Anda di halaman 1dari 11

MIKROBIOLOGI

PEWARNAAN NEISSER
( GRANULA )

Disusun oleh :
Kelompok V

NUZULUL FITHRIYAH
( 201702057 )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


DELIMA PERSADA GRESIK
TAHUN PELAJARAN 2017 - 2018

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, saya
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah Mikrobiologi
Pewarnaan Neisser Granula Bakteri .
Makalah Mikrobiologi Pewarnaan Neisser Granula Bakteri ini telah saya susun dengan
maksimal. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih.
Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
Makalah Mikrobiologi Pewarnaan Neisser Granula Bakteri .
Akhir kata saya berharap semoga Makalah Mikrobiologi Pewarnaan Neisser Granula
Bakteri dapat memberikan manfaat dan dapat memberikan inspirasi kepada teman – teman
semua.

Gresik, April 2018

Nuzulul Fithriyah

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1
1.1 LATAR BELAKANG.......................................................................................................................... 1
A. PEWARNAAN NEISSER GRANULA ............................................................................................... 1
B. MAKSUD .......................................................................................................................................... 2
C. TUJUAN ........................................................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORI ........................................................................................................................... 3
1.2 PRINSIP PEWARNAAN NEISSER GRANULA .................................................................................... 3
1.3 TUJUANPEWARNAAN NEISSER GRANULA .................................................................................... 4
1.4 ALAT DAN BAHAN PEWARNAAN NEISSER GRANULA ................................................................... 4
1.5 PROSEDUR PEWARNAAN NEISSER GRANULA ............................................................................... 4
1.6 HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN .................................................................................... 5
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 6
BAB III ...................................................................................................................................................... 7
KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................................................................... 7
1.7 KESIMPULAN ................................................................................................................................. 7
1.8 SARAN ........................................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................... 8

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


A. PEWARNAAN NEISSER GRANULA

Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-
sifat yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna
dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara
untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan
metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat
fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian
pengecatan (Jimmo, 2008).
Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi empat macam
yaitu pengecatan sederhana, pengecatan negatif, pengecatan diferensial dan pengecatan
struktural. Pemberian warna pada bakteri atau jasad- jasad renik lain dengan
menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis, atau olesan, yang sudah
difiksasi, dinamakan pewarnaan sederhana. Prosedur pewarnaan yang menampilkan
perbedaan di antara sel-sel microbe atau bagian-bagian sel microbe disebut teknik
pewarnaan diferensial. Sedangkan pengecatan struktural hanya mewarnai satu bagian
dari sel sehingga dapat membedakan bagian-bagian dari sel. Termasuk dalam
pengecatan ini adalah pengecatan endospora, flagella dan pengecatan
kapsul.(waluyo,2010)
Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, kerena selain
bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi hal
tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bekteri, sehingga sel dapat
terlihat jelas dan mudah diamati. Olek karena itu teknik pewarnaan sel bakteri ini
merupakan salahsatu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi
(Rizki, 2008).

Mikroba sulit dilihat dengan cahaya karena tidak mengadsorbsi atau


membiaskan cahaya. Alasan inilah yang menyebabkan zat warna digunakan untuk
mewarnai mikroorganisme. Zat warna mengadsorbsi dan membiaskan cahaya sehingga
kontras mikroba dengan sekelilingnya dapat ditingkatkan. Penggunaan zat warna
memungkinkan pengamatan strukur seperti spora, flagela, dan bahan inklusi yng
mengandung zat pati dan granula fosfat (Entjang, 2003).

Disamping material nukleus, sitoplasma bakteri mungkin mengandung inklusi sel-


kepingan-kepingan kecil material yang tidak menjadi bagian utuh struktur sel. Butiran
khusus ini yang rupanya bertindak sebagai sumber fosfat dan energi disebut butiran
metakromat karena akan menyerap warna merah apabila diwarnai dengan biru metilen.
Butiran metakromat disebut juga kolektif volutin.
Pewarnaan Granula dapat dilakukan dengan metode selain Neisser yaitu :
Metode Albert’s dan Metode Much Weis (Mycobacterium tuberculose).

1
B. MAKSUD

1. Apa Pengetian pewarnaan neisser granula ?


2. Apa Prinsip pewarnaan neisser granula ?
3. Apa Prosedur pewarnaan neisser granula ?
4. Apa Hasil pewarnaan neisser granula ?

C. TUJUAN

1. Mengetahui pewarnaan neisser granula


2. Mengetahui prinsip pewarnaan neisser granula
3. Mengetahui Prosedur pewarnaan neisser granula
4. Mengetahui Hasil pewarnaan neisser granula

2
BAB II TINJAUAN TEORI

1.2 PRINSIP PEWARNAAN NEISSER GRANULA

Pada pengecatan dengan toluidine blue granula bakteri akan berwarna hitam
(karena bersifat metakromatik) dan tidak akan larut oleh air sehingga pada pemberian
safranin warna granula tetap hitam. Sedangkan pada badan bakteri warna dari toluidin
blue akan larut oleh air dan mengambil warna merah dari safranin.

Di antara bakteri bentuk batang Gram positif, ada yang di dalam selnya
ditemukan granula polifosfat yang disebut juga granula metakromatik atau volutin
bodies. granula ini bersifat kromofil dan metakromatik yang berarti mempunyai
aktivitas kuat terhadap zat-zat warna, dan seringkali tampak lain dari zat warna yang
diberikan.

Disamping material nukleus, sitoplasma bakteri mungkin mengandung inklusi


sel-kepingan-kepingan kecil material yang tidak menjadi bagian utuh struktur sel.
Butiran khusus ini yang rupanya bertindak sebagai sumber fosfat dan energi disebut
butiran metakromat karena akan menyerap warna merah apabila diwarnai dengan biru
metilen. Butiran metakromat disebut juga kolektif volutin.

Bakteri golongan Diphterie, poolkarrelnya ungu kehitaman dengan badan


bakteri berwarna coklat atau kekuningan biasanya ditemukan dengan berbagai
susunan yang menyerupai huruf V, L atau Y

Koloni pada media Loffler Serum dicat Nesser kemudian ditanam pada media
CTBA inkubasi 37°C selama 24 jam. Koloni yang tumbuh dimurnikan pada Loffler
Serum, inkubasi 37°C selama 24 jam. Lanjutkan penanaman Biokimia Reaksi untuk
penentuan tipe (Gravis, Intermedius & Mitis).

Untuk melihat struktur digunakan pewarnaan flagela, pewarnaan kapsul,


pewarnaan spora, dan pewarnaan nukleus. Pewarnaan Neisser atau Albert digunakan
untuk melihat granula metakromatik (volutin bodies) pada Corynebacterium
diphtheriae. Untuk semua prosedur pewarnaan mikrobiologi dibutuhkan pembuatan
apusan lebih dahulu sebelum melaksanakan beberapa teknik pewarnaan yang spesifik
(Pelezar,2008).

3
1.3 TUJUANPEWARNAAN NEISSER GRANULA

Tujuan pewarnaan terhadap mikroorganisme ialah untuk :


1. Mempermudah melihat bentuk jasad, baik bakteri, ragi, maupun fungi.
2. Memperjelas ukuran dan bentuk jasad
3. Melihat struktur luar dan kalau memungkinkan struktur dalam jasad.
4. Melihat reaksi jasad terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat-sifat
fisik dan kimia dapat diketahui.

1.4 ALAT DAN BAHAN PEWARNAAN NEISSER GRANULA

Alat yang perlu disiapkan :

Ose
Object glass
Lampu spirtus
Mikroskop
Kertas saring atau hisap
Preparat

Bahan yang perlu disiapkan :

Zat pewarna neisser Albert 1


( methylen blue = berwarna biru )
Zat pewarna neisser Albert 2
( Gentian violet )
Zar pewarna neisser Albert 3
( Chrysoidin = berwarna kuning )
Suspensi bakteri
Oil immercy

1.5 PROSEDUR PEWARNAAN NEISSER GRANULA

Metode : Albert & Christensen

1. Siapkan alat dan bahan yang sudah disediakan


2. Bersihkan obyek glass dengan kapas. Bebaskan dari lemak dengan cara
melewatkan di atas lampu spiritus sampai terlihat uap air menghilang. Tunggu
sampai dingin (3 menit). Tetesi sedikit formalin. Ambil spesimen kapas lidi dari
usapan tenggorok, usapkan merata pada obyek glass yang ada formalin secara
melingkar 1-1,5 cm. Tunggu sampai cukup kering.
3. Lakukan fiksasi dengan cara melewatkan sediaan di atas lampu spiritus (jarak api
dengan obyek glass 10-15 cm) beberapa kali, sampai sediaan menjadi kering
tetapi tidak sampai terlalu panas agar bentuk dan susunan bakteri tidak rusak
karena panas. Pada tahap ini sediaan siap dicat.

4
4. Untuk pengecetan pertama digunakan larutan A dan B yang dicampur sesaat
sebelum pengecatan dalam perbandingan dua bagian larutan A dengan satu bagian
larutan B. Lama pengecatan adalah setengah menit
keterangan :
 Genangi sediaan dengan campuran cat Neisser A dan Neisser B
(perbandingan 2:1) selama 0,5 menit.
 Cuci dengan Neisser C dengan posisi preparat miring sampai cat Neisser A
dan B hilang.
 Genangi dengan cat Neisser C selama 3 menit.
 Buang larutan cat tanpa dicuci.
 Keringkan dengan menghisap cat menggunakan kertas saring.
 Biarkan dalam udara kamar dengan posisi miring sampai kering.

5. Setelah campuran tersebut dibuang preparat dibilas dengan larutan dan larutan ini
didiamkan di atas film preparat selama ½ - 1 menit, kemudian dikeringkan dengan
kertas saring.
6. Selain itu, untuk menonjolkan granula metakromatik ini dapat pula dilakukan
pengecetan Albert, yaitu:
7. Preparat dicat dengan larutan cat menurut Albert selama 3-5 menit
8. Setelah dicuci dengan air, preparat disiram dengan larutan iodium (menurut
Gram) dan ditunggu satu menit. kemudian dicuci kembali dengan air dan
dikeringkan dengan kertas saring.
9. Lakukan pemeriksaan di bawah mikroskop dengan pembesan 100x

1.6 HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengecetan:
1. Pada pengecetan Neisser: Granula berwarna biru-hitam, sitoplasma berwarna
kuning (krisoidin) atau tengguli/kecoklat-coklatan (Bismarck brown)
2. Pada pengecetan Albert: Granula berwarna biru-hitam, sitoplasma hijau

Semua bakteri Gram negatif tidak tahan asam, sedangkan bakteri Gram positif ada
yang tahan asam dan ada yang tidak tahan asam

Di dalam sitoplasma dapat ditemukan granula metakhromatikyang terdiri atas


volutin,granula glikogen serta granula lemak. Granula metakhromatik sering
ditemukan pada jenis-jenis kuman patogen tertentu dan berbentuk khas untuk kuman
tersebut. Di dalam sitoplasma dapat ditemukan granula metakhromatik yang tersebut
di dalam sediaan mikroskopik.

Misalnya kuman difteri mempunyai granula metakhromatik karena bila diwarnai


dalam sediaan, granula tersebut akan berwarna lain dari pada zat warna yang
digunakan. Misalnya bila diwarnai sediaan kuman difteri dengan zat warna biru
metilen,granula Babes-Ernst akan berwarna coklat tua. Pada spesies kuman tertentu,
granula metakhromatik terletak pada tempat-tempat khas di dalam sel kuman.

5
Disamping material nukleus, sitoplasma bakteri mungkin mengandung inklusi sel-
kepingan-kepingan kecil material yang tidak menjadi bagian utuh struktur sel. Butiran
khusus ini yang rupanya bertindak sebagai sumber fosfat dan energi disebut butiran
metakromat karena akan menyerap warna merah apabila diwarnai dengan biru
metilen. Butiran metakromat disebut juga kolektif volutin.
Pewarnaan Granula dapat dilakukan dengan metode selain Neisser yaitu :

KET:
1. Badan bakteri hijau kebiruan
2. Granula bakteri biru kehitaman

PEMBAHASAN

Bakteri golongan Diphterie, poolkarrelnya ungu kehitaman dengan badan


bakteri berwarna coklat atau kekuningan biasanya ditemukan dengan berbagai
susunan yang menyerupai huruf V, L atau Y

Hasil pengecatan Neisser hanya bersifat diagnosa sementara, untuk kepastian


diagnosa dilakukan kultur dan tes virulensi baik secara invivo maupun invitro.
Kultur Corynebacterium diphteriae. Spesimen ditanam pada media Loffler Serum,
inkubasi 37°C selama 24 jam

Koloni pada media Loffler Serum dicat Nesser kemudian ditanam pada media
CTBA inkubasi 37°C selama 24 jam. Koloni yang tumbuh dimurnikan pada Loffler
Serum, inkubasi 37°C selama 24 jam. Lanjutkan penanaman Biokimia Reaksi untuk
penentuan tipe (Gravis, Intermedius & Mitis).

6
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

1.7 KESIMPULAN

Setelah melakukan pengamatan di bawah mikroskop dengan pembesaran 100x


ditemukan bakteri bergranula pada sediaan yang diamati. Bakteri yang ditemukan
berbentuk basil yang mempunyai granula pada ujungnya bahkan di kedua ujungnya.
Badan sel bakteri berwarna orange / kuning dan granulanya berwarna biru.

1.8 SARAN

Adapun sehubungan dengan praktikum ini, khususnya ditujukan bagi mahasiswa


yaitu:
1. Diharapkan bagi seluruh mahasiswa agar selama kegiatan praktikum ini
berlangsung, Mahasiswa harus menggunakan APD (Alat Pelindung Diri).
2. Diharapkan pula bagi semua mahasiswa, bahwa selama kegiatan praktikum ini
berlangsung, agar semua mahasiswa bersungguh-sungguh dalam melakukan
praktikum.

Interpretasi hasil : Granula : hitam dan Badan bakteri : merah

7
DAFTAR PUSTAKA

Hadiutomo. 1990. Mikrobiologi Dasar Jilid I. Jakarta: Erlangga

Suriawiria. 200 Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Jakarta: PT. Garaemedia

Tryana, S.T. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Malang: Djambatan

Anonymous. 2008.http//.id Wikipedia. Org/wiki.pewarnaan, granula.

Anonymous: // makalh dan skripsi. Blogspot.com/2010/26 pewarnaan. Html pewarnann


http://israyantianur.blogspot.co.id/2013/07/pewarnaan-granula.html
https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/12/macam-macam-teknik-pewarnaan-bakteri/

Anda mungkin juga menyukai