Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah Swt., yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penyusun dapat membuat

laporan Praktikum Mikrobiologi parasitologi ini.

Walaupun demikian, penyusun berusaha dengan semaksimal mungkin demi

kesempurnaan penyusunan laporan ini baik dari hasil kegiatan belajar mengajar di

kampus, maupun dalam menunaikan praktikum ini. Saran dan kritik yang sifatnya

membangun begitu diharapkan oleh penyusun demi kesempurnaan dalam penulisan

laporan berikutnya.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan praktikum ini.

Akhir kata, penyusun berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca

serta dapat membantu bagi kemajuan kualitas mahasiwa. Saya ucapkan terima kasih

banyak kepada semua pihak yang telah membantu, semoga Allah Swt. membalas

semua kebaikan kalian. Amin.

Makassar, 19 April 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar belakang......................................................................................................1
1.2 Maksud dan tujuan...............................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................3
2.1 Teori Umum.........................................................................................................3
2.2 Metode Inokulasi.................................................................................................4
2.3 Uraian Mikroorganisme.......................................................................................6
BAB III..........................................................................................................................8
METODE KERJA.........................................................................................................8
3.1 Alat :.....................................................................................................................9
3.2 Bahan :.................................................................................................................9
3.3 Prosedur Kerja.....................................................................................................9
3.4. Tabel Pengamatan.............................................................................................12
3.5 Pembahasan........................................................................................................15
BAB IV........................................................................................................................19
PENUTUP...................................................................................................................19
4.1 Kesimpulan........................................................................................................19
4.2 Saran..................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Teknik aseptis adalah suatu metode atau teknik didalam memindahkan atau

mentransfer kultur bakteria dari suatu tempat ke tempat lain secara aseptis agar tidak

terjadi kontaminasi oleh mikroba lain ke dalam kultur. Teknik transfer aseptis ini

sangat esensial dan kunci keberhasilan prosedur mikroba yang harus diketahui oleh

seorang yang hendak melakukan analisis mikrobiologi (Pelzcar, M.J. Chan, 2007)

Praktikum mikrobiologi tidak pernah lepas dari penyiapan media

pertumbuhan mikroorganisma. Tahap awal praktikum mikrobiologi adalah sterilisasi

alat dan penyiapan media, Bik media cair maupun media agar. Media pertumbuhan

digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme sehingga dapat diamati.

Pengatamatn mikroorganisme dilakukan setelah sampel diinokulasikan pada

media pertumbuhan dan diinkubasi pada inkubator dengan suhu sesuai pertumbuhan

mikroorganisme. Metode inkubasi mikroorganisme pada media pertumbuhan ada

beberapa cara sesuai tujuan inokulasi dan media pertumbuhan yang digunakan.

Praktikum ini akan melaksanakan cara-cara penyiapan media pertumbuhan

mikroorganisme dan teknik inokulasi mikroorganisme. Berhubung waktu

pelaksanaan praktikum yang terbatas aplikasi inokulasi mikroorganisme dapat

1
dilaksanakan atau diaplikasikan pada praktikum uji cemaran mikroorganisme pada

makanan dan minuman.

1.2 Maksud dan tujuan

a. Maksud Perobaan

Adapun maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui cara penyiapan

media pertumbuhan mikroorganisme dan cara menginokulasi mikroorganisme

b. Tujuan Percobaan

Menimbang dan melarutkan media pertumbuhan sesuai komposisi media

(yang tertera pada wadah media) dan Miroorganisme diambil menggunakan ose steril

kemudian diinokulasi pada media dan selanjutnya diinkubasi pada suhu yang sesuai.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum

Penanaman bakteri atau bisa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan

memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat

ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi)

terlebih dahulu diuskan agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan

medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi

(Dwijoseputro, 1998). Penanaman bakteri atau inokulasi bakteri dilakukan dengan

metode spread plate (cawan tebar), pour plate, gores, dan teknik pengenceran.

Penanaman bakteri dilakukan dengan cara menanam bakteri dengan

pengenceran dari setiap pengenceran diambil 0,1 ml dengan menggunakan pipet steril

dan dimasukkan kedalam petri dish. Setelah itu diinkubasikan selama 1 x 24 jam pada

suhu ruang. (Yunita et all, 2015)

Suatu jenis koloni mikroba yang terpisah dari koloni campurannya akan lebih

mudah untuk diamati. Selain itu Teknik untuk memisahkan dan mendapatkan koloni

tunggal serta pemeliharaannya terdapat beberapa jenis. Teknik-teknik tersebut

memiliki kelebihan dan kelemahan. Beberapa cara dapat dilakukan untuk

menentukan jumlah bakteri yang terdapat pada bahan pemeriksaan. Cara yang paling

sering digunakan adalah Cara penghitungan Koloni pada lempeng pembiakan (plate

3
count) atau juga dapat dilakukan penghitungan langsung secara mikroskopis.

(Burrows, 2004).

Kemampuan mikroorganisme untuk tumbuh dan tetap hidup merupakan suatu

hal yang penting untuk diketahui. Pengetahuan tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan mikroba sangat penting di dalam mengendalikan

mikroba. Berikut ini faktor-faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan

mikroba, suplai energi, suhu/temperature, keasaman atau kebasaan (pH), ketersediaan

oksigen. (Suriawiria, 2005)

2.1 Metode Inokulasi

1. Metode penanaman pada agar

Pada metode penanaman pada agăr, jika sedikit saja sel diletakkan dalam

medium agar, maka tiap sel akan tumbuh menjadi koloni yang terpisah jika suspensi

sel cukup diencerkan, koloni ekan terpisah dengan baik, sehingga masing-masing

memiliki kemungkinan tinggi untuk diturunkan menjadi sel tunggal. Namun untuk

membuat yang demikian, penting untuk mengambil satu tipe koloni yang diinginkan,

memasukkan ke dalam air dan menanamnya kembali ke agar. Dengan mengulangi

prosedur ini beberapa kali menjamin untuk memperoleh Biakan murni.

2. Metode pengenceran

Metode yang sedikit dapat dipercaya adalah pengenceran. Suspensi

diencerkan seri dan contoh masing-masing pengenceran ditanam pada agar lika hanya

4
sedikit contoh dari pengenceran tertentu menunjukkan pertumbulian, diperkirakan

bahwa beberap dari biakan tadi dimulai dari sel tunggal. Metode ini tidak digunakan

kecuali jika penanaman pada agar tidak dimungkinkan karena beberapa alasan. Yang

tidak diinginkan dari metode ini adalah bahwa metode ini hanya dapat digunakan

untuk isolasi tipe organisme yang dominan dalam populasi campuran.

3. Metode pembiakan mikroorganisme

Pembiakan adalah proses perbanyakan organisme melalui penyediaan kondisi

lingkungan yang sesuai.mikroorganisme yang sedang tumbuh membuat replika

dirinya, membutuhkan adanya elemen-elemen dalam komposisi kimia mereka.

Nutrisi harus menyediakan elemen ini dalam bentuk yang mudah dimetabolisme.

Faktor-faktor yang harus dikontrol selama pertumbuhan meliputi nutrisi, pH,

temperature, aerasi, konsentrasi garam dan kekuatan ionic medium.

Metode pembiakan dilakukan berdasarkan tujuan melakukan pembiakan

mikroorganisme. Umumnya tiga situasi dapat ditemukan yaitu :

1. memperbanyak atau menumbuhkan spesies tertentu.

2. menentukan jumlah dan tipe organisme yang ada pada sample

3. mengisolasi organisme tertentu dari sumber alami.

Untuk memperbanyak spesies tertentu harus disiapkan media yang

mengandung bahan dan kondisi yang sesuai un tuk pertumbuhan spesies tersebut

5
Untuk hat ini cukup dibutuhkan satu jenis media tetapi bersifat selektif dan kaya

nutrient sehingga pertumbuhan akan berjalan baik.

4. Metode penggoresan Agar miring

Pembuatan agar miring tidak boleh menyentuh tutup tabung saat dimiringkan.

Agar miring ini mempunyai permukaan luas sehingga sering digunakan untuk

menumbuhkan atau menyimpan biakan murni. Beberapa teknik goresan yang biasa

digunakafi ; Goresan T, goresan kuadran, goresan radix dan goresan sinambung.

Agar tegak

Tabung yang berisi agar dibiarkan tegak hingga beku. Agar tegak ini digunakan untuk

membiakkan bakteri dengan cara tusuk.

2.3 Uraian Mikroorganisme

1) Bakteri

Bakteri adalah suatu mikroorganisme prokariot yang pada umumnya mempunyai

ukuran generasi yaitu sel 0,5-1,0 µm kali 2,0-5,0 µm dan terdiri waktu yang

dibutuhkan oleh sel dari tiga bentuk dasar yaitu : bentuk bulat atau kokus,bentuk

batang atau basilus dan bentuk spiral. Bakteri tumbuh dengan cara pembelahan

biner,yang berarti satu sel membelah menjadi dua sel

6
2) Jamur

Fungi adalah organism heterotrofik mereka memerlukan senyawa organic untuk

nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda organic mati yang terlarut, mereka disebut

saprofit. Saprofit menghancurkan sisa-sisa umbuhan dan hewan yang kompleks,

menguraikan menjadi zat-zat kimia yang lebih sederhana, yang kemudian

dikembalikan ke dalam tubuh, dan selanjutnya meningkatkan kesuburannya. Jadi

mereka dapat menguntungkan bagi manusia . (Dr. Erwin F. Lesse, 1986)

7
BAB III

METODE KERJA

3.1 Alat :

1. Autoelave

2. Gelas piala / bekcer glass

3. Labu erlenmeyer

4. Laminar Air Flow ( LAF)

5. Lampu sipiritus

6, Ose bulat dan ose runcing

7. Petridish / cawan petri

8. Tabung reaksi

3.2 Bahan :

1. Biakan bakteri dalam media cair dalam media cair dan agar miring

2. Media cair ( nutrient broth )

3. Media padat ( nutrient agar)

8
3.3 Prosedur Kerja

1. Kerja Secara Aseptis

a. Sebelum bekerja perlengkapan diri untuk bekerja aseptis harus digunakan

seperti jās praktikum, särung tangan, masker, penutup kepalat

b. Ruangan bekerja harus steril

c. Sebelum menggunakan sarung tangan harus mencuci tangan tertebih dahulu

menggunakan cairan antiseptik

d. Sebelum membuka ruangan bagian steril di dalam tabung cawan/ erlenmeyer

sebaiknya bagian mulut (bagian yang memungkinkan kontaminasi masuk)

dibakar/ di lewatkan api terlebih dahulu.

e. Pinset, batang pengaduk dapat di semprot dengan alkohol terlebih dahulu lalu

dibakar.

f. Ujung jarum inokulum yang sudah di pijarkan harus di tunggu dingin dahulu

atau dapat di tempelkan tutup cawan bagian dalam untuk mempercepat

transfer panas yang terjadi.

g. Diusahakan bagian alat yang di harapkan dalam kondisi steril didekatkan pada

bagian api

h. Jika kerja di safety cabinet tidak perlu memakai pembakaran bunsen tetapi

jika diluar safety cabinet maka semakin banyak sumber api maka semakin

terjamin kondisi aseptisnya

9
2. Pemindahan Bakteri Media Broth to Broth

a. Panaskan ose hingga membara

b. Buka tabung yang berisi kultur yang akan dipindahkan, panasi mulut tabung

pada nyala api

c. Masukkan ose tersebut dalam biaran dekat dinding tabung dan celupkan

dalam biakan

d. Keluarkan ose kemudian panasi mulut tabung dan tutup kembáli

e. Celupkan ose kedalam tabung media yang baru, tutup tabung dan panaskan

kembali ose sampai membara

3. Pemindahan bakteri Media Slant to Slant

a. Panaskan ose hingga membara

b. Buka tabung yang berisi kultur dari agar miring yang akan dipindahkan,

panasi mulut tabung pada nyala api

c. Masukkan ose tersebut dalam biaran dekat dinding tabung dan ambil

sengkelit/ 1 mata ose biakan

d. Keluarkan ose kemudian panasi mulut tabung dan tutup ketmbali

e. Goreskan ose tersebut pada permukaan media agar miring yang baru secara

zigzag dari bawah ke atas

f. Keluarkan ose dan panaskan kembali sampai membara

g. Buka tabung yang berisi kultur yang akan dipindahkan, panasi mulut tabung

pada nyala api

10
h. Keluarkan ose dan panaskan kembali sampai membara.

4. Pemindahan Bakteri Media Broth to Plate

a. Panaskan ose hingga membara

b. Buka tabung yang berisi kultur yang akan dipındahkan, panasi mulut tabung

pada nyala api

c. Masukkan ose tersebut dalam biakan dekat dinding tabung dan celupkan

dalam biakan

d. Goreskan ose pada permukaan media padat dengan teknik continouos streak

11
3.5. Tabel Pengamatan

Nama Metode Nama Dokumentasi Keterangan


Media inokulasi Bakteri|/Jamur

NA Miring Bakteri Koloni bakteri


Porhyromonas banyak/tebal
Gingivalis berwarna
kekuningan emas

NA Tusuk Bakteri Koloni bakteri


Porhyromonas sedikit berkumpul
Gingivalis diatas permukaan
agar

NA Gores Bakteri Koloni bakteri


Porhyromonas berkumpul di atas
Gingivalis permukaan agar,
berwarna putih

12
NA Tuang Bakteri Koloni banyak
Porhyromonas tersebar di permukan
Gingivalis agar

SDA Miring Jamur Koloni sedikit tidak


Malassazie tersebar merata pada
furfur agar

SDA Tusuk Jamur Koloninya tipis


Malassazie sedikit berwarna
furfur putih yang terdapat
diatas prmukaan NA

13
SD Gores Jamur Kolonianya banyak
A Malassazie atau tebal berwarna
furfur putih. Terdapat
diatas permukaan

SDA Tuang Jamur Kolonianya banyak/


Malassazie Berbentuk agar tebal
furfur tersebar di sekuruh
permukaan

PW Bakteri Koloni sedikit atau


Porhyromonas hampir tidak ada tapi
Gingivalis terdapat di
permukaan media

14
PW Jamur Kolonianaya sedikit
Malassazie hampir tidak ada,
furfur terdapat
dipermukaan media

3.6 Pembahasan

Pada percobaan inokulasi mikroorganisme menggunakan media padat dan cair ini, hal

pertama yang harus dilakukan adalah mensterilkan alat-alat yang akan digunakan.

Hal ini bertujuan agar pertumbuhan mikroorganisme yang akan diinokulasi tidak

terkontaminasi mikroorganisme lain yang akan mengganggu pengamatan

Mikroorganisme memiliki ukuran yang sangat kecil dan terdapat di mana-mana

sehingga kita harus menjaga kebersihan alat dan bahan yang akan digunakan. Semua

pekerjaan pada praktikum ini harus memperhatikan prosedur teknik aseptis. Alat-alat

yang tahan akan pemanasan sebelum digunakan terlebih dahulu sebelum

diflambir(dipanaskan sampai pijar) untuk menjaga kesterilannya. Ujung jarum ose

diflambir sampai membara. Untuk tabung reaksi, flambir hanya cukup dilakukan

dengan melewatkan mulut tabung reaksi beberapa kali di atas spiritus.Kemudian,

alat-alat tersebut didiamkan terkebih terlebih dahulu selama beberapa detik agar

suhunya sedikit turun agar bakteri tidak mati akibat suhu yang terlalu tinggi jika tidak

15
digunakan, jarum ose harus disimpan terlebih dahulu dalam alkohol 70% agar

terhindar dari kontaminasi dan tetap dalam keadaan steril. Sedangkan untuk spoit

yang telah selesai digunakan harus direndam di dalam desinfektan yang telah

disediakan agar mikroorganisme yang tertinggul tidak berpindah ke tempat lain.

Pada percobaan ini,kita akan mengamati bakteri dan jamur Malessezia furfur. Ada 3

metode inokulasi yang akan digunakan yaitu metode tusuk, tuang.dan gores. Semua

metode ini bertujuan untuk mengamati koloni mikroba. Sedangkan untuk bentuk dari

media yang digunakan yaitu ada 4 bentuk, diantaranya plat agar miring,agar

tegak,dan media cair.Masing-masing fungsi dari ke 4 bentuk media tersebut telah

dijelaskan pada Bab II.

Bakteri Porhyromonas Gingivalis

1.Bakteri Porhyromonas Gingivalis pada plat agar:

menupakan bakteri gram positifi+).bersifat non motil(tidak bergerak),berdiameter 1-2

um ,bakteri anaerob fakultatif.Memiliki bentuk bulat atau bulat telur, tersusun seperti

rantai dan tidak membentuk spora. Karena sifat-sifat tersebut,bakteri ini dapat

tumbuh baik di media padat,media miring.media tegak, dan media cair.

2 Bakteri Porhyromonas Gingivalis pada agar miring:

Bakteri ini dapat tumbuh di atas permukaan agar sesuni dengan goresan yang

diberikan di atas permukaan agar dan tidak ada bakteri yang tembus ke bawah

permukaan agar.

16
3. Staphylococcus aureus pada agar tegak:

Bakteri ini tumbuh di atas permukaan agar sampai ke dasar tabung sesuai dengan

tusukan yang diberikan, Karena itu bakteri bersifat anacrob fakultatif.

4. Bakteri Porhyromonas Gingivalis pada media cair :

Bakteri ini tumbuh di seluruh media cair tetapi banyak koloni bakteri yang

mengendap di bawah permukaan media.Ada juga yang menjulur seperti untaian

benang halus. Wama media berubah menjadi biru akibat perubahan pH yang

menandakan bahwa bakteri tumbuh di dalam media, Walaupun media cair.bakteri ini

tetap akan tumbuh karena bersifat unacrob fakultatif dan bakteri ini tidak bergerak

mendekati permukaan media.

Jamur Malessezia furfur

1 Malessezia furfur pada plat agar:

Jamur ini bersifat aerob.Organisme aerob adalah organisme yang memerlukan

oksigen untuk memperoleh energi.Pada agar ini,terlihat bahwa koloni Malessezia

furfur tersebut merata pada permukaan agar.

2 Malessezia furfur pada agar miring:

Terlihat pada gambar, Malessezia furfur tumbuh pada permukaan agar dan tidak adu

yang menembus ke bawah ini menandakan bahwa jamur Malessezia furfur

merupakan jamur yang bersifat aerob.

17
3 Malessezia furfur pada agar tegak :

Jamur Malessezia furfur pada jenis agar ini.terlihat lebih kecil bahkan hampir tidak

ada Hal ini dapat terjadi karena pembuatan sediaan yang tidak sesuai prosedur,dan

faktor-faktor luar seperti kelembapan.cahaya,dan suhu.

4 Malessezia furfur pada media cair:

Terlihat bahwa media cair yang ditumbuhi jamur Malessezia furfur ini berubah warna

dari hijau tosca menjadi biru.Perubahan warna yang terjadi disebabkan karena

perubahan pH. Hal ini menandakan bahwa jamur tumbuh pada media tersebut. Dari

hasil pengamatan yang dilakukan.tidak ada kontaminasi dalam hasil inokulasi.Ini

disebabkan karena penggunaan teknik aseptis dengan benar schingga tidak

menimbulkan kontaminasi pada hasil inokulasi.

18
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Media yang perlu disiapkan dalam menginokulasi mikroba adalah :

Media umum adalah media yang mengandung bahan-bahan semi alamiah dan

digunakan untuk pembiakan secara umum karena mengandung unsur-unsur

mikroorganisme.

Media encrichmren/broth merupakan medium pengayakan yang ditimbulkan

dengan agen selektif untuk menghambat pertumbuhan bakteri non target sekaligus.

Media selektif merupakan media cair yang ditambahkan zat tertentu untuk

menumbuhkan mikroorganisme tertentu dan diberikan penghambat untuk mikroba

yang tidak diinginkan.

4.2 Saran

Dengan menyelesaikan tugas laporan praktikum Mikrobiologi ini semoga

dapat membantu Mahasiswa agar lebih giat mempelajari inokulasi mikroba serta

memperhatikan lebih akurat pengamatan yang dilakukan dalam laboratorium.


DAFTAR PUSTAKA

Pakadang Sesilia Rante. 2020. “Buku penuntun Praktikum Mikrobiologi

Parasitologi”. Makassar : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Diakses pada tanggal 6 April 2022

Dwidjoseputro 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : PT Gramedia. Diakses pada

tanggal 6 April 2022

Yulianda Syabita Pasaribu 2019. Pembuatan Media Pertumbuhan Bakteri.

https://reporsitori.usu.ac.id//pembuatan/media/bakteri//Universitas/

Sumatera/Utara.

iii

Anda mungkin juga menyukai