Anda di halaman 1dari 14

METODE PLATE COUNT

OLEH :

MUFIDHATUL MUQARRAMAH (1810422068)


RIZKY TANINDA RAMA HARAHAP (1810423006)
MIFTAH DWI RISKA (1810423015)
HAFIZHAH RAHMAYANI (1810423018)

PADANG, 14 MEI 2019


DI ACC FIX OLEH:

Asisten Penanggung Jawab Objek 1 Asisten Penanggung Jawab Objek 2

TTD TTD

Sri Rahma Putri Tiara Dwi Cendani


1610422034 1410422008
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikroorganisme merupakan makhluk hidup yang sangat kecil dan sangat penting
dalam memelihara keseimbangan ekologi dan keseimbangan ekosistem di bumi.
Beberapa mikroorganisme bersifat menguntungkan dan ada pula yang merugikan,
baik terhadap manusia ataupun hewan. Oleh karena itu untuk mengetahui segala
sesuatu tentang mikroorganisme perlu adanya cabang ilmu mikrobiologi (Maksum
Radji,2010).
Mikrobiologi adalah salah satu cabang biologi yang menelaah mengenai
organisme hidup berukuran mikroskopis yang meliputi virus, bakteri, archaea,
protozoa, algae, dan fungi. Mikrobiologi mempelajari tentang berbagai hal mengenai
mikroorganisme yaitu ciri-ciri, kekerabatan, serta manfaatnya. Mikroorganisme
dapat tumbuh dan berkembang biak dimana saja asalkan cukup nutrien dan cocok
mediumnya. Mikroorganisme yang bersifat menguntungkan dapat membantu
menyelesaikan masalah manusia dalam mengolah sumber daya alam sedang
mikroorganisme yang bersifat merugikan dapat merusak bahanbahan organik,
membuat hilangnya kenikmatan makanan dan dapat menimbulkan penyakit
(Setiyono, 2013)
Perhitungan bakteri adalah suatu cara yang digunakan untuk menghitung jumlah
colony bakteri yang tumbuh pada suatu media pembiakan. Secara mendasar ada dua
cara penghitungan bakteri, yaitu secara langsung dan secara tidak langsung. Ada
beberapa cara perhitungan secara langsung, antara lain adalah dengan membuat
preparat dari suatu bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan
penggunaan ruang hitung (counting chamber). Sedangkan perhitungan secara tidak
langsung hanya mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masih
hidup saja (viable count). Dalam pelaksanaannya ada beberapa cara yaitu
perhitungan pada cawan, perhitungan melalui pegenceran, perhitungan jumlah
terkecil atau terdekat (MPN methode), cara kekeruhan atau turbidimetri. Perhitungan
jumlah suatu bakteri dapat melalui berbagai macam uji seperti uji kualitatif koliform
yang secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji penduga (uji kuantitatif, bisa
dengan metode MPN), uji penguat dan uji pelengkap. Waktu, mutu sampel, biaya,
tujuan analisis merupakan beberapa faktor penentu dalam uji kualitatif koliform.
Bakteri koliform dapat dihitung dengan menggunakan metode cawan petri ( metode
perhitungan secara tidak langsung yang didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel
yang dapat hidup akan berkembang menjadi satu colony yang merupakan suatu
indeks bagi jumlah organisme yang dapat hidup yang terdapat pada sampel)
(Setiyono, 2013).

1.2 Tujuan
Mengetahui cara menghitung mikroba dengan metode plate count.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Keberadaan mikroorganisme dalam sampel atau spesimen adalah sebagai biakan


campuran. Oleh karena itu, untuk analisa kualitatif dan kuantitatif suatu
mikroorganisme dibutuhkan teknik laboratorium atau in vitro, yaitudengan cara
mengkultur mikroorganisme pada media. Dalam kultur mikroorganisme secara
kualitatif melalui teknik isolasi, dapat diperoleh biakan murni (pure culture).
Sedangkan dalam bidang mikrobiologis agar terhindar dari kontaminasi. isolasi
merupakan suatu cara untuk memisahkan mikroorganisme dari sampel atau alam dan
menumbuhkan dalam media kulkar secara in vitro sehingga diperoleh biakan murni.
Inokulasi merupakan suatu cara untuk memindahkan biakan murni dari suatu media
ke media lain yang sama atau berbeda. Inokulum merupakan biakan hasil isolasi
yang terdiri dari satu jenis mikroorganisme pada waktu dan temperatur tertentu
(Harti, 2015).
Memelihara di media agar dengan posisi miring cara memelihara jamur yang
sering dilakukan, yaitu dengan menumbuhkan pada media agar miring secara
periodik. Biakan agar miring ini mudah dibuat dan digunkan. Pemeliharaannya
ditujukan terutama untuk mempertahankan sifat fisiologi dan morfologinya.
Tenggang waktu penumbuhan ulang dari agar miring yang lama ke agar miring yang
baru dapat dilakukan minimal setiap 8-9 bulan. Ada beberapa jenis jamur yang dapat
disimpan sampai wantu 12 jam. Penyimpanan biakan pada agar miring sebaiknya
dilemari pendingin dengan suhu 5-20ºC. Sebaiknya setiap contoh jenis jamur dibuat
duplikatnya (duplo atau triplo). Jika pengerjaannya kurang hati-hati, tidak jarang
simpanan biakan pada kultur agar miring dapat terjadi kontaminasi. Dengan
demikian, pada saat pemeriksaan periodik sebaiknya ditumbuhkan pula pada cawan
petri, kemudian dilakukan isolasi ulang dari bentuk koloni yang tumbuh baik
(Suwahyono, 2013).
Pengukuran kuantitatif populasi mikroorganisme sangat diperlukan untuk
berbagai macam penelaahan mikrobiologis. Perhitungan koloni untuk menghitung
jumlah total pertumbuhan mikroorganisme kapang dan bakteri dilakukan dengan cara
pengenceranTerdapat berbagai macam cara untuk menghitung jumlah
mikroorganisme, akan tetapi secara mendasar, ada dua cara yaitu secara langsung
dan secara tidak langsung. Ada beberapa cara perhitungan secara langsung, antara
lain adalah dengan membuat preparat dari suatu bahan (preparat sederhana diwarnai
atau tidak diwarnai) dan penggunaan ruang hitung (counting chamber). Sedangkan
perhitungan cara tidak langsung hanya untuk mengetahui jumlah mikroorganisme
pada suatu bahan yang masih hidup saja (viabel count). Dalam pelaksanaannya, ada
beberapa cara yaitu :metode cawan petri (total plate count/TPC), metode
Hemasitometer dan metode MPN(most Probable Number). (Hastowo, 2012).
Metode hitungan cawan menggunakan anggapan bahawa setiap sel akan hidup
berkembang menjadi satu koloni. Jumlah koloni yang muncul menjadi indeks bagi
jumlah oganisme yang terkandung di dalam sampel. Teknik pengitungan ini
membutuhkan kemampuan melakukan pengenceran dan mencawankan hasil
pengenceran. Cawan-cawan Page 2 tersebut kemudian diinkubasi dan kemudian
dihitung jumlah koloni yang terbentuk. Cawan yang dipilih untuk penghitungan
koloni, sesuai dengan kaidah statistik adalah cawan yang berisi 30-300 koloni.
Jumlah organisme yang terdapat dalam sampel asal dihitung dengan cara mengalikan
jumlah koloni yang terbentuk dengan faktor pengenceran pada cawan
bersangkutan.Prinsip dari metode hitungan cawan adalah menumbuhkan sel mikrobia
yang masih hidup pada metode agar, sehingga sel mikrobia tersebut akan
berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dengan mata
tanpa menggunakan mikroskop (Fardiaz, 2013).
Colony bakteri adalah sekumpulan dari bakteri-bakteri yang sejenis yang
mengelompok menjadi satu dan membentuk suatu colony-colony. Untuk mengetahui
pertumbuhan suatu bakteri dapat dilakukan dengan menghitung jumlah colony
bakteri, salah satu metode yang digunakan adalah metode pour plate.Metode pour
plate adalah suatu teknik di dalam menumbuhkan mikroorganisme di dalam media
agar-agar dengan cara mencampurkan media agar-agar yang masih cair dengan stok
kultur bakteri sehingga sel-sel tersebut tersebar merata dan diam baik di permukaan
agar-agar atau di dalam agar-agar (Setiyono,2013).
Pengenceran secara desimal memudahkan dalam perhitungan jumlah colony,
sedangkan tempat pengenceran yang bukan secara desimal, misalnya 1:5, 1:25, dan
seterusnya jarang dilakukan karena tidak praktis dalam perhitungannya. Pengambilan
contoh dilakukan secara aseptik dan pada setiap pengenceran dilakukan pengocokkan
kira-kira sebanyak 25 kali untuk memisahkan sel-sel mikroba yang bergabung
menjadi satu larutan yang digunakan pada saat pengenceran dapat berupa larutan
fosfat buffer, larutan garam fisiologi 0,85%, atau larutan linger (Setiyono, 2013).
Dalam metode perhitungan cawan, bahan yang diperkirakan mengandung lebih
dari 300 sel mikroba per ml atau per gram atau per cm. Perlakuan 6 pengenceran
sebelumnya ditumbuhkan pada medium agar di dalam cawan petri. Setelah inkubasi,
akan terbentuk koloni pada cawan petri tersebut dalam jumlah yang dapat dihitung,
dimana jumlah yang terbaik antara 30 - 300 koloni. Pengenceran biasanya dilakukan
secara desimal, yaitu 1 : 10, 1 : 100, 1 : 1000, dan seterusnya. Pengenceran dilakukan
dengan menambahkan larutan, sesuatu yang berbentuk cair ke dalam medium yang
akan dibiakan. Di dalam cara perhitungan ini,kerapatan pertumbuhan koloni harus
dipertimbangkan. Jika pertumbuhan terlalu rapat, hasilnya akan sulit
dipertanggungjawabkan. Demikian juga untuk pertumbuhan yang terlalu jarang
sehingga diperlukan pemilihan cawan petri yang pertumbuhan koloni kumannya
paling layak untuk dihitung, yang biasanya diambil dari cawan petri yang
pertumbuhan koloninya berkisar 30 - 300 koloni per cawan petri (Setiyono, 2013).
Standar plate Count (Angka Lempeng Total) adalah menentukan jumlah bakteri
dalam suatu sampel. Dalam test tersebut diketehui perkembangan banyaknya bakteri
dengan mengatur sampel, di mana total bakteri tergantung atas formasi bakteri di
dalam media tempat tumbuhnya dan masing-masing bakteri yang dihasilkan akan
membentuk koloni yang tunggal. Adapun prinsip dari metode hitung cawan ini
adalah jika sel jasad renik yang masih hidup ditumbuhkan pada suatu medium agar,
maka sel jasad renik tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang
dapat di lihat langsung dan dihitung dengan mata tanpa menggunakan alat bantu
seperti mikroskop dan sebagainya. Metode hittung cawan ini merupakan cara yang
paling sensitif untuk menentukan jumlah jassad renik karena beberapa hal yaitu :
1. Hanya sel yang masih hidup yang dihitung
2. Beberapa jenis jasad renik dapat dihitung sekaligus
3. Dapat digunakan untuk mengisolasi dan identifikasi jasad renik karena koloni
yang terbentuk mungkin berasal dari suatu jassad renik yang mempunyai
penampakan yang spesifik.
Penetapan jumlah bakteri di dalam suatu populasi bakteri mungkin saja akan
mengalami hambatan. Hal ini karena tidak semua sel yang ada di dalam suatu biakan
itu mampu untuk hidup secara trus- menerus. Jadi dalam perhitungan ini maka yang
dianggap sebagai sel hidup adalah sel yang membentuk koloni di dalam medium
biakan atau dapat juga digunakan bakteri yang mampu membentuk suspensi di dalam
medium biakan. Sel- sel yang mampu hidup terus adalah yang dihitung dengan
berbagai metode untuk menetapkan jumlah selnya. Pada jumlah total sel, maka ikut
dihitung semua sel yang tampak atau yang dapat dihitung dengan cara yang lainnya,
sehingga dengan demikian sel-sel mati dan cacat akan ikut terhitung (Setiyono,
2013).
Hemasitometer adalah suatu ruang kaca dengan sisi yang menjulang dan kaca
penutup yang akan menahan cairan tepat 0.1 mm dari atas lantai ruang kaca. Ruang
hitung memiliki total luas permukaan 9 mm2 .Ada berbagai macam cara untuk
mengukur jumlah sel, antara lain dengan hitungan cawan (plate count), hitungan
mikroskopis langsung (direct microscopic count) yang menggunakan mikroskop
serta ruang hitung (haemositometer) atau secara elektonis dengan bantuan alat yang
disebut penghitung coulter (coulter counter). Penghitungan secara langsung dapat
dilakukan secara mikroskopis yaitu dengan menghitung jumlah bakteri dalam satuan
isi yang sangat kecil. Alat yang digunakan adalah Petroff-Hauser Chamber atau
Haemocytometer. Jumlah cairan yang terdapat antara coverglass dan alat ini
mempunyai volume tertentu sehingga satuan isi yang terdapat dalam satu bujur
sangkar juga tertentu (Yustiah, 2011).
MPN (most Probable Number). Metode hitungan cawan dengan menggunakan
medium padat, tetapi pada metode MPN dengan menggunakan medium cair di dalam
tabung reaksi. Perhitungan MPN berdasarkan pada jumlah tabung reaksi yang positif,
yakni yang ditumbuhi oleh mikroba setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu.
Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya
kekeruhan atau terbentuknya gas di dalam tabung kecil (tabung durham) yang
diletakkan pada posisi terbalik, yaitu untuk jasad renik yang membentuk gas. Untuk
setiap pengenceran pada umumnya dengan menggunakan 3 atau 5 seri tabung. Lebih
banyak tabung yang digunakan menunjukkan ketelitian yang lebih tinggi, tetapi alat
gelas (tabung reaksi) yang digunakan juga lebih banyak (Hutagaol, 2011).
BAB III METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum Plate count ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 26 april 2019 di
Laboratorium Pendidikan Teaching III, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Padang.

3.2 Alat dan Bahan Praktikum

Alat yang digunakan dalam praktikum Metode plate count ini diantaranya,.Cawan
petri, pinset, jarum ose, dan colony counter. Sedangkan bahan yang digunakan
adalah bakteri Staphylococcus,Escheria coli,dan Candida.

3.3 Prosedur Kerja Praktikum

Disediakan bahan yang akan diuji yaitu biakkan bakteri. Lalu masing-masing biakan
bakteri tersebut dicampurkan dengan aquadest steril kemudian dihomogenkan
sehingga terbentuk suspensi. Suspensi tersebut kemudian dituangkan kedalam cawan
petri bersamaan dengan medium. Setelah itu diinkubasi 2 x 24 jam, lalu dihitung
secara manual menggunakan colony counter. Jika jumlah koloni banyak dari jumlah
hitung manual maka petri dibagi menjadi 4 kuadran.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil pengamatan

Kelompok Bakteri Jumlah Medium


I Sigella disentria 242
II Tanah mangrove 10-3 93 NA
III Sigella disentria 92
IV Air kelapa 10-3 1584 NA
V Mangrove 10-5 200 NA
VI Air kelapa 10-3 101 MEA

4.2 Pembahasan

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah bakteri pada air kelapa
dengan medium NA pengenceran 10-3 memiliki jumlah bakteri yang lebih banyak
dibandingkan dengan bakteri Sighella disentria dan tanah mangrove. Jumlah bakteri
Shigella disentria 242, tanah mangrove dengan medium NA pengenceran 10 -3
berjumlah 93, Sigella disentria berjumlah 92, tanah mangrove medium NA
pengenceran 10-5 berjumlah 200 dan air kelapa medium MEA pengenceran 10-3
berjumlah 101. Jumlah bakteri pada air kelapa medium NA prngenceran 10-4 dapt
berjumlah banyak, hal ini dapat dipengaruhi oleh kandungan yang ada pada air
kelapa sehingga dapat mengakibatkan jumlah bakteri pada air kelapa tersebut dapat
mengalami pertumbuhan dengan cepat.
Hal ini sesuai dengan pendapat Chamisijatin (2010), yang menyatakan bahwa
kandungan yang terdapat pada air kelapa mengandung gula maksimum 5% (rata-
rata2%), yang terdiri dari sukrosa, gukosa, dan fruktosa. Dimana gula-gula tersebut
dibutuhkan bakteri untuk mengalami pertumbuhan. Kandungan- kandungan yang
terdapat dalam air kelapa terutama gula digunakan untuk pertumbuhan sel melalui
proses fermentasi, makin tinggi konsentrasi air kelapa makin tinggi pula jumlah
nutrient yang diperlukan sel, sehingga jumlah koloni dapat berjumlah paling banyak.
Plate count didasarkan pada asumsi bahwa setiap sel mikroorganisme hidup
dalam suspensi akan tumbuh menjadi satu koloni setelah ditumbuhkan dalam media
pertumbuhan dan lingkungan yang sesuai. Koloni yang tumbuh tidak selalu berasal
dari satu sel mikroorganisme karena beberapa mikroorganisme tertentu cenderung
membentuk kelompok atau berantai. Koloni yang tumbuh berasal dari suspensi yang
diperoleh menggunakan pengenceran bertingkat dari sebuah sampel yang ingin
diketahui jumlah bakterinya. Colony bakteri adalah sekumpulan dari bakteri-bakteri
yang sejenis yang mengelompok menjadi satu dan membentuk suatu colony-colony.
Untuk mengetahui pertumbuhan suatu bakteri dapat dilakukan dengan menghitung
jumlah colony bakteri, salah satu metode yang digunakan adalah metode pour
plate.Metode pour plate adalah suatu teknik di dalam menumbuhkan mikroorganisme
di dalam media agar-agar dengan cara mencampurkan media agar-agar yang masih
cair dengan stok kultur bakteri sehingga sel-sel tersebut tersebar merata dan diam
baik di permukaan agar-agar atau di dalam agar-agar (Setiyono, 2013).
Prinsip dari metode hitungan cawan adalah jumlah mikroba yang masih hidup
ditumbuhkan pada medium agar, mikroba tersebut akan berkembang biak dan
membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung dengan mata tanpa
menggunakan mikroskop. Metode hitungan cawan merupakan cara yang paling
sensitif untuk menghitung jumlah mikroba. Memelihara di media agar dengan posisi
miring cara memelihara jamur yang sering dilakukan, yaitu dengan menumbuhkan
pada media agar miring secara periodik. Biakan agar miring ini mudah dibuat dan
digunkan. Pemeliharaannya ditujukan terutama untuk mempertahankan sifat fisiologi
dan morfologinya. Tenggang waktu penumbuhan ulang dari agar miring yang lama
ke agar miring yang baru dapat dilakukan minimal setiap 8-9 bulan. Ada beberapa
jenis jamur yang dapat disimpan sampai wantu 12 jam. Penyimpanan biakan pada
agar miring sebaiknya dilemari pendingin dengan suhu 5-20ºC. Sebaiknya setiap
contoh jenis jamur dibuat duplikatnya (duplo atau triplo). Jika pengerjaannya kurang
hati-hati, tidak jarang simpanan biakan pada kultur agar miring dapat terjadi
kontaminasi. Dengan demikian, pada saat pemeriksaan periodik sebaiknya
ditumbuhkan pula pada cawan petri, kemudian dilakukan isolasi ulang dari bentuk
koloni yang tumbuh baik (Suwahyono, 2013).
Perhitungan jumlah koloni dilakukan dengan hitungan cawan (Total Plate
Counts) berdasarkan pertumbuhan dapat dilihat langsung tanpa mikroskop. Metode
hitungan cawan cukup sensitif untuk menentukan jumlah mikroorganisme yang
masih hidup dengan menghitung beberapa jenis mikroorgaisme sekaligus
mengisolasi dan mengidentifikasi yang berasal dari suatu mikroorgabisme yang
mempunyai penampakan pertumbuhan spesifik. Dengan metode TPC jumlah koloni
dalam contoh dihitung sebagai berikut : Koloni per ml atau per gram = jumlah koloni
per cawan x 1/FP (faktor pengenceran) Selanjutnya cawan petri yang dipilih dan
dihitung mengandung jumlah koloni antara 30-300.
Menurut Lisa (2012), perhitungan koloni bakteri dapat dilakukan dengan
menggunakan Colony counter. Koloni bakteri yang tumbuh dapat menggambarkan
laju pertumbuhan bakteri pada medium tertentu. Faktor yang dapat mempengaruhi
laju pertumbuhan bakteri daintaranya medium tumbuh, pH, suhu, oksigen dan
salinitas. Syarat koloni yang ditentukan untuk dihitung adalah sebagai yaitu satu
koloni dihitung 1 koloni, dua koloni yang bertumpuk dihitung 1 koloni, beberapa
koloni yang berhubungan dihitung 1 koloni, dua koloni yang berhimpitan dan masih
dapat dibedakan dihitung 2 koloni, koloni yang terlalu besar (lebih besar dari
setengah luas cawan) tidak dihitung, dan koloni yang besarnya kurang dari setengah
luas cawan dihitung 1 koloni.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa :


1. Pencegahan browning paling tinggi adalah pada buah jeruk nipis, dan browning
paling cepat terjadi pada buah yang dimemarkan.
2. Proses tingkat pencegahan browning yang paling baik adalah Jeruk nipis,Asam
cuka, Aquadest,Kontrol,Dimemarkan.
3. Pada buah yang diberi perlakuan dengan cara direndam di dalam air, terjadi
pencoklaan yang lebih lambat dari pada kontrol
4. Proses pencoklatan terjadi karena dipengaruhi beberapa factor diantaranya air,
suhu, pH, jenis asam amino dan tekanan.
5. Browning disebabkan oleh teroksidasi nya enzim polifenol oksidase.

5.2 Saran

Praktikum ini kedepannya diharapkan praktikan lebih serius dan berhati-hati agar
mendapatkan hasil yang akurat dan maksimal. Selain itu diharapkan praktikan lebih
aktif dan bekerja lebih cepat.
DAFTAR PUSTAKA

Anshor. 2009 . Penuntun Praktikum Aplikasi Perubahan Kimia Pangan. Makassar:


Tim Asisten.
Chamisijatin, Lise. 2010. Pengaruh Tambahan Kedelai Dan Macam Zat Pengawet
terhadap Mutu Kecap Air Kelapa. Malang: Program Pasca Sarjana.
Cheng GW, Crisosto CG. 2005. Browning potensial, phenolic composition, and
polyphenoloxidase activity of buffer extracts of peach and nectarine skin
Fardiaz, 2013.Mikrobiologi dan ParasitologiI. PT. Citra AdityaBakti: Bandung.
Harti, Agnes Sri. 2015. Mikrobiologi Kesehatan. Edisi 1. Andi. Yogyakarta.
Hastowo, 2012. Perhitungan mikroba .Jurusan Teknologi Pangan Fakultas Teknik
Universitas Pasundan. Bandung.
Hutagaol, 2011. Mikrobiologi Umum. UMM Press: Malang.
Lisa. 2012. Morfologi dan Perhitungan Koloni.Mikrobiologi.
Maksum Radji, Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dan
Kedokteran, (Jakarta: Kedokteran EGC, 2010), hlm. 2.
Richardson T,. 2004. Enzymes O.R.Ed Food Chemistry Principles on Food Sci.,Part
1. Marcel Dekker Inc. New York.
Setiyono, M. R. Sterilisasi, Pembuatan Medium, Metode Perhitungan Cawan, dan
Pewarnaan Gram. Laporan Resmi Pratikum Mikrobiologi.
Suwahyono, Untung. 2013. Opestisida. Cetakan 1 (edisi revisi). Swadaya. Jakarta
Winarno. 2004. Kimia Pangandan Gizi. Jakarta: Penerbit PT Gramedia.
Yustiah, 2011. Teknik Penyimpanan dan Pemeliharaan Mikroba.BogorBalai
Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan
Zulfahnur. 2009. Mempelajari Pengaruh Reaksi Enzimatis pada Buahdan Sayur.
Bogor: IPB.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai