Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat,

taufiq, dan hidayahn-Nya kami masih diberikan kesehatan dan kesempatan

sehingga dapat menyelesaikan laporan praktikum ini dengan tepat waktu, dengan

judul “ Pewarnaan Bakteri”. Dan tak lupa pula kita mengirimkan salawat dan

salam kepada Nabi Muhammad SAW.

Terima kasih kepada Pembimbing Dosen Ibu Dr. Sesilia Rante Pakadang,

M.Si.,Apt yang telah membimbing kami, Kami menyadari dalam laporan ini masih

banyak kesalahan dan kekurangan. Hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan,

pengetahuan, dan pengalaman yang kami miliki. Namun demikian, banyak pula

pihak yang telah membantu kami dengan menyediakan sumber informasi dan

memberikan, dorongan, motivasi dan do’a. Oleh karena itu, kami mengharapkan

kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi perbaikan dan

kesempurnaan laporan ini di waktu yang akan datang.

Ucapan terima kasih juga Kami ucapakan kepada semua pihak yang telah

berperan serta dalam penyusunan laporan praktikum ini mulai dari awal hingga

akhir.

Makassar, 22 April 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 3
Latar Belakang ................................................................................................................ 3
1.2 Maksud Percobaan .............................................................................................. 4
1.3. Tujuan Percobaan................................................................................................ 4
Prinsip Percobaan............................................................................................................ 4
BAB II................................................................................................................................. 5
TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................... 5
2.1 Teori Umum .............................................................................................................. 5
BAB III ............................................................................................................................. 13
METODE KERJA ............................................................................................................ 13
3.1 Alat.......................................................................................................................... 13
3.2 Bahan ...................................................................................................................... 13
3.3 Cara Kerja ............................................................................................................... 14
BAB IV ............................................................................................................................. 16
HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................................... 16
4.1 Hasil ........................................................................................................................ 16
4.2 Pembahasan............................................................................................................. 16
4.3 Tugas Praktikum ..................................................................................................... 20
BAB V .............................................................................................................................. 22
PENUTUP ........................................................................................................................ 22
5.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 22
5.2 Saran ................................................................................................................. 22
LAMPIRAN ...................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 26

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bakteri adalah salah satu mikroorganisme yang menjadi masalah besar dalam

dunia kesehatan. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air,

dimana sel-sel bakteri yang ada di suspensikan. Setiap bakteri menyebabkan infeksi

yang berbeda jika kontak dengan host. Misalnya diare yang disebabkan oleh bakteri

E.coli, Pneumonia yang disebabkan oleh Streptococcus priumolae, tb paru disebabkan

oleh Mycobacterium tuberculosis dan lain-lain. Salah satu cara untuk mengamati

bentuk sel bakteri sehingga mudah di identifikasi adalah dengan cara metode

pengenceran atau pewarnaan. Oleh sebab itu maka identifikasi setiap bakteri penyebab

infeksi adalah hal yang penting urntuk diketahui.

Meskipun isolasi dan identifikasi mikrobiologi penyebab kontaminasi atau

infeksi dilakukan dengan menggunakan media pertumbuhan mikroorganisma dan uji

biokimia, namun salah satu petunjuk awal untuk identifikasi adalah bentuk morfologi

bakteri. Pewarnaan bakteri adalah prosedur yang paling mudah untuk membedakan

jenis bakteri satu dengan lainnya berdasarkan bentuk morfologi dan struktur dinding

selnya. Pewarnaan bakteri dapat melihat bentuk morfologi (batang, coccus, koma, dan

spiral) dan pengelompokkan bakteri (gram positif dan gram negative).

3
Praktikum kali ini akan mempraktekkan cara pewarnaan bakteri untuk melihat

bentuk morfologi bakterí dergan teknik pewarnaan sederhana atau pewarnaan negatif

Sedangkan pengelompokan jenis bakteri berdasarkan struktur dinding sel bakteri

ditentukan dengan pewarnaan gram atau pewarnaan BTA.

1.2 Maksud Percobaan

Maksud dari percobaan ini yaitu menerapkan teknik pewarnaan sederhana dan

pengecetan gram untuk pengamatan bentuk morfologi.

1.3. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini yaitu sebagai berikut:

1. Menentukan penggolongan bakteri dengan metode pewarnaan gram.

2. Morfologi bakteri dengan menggunakan metode pewarnaan sederhana dan

pengecetan gram.

1.4 Prinsip Percobaan

Percobaan ini dilakukan dengan cara pewarna bakteri untuk melihat untuk

melihat bentuk morfologi bakteri dengan teknik pewarnaan sederhana atau pewarnaan

negatif. Kemudian pengelompokkan jenis bakteri berdasarkan dinding sel bakteri

ditentukan dengan pewarnaan Gram dan Pewarnaan BTA.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum

Bakteri atau mikroba lainya dapat di lihat dengan mikroskop biasa tanpa yaitu

dengan cara-cara khusus, misalnya dengan cara tetesan bergantung, menggunakan

kondensor medan gelap dan lain-lain. Tetapi pengamatan dari pewarnaan ini lebih

sukar dan tidak di pakai untuk melihat bagian-bagian sel dengan teliti, karena sel

bakteri dan mikroba lainya transparan. Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan

hidup sangat sulit, karena selain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat

kecil untuk mengatasi hal tersebut maka di kembangkan suatu teknik pewarnaan

bakteri ,sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah di amati. Oleh karena itu teknik

pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam

penelitian-penelitian mikrobiologi (Dwijoseputro, 2005).

Pewarnaan pada bakteri dibagi menjadi tiga, yaitu :

1. Pewarnaan sederhana

Pewarnaan sederhana merupakan teknik pewarnaan yang paling banyak

digunakan. Disebut sederhana karena hanya menggunakan satu jenis zat warna untuk

mewarnai organisme tersebut. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarnaan-

pewarnaan sederhana karena sitoplasamanya bersifat basofilik (suka dengan basa). Zat-

zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkolin.

5
Dengan pewarnaan sederhana dapat mengetahui bentuk dan rangkaian sel-sel bakteri.

Pewarna basa yang biasa digunakan untuk pewarnaan sederhana ialah metilen biru,

kristal violet, dan karbol fuehsin yang mana pewarnaan sederhana ini dibagi lagi

menjadi dua jenis pewarnaan.

a. Pewarnaan asam

Merupakan pewarnaan yang menggunakan satu macam zat warna dengan tujuan

hanya untuk melihat bentuk sel. Adapun zat warna yang dipakai dalam pewarnaan

positif adalah metilen biru dan air furksin.

b. Pewarnaan Basa

Pewarnaan basa atau negatif merupakan metode pewarnaan untuk mewarnai

bakteri tetapi mewarnai latar belakangnya menjadi hitam gelap. Pada pewarnaan ini

mikroorganisme kelihatan transparan (tembus pandang). Teknik ini berguna untuk

menentukan morfologi dan ukuran sel. Metode ini menggunakan cat nigrosin atau tinta

cina.

2. Pewarnaan Deferensial

Pewarnaan bakteri yang menggunakan lebih dari satu zat warna seperti

pewarnaan gram dan pewarnaan tahan asam. Penjelasan sebagai berikut:

Pewarnaan Gram

Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode untuk membedakan

spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram-positif dan gram-negatif,

berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama

berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853–1938) yang

6
mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus

dan bakteri Klebsiella pneumoniae.

Dengan metode pewarnaan Gram, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua,

yaitu bakteri Gram positif dan Gram negatif berdasarkan reaksi atau sifat bakteri

terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi

dinding selnya. Oleh karena itu, pengecatan Gram tidak bisa dilakukan pada

mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp Contoh

bakteri yang tergolong bakteri tahan asam, yaitu dari genus Mycobacterium dan

beberapa spesies tertentu dari genus Nocardia. Bakteribakteri dari kedua genus ini

diketahui memiliki sejumlah besar zat lipodial (berlemak) di dalam dinding selnya

sehingga menyebabkan dinding sel tersebut relatif tidak permeabel terhadap zat-zat

warna yang umum sehingga sel bakteri tersebut tidak terwarnai oleh metode pewarnaan

biasa, seperti pewarnaan sederhana atau Gram.

a. Gram positif dan negative

Bakteri garam positif ialah bakteri yang mengikat warna utama (crystal violet)

dengan kuat sehingga tidak dapat di lunturkan oleh peluntur dan tidak diwarnai lagi

oleh zat warna lawan (safranin) pada mikroskop sel-sel bakteri tampak berwarna ungu.

Bakteri gram negatif ialah bakteri yang mempuyai daya mengikat zat warna

utama tidak kuat sehingga dapat dilunturkan oleh peluntur dan dapat diwarnai oleh zat

warna lawan (safranin) pada pengamatan mikroskop sel-sel bakteri tampak berwarna

merah.

7
b. Pewarnaan acid-fast

Tekhnik pewarnaan bakteri tahan asam ziehl neelsen adalah pewarnaan

Differential yang berguna untuk identifikasi Bacillus Tuberculosis,

Mycobacteria lain dan Nocardia. Pewarnaan bakteri tahan asam ziehl neelsen ini

didasari oleh perbedaan komposisi kimia dari dinding sel sel bakteri. Karena sangat

sulit melakukan pewarnaan pada mikroorganisme ini dengan pewarnaan biasa,

digunakan pewarnaan dasar dengan tambahan asam pekat. Secara umum, pemanasan

harus dilakukan selama pewarnaan ini. untuk membantu mempermudah penetrasi

pewarnaan.

Mikroorganisme yang memperlihatkan sifat tahan asam, akan sangat sukar

melepaskan pewarna yang sudah menempel. dengan alkohol. Sedangkan

mikroorganisame yang tidak tahan akan mengalami dekolorisasi dengan asam dan

terwarnai dengan pewarna kedua.

3. Pewarnaan Struktur Sel

a. Pewarnaan Spora

Spora bakteri (endospora) tidak dapat diwarnai dengan pewarnaan biasa,

diperlukan teknik pewarnaan khusus. Pewarnaan Klein adalah pewarnaan spora yang

paling banyak digunakan.

Endospora sulit diwarnai dengan metode Gram. Untuk pewarnaan

endspores, perlu dilakukan pemanasan supaya cat malachite hijau bisa masuk ke dalam

spora, seperti halnya pada pewarnaan Basil Tahan Asam dimana

8
cat carbol fuschsin harus dipanaskan untuk bisa menembus lapisan lilin asam

mycolic dari Mycobacterium .

b. Pewarnaan flagel

Pewarnaan flagel dengan memberi suspense koloid garam asam tanat yang tidak

stabil, sehingga terbentuk presipitat tebal pada dinding sel dan flagel.

c. Pewarnaan kapsul

Pewarnaan ini menggunakan larutan Kristal violet panas, lalu larutan tembaga

sulfat sebagai pembilasan menghasilkan warna biru pucat pada kapsul, karena jika

pembilasan dengan air dapat melarutkan kapsul. Garam tembaga juga memberi warna

pada latar belakang. Yang berwana biru gelap

Pengecatan gram dilakukan dalam 4 tahap yaitu :

1. Pemberian cat warna utama (cairan kristal violet) berwarna ungu.

2. Pengintesifan cat utama dengan penambahan larutan mordan JKJ.

3. Pencucian (dekolarisasi) dengan larutan alkohol asam.

4. Pemberian cat lawan yaitu cat warna safranin

Sifat bakteri terhadap pewarnaan Gram merupakan sifat penting untuk

membantu determinasi suatu bakteri. Beberapa perbedaan sifat yang dapat dijumpai

antara bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif yaitu:

9
1. Fiksasi

Fiksasi perlu dilakukan sebelum pewarnaan bakteri karena berguna merekatkan

sel bakteri pada gelas objek, membunuh bakteri, melepaskan granula (butiran) protein

menjadi gugusan reaktif (NH3+) membuat sel-sel lebih kuat, mencegah terjadinya

otolisis sel, mengubah avinitas, fiksasi dapat dilakukan secara fisik atau dengan bahan

kimia.

2. Peluntur zat warna

Peluntur zat warna berguna untuk menghasilkan kontras yang lebih baik pada

bayangan mikroskop. Pada umumnya, sel-sel yang mudah diwarnai akan lebih mudah

pula dilunturkan warnanya. Sedangkan sel-sel yang sukar diwarnai akan lebih sukar

dilunturkan warnanya.

3. Substrata

Merupakan zat warna asam atau basa dapat bereaksi dengan senyawa-senyawa

tertentu. Oleh karena itu, senyawa-senyawa organik seperti protein, karbohidrat, lemak

dan asam nukleat akan mempengaruhi pewarnaan. Berdasarkan jenis zat warna yang

diserap oleh sel, maka dapat dibedakan tiga macam sel yaitu: sel-sel asidofil, basodill

dan sudanofil.

4. Intensifikasi warna

Zat warna dapat diintensifikasikan dengan cara menambahkan mordan, yaitu zat

kimia yang dapat menyebabkan sel-sel bakteri dapat diwarnai lebih intensif karena zat

warna terikat lebih kuat daripada jaringan sel. Mordan dibagi atas dua macam, yaitu

mordan asam dan mordan basa. Mordan asam adalah mordan yang bereaksi dengan

10
zat-zat warna basa. Sedangkan mordan basa adalah mordan yang bereaksi dengan

anion zat warna asam.

5. Zat warna penutup atau zat warna lawan

Zat warna lawan adalah suatu zat warna basa yang berbeda warnanya dengan zat

warna mula-mula yang digunakan. Gunanya adalah untuk memberikan warna pada sel-

sel yang berbeda warnanya dengan zat warna mula-mula. Zat warna penutup diberikan

pada akhir pewarnaan dengan tujuan untuk memberikan kontras pada sel-sel yang tidak

menyerap zat warna utama (Sutedjo, 1991).

Pewarna sederhana yaitu pewarnaan dengan menggunakan satu macam zat

warna dengan tujuan hanya untuk melihat bentuk sel bakteri dan untuk mengetahui

morfologi dan susunan selnya, metylen blue, karbol, dan safranin.

Pewarna negative yaitu pewarnaanyang ditunjukkan terhadap bakteri yang sulit

diwarnai, dimana bakterinya tidak diwarnai melainkan latar belakangnya, metode

pewarnaan negative merupakan suatu metode pewarnaan umum, dimana digunakan

larutan zat warna yang tidak meresap kedalam sel-sel bakteri melainkan melatar

belakangi sehingga kelihatan atau Nampak sebagai bentuk-bentuk kosong tak

berwarna.

Pewarna gram merupakan pewarnaan yang digunakan untuk mengelompokkan

bakteri garam positif dan negative. Bakteri gram positif akan mempertahankan zat

warna crystal violet dan akan tampak berwarna ungu tua dibawah mikroskop. Adapun

bakteri gram negative akan kehilangan zat warna crystal violet setelah dicuci

alcohol,dan sewaktu diberi zat pewarna air fucsin atau safranin akan Nampak bewarna

11
merah. Perbedaan zat warna ini disebabkan oleh perbedaan dalam struktur kimiawi

dinding selnya. Pewarna yang digunakan dalam pewarnaan gram antara lain : crystal

violet, alcohol,safranin dan iodine (lay.1994).

12
BAB III

METODE KERJA

3.1 Alat

1. Deck gelas

2. Hand Scoon

3. Lampu Spiritus

4. Mikroskop

5. Objek gelas

6. Ose bulan dan ose lurus

7. Pipet tetes

8. Tissue

3.2 Bahan

1. Kristal Viole

2. Metylen Blue

3. Solution Lugoli

4. Alkohol Asam

5. Aquadest

6. Safranin

7. Larutan NaCl 0,9 %

13
8. Suspense Bakteri

9. Minyak imersi

10. Suspense bakteri

3.3 Cara Kerja

1. Prosedur kerja pewarnaan sederhana

a) Buatlah sediaan diatas kaca objek, keringkan pada suhu kamar dan

kemudian panaskan di atas nyala api 3 – 4 kali. Lalu dinginkan.

b) Letakkan sediaan di atas rak pewarnaan

c) Tuangkan larutan metilen biru hingga menutup sediaan. Diamkan 1

menit

d) Buang larutan dengan mencuci hingga warna hilang, kemudian

keringkan

e) Lihat di bawah mikroskop dengan pembesaran 100 kali, menggunakan

minyak imersi.

f) Hasil semua bakteri akan berwarna biru, bentuknya akan terlihat jelas.

2. Prosedur Kerja pewarnaan diferensial ( pewarnaan gram)

a) Buatlah sediaan diatas kaca obyek, keringkan pada suhu kamar dan

panaskan diatas nyala api 3 – 4 kali. Dinginkan

b) Letakkan sediaan di atas rak pewarnaan

c) Bakteri pada kaca obyek ditetesi pewarna Kristal violet, lalu dibiarkan

1 menit agar zat warna dapat diserap oleh dinding sel bakteri, kemudian

14
bilas dengan air, hati-hati jangan sampai bakteri terbilas dengan air

pembilas.

d) Cuci dengan alkohol asam biarkan hingga waktu vioelet

menghilangkan, segera cuci dengan air pembilas.

e) Bakteri pada kaca obyek ditetesi pewarna safranin, lalu dibiarkan 1

menit agar zat warna dapat diserap oleh bakteri, kemudian bilas dengan

air, hati-hati jangan sampai bakteri terbilas dengan air pembilas.

f) Ditetesi minyak imersi, diamati dibawah mikroskop (amati warna

mikroba)

g) Catatan jika bakteri gram (+) berwarna ungu, sedangkan jika bakteri

gram ( - ) berwarna merah.

15
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

No. Metode Pewarnaan Hasil Pengamatan Keterangan

1. Pewarnaan Sederhana Bakteri Batang

2. Pewarnaan Gram Bakteri Coccus

4.2 Pembahasan

Pewarnaan sederhana yaitu pewarnaan dengan menggunakan satu macam

zat warna dengan tujuan hanya untuk melihat bentuk sel bakteri dan untuk

16
mengetahui morfologi dan susunan selnya pewarnaan ini dapat menggunakan

pewarnaan basah pada umumnya metilen blue.

Pada percobaan kali ini dilakukan pewarnaan sederhana menggunakan

sample bakteri Porphyromonas Gingivalis. Pewarnaan sederhana ini tujuan

hanya untuk melihat bentuksel bakteri, morfologi dan susunan selnya. Zat-zat

warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana ini adalah metilen blue.

Prinsip dasar dari pewarnaan sederhana adalah adanya ikatan ion antara

komponen seluler bakteri dengan senyawa aktif dari pewarna yang disebut

kromogen. Terjadi ikatan ion karena adanya muatan listrik baik pada komponen

seluler maupun pada pewarna. Berdasarkan adanya muatan inilah sehingga dapat

dibedakan pewarna asam dan pewarna basa.

Langkah yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah menyiapkan

preparat, cara pertama untuk menyiapkan preparat adalah membersihkan kaca

obyek terlebih dahulu dengan menggunakan air steril agar kaca obyek bebas dari

mikroorganisme dan lemak yang menempel pada permukaan lensa obyek, setelah

itu kaca obyek dikeringkan diatas api kering. Selanjutnya mengoleskan sampel

bakteri dengan menggunakan ose bulat kepermukaan kaca obyek. Sebelum ose

digunakan ose terlebih dahulu disterilkan dengan cara dipijarkan pada api. Hal

ini dilakukan agar ose yang kita gunakan bebas dari bakteri lain yang

kemungkinan menempel oleh pengguna ose yang sebelumnya, selanjutnya

17
cawan/tabung reaksi (media miring) dibuka didekat api dan diambil sampelnya

menggunakan ose. Sampel dari ose dioleskan secara merata pada kaca obyek.

Olesan yang baik adalah olesan yang tidak terlalu tipis dan tidak terlalu tebal.

Setelah itu fiksasi kaca obyek. Olesan bakteri harus betul betul kering, olesan

yang belum kering akan menyebabkan sel-sel bakteri seakan-akan terebus dan

bentuknya menjadi tidak karuan. Fiksasi ini berfungsi supaya bakteri target mati

selain itu untuk menempelkan bakteri pada kaca supaya bakteri tidak hilang saat

mencuci. Fiksasi tidak boleh terlalu lama karena dinding sel bakteri akan pecah

jika terkena panas terlalu lama atau panas berlebih. Fiksasi yang baik adalah

fiksasi yang tidak merubah bentuk bakteri atau tidak meyusut bakteri.

Setelah preparat jadi selanjutnya adalah pewarnaan bakteri , prosedur

pertama dalam pewarnaan sederhana yaitu meletakkan kaca obyek yang telah

diolesi bakteri tersebut lalu tetesi olesan bakteri tersebut dengan metilen blue.

Bila digunakan metilen biru , biarkan olesan terwarna 1-2 menit , methylen biru

akan menghasilkan warna biru pada dinding sel bakteri.

Setelah itu buang kelebihan zat warna dan bilas dengan air mengalir.

Pembilasan ini tidak boleh terlalu keras karena bakteri dapat terbawa oleh air.

Setelah ini keringkan preparat menggunakan udara. Terakhir amati bakteri

dengan menggunakan mikroskop majemuk dengan dua kali perbesaran , jangan

lupa meneteskan minyak imersi pada preparat sebelum diamati

18
Pewarnaan Gram merupakan pewarnaan yang digunakan untuk

mengelompokkan bakteri gram positif dan gram negatif. bakteri gram positif

akan mempertahankan zat warna kristal Violet dan akan tampak berwarna ungu

tua di bawah mikroskop. Adapun bakteri gram negatif akan kehilangan zat warna

kristal violet setelah dicuci dengan alkohol, dan sewaktu diberi zat pewarna air

asin atau safranin akan tampak berwarna merah. perbedaan zat warna ini

disebabkan oleh perbedaan dalam struktur kimiawi dinding selnya. Pewarna yang

digunakan dalam pewarnaan Gram antara lain kristal violet, lugol, alkohol asam,

dan safranin.

Prinsip pewarnaan sederhana didasarkan pada zat warna yang digunakan

hanya terdiri dari satu zat yang dilarutkan dalam bahan pelarut yang merupakan

suatu cara yang cepat untuk melihat morfologi bakteri secara umum. Prinsip

pewarnaan Gram didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel bakteri

sehingga menyebabkan perbedaan reaksi dengan permeabilitas zat warna dan

penambahan larutan pencuci.

Bakteri Porphyromonas Gingivalis yang telah diambil kemudian di simpan

pada kaca obyek yang dicampur dengan setetes aquades. Setelah itu difiksasi

diatas api kering. Pemanasan tidak boleh terlalu panas karena bisa merusak sel

bakteri. Setelah difiksasi, sampel ditetesi violet. Sampai bakteri terendam. Lalu

biarkan selama 1 menit, setelah itu , cuci di air yang mengalir. Hasilnya terdapat

warna ungu pada kaca objek. Kemudian bakteri ditetesi lugol sampai terendam

19
lalu dibiarkan 1 menit dan dicuci di air yang mengalir. Setelah dicuci, kaca objek

tetap berwarna ungu akibat tetesan violet . setelah ditetesi lugol dan dicuci,

bakteri ditetesi alkohol 96% dan dibiarkan selama 1 menit . setelah itu dicuci di

air yang mengalir. Setelah dicuci, warna ungu pada kaca objek belum

menghilang. Setelah ditetesi alkohol 96% dan dicuci , kemudian bakteri ditetesi

safranin sampai terendam biarkan 1 menit. Kemudian cuci di air yang mengalir.

Hasilnya bakteri yang dihasilkan ungu muda.

4.3 Tugas Praktikum

1. Jelaskan tujuan pewarnaan bakteri

2. Sebutkan macam-macam metode pewarnaan bakteri

3. Jelaskan perbedaan pewarnaan gram, pewarnaan negative dan pewarnaan

sederhana

Jawab:

1. Adapun Tujuan Pewarnaan Bakteri adalah sebagai berikut:

a. Menerapkan teknik pewarnaan sederhana, pengecatan gram dan pengecatan

negative untuk pengamatan bentuk morfologi bakteri

b. Menentukan penggolongan bakteri dengan metode pewarnaan gram

2. Macam-macam metode Pewarnaan Bakteri

a. Pewarnaan sederhana

b. Pewarnaan Diferensial terbagi atas dua yaitu Pewarnaan Gram dan

Pewarnaan tahan asam

20
c. Pewarnaan khusus terbagi atas, Pewarnaan spora, pewarnaan kapsul,

pewarnaan flagella, pewarnaan metakromasi, dan pewarnaan polikromasi

3. Perbedaan diantara ketiganya adalah

a. Pewarnaan gram menggunakan dua bahan pewarna yaitu crystal violet dan

safranin untuk dapat membedakan bakteri gram positif dan negative

b. Pewarnaan negative menggunakan tinta cina

c. Pewarnaan sederhana hanya menggunakan satu macam bahan pewarna.

Dapat berupa Metytilen Blue, safranin dan Fukhis

21
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum kali dapat disimpulkan bahwa pewarnaan

digunakan untuk membedakan Mikroorganisme. Dalam praktikum kali ini pada

pewarnaan sederhana yaitu pewarna dengan menggunakan satu macam zat warna

dengan tujuan hanya untuk melihat bentuk sel bakteri dan untuk mengetahui

morfologi dan susunan selnya. Bakteri gram positif akan mempertahankan zat

warna crystal violet dan akan tampak berwana unggu tua di bawah Mikroskop.

5.2 Saran

Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam melakukamn pengamatan selain itu

juga diperlukan kehati hati terutama dalam menggunakan alat yang ada di

laboratorium.

22
LAMPIRAN

Gambar 1.1 Memanaskan pada bagian Gambar 1.2 Memijarkan kembali


bawah kaca objek ose bulat

Gambar 1.3 Mengoleskan media bakteri Gambar 1.4 Mengambil media pada
Tersebut diatas kasa objek bakteri

23
Gambar 1.5 Memanaskan bagian mulut Gambar 1.6 Memijar ose bulat
tabung

Gambar 1.7 Memanaskan kaca objek pada Gambar 1.8 Pewarna Gram
Bagian atas dan bawah

24
Gambar 1.13 Pewarnaan Sederhana Gambar 1.14 Pewarnaan Gram

Gambar 1.15 Sediaan Bakteri

25
DAFTAR PUSTAKA

Pakadang , Sesilia Rante. 2020. “Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi


Parasaitologi”. Makasaar :Diakses Pada tanggal 22 April 2022

Dwidjoseputro, D. 1998.Dasar Dasar Mikrobilogi, Malang : Djambatan. Diakses Pada


tanggal 22 April 2022

Sutedjo, Mul Mulyani. 1991. Mikrobiologi Tanah. Jakarta: Rineka Cipta. Diakses Pada
tanggal 22 April 2022

Lay, Bibiana. W. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta: Rajawali. Diakses


Pada tanggal 22 April 2022

26

Anda mungkin juga menyukai