PRAKTIKUM VI
OLEH:
OLEH :
KELOMPOK : VI (ENAM)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2015
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
cara yaitu mengamati sel mikroba yang masih hidup tanpa diwarnai dan
mengamati sel mikroba yang telah mati dengan diwarnai. Agar lebih
mudahnya diamati bakteri diwarnai dengan zat warna, beberapa zat yang
mempunyai sel dengan ukuran yang retif kecil akan lebih mudah untuk
karena selain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil.
Selain itu bakteri yang hidup akan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri
dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri, sehingga sel dapat terlihat
jelas dan mudah diamati. Oleh karena itu teknik pewarnaan sel bakteri ini
mikrobiologi. Prinsip dasar dari pewarnaan ini adalah adanya ikatan ion antara
komponen selular dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarna yang
disebut kromogen. Terjadi ikatan ion karena adanya muatan listrik baik pada
salah satu prosedur yang paling banyak digunakan untuk mencirikan banyak
bakteri. Dari pewarnaan Gram dapat diketahui morfologi sel antara lain sifat
Gram, bentuk sel, dan penataan sel. Pewarnaan Gram atau metode Gram
adalah suatu metode empiris untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua
B. Rumusan Masalah
bakteri?
C. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
pewarnaan Gram?
D. Manfaat Praktikum
pewarnaan Gram?
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pewarnaan
Prinsip dasar dari pewarnaan adalah ikatan ion antara komponen seluler
dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarna yang disebut kromogen.
Terjadi ikatan ion karena adanya muatan listrik baik pada komponen seluler
maupun pada pewarna. Berdasarkan adanya muatan ini maka dapat dibedakan
pewarna asam dan pewarna basa. Pewarna asam dapat terjadi bila senyawa
negatif akan ditolak oleh dinding sel, maka sel tidak berwarna. Pewarna asam
ini disebut juga pewarna negatif. Teknik pewarna asam basa ini hanya
baik bentuk maupun susunan sel. Teknik pewarna yang lain adalah pewarna
tahan asam dan tidak tahan asam, juga diperlukan untuk mengamati struktur
bakteri seperti flagella, kapsula, spora dan nucleus (Tim Penyusun, 2003).
B. Jenis Pewarnaan
sederhana, pewarnaan dengan menggunakan hanya satu zat warna basa air
atau basa alkohol. Kadang kadang diberi mordant untuk menguatkan zat
warna yang diberikan. Zat warna yang biasa digunakan misalnya biru
Gram, teknik ini dikembangkan pertama kali oleh Hans Christian Gram tahun
1884. Berdasarkan pewarnaan ini bakteri terbagi menjadi Gram positif dan
Gram negatif. Pewarnaan tahan asam, pewarnaan ini sering digunakan untuk
kristal violet, lugol iodin, safranin dan pelarut lain alkohol dan air suling.
bentuk, ukuran sel dan hasil reaksi pewarnaan Gram dengan menggunakan
C. Teknik Pewarnaan
respon sel bakteri terhadap zat pewarna dan sistem pewarnaan yang
mempersiapkan kaca obyek. Kaca obyek ini harus bersih dan bebas lemak
apusan. Apusan yang baik adalah yang tipis dan kering, terlihat seperti
lapisan yang tipis. Apusan ini dapat berasal dari cairan atau padat. Tiap
koloni mengandung jutaan sel. Koloni diamati ukuran, tekstur, warna dan jika
tumbuh dalam agar darah diamati ada tidaknya hemolisis merupakan langkah
2011).
D. Pewarnaan Sederhana
satumacam zat warna dengan tujuan hanya untuk melihat bentuk sel bakteri
dan untuk mengetahui morfologi dan susunan selnya. pewarnaan ini dapat
bakteri. Pewarna basa yang biasa digunakan untuk pewarnaan sederhana ialah
metilen biru, kristal violet, dan karbol fuehsin yang mana pewarnaan
sederhana ini dibagi lagi menjadi dua jenis pewarnaan. Berbagai macam tipe
hanya digunakan satu macam zat warna saja. Kebanyakan bakteri mudah
basofilik (suka akan basa) sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk
E. Pewarnaan Gram
suatu bakteri apakah berdinding sel positif atau negatif. Obyek glass
disterilkan dan difiksasi. Diambil 1 tetes aquades steril dan diteteskan pada
obyek glass. Diambil 1-2 ose isolate mikrobia dan dicampurkan pada
sudah kering diberi reagen I (Kristal violet) dan dibiarkan 3 menit, setelah itu
dicuci dengan air mengalir. Preparat diberi larutan mordan dan dibiarkan 2
menit, selanjutnya dicuci dengan air mengalir. Preparat dicuci dengan alcohol
2006).
III. METODE PRAKTIKUM
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 18 April 2015 pukul
Oleo, Kendari.
B. Bahan Praktikum
D. Prosedur Kerja
1. Pewarnaan Negatif
selama 1 menit.
2. Pewarnaan Sederhana
ditetesi akuades.
detik.
mikroskop.
3. Pewarnaan Spora
ditetesi akuades.
e. Menguapkan sampel di atas gelas kimia yang dipanasi di atas hot plate.
30 detik.
lampu spirtus.
4. Pewarnaan Gram
dan mengeringkannya.
A. Hasil Pengamatan
flagela, dan bahan inklusi yang mengandung zat pati dan granula fosfat.
basofilik (suka dengan basa). Zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan
bentuk dan rangkaian sel-sel bakteri. Pewarna basa yang biasa digunakan
untuk pewarnaan sederhana ialah metilen biru, kristal violet, dan karbol
fuehsin yang mana pewarnaan sederhana ini dibagi lagi menjadi dua jenis
yaitu mewarnai sel-sel bakteri hanya digunakan satu macam zat warna saja.
luka dan pop ice. Sampel wajah ditemukan bakteri berbentuk bulat (coccus)
sedangkan pada sampel pop ice dan sampel luka terdapat bakteri berbentuk
2 Pop ice
1. Bakteri bentuk
1 bulat (Coccus)
diwarnai oleh pewarna sederhana. Bakteri tidak diwarnai, tapi mewarnai latar
Pewarnaan negatif, metode ini bukan untuk mewarnai bakteri tetapi mewarnai
menentukan morfologi dan ukuran sel. Pada pewarnaan ini olesan tidak
maka terjadinya penyusutan dan salah satu bentuk agar kurang sehingga
memerlukan pewarna yang bersifat asam seperti eosin atau negrosin, pewarna
oleh karena itu, sel tidak berwarna mudah dilihat dengan latar belakang
berwarna.
ditemukan bakteri bentuk coccus (bulat) pada semua sampel antara lain
sampel wajah, pop ice dan luka. Pewarnaan negatif ini bertujuan untuk
mengetahui bentuk bakteri tanpa mematikan sel dari bakteri tersebut sehingga
tidak dilakukan fiksasi pada pewarnaan ini hanya latar belakangnya saja.
Jenis bakteri yang ada pada hasil pengamatan berwarna bening sedangkan
Pewarna Spora, beberapa sel bakteri memiliki struktur yang aktif berupa
sel vegetatif dan struktur yang pasif yaitu spora. Spora selain merupakan
struktur yang inaktif juga dapat tahan terhadap kondisi yang kurang
untuk memperjelas sel bakteri. Jenis bakteri yang ditemukan pada pewarnaan
spora yaitu bakteri bentuk batang (Bacil) pada sampel yang sudah disediakan
positif atau negatif dan bentuknya. Pewarnaan Gram adalah suatu metode
yakni Gram positif dan Gram negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik
teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan
bakteri Klebsiella pneumoniae. Pada uji pewarnaan Gram, suatu pewarna
semua bakteri Gram negatif menjadi berwarna merah atau merah muda.
diperlukan empat reagen yaitu zat warna utama (violet kristal), mordan
digunakan untuk melunturkan zat warna utama. Zat warna kedua/cat penutup
Sedangkan sampel pop ice ditemukan juga bakteri Gram negatif bentuk
cat yaitu kristal violet. Bakteri Gram negatif adalah bakteri yang tidak
Bakteri Gram positif akan mempertahankan warna ungu gelap setelah dicuci
dengan alkohol, sementara bakteri Gram negatif tidak. Ciri-ciri bakteri Gram
negatif yaitu struktur dinding selnya tipis, sekitar 10 – 15 mm, berlapis tiga
sedikit ± 10% dari berat kering, tidak mengandung asam teikoat. Kurang
rentan terhadap senyawa penisilin. Pertumbuhannya tidak begitu dihambat
oleh zat warna dasar misalnya kristal violet. Komposisi nutrisi yang
Resistensi terhadap alkali (1% KOH) lebih peka. Peka terhadap streptomisin.
metil ungu sewaktu proses pewarnaan Gram. Bakteri jenis ini akan berwarna
biru atau ungu di bawah mikroskop, sedangkan bakteri Gram negatif akan
berwarna merah muda. Perbedaan klasifikasi antara kedua jenis bakteri ini
bakteri Gram positif yaitu Struktur dinding selnya tebal, sekitar 15-80 nm,
Komponen utama merupakan lebih dari 50% berat ringan. Mengandung asam
nyata oleh zat-zat warna seperti ungu kristal. Komposisi nutrisi yang
terhadap alkali (1% KOH) larut. Tidak peka terhadap treptomisin Toksin
tercuci oleh alkohol, sehingga pada saat diwarnai dengan safranin akan
berwarna merah. Bakteri Gram positif memiliki selapis dinding sel berupa
peptidoglikan yang tebal. Setelah pewarnaan dengan kristal violet, pori- pori
dinding sel menyempit akibat dekolorisasi oleh alkohol sehingga dinding sel
tetap menahan warna biru. Sel bakteri Gram positif mungkin akan tampak
merah jika waktu dekolorisasi terlalu lama. Sedangkan bakteri Gram negatif
A. Simpulan
atau kristal violet sedangkan pewarnaan Gram digunakan zat warna yaitu
methylen blue, nigrosin, zat warna utama (violet kristal), mordan (larutan
B. Saran
Saran yang dapat diajukan pada praktikum ini yaitu agar proses praktikum
Komala P.S., Helard D., dan Delimas D., 2012, Identifikasi Mikroba Anaerob
Dominan pada Pengolahan Limbah Cair Pabrik Karet dengan Sistem Multi
Soil Layering (MSL), Jurnal Teknik Lingkungan, 9(1),74-88
Lestari R., 2013, Pewarnaan Sederhana, Negatif, Kapsul Dan Gram, Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Yogyakarta, Yogyakarta.
Purwani I., Retnaningtyas E., dan Widowati D., 2006, Pengembangan Model
Pengawet Alami dari Ekstrak Lengkuas (Languas Galanga), Kunyit
(Curcuma Domestica) dan Jahe (Zingiber Officinale) Sebagai Pengganti
Formalin pada Daging Segar, Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Sumarsih S., 2003, Mikrobiologi Dasar, Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian
UPN”Veteran”, Yogyakarta.