Anda di halaman 1dari 8

Ketikan oktafiani.

Pertumbuhan mikroorganisme yang membentuk koloni dapat dianggap bahwa


setiap koloni yang tumbuh berasal dari satu sel, maka dengan menghitung jumlah
koloni dapat diketahui penyebaran bakteri yang ada pada bahan. Jumlah mikroba
pada suatu bahan dapat dihitung dengan berbagai macam cara, tergantung pada
bahan dan jenis mikrobanya. Ada 2 macam cara perhitungan jumlah
mikroba/bakteri, yaitu perhitungan secara langsung dan tidak langsung (Oktafiani,
2012: 2).

Perhitungan jumlah mikroba secara langsung yaitu jumlah mikroba dihitung


secara keseluruhan, baik yang mati atau yang hidup sedangkan perhitungan
jumlah miroba secara tidak langsung yaitu jumlah mikroba dihitung secara
keseluruhan baik yang mati atau yang hidup atau hanya untuk menentukan jumlah
mikroba yang hidup saja, ini tergantung cara-cara yang digunakan. Untuk
menentukan jumlah miroba yang hidup dapat dilakukan setelah larutan bahan atau
biakan mikroba diencerkan dengan faktor pengenceran tertentu dan ditumbuhkan
dalam media dengan cara-cara tertentu tergantung dari macam dan sifat-sifat
mikroba (Oktafiani, 2012: 2-3).

Banyak metode yang digunakan dalam menaksir secara kuantitatif dari suatu
populasi bakteri. Namun, ada dua metode yang paling sering digunakan yaitu
metode hitung koloni di cawan petri (standard/viable plate count method) dan
analisa spektrofotometer (turbidimeter). Meskipun kedua metode tersebut kadang
akan menghasilkan hasil perhitungan yang mirip, tetapi keduanya memiliki
perbedaan prinsip. Untuk metode plate count merupakan metode penaksiran
jumlah kepadatan bakteri secara tidak langsung dan informasi yang didapatkan
hanya bakteri yang hidup (viable) saja, bakteri yang mati tidak ikut terhitung.
Sedangkan prinsip analisa spektrofotometer didasarkan pada kekeruhan dan
menghitung seluruh sel bakteri baik yang hidup maupun yang mati (Oktafiani,
2012: 3).
Menurut Oktafiani (2012: 3), menyatakan bahwa perhitungan bakteri adalah suatu
cara yang digunakan untuk menghitung jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada
suatu media pembiakan. Secara mendasar ada dua cara penghitungan bakteri,
yaitu secara langsung dan secara tidak langsung. Ada beberapa cara perhitungan
secara langsung, antara lain adalah dengan membuat preparat dari suatu bahan
(preparat sedrhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan penggunaan ruang hitung
(counting chamber). Sedangkan perhitungan secara tidak langsung hanya
mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja
(viable count). Dalam pelaksanaannya ada beberapa cara yaitu:
1. Perhitungan pada cawan petri (total plate count / TPC

2. Perhitungan melalui pegenceran

3. Perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (MPN methode)

4. Calorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri)


Metode standar/viable plate count didasarkan pada asumsi bahwa setiap sel
mikroorganisme hidup dalam suspensi akan tumbuh menjadi satu koloni setelah
ditumbuhkan dalam media pertumbuhan dan lingkungan yang sesuai. Setelah
diinkubasi, jumlah koloni yang tumbuh dihitung dan merupakan perkiraan atau
dugaan dari jumlah mikroorganisme dalam suspensi tersebut (Oktafiani, 2012: 3-
4).
Metode hitungan cawan menggunakan anggapan bahwa setiap sel akan hidup
berkembang menjadi satu koloni. Jumlah koloni yang muncul menjadi indeks bagi
jumlah oganisme yang terkandung di dalam sampel. Teknik pengitungan ini
membutuhkan kemampuan melakukan pengenceran dan mencawankan hasil
pengenceran. Cawan-cawan tersebut kemudian diinkubasi dan kemudian dihitung
jumlah koloni yang terbentuk. Cawan yang dipilih untuk penghitungan koloni,
sesuai dengan kaidah statistik adalah cawan yang berisi 30-300 koloni. Jumlah
organisme yang terdapat dalam sampel asal dihitung dengan cara mengalikan
jumlah koloni yang terbentuk dengan faktor pengenceran pada cawan
bersangkutan (Oktafiani, 2012: 4).
Turbidimetri merupakan metode yang cepat untuk menghitung jumlah bakteri
dalam suatu larutan menggunakan spektrofotometer. Bakteri menyerap cahaya
sebanding dengan volume total sel (ditentukan oleh ukuran dan jumlah). Ketika
mikroba bertambah jumlahnya atau semakin besar ukurannya dalam biakan cair,
terjadi peningkatan kekeruhan dalam biakan. Kekeruhan dapat disebut optical
density (absorbsi cahaya, biasanya diukur pada panjang gelombang 520 nm 700
nm). Untuk mikroba tertentu, kurva standar dapat memperlihatkan jumlah
organisme/ml (ditentukan dengan metode hitungan cawan) hingga pengukuran
optical density (ditentukan dengan spektrofotometer) (Oktafiani, 2012: 4).
Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara
menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Contohnya
suatu sampel pada suatu suspensi yang berupa campuran bermacam-macam
sppesies diencerkan dalam suatu taung tersendiri. Enceran ini kemudian diambil
barang 1 ml untuk diencerkan lagi ke tabung yang berisi pelarut. Enceran yang
kedua ini diambil 1 ml untuk diencerkan lebih lanjut (Dwidjoseputro, 1994).
Jumlah terbaik yang digunakan untuk perhitungan mikroba antara 30-300 koloni.
Pengenceran biasanya dilakukan secara desimal (Oktafiani, 2012: 5).

Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara


menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Pengenceran
bertujuan untuk mengurangi konsentrasi atau kekentalan dari suatu bahan agar
setelah masa inkubasi koloni mikroba yang tumbuh jumlahnya dapat dihitung
dengan mudah. Jumlah koloni yang muncul setelah masa inkubasi paling baik
yaitu antara 30-300 koloni. Perbandingan dalam melakukan pengenceran yang
dilakukan adalah 10-1, 10-2 dan 10-3. Larutan yang digunakan untuk melakukan
pengenceran adalah Phosphate buffer saline (PBS). Pengenceran pada sampel
dapat dilakukan beberapa kali agar biakan yang didapatkan tidak terlalu padat atau
memenuhi cawan (biakan terlalu padat akan mengganggu pengamatan). Sekitar
0,5 ml suspensi dituang ke dalam cawan petri steril, dilanjutkan dengan
menuangkan media agar steril hangat dengan suhu antara 40 50C, kemudian
ditutup rapat dan diletakkan dalam inkubator bersuhu 37C selama 1 2 hari
dengan posisi terbalik (Oktafiani, 2012: 7).
Ketikan wijaya.

Kuantifikasi populasi mikroorganisme sering dilakukan untuk mendapatkan


jumlah kuantitatif mikroorganisme target. Kuantifikasi tersebut dapat berupa
penentuan jumlah sel dan penentuan massa sel. Penentuan jumlah sel dapat
dilakukan pada mikroorganisme bersel tunggal. Penentuan massa sel dilakukan
bagi mikroorganisme bersel tunggal dan mikroorganisme berfilamen (Wijaya,
2015: 60).

Penghitungan jumlah sel dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya


metode hitungan preparat (Total Plate Count) dan hitungan mikroskopis langsung
(Direct Count). Cara lain penentuan jumlah sel adalah dengan menyaring sampel
dengan saringan membran kemudian saringan tersebut diinkubasi pada permukaan
media yang sesuai. Koloni-koloni yang terbentuk berasal dari satu sel tunggal
yang dapat hidup. Metode hitungan preparat menggunakan anggapan bahwa
setiap sel akan hidup berkembang menjadi satu koloni. Jumlah koloni yang
muncul menjadi indeks bagi jumlah oganisme yang terkandung di dalam sampel.
Teknik penghitungan ini membutuhkan kemampuan melakukan pengenceran dan
dipreparatkan hasil pengenceran. Preparat tersebut kemudian diinkubasi dan
kemudian dihitung jumlah koloni yang terbentuk. Preparat yang dipilih untuk
penghitungan koloni, sesuai dengan kaidah statistik. dalam suatu preparat
biasanya berisi 30-300 koloni. Jumlah organisme yang terdapat dalam sampel asal
dihitung dengan cara mengalikan jumlah koloni yang terbentuk dengan faktor
pengenceran pada preparat bersangkutan (Wijaya, 2015: 60-61).

Plate count / viable count didasarkan pada asumsi bahwa setiap sel bakteri hidup
dalam suspensi akan tumbuh menjadi satu koloni setelah ditumbuhkan dalam
media pertumbuhan dan lingkungan yang sesuai. Setelah diinkubasi, jumlah
koloni yang tumbuh dihitung dan merupakan perkiraan atau dugaan dari jumlah
mikroorganisme dalam suspensi tersebut. Koloni yang tumbuh tidak selalu berasal
dari satu sel mikroorganisme yang karena beberapa mikroorganisme tertentu
cenderung membentuk kelompok atau berantai. Berdasarkan hal tersebut
digunakan istilah Coloni Forming Units (CFUs) per ml. Koloni yang tumbuh
berasal dari suspensi yang diperoleh menggunakan pengenceran bertingkat dari
sebuah sampel yang ingin diketahui jumlah bakterinya (Wijaya, 2015: 61).

Penghitungan secara langsung dapat dilakukan secara mikroskopis yaitu dengan


menghitung jumlah bakteri dalam satuan isi yang sangat kecil. Alat yang
digunakan adalah Petroff-Hauser Chamber atau Haemocytometer. Jumlah cairan
yang terdapat antara coverglass dan alat ini mempunyai volume tertentu sehingga
satuan isi yang terdapat dalam satu bujur sangkar juga tertentu. Ruang hitung
terdiri dari 9 kotak besar dengan luas 1 mm. Satu kotak besar di tengah, dibagi
menjadi 25 kotak sedang dengan panjang 0,2 mm. Satu kotak sedang dibagi lagi
menjadi 16 kotak kecil. Dengan demikian satu kotak besar tersebut berisi 400
kotak kecil. Tebal dari ruang hitung ini adalah 0,1 mm. Sel bakteri yang
tersuspensi akan memenuhi volume ruang hitung tersebut sehingga jumlah bakteri
per satuan volume dapat diketahui (Wijaya, 2015:61).
Ketikan addhy.

Pertumbuhan mikroorganisme yang membentuk koloni dapat dianggap


bahwasetiap koloni yang tumbuh berasal dari satu sel, maka dengan menghitung
jumlah koloni dapat diketahui penyebaran bakteri yang ada pada bahan.
Jumlahmikroba pada suatu bahan dapat dihitung dengan berbagai macam
cara,tergantung pada bahan dan jenis mikrobanya. Ada 2 macam cara perhitungan
jumlah mikroba/bakteri, yaitu perhitungan secara langsung dan tidak langsung.
Perhitungan jumlah mikroba secara langsung yaitu jumlah mikroba dihitung
secara keseluruhan, baik yang mati atau yang hidup sedangkan perhitungan
jumlah miroba secara tidak langsung yaitu jumlah mikroba dihitung
secarakeseluruhan baik yang mati atau yang hidup atau hanya untuk menentukan
jumlah mikroba yang hidup saja, ini tergantung cara-cara yang digunakan (Addhy,
2014: 1).
Untuk menentukan jumlah miroba yang hidup dapat dilakukan setelah larutan
bahan atau biakan mikroba diencerkan dengan faktor pengenceran tertentu
danditumbuhkan dalam media dengan cara-cara tertentu tergantung dari macam
dansifat-sifat mikroba. Banyak metode yang digunakan dalam menaksir secara
kuantitatif dari suatupopulasi bakteri. Namun, ada dua metode yang paling sering
digunakan yaitu metode hitung koloni di cawan petri (standard/viable plate count
method) dan analisa spektrofotometer /turbidimeter (Addhy, 2014: 1).

Perhitungan bakteri adalah suatu cara yang digunakan untuk menghitung jumlah
koloni bakteri yang tumbuh pada suatu media pembiakan. Secara mendasar ada
dua cara penghitungan bakteri, yaitu secara langsung dan secara tidak langsung.
Ada beberapa cara perhitungan secara langsung, antara lain adalah dengan
membuat preparat dari suatu bahan (preparat sedrhana diwarnai atau tidak
diwarnai) dan penggunaan ruang hitung (counting chamber). Sedangkan
perhitungan secara tidak langsung hanya mengetahui jumlah mikroorganisme
pada suatu bahan yang masih hidup saja (viable count). Dalam pelaksanaannya
ada beberapa cara yaitu perhitungan pada cawan petri (total plate count / TPC,
perhitungan melalui pegenceran, perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (MPN
methode), calorimeter /cara kekeruhan atau turbidimetri (Addhy, 2014: 3).

Perhitungan jumlah suatu bakteri dapat melalui berbagai macam uji seperti uji
kualitatif koliform yang secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji penduga
(uji kuantitatif, bisa dengan metode MPN), uji penguat dan uji pelengkap. Waktu,
mutu sampel, biaya, tujuan analisis merupakan beberapa faktor penentu dalam uji
kualitatif koliform. Bakteri koliform dapat dihitung dengan menggunakan metode
cawan petri (metode perhitungan secara tidak langsung yang didasarkan pada
anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi satu
koloni yang merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yang dapat hidup
yang terdapat pada sampel) seperti yang dilakukan pada percobaan ini (Addhy,
2014: 3).

Pada tiap perhitungan bakteri ketepatan berkurang dengan meningkatnya


konsentrasi sel-sel. Begitu halnya bila jumlah yang dihitung terlalu kecil. Bahan
yang mengandung sejumlah bakteri (kira-kira lebih dari 104/ml) biasanya
diencerkan dari 1:105 atau lebih tergantung pada bahan pemeriksaan atau metode
hitung, sehingga hasil hitungan yang diperoleh dapat diandalkan dan
memudahkan perhitungan. Perhitungan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
perhitungan secara langsung dan perhitungan secara tidak langsung (Addhy, 2014:
3).

Anda mungkin juga menyukai