Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TEKNIK PERHITUNGAN MIKROBA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mikrobiologi Lingkungan

DOSEN PENGAMPU:
MELY GUSTINA, SKM, M.Kes
Disusun Oleh :

 Mutia Allia L. ( P05160021059 )


 Novia Fitriani (P05160021062 )
 Rani Anggraini (P05160021064)
 Riannaldi Eriza Permana (P05160021066 )
 Anggun Tricia(P05160021044)
 Aulya Nopebianti (P05160021045 )

Tingkat :1B
Kelompok : 5 (B)
POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PROGRAM STUDI D – III KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN AJARAN 2022/2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran allah S.W.T karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“TEKNIK PERHITUGAN MIKROBA” ini dengan baik meskipun masih banyak
kekurangan didalamnya.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai teknik perhitungan mikroba. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………..
i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………
ii
DAFTAR ISI…………………………………………….……………………….
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang……………………………………………….…………..
1
1.2    Rumusan Masalah…………………………………………………….….
2
1.3. Tujuan …………………………………………………………..:
…………3
BAB II PEMBAHASAN
2.1  Sejarah teknik perhitungan mikroba
……………………………………… 4
2.2  Pengertian ………………………………………………………………..
5
2.3  jenis -
jenis…………………………………………………………………. 6
2.4  bagaimana gambar alat labolatorium
……………………………………… 7
2.5  Bagaimana resiko yang timbul penanganannya …………………………
8
BAB III PENUTUP
3.1  Kesimpulan………………………………………………………………
9
3.2  Saran
……………………………………………………………………… 10
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………..
…………… 11

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bakteri merupakan mikro uniseluler. Pada umumnya bakteri tidak mempunyai klorofil.
Ada beberapa yang fotosintetik dan reproduksi aseksualnya secara pembelahan. Bakteri
tersebar luas di alam, di dalam tanah, di atmosfer, di dalam endapan-endapan lumpur, di
dalam lumpur laut, dalam air, pada sumber air panas, di daerah antartika, dalam tubuh
manusia, hewan, dan tanaman. Jumlah bakteri tergantung pada keadaan sekitar. Misalnya,
jumlah bakteri di dalam tanah tergantung jenis dan tingkat kesuburan tanah.

Pengamatan bakteri dapat dilakukan secara individual, satu per satu, maupun secara
kelompok dalam bentuk koloni. Bila bakteri yang ditumbuhkan di dalam medium yang tidak
cair, maka akan terjadi suatu kelompok yang dinamakan koloni. Bentuk koloni berbeda-beda
untuk setiap spesies, dan bentuk tersebut merupakan ciri khas bagi suatu spesies tertentu.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Metode Hitungan Cawan ?


 Metode hitungan cawan
 Metode hemasitometer
 Metode mpm
2. Apa jenis -jenis ?
 Metode hitungan cawan
 Metode hemasitometer
 Metode mpm
3. Bagaimana resiko yang timbul dan penanganannya?
 Metode hemasitometer
 Metode mpm
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Metode Hitungan Cawan
2. Mengetahui Jenis – jenis Metode HIitungan Cawan
3. Mengetahui Resiko yang Timbul dan Penangananya
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Metode Hitung Cawan
A. Metode Hitungan Cawan
Metode Hitungan Cawan merupakan cara penanaman bakteri dengan Dari
pengenceran yang dikehendaki sebanyak 1 ml atau 0,1 ml larutan tersebut dipipet ke
dalam cawan petri, sebaiknya waktu antara dimulainya pengenceran sampai
menuangkan ke dalam cawan petri tidak boleh lebih lama dari 30 menit. Kemudian ke
dalam cawan tersebut dimasukkan medium agar cair steril yang telah didinginkan
sampai 500C sebanyak kurang lebih 10 ml. segera setelah penuangan, cawan petri
digerakkan di atas meja secara hati-hati dengan gerakan melingkar atau gerakan
seperti angka delapan. Setelah agar memadat, cawan-cawan tersebut dapat
diinkubasikan di dalam inkubator dengan posisi terbalik menggunakan media padat,
yang kerjanya pada dasarnya membuat seri pengenceran (homogenisasi) bahan
(sampel) dengan kelipatan 10. Seri pengenceran yaitu cara persiapan sampel untuk
memperoleh distribusi bakteri sebaik mungkin di dalam sampel, dengan tujuan dapat
membebaskan sel-sel bakteri yang mungkin viabilitasnya berkurang karena kondisi
yang kurang menguntungkan (Jutono dkk, 1980 dan BSN, 1992).
Metode hitungan cawan bertujuan untuk menyebarkan koloni bakteri yang pada
prinsipnya adalah bila sel mikroba yang masih hidup ditumbuhkan pada medium,
maka mikroba tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat
dilihat langsung dan kemudian dihitung tanpa menggunakan mikroskop, juga
merupakan cara yang paling sensitif untuk menentukan jumlah mikroba dengan alasan
sebagai berikut :
 Hanya sel mikroba yang hidup yang dapat dihitung.
 Beberapa jasad renik dapat dihitung sekaligus.
 Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba, karena koloni yang
terbentuk mungkin berasal dari mikroba yang mempunyai penampakan
spesifik.
B. Jenis-Jenis Metode Hitungan Cawan
 Metode tuang (pour plate)
.
 Metode permukaan (surface / spread plate)
Minimal satu hari sebelum melakukan pengenceran, medium agar
cair steril dituangkan ke dalam cawan petri steril dan dibiarkan
membeku dengan sempurna, kemudian disimpan pada suhu kamar. Dari
pengenceran yang dikehendaki sebanyak 0,1 ml (tidak boleh lebih) ke
dalam cawan petri yang telah berisi medium (medium yang dituang
minimal hari kemarin).
 Metode drob plate
Minimal 4 hari sebelum melakukan pengenceran medium agar cair steril
dituang ke dalam cawan petri steril dan dibiarkan membeku dengan sempurna
kemudian disimpan pada suhu kamar.
2.2 .METODE HEMASITO METER.
A. Sejarah Hemositometer
Hemositometer ini ditemukan oleh Louis-Charles Malassez dan terdiri dari
sebuah slide mikroskop kaca tebal dengan lekukan persegi panjang yang menciptakan
sebuah kamar. Ruangan ini adalah diukir dengan laser-grid tergores garis tegak lurus.
Perangkat ini dibuat dengan hati-hati sehingga daerah yang dibatasi oleh garis
diketahui, dan kedalaman ruang ini juga dikenal. Oleh karena itu mungkin untuk
menghitung jumlah sel atau partikel dalam suatu volume tertentu cairan, dan dengan
demikian menghitung konsentrasi sel dalam cairan secara keseluruhan. Dan definisi
Hemositometer atau haemocytometer adalah perangkat awalnya dirancang untuk
penghitungan sel darah. Sekarang juga digunakan untuk menghitung jenis sel serta
partikel mikroskopis lainnya.
B. Jenis-Jenis Hemasitometer
C. Resiko Kecelakaan yang Timbul dan Penanganannya
1.Neubauer
2.Neubauer Improved
3.Neubauer Improved Bright-line
4.Buerker
5.Tuerk
6.Thoma
7.Thoma Neu
8.Nageotte
9.Fuchs-Rosenthal
Kemungkinan Resiko Kecelakaan Berhati-hati saat mengisap cairan dengan
pipet thoma, jangan sampai tertelan, Berhati-hati saat memegangnya, karena benda
ini terbuat dari kaca. Dan Perawatan Beaker Glass Bersihkan setiap komponennya
setelah selesai digunakan, Hati-hati dalam membersihkan bilik hitung agar garis-garis
bilik hitung tidak hilang., Simpan di tempat kering untuk menghindari tumbuhnya
jamur,Pastikan setiap komponen di dalamnya dalam keadaan lengkap dan masih bisa
igunakan, Pastikan juga tidak terkontaminasi dan bersih.

2.3.METODE MPM ( Metode titik material )

A. Sejarah MPM (Metode titik material)

Metode titik material ( MPM ) adalah teknik numerik yang digunakan untuk
mensimulasikan perilaku padatan , cairan , gas , dan material kontinum lainnya.
Terutama, ini adalah metode diskritisasi spasial yang kuat untuk mensimulasikan
interaksi multi-fase (padat-cairan-gas). Dalam MPM, badan kontinum dijelaskan
oleh sejumlah elemen Lagrangian kecil yang disebut sebagai 'titik material'. Titik
material ini dikelilingi oleh mesh/grid latar belakang yang hanya digunakan untuk
menghitung istilah gradien seperti gradien deformasi. Tidak seperti metode
berbasis mesh lainnya seperti metode elemen hingga , metode volume hingga
ataumetode beda hingga , MPM bukan metode berbasis mesh melainkan
dikategorikan sebagai metode partikel berbasis meshless/meshfree atau kontinum,
contohnya adalah hidrodinamika partikel yang dihaluskan dan peridinamika .
Terlepas dari adanya mesh latar belakang, MPM tidak menghadapi kelemahan
metode berbasis mesh (kekusutan deformasi tinggi, kesalahan adveksi, dll.) yang
menjadikannya alat yang menjanjikan dan kuat dalam mekanika komputas.

B. Kelebihan dan kekurangan MPM ( metode titik material )

1.Kelebihan Tidak seperti FEM , MPM tidak memerlukan langkah perbaikan berkala
dan pemetaan ulang variabel keadaan, dan karena itu lebih cocok untuk pemodelan
deformasi material yang besar. Dalam MPM, partikel dan bukan titik mesh
menyimpan semua informasi tentang status perhitungan. Oleh karena itu, tidak ada
kesalahan numerik yang dihasilkan dari mesh yang kembali ke posisi semula setelah
setiap siklus perhitungan, dan tidak diperlukan algoritme perbaikan. Basis partikel
MPM memungkinkannya untuk menangani perambatan retak dan diskontinuitas
lainnya lebih baik daripada FEM, yang diketahui memaksakan orientasi mesh pada
perambatan retak dalam suatu material. Juga, metode partikel lebih baik dalam
menangani model konstitutif yang bergantung pada sejarah. Dibandingkan dengan
metode partikel murni Karena di MPM node tetap pada grid biasa, perhitungan
gradien adalah sepele. Dalam simulasi dengan dua fase atau lebih, agak mudah untuk
mendeteksi kontak antar entitas, karena partikel dapat berinteraksi melalui kisi dengan
partikel lain dalam benda yang sama, dengan benda padat lainnya, dan dengan cairan.

2.Kekurangan MPM lebih mahal dalam hal penyimpanan daripada metode lain,
karena MPM menggunakan mesh serta data partikel. MPM lebih mahal secara
komputasi daripada FEM, karena grid harus diatur ulang pada akhir setiap langkah
perhitungan MPM dan diinisialisasi ulang pada awal langkah berikutnya. Osilasi
palsu dapat terjadi sebagai partikel melintasi batas mesh di MPM, meskipun efek ini
dapat diminimalkan dengan menggunakan metode interpolasi umum (GIMP). Dalam
MPM seperti dalam FEM, ukuran dan orientasi mata jaring dapat mempengaruhi hasil
perhitungan: misalnya, dalam MPM, lokalisasi regangan diketahui sangat sensitif
terhadap penyempurnaan mata jaring. Salah satu masalah stabilitas pada MPM yang
tidak terjadi pada FEM adalah kesalahan persilangan sel dan kesalahan ruang nol
[36]karena jumlah titik integrasi (titik material) tidak tetap konstan dalam sel.

BAB III
PENUTUP

3.1KESIMPULAN

Jumlah mikroba suatu bahan dapat ditentukan dengan bermacam-macam cara,


tergantung pada bahan dan jenis mikroba yang ditentukan.

Ada dua cara penghitungan jumlah mikroba yaitu:

1.Penghitungan jumlah mikroba secara langsung (direct method)


Cara ini dipakai untuk menentukan jumlah mikroba secara keseluruhan baik yang
mati maupun yang hidup.
2. Penghitungan jumlah mikroba secara tidak langsung (indirect method)
Cara ini dipakai untuk menentukan jumlah mikroba secara keseluruhan baik yang
hidup maupun yang mati atau hanya untuk menentukan jumlah mikroba yang
hidup saja tergantung cara yang digunakan.

3.2 SARAN

Demikianlah makalah ini penulis buat dengan masih terdapat kekurangan. Untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk tercapainya
suatu kesempurnaan sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan makalah.
DAFTAR PUSTAKA

http://adnanhidayat32.blogspot.com/2012/03/perhitungan-jumlah-bakteri.html

https:// nurhidayat.lecture.ub.ac.id/files/2012/03/perhitungan-mikrob.ppt

http://proseduralatpengujiansnikualitaskadar.blogspot.com/2011/01/menghitung-perhitungan-
jumlah-bakteri.html

http://www.storiesme.com/forum/thread/2171/cara-menghitung-jasad-renik-mikroba/

http://www.achmadghoni.com/2012/05/perhitungan-bakteri.html

http://artikelteknikkimia.blogspot.com/2012/03/tes-jurnal-praktikum-mikrobiolgi-jilid.html

Anda mungkin juga menyukai