BLOK RESPIRASI II
LABORATORIUM TERPADU 1
FAKULTAS KEDOKTERAN
2021
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karenaatas
rahmat-Nya penyusun dapat melaksanakan dan menyusun laporan yang berjudul “Laporan
Praktikum Mikrobiologi Pemeriksaan Sputum” tepat pada waktunya.
Laporan ini penulis susun untuk memenuhi prasyarat sebagai syarat nilai praktikum
histologi. Dalam penyusunan laporan ini, penulis mendapat banyak bantuan, masukan,
bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih yang tulus kepada :
1. Ibu Diani Sri Hidayati, S.Si, M.Si dan Ibu Bu Sabariah, S.Pd.,M.Biomed selaku dosen
pembimbing praktikum mikrobiologi penulis..
2. Bapak/Ibu Dosen dan Teman-teman jurusan FK Universitas Islam Al-Azhar yang telah
memberikan masukan terkait laporan yang penulis buat.
3. Keluarga yang kami cintai yang senantiasa memberikan dorongan dan motivasi.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan perlu pendalaman
lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya
konstruktif demi kesempurnaan laporan ini. Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
Secara definisi bakteri dapat diartikan sebagai komponen berbentuk uniseluler, pada
umumnya tidak berklorofil, ada beberapa yang fotosintetik dan produksi aseksualnya secara
pembelahan dan bakteri mempunyai ukuran sel kecil dimana setiap selnya hanya dapat dilihat
dengan bantuan mikroskop. Bakteri pada umumnya mempunyai ukuran sel 0,5-1,0 µm kali
2,0-5,0 µm, dan terdiri dari tiga bentuk dasar yaitu bentuk bulat atau kokus, bentuk batang atau
Bacillus, bentuk spiral.
Secara umum, semua bakteri patogen harus mempunyai kemampuan tertentu selaras
dengan patogenesis penyakit, yaitu masuk ke dalam pejamu, bertahan pada pintu masuk sel
pejamu, evasi atau sirkumvensi terhadap mekanisme pertahanan tubuh, menimbulkan gejala
klinis, dan keluar dari pejamu untuk melanjutkan siklus infeksi berikutnya. Proses terjadinya
penyakit infeksi merupakan resultan fungsi faktor virulensi yang bersifat mosaik serta
merupakan bagian integral dari respon tubuh pejamu yang juga bersifat mosaic.
Secara mikrobiologi bakteri pathogen dapat diamati dengan cara pewarnaan atau
pengecatan. Pewarnaan (pengecatan) Ziehl-Neelsen (ZN), disebut juga dikenali sebagai
pewarna bakteri tahan asam atau sering disebut pengecatan BTA. Dalam cat ini mengandung
zat warna karbol-fuchsin yang merupakan asam. Pengecatan ini pertama sekali dicetuskan oleh
dua orang doktor Jerman, Franz Ziehl (1859-1926), seorang pakar bakteria dan Friedrich
Neelsen (1854-1894), ahli patologi. Pengecatan ZN merupakan pewarna bakteri khas yang
digunakan untuk organisme/bakteri tahan asam, terutamanya Mycobacteria.
Bakteri juga dapat dibedakan melalui teknik pewarnaan gram. Teknik pewarnaan gram
tersebut dapat menghasilkan warna merah dan ungu. Bakteri gram negatif ditandai dengan
pewarnaan ungu sedangkan yang positif berwarna merah. Hal ini bertujuan untuk memberikan
warna pada bakteri pada akhirnya dapat diidentifikasi dengan mudah.
4
1.2 Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mengetahui prinsip prinsip dasar pengecatan BTA
2. Mahasiswa mendomenstrasikan pengecatan BTA
3. Mahasiswa melakukan interpretasi hasil pengecatan BTA
4. Untuk mempelajari tekhnik pengecatan gram.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengecatan BTA merupakan salah satu teknik pengecatan differensial yang dikerjakan di
laboratorium mikrobiologi untuk kepentingan identifikasi bakteri terutama untuk genus
mycobacterium. Terdapat beberapa metode pengecatan BTA antara lain Ziehl-Neelsen (ZN),
Kinyoun stain, Auramine-Rhodamine Stain, dan lain-lain. Metode yang paling banyak digunakan
adalah ZN stain. Genus Mycobacterium adalah bakteri berbentuk batang yang sukar atau tidak
jelas jika diwarnai dengan pengecatan Gram. Mycobacterium memiliki dinding sel (cell wall)
yang tebal dan mengandung lipid terutama asam mikolat. Hal ini menyebabkan hasil reaksi
positif saat dilakukan pengecatan BTA.
Larutan kimia yang digunakan adalah alkohol asam 3% , carbol fuchsin 0,3%, serta
methylen blue 0,3% yang masing-masing mempunyai fungsi antara lain asam alkohol digunakan
sebagai peluntur, carbol fuchsin mempunyai fungsi membuka lapisan lilin agar menjadi lunak
sehingga cat dapat menembus masuk ke dalam sel bakteri M. tuberculosis. Methylen blue
berfungsi sebagai cat lawan dan pada pemberian methylen blue pada bakteri akan tetap berwarna
merah dengan latar belakang biru atau hijau.
6
2.2 Teori Pengecatan Gram
Pewarnaan gram dibagi menjadi dua hasil yaitu gram positif dan gram negatif, tergantung
dari reaksi dinding sel terhadap tinta safranin atau kristal violet. Beberapa bakteri tidak terwarnai
dengan pewarnaan gram, karena dinding selnya mengandung banyak lipid, sehingga digunakan
pewarnaan tahan asam untuk mengidentifikasinya. Pada pewarnaan tersebut sel bakteri akan
berwarna merah tetapi sel jaringan akan berwarna hijau.
Pewarnaan Gram digunakan untuk mengetahui morfologi sel bakteri serta untuk
membedakan bakteri gram positif dan gram negative. Perbedaan warna pada bakteri gram positif
dan gram negatifmenunjukkan bahwa adanya perbedaan struktur dinding sel antara kedua jenis
bakteri tersebut. Bakteri gram positif memiliki struktur dinding sel dengan kandungan
peptidoglikan yang tebal sedangkan bakteri gram negatifmemiliki sturktur dinding sel dengan
kandungan lipid yang tinggi.
7
BAB III
METODELOGI
8
Korek Api
Bak Pewarnaan
Oil emersi
b. Bahan :
Biakan murni bakteri gram positif dan gram negative
Kristal violet (Gram I)
Iodin atau Lugol (Gram II)
Alkohol (Gram III)
Safranin (Gram IV)
Aquadest
9
3.3.1 Pewarnaan Metode Ziehl Neelsen
10
11
3.3.2 Pengecatan Gram
Bersihkan objek glass dengan melewatkan di atas bunsen atau lampu spiritus
beberapa kali.
Secara aseptis mengambil 1 ose biakan, letakkan di atas objek glass, ratakan seluas
± 2 cm, kering anginkan.
Fiksasi di atas nyala lampu spiritus beberapa kali, sehingga sel-sel bakteri mati.
Teteskan 2-3 tetes larutan Gram I pada preparat dan mendiamkan selama 1 menit.
Cuci dengan air mengalir sampai cat tercuci semua, kering anginkan.
Teteskan 2-3 tetes larutan Gram II dan mendiamkan selama 1 menit. Cuci dengan
air mengalir sampai cat tercuci semua, kering anginkan.
Lunturkan dengan larutan Gram III sampai lapisan tampak pucat (± 30 detik), dan
langsung cuci dengan air mengalir lalu kering anginkan.
Teteskan cat Gram IV dan biarkan selama 1 menit. Cuci dengan air mengalir dan
kering anginkan.
Mengeringkan bagian bawah kaca objek dengan tissue, amati di bawah mikroskop
mulai dari perbesaran lemah, sedang dan kuat.
Gambar dan beri keterangan bakteri yang tampak serta memperhatikan bentuk,
warna dan reaksi pengecatan.
12
3.4 Hasil Pengamatan
Gambar
Preparat Jadi
13
Gambar Preparat
Kelompok 1
(Probandus Sasiar)
14
3.4.2 Pengecatan Gram
Gambar Preparat
Jadi
15
Gambar Preparat
Kelompok 1
(Probandus Sasiar)
16
BAB IV
PEMBAHASAN
Gambar diatas merupakan hasil pewarnaan basil tahan asam (BTA) metode Ziehl-
Neelsen yang dilihat di bawah mikroskop dengan pembesaran 100x. Bakteri tahan asam tampak
berbintik hasil warna merah sedangkan bakteri yang tidak tahan asam berwarna biru.
Bakteri genus mycobacterium dan beberapa spesies nocardia pada dinding selnya
mengandung banyak zat lipid (lemak) sehingga bersifat permeable dengan pewarnaan biasa.
Bakteri tersebut bersifat tahan asam (+) terhadapa pewarnaan tahan asam. Pewarnaan tahan asam
dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosa tuberkulosis. Pewarnaan tahan asam
menggunakan larutan ziehl-Neelsen A (cat karbol fuchsin), Ziehl-Neelsen B (alkohol asam :HCL
3% dalam metanol 95%) dan ziehl –neelsen C (cat biru metilen). Hasil pewarnaan maka bakteri
tahan asam akan berwarna merah dan bakteri tidak tahan asam akan berwarna biru.
Adapun kelemahan dan kelebihan Ziehl Neelsen yakni: latar belakang berwarna biru
terang, basil merah jelas, reagen terjangkau dan mudah didapat, fenol diencerkan 5% dan tidak
dipanaskan karena pemanasan dilakukan pada proses pewarnaan sedian zat warna utama maka
dari itu agak lama waktu yang dibutuhkan.
Pewarnaan gram bertujuan untuk mengelompokkan bakteri ke dalam bakteri negatif dan
bakteri positif. Warna merah yang mucul menandakan bakteri gram negatif, karena hilangnya
pewarna kristal violet pada waktu dekolorisasi dengan alkohol kemudian sel bakteri menyerap
safranin. Karena bakteri gram negatif mengandung lipid lebih rendah sehingga dinding sel
bakteri akan lebih mudah terdehidrasi akibat perlakuan dengan alkohol. Pemberian alkohol
berfungsi untuk dekolorisasi bakteri, sehingga menyebabkan zat utama dalam sel muncul.
Dinding sel yang terdehidrasi menyebabkan daya permeabilitasnya berkurang sehingga zat
warna ungu kristal keluar dari sel kemudian sel akan menyerap safranin.
17
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dalam praktikum ini diperoleh kesimpulan bahwa praktikum pewarnaan gram
menggunakan sampel sputum kemudian diamati dan ditemukan bakteri pada pengamatan
pewarnaan BTA ditemukan hasil positif apabila ditemukannya bakteri bintik merah sedangkan
pada pengamatan pewarnaan Gram didapat hasil dominasi dari bakteri gram negatif tetapi
terdapat juga warna biru keunguan yang menandakan bakteri gram positif.
18
LAPORAN SEMENTARA
19
20
21
DAFTAR PUSTAKA
https://poltek-binahusada.ejournal.id/analiskesehatankendari/article/download/13/8/
(Dikutip pada tanggal 1 Februari 2021)
Kementrian Kesehatan RI. 2012. Modul Pelatihan Pemeriksaan Dahak Mikroskopis TB.
Jakarta. Dirjen Bina Upaya Kesehatan, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan.
Utji, R, Harun H. 2013. Kuman Tahan Asam. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran (Edisi
Revisi). Jakarta: Binarupa Aksara; p. 227- 236
22