Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI DASAR

“Sterilisasi"

Nama : Wahyu Ramadoni ( J1A118026)

Dosen Pengampu : Ika Gusriani, S.TP., M.P

Kelompok : 1 (tiga)

Shift : 1 (satu)

Tanggal : 22 maret 2019

Nama Kelompok : 1. Ari Idham Purbaya (J1A118036)

2. Gilang Sahendra (J1A118025)

3. Kusmiyati (J1A118017)

4.Nia Rosa (J1A118009)

5. Yoan Santika Arum (J1A118001)

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sterilisasi merupakan suatu usaha untuk membebaskan alat-alat dan bahan-


bahan dari segala macam bentuk kehidupan, terutama mikroba, sehingga dalam
sterilisasi nanti alat-alat tidak terkontaminasi dengan pihak luar. Oleh karena itu,
bagi seorang pemula di bidang mikrobiologi sangat perlu mengenal teknik
sterilisasi karena merupakan dasar-dasar kerja dalam laboratorium mikrobiologi.
Steril merupakan syarat mutlak keberhasilan kerja dalam lab mikrobiologi. Dalam
melakukan sterilisasi, diperlukan teknik-teknik agar sterilisasi dapat dilakukan
secara sempurna, dalam arti tidak ada mikroorganisme lain yang
mengkontaminasi media.

Dalam mempelajari mikroorganisme dalam kultur murni, para mikrobiolog


memerlukan alat-alat yang menunjang dalam usaha mendapatkan kultur murni.
Dalam mikrobiologi, peralatan laboratorium merupakan unsur penting yang harus
ada. Peralatan yang ada dalam laboratorium pun haruslah steril agar dapat
menunjang pekerjaan yang berhubungan dengan mikroorganisme dan hal
tersebut merupakan syarat mutlak. Artinya, pada bahan atau peralatan yang
akan digunakan harus bebeas dari mikroorganisme yang tidak diingikan yang
dapat merusak media atau koloni suatu mikroorganisme yang diinginkan.
Adapun peralatan yang umumnya digunakan di dalam laboratorium mikrobiologi
antara lain : Media yaitu, cair, semi solid, solid (agak miring (siant), agak tegak
(deep), agak cawan(plate) dan peralatan yaitu, autoklaf, tabung kultur, cawan
petri, jarum inokulasi, pipet, waterbath, inkubator, dan lemari pendingin
(Suriawira,2005).

1.2 Tujuan
Tujuan dilaksanakannya pratikum ini adalah mahasiswa mengetahui
sterilisasi dengan autoklaf, filtrasi, tyndalisasi dan mahasiswa dapat melakukan
kerja aseptis.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Sterilisasi adalah proses pemanasan yang dilakukan untuk mematikan semua


mikroorganisme pada bahan makanan. Sterilisasi biasanya dikombinasi dengan
pengemasan hermetis untuk mencegah kontaminasi ulang. Yang dimaksud
pengemasan hermetis adalah pengemasan yang sangat rapat, sehingga tidak dapat
ditembus oleh mikroorganisme, air, ataupun udara (Purnawijayanti, 2001).

Sterilisasi dalam pengertian medis merupakan suatu proses dengan metode


tertentu dapat memberikan hasil akhir, yaitu suatu bentuk keadaan yang tidak
dapat ditunjukkan lagi adanya mikroorganisme hidup. Metode sterilisasi cukup
banyak, namun alternatif yang dipilih sangat bergantung pada keadaan serta
kebutuhan setempat. Apapun pilihan metodenya, hendaknya tetap menjaga
kualitas hasil sterilisasi. Kualitas hasil sterilisasi peralatan medis perlu dijaga terus
mengingat risiko kontaminasi kembali saat penyimpanan dan terutama pada saat
akan digunakan dalam tindakan medis (Darmadi, 2008).

Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, jika
ditumbuhkan di alam suatu medium tidak ada jasad renik yang dapat berkembang
biak. Sterilisasi harus dapat membunuh renik yang paling tahan panas yaitu spora
bakteri. Adanya pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan
bakteri masih berlangsung dan tidak sempurnanya proses sterilisasi. Jika sterilisasi
berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang merupakan bentuk paling resisten
dari kehidupan mikrobia akan diluluhkan (Lay, 1992).

Sterilsasi didesain untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme.


Target suatu metode inaktvasi tergantung dari metode dan tipe
mikroorganismennya, yaitu tergantung dari asam nukleat, protein, atau membrane
mikroorganisme tersebut. Agen kimia untuk sterilisasi disebut sterilant (Pratiwi,
2008).

Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara


mekanik, fisik dan kimiawi. Pemilihan mekanisme sterilisasi yang dilakukan
hendaknya disesuaikan dengan sifat bahan yang akan disterilkan. Sterilisasi
secara fisik dilakukan dengan menggunakan pemanasan, penggunaan sinar UV,
sinar X, dan sinar-sinar yang memiliki panjang gelombang pendek (Waluyo,
2008).

Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu
penggunaan panas, penggunaan bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi). Bila
panas digunakan bersama-sama dengan uap air maka disebut sterilisasi panas
lembab atau sterilisasi basah, bila tanpa kelembaban maka disebut sterilisasi
panas kering atau sterilisasi kering. Di lain pihak, sterilisasi kimiawi dapat
dilakukan dengan mengunakan gas atau radiasi. Pemilihan metode didasarkan
pada sifat bahan yang disterilkan (Ratna, 1993).

Sterilisasi basah biasanya dilakukan di dalam autoclave uap yang mulai


diangkat dengan menggunakan uap air jenuh pada suhu 1210C selama 15 menit.
Adapun alasan digunakannya suhu 1210C itu disebabkan oleh tekanan 1 atm pada
ketinggian permukaan laut. Prinsip kerja dari alat ini cukup sederhana. Autoklaf
diisi dengan air secukupnya dan semua alat-alat yang akan disterilkan seperti
tabung reaksi, spoid, labu erlemeyer, ose, dimasukkan kedalamnya. Sebelum
ditutup, semua alat perlu disusun dengan baik untuk menghindari alat-alat gelas
pecah sewaktu proses sterilisasi berlangsung yang disebabkan oleh tekanan dari
uap air. Proses berikutnya adalah menutup autoklaf dengan memutar setiap sekrup
dari arah berlawanan dengan kuat hingga tidak terdapat lagi celah untuk keluarnya
uap air yang dihasilkan saat pemanasan berlangsung. Langkah terakhir adalah
memanaskan autoklaf tersebut dengan nyala api hingga menghasilkan uap air
jenuh bertekanan pada suhu 1210C selama 15 menit. Setelah selesai autoklaf
didiamkan terlebih dahulu beberapa menit. Apabila autoklaf telah dingin, sekrup
dan baut pengunci dapat dibuka dan semua alat-alat yang sudah steril dapat
dikeluarkan satu persatu. Adapun untuk sterilisasi menggunakan autoklaf elektrik
terlebih dahulu air dengan takaran yang telah ditentukan dimasukkan kedalamnya
kemudian alat-alat yang akan disterilkan seperti labu Erlemeyer dan gelas ukur.
Suhu, tekanan, dan waktu yang dibutuhkan disetting sesuai kebutuhan. Biasanya
proses sterilisasi menggunakan autoklaf elektrik berlangsung sekitar 15 menit
dengan suhu 1210C. Sterilisasi basah dapat digunakan untuk mensterilkan bahan
apa saja yang dapat ditembus uap air dan tidak rusak bila dipanaskan dengan suhu
tersebut. (Fardiaz, 1992).

Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara


mekanik, fisik dan kimiawi. Pemilihan mekanisme sterilisasi yang dilakukan
hendaknya disesuaikan dengan sifat bahan yang akan disterilkan. Sterilisasi
secara fisik dilakukan dengan menggunakan pemanasan, penggunaan sinar UV,
sinar X, dan sinar-sinar yang memiliki panjang gelombang pendek (Waluyo,
2008).
Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu
penggunaan panas, penggunaan bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi). Bila
panas digunakan bersama-sama dengan uap air maka disebut sterilisasi panas
lembab atau sterilisasi basah, bila tanpa kelembaban maka disebut sterilisasi
panas kering atau sterilisasi kering. Di lain pihak, sterilisasi kimiawi dapat
dilakukan dengan mengunakan gas atau radiasi. Pemilihan metode didasarkan
pada sifat bahan yang disterilkan (Ratna, 1993).

BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Kegiatan praktikum ini di laksanakan pada hari Jumat, 22 Maret 2019 pada pukul
13.00 WIB sampai dengan selesai. Adapun kegiatan praktikum ini di laksanakan
di Laboratorium Biologi, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jambi.

3.2 Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu cawan petri, oven, hot plate
dan Bunsen. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan yang diperlukan yaitu
media NA dan PDA, kertas HVS, alkohol 70%, plastic warp dan tisu.
3.3 Prosedur Kerja

Pertama, disiapkan alat dan bahan masing masing kelompok 4 cawan petri.
Dibuat label pada tutp cawan petri dengan 2 cawan petri untuk NA dan 2 cawan
petri untuk cawan PDA lalu dipanaskan mulut labu Erlenmeyer pada Bunsen.
Buka sedikit tutup cawan petri lalu masukan media NA pada 2 cawan petri yang
telah dibabeli dan masukan media PDA pada 2 cawanpetri ysng telah dilabeli dan
masukan media PDA pada 2 cawan petri yang telah diberi label pastikan semua
sisi cawan petri yang telang terisi.

Saat cawan telah berisi media PDA dan NA ditutup cawan lalu ditunggu hingga
media memadat, pastikan ketika cawan petri digoyangkan media tidak goyang.
Ketika media sudah tidak goyang buka tutup cawan petri. Kemudian ditunggu dan
dihitung hingga 30 menit. Ketika sudah 30 menit tutup kembali cawan petri
dengan menggunakan plastik wrap pada samping cawan petri pastikan tidak ada
bagian yang tidak ditutup

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAAN

4.1 Hasil

NO GAMBAR PENJELASAN

1 Larutan PDA yang telah padat

2 Larutan NA yang telah padat


3 Larutan PDA dan NA yang telah padat

4.2 Pembahasaan
Sterilisasi merupakan suata usaha untuk membebaskan alat-alat dan
bahan-bahan dari segala macam bentuk kehidupan, terutama mikroba, sehingga
dalam strelisasi nanti alat-alat tidak terkontaminasi dengan pihak luar. Jadi dari
pratikum ini menggunakan metode panas kering Sterilisasi merupakan suata usaha
untuk membebaskan alat-alat dan bahan-bahan dari segala macam bentuk
kehidupan, metode yang digunakan dalam pratikum kali ini metode sterilisasi
fisik,

Metode sterilisasi fisik dilakukan dengan pemanasan pada peralatan yang


akan disterilkan,seperti dengan menggunakan nyala api, cara ini disebut dengan
metode sterilisasi panas kering. Peralata yang digunakan umumnya peralatan yang
menghasilkan panas api yang berbahan bakar spirtus, contoh dari peralatan ini
yaitu lampu Bunsen, cara ini digunakan untuk mensterilkan cawan petri dan labu
Erlenmeyer sebelum digunakan,

Pembuatan medium percobaan ini dengan menggunakan nutrient agar dimana


dalam pembuatannya terlebih dahulu dengan cara menimbang bahan yang akan
digunakan kedalam neraca analitik sesuai dengan jumlah yang diperlukan
kemudian memasukkan bahan kedalam Erlenmeyer dimana bahan tersebut adalah
aquades dan agar setelah itu dipanaskan diatas hot plate stirrer diikuti oleh
pengadukan dengan menggunakan magnetic stirrer. Tujuan dari pemanasan dan
pengadukan ini adalah untuk menghomogenkan dimana dengan pemanasan dapat
mempercepat pelarutan. Setelah dipanaskan beberapa menit larutan berubah
warna dari keruh menjadi kuning Pembuatan medium pada percobaan ini dengan
menggunakan PDA dimana dalam pembuatannya terlebih dahulu dengan cara
memasukkan aquades dan ekstrak daging kemudian dipanaskan diatas
Berdasarkan hasil pengamatan yang digunakan untuk mensterilisasi adalah
oven, dalam mensterilisasi dapat dilakukan dengan dua jenis cara yaitu
sterilisasi fisik dan kimia. Sterilisasi fisik terdiri dari pemanasan, filtrasi atau
penyaringan, dan radisasi.tujuan dari sterilisasi adalah usaha untuk
membebaskan alat dari kontaminan mikroba. Pada percobaan ini alat yang
digunakan untuk mensterilkan alat yaitu oven, oven merupakan alat sterilisasi
dengan cara fisik yaitu panas kering.
Oven (Hot air sterllizer) digunakan untuk mensterilkan alat yang
terbuat dari udara yang didalamnya mendapat udara yang panas melalui panas
daya listrik. Sebelum dimasukkan alat-alat seperti Erlenmeyer, cawan petri,
gelas ukur, tabung reaksi atau alat-alat yang terbuat dari kaca dibungkus
dengan kertas terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya keretakan dan
kontaminasi padasaat alat yang dikeluarkan dari dalam oven. Alat-alat yang
akan disterilisasi dicuci dan dikeringkan. Alat-alat yang sudah dibungkus
dimasukkan kedalam oven dengan temperature 1700C-1800C selama 1-2 jam.
Setelah dipanaskan, oven dimatikan sampai mencapai suhu kamar hal ini
bertujuan untuk menghindari keretakan alat atau masuknya udara yang
mengandung partikel debu. Alat lain yang digunakan dalam sterilisasi adalah
Bunsen yang berfungsi untuk memanaskan dan mensterilkan alat-alat yang
terbuat dari platina dan autoklaf yang berfungsi untuk sterilisasi dengan uap
panas bertekanan.
Dalam praktikum ini digunakan dua metode sterilisasi fisik. Metode
sterilisasi fisik dilakukan dengan pemanasan pada peralatan yang akan
disterilkan, seperti dengan menggunakan nyala api, cara ini disebut dengan
metode sterilisasi panas kering. Peralatan yang digunakan umumnya peralatan
yang menghasilkan nyala api yang berbahan bakar spiritus, contoh dari
peralatan iniyaitu bunsen, Cara ini digunakan untuk mensterilkan bagian
mulut cawan petri sebelum digunakan. Cara lainnya pada metode fisik
dilakukan dengan sterilisasi panas bertekanan dengan menggunakan peralatan
yang disebut dengan oven.Alat ini digunakan untuk mensterilkan bahan yang
terbuat dari besi, kaca dan plastik tahan panas. Dalam pratikum kali ini
digunakan untuk mensterilkan cawan petri yang terbuat dari kaca tahan panas.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa sterilisasi merupakan proses
mematikan atau membebaskan bahan atau benda dari mikroorganisme atau semua
bentuk kehidupan. Supaya benda-benda atau bahan-bahan yang akan digunakan
bebas dari kontaminasi

5.2 Saran
Ketika proses pemanasan NA dan PDA diatas Hot Plate, suhu serta
waktu yang dibutuhkan harus tepat demi mencegah meluapnya NA dan PDA.
Kesabaran juga diperlukan dalam praktikum dikarenakan proses dalam
praktikum ini memakan waktu yang cukup lama.
DAFTAR PUSTAKA

Darmadi. 2008. Infeksi Nosokomial Problematika dan Pengendaliannya. Salemba


Medika. Jakarta.

Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.


PAU Pangan dan Gizi: Institut Pertanian Bogor.

Lay, B. W. Dan Hastowo. 1982. Mikrobiologi. Jakarta: Rajawali Press.

Pratiwi, 2008, General Microbiologi seventh edition, Cambrige University Press,


USA.

Purnawijayanti, H. A. 2001. Sanitasi, Higine dan keselamatan kerja dalam


pengolahan makanan. Kanisius. Yogyakarta.

Ratna. 1985. Mikrobiologi Dasar. Gramedia. Jakarta.

Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai