Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN

JOURNAL READING
BLOK UROLOGI & REPRODUKSI I
“Pengaturan Cairan dan Elektrolit Dalam Setiap Rangkaian Usia”

Disusun Oleh :
Kelompok 4
Ad’dhien Surya Permana Suprapto (019.06.0002)
Aulia Rinjani Lestari (019.06.0011)
Gusti Ayu Pradiipta Devi Suastina (019.06.0032)
I Putu Ryan Aryadana (019.06.0042)
Muhammad Rezki Al-Ayyubi (019.06.0062)
Yuni Asmilawati (019.06.0094)

Tutor : dr. Dian Rahadianti, S.Ked, M.Biomed

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat-Nya penulis dapat melaksanakan dan menyusun makalah yang
berjudul “Pengaturan Cairan dan Elektrolit Dalam Setiap Rangkaian Usia” tepat
pada waktunya.
Makalah ini penulis susun untuk memenuhi prasyarat sebagai syarat nilai
Journal Reading. Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapat banyak
bantuan, masukan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu,
melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang tulus kepada :
1 dr. Dian Rahadianti, S.Ked, M.Biomed selaku tutor Journal Reading
kelompok penulis.
2 Bapak/Ibu Dosen Universitas Islam Al-Azhar yang telah memberikan
masukan terkait makalah yang penulis buat.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan perlu
pendalaman lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca yang sifatnya konstruktif demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya,
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.

Mataram, April 2020

Penulis

ii | Pengaturan Cairan dan Elektrolit Dalam Setiap Rangkaian Usia


DAFTAR ISI

Halaman Judul ……………………………. i

Kata Pengantar ……………………………. ii

Daftar Isi ……………………………. iii

Abstrak ……………………………. v

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ……………………………. 1

1.2 Tujuan ……………………………. 2

1.3 Manfaat ……………………………. 2

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 Pengantar ……………………………. 4

2.2 Kadar Air Total Dalam Tubuh ……………………………. 4

2.3 Perbedaan Kehilangan Cairan ……………………………. 5


Tubuh Pada Bayi dan Orang
Dewasa

2.4 Keadaan Protein Plasma ……………………………. 6

2.5 Perbedaan Fungsi Ginjal Pada Bayi ……………………………. 6


dan Orang Dewasa

2.6 Perbedaan Metabolisme Obat ……………………………. 7


Dalam Setiap Rangkaian Usia

2.7 Peran Keperawatan Pada ……………………………. 8


Keseimbangan Cairan dan
Elektrolit

2.8 Strategi Preventif ……………………………. 13


Ketidakseimbangan Cairan dan
Elektrolit

iii | Pengaturan Cairan dan Elektrolit Dalam Setiap Rangkaian Usia


BAB III : PENUTUP

3.1 Kesimpulan ……………………………. 17

3.2 Kritik dan Saran ……………………………. 17

DAFTAR PUSTAKA ……………………………. 19

iv | Pengaturan Cairan dan Elektrolit Dalam Setiap Rangkaian Usia


ABSTRAK

Fungsi opsional sistem tubuh bergantung pada keseimbangan cairan dan


elektrolit. Namun, terdapat faktor usia yang mengimbangi gangguan cairan dan
elektrolit, da nada pula variasi faktor penyebab lainnya. Perawat memiliki peran
yang penting dalam pengaturan keseimbangan cairan dan elektrolit. Artikel ini
berfokus pada regulasi kadar air total dalam tubuh, protein plasma, fungsi ginjal,
dan metabolisme obat, fisiologi keseimbangan cairan elektrolit terhadap usia, dan
implikasi perawatannya.

v | Pengaturan Cairan dan Elektrolit Dalam Setiap Rangkaian Usia


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di dalam tubuh manusia, terdapat komponen cairan dan elektrolit dalam
jumlah yang besar. Cairan di dalam tubuh manusia dapat dibagi menjadi
beberapa jenis, diantaranya adalah cairan intraseluler (CIS) dan cairan
ekstraseluler (CES). Seperti namanya, cairan intraseluler merupakan cairan
yang berada di dalam sel, sedangkan cairan ekstraseluler merupakan cairan
yang ada di luar sel. Kedua cairan ini dipisahkan oleh sawar yang disebut
dengan membran sel. Membran sel merupakan membran yang selektif
permeabel, karena membran ini hanya permeabel terhadap zat tertentu sehingga
hanya beberapa jenis zat saja yang dapat dengan mudah keluar-masuk sel.
Elektrolit merupakan substansi yang berdisosiasi menjadi ion pada saat
mengalami fusi atau jika berada di dalam larutan, dengan demikian substansi
tersebut mampu menghantarkan listrik (Dorland, 2015). Contoh elektrolit yang
ada pada tubuh manusia adalah Na+, Cl-, HCO3-, H+ dan K+. Ion hidrogen
memiliki peran yang penting dalam menentukan suatu lingkungan atau cairan
asam atau basa. Dengan demikian, elektrolit juga memiliki hubungan dengan
sistem asam-basa tubuh.
Cairan dan elektrolit diatur agar tetap seimbang dan selalu dapat mencapai
homeostasisnya. Keseimbangan cairan dan elektrolit diperlukan dalam
mekanisme-mekanisme fisiologis yang adekuat. Pengaturan keseimbangan
cairan melibatkan dua komponen terpisah, yaitu kontrol volume cairan
ekstraseluler dan kontrol osmolaritas cairan ekstrasel. Keseimbangan elektrolit
atau asam-basa tubuh melibatkan sistem dapar kimiawi, paru-paru dan ginjal.
Setiap rangkaian usia memiliki pengaturan cairan dan elektrolit di dalam
tubuhnya. Pengaturan cairan dan elektrolit individu dewasa yang berumur di
atas 40 tahun pasti memiliki mekanisme yang berbeda dengan pengaturan
cairan dan elektrolit individu yang baru berumur 1 tahun.

1 | Pengaturan Cairan dan Elektrolit Dalam Setiap Rangkaian Usia


Perawat memiliki peranan penting dalam menjaga pengaturan
keseimbangan cairan dan elektrolit untuk setiap rangkaian usia kehidupan
manusia. Melihat perbedaan penanganan perawat terhadap pengaturan cairan
dan elektrolit yang bergantung pada usia ini menyebabkan penulis menulis
artikel mengenai “Pengaturan Cairan dan Elektrolit Dalam Setiap Rangkaian
Usia.”

1.2 Tujuan
1.2.1 Untuk Memahami Kadar Air Total Dalam Tubuh.
1.2.2 Untuk Memahami Perbedaan Kehilangan Cairan Tubuh Pada Bayi dan
Orang Dewasa.
1.2.3 Untuk Memahami Keadaan Protein Plasma.
1.2.4 Untuk Memahami Perbedaan Fungsi Ginjal Pada Bayi dan Orang
Dewasa.
1.2.5 Untuk Memahami Perbedaan Metabolisme Obat Dalam Setiap
Rangkaian Usia.
1.2.6 Untuk Memahami Peran Keperawatan Pada Keseimbangan Cairan dan
Elektrolit.
1.2.7 Untuk Memahami Strategi Preventif Ketidakseimbangan Cairan dan
Elektrolit.

1.3 Manfaat
1.3.1 Pembaca Dapat Memahami Kadar Air Total Dalam Tubuh.
1.3.2 Pembaca Dapat Memahami Perbedaan Kehilangan Cairan Tubuh Pada
Bayi dan Orang Dewasa.
1.3.3 Pembaca Dapat Memahami Keadaan Protein Plasma.
1.3.4 Pembaca Dapat Memahami Perbedaan Fungsi Ginjal Pada Bayi dan
Orang Dewasa.
1.3.5 Pembaca Dapat Memahami Perbedaan Metabolisme Obat Dalam
Setiap Rangkaian Usia.

2 | Pengaturan Cairan dan Elektrolit Dalam Setiap Rangkaian Usia


1.3.6 Pembaca Dapat Memahami Peran Keperawatan Pada Keseimbangan
Cairan dan Elektrolit.
1.3.7 Pembaca Dapat Memahami Strategi Preventif Ketidakseimbangan
Cairan dan Elektrolit.

3 | Pengaturan Cairan dan Elektrolit Dalam Setiap Rangkaian Usia


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengantar
Gangguan cairan dan elektrolit merupakan penyakit yang biasa terjadi
di semua masa hidup. Banyak faktor yang memiliki hubungan dengan
ketidakseimbagan ini. Dehidrasi atau over-hidrasi, kekurangan maupun
kelebihan garam dan air memiliki hubungan terhadap penyakit dan kematian
dengan peningkatan resiko yang beriringan dengan usia seseorang. Artikel ini
berfokus pada regulasi kadar air total dalam tubuh, protein plasma, fungsi
ginjal, dan metabolisme obat serta fisiologi keseimbangan cairan dan
elektrolit terhadap usia, peran keperawatan dalam keseimbangan cairan dan
elektrolit.

2.2 Kadar Air Total Dalam Tubuh


Kadar air total dalam tubuh bervariasi dan bergantung pada kadar lemak
dalam tubuh, usia, dan jenis kelamin. Air dalam tubuh mewakili sekitar 60%
berat tubuh laki-laki muda yang ramping dan 50% berat tubuh perempuan.
Air di dalam tubuh dibagi menjadi 2 kompartemen utama, yaitu :
 Cairan ekstraseluler (CES). CES dibagi lagi menjadi cairan
intravaskular (yang biasa disebut plasma) dan cairan interstitial.
Cairan interstitial mengelilingi sel. CES mewakili 20% berat tubuh
orang. Selain itu, terdapat cairan transeluler yang juga merupakan
komponen dari CES dan ditemukan di serebrospinalis, rongga pleura,
sistem limfe, sendi, sekresi glandular, dan pada mata. Tidak ada
ekskresi atau sekresi cairan transeluler yang signifikan tiap harinya.
 Cairan intraseluler (CIS). CIS terdapat di dalam sel dan terdapat
sekitar 40% dari berat badan orang dewasa. Cairan intraseluler hanya
mengandung sejumlah kecil ion natrium dan klorida dan hampir tidak
ada ion kalsium. Namun, cairan ini mengandung sejumlah besar ion
kalium dan fosfat ditambah ion magnesium dan sulfat dalam jumlah

4 | Pengaturan Cairan dan Elektrolit Dalam Setiap Rangkaian Usia


sedang. Ion-ion tersebut memiliki konsentrasi yang rendah di cairan
ekstraseluler. (Hall, 2019).
Ketika dinding kapiler dan membran sel memisahkan CIS dan CES,
CES harus seimbang dengan CIS. CES lebih mudah untuk hilang dari tubuh
dibandingkan CIS.

2.3 Perbedaan Kehilangan Cairan Tubuh Pada Bayi dan Orang Dewasa
Kehilangan cairan tubuh dikategorikan menjadi yang “dapat dirasakan”
atau “dapat dihitung” dan “tidak dapat dirasakan” atau “tidak dapat dihitung”.
Kehilangan cairan tubuh yang “dapat dirasakan” merupakan kehilangan yang
dapat dihitung seperti urin, feses, darah, drainase lambung, dan emesis.
Kehilangan cairan tubuh yang “tidak dapat dirasakan” merupakan jenis
kehilangan cairan tubuh yang tidak dapat dihitung seperti cairan yang hilang
melalui pernapasan. Demam, peningkatan kedalaman dan kecepatan
pernapasan, dan kelembapan berpengaruh terhadap hilangnya cairan pada
individu (McLafferty et al., 2014).

Usia Kelahiran hingga Masa Pubertas


Pada umumnya, bayi kehilangan air dari kulit lebih banyak
dibandingkan orang dewasa. Bayi memiliki cairan tubuh yang banyak sekitar
70% berat badan (Metheny, 2012). Bayi juga memiliki lebih banyak CES,
yang membuat bayi lebih rentan terhadap kehilangan volume cairan. Ketika
bayi akan menginjak umur 3 tahun, persentase cairan tubuh total mendekati
persentase orang dewasa. Pada saat pubertas, komposisi air total dalam tubuh
tercapai, dan onset dari perbedaan seksual berhubungan dengan persentase
berat badan (Metheny,2012).

Orang Dewasa di Atas 40 Tahun


Pada usia ini, rata-rata air di dalam tubuh menurun yang berhubungan
dengan berat badan, perbedaan jenis kelamin dan persentase berat badan yang
tetap. Diantara umur 40-60 tahun, air dalam tubuh total menurun hingga

5 | Pengaturan Cairan dan Elektrolit Dalam Setiap Rangkaian Usia


menjadi 55% pada pria dan 47% pada wanita (Metheny, 2012). Ketika
menginjak umur 60 tahun, persentase air dalam tubuh pria menjadi 52% dan
wanita 46%.

2.4 Keadaan Protein Plasma


Protein plasma (albumin, fibrinogen, prothrombin, dan gamma
globulin) ada sekitar 6-7% di dalam plasma darah. Protein plasma
mempertahankan tekanan osmotik, meningkatkan viskositas darah, dan
membantu mempertahankan tekanan darah. Hati mensintesis semua protein
plasma kecuali gamma globulin, yang menjelaskan secara rasional mengenai
ketidakseimbangan protein yang biasa ditemukan pada pasien dengan
disfungsi hati dan gagal hati.
Albumin memainkan peranan yang penting dalam mempertahankan
homeostasis cairan. Ketika cairan terfiltrasi melalui kapiler, albumin tetap
menurunkan volume cairan karena molekul albumin tidak dapat melewati
membran kapiler dengan mudah. Hal ini menyebabkan peningkatan
konsentrasi albumin pada cairan yang didorong oleh kapiler (tekanan osmotik
koloid plasma). Pada dasarnya, albumin memainkan peran dalam “menarik
cairan”.

2.5 Perbedaan Fungsi Ginjal Pada Bayi dan Orang Dewasa


Ginjal memiliki peran vital pada keseimbangan cairan, elektrolit, dan
asam-basa. Sebuah ginjal yang sehat menyaring sekitar 180 liter plasma
dalam sehari dan memproduksi sekitar 1,8 liter urin per harinya (Sherwood,
2016). Ketika terjadi penurunan fungsi ginjal pada pasien dengan Penyakit
Ginjal Kronis (Chronic Kidney Disease, CKD), pasien tersebut kehilangan
kemampuan untuk menyaring plasma, dan akibatnya adalah cairan dan
elektrolit yang tidak seimbang. Perhatian yang khusus diberikan kepada
ketidakseimbangan potassium (K+) dan kalsium (Ca+) pasien dengan CKD,
karena hal tersebut akan berdampak pada fungsi jantung.

6 | Pengaturan Cairan dan Elektrolit Dalam Setiap Rangkaian Usia


Usia Kelahiran Hingga Masa Pubertas
Bayi dan anak-anak mengekskresi urin dengan laju yang lebih cepat
dibanding orang dewasa karena lebih tingginya laju metabolik pada anak-
anak yang memproduksi lebih banyak sisa metabolisme. Sebagai tambahan,
ginjal bayi tidak dapat mengkonsentrat urin hingga sekitar 3 bulan
kehidupan dan tetap memiliki efisiensi yang rendah hingga umur bayi
sekitar 2 tahun.

Usia Dewasa
Semakin bertambah usia individu, maka semakin berkurang
kemampuan ginjalnya. Hal ini merujuk kepada gangguan untuk mensekresi
potassium (K+), ekskresi ion hidrogen (H+), menahan natrium, dan
reabsorpsi air. Orang dewasa lainnya juga mengalami penurunan aliran
darah ginjal, penurunan filtrasi glomerulus, klirens kreatinin, dan
kemampuan untuk mengkonsentrat urin. Ketika terjadi dehidrasi atau
hypovolemia, penurunan aliran darah ke ginjal juga membuat individu dapat
beresiko mengalami Cedera Ginjal Akut (Acute Kidney Injury, AKI).

2.6 Perbedaan Metabolisme Obat Dalam Setiap Rangkaian Usia


Metabolisme Obat
Sistem enzim cytochrome P-450 pada usus dan hati merupakan hal
terpenting untuk mengetahui sistem dari metabolisme obat (Metheny, 2012).
Metabolisme dan eliminasi obat berbeda bervariasi menurut umur, fungsi
ginjal dan hati, serta bergantung pada jenis obat dan dosisnya.

Pertimbangan umur
Ada beberapa jenis obat yang membutuhkan 2 sampai 3 kali lebih lama
untuk diproses pada bayi dibandingkan pada orang dewasa. Eliminasi hati dan
ginjal menurun seiring bertambahnya umur. Terjadi juga peningkatan level
obat, dan toksisitas mungkin berkembang secara perlahan.

7 | Pengaturan Cairan dan Elektrolit Dalam Setiap Rangkaian Usia


2.7 Peran Keperawatan Dalam Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Perawat harus memiliki beberapa strategi untuk dapat mempertahankan
keseimbangan cairan dan elektrolit pasien. Strategi tersebut termasuk
penilaian status elektrolit dan cairan, strategi preventif, dan penggantian
cairan dan elektrolit. Strategi ini berfokus untuk mengatur volume cairan
yang berlebih dan defisit volume cairan karena keseimbangan cairan
ditentukan dengan pencapaian dan kehilangan cairan harian. Sebagian besar
pemasukan cairan harian dilakukan melalui oral, dengan persentase yang
kecil berasal dari makanan dan proses metabolismenya. Sebagian besar
penghilangan cairan tubuh berasal dari formasi urin.
A. Penilaian Volume Cairan yang Berlebih
Gagal jantung, gagal ginjal, cirrhosis, dan penggunaan steroid
berkontribusi dalam kelebihan volume cairan. Diet tinggi natrium dan
obat yang kaya natrium seperti natrium bikarbonat menyebabkan retensi
cairan. Selanjutnya, pemberian natrium 0,9 % secara berlebihan atau
pemberian larutan Ringer laktat yang berlebihan dapat berkontribusi
terhadap kelebihan volume cairan dan dapat diperparah jika fungsi
jantung, ginjal, atau hati terganggu. Temuan penilaian pada individu
dengan kelebihan volume cairan ditemukan pada Tabel 1 (McGloin,
2015).

8 | Pengaturan Cairan dan Elektrolit Dalam Setiap Rangkaian Usia


B. Penilaian Defisit Volume Cairan
Kehilangan cairan dapat dihubungkan dengan banyak penyebab
patofisiologi atau penurunan pada pemasukan melalui oral. Cairan gastro
intestinal (GI) mungkin akan hilang karena muntah, diare, drainase
ostomy yang berlebih, atau pengisapan lambung. Polyuria merupakan
faktor etiologic lainnya yang menyebabkan deficit volume cairan.
Polyuria mungkin berhubungan dengan diuretic, gagal ginjal, diabetes
mellitus dan diabetes insipidus (Metheny, 2012).
Kondisi seperti berkeringat dan demam membuat peningkatan
kehilangan cairan. Kehilangan cairan dari proses bernama “third-
spacing” mungkin terjadi ketika cairan terakumulasi pada area yang
seharusnya memiliki cairan yang sedikit, atau bahkan tidak ada sama
sekali. Proses third-spacing ini menghasilkan penurunan cairan dalam
ruang vaskular saat plasma dialihkan ke ruang interstitial. Third-spacing
ini dapat terjadi dengan adanya trauma, pembedahan, luka bakar, sepsis,
pankreatitis, obstruksi gastro intestinal, dan gagal hati yang mengarah ke
asites. Temuan penilaian pada individu dengan defisit volume cairan
ditemukan pada Tabel 2 (McGloin, 2015).

9 | Pengaturan Cairan dan Elektrolit Dalam Setiap Rangkaian Usia


C. Keseimbangan Elektrolit
Ada beberapa elektrolit pada tubuh manusia, dan setiap elektrolit
memiliki fungsi spesifik. Elektrolit ditemukan pada ruang intrasel dan
ekstrasel dan berpindah untuk mempertahankan keseimbangan dan
neuralitas elektrolit. Elektrolit ekstrasel meliputi sodium, klorida,
kalsium, dan sodium bikarbonat. Elektrolit intrasel meliputi kalium,
fosfat, dan magnesium.
a. Sodium/natrium

Peran dari natrium adalah untuk menarik cairan dan


mempertahankan volume CES. Natrium memiliki peran penting dalam
mempertahankan keseimbangan cairan dan bertanggung jawab pada
osmolaritas plasma (McLafferty et al, 2014). Natrium juga membantu
transmisi impuls pada saraf dan serat otot. Natrium yang tidak seimbang
dapat berhubungan dengan kondisi patofisiologi (lihat Tabel 3) atau
obat-obatan tertentu. Hipo natremia yang diinduksi oleh obat dapat
terjadi akibat penggunaan obat antiinflamasi non steroid (Non-Steroidal
Anti Inflammatory Drugs, NSAID) dan obat-obatan lain.
b. Klorida
Klorida umumnya diproduksi di perut sebagai asam hydrochloric,
jadi kadar klorida mungkin dapat terkena dampak dengan gangguan GI
karena sebagian besar klorida diserap pada usus, dengan sedikit

10 | Pengaturan Cairan dan Elektrolit Dalam Setiap Rangkaian Usia


kehilangan pada feses. Klorida dan bikarbonat memiliki hubungan yang
terbalik. Diuretik akan meningkatkan resiko kehilangan klorida dan
defisiensi klorida.
c. Kalsium

99% kalsium ditemukan pada tulang, dan 1%nya pada gigi dan
jaringan lunak. Serum protein yang abnormal dapat memicu kadar total
serum protein. Kadar kalsium terionisasi dapat mengukur bentuk dari
kalsium yang berada di CES. Kalsium dan fosfat memiliki hubungan
yang terbalik. Anak anak memiliki kadar serum kalsium yang lebih
tinggi dibandingkan orang dewasa, dan orang dewasa memiliki
penurunan kadar kalsium dalam rentang yang normal. Patofisiologi dari
hypokalsemia dan hiperkalsemia ditunjukkan pada tabel 4.
d. Bikarbonat
Bikarbonat memiliki peran yang penting dalam fungsi respirasi.
Kekurangan bikarbonat dapat menyebabkan asidosis dan peningkatan
laju respirasi untuk membuang lebih banyak karbon dioksida.
Kelebihan bikarbonat dapat menyebabkan alkalosis dan penurunan laju
respirasi untuk menahan karbon dioksida. Perubahan pada pH
berdampak pada keseimbangan elektrolit, aktivitas enzim, kontraksi
otot, dan fungsi seluler.

11 | Pengaturan Cairan dan Elektrolit Dalam Setiap Rangkaian Usia


e. Kalium
Kalium merupakan kation intrasel paling banyak. Kalium
berperan penting dalam mempertahankan aksi potensial yang normal di
otot dan sel saraf, dan berperan dalam mempertahankan keseimbangan
asam-basa. Perubahan kecil pada kadar serum kalium dapat berdampak
pada fungsi neuromuscular dan fungsi jantung. Penyakit ginjal, cedera,
obat, berkeringat, dan pemasukan nutrisi berefek pada kadar kalium
(lihat Tabel 5) dan pengobatan yang mampu mengakibatkan
hyperkalemia ada pada Tabel 6.

12 | Pengaturan Cairan dan Elektrolit Dalam Setiap Rangkaian Usia


f. Fosfat
Fosfat berperan penting pada membran sel, otot, dan fungsi
neurologik. 85% fosfat ditemukan pada tulang dan gigi, 14% ditemukan
pada jaringan lunak, dan 1% di CES. Alkohol, fungsi ginjal, dan
pengaturan pemasukan akan mempengaruhi kadar fosfat. Pada bayi,
penggunaan susu sapi sebagai pengganti ASI dapat mengangkat kadar
fosfat.
g. Magnesium.
Magnesium tidak memiliki atensi yang banyak sebagai elektrolit.
Magnesium berperan dalam metabolisme karbohidrat dan sintesis
protein. Magnesium dan albumin memiliki hubungan yang erat. Kadar
albumin yang rendah (seringnya karena asupan makanan yang kurang
atau penyakit hati) menghasilkan kadar magnesium yang rendah.

2.8 Strategi Preventif Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit


Strategi untuk mengatur ketidakseimbangan cairan dan elektrolit terjadi
pada masa hidup suatu individu harus melibatkan pendidikan, tinjauan
pengobatan, pengukuran dan rekaman asupan dan keluaran yang akurat, serta
penggantian cairan dan elektrolit. Pengaturan pada setiap kategori tersebut
mungkin bervariasi bergantung pada umur individu dan faktor lainnya.

A. Akurasi dari pemasukan dan pengukuran pengeluaran serta perekaman.


Dalam pengaturan perawatan akut, beberapa studi telah berfokus
pada pentingnya pemasukan akurat dan pengukuran pengeluaran serta
perekaman. Reid dan Colleagues (2004), menemukan bahwa kekurangan
staf, pelatihan yang tepat, dan waktu yang terbatas merupakan batasan
untuk mengakuratkan pemasukan dan pengukuran pengeluaran serta
perekaman.
Pelatihan terbaik mengindikasikan bahwa pemasukan dan
pengukuran pengeluaran serta perekaman merupakan tanggung jawab
antar-profesional. Mereka tidak secara utama bertanggung jawab pada

13 | Pengaturan Cairan dan Elektrolit Dalam Setiap Rangkaian Usia


asisten keperawatan atau teknisi perawatan pasien, namun tanggung
jawab dari semua staf. Keberhasilan telah mendemonstrasikan dalam
perkembangan akurasi ketika pengukuran dan perekaman dimasukkan ke
dalam setiap jam. Penyediaan cangkir yang memiliki penanda volume
cairan dan tabel mudah untuk digunakan dapat membantu melibatkan
pasien. Menghitung subtotal dari pemasukan dan jumlah pengeluaran
seharusnya berlangsung atau beberapa waktu dalam sehari, dibandingkan
pada akhir dari shift 8 – 12 jam .
B. Pendidikan Pada Anak – anak
Pendidikan berkaitan untuk memelihara keseimbangan cairan dan
elektrolit pada anak-anak, sering pula dijadikan sasaran oleh para orang
tua atau wali murid. Edukasi yang seperti itu seharusnya memuat fakta
penting pada anak-anak bahwa mereka dapat dehidrasi dengan cepat atau
cairan yang terlalu berlebih.
Mual, muntah, dan diare dapat menyebabkan defisit volume cairan.
Pemasukan nutrisi harus diinvestigasi secara hati-hati pada anak-anak
yang mengalami dehidrasi. Perawat seharusnya menanyakan tentang
tipe, metode, jumlah, temperatur, dan frekuensi dari pemasukan cairan di
rumah. Orang tua seharusnya diberi edukasi untuk menghindari
mencampuri formula dan agar paham bahwa pemasukan air yang
berlebihan, terutama pada anak anak dengan gejala demam, akan
menyebabkan hiponatremia (Bekhof et al., 2013). Jika anak mengalami
penurunan asupan cairan, perawat dapat mendidik orang tua untuk
memberikan kenyamanan sebelum memberikan cairan. Kenyamanan
mungkin termasuk lingkungan yang hangat dan kering dengan diisi
boneka binatang. Jalan napas juga harus dibersihkan sebelum
memberikan cairan.
C. Pendidikan Pada Orang Dewasa
Ketidakseimbangan pada orang dewasa seringnya berkaitan
dengan penurunan asupan makanan dan kondisi patofisiologis. Orang
dewasa harus dididik bahwa ketidakseimbangan cairan dan elektrolit

14 | Pengaturan Cairan dan Elektrolit Dalam Setiap Rangkaian Usia


mungkin terkait dengan penggunaan pencahar yang berkepanjangan dan
penyalahgunaan untuk sembelit kronis atau diare. Ketidakseimbangan
juga terjadi karena penggunaan diuretik yang sering diresepkan untuk
gangguan jantung dan ginjal. Persiapan tes diagnostik (terutama pada
studi GI) atau periode "tidak melalui mulut" dapat menyebabkan
ketidakseimbangan.
Ada semakin banyak bukti yang mendukung kebutuhan orang
dewasa untuk mengonsumsi suplemen vitamin D dalam rangka
mengembalikan kekurangan. Kebanyakan tiap individu sering
diresepkan suplemen vitamin D disertai dengan suplemen kalsium. Saat
memberikan pengajaran dan rencana perawatan yang dapat digunakan
pasien di lingkungan rumah, ingatlah gangguan sensorik yang mungkin
dialami oleh populasi orang dewasa.
Perawat harus melakukan rekonsiliasi obat yang hati-hati dan
meninjau obat dengan orang dewasa atau pengasuh. Nilai obat yang
dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Diuretik,
obat jantung, suplemen elektrolit, dan obat pencahar harus ditinjau secara
menyeluruh sebagai ukuran keamanan yang penting. Agen diuretik dapat
memberikan berbagai ketidakseimbangan elektrolit berdasarkan jenis
diuretik.
D. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Perawat memainkan peran besar dalam pengelolaan dari
keseimbangan cairan dan elektrolit. Ketika konsepnya sederhana, cairan
fundamental dan keseimbangan elektrolit berfokus pada peningkatan
pemasukan cairan ketika kehilangan cairan meningkat (kecuali hal itu
berkontraindikasi dengan beberapa alasan yang berkaitan dengan
jantung, hati, respiratorik, dan gangguan ginjal) dan mengurangi
pemasukan cairan dalam kebanyakan kasus ketika kehilangan cairan air
berkurang.
Perawat memainkan peran kunci dalam menawarkan cairan ke
anak-anak muda, individu-individu dengan gangguan fisik atau kognitif,

15 | Pengaturan Cairan dan Elektrolit Dalam Setiap Rangkaian Usia


dan orang dewasa. Secara akut penyakit pasien juga mengandalkan pada
perawat untuk menyediakan cairan. Populasi ini mungkin termasuk
asidosis respiratorik, luka bakar, kelebihan gastrointestinal, dan
kehilangan luka karena orang-orang ini berisiko mengalami dehidrasi.
Terapi cairan harus dipandu oleh prinsip yang sama seperti terapi
obat mengenai prinsip-prinsip pemberian dan pemantauan respons
pasien. Peneliti melanjutkan untuk menginvestigasi cairan dan larutan
untuk diadministrasikan untuk mecapai pengeluaran terbaik.

16 | Pengaturan Cairan dan Elektrolit Dalam Setiap Rangkaian Usia


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh


penting untuk fungsi keseluruhan dan kesehatan. Sedikit ketidakseimbangan
dalam cairan dan atau elektrolit memungkinkan dampak yang besar pada
pasien. Gejala yang berkaitan dengan ketidak seimbangan cairan dan atau
elektrolit yang bervariasi berdasarkan pada defisiensi, dan manajemen
keperawatan bersifat spesifik untuk pasien dan usia. Sebagai anggota tim dari
interprofesional, perawat berperan penting dalam perawatan pasien dan
pengelolaannya.

Defisit elektrolit sering dikelola dengan penggantian, ketika kelebihan


elektrolit diobati dengan membatasi asupan elektrolit tambahan dan / atau
pemberian obat atau cairan untuk mengurangi konsentrasi elektrolit. Pasien
yang mengalami defisiensi volume cairan seringkali menerima terapi cairan
pengganti. Pasien yang mengalami kelebihan volume cairan seringkali
ditempatkan pada pembatasan cairan. Terapi diuretik mungkin
diimplementasikan pada kelebihan volume cairan yang berkontraindikasi.
Pemantauan yang hati-hati dalam perubahan cairan dan status elektrolit,
kenyamanan, tanda-tanda vital, dan penemuan penilaian fisik merupakan
prioritas keperawatan yang penting.

3.2 Kritik dan Saran

Artikel “Pengaturan Cairan dan Elektrolit Dalam Setiap Rangkaian Usia”


merupakan artikel yang membahas topik dengan sangat baik dan bahasa yang
relatif mudah dipahami. Bahkan, artikel ini juga membahas peran keperawatan
dalam keseimbangan cairan dan elektrolit serta strategi preventif
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Namun, alangkah baiknya jika pada
artikel ini dijelaskan lebih dalam mengenai mekanisme third-spacing yang

17 | Pengaturan Cairan dan Elektrolit Dalam Setiap Rangkaian Usia


mendorong kehilangan cairan pada tubuh karena pada artikel ini hanya
dijelaskan secara umum saja.

18 | Pengaturan Cairan dan Elektrolit Dalam Setiap Rangkaian Usia


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. Kamus Saku Kedokteran Dorland Edisi 29. Singapore : Elsevier.

Hall, John E. 2019. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 13. Singapore : Elsevier.

McGloin, S. (2015). The ins and outs of fluid balance in the acutely ill patient.
British Journal of Nursing, 24(1), 14-18.

McLafferty, E., Johnstone, C., Hendry, C., & Farley, A. (2014). Fluid and
electrolyte balance. Nursing Standard, 28(29), 42-49.

Metheny, N.M. (2012). Fluid and electrolyte balance: Nursing considerations (5th
ed.). Sudbury, MA: Jones & Bartlett Learning.

Sherwood, Lauralee. 2016. Fisiologi Manusia : Dari Sel ke Sistem. Jakarta : EGC.

19 | Pengaturan Cairan dan Elektrolit Dalam Setiap Rangkaian Usia

Anda mungkin juga menyukai