Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

MENGHITUNG BAKTERI DENGAN PENGENCERAN BERSERI

LAPORAN

OLEH :
CHESI HARDIANA MANALU
220301068
AGROTEKNOLOGI 2

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2023
i

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada

waktunya.

Adapun judul dari laporan praktikum kali ini adalah “Menghitung

Bakteri Dengan Pengenceran Berseri” yang merupakan salah satu syarat untuk

memenuhi komponen penilaian dalam praktikum Mikrobiologi Program Studi

Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada

ibu Irda Safni SP., MCP, Ph.D selaku dosen mata kuliah Mikrobiologi Pertanian

serta abang dan kakak asisten laboratorium yang telah membantu dalam

menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh

karna ini, kritik dan saran yang bersifat membangunkan akan sangat diharapkan

demi perbaikan penulisan mendatang. Akhir kata penulis mengucapkan terima

kasih.

Medan, 15 September 2023

Penulis

i
ii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................................i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ii

PENDAHULUAN ....................................................................................................1
Latar belakang …………………………………………………………….. .1
Tujuan percobaan .......................................................................................3
Kegunaan penulisan ......................................................................................3

TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................................4

BAHAN DAN METODE .........................................................................................7


Alat dan Bahan .......................................................................................7
Prosedur Percobaan ......................................................................................7

HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................................9


Hasil ..............................................................................................................9
Pembahasan……………………………………………………………….. .11

KESIMPULAN .......................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................16

ii
1

PENDAHULUAN

Latar belakang

Bakteri adalah mikroorganisme yang sangat penting karena pengaruhnya

yang membahayakan maupun yang menguntungkan. Bakteri tersebar luas di

lingkungan (di udara, air, dan tanah, dalam usu binatang, pada lapisan yang

lembab, pada mulut, hidung atau tenggorokan, pada permukaan tubuh atau

tumbuhan). Beberapa bakteri bersifat “mortal” artinya dapat melakukan

pergerakan. Bakteri ini memiliki struktur yang menyerupai benang panjang yang

disebut flagella yang tumbuh dan memberan sel. Pertumbuhan bakteri sangat

dipengaruhi oleh faktor lingkungan yaitu nutrient, temperature, O2, CO2, cahaya,

dan pH (Setiaji,2015)

Pengenceran adalah suatu cara atau metode yang diterapkan pada suatu

senyawa dengan jalan menambahkan pelarut yang bersifat netral, lazim dipakai

yaitu akuades dalam jumlah tertentu. Penambahan pelarut dalam suatu senyawa

dan berakibat menurunnya kadar kepekatan atau tingkat konsentrasi dari senyawa

yang dilarutkan/diencerkan. Bakteri tersebar sangat luas baik di tanah, air dan

udara, bila hendak mengisolasi bakteri dari tanah/ benda padat yang mudah

tersuspensi atau terlarut, atau zat cair lain, maka dilakukan serangkaian

pengenceran terhadap zat tersebut. Sumber isolat dari bakteri benda yang liat atau

padat, misalnya daging maka zat tersebut dihancurkan terlebih dahulu

(Puspitasari,2017).

Pengenceran dilakukan dengan menambahkan larutan, sesuatu yang

berbentuk cairan ke dalam medium yang akan dibiakkan. Di dalam cara

perhitungan ini, kerapatan dari pertumbuhan koloni harus dipertimbangkan juga.


2

Jika pertumbuhan terlalu rapat, hasilnya akan sulit untuk di amati dan diketahui.

Demikian juga untuk pertumbuhan yang terlalu jarang sehingga diperlukan

pemilihan cawan petri yang pertumbuhan koloni kumannya paling layak untuk

dihitung, yang biasanya diambil dari cawan petri yang pertumbuhan koloninya

berkisar 30-300 koloni per-cawan petri (Budiharjo,2016).

Tujuan dari pengenceran berseri sendiri adalah mengurangi jumlah

mikroba yang tersuspensi dalam cairan. Penentuan banyaknya tingkat

pengenceran tergantung epada perkiraan jumlah mikroba dalam sampel. Setelah

melakukan pengenceran,suspensi bakteri selanjutnya dapat dibiakkan. Yang

dimana Pengenceran pada suatu senyawa dapat dilakukan dengan menambahkan

pelarut yang bersifat netral, lazim dipakai yaitu aquades dalam jumlah tertentu.

Penambahan pelarut dalam suatu senyawa dan berakibat menurunnya kadar

kepekatan atau tingkat konsentrasi dari senyawa yang dilarutkan atau diencerkan

(Firdausi,2016).

Isolasi suatu mikroba ialah memisahkan mikrobia tersebut dari

lingkungannya di alam dan menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam

medium buatan isolasi harus diketahui secara cara menanam dan menunbuhkan

mikrobia pada medium biakan serta syarat syarat lain untuk pertumbuhannya.

Memindahkan bakteri dari medium lama ke dalam medium yang baru diperlukan

ketelitian dan pengsterilan alat -alat yang digunakan supaya dapat dihindari terjadi

kontaminasi. pada pemindahan bakteri di cawan Petri setelah agar baru maka

cawan petri tersebut harus di balik hal ini berfungsi untuk menghindari adanya

tetesan air yang mungkin melekat pada dinding tutup cawan Petri (Jannah,2021).
3

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum mikrobiologi ini adalah agar mahasiswa

terampil melakukan penghitungan populasi mikroorganisme tanah dengan

metode koloni kounter dan MPN.

Kegunaan penulisan

Adapun kegunaan dari penulisan laporan kali ini adalah untuk memenuhi

komponen penilaian dari praktikum Mikrobiologi Program Studi Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.


4

TINJAUAN PUSTAKA

Keanekaragaman mikroba dapat didefinisikan sebagai berbagai jenis

organisme uniseluler, bakteri, archaea, protista, dan jamur. Berbagai mikroba

berbeda berkembang biak di seluruh biosfer, menentukan batas-batas kehidupan

dan menciptakan kondisi yang kondusif bagi kelangsungan hidup dan evolusi

makhluk hidup lainnya. Keanekaragaman mikroba menggambarkan jumlah

spesies mikroba berbeda yang ada dan distribusinya. Berbagai jenis mikroba

dibedakan berdasarkan karakteristik metabolisme sel, fisiologi, dan morfologinya

yang berbeda, distribusi dan aktivitas ekologisnya yang beragam, dan struktur

genom, ekspresi, dan evolusinya yang berbeda (Rosmania,2020)

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan teknik in vitro, antara lain

ialah sterilisasi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan

keberhasilan kultur in vitro. Yang dimana sterilisasi adalah konsentrasi sterilan

dan lama sterilisasi. Dapat dilihat Nutrient Agar (NA) adalah media yang sering

digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan bakteri. Sementara itu,

Potato Dextrose Agar (PDA) media yang sering digunakan untuk menumbuhkan

dan mengembangbiakkan yeast dan kapang (Wibowo,2016)

Perhitungan jumlah miroba secara tidak langsung yaitu jumlah mikroba

dihitung secara keseluruhan baik yang mati atau yang hidup atau hanya untuk

menentukan jumlah mikroba yang hidup saja, ini tergantung cara-cara yang

digunakan. Menentukan jumlah mikroba yang hidup dapat dilakukan setelah

larutan bahan atau biakan mikroba diencerkan dengan faktor pengenceran tertentu

dan ditumbuhkan dalam media dengan cara-cara tertentu tergantung dari macam

dan sifat-sifat mikroba.Metode yang biasa dilakukan yang tidak menggunakan


5

biaya mahal dan praktis adalah perhitungan secara tidak langsung yaitu Metode

Total Plate Count (TPC). Metode Total Plate Count (TPC) merupakan suatu

metode untuk menghitung jumlah mikroba pada media. Metode ini dibagi menjadi

dua cara yaitu Pour Plate dan Spread Plate. Prinsip dari metode hitungan cawan

atau Total Plate Count (TPC) adalah menumbuhkan sel mikroorganisme yang

masih hidup pada media agar, sehingga mikroorganisme akan berkembang biak

dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung dengan mata

tanpa menggunakan mikroskop (Seniati,2019)

Cawan petri atau telepa petri adalah sebuah wadah yang bentuknya bundar

dan terbuat dari plastik atau kaca yang digunakan untuk membiakkan sel dan

wadah untuk penyelidikan tropi dan juga untuk mengkultur bakteri, khamir, spora,

atau biji-bijian. Cawan Petri plastik dapat dimusnahkan setelah sekali pakai untuk

kultur bakteri dan dalam metode tidak langsung membutuhkan media PDA

(Potato Dextrose Agar) amedia yang umum untuk pertumbuhan jamur di

laboratorium karena memilki pH yang rendah (pH 4,5 sampai 5,6) sehingga

menghambat pertumbuhan bakteri yang membutuhkan lingkungan yang netral

dengan pH 7,0 dan suhu optimum untuk pertumbuhan antara 25-30° C

(Prabowo,2021).

Perhitungan cara tidak langsung hanya untuk mengetahui jumlah

mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja (viable count). Dalam

pelaksanaannya, ada beberapa cara yaitu: perhitungan pada cawan petri (total

plate count/ TPC), perhitungan melalui pengenceran, perhitungan jumlah terkecil

atau terdekat (MPN methode), dan Untuk memenuhi persyaratan statistik, cawan

yang dipilih untuk dihitung harus memiliki 30-300 koloni. Oleh karena itu,
6

dilakukan sederatan pengenceran dan pencawan. Jumlah mikroba dalam sampel

ditentukan dengan mengalikan jumlah koloni dengan faktor pengenceran pada

cawan yang bersangkutan (Kadri,2015).


7

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Praktikum

Adapun praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Pogram

Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan yang

dilaksanakan pada hari Senin, 02 Oktober 2023 sampai dengan selesai.

Alat dan Bahan

Adapun alat yang akan diperlukan dalam praktikum ini adalah sarung

tangan sebagai pelindung tangan agar menghindari kontaminasi, masker sebagai

alat safety, vial sebagai tempat sampel, Erlenmeyer yang berisi larutan PDA

sebagai nutrisi untuk menumbuhkan mikroba, bunsen sebagai alat sterilisasi

cawan petri dan alat lainnya, batang segitiga untuk meratakan larutan yang ada di

cawan petri, cawan petri wadah pertumbuhan bakteri pada media agar, tabung

reaksi sebagai tempat untuk pengenceran sampel, pipet pengencer untuk

mengukur volume pada sampel dan pengenceran, rak tabung reaksi sebagai

tempat penyangga tabung reaksi agar tetap tegak, corong sebagai alat untuk

memindahkan sampel pada cawan petri, incubator sebagai alat menginkubasi atau

memeram mikroba, vortex sebagai alat menghomogenkan larutan, spidol untuk

memberi tanda bakteri diatas plastic mika, gunting untuk memotong plastic mika

menjadi 4 sesuai dengan percobaan, handphone untuk dokumentasi dan memakai

flash untuk memudahkan melihat koloni bakteri yang dibiakkan.

Adapun bahan yang diperlukan dalam praktikum ini adalah larutan PDA

yang berisi nutrisi agar menumbuhkan bakteri, Media agar nutrient (NA) untuk

menumbuhkan koloni yang ada dalam sampel, biakan murni bakteri untuk

mengetahui jumlah awal bakteri pada sampel, kapas untuk menutup mulut tabung
8

reaksi agar tidak terjadi penguapan, aquadest sebagai larutan pengencer sampel,

plastik mika untuk menandakan koloni bakteri yanga akan dihitung, alat pemantik

atau korek api untuk menyalakan Bunsen, label yang berisi informasi mengenai

percobaan agar tidak tertukar, alcohol 70% untuk membersihkan permukaan alat

alat sebelum digunakan.

Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dari percobaan ini ialah :
1. Disiapkan meja praktikum dan praktikan menggunakan perlengkapan
berupa masker dan sarung tangan lengkap.
2. Diberi penanda berupa label pada tabung reaksi 10-1 sampai 10-8 dan pada
cawan petri agar tidak tertukar.
3. Dinyalakan Bunsen menggunakan alat pemantik untuk mensterlisasi alat
termasuk cawan petri dan batang segitiga untuk menghindari kontaminasi.
4. Diambil Erlenmeyer yang berisi larutan PDA yang telah dibuat
sebelumnya sebagai sampel.
5. Diambil sampel sebanyak 1 ml dan dimasukkan ketabung reaksi dengan
menggunakan pipetman pada tabung reaksi 10-1.
6. Ditambahkan pelarut sebanyak 9 ml, ditutup menggunakan kapas dan
dilakukan pengenceran dengan menggunakan mesin vortex agar baiakan
tercampur dengan larutan.
7. Diambil 1ml dari tabung reaksi pertama lalu ditambahkan pelarut
kemudian dihomogenkan. Dilakukan hal yang sama sampai pada tabung
reaksi 10-8.
8. Diteteskan sampel 0,1 ml keatas media agar dalam cawan petri yang telah
diberi tanda 10-8.
9. Diambil botol yang berisi agar nutrient yang telah direbus selama 8 menit
dan didinginkan dengan water bath lalu ditungkan agar nutrient bersuhu
44oC kedalam cawan petri dengan perlahan agar suspense tercampur dan
dapat digunakan batang segitiga agar menyebar rata.
9

10. Dibalikkan cawan petri dan dimasukkan kedalam incubator selama 48 jam
dengan suhu sekitar 37oC untuk menghindari penyebaran koloni.
11. Dihitung jumlah koloni pada lempengan agar. Perhitungan koloni
menggunakan plastic mika pada cawan yang diletakkan terbalik yang
ditandai setiap bakteri dengan spidol hitam.
12. Diberi label pada setiap mika yang telah dihitung koloni bakteri pada
masing masing ulangan.
13. Dilakukan perhitungan jumlah total koloni yang akan ditulis pada hasil
praktikum
14. Dilakukan sterilisai kembali alat alat yang telah digunakan.
10

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

No. Gambar Keterangan

1. Pada ulangan pertama diperoleh

bakteri sebanyak 39 bakteri.

2. Pada ulangan kedua diperoleh

bakteri sebanyak 31 bakteri.

3. Pada ulangan ketiga diperoleh

bakteri sebanyak 30 bakteri.

4. Pada ulangan keempat diperoleh

bakteri sebanyak 265 bakteri.


11

Perhitungan :

Pengenceran Ulangan Rataan Jumlah Koloni

10-8 39 31 30 265 91

Total Populasi = Jumlah koloni x 1/ FP x 1/ ml sampel


= 91 x 1/10-8 x 1
= 91 x 108
= 91 x 100000000
= 9,1 x 109 CFU
Keterangan : FP= Faktor Pengencer
12

Pembahasan

Keanekaragaman mikroorganisme dibutuhkan pengamatan untuk dapat

mengamati morfologi dari mikroorganisme. Yang dimana pada praktikum dapat

dilihat bahwa bakteri termasuk dalam bagian mikroorganisme. Praktikum yang

dilakukan di laboratorium pada mikroorganisme yang berasal dari sampel kentang

yang telah didiamkan selama beberapa hari pada suhu ruang. Pengamatan

morfologi bakteri dapat diamati dengan cara menumbuhkan koloni mikroba pada

media biakan. Pada praktikum ini biakan yang menggunakan kentang atau media

PDA yang telah ditumbuhi oleh mikroba. Hal ini sesuai dengan literatur Rosmania

(2020) yang menyatakan bahwa Keanekaragaman mikroba dapat didefinisikan

sebagai berbagai jenis organisme uniseluler, bakteri, archaea, protista, dan jamur.

Berbagai mikroba berbeda berkembang biak di seluruh biosfer, menentukan batas-

batas kehidupan dan menciptakan kondisi yang kondusif bagi kelangsungan hidup

dan evolusi makhluk hidup lainnya.

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan bahwa faktor yang dapat

mempengaruhi pertumbuhan mikroba secara in vitro ialah strelisasi dan

lingkunagn seperti nutrisi atau media yang dingunakan dan suhu yang baik. Hal

ini sesuai dengan literatur Wibowo (2016) yang menyatakan bahwa Faktor-faktor

yang mempengaruhi keberhasilan teknik in vitro, antara lain ialah sterilisasi dan

Dapat dilihat Nutrient Agar (NA) adalah media yang sering digunakan untuk

menumbuhkan dan mengembangbiakkan bakteri. Sementara itu, Potato Dextrose

Agar (PDA) media yang sering digunakan untuk menumbuhkan dan

mengembangbiakkan yeast dan kapang.


13

Pada praktikum ini Pada cawan sebar, media Plate Count Agar sudah berada

di cawan yang telah disterilkan dengan autoclave. Sedangkan pada cawan tuang,

media tersebut berada pada Erlenmeyer dan media masih dalam keadaan hangat.

Jika media pada cawan tuang terlalu panas, maka bakteri yang hidup di suhu

ruang yang diteteskan dapat mati dan apabila sudah dalam keadaan dingin, media

Plate Count Agar akan membeku sehingga sulit untuk dituangkan ke dalam

cawan. Oleh karena itu, media Plate Count Agar yang sudah dingin sebaiknya

dipanaskan kembali. Media Plate Count Agar yang berada dalam Erlenmeyer

harus ditutup dengan menggunakan aluminium foil agar bakteri yang berasal dari

udara (kontaminan) tidak masuk ke dalam media. Hal ini sesuai dengan literatur

Seniati (2019) yang menyatakan bahwa Menentukan jumlah mikroba yang hidup

dapat dilakukan setelah larutan bahan atau biakan mikroba diencerkan dengan

faktor pengenceran tertentu dan ditumbuhkan dalam media dengan cara-cara

tertentu tergantung dari macam dan sifat-sifat mikroba.

Pada praktikum ini menggunakan media yaitu kentang yang telah membeku

yang dimana dihangatkan agar media tersebut menjadi mencair. Metode hitungan

cawan tuang dilakukan dengan cara sebanyak 0,1 mL larutan fisiologis hasil

pengenceran 10-9 diambil dengan mikropipet dan diteteskan pada cawan petri

kosong yang steril. Media Plate Count Agar diratakan dengan cara cawan petri

diletakkan pada meja datar dan digerakkan dengan cara membentuk angka

delapan. Hal ini dilakukan agar ketebalan media Plate Count Agar seragam. Hal

ini sesuai dengan literatur Prabowo (2021) yang menyatakan bahwa Cawan petri

atau telepa petri adalah sebuah wadah yang bentuknya bundar dan terbuat dari
14

plastik atau kaca yang digunakan untuk membiakkan sel dan wadah untuk

penyelidikan tropi dan juga untuk mengkultur bakteri, khamir, spora, atau biji-

bijian. Cawan Petri plastik dapat dimusnahkan setelah sekali pakai untuk kultur

bakteri dan dalam metode tidak langsung membutuhkan media PDA.

Pada praktikum ini dapat diambil manfaat dari metode tidak langsung yaitu

Keuntungan menggunakan perhitungan secara tidak langsung yaitu metode

tersebut hanya dapat menghitung jumlah mikroorganisme yang hidup atau sel

yang hidup. Tidak seperti perhitungan secara langsung, seluruh mikroorganisme

baik yang mati maupun hidup dihitung seluruhnya ketika tidak menggunakan

suatu zat pewarna untuk dapat membedakannya. Hal ini sesuai dengan literatur

Kadri (2015) yang menyatakan bahwa Perhitungan cara tidak langsung hanya

untuk mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup

saja (viable count).


15

KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah :

1.Keanekaragaman mikroba dapat didefinisikan sebagai berbagai jenis

organisme uniseluler, bakteri, archaea, protista, dan jamur.

2.Faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba secara in vitro ialah

strelisasi dan lingkunagn seperti nutrisi atau media yang dingunakan dan suhu

yang baik.

3. Total Plate Count (TPC) adalah menumbuhkan sel mikroorganisme yang masih

hidup pada media agar, sehingga mikroorganisme akan berkembang biak dan

membentuk koloni.

4.Cawan petri atau telepa petri adalah sebuah wadah yang bentuknya bundar dan

terbuat dari plastik atau kaca yang digunakan untuk membiakkan sel dan wadah

untuk penyelidikan tropi dan juga untuk mengkultur bakteri, khamir, dan spora.

5. Metode tidak langsung hanya dapat menghitung jumlah mikroorganisme yang

hidup atau sel yang hidup


16

DAFTAR PUSTAKA

Budiharjo, T., & Purjanto, K. A. (2016). Pengaruh Penanganan Sputum Terhadap


Kualitas Sputum Penderita Tbc Secara Mikroskpis Bakteri Tahan Asam.
Jurnal Riset Kesehatan, 5(1), 40-44.
Jannah, F. Z. J. Z., Zuhri, M. S., & Mulyadi, E. (2021). Optimasi Kadar Ozon
Dalam Proses Disinfeksi Bakteri Coliform Pada Pengolahan Air Minum.
Jurnal Teknik Kimia, 15(2), 59-65.
Firdausi Nasution & Muslihatin (2016). Pengaruh kombinasi media pembawa
pupuk hayati bakteri pelarut fosfat tehadap pH dan unsur hara fosfor
dalam tanah. Jurnal sains dan seni its, 5(2).
Kadri, A. N., Gelgel, K. T. P., & Suarjana, I. G. K. (2015). Perbedaan cara
penyebaran suspensi terhadap jumlah bakteri pada media eosin methylene
blue agar. Jurnal Indonesia Medicus Veterinus, 4(3), 205-212
Prabowo, F. R. P., Mujahid, I., & Mulyanto, A. (2021). Potensi Air Kelapa Muda
Dan Air Kelapa Obat Terhadap Pertumbuhan Bakteri Methicillin-Resistant
Staphylococcus Aureus (MRSA) Dengan Metode Dilusi. Jurnal Analis
Medika Biosains (JAMBS), 8(2), 99-107
Puspitasari Rahmawati. (2017). Studi kualitas air sungai Ciliwung berdasarkan
bakteri indikator pencemaran pasca kegiatan bersih Ciliwung 2015. Jurnal
Al-Azhar Indonesia Seri Sains dan Teknologi, 3(3), 156-162.
Rosmania Mawarni & Yanti, F. (2020). Perhitungan jumlah bakteri di
Laboratorium Mikrobiologi menggunakan pengembangan metode
Spektrofotometri. Jurnal Penelitian Sains, 22(2), 76-86.
Seniati, S., Marbiah, M., & Irham, A. (2019). Pengukuran kepadatan bakteri
Vibrio harveyi secara cepat dengan menggunakan spectrofotometer.
Agrokompleks, 19(2), 12-19.
Setiaji, J., Johan, T. I., & Widantari, M. (2015). Pengaruh gliserol pada media
Tryptic Soy Broth (TSB) terhadap viabilitas bakteri Aeromonas
hydrophila. Dinamika Pertanian, 30(1), 83-91.
Wibowo, A. P. W., & Andrivani, R. (2016). Perhitungan Jumlah Bakteri
Escherichia coli dengan Pengolahan Citra Melalui Metode Thresholding
dan Counting Morphology. Jurnal Ilmiah Teknologi Infomasi Terapan,
2(3).

Anda mungkin juga menyukai