Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI DASAR

“PENGENALAN ALAT DAN STERILISASI”

Nama : Wahyu Ramadoni

NIM : J1A118026

Dosen Pengampu :

1. Dr. Ir. Lavlinesia, M.Si 3. Ika Gusriani, S.TP., M.P

2. Rahayu Suseno, S.TP., M.Si 4. Dr. Dra. Hj. Arzita, M.Si

Kelompok : 1 (tiga)

Shift : 1 (satu)

Tanggal : 1 maret 2019

Nama Kelompok

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengenceran yaitu suatu cara atau metoda yang diterapkan pada suatu senyawa dengan
jalan menambahkan pelarut yang bersifat netral, lazim dipakai yaitu aquadest dalam jumlah
tertentu. Penambahan pelarut dalam suatu senyawa dan berakibat menurunnya kadar
kepekatan atau tingkat konsentrasi dari senyawa yang dilarutkan/diencerkan.

Bakteri tersebar sangat luas baik ditanah, air dan udara, bila hendak mengisolasi bakteri
dari tanah/ benda padat yang mudah tersuspensi atau terlarut, atau zat cair lain, maka
dilakukan serangkaian pengenceran (dilution series) terhadap zat tersebut. Sumber isolat dari
bakteri benda yang liat atau padat, misalnya daging maka zat tersebut dihancurkan terlebih
dahulu.

Pengenceran bertingkat yaitu memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang


tersuspensi dalam cairan. Penentuan besarnya atau banyaknya tingkat pengenceran
tergantung kepada perkiraan jumlah mikroba dalam sampel. Digunakan perbandingan 1 : 9
untuk sampel dan pengenceran pertama dan selanjutnya, sehingga pengenceran berikutnya
mengandung 1/10 sel mikroorganisma dari pengenceran sebelumnya.

Mikroorganisme merupakan mahluk hidup yang populasinya sangat besar dan kompleks.
Spesiesnya yang berjumlah ratusan terdapat di bagian-bagian tubuh manusia, hewan, dan
tumbuhan. Bukan hanya terdapat di mahluk hidup, mikroorganisme juga terdapat di tanah,
air, udara. Mikroba dapat kita jumpai pada seluruh lingkungan normal maupun ekstrim.
Setiap mikroba membutuhkan kondisi lingkungan tertentu terkait dengan karakter morfologi
dan biokimia (metabolisme) yang dimilikinya. Oleh karena itu, lingkungan hidup suatu
mikroba akan berbeda – beda dan ada kalanya hanya spesifik untuk mikroba tertentu.

Isolasi merupakan cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari
lingkungan, sehingga diperoleh kultur murni atau biakkan murni. Kultur murni ialah kultur
yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Cara isolasi bakteri
dilakukan dengan metode tuang (pour plate), metode goresan (streak plate), metode miring
(slant culture), dan metode tegak (stab culture).

1.2 Tujuan
Tujuan dilaksanakannya pratikum ini adalah untuk mempelajari dan mempraktikan
isolasi bakteri dan jamur, menghitung jumlah bakteri/jamur dan mengidentifikasi jenis koloni
mikroorganisme

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Mikroorganisme adalah makhluk hidup yang mempunyai ukuran yang sangat kecil.
Untuk mengamati mikroba tidak bisa digunakan mata telanjang. Beberapa alat digunakan
untuk mengamatinya, seperti mikroskop dengan perbesaran yang beragam. Selain diamati,
mikroorganisme atau mikrobia tersebut juga dapat dihitung. Perhitungan ini diperlukan
untuk mengetahui seberapa banyak jumlah mikroba yang ada di dalam sampel. Alat yang
digunakan untuk menghitung mikroba ini adalah colony counter. Jumlah mikroorganisme
dapat dihitung melalui beberapa cara, namun secara mendasar dapat dikelompokkan menjadi
dua yaitu perhitungan langsung dan tidak langsung. Perhitungan secara langsung dapat
mengetahui beberapa jumlah mikroorganisme pada suatu bahan pada suatu saat tertentu
tanpa memberikan perlakuan terlebih dahulu, sedangkan jumlah organisme yang diketahui
dari cara tidak langsung terlebih dahulu harus memberikan perlakuan tertentu sebelum
dilakukan perhitungan (Arya, 2008).
Perhitungan koloni untuk menghitung jumlah total pertumbuhan mikroorganisme
kapang dan bakteri dilakukan dengan cara pengenceran. Terdapat berbagai macam cara untuk
menghitung jumlah mikroorganisme, akan tetapi secara mendasar, ada dua cara yaitu secara
langsung dan secara tidak langsung. Ada beberapa cara perhitungan secara langsung, antara
lain adalah dengan membuat preparat dari suatu bahan (preparat sederhana diwarnai atau
tidak diwarnai) dan penggunaan ruang hitung (counting chamber). Sedangkan perhitungan
cara tidak langsung hanya untuk mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang
masih hidup saja (viabel count) (Hastowo, 2012).

Pengenceran adalah suatu kegiatan untuk mengencerkan larutan yang bertujuan untuk
memperoleh contoh dengan jumlah mikroba terbaik untuk dapat dihitung yaitu antara 30-300
sel mikroba per ml (Cahaya, 2011).

Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya


dalam suatu medium buatan. Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis
mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal
ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat sel-sel mikroba akan
membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya. Isolasi bakteri atau biakan yang terdiri
dari satu jenis mikroorganisme (bakteri) dikenal sebagaibiakan murni atau biakan aksenik.
Biakan yang berisi lebih dari satu macam mikroorganisme (bakteri) dikenal sebagai biakan
campuran, jika hanya terdiri dari dua jenis mikroorganisme, yang dengan sengaja dipelihara
satu sama lain dalam asosiasi, dikenal sebagai biakan dua-jenis (Alam dkk, 2013)

Dalam SPC ditentukan cara pelaporan dan perhitungan koloni sebagai berikut:
 Hasil yang dilaporkan hanya terdiri dari dua angka yaitu angka pertama (satuan) dan
angka kedua (desimal). Jika angka yang ketiga sama dengan atau > 5, harus
dibulatkan satu angka lebih tinggi pada angka kedua. Sebagai contoh, 1,7 x 103 unit
koloni / ml atau 2,0 x 106 unit koloni/gr.
 Jika pada semua pengenceran dihasilkan < 30 koloni pada cawan petri, berarti
pengenceran yang dilakukan terlalu tinggi. Oleh karena itu, jumlah koloni pada
pengenceran yang terendah yang dihitung. Hasilnya dilaporkan sebagai < 30 dikalikan
dengan besarnya pengenceran, tetapi jumlah yang sebenarnya harus dicantumkan di
dalam tanda kurung.
 Jika pada semua pengenceran dihasilkan > 300 koloni pada cawan petri, berarti
pengenceran yang dilakukan terlalu rendah. Oleh karena itu, jumlah koloni pada
pengenceran yang tertinggi yang dihitung. Hasilnya dilaporkan sebagai > 300
dikalikan dengan faktor pengenceran, tetapi jumlah yang sebenarnya harus
dicantumkan di dalam tanda kurung.
 Jika pada cawan dari dua tingkat pengenceran dihasilkan koloni dengan jumlah antara
30 dan 300, dan perbandingan antara hasil tertinggi dan terendah dari dua
pengenceran tersebut lebih kecil atau sama dengan dua, dilaporkan rata-rata dari
kedua nilai tersebut dengan memperhitungkan faktor pengencerannya. Jika
perbandingan antara hasil tertinggi dan terendah > 2, yang dilaporkan hanya hasil
yang terkecil (Djide, 2007).
Perhitungan secara langsung, dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain
adalah dengan membuat preparat dari suatu bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak
diwarnai) dan penggunaan ruang hitung (counting chamber). Sedangkan perhitungan cara
tidak langsung hanya untuk mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang
masih hidup saja (viabel count). Dalam pelaksanaannya, ada beberapa cara yaitu :
perhitungan pada cawan petri (total plate count / TPC), perhitungan melalui pengenceran,
perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (MPN methode), dan kalorimeter (cara
kekeruhan atau turbidimetri). Metode perhitungan MPN sering digunakan dalam
pengamatan untuk menghitung jumlah bakteri yang terdapat di dalam tanah seperti
Nitrosomonas dan Nitrobacter. Kedua jenisbakteri ini memegang peranan penting dalam
meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman, sehubungan dengan kemampuannya
dalam mengikat N2 dari udara dan mengubah amonium menjadi nitrat (Lim, 1998).
Menurut Dwiyana (2011), terdapat beberapa cara untuk mengisolasi mikroba yakni:

1. Teknik Piringan Goresan (Streak plate method)

Medium agar dicairkan, didinginkan pada suhu 45 C, dituang ke dalam cawan petri
steril (cawan gelas dengan garis tengag tiga inci) dan dibiarkan sampai menjadi padat.
Kemudian dengan kawat gelang menginokulasi yang penuh dengan biakan campuran
(misalnya specimen ludah atau bahan lain), goresan dilakukan diatas permukaan agar. Ada
beberapa metode penggorean yang berbeda, namun kesemua metode bertujuan untuk
meletakkan sebagian besar organism pada beberapa goresan pertama. Apabila sebaran
dilakukan dengan menggerakkan kawat gelang kian kemari dari satu bagian ke bagian lain.
Cawan petri, bakteri yang tertinggal pada kawat gelang semakin berkurang. Jika dilakukan
secara sempurna, goresan akhir akan meninggalkan bakteri individual cukup terpisah satu
sama lain, sehingga setelah mengalami pertumbuhan, koloni yang berasal dari bakteri
individual akan benar-benar terpisah satu sama lain. Kemudian koloni tunggal dapat
ditinggalkan kemedium steril, dan akan tumbuhlah biakan murni.

2. Metode Tuang (pour-plate method)

Terdiri atas penginokulasian biakan campuran kedalam tabung uji yang mengandung
agar mencair yang telah didinginkan pada suhu 450c. isinya diaduk untuk memencarkan
bakteri keseluruh medium. Campuran itu kemudian ditungkan kedalam cawan petri steril dan
dibiarkan padat pertumbuhan koloni terjadi baik dalam medium tujuan pada kedua proses
ialah untuk memisahkan bakteri satu sama lain sehingga sel-sel itu akan tumbuh menjadi
koloni-koloni yang terpisah didalam medium yang padat. Kemudian dapat diambil sel-sel
dari satu koloni untuk mendapatkan biakan murni. Dalam praktek, sering piringan kedua
digores kembali dengan organisme yang berasal dari koloni yang diisolasi untuk menjamin
bahwa hasil yang diperoleh adalah biakan murni.

Sifat-sifat umum suatu koloni tergantung pada besar kecilnya koloni. Ada koloni yang
hanya berupa suatu titik, ada pula yang melebar sampai menutup permukaan medium.
Adapun jenis koloni yaitu: koloni yang bulat, ada yang memanjang, ada tepi yang rata, ada
tepinya yang tidak rata. Kenaikan permukaan. Ada koloni yang rata saja dengan permukaan
medium, ada pula yang timbul, yaitu menjulung tebal diatas permukaan medium. Halus-
kasarnya permukaan. Ada koloni yang permukaanya halus saja, ada yang permukaanya kasar
tidak rata. Koloni berdasarkan wajah permukaan, ada koloni yang permukaanya mengkilat,
ada yang permukaanya suram. Koloni berdasarkan warna, kebanyakan koloni bakteri itu
berwarna keputihan atau kekuning-kuningan, akan tetapi ada juga kolini yang kemerah-
merahan, coklat, jingga, biru, hijau dan ungu. Koloni berdasarkan kepekatan, ada koloni yang
lunak seperti lendir, ada yang lunak seperti mentega ada yang keras dan kering
(Dwidjoseputro, 2005)
BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Kegiatan praktikum ini di laksanakan pada hari Jumat, 12 April 2019 pada pukul 10.00 WIB
sampai dengan selesai dan pada hari Senin, 22 April 2019 pukul 13.00 WIB sampai dengan
selesai. Adapun kegiatan praktikum ini di laksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas
Teknologi Pertanian, Universitas Jambi.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah erlenmeyer, mikropipet,
tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes, aluminium foil, bunsen, autoklaf, cawan petri,
oven, kertas, tisu dan plastic warp. Sedangkan bahan yang digunakan adalah aquadest,
alkohol, media NA dan bakso 5 gram.

3.3 Prosedur Kerja

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah disiapkan alat alat praktikum yang
akan digunakan, Disiapkan 5 gr bahan sampel berupa bakso,, ditumbuk sampai halus,
dimasukkan ke dalam larutan pengencer aquades 45 ml yang sebelumnya telah disiapkan,
diaduk sampai merata selanjutnya disebut sebagai pengenceran pertama 10 -1. Pipet 1 ml dari
10-1 kemudian dimasukkan ke tabung reaksi yang berisi 9 ml larutan pengencer, selanjutnya
disebut pengencerna ke dua 10-2 dilakukan sampai pengenceran terakhir yaitu 10-5. Ambil 1
ml pada pengenceran 10-5, 10-4 dan 10-3 tuang ke dalam cawan petri kemudian ditambahkan
media NA yang masih cair akukan secara duplo, kocok homogen dan tunggu sampai
memadat, setelah memadat balikkan cawan petri, inkubasi selama 7 hari. Diambil 1 ml pada
pengenceran 10-5, 10-4 dan 10-3 teteskan ke dalam cawan petri yang telah berisi media padat,
disebarkan dengan cara mengoyangkan ke seluruh permukaan media,lakukan secara duplo .
Dilakukan pengamatan dan perhitungan jumlah koloni.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAAN
Tabel 1. Hasil pengamatan

No. Sampel Pengenceran Hasil Keterangan


Bakso 5 gram 10-3 Cawan pertama

Cawan kedua

Bakso 5 gram 10-4 Cawan pertama

Cawan kedua

Bakso 5 gram 10-5 cawan pertama


Cawan kedua

Tabel 2. Hasil pengamatan jumlah koloni pada air limineral


Pengenceran
Keterangan
No -3 -4 -5
10 10 10

Syarat 30-
1 141 35 4
300

Syarat 30-
2 124 31 2
300

Perhitungan SPC tabel diatas :


Pengenceran 10-3 :
= 1,3 x 105 (kurang dari 2)
Pengenceran 10-4 :
= 3,3 x 105 (lebih dari 2)
Spc : x 105 (lebih dari dua)
Spc dari pengenceran adalah 1,3 x 105 .

4.2 Pembahasaan
Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara
menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Contohnya suatu
sampel pada suatu suspensi yang berupa campuran bermacam-macam spesies diencerkan
dalam suatu tabung tersendiri. Enceran ini kemudian diambil barang 1 ml untuk
diencerkan lagi ke tabung yang berisi pelarut. Enceran yang kedua ini diambil 1 ml
untuk diencerkan lebih lanjut.

Prinsip pengenceran adalah menurunkan jumlah sehingga semakin banyak


jumlah pengenceran yang dilakukan, semakin sedikit jumlah mikroba, dimana suatu saat
didapat hanya satu mikroba pada satu tabung.
Pada praktikum kali ini yang akan dilakukan adalah pengenceran bertingkat dan
penanaman bakteri menggunakan metode permukaan duplo dengan sampel air limineral.
Di dalam praktikum hal yang paling utama harus dilakukan, yaitu melakukan praktikum
dengan fokus sehingga meminimalisir kesalahan yang akan terjadi di dalam praktikum.
Dalam praktikum ini mengharuskan kita untuk melakukan sterilisasi dan pastikan
semua alat benar-benar telah steril. Apabila meragukan alat tersebut telah disterilkan
atau belum, sebaik dilakukan sterilisasi ulang pada alat tersebut untuk memastikan alat
tersebut telah steril.

Metode hitungan cawan yang digunakan, dilakukan dengan mengencerkan sampel ke


dalam nutrisi agar. Pengenceran dilakukan agar setelah inkubasi, koloni yang terbentuk pada
cawan tersebut dalam jumlah yang dapat dihitung. Dimana jumlah terbaik adalah antara 30
sampai 300 sel mikroba per ml, per gram atau per cm permukaan. Prinsip pengenceran adalah
menurunkan jumlah sehingga semakin banyak jumlah pengenceran yang dilakukan, semakin
sedikit jumlah mikroba, dimana suatu saat didapat hanya satu mikroba pada satu tabung.

Selain itu, untuk perhitungan jumlah koloni akan lebih mudah dan cepat jika
pengenceran dilakukan secara desimal. Selanjutnya dari tabung reaksi ke tiga, ke empat dan
ke lima dituang ke dalam cawan petri (penanaman atau plating) menggunakan mikropipet
dengan media NA secara aseptik. Plating atau penanaman bakteri adalah proses pemindahan
bakteri dari medium lama ke medium baru. Pada penanaman bakteri dibutuhkan kondisi
aseptik atau steril, baik pada alat maupun proses, untuk menghindari kontaminasi, yaitu
masuknya mikroba yang tidak diinginkan.

Pada praktikum kali ini yang akan dilakukan adalah pengenceran bertingkat dan
penanaman bakteri menggunakan metode permukaan duplo dengan sampel bakso 5 gram.
Pengenceran yang dilakukan dalam percobaan ini adalah pengenceran desimal yaitu 10 -1, 10-
2
, 10-3, 10-4, dan 10-5. Dan yang diplating dan diamati adalah pengenceran 10 -3, 10-4, dan
10-5. Perhitungan jumlah koloni akan lebih mudah dan cepat jika pengenceran dilakukan
secara desimal.
Di dalam praktikum hal yang paling utama harus dilakukan, yaitu melakukan
praktikum dengan fokus sehingga meminimalisir kesalahan yang akan terjadi di dalam
praktikum. Dalam praktikum ini mengharuskan kita untuk melakukan sterilisasi dan
pastikan semua alat benar-benar telah steril. Apabila meragukan alat tersebut telah
disterilkan atau belum, sebaik dilakukan sterilisasi ulang pada alat tersebut untuk
memastikan alat tersebut telah steril.

Setelah dilakukan pengenceran bertingkat pada pratikum sebelumnya selanjutnya


dilakukan perhitungan koloni dengan metode SPC (Standart Plate Count) dengan syarat
koloni yang dihitung memiliki 30-300 koloni, lalu koloni yang membentuk gumpalan besar
dihitung satu, dan koloni yang membentuk rantai panjang tebal dihitung satu.
Pada cawan petri yang pertama didapatkan jumlah dengan 141 koloni. Pada
pengenceran yang kedua didapatkan jumlah dengan 124 koloni. pada pengenceran ini dapat
kita proleh SPC-nya yaitu. SPC-nya 1,3 x 105 diperoleh dari .

Pada cawan petri yang pertama didapatkan jumlah degan 35 kononi. Pada
pengenceran yang kedua didapatkan jumlah 31 koloni. pada pengenceran ini dapat kita
proleh SPC-nya yaitu. SPC-nya 3,3 x 105 diperoleh dari .
Pada cawan petri yang pertama didapatkan jumlah dengan 4 koloni. Pada
pengenceran yang kedua didapatkan jumlah dengan 2 koloni.
Nilai SPC dari pengenceran pada pratikum ini adalah 1,3 x 105 karena ketika nilai
SPC dari Pengenceran dibagi dengan SPC pengenceran menghasilkan nilai x 105 , dimana
nilai tersebut bernilai lebih dari dua sehingga untuk penentuan SPC nya adalah mengambil
nilai SPC dari pengenceran terendah .
Dari hasil menghitung SPC dapat diketahui bahwa hasil pengamatan kelompok kami
sesuai dengan SPC sebenarnya, dimana SPC bisa dihitung dari 30-300 koloni.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dalam praktikum kali ini yang berjudul “Pengenceran Bertingkat dan Penghitungan
Bakteri” dapat disimpulkan bahwa, Sampel yang baik yaitu perkiraan jumlah koloni sampel
yang akan diamati semakin tinggi angka pengencerannya maka jumlah bakteri atau
mikrobanya pun akan semakin sedikit. Dari praktikum yang kelompok kami lakukan jumlah
bakteri dari sampel 10-3, 10-4, dan 10-5 .

Pengenceran adalah suatu kegiatan untuk mengencerkan larutan yang bertujuan untuk
memperoleh contoh dengan jumlah mikroba terbaik untuk dapat dihitung yaitu antara 30-300
sel mikroba per ml.

5.2 Saran
Dalam praktikum ini sebaiknya sebelum melakukan praktikum harus memahami
terlebih dahulu metode perhitungan jumlah mikrobanya agar proses praktikum dapat berjalan
dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Gambar 1. Alat dan Gambar 2. Setelah di Gambar 3. Proses


Bahan autoklaf pemindahan sampel
Gambar 4. Proses Gambar 5. Proses Gambar 6. hasil
pemindahan media NA pengambilan sampel setelah didiamkan

Anda mungkin juga menyukai