Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

“ANALISIS KUANTITATIF MIKROORGANISME”

Tugas Mikrobiologi Analisis (Topik Empat)


Dosen Pengampuh: Dr. apt. Abd. Rahman Razak, M.Si

DISUSUN OLEH

NURDJANAH MUTIARA SARI

G 701 20 015

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2023
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Populasi mikroorganisme di alam sekitar kita sangat besar dan kompleks.
Beratus-ratus spesies berbagai mikroba berada disekitar kita. Mikroorganisme
ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan. Mikrorganisme yang
merugikan yaitu mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi,
menghasilkan racun dan merusak bahan dengan cara menyebabkan
pembusukan, menguraikan bahan-bahan. Terdapatnya mikroorganisme dalam
sediaan farmasi, makanan, minuman sebagai kontaminan, kemungkinan
disebabkan oleh cara pengolahan yang tidak bersih dan sehat, cara pengepakan
yang kurang bagus, cara penyimpanan yang tidak baik dan lain-lain. Sedangkan
sumbernya kemungkinan dari udara, tanah, air, peralatan yang digunakan dalam
pengolahan, atau pekerja yang melakukan proses pembuatan.

Makanan, minuman, obat tradisional, sediaan non steril, serta kosmetik


merupakan suatu sediaan yang berasal dari hewan, tumbuhan, mineral, maupun
dari zat-zat kimia sintetik. Pada umumnya sediaan- sediaan tersebut, diproduksi
oleh industri secara besar-besaran dan biasanya memakan waktu yang cukup
lama dalam produksi, penyimpanan, distribusi dan akhirnya sampai ke tangan
konsumen. Jadi kemungkinan dapat terjadi pertumbuhan mikroba di dalamnya.

Di dalam bidang ilmu mikrobiologi ada suatu hal mendasar yang juga perlu
diperhatikan yaitu analisia kuantitatif terhadap suatu bahan. Suatu analisis ini
Sangat penting untuk mengetahui jumlah mikroorganisme yang ada pada suatu
sampel tertentu mengandung banyak mikroorganisme atau sebaliknya.

Analisis kuantitatif mikrobiologi pada bahan pangan penting dilakukan untuk


mengetahui mutu bahan pangan dan menghitung proses pengawetan yang akan
diterapkan pada bahan pangan tersebut. Beberapa cara dapat digunakan untuk
menghitung atau mengukur jumlah jasad renik di dalam suatu suspensi atau
bahan yang dapat dibedakan atas beberapa kelompok, yaitu berdasarkan
perhitungan jumlah sel yang terdiri atas hitungan mikroskopik, hitungan cawan,
dan MPN (Most Probable Number), berdasarkan perhitungan massa sel secara
langsung yang terdiri atas volumetrik, gravimetrik, dan kekeruhan (turbidimetri),
dan berdasarkan perhitungan massa sel secara tidak langsung yang terdiri atas
analisis komponen sel (protein, DNA, ATP, dan sebagainya), analisis produk
katabolisme (metabolit primer atau sekunder, panas), dan analisis konsumsi
nutrient (karbon, nitrogen, oksigen, asam amino, dan sebagainya)
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Analisis Kuantitatif mikroorganisme


Jumlah mikroorganisme dalam suatu sampel dapat dihitung dengan
menggunakan beberapa metode pada tiap perhitungan bakteri ketepatan
berkurang dengan meningkatnya konsentrasi sel-sel. Begitu halnya bila jumlah
yang dihitung terlalu kecil. Bahan yang mengandung sejumlah bakteri (kira-
kira lebih dari 104/ml) biasanya diencerkan dari 1:105 atau lebih tergantung
pada bahan pemeriksaan atau metode hitung, sehingga hasil hitungan yang
diperoleh dapat diandalkan dan memudahkan perhitungan. Perhitungan dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu perhitungan secara langsung dan perhitungan
secara tidak langsung.
a. Analisis mikroba secara Iangsung
Kuantitas mikroba menunjukkan jumlah koloni yang mampu dibentuk oleh
mikroba tertentu. Beberapa koloni bakteri bagi tubuh manusia akan
menyebabkan penyakit. Untuk mengetahui jumlah sel (bakteri) dan massa
sel (golongan berfilamen seperti kapang) dapat dilakukan dengan
perhitungan langsung jumlah sel dengan bantuan mikroskop. Alat yang
sering digunakan adalah Colony counter atau dengan Hemasitometer.
Keuntungan dengan menggunakan hemasitometer ini adalah menghemat
waktu dan tidak memerlukan banyak alat. Adapun kelemahannya yaitu sel
hidup dan sel mati tidak dapat dibedakan, sulit menghitung Sel bakteri yang
bérukuran kecil dan sel kadang berkumpul.
Perhitungan langsung dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Perhitungan sel langsung
Cara ini menggunakan bilik hitung (hemoci tometer) yang
menghasilkan hitungan total, karena semua sel terhitung, baik sel yang
hidup maupun sel yang mati. Karena bakteri itu kecil, maka perhitungan
yang dilakukan secara statistik dapat diterima, namun harus dibuat
suspensi sekurang-kurangnya 107 / ml.
2. Menghitung dengan alat penghitung elektronik
Dengan alat ini dapat dihitung beribu-ribu bakteri dalam beberapa detik.
Penggunaan alat ini banyak didasarkan atas kerja dengan lobang
pengintai elektronik (dapat disamakan dengan mata elektronik)
kerjanya tergantung pada interupsi dari berkas cahaya elektronik yang
melintasi suatu ruang antara dua ruang elektron yang berdekatan
letaknya. Tiap partikel yang karena perbedaan kkonduktivitas sel dan
cairan. Interupsi ini dicetak oleh suatu alat secara elektris.
3. Menghitung dengan filter membran
Contoh cairan yang disaring dan ditakar dengan filter steril yang terbuat
dari membran berpori. Bakteri yang tertahan oleh filter itu kemudian
dihitung langsung. Dalam hal ini banyak bakteri dalam cairan tersebut
tidak boleh terlalu banyak dan tersebar rata.

b. Analisis mikroba secara tidak Iangsung


Sebelum dilakukan perhitungan dibuat pengenceran bertingkat untuk.
memperkecil jumlah suspensi mikroba. Perhitungan secara tidak langsung
dapat dilakukan dengan metode cawan tuang dan metode cawan
permukaan/sebar. Pada metode cawan tuang, dan pengenceran yang
dikendaki, sampel dIpipet dan dimasukkan dalam cawan Petri. Selanjutnya
dituangi media yang sesuai dan kemudian diinkubasi pada suhu dan waktu
tertentu. Pada metode sebar, medium terlebih dahulu dituang pada cawan
petri dan dibiarkan membeku. Selanjutnya sampel dan pengenceran tertentu
dipipet pada permukaan agar tersebut. Sampel kemudian diratakan dengan
batang geias melengkung steril dengan memutar cawan petri di atas meja.

Selain perhitungan dengan dua metode tersebut di atas, pengukuran massa


sel dapat dilakukan dengan menggunakan Spektrofotometer. Prinsip kerja
alat mi adalah cahaya yang mengenai sel-sel mikroorganisme akan
dihamburkan, sedangkan cahaya yang lobs setebah melewati sampel akan
mengaktifasi foto tabung yang pada gilirannya akan mencatat persen
transmitans pada galvanometer. Makin sedikit jumlah sel dalam suspensi,
makin besar intensitas cahaya yang lobs dan makin tinggi pula persen
transmitan yang tercatat.
Perhitungan secara tidak langsung dapat dilakukan dengan beberapa cara
yaitu:
1. Penentuan volume total
Cara ini adalah semacam modifikasi penentuan hematokrit pada
pengukuran volume total butir-butir darah, misalnya 10 ml biakan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi khusus (tabung hopklins) yang
bagian bawahnya berupa silinder dan bergaris ukuran.
2. Metode turbidometri
Teknik ini sudah dipakai sebagai cara mengukur keker han suspensi
atas dasar penyerapan dan pemencaran cahaya yang dilintaskan,
sehingga yang mengandung lebih dari 107 - 108 sel/ml, tampak lebih
keruh oleh mata telanjang. Suatu volum

II.2 Metode Cawan


Ada dua Metode plate count yang sering digunakan, yaitu metode sebaran dan
metode tuang. Asumsi digunakannya metode ini adalah bahwa setiap satu sel
mikroba dapat tumbuh dan akhirnya membentuk satu koloni yang dapat dilihat
dengan kasat mata. Pada metode sebaran, volume yang dibutuhkan adalah 0.1
ml agar sampel tersebut sapat tersebar, terendam, dan teresap. Karena jika
lebih, maka sampel akan mengendap dan mengumpul sehingga menyulitkan
dalam perhitungan.

Salah satu metode cepat yang digunakan untuk menghitung massal sel adalah
melalui perhitungan kekeruhan (turbidity). Kekeruhan dapat diukur dengan
menggunakan fotometer atau spertofotometer. Pengukuran kekeruhan ini
didasarkan atas pertikel-pertikel kecil yang menyebarkan cahaya lengsung
secara propisional (sampai batas-batas tertentu) dengan konsentrtasinya. Zat
cahaya melewati tabung yang berisi suspensi mikroba, maka cahaya akan
dihamburkan.

Metode perhitungan cawan didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang
hidup dapat berkembang menjadi koloni. Jadi jumlah koloni yang muncul pada
cawan adalah indeks bagi jumlah mikroorganisme yang terkandung dalam
sampel. Teknik yang harus dikuasai dari metode ini adalah mengencerkan
sampel dan mencawankan hasil pengenceran tersebut. Setelah inkubasi, jumlah
semua koloni diamati untuk memenuhi persyaratan statistik. Cawan yang
dipilih untuk menghitung koloni adalah cawan yang mengandung antara 30
sampai 300 koloni. Organisme yang terdapat dalam sampel asal ditentukan
dengan mengalikan jumlah koloni yang terbentuk dengan faktor pengenceran
pada cawan yang bersangkutan.

Pada perhitunngan cawan standar, setelah sampel diletakkan pada cawan, maka
dilakukan hitungan koloni. Sampel yang berkualitas baik diharapkan
menunjukkan hitungan total yang rendah, yaitu kurang dari 100/ml. metode
hitungan cawan didasarkan atas anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup
akan berkembang menjadi satu koloni. Teknik yang harus dikuasai dalam
metode ini ialah pengenceran sampel dan mencawankan hasil-hasil
pengenceran tersebut.

Prinsip dari perhitungan metode hitungan cawan adalah bila sel mikroba yang
masih hidup ditumbuhkan pada medium, maka mikroba tersebut akan
berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan
kemudian dapat dihitung tanpa menggunakan mikroskop. Metode hitungan
cawan dibedakan atas dua cara, yaitu metode tuang (pour plate) dan metode
permukaan (surfacelspread plate). Pada metode tuang, sejumlah sampel (1 ml
atau 0,1 ml) dari pengenceran yang dikehendaki dimasukkan ke dalam cawan
petri, kemudian ditambhkan agar-agar cair yang steril yang telah didinginkan
(47-50℃) sebanyak 15-20 ml dan digoyangkan supaya sampelnya menyebar.
Metode ini merupakan cara yang paling sensitif untuk menentukan jumlah
jasad renik, dengan alasan :
1. Hanya sel mikroba yang hidup yang dapat dihitung
2. Beberapa jasad renik dapat dihitung sekaligus
3. Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba, karena koloni yang
terbentuk mungkin berasal dari mikroba yang mempunyai penampakan
spesifik.

Selain keuntungan-keuntungan tersebut di atas, metode hitungan cawan juga


memiliki kelemahan sebagai berikut :
• Hasil perhitungan tidak menunjukkan hasil yang sebenarnya, karena
beberapa sel yang berdekatan mungkin membentuk koloni.
• Medium dan kondisi inkubasi yang berbeda mungkin menghasilkan jumlah
yang berbeda pula.
• Mikroba yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat dan
membentuk koloni yang kompak, jelas, dan tidak mnyebar.
• Memerlukan persiapan dan waktu inkubasi relatif lama sehingga
pertumbuhan koloni dapat dihitung.
• Berdasarkan teori tersebut maka perlu untuk dilakukan percobaan ini untuk
dapat mengetahui secara langsung percobaan yang akan dilakukan.

II.3 Uji MPN


Berbeda dengan metode cawan dimana digunakan medium padat (Agar), dalam
metode MPN digunakan medium cair di dalam tabung reaksi, dimana
perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif, yaitu yang
ditumbuhi oleh mikroorganisme setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu.
Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya
kekeruhan, atau terbentuknya gas di dalam tabung Durham untuk
mikroorganisme pembentuk gas. Pada umumnya untuk setiap pengenceran
digunakan 3 atau 5 seri tabung. Lebih banyak tabung yang digunakan
menunjukkan ketelitian yang lebih tinggi tetapi alat gelas yang digunakan juga
lebih banyak.

Dalam metode MPN, pengenceran harus dilakuakn sedemikian Rupa sehingga


beberapa tabung yang berisi medium cair yang diokulasikanDengan larutan
hasil mikroorganismr, beberapa tabung mungkin mengandung lebih dari satu
sel sedangkan tabung lainnya tidak mengandung sel. Dengan demikian setelah
inkubasi diharapkan terjadi pertumbuhan pada beberapa tabung yang
dinyatakan sebagai tabung positif sedangkan tabung lainnya negatif. Untuk
mendapatkan beberapa tabung positif, pengenceran dilakukan dalam metode
MPN harus lebih tinggi dibandingkan dengan metode Cawan.

Metode MPN biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroorganisme di


dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat digunakan untuk contoh
berbentuk pasat dengan terlebih dahulu dibuat suspensi 1:10 dari contoh tsb.
Kelompok mikroorganisme dapat dihitung dengan metode MPN juga
bervariasi tergantung medium yang digunakan untuk pertumbuhan.

Perhitungan MPN Sebagai contoh misalnya terdapat suatu bahan pangan


dilakukan pengenceran secara desimal, kemudian masing-masing pengenceran
dimasukkan 1 ml ke dalam tabung yang berisi Nutrient Broth, Untuk tahap
pengenceran digunakan 3 seri tabung. Setelah inkubasi suhu dan waktu
tertentu, dilihat tabung yang positif yaitu yang ditumbuhi mikroorganisme
yang dapat ditandai dengan timbulnya kekeruhan. Misalnya pada pengenceran
10 ketiga tabung menghasilkan pertumbuhan positif, pada pengenceran 10 dua
tabung positif, pada pengenceran 10-4 satu tabung positif dan pada
pengenceran 10 tidak ada tabung positif. Kombinasinya menjadi 3.2.1.0 dan
jika diambil tiga pengenceran yang pertama kombinasinya adalah 3.2.1.
Setelah dicocokkan dengan tabel yang menunjukkan nilai MPN, hasilnya
sebagai berikut: Kombinasi 3,2,1

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui jumlah jasad renik di
dalam suatu suspensi atau bahan. Cara-cara tersebut dibedakan menjadi
beberapa kelompok, yaitu
1. Perhitungan jumlah sel
➢ Hitungan mikroskopis
➢ Hitungan cawan
➢ MPN (Most Probable Number)
2. Perhitungan massa sel secara langsung
➢ Volumetric
➢ Gravimetric
➢ Kekeruhan (turbidimeter)
3. Perhitungan massa sel secara tak langsung
➢ Analisis komponen sel (protein, DNA, ATP)
Analisis produk katabolisme (metabolit primer, metabolit sekunder, panas)
Analisis konsumsi nutrien (karbon, nitrogen, oksigen, asam amino, mineral).
(Waluyo 2007). Teknik enumerasi adalah cara- cara untuk menghitung
mikroba yang tumbuh di dalam media. Ada tiga teknik enumerasi yang
sering digunakan dalam praktikum yaitu:
• Derent Platting (hitungan langsung)
Derent Platting yaitu teknik perhitungan jumlah mkroorganisme secara
langsung dengan bantuan coloni counter atau alat lain. Cara ini ada dua
macam yaitu secara langsung yaitu dengan alat bakteri counting chamber
maupun metode breed smean atau lepoloitchweber untuk menghitung
jumlah mikroba dalam susu. Atau bahkan bias pula memanfaatkan sifat sel
yang bukan konduktor sehingga tidak dapat mengalirkan listrik yang
kemudian akan meningkatkan tegangan yang dicatat oleh recorder serta
dapatt menunjukkan jumlah total sel dan metode ini disebut metode
elektro cell chamber (Thihendrokosomo, 1989)
• Plate Count (Perhitungan Cawan)
Metode perhitungan cawan didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel
yang dapat hidup akan berkembang menjadi satu koloni. Kadi, jumlah
koloni yang muncul pada cawan merupakan satu indeks bagi jumlah
organisme yang dapat hidup yang terkandung dalam sample. Teknik yang
harus dikuasai dalam metode ini adalah mengencerkan sample dan
mencawankan hasil pengenceran tersebut. Untuk memenuhi persyaratan
statistik, cawan yang dipilih untuk menghitung koloni adalah yang
mengandung antara 30 sampai dengan 300 koloni (Hadioetomo, 1993).
• Perhitungan Massa Sel (Metode Turbidimetrik)
Bila kita harus memeriksa konsentrasi sel sejumlah besar biakan, maka
metode hitungan cawan bukanlah pilihan yang baik karena tidak hanya
memakan waktu tetapi juga memerlukan media dan pecah-belah dalam
jumlah besar. Untuk kasus deemikian tersedia metode yang lebih cepat dan
prakytis, yaitu pengukuran kekeruhan biakan dengan fotokolorimeter.
Namun agar data yang diperoleh dari pengukuran ini dapat dinyatakan
sebagai konsentrasi organisme, diperlukan suatu kurva standar yang
menyatakan kolerasi antara kekeruhan biakan dengan jumlah organisme
per ml biakan. Sekali kurva ini diperoleh, maka sejumlah besar biakan
mikroorganisme sejenis dapat dengan cepat diukur kekeruhannya dan
konsentrasinya segera diketahui dengan cara membaca kurva standar
tersebut
DAFTAR PUSTAKA

Hadioetomo, R. S. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Gramedia, Jakarta.

Sandjaja, B. 1992. Isolasi dan Identifikasi Mikrobiologi. Widya Medika, Jakarta.

Thihendrokesowo. 1989. Petunjuk Laboratorium Mikrobiologi Pangan. Pusat


Antar Universitas Pangan dan Gizi, Yogyakarta.

Volk. 1993. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Erlangga. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai