Anda di halaman 1dari 8

257

Jurnal Produksi Tanaman


Vol. 5 No. 2, Februari 2017: 257 – 264
ISSN: 2527-8452

PENGARUH TEKNIK EKSTRAKSI DAN VARIETAS TERHADAP VIABILITAS


BENIH TOMAT (Lycopersicum esculentum L.)

THE INFLUENCE OF EXTRACTION TECHNIQUE AND VARIETY TOWARDS


VIABILITY TOMATO (Lycopersicum esculentum L.) SEEDS
Widdi Prasetya*), Izmi Yulianah dan Sri Lestari Purnamaningsih

Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya


Jl. Veteran No. 65145 Malang, Jawa Timur, Indonesia
*)
Email : widdi_prasetya@yahoo.com

ABSTRAK Kata kunci: Benih Tomat, Teknik Ekstraksi,


Varietas, Viabilitas.
Biji tomat memiliki lendir yang mengandung
zat inhibitor bagi benih tomat. Lendir yang ABSTRACT
menempel pada benih menghambat proses
perkecambahan. Pada umumnya lendir Tomato seeds contain mucus which is
pada tomat buah lebih pekat karena inhibitor for the tomato seed itself. Mucus
kandungan airnya lebih rendah sick on the seed will prevent the seed from
dibandingkan tomat sayur. Permasalahan germination. Generaly, tomato fruit mucus is
yang muncul ialah menentukan cara yang thicker because it contains less water than
efektif untuk menghilangkan lendir pada biji tomato vegetable. The problems are
tomat. Penelitian ini bertujuan untuk determining the effective ways to remove
mengetahui teknik ekstraksi yang efektif the mucus of tomato seeds. One of methods
pada dua varietas yang berbeda terhadap in order to keep the quality of the tomato
viabilitas benih tomat selama masa simpan seed is through giving certain treatment
12 minggu di dalam suhu ruang. Bahan towards tomato seeds extraction. This
yang digunakan ialah tomat varietas Royal research aims to find out the effective
58 dan Servo, HCl, kapur tohor, dan air. technique of Royal 58 and Servo variety
Penelitian ini menggunakan Rancangan extraction towards tomato seeds viability
Acak Lengkap Faktorial yang terdiri dari dua during 12 weeks retention in room
faktor, dan diulang sebanyak empat kali. temperature. Ingredients needed in this
Faktor pertama adalah varietas (tomat buah research were Royal 58 and Servo variety
dan tomat sayur). Faktor kedua ialah of tomato seeds, HCl, calcium oxide, and
perlakuan teknik ekstraksi. Analisis data water. This research used Full-Randomized-
yang digunakan adalah uji F. Penelitian Factorial Planning, which consists of two
dilaksanakan di Laboratorium Pemuliaan factors and four repetitions. The first factor
Tanaman Fakultas Pertanian Universitas is variety (tomato fruit and tomato
Brawijaya Malang, pada bulan Desember vegetable). The second factor is treatment
2014 hingga Maret 2015. Hasil penelitian of extraction technique Data analysis used
menunjukkan bahwa, interaksi varietas was F-test. This research was done in Plant
dengan teknik ekstraksi memberikan Breeding Laboratory of Agriculture Faculty,
pengaruh yang sangat nyata pada Brawijaya University Malang, from
kecepatan tumbuh, daya berkecambah December 2014 until March 2015. The
keserempakan tumbuh dan nyata pada result shows that interaction between variety
kadar air. Varietas Royal 58 dengan teknik and extraction technique gives significant
fermentasi selama 24 jam dapat influence towards water content, growing
mempertahankan viabilitas selama masa speed, germination power, and growing
simpan 12 minggu. simultaneity. Royal 58 variety to 24 hours of
258

Jurnal Produksi Tanaman, Volume 5 Nomor 2, Februari 2017, hlm. 257 – 264

fermentation techniques can maintain the menentukan cara yang efektif untuk
viability as long as 12 weeks of storage menghilangkan lendir pada biji tomat.
period. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui teknik ekstraksi yang efektif
Keywords: Tomato Seeds, Extraction pada varietas Royal 58 dan varietas Servo
Technique, Variety, Viability terhadap viabilitas benih tomat selama
masa simpan 12 minggu didalam suhu
PENDAHULUAN ruang. Hipotesis penelitian ialah diduga
terdapat interaksi antara teknik ekstraksi
Tomat yang memiliki nama latin dan varietas terhadap viabilitas benih tomat
Lycopersicum esculentum. L ialah salah selama masa simpan di dalam suhu ruang.
satu tanaman hortikultura yang digemari
oleh banyak orang karena merupakan BAHAN DAN METODE PENELITIAN
sumber vitamin. Tomat merupakan
komoditas hortikultura yang memiliki nilai Penelitian ini dilakukan di
ekonomi yang tinggi. Buah tomat yang Laboratorium Pemuliaan Tanaman Fakultas
umum dikenal di pasaran ialah tomat buah Pertanian Universitas Brawijaya Malang,
dan tomat sayur. Perbedaan dari tomat pada bulan Desember 2014 hingga Maret
buah dan tomat sayur ialah tomat buah 2015. Alat yang digunakan ialah timbangan
berukuran besar, berdaging tebal, rasa analitik, kain strimin, gelas ukur, pipet,
cenderung lebih manis, air yang terkandung kertas CD, kertas label, kemasan aluminium
di dalamnya sedikit, dan memiliki biji yang foil, kotak plastik kedap udara, amplop,
tidak terlalu banyak. Sedangkan tomat oven, cawan petri, cawan plastik, desikator,
sayur memiliki ukuran kecil, daging buah germinator, penggaris, alat tulis, kamera,
tipis, rasa umumnya lebih masam, dan gunting. Bahan yang digunakan ialah
cenderung lebih berair, dan memiliki biji tomat varietas Royal 58 dan Servo, HCl,
yang banyak. kapur tohor, air
Lendir pada buah tomat merupakan Metode yang digunakan adalah
zat inhibitor bagi benih tomat yang Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial
dihasilkan. Lendir yang menempel pada yang terdiri dari dua faktor, dan diulang
benih akan menghambat perkecambahan. sebanyak empat kali. Faktor pertama ialah
Zoran, I.S, K. Nikolaos, dan S. Varietas (V), yaitu V1= Royal 58 (Tomat
Ljubomir(2014) juga menyebutkan bahwa buah) danV2= Servo (Tomat sayur). Faktor
distribusi likopen dalam buah tomat tidak kedua ialah perlakuan teknik ekstraksi (T),
seragam, meskipun kandungan likopen yaitu T1= teknik ekstraksi air langsung, T 2=
tidak sebanyak pada kulit buah tomat, lendir teknik fermentasi air tomat selama 24 jam,
dan cairan buah tomat juga mengandung T3= teknik ekstraksi HCl 2% selama 2 jam,
likopen. Kulit buah tomat memiliki dan T4= teknik ekstraksi kapur tohor 20g.l -1
kandungan likopen tertinggi, yaitu sebesar selama 30 menit, sehingga terdapat 32
37% dari total buah atau 3-6 kali lipat lebih satuan percobaan.
tinggi dibandingkan dengan cairan buah Pecobaan diawali dengan
tomat. Lendir tersebut menyelimuti biji dan pemanenan buah tomat sebanyak 16 kg
menyumbat lubang perkecambahan pada untuk tiap varietas untuk memenuhi seluruh
biji tomat, sehingga harus dihilangkan. Hal kebutuhan pengamatan. Buah kemudian
ini dapat disebut dormansi fisik. Dormansi diistirahatkan selama 24 jam sebelum
fisik yang disebabkan oleh pembatasan dilakukan diproses menjadi benih. Tujuan
struktural terhadap perkecambahan biji, dari didiamkan ialah agar warna merah
seperti kulit biji yang keras dan kedap pada kulit merata serta buah menjadi lebih
sehingga menjadi penghalang mekanis lunak. Buah tomat diproses menjadi benih
terhadap masuknya air atau gas-gas ke dengan ekstraksi yang sesuai dengan
dalam benih tanaman (Sutopo, 2012). perlakuan (air langsung, fermentasi air
Permasalahan yang muncul ialah tomat selama 24 jam, fermentasi HCl 2 %
selama 2 jam, dan fermentasi kapur tohor
259

Prasetya, dkk, Pengaruh Teknik Ekstraksi...

20 g l-1 selama 30 menit). Setelah perlakuan Perlakuan varietas berpengaruh


ekstraksi selesai dilakukan pengeringan sangat nyata terhadap bobot 1000 butir
dengan dikering anginkan selama 3x24 (Tabel 1). Perbedaan bobot 1000 butir yang
jam. terjadi disebabkan ukuran benih V1 dan V2
Benih tomat yang telah dijemur, yang berbeda. Ukuran benih V2 lebih besar
dikemas kedalam kemasan alumunium foil. dari V1, sehingga bobot 1000 butir pada V1
Setiap kemasan alumunium foil diisi dengan lebih rendah yaitu 2,80 g. Selain itu, hal ini
masing-masing 200 benih setiap kombinasi terjadi disebabkan bahwa V2 memiliki lendir
perlakuan dan ulangan. Penyimpanan yang lebih pekat sehingga lendir masih
dilakukan pada ruangan dengan suhu tersisa pada permukaan biji hingga
ruang. Penyimpanan dilakukan selama 12 pengeringan dan menyebabkan bobot 1000
minggu dengan interval pengamatan setiap butir lebih tinggi. Menurut George et al.
empat minggu. Pengamatan yang dilakukan (2004) kandungan likopen di dalam buah
meliputi kadar air, bobot 1000 butir, daya tomat bervariasi (umumnya akibat pengaruh
berkecambah, kecepatan tumbuh, dan genetik), kematangan buah saat dipanen
keserempakan tumbuh. Analisis data yang juga pengaruh agronomis dan kondisi
digunakan pada penelitian ini adalah lingkungan selama penanaman.
analisis ragam atau uji F. apabila uji F
menunjukkan pengaruh nyata, maka akan Pengaruh Teknik Ekstraksi terhadap
dilanjutkan dengan uji BNJ pada taraf 5%. Viabilitas Benih
Dormansi karena adanya zat
HASIL DAN PEMBAHASAN penghambat dapat dihilangkan dengan
berbagai cara ekstraksi benih, sehingga zat
Berdasarkan hasil analisis ragam penghambatnya hilang. Adapun beberapa
menunjukkan bahwa interaksi varietas cara yang dapat digunakan untuk
dengan teknik ekstraksi memberikan menghilangkan inhibitor tersebut,
pengaruh yang sangat nyata pada daya diantaranya pencucian benih dengan air
berkecambah, kecepatan tumbuh, dan hingga semua zat penghambat hilang,
keserempakan tumbuh dan berpengaruh fermentasi selama beberapa hari, metode
nyata pada kadar air serta tidak ada mekanis dengan menggunakan mesin,
interaksi pada bobot 1000 butir. metode kimiawi dengan menggunakan
larutan tertentu hingga mampu
Pengaruh Varietas terhadap Viabilitas membersihkan benih dari pulp yang
Benih mengandung zat inhibitor perkecambahan.

Table 1 Pengaruh Varietas terhadap Bobot 1000 Butir


Perlakuan Bobot 1000 butir (g)
Varietas Royal 58 (V1) 2,80 a
Varietas Servo (V2) 2,89 b
BNJ 5% 0,06
Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada
uji BNJ 5%.

Tabel 1 Pengaruh Teknik Ekstraksi terhadap Bobot 1000 Butir


Perlakuan Bobot 1000 butir (g)
Air langsung (T1) 2,95 c
Fermentasi air tomat selama 24 jam (T2) 2,72 a
HCl 2% selama 2 jam (T3) 2,81 b
Kapur tohor selama 30 menit (T4) 2,91 c
BNJ 5 % 0,08
Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada
uji BNJ 5%.
260

Jurnal Produksi Tanaman, Volume 5 Nomor 2, Februari 2017, hlm. 257 – 264

Gambar 1 Interaksi Varietas dan Teknik Ekstraksi terhadap Kadar Air


Keterangan: T1= Air langsung, T2= Fermentasi selama 24 jam, T3=HCl 2% selama 2 jam, T4=
Kapur tohor selama 30 menit, V1= Varietas Royal 58, V2= Varietas Servo.

Teknik ekstraksi memberikan pengaruh bahwa variabel daya berkecambah


sangat nyata terhadap bobot 1000 butir menunjukkan kemampuan benih untuk
(Tabel 2). Bobot 1000 butir dengan berkembang menjadi tanaman
pengaruh teknik ekstraksi memberikan hasil normal pada kondisi lingkungan yang
hasil paling tinggi pada T1, hal ini optimum.
disebabkan masih menempelnya lendir Dari hasil penelitian diharapakan
hingga proses pengeringan, sehingga dapat memberikan hasil yang paling baik
menyebabkan bobot 1000 butir menjadi dan efisien dan dapat direkomendasikan
lebih tinggi. Perlakuan T2 menunjukkan hasil untuk produksi benih. Tujuan yang harus
yang paling rendah, hal ini menunjukkan dicapai memperoleh mutu benih yang baik
bahwa T2 yang paling bersih. namun tanpa adanya biaya tambahan.
Berdasarkan adanya interaksi
Pengaruh Interaksi Varietas dan Teknik varietas dan teknik ekstraksi pada variabel
Ekstraksi terhadap Viabilitas Benih kadar air, daya berkecambah, kecepatan
Interaksi antara perlakuan varietas tumbuh, dan keserempakan tumbuh.
dan teknik ekstraksi memberikan pengaruh Perlakuan T2 tidak memerlukan biaya
yang sangat nyata terhadap daya tambahan, tetapi membutuhkan waktu yang
berkecambah, kecepatan tumbuh, lebih lama namun memberikan hasil
keserempakan tumbuh, dan pengaruh nyata viabilitas paling tinggi.
pada kadar air. Pada pengamatan 0 dan 12
minggu respon antara V1 dan V2 dengan Pengaruh Interaksi Varietas dan Teknik
T1, T2, T3 dan T4 sama (Gambar 1) Ekstraksi Selama Masa Simpan terhadap
Kadar air benih berpengaruh Sutopo (2012) mengelompokan
terhadap daya berkecambah dan kecepatan faktor-faktor yang mempengaruhi viabilitas
tumbuh. Sehingga daya berkecambah dan benih dalam penyimpanan, yakni faktor
kecepatan tumbuh berbanding terbalik dalam dan faktor luar. Faktor dalam terdiri
dengan kadar air. Semakin rendah kadar air dari jenis dan sifat benih, viabilitas awal
maka semakin tinggi nilai daya benih dan kandungan air benih sedangkan
berkecambah dan kecepatan tumbuh. faktor luar terdiri dari temperatur,
Kecambah yang tumbuh cepat kelembaban, gas di sekitar benih dan
mengindikasikan bahwa proses mikroorganisme. Selama penyimpanan
metabolismenya berlangsung secara benih akan mengalami kemunduran.
optimal. Nilai daya berkecambah pada Interaksi yang terjadi antara varietas dan
perlakuan V1T2 yaitu 99,5%. Hal ini teknik ekstraksi selama masa simpan yang
didukung (Copeland dan McDonald,1995),
261

Prasetya, dkk, Pengaruh Teknik Ekstraksi...

Gambar 2 Interaksi Varietas dan Teknik Ekstraksi terhadap Daya Berkecambah


Keterangan: T1= Air langsung, T2= Fermentasi selama 24 jam, T3=HCl 2% selama 2 jam, T4=
Kapur tohor selama 30 menit, V1= Varietas Royal 58, V2= Varietas Servo.

memberikan pengaruh sangat nyata pada Pada pengamatan 0 minggu respon


kecepatan tumbuh, daya yang terlihat perbedaanya ditunjukkan
berkecambah,keserempakan tumbuh dan antara V1T3 dengan V2T3 serta V1T4 dengan
memberikan pengaruh nyata pada kadar air V2T4. Pada V2 perbedaan antara T3 dan T4
benih. lebih besar (Gambar 2a). Pada pengamatan
Kadar air benih dari semua perlakuan 4, 8, 12 minggu respon yang terlihat pada
mengalami kenaikan persentase setelah V1T3 dan V1T4 yang menunjukkan
penyimpanan selama 12 minggu. penurunan yang signifikan dibandingkan
Peningkatan kadar air terkecil diperoleh dengan V2T3 dan V2T4 (Gambar 2b,c,d).
pada V1T2. Peningkatan kadar air Daya berkecambah selama 12
disebabkan karena benih memiliki sifat minggu pada semua perlakuan mengalami
higroskopis, sehingga benih akan penurunan. Dinarto (2010), menyatakan
mengalami kemunduran tergantung dari bahwa peningkatan kadar air benih selama
tingginya kelembaban udara dan suhu dalam penyimpanan menyebabkan
lingkungan dimana benih disimpan penurunan daya berkecambah benih
(Purwanti,2004). kacang hijau. Kadar air merupakan faktor
Pengamatan 0 minggu respon yang yang mempengaruhi kemunduran benih.
terlihat perbedaanya ditunjukkan antara Menurunnya daya kecambah benih yang
V1T3 dengan V2T3 serta V1T4 dengan V2T4. disimpan berkaitan dengan meningkatnya
kadar air selama masa simpan
(Raganatha,2014). Kemunduran benih
262

Jurnal Produksi Tanaman, Volume 5 Nomor 2, Februari 2017, hlm. 257 – 264

meningkat sejalan dengan meningkatnya sangat berbeda ditunjukkan pada V2T3 dan
kadar air. Kecepatan tumbuh dari 0 hingga V2T4 (3d).
12 minggu dari seluruh perlakuan Keserempakan tumbuh yang
menunjukkan adanya penurunan dengan menunjukkan lebih baik dari seluruh
semakin lama periode penyimpanan. perlakuan selama penyimpanan 12 minggu
Penurunan nilai kecepatan tumbuh yaitu pada V1T2. Keserempakan tumbuh
yang disebabkan peningkatan kadar air mengindikasikan vigor daya simpan, karena
benih. Nilai kecepatan tumbuh yang terbaik keserampakan tumbuh menunjukkan
dan dapat mempertahankan selama masa adanya hubungan dengan daya simpan.
simpan adalah pada V1T2 . Menurut Arsyad Artinya bahwa keserempakan tumbuh yang
(2004), kemampuan benih tinggi mengindikasikan daya simpan
mempertahankan kecepatan tumbuh kelompok benih yang tinggi pula. Benih
selama periode simpan dapat menunjukka yang mempunyai kecepatan tumbuh dan
bahwa benih tersebut memiliki kekuatan keserempakan tumbuh yang tinggi memiliki
tumbuh yang tetap tinggi dan benih tersebut tingkat vigor yang tinggi.
dapat memperlambat laju kemunduran Pada pengamatan minggu 0 respon
benih. ditunjukkan pada V1T2 dan V1T3 (Gambar
Pada pengamatan 0 minggu respon 4a). Pada pengamatan 4 minggu pada V2T1
dari V1 dan V2 menunjukkan respon yang menunjukan respon yang berbeda dengan
sama (3a). pada pengamatan 4 minggu V1T1 (Gambar 4b). Respon yang berbeda
respon yang terliahta pada V1T1 dan V1T3 pada pengamatan 8 minggu ditunjukkan
(Gambar 3b). Pada pengamatan 8 minggu pada T1 dan pada T3 (Gambar 4c). pada
respon yang terjadi sama (Gambar 3c). pengamatan 12 minggu respon yang
Pada pengamatan 12 minggu respon yang berbeda ditunjukan pada T 3 dan T4 (Gambar
4d).

Gambar 3 Interaksi Varietas dan teknik ekstraksi terhadap Kecepatan Tumbuh


Keterangan : T1= Air langsung, T2= Fermentasi selama 24 jam, T3=HCl 2% selama 2 jam, T4=
Kapur tohor selama 30 menit, V1= Varietas Royal 58, V2= Varietas Servo
263

Prasetya, dkk, Pengaruh Teknik Ekstraksi...

Gambar 4 Interaksi Varietas dan Teknik Ekstraksi pada Keserempakan Tumbuh


Keterangan: T1= Air langsung, T2= Fermentasi selama 24 jam, T3=HCl 2% selama 2 jam, T4=
Kapur tohor selama 30 menit, V1= Varietas Royal 58, V2 Varietas Servo

Peningkatan kadar air benih menyebabkan KESIMPULAN


penurunan daya ber-kecambah, kecepatan
tumbuh dan keserempakan tumbuh. Hal ini Terdapat interaksi yang sangat nyata
sejalan dengan Tatipata (2004), bahwa antara perlakuan varietas dan teknik
peningkatan kadar air benih selama ekstraksi terhadap daya berkecambah,
penyimpanan mendorong aktifnya proses kecepatan tumbuh, keserempakan tumbuh
metabolisme yaitu respirasi pada benih. dan interaksi nyata pada kadar air benih.
Proses respirasi perombakan cadangan Varietas Royal 58 dengan teknik fermentasi
makanan pada benih yang terjadi secara air tomat selama 24 jam efektif dan
berkelanjutan menyebabkan persediaan dapatmenunjukkan viabilitas benih yang
cadangan makanan pada benih semakin lebih baik selama masa penyimpanan
berkurang. Hal ini mengakibatkan daya sampai 12 minggu, sehingga tidak
kecambah juga semakin menurun karena membutuhkan biaya tambahan untuk
tidak tersedia cadangan makanan yang pembelian larutan maupun bahan lain.
cukup sebagai substrat untuk mendukung
proses perkecambahan. Berkurangnya DAFTAR PUSTAKA
substrat untuk respirasi menyebabkan
energi yang dihasilkan untuk proses Copeland,O.L., and M.B McDonald. 1995.
perkecambahan menjadi berkurang. Principle of Seed Science and
Technology. New York.
264

Jurnal Produksi Tanaman, Volume 5 Nomor 2, Februari 2017, hlm. 257 – 264

Dinarto, W. 2010. Pengaruh Kadar Air dan Seed Viability. Sustainable


Wadah Simpan Terhadap Viabilitas Development in Africa. 10(4):106-112
Benih Kacang Hijau dan Populasi Purwanti, S. 2004. Kajian Suhu Ruang
Simpan Terhadap Kualitas Benih
Hama Kumbang Bubuk Kacang Hijau
Kedelai Hitam dan Kedelai Kuning. J.
Callosobruchus chinensis L. J. Ilmu Pertanian. 11 (1): 22-31.
AgriSains. 1(1): 68-78 Raganataha I.W.,I G N Raka., I K Saidi.
George, B., C. Kaur, D. S. Khurdiya, and 2013. Daya Simpan Benih Tomat
H. C. Kapoor. 2004. Antoixidant in (Lycopersicum esculentum mill.) Hasil
Tomato (Lycopersicum esculentum) Beberapa Teknik Ekstraksi. E-Jurnal
as a fungtion of Genotype. Food Agroekoteknologi Tropika. 3 (3) : 183-
190
Chem. 84 (1): 45-51.
Sutopo, L. 2012. Teknologi Benih (Edisi
I W. Gunarta., I Gusti N R, A.A.M. Revisi). PT Raja Grafindo Persada.
Astiningsih. 2014. Uji Efektivitas Jakarta.
Beberapa Teknik Ekstraksi dan Dry Tatipata, A. 2010. Perubahan Asam
Heat Treatment terhadap Viabilitas Lemak Bebas Selama Penyimpanan
Benih Tomat (Lycopersicum Benih Kedelai dan Hubungannya
esculentum Mill.). E-Jurnal Dengan Viabilitas Benih. J. Agronomi
Agroekoteknologi Tropika. 3(3) : 128- Indonesia 38 (1): 3.
136 Zoran, I.S.,K. Nikolaos.,S Ljubomir. 2014.
Karavina, J. Chihiya, T. A. Tigere.,and R. Tomato Fruit Quality form Organic
Musango. 2009. Assesing the Effect and Conventional Production. Intech
of Fermentation Time on Tomato 4(7): 147-169.
(Lycopersicon lycopersicum Mill)

Anda mungkin juga menyukai