Bismillahirrahmanirrahim,
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat,
sehingga dapat menyelesaikan laporan praktikum ini dengan tepat waktu, dengan
judul “ Pewarnaan Bakteri”. Dan tak lupa pula kita mengirimkan salawat dan
Terima kasih kepada Pembimbing Dosen Ibu Dr. Sesilia Rante Pakadang,
M.Si.,Apt yang telah membimbing kami, Kami menyadari dalam laporan ini masih
pengetahuan, dan pengalaman yang kami miliki. Namun demikian, banyak pula
pihak yang telah membantu kami dengan menyediakan sumber informasi dan
memberikan, dorongan, motivasi dan do’a. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi perbaikan dan
Ucapan terima kasih juga Kami ucapakan kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan laporan praktikum ini mulai dari awal hingga
akhir.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Bakteri adalah salah satu mikroorganisme yang menjadi masalah besar dalam
dunia kesehatan. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air,
dimana sel-sel bakteri yang ada di suspensikan. Setiap bakteri menyebabkan infeksi
yang berbeda jika kontak dengan host. Misalnya diare yang disebabkan oleh bakteri
oleh Mycobacterium tuberculosis dan lain-lain. Salah satu cara untuk mengamati
bentuk sel bakteri sehingga mudah di identifikasi adalah dengan cara metode
pengenceran atau pewarnaan. Oleh sebab itu maka identifikasi setiap bakteri penyebab
biokimia, namun salah satu petunjuk awal untuk identifikasi adalah bentuk morfologi
bakteri. Pewarnaan bakteri adalah prosedur yang paling mudah untuk membedakan
jenis bakteri satu dengan lainnya berdasarkan bentuk morfologi dan struktur dinding
selnya. Pewarnaan bakteri dapat melihat bentuk morfologi (batang, coccus, koma, dan
3
Praktikum kali ini akan mempraktekkan cara pewarnaan bakteri untuk melihat
bentuk morfologi bakterí dergan teknik pewarnaan sederhana atau pewarnaan negatif
Maksud dari percobaan ini yaitu menerapkan teknik pewarnaan sederhana dan
pengecetan gram.
Percobaan ini dilakukan dengan cara pewarna bakteri untuk melihat untuk
melihat bentuk morfologi bakteri dengan teknik pewarnaan sederhana atau pewarnaan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bakteri atau mikroba lainya dapat di lihat dengan mikroskop biasa tanpa yaitu
kondensor medan gelap dan lain-lain. Tetapi pengamatan dari pewarnaan ini lebih
sukar dan tidak di pakai untuk melihat bagian-bagian sel dengan teliti, karena sel
bakteri dan mikroba lainya transparan. Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan
hidup sangat sulit, karena selain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat
kecil untuk mengatasi hal tersebut maka di kembangkan suatu teknik pewarnaan
bakteri ,sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah di amati. Oleh karena itu teknik
pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam
1. Pewarnaan sederhana
digunakan. Disebut sederhana karena hanya menggunakan satu jenis zat warna untuk
pewarnaan sederhana karena sitoplasamanya bersifat basofilik (suka dengan basa). Zat-
zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkolin.
5
Dengan pewarnaan sederhana dapat mengetahui bentuk dan rangkaian sel-sel bakteri.
Pewarna basa yang biasa digunakan untuk pewarnaan sederhana ialah metilen biru,
kristal violet, dan karbol fuehsin yang mana pewarnaan sederhana ini dibagi lagi
a. Pewarnaan asam
Merupakan pewarnaan yang menggunakan satu macam zat warna dengan tujuan
hanya untuk melihat bentuk sel. Adapun zat warna yang dipakai dalam pewarnaan
b. Pewarnaan Basa
bakteri tetapi mewarnai latar belakangnya menjadi hitam gelap. Pada pewarnaan ini
menentukan morfologi dan ukuran sel. Metode ini menggunakan cat nigrosin atau tinta
cina.
2. Pewarnaan Deferensial
Pewarnaan bakteri yang menggunakan lebih dari satu zat warna seperti
Pewarnaan Gram
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode untuk membedakan
spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram-positif dan gram-negatif,
berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama
6
mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus
yaitu bakteri Gram positif dan Gram negatif berdasarkan reaksi atau sifat bakteri
terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi
dinding selnya. Oleh karena itu, pengecatan Gram tidak bisa dilakukan pada
bakteri yang tergolong bakteri tahan asam, yaitu dari genus Mycobacterium dan
beberapa spesies tertentu dari genus Nocardia. Bakteribakteri dari kedua genus ini
diketahui memiliki sejumlah besar zat lipodial (berlemak) di dalam dinding selnya
sehingga menyebabkan dinding sel tersebut relatif tidak permeabel terhadap zat-zat
warna yang umum sehingga sel bakteri tersebut tidak terwarnai oleh metode pewarnaan
Bakteri garam positif ialah bakteri yang mengikat warna utama (crystal violet)
dengan kuat sehingga tidak dapat di lunturkan oleh peluntur dan tidak diwarnai lagi
oleh zat warna lawan (safranin) pada mikroskop sel-sel bakteri tampak berwarna ungu.
Bakteri gram negatif ialah bakteri yang mempuyai daya mengikat zat warna
utama tidak kuat sehingga dapat dilunturkan oleh peluntur dan dapat diwarnai oleh zat
warna lawan (safranin) pada pengamatan mikroskop sel-sel bakteri tampak berwarna
merah.
7
b. Pewarnaan acid-fast
Mycobacteria lain dan Nocardia. Pewarnaan bakteri tahan asam ziehl neelsen ini
didasari oleh perbedaan komposisi kimia dari dinding sel sel bakteri. Karena sangat
digunakan pewarnaan dasar dengan tambahan asam pekat. Secara umum, pemanasan
pewarnaan.
mikroorganisame yang tidak tahan akan mengalami dekolorisasi dengan asam dan
a. Pewarnaan Spora
diperlukan teknik pewarnaan khusus. Pewarnaan Klein adalah pewarnaan spora yang
endspores, perlu dilakukan pemanasan supaya cat malachite hijau bisa masuk ke dalam
8
cat carbol fuschsin harus dipanaskan untuk bisa menembus lapisan lilin asam
b. Pewarnaan flagel
Pewarnaan flagel dengan memberi suspense koloid garam asam tanat yang tidak
stabil, sehingga terbentuk presipitat tebal pada dinding sel dan flagel.
c. Pewarnaan kapsul
Pewarnaan ini menggunakan larutan Kristal violet panas, lalu larutan tembaga
sulfat sebagai pembilasan menghasilkan warna biru pucat pada kapsul, karena jika
pembilasan dengan air dapat melarutkan kapsul. Garam tembaga juga memberi warna
membantu determinasi suatu bakteri. Beberapa perbedaan sifat yang dapat dijumpai
9
1. Fiksasi
sel bakteri pada gelas objek, membunuh bakteri, melepaskan granula (butiran) protein
menjadi gugusan reaktif (NH3+) membuat sel-sel lebih kuat, mencegah terjadinya
otolisis sel, mengubah avinitas, fiksasi dapat dilakukan secara fisik atau dengan bahan
kimia.
Peluntur zat warna berguna untuk menghasilkan kontras yang lebih baik pada
bayangan mikroskop. Pada umumnya, sel-sel yang mudah diwarnai akan lebih mudah
pula dilunturkan warnanya. Sedangkan sel-sel yang sukar diwarnai akan lebih sukar
dilunturkan warnanya.
3. Substrata
Merupakan zat warna asam atau basa dapat bereaksi dengan senyawa-senyawa
tertentu. Oleh karena itu, senyawa-senyawa organik seperti protein, karbohidrat, lemak
dan asam nukleat akan mempengaruhi pewarnaan. Berdasarkan jenis zat warna yang
diserap oleh sel, maka dapat dibedakan tiga macam sel yaitu: sel-sel asidofil, basodill
dan sudanofil.
4. Intensifikasi warna
Zat warna dapat diintensifikasikan dengan cara menambahkan mordan, yaitu zat
kimia yang dapat menyebabkan sel-sel bakteri dapat diwarnai lebih intensif karena zat
warna terikat lebih kuat daripada jaringan sel. Mordan dibagi atas dua macam, yaitu
mordan asam dan mordan basa. Mordan asam adalah mordan yang bereaksi dengan
10
zat-zat warna basa. Sedangkan mordan basa adalah mordan yang bereaksi dengan
Zat warna lawan adalah suatu zat warna basa yang berbeda warnanya dengan zat
warna mula-mula yang digunakan. Gunanya adalah untuk memberikan warna pada sel-
sel yang berbeda warnanya dengan zat warna mula-mula. Zat warna penutup diberikan
pada akhir pewarnaan dengan tujuan untuk memberikan kontras pada sel-sel yang tidak
warna dengan tujuan hanya untuk melihat bentuk sel bakteri dan untuk mengetahui
larutan zat warna yang tidak meresap kedalam sel-sel bakteri melainkan melatar
berwarna.
bakteri garam positif dan negative. Bakteri gram positif akan mempertahankan zat
warna crystal violet dan akan tampak berwarna ungu tua dibawah mikroskop. Adapun
bakteri gram negative akan kehilangan zat warna crystal violet setelah dicuci
alcohol,dan sewaktu diberi zat pewarna air fucsin atau safranin akan Nampak bewarna
11
merah. Perbedaan zat warna ini disebabkan oleh perbedaan dalam struktur kimiawi
dinding selnya. Pewarna yang digunakan dalam pewarnaan gram antara lain : crystal
12
BAB III
METODE KERJA
3.1 Alat
1. Deck gelas
2. Hand Scoon
3. Lampu Spiritus
4. Mikroskop
5. Objek gelas
7. Pipet tetes
8. Tissue
3.2 Bahan
1. Kristal Viole
2. Metylen Blue
3. Solution Lugoli
4. Alkohol Asam
5. Aquadest
6. Safranin
13
8. Suspense Bakteri
9. Minyak imersi
a) Buatlah sediaan diatas kaca objek, keringkan pada suhu kamar dan
menit
keringkan
minyak imersi.
f) Hasil semua bakteri akan berwarna biru, bentuknya akan terlihat jelas.
a) Buatlah sediaan diatas kaca obyek, keringkan pada suhu kamar dan
c) Bakteri pada kaca obyek ditetesi pewarna Kristal violet, lalu dibiarkan
1 menit agar zat warna dapat diserap oleh dinding sel bakteri, kemudian
14
bilas dengan air, hati-hati jangan sampai bakteri terbilas dengan air
pembilas.
menit agar zat warna dapat diserap oleh bakteri, kemudian bilas dengan
mikroba)
g) Catatan jika bakteri gram (+) berwarna ungu, sedangkan jika bakteri
15
BAB IV
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
zat warna dengan tujuan hanya untuk melihat bentuk sel bakteri dan untuk
16
mengetahui morfologi dan susunan selnya pewarnaan ini dapat menggunakan
hanya untuk melihat bentuksel bakteri, morfologi dan susunan selnya. Zat-zat
warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana ini adalah metilen blue.
Prinsip dasar dari pewarnaan sederhana adalah adanya ikatan ion antara
komponen seluler bakteri dengan senyawa aktif dari pewarna yang disebut
kromogen. Terjadi ikatan ion karena adanya muatan listrik baik pada komponen
seluler maupun pada pewarna. Berdasarkan adanya muatan inilah sehingga dapat
obyek terlebih dahulu dengan menggunakan air steril agar kaca obyek bebas dari
mikroorganisme dan lemak yang menempel pada permukaan lensa obyek, setelah
itu kaca obyek dikeringkan diatas api kering. Selanjutnya mengoleskan sampel
bakteri dengan menggunakan ose bulat kepermukaan kaca obyek. Sebelum ose
digunakan ose terlebih dahulu disterilkan dengan cara dipijarkan pada api. Hal
ini dilakukan agar ose yang kita gunakan bebas dari bakteri lain yang
17
cawan/tabung reaksi (media miring) dibuka didekat api dan diambil sampelnya
menggunakan ose. Sampel dari ose dioleskan secara merata pada kaca obyek.
Olesan yang baik adalah olesan yang tidak terlalu tipis dan tidak terlalu tebal.
Setelah itu fiksasi kaca obyek. Olesan bakteri harus betul betul kering, olesan
yang belum kering akan menyebabkan sel-sel bakteri seakan-akan terebus dan
bentuknya menjadi tidak karuan. Fiksasi ini berfungsi supaya bakteri target mati
selain itu untuk menempelkan bakteri pada kaca supaya bakteri tidak hilang saat
mencuci. Fiksasi tidak boleh terlalu lama karena dinding sel bakteri akan pecah
jika terkena panas terlalu lama atau panas berlebih. Fiksasi yang baik adalah
fiksasi yang tidak merubah bentuk bakteri atau tidak meyusut bakteri.
pertama dalam pewarnaan sederhana yaitu meletakkan kaca obyek yang telah
diolesi bakteri tersebut lalu tetesi olesan bakteri tersebut dengan metilen blue.
Bila digunakan metilen biru , biarkan olesan terwarna 1-2 menit , methylen biru
Setelah itu buang kelebihan zat warna dan bilas dengan air mengalir.
Pembilasan ini tidak boleh terlalu keras karena bakteri dapat terbawa oleh air.
18
Pewarnaan Gram merupakan pewarnaan yang digunakan untuk
mengelompokkan bakteri gram positif dan gram negatif. bakteri gram positif
akan mempertahankan zat warna kristal Violet dan akan tampak berwarna ungu
tua di bawah mikroskop. Adapun bakteri gram negatif akan kehilangan zat warna
kristal violet setelah dicuci dengan alkohol, dan sewaktu diberi zat pewarna air
asin atau safranin akan tampak berwarna merah. perbedaan zat warna ini
disebabkan oleh perbedaan dalam struktur kimiawi dinding selnya. Pewarna yang
digunakan dalam pewarnaan Gram antara lain kristal violet, lugol, alkohol asam,
dan safranin.
hanya terdiri dari satu zat yang dilarutkan dalam bahan pelarut yang merupakan
suatu cara yang cepat untuk melihat morfologi bakteri secara umum. Prinsip
pada kaca obyek yang dicampur dengan setetes aquades. Setelah itu difiksasi
diatas api kering. Pemanasan tidak boleh terlalu panas karena bisa merusak sel
bakteri. Setelah difiksasi, sampel ditetesi violet. Sampai bakteri terendam. Lalu
biarkan selama 1 menit, setelah itu , cuci di air yang mengalir. Hasilnya terdapat
warna ungu pada kaca objek. Kemudian bakteri ditetesi lugol sampai terendam
19
lalu dibiarkan 1 menit dan dicuci di air yang mengalir. Setelah dicuci, kaca objek
tetap berwarna ungu akibat tetesan violet . setelah ditetesi lugol dan dicuci,
bakteri ditetesi alkohol 96% dan dibiarkan selama 1 menit . setelah itu dicuci di
air yang mengalir. Setelah dicuci, warna ungu pada kaca objek belum
menghilang. Setelah ditetesi alkohol 96% dan dicuci , kemudian bakteri ditetesi
safranin sampai terendam biarkan 1 menit. Kemudian cuci di air yang mengalir.
sederhana
Jawab:
a. Pewarnaan sederhana
20
c. Pewarnaan khusus terbagi atas, Pewarnaan spora, pewarnaan kapsul,
a. Pewarnaan gram menggunakan dua bahan pewarna yaitu crystal violet dan
21
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
pewarnaan sederhana yaitu pewarna dengan menggunakan satu macam zat warna
dengan tujuan hanya untuk melihat bentuk sel bakteri dan untuk mengetahui
morfologi dan susunan selnya. Bakteri gram positif akan mempertahankan zat
warna crystal violet dan akan tampak berwana unggu tua di bawah Mikroskop.
5.2 Saran
juga diperlukan kehati hati terutama dalam menggunakan alat yang ada di
laboratorium.
22
LAMPIRAN
Gambar 1.3 Mengoleskan media bakteri Gambar 1.4 Mengambil media pada
Tersebut diatas kasa objek bakteri
23
Gambar 1.5 Memanaskan bagian mulut Gambar 1.6 Memijar ose bulat
tabung
Gambar 1.7 Memanaskan kaca objek pada Gambar 1.8 Pewarna Gram
Bagian atas dan bawah
24
Gambar 1.13 Pewarnaan Sederhana Gambar 1.14 Pewarnaan Gram
25
DAFTAR PUSTAKA
Sutedjo, Mul Mulyani. 1991. Mikrobiologi Tanah. Jakarta: Rineka Cipta. Diakses Pada
tanggal 22 April 2022
26