Muhammad Rizky
05031382227069
A/6
1 Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Mikroba
Mikroba adalah salah satu golongan makhluk hidup yang terdapat dalam
suatu ekosistem dan sebagai penyusun keanekaragaman hayati di dalam ekosistem
tersebut. Mikroba merupakan salah satu organisme yang mempunyai
keanekaragaman spesies yang sangat tinggi. Mikroba menempati 60% lebih
biomassa dan telah hidup berevolusi paling tidak 3,8 miliar tahun. Mikroba untuk
mempertahankan kehidupannya sebagai salah satu komponen ekosistem, harus
berinteraksi dengan lingkungannya. Mikroba dapat dijumpai di berbagai macam
habitat. Hal ini membuktikan bahwa mikroba adalah organisme yang mampu
beradaptasi dengan segala jenis lingkungan. Beberapa habitat yang baik untuk
organisme tingkat tinggi juga dapat menunjang pertumbuhan mikroba. Ada
organisme tingkat tinggi yang tidak dapat tumbuh pada suatu habitat tapi mikroba
dapat bertahan hidup bahkan dapat berkembang biak. Mikroba dapat hidup pada
permukaan tubuh dari organime tingkat tinggi ataupun pada bagian dalam dari
hewan, tumbuhan dan manusa Total mikroba yang terdapat pada suatu produk
pangan dapat digunakan sebagai indikator tingkat keamanan dan kerusakkan
produk. Pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan menunjukkan bahwa di
dalam produk pangan telah terjadi kontaminasi dari luar ataupun karena proses
pengolahan, perlunya analisis kuantitatif mikrobiologi pada bahan pangan untuk
mengetahui mutu pada bahan pangan tersebut (Asiah et al., 2018)
2.2. Metode Hemasitometer
Metode Hemasitometer merupakan metode perhitungan mikroba dengan
menggunakan alat bernama hemasitometer. Hemasitometer adalah alat yang
sering digunakan di rumah sakit bertujuan untuk menghitung jumlah eritrosit. Saat
ini juga banyak digunakan untuk menghitung jumlah sel serta partikel
mikroskopis lainnya. (Fitria et al., 2019).
2.3. Metode Most Probable Number (MPN)
Metode MPN merupakan metode perhitungan sel terutama untuk perhitungan
bakter coliform bersumber pada jumlah perkiraan terdekat yang berada pada
2 Universitas Sriwijaya
3
Universitas Sriwijaya
4
Agar) dengan hasil akhir berwarna merah jika sudah terbentuk menjadi media
agar (Ika Okhtora, A, 2020).
2.5. Pengenceran
Tahapan pengenceran dimulai dari membuat larutan sampel sebanyak 10 ml
(campuran 1 ml/1gr sampel dengan 9 ml larutan fisiologis sehingga didapatkan
pengenceran 10-2 . Dari pengenceran 10-2 diambil lagi 1 ml dan dimasukkan ke
dalam tabung reaksi berisi 9 ml larutan fisiologis sehingga didapatkan
pengenceran 10-3 , begitu seterusnya sampai mencapai pengenceran yang kita
harapkan. Jumlah organisme yang terdapat dalam sampel asal ditentukan dengan
mengalikan jumlah koloni yang terbentuk dengan faktor pengenceran pada cawan
yang bersangkutan. Setelah dilakukan pengenceran, kemudian dilakukan 3
Universitas Sriwijaya penanaman pada media. Media yang umum digunakan
untuk menumbuhkan mikroorganisme di laboratorium seperti bakteri adalah
media (NA) Nutrient agar. Mahalnya harga media serta melimpahnya sumber
alam dan pemanfaatan limbah yang dapat digunakan sebagai media pertumbuhan
mikroorganisme mendorong para peneliti untuk menemukan media alternatif dari
bahan-bahan yang mudah didapat dan tidak memerlukan biaya yang mahal. Bahan
yang digunakan mengandung nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri
seperti karbohidrat dan protein, berbagai sumber protein juga berhasil digunakan
sebagai media alternatif pertumbuhan mikroorganisme (Setiawan, I 2020)
Pengenceran adalah prosedur pembuatan larutan yang lebih encer dari larutan
yang lebih pekat melalui penambahan sejumlah pelarut pada larutan dengan
volume dan konsentrasi tertentu. Pengenceran juga dapat diartikan sebagai
pencampuran larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan menambahkan pelarut
untuk meningkatkan volume akhir. Pengenceran yaitu suatu cara atau metode
yang diterapkan pada suatu senyawa dengan jalan menambahkan pelarut yang
bersifat netral, lazim dipakai yaitu aquadest dalam jumlah tertentu. Penambahan
pelarut pada senyawa menyebabkan penurunan konsentrasi atau konsentrasi
senyawa terlarut atau encer. Pengenceran didefinisikan sebagai campuran seragam
zat terlarut dan pelarut dalam larutan. Pengenceran dapat dilakukan dengan
menambahkan aquadest ke dalam larutan. (Hikmayanti dan Utami, 2019).
Universitas Sriwijaya
5
Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODELOGI PRAKTIKUM
6 Universitas Sriwijaya
7
Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil dari praktikum kali ini adalah :
Tabel 4.1.1. Pour Plate
No Sampel Jumlah Koloni Notasi TPC/ALT Log
1 Yakult 28 * 28 x 103 4,44
2 Yakult 7 * 7 x 103 3,84
3
3 Yakult 30 ** 30 x 10 4,47
4 Yogurt 22 * 22 x 103 4,34
5 Yogurt 48 ** 48 x 103 4,68
6 Yogurt 21 * 21 x 103 4,32
4.2. Pembahasan
Praktikum kali ini membahas tentang percobaan pengenceran dan teknik
perhitungan mikroba. Sebelum melakukan teknik perhitungan mikroba, kita harus
melakukan pengenceran terlebih dahulu agar dapat melakukan percobaan
selanjutnya yaitu teknik perhitungan mikroba. Sampel yang digunakan adalah air
galon, air kemasan, air keran, aquadest, yakult dan yogurt. Pengenceran dilakukan
untuk mencari dan mengetahui perhitungan mikroba dari kelima sampel tersebut.
Percobaan tentang pengenceran, lebih tepatnya pengenceran bertingkat untuk
menghitung mikroba. Pengenceran dilakukan secara bertingkat, karena sampel
8 Universitas Sriwijaya
9
yang tidak dilakukan pengenceran akan sangat pekat dan kemungkinan untuk
terlalu banyak untuk dihitung besar. Tujuan pengenceran pada sampel untuk
mendapatkan koloni yang tumbuh dengan terpisah. Koloni yang terpisah
memudahkan untuk dihitung (Amaliah et al., 2022).
Bahan yang digunakan adalah aquadest dan susu yang telah difermentasi,
yakult dan yoghurt. Alasan mengapa menggunakan susu fermentasi adalah karena
di dalam susu fermentasi tersebut sudah terdapat bakteri sehingga dapat
dilakukannya perhitungan mikroba. Bakteri yang terdapat dalam yakult dan yoghurt
adalah bakteri asam laktat, yaitu Lactobacillus cassei dan Lactobacillus bulgaricus.
Jika pada kimia dasar bertujuan untuk menurunkan konsentrasi larutan pekat, maka
pada mikrobiologi untuk mendapatkan jumlah koloni mikroba yang dapat dihitung
jika dilakukan dalam tempat terbatas, agar bisa dikelompokkan mikroba tersebut
masuk ke dalam spesies yang mana (Purwanti et al., 2022).
Larutan yang digunakan pada saat hendak melakukan pengenceran harus
memiliki sifat osmotik yang sama dengan keadaan lingkungan asal mikroba untuk
menghindari rusaknya sel, selain itu juga dijaga agar tidak terjadi perbanyakan sel
selama pengenceran. Dalam campuran heterogen, permukaan-permukaan tertentu
dapat diamati antara fase-fase yang terpisah. Suatu larutan terdiri dari dua
komponen yang penting. Biasanya salah satu komponen yang mengandung jumlah
zat terbanyak disebut dengan pelarut (solven) (Garini et al., 2019)
Selanjutnya adalah teknik perhitungan mikroba. Media yang digunakan yaitu
nutrient agar (NA). Dalam teknik ini, ada beberapa metode yang dilakukan, yaitu
metode hitung cawan, meliputi pour plate method dan spread method, metode
hemasitometer dan yang terakhir adalah metode MPN. Percobaan kali ini adalah
menggunakan metode spread plate method dan pour plate method. Cairan yang
dipakai ada 6 jenis yaitu aquades, air galon, air kemasan, air keran, yakult dan
yogurt. Cairan yang diambil sebanyak 1 ml dituang dalam cawan petri kemudian
ditambahkan media nutrient agar, setelah itu diratakan sampai semua bagian cawan
benar benar terkena cairannya, hal ini dilakukan agar pertumbuhan mikroba merata.
Tip yang digunakan untuk memindahkan cairan selalu diganti setiap pemindahan
cairan agar sterilisasi dapat terjaga. Setelah dingin, cawan petri ditutup dan dibalik
sebelum dimasukkan kedalam inkubator, hal ini dilakukan untuk menghindari
Universitas Sriwijaya
10
terjadinya penguapan air sehingga embun tidak jatuh mengenai media nutrient
agar dan untuk mempermudah identifikasi. Cawan dibungkus plastik wrap dan
dimasukkan kedalam inkubator selama 3x24 jam, dibungkus agar tidak terjadi
penguapan. Setelah keluar dari inkubator maka akan terlihat pertumbuhan
mikrobanya dan perhitungan koloni dilakukan (Amaliah et al., 2022).
Metode pour plate (lempeng tuang) adalah suatu teknik di dalam menumbuhkan
mikroorganisme di dalam media agar dengan cara mencampurkan media agar yang
masih cair dengan stok kultur bakteri (agar) sehingga sel-sel tersebut tersebar
merata dan diam baik di permukaan agar atau di dalam agar. Metode ini
memerlukan perlakuan pengenceran sebelum ditumbuhkan pada medium agar di
dalam cawan petri, setelah inkubasi akan terbentuk koloni pada cawan tersebut
dalam jumlah yang dapat dihitung. Koloni bakteri adalah sekumpulan dari bakteri-
bakteri yang sejenis yang mengelompok menjadi satu dan membentuk suatu koloni-
koloni. Untuk mengetahui pertumbuhan bakteri dapat dilakukan dengan
menghitung jumlah koloni bakteri. Salah satu metode yang digunakan adalah
metode pour plate (hitung cawan). Prinsip metode hitungan cawan atau Total Plate
Count (TPC) yaitu menumbuhkan sel mikroba yang masih hidup pada media agar,
sehingga mikroba akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat
dan dihitung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop (Febri, A 2019).
Penggunaan metode hitung cawan ini di dalam perhitungan mikroorganisme
memiliki kelemahan yaitu hasil perhitungan tidak menunjukkan jumlah sel yang
sebenarnya, medium dan kondisi inkubasi yang berbeda dapat menghasilkan
jumlah yang berbeda pula, serta memerlukan persiapan dan waktu inkubasi relative
cukup lama (Damayanti et al., 2020).
Metode spread plate (cawan sebar) yakni teknik di dalam menumbuhkan
mikroorganisme pada media agar dengan cara menuangkan stok kultur bakteri di
atas media agar yang telah memadat. Kelebihan teknik ini adalah mikroorganisme
yang tumbuh dapat tersebar merata pada bagian permukaan media agar yang akan
diuji dan diamati total mikroba tersebut. Jumlah sel mikroba yang tumbuh di dalam
suatu cawan itu bergantung pada jumlah generasi yang ada dan waktu generasi
bakteri, sehingga pengamat harus menghitung waktu generasi pada bakteri yang
ingin dikembangbiakkan (Huet et al., 2021).
Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN
11Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Amaliah, Nur Azizah, Nurul Anisa, Norna Norna, Muhammad Habil Ahmad,
Fitratul Insaniah Rusli, Hilda Karim, Andi Asmawati Azis, Muhammad
Junda, and Oslan Jumadi. "Kuantitas Mikrob Tanah pada Lahan Jagung
dengan Aplikasi Ekstrak Alga." Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia 27, no. 1
2022 : 22-26.
Argawana Febri, "Perbandingan Metode Total Plate Count (TPC) Pada Susu
Segar di Laboratorium Pre Klinis Program Studi Kesehatan Hewan Sekolah
Vokasi Ugm dan Uptd Bpbptdk Barongan." PhD diss., Universitas Gadjah
Mada, 2019.
Asiah, Nurul, Laras Cempaka, dan Wahyudi David. "Panduan praktis pendugaan
umur simpan produk pangan." 2018.
Grendpina, Nisa, Dyah Fitri, Hardi Julendra, Ahmad Sofyan, dan Ema
Damayanti. "Enhancing Anti-pathogenic Bacteria Activity of Lactobacillus
Plantarum AKK-30 Cultured on the Medium Containing Fructose-
Oligosaccharides." (2020).
12 Universitas Sriwijaya
13
Huet, Marie Andrea Laetitia, Li Wen Wong, Calvin Bok Sun Goh, Md Hamed
Hussain, Nazmul Hasan Muzahid, Jacky Dwiyanto, Shaun Wen Huey Lee et
al. "Investigation of culturable human gut mycobiota from the segamat
community in Johor, Malaysia." World Journal of Microbiology and
Biotechnology 37, no. 7 (2021): 1-15.
Tewal, Fitly, Kurniati Kemer, Joice RTSL Rimper, Desy MH Mantiri, Wilmy E.
Pelle, and Joppy D. Mudeng. "Laju pertumbuhan dan kepadatan mikroalga
Dunaliella sp. pada pemberian timbal asetat dengan konsentrasi yang
berbeda." Jurnal Pesisir dan Laut Tropis 9, no. 1 2021 30-37.
Tyas, Diani Estining, Niniek WIdyorini, and Anhar Solichin. "Perbedaan jumlah
bakteri dalam sedimen pada kawasan bermangrove dan tidak bermangrove
di perairan Desa Bedono, Demak." Management of Aquatic Resources
Journal (MAQUARES) 7, no. 2 (2018): 189-196.
Widiastiti, Duniaji AS, dan Darmayanti LP. "Analisis Potensi Beberapa Larutan
Pengencer Pada Uji Antibakteri Teh Temu Putih (Curcuma zedoaria(Berg.)
Roscoe Terhadap Escherichia coli." Scientific Journal of Food
Technology 6, no. 2 (2019): 117-125.
Universitas Sriwijaya
Lampiran Diagram
50
40
30
20
10
0
Yakult Yakult Yogurt Yogurt Yogurt Yogurt
14 Universitas Sriwijaya
15
Universitas Sriwijaya
Lampiran Gambar
Kelompok 6 (yogurt)
16 Universitas Sriwijaya
Lampiran Perhitungan
1. Yakult
Diketahui:
10-3 = 28 x 10-3
1
= 28 x −3
10
= 28 x 103
=2,8 x 104 CFU/ml
2. Yakult
Diketahui:
10-3 = 7 x 10-3
1
= 7 x −3
10
= 7 x 103
=0,7 x 104 CFU/ml
3. Yakult
Diketahui:
10-3 = 30 x 10-3
1
= 30 x −3
10
= 30 x 103
=0,3 x 105 CFU/ml
4. Yogurd
Diketahui:
10-3 = 22 x 10-3
1
= 22 x −3
10
= 22 x 103
= 2,2 x 104 CFU/ml
5. Yogurd
Diketahui:
1
10-3 = 48 x −3
10
= 48 x 103
= 4,8 x 104 CFU/ml
6. Yogurd
Diketahui:
17 Universitas Sriwijaya
1
10-3 = 21 x −3
10
= 21 x 103
= 2,1 x 104 CFU/ml
17 Universitas Sriwijaya
18
1. Yakult
Diketahui:
1
10-3 = 40 x −3
10
= 40 x 103
= 0,4 x 105 CFU/ml
2. Yakult
Diketahui:
1
10-3 = 40 x −3
10
= 40 x 103
=0,4 x 105 CFU/ml
3. Yakult
Diketahui:
1
10-3 = 8 x −3
10
= 8 x 103
=0,8 x 104 CFU/ml
4. Yogurd
Diketahui:
1
10-3 = 36 x −3
10
= 36 x 103
= 3,6 x 104 CFU/ml
5. Yogurd
Diketahui:
1
10-3 = 10 x −3
10
= 10 x 103
= 0,1 x 105 CFU/ml
6. Yogurd
Diketahui:
1
10-3 = 4 x −3
10
= 4 x 103
= 0,4 x 104 CFU/ml
Universitas Sriwijaya