapat dibedakan atas dua cara yaitu :
1. Metode tuang (pour plate)
2. Metode permukaan (surface / spread plate)
Pada perhitungan menggunakan metode cawan, diperlukan suatu
pengenceran agar jumlah koloni mikrobia yang ada pada cawan dapat
dihitung dan sesuai standar, yaitu berjumlah 30 – 300 per cawan.
Pengenceran dilakukan secara decimal yntuk memudahkan perhitungan.
Perhitungan metode cawan menggunakan rumus sebagai berikut :

Faktor pengenceran = pengenceran x jumlah yamg ditumbuhkan


Jumlah koloni (SPC) = jumlah koloni x

Untuk melaporkan suatu analisis mikrobiologi digunakan suatu


standar yang disebut “Standard Plate Count” yang menjelaskan cara
menghitung koloni pada cawan serta cara memilih data yang ada untuk
menghitung jumlah koloni dalan suatu contoh.
Cara menghitung koloni pada cawan adalah sebagai berikut :
1. Cawan yang dipilih dan dihitung adalah yang mengandung jumlah
koloni antara 30 sampai 300.
2. Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan suatu
kumpulan koloni yang besar dimana jumlah koloninya diragukan, dapat
dihitung sebagai satu koloni.
3. Suatu deretan (rantai) kolini yang terlihat sebagai suatu garis tebal
dihitung sebagai satu koloni.
Sedangkan data yang dilaporkan sebagai SPC harus mengikuti
peraturan sebagai berikut :
1. Hasil yang dilaporkan hanya terdiri dari dua angka, yaitu angka pertama
dibelakang koma dan angkan kedua dibelakang koma. Jika angka ketiga
sama dengan atau lebih besar dari 5, harus dibulatkan satu angka lebih
tinggi pada angka kedua.
2. Jika semua pengenceran yang dibuat untuk menanam menghasilkan
angka kurang dari 30 pada cawan petri, hanya jumlah koloni pada
pengenceran yang terendah yang dihitung. Hasilnya dilaporkan sebagai
kurang dari 30 dikalikan dengan besarnya pengenceran, tapi jumlah
yang sebenarnya harus dicantumkan.
3. Jika semua pengenceran yang dibuat untuk menanam menghasilkan
angka lebih besar dari 300 pada cawan petri, hanya jumlah koloni pada
pengenceran yang tertinggi yang dihitung. Hasilnya dilaporkan sebagai

4
lebih dari 300 dikalikan dengan besarnya pengenceran, tapi jumlah
yang sebenarnya harus dicantumkan.
4. Jika cawan dari dua tingkat pengenceran menghasilkan koloni dengan
jumlah antara 30 dan 300, dan perbandingan antara hasil tertinggi dan
terendah dari kedua pengenceran tersebut lebih kecil atau sama dengan
2, yang digunakan adalaha rata-ratanya. Jika perbandingan antara hasil
tertinggi dan terendah dari kedua pengenceran tersebut lebih besar dari
2, yang dilaporkan hanya hasil terkecil.
5. Jika digunakan dua cawan Petri (duplo) per pengenceran, data yang
diambil harus dari kedua cawan tersebut, meskipun salah satunya tidak
memenuhi syarat diantara 30 dan300.

Koloni adalah kumpulan dari mikrobia yang memilki kesamaan


sifat-sifat seperti bentuk, susunan, permukaan, dan sebagainya. Sifat-sifat
yang perlu diperhatikan pada koloni yang tumbuh di permukaan medium
adalah (Dwidjoseputro, 1978) :
1. Besar kecilnya koloni. Ada koloni yang hanya serupa suatu titik, namun
ada pula yang melebar sampai menutup permukaan medium.
2. Bentuk. Ada koloni yang bulat, ada yang memanjang. Ada yang tepinya
rata, ada yang tidak rata.
3. Kenaikan permukaan. Ada koloni yang rata saja dengan permukaan
medium, ada pula yang timbul yaitu menjulang tebal di atas permukaan
medium.
4. Halus kasarnya permukaan. Ada koloni yang permukaannya halus, ada
yang permukaannya kasar dan tidak rata.
5. Wajah permukaan. Ada koloni yang permukaannya mengkilat, ada yang
permukaannya suram.
6. Warna. Kebanyakan koloni bakteri berwarna keputihan atau
kekuningan.
7. Kepekatan. Ada koloni yang lunak seperti lendir, ada yang keras dan
kering.

Pada praktikum ini, bakteri yang akan dihitung koloninya adalah


Escherichia Coli yang merupakan bakteri gram negative berbentuk batang,
bersifat anaerobic fakultatif. Ukurannya berkisar pada 0,6 x 2,0-3,0 µm
(Pelczar, 1986). E. Coli secara normal terdapat didalam usus besar dan
termasuk bakteri kolform.
Bakteri koliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup
dalam saluran pencernaan manusia. Bakteri koliform adalah bakteri
indikator keberadaan bakteri patogenik lain dengan kata lain merupakan

5
bakteri indikator sebagai tanda bahwa adanya pencemaran bakteri patogen.
Penentuan koliform fecal menjadi indikator pencemaran dikarenakan
jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri
patogen. Keuntungan mendeteksi koliform adalah jauh lebih murah, cepat,
dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain (Hadioetomo,
1993).

6
BAB III
MATERI DAN METODE
3.1 Materi

1. Alat
a. Nutrien agar
b. Aquades
c. Tabung reaksi
d. Cawan petri
e. Pipet ukur 1 ml
2. Bahan
a. Lampu bunsen
b. Kapas
c. Sampel
d. Larutan NaCl 0,85%
e. Kultur bakteri dalam media cair

3.2 Metode
A. Perhitungan dengan metode hitung SPC
1. Dengan menggunakan pipet steril dilakukan prngenceran bahan
pemeriksaan seri 10-2, 10-3 dan seterusnya
2. Diambil 1 ml dari masing –masing seri pengenceran
3. Tambahkan 10-15 ml Nutrien Agar cair suhu 450c pada setiap
petri dish
4. Campurlah dengan cepat antara sampel yang telah diencerkan
dengan media, kemudian digoyang dengan gerak memutar diatas
bidang datar
5. Tunggu sampai media beku sempurna, inkubasi 370c selama 24-28
jam
6. Hitung jumlah koloni
B. Perhitungan dengan Metode Spread Plate
1. Dengan menggunakan pipet steril dilakukan pengenceran bahan
pemeriksaan seri 10-2, 10-3 dan seterusnya
2. Diambil 0,1 ml dari masing- masing seri pengenceran
3. Tambahkan 10-15 ml Nutrien Agar cair suhu 450c pada setiap petri
dish
4. Campurlah dengan cepat antara sampel yang telah diencerkan
dengan media, kemudian digoyang dengan gerak memutar diatas
biidang datar
5. Tunggu sampai media beku sempurna, inkubasi 370c selama 24-28

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan sesuai dengan metode di
atas maka di dapatkan hasilnya adalah sebagai berikut :
Perhitungan Koloni Bakteri (Kelompok 8)
No. Pengenceran Jumlah Koloni
E.Colli
Pengenceran 10ˉ1
Pengenceran 10-2
Jumlah koloni (SPC) dengan sampel susu sapi yang di setrilisasi dengan
suhu 370C dengan pengenceran 1o-1 jumlah koloni yang didapati 19, dan
dengan pengenceran 10-2 junlah koloni yang didapati adalah 37
∑ per ml = Jumlah koloni/pesteilisasi
Jumlah koloni ×1/pengenceran
Penyelesaian
1. 19×1/10-1 =190/19.10-1 CFV/ml
2. 37×1/10-2 =3.700 CFV/ml atau 37.102 CFV/ml

4.2 Pembahasan
Metode hitungan cawan dilaksanakan dengan mengencerkan
sampel suspensi bakteri Escherichia Coli dan Lactobacillus Acid kedalam
larutan garam fisiologi (NaCl) 0,85 %. Pengenceran dilakukan agar setelah
inkubasi, koloni yang terbentuk pada cawan tersebut dalam jumlah yang
dapat dihitung. Dimana jumlah terbaik adalah antara 30 sampai 300 sel
mikrobia per ml, per gr, atau per cm permukaan (Fardiaz, 1993). Prinsip
pengenceran adalah menurunkan jumlah sehingga semakin banyak jumlah
pengenceran yang dilakukan, makin sedikit sedikit jumlah meikrobia,
dimana suatu saat didapat hanya satu mikrobia pada satu tabung (Waluyo,
2004).

Larutan yang digunakan untuk pengenceran harus memilki sifat


osmotik yang sama dengan keadaan lingkungan asal mikrobia untuk
menghindari rusaknya sel, selain itu juga harus dijaga agar tidak terjadi
perbanyakan sel selama pengenceran. Selain menggunakan larutan garam
fisiologi (NaCl) 0,85 %, pengenceran juga dapat dilakukan dengan
menggunakan larutan fosfat buffer, larutan Ringer, atau akuades. Namun
penggunaan akuades sebaiknya dihindari karena dapat mengakibatkan
rusaknya sel akibat perbedaan tekanan osmotik, karenanya pelaksanaan
pengencerannya harus cepat. Kedalam larutan pengencer juga dapat
ditambahkan butir-butir gelas (glass beads) atau pasir putih yang
disterilisasi bersama dengan larutan tersebut untuk melarutkan bahan yang
sukar larut.

8
Pengenceran yang dilakukan dalam percobaan ini adalah
pengenceran desimal yaitu 10-1, 10-2, 10-3, 10-4 dan 10-5. Dan yang
diplating dan diamati adalah pengenceran 10-3, 10-4, dan 10-5. Hal ini
karena diperkirakan koloni yang terbentuk oleh Escherichia Coli berada
pada jumlah yang dapat dihitung pada pengenceran tersebut. Selain itu,
perhitungan jumlah koloni akan lebih mudah dan cepat jika pengenceran
dilakukan secara desimal.

Selanjutnya dari masing-masing tabung pengenceran diambil 1 ml


untuk dilakukan penanaman atau plating pada media NA secara aseptik.
Plating atau penanaman bakteri adalah proses pemindahan bakteri dari
medium lama ke medium baru (Dwidjoseputro, 1978). Pada penanaman
bakteri dibutuhkan kondisi aseptis atau steril, baik pada alat maupun
proses, untuk menghindari kontaminasi, yaitu masuknya mikrobia yang
tidak diinginkan. (Fardiaz, 1993).

Media NA digunakan karena merupakan media yang paling cocok


untuk kultur bakteri. Selanjutnya cawan petri diinkubasi selama 2 x 24 jam
pada suhu 37 ºC dalam keadaan terbalik. Cawan petri diinkubasi dalam
keadaan terbalik untuk menghindari kontaminasi dari air yang mengembun
diatas cawan petri yang mungkin menetes jika cawan petri diletakan pada
posisi normal. Inkubasi dilakukan selama 2 x 24 jam karena jumlah
mikrobia maksimal yang dapat dihitung, optimal setelah masa tersebut
yaitu akhir inkubasi. Selama masa inkubasi, sel yang masih hidup akan
membentuk koloni yang dapat dilihat langsung oleh mata.

Prinsip perhitungan koloni bakteri adalah semakin tinggi tingkat


pengenceran semakin rendah jumlah koloni bakteri. Dengan kata lain
tingkat pengenceran berbanding terbalik dengan jumlah koloni bakteri.
Berdasarkan hasil pengamatan perhitungan koloni bakteri Escherichia Coli
dari kelompok 5 hasil perhitungannya menunjukkan bahwa semakin tinggi
tingkat pengenceran semakin sedikit jumlah bakteri. Namun pada
perhitungan koloni bakteri Lactobacillus Acid kelompok 5 mengalami
kegagalan, karena jumlah bakteri berbanding lurus dengan tingkat
pengenceran. Hal ini disebabkan terjadinya kontaminan yang berasal dari
alat yang digunakan, praktikan ataupun udara. Selain itu bisa juga
disebabkan oleh kurangnya kecermatan dan ketelitian praktikan baik
dalam proses praktikum ataupun perhitungan.

Dari hasil didapat bahwa jumlah koloni bakteri yang terdapat


dalam 1 ml kultur E. Coli sampel adalah 188 x 1012 koloni. Menurut
Dwidjoseputro (1978), Escherichia Coli mengadakan divisio atau
pembelahan biner sel setiap 20 menit. Berdasarkan hal itu, maka dapat
diperkirakan jumlah E. Coli setelah 2 hari adalah 2 x 272. Sedangkan
jumlah koloni bakteri Lactobacillus Acid dari hasil perhitungan adalah 401
x 1012.

9
Metode hitungan cawan juga mempunyai kelemahan, yaitu
(Fardiaz, 1993) :
1. Hasil perhitungan tidak menunjukkan jumlah sel mikroba yang
sebenarnya, karena beberapa sel yang berdekatan mungkin membentuk
satu koloni.
2. Medium dan kondisi yang berbeda mungkin menghasilkan niali yang
berbeda
3. Mikroba yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat dan
membentuk koloni yang kompak dan jelas, tidak menyebar
4. Memerlukan persiapan dan waktu inkubasi beberapa hari sehingga
pertumbuhan koloni dapat dihitung.

10
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Dari hasil pembahasan yang telah tertera di atas dapat di ambi
beberapa kesimpulan yaitu :
1. Pengenceran merupakan salah satu faktor yang penting dalam
penghitungan koloni.
2. Prinsip perhitungan koloni bakteri adalah semakin tinggi tingkat
pengenceran semakin rendah jumlah koloni bakteri.
3. Media NA digunakan karena merupakan media yang paling cocok
untuk kultur bakteri.
4. Koloni adalah kumpulan dari mikrobia yang memilki kesamaan sifat-
sifat seperti bentuk, susunan, permukaan, dan sebagainya

5.2 Saran
Sebaiknya proses praktikum dilakukan dengan lebih aseptis untuk
mengurangi kontaminan agar data yang didapat lebih akurat.

11
DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D. 1978. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Penerbit Djambatan; Jakarta.


Fardiaz, S. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. PT. Raja Grafindo Persada;
Jakarta.
Schlegel, H., G. 1994. Mikrobiologi Umum. Gadjah Mada University Press;
Yogyakarta.
Suriawiria, Unus. 1985. Pengantar Mikrobiologi Umum. Penerbit Angkasa;
Bandung.

12

Anda mungkin juga menyukai