Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN

ENUMERASI MIKROORGANISME

Dosen Pengampu

Dwica Wulandari, M.T.

Lucky Caesar Direstiyani, M.Sc.

Rina Resnawati, M.Eng.

Disusun Oleh:

Stephanie Saulina Saragih

1906381016

Kelompok 18

Asisten Praktikum : Klara Talenta Sinaga

Tanggal Praktikum : 21 Mei 2021

Nilai Laporan :

Paraf Asisten : Commented [k1]: Hmm ini kasih space

LABORATORIUM TEKNIK PENYEHATAN LINGKUNGAN

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

2021
1

I. Tujuan Commented [k2]: Romawi ya, sudah dijelasin pas briefing

Tujuan dari praktikum Enumerasi Mikroorganisme adalah untuk menghitung


jumlah koloni mikroorganisme dari suatu sampel cair berupa air sampel inlet
danau Mahoni dengan menggunakan metode Total Plate Count (TPC) atau
metode angka lempeng total.
II. Dasar Teori
a. Definisi Umum Enumerasi Mikroorganisme Commented [k3]: Lebih baik subbabnya abc aja

Enumerasi merupakan pengamatan yang dilakukan untuk mengetahui


pertumbuhan mikroba dengan melakukan perhitungan jumlah mikroba pada suatu
sampel, dimana pertumbuhan mikroba tersebut bukan merupakan peningkatan
ukuran atau volume sel melainkan peningkatan jumlah atau massa sel (Ramona,
2016).
Sampel untuk enumerasi mikroorganisme diambil dari lingkungan dan
bisa berupa sampel cair atau sampel pada. Sebagai contohnya untuk sampel cair
dalam pemenuhan praktikum enumerasi mikroorganisme bisa menggunakan air
sungai, air keran, ataupun air dari badan air yang ada di sekitar lingkungan.
Sedangkan untuk yang sampel padat bisa menggunakan makanan. Enumerasi
mikroorganime befungsi pula dalam menilai diversitas dari komunitas
mikroorganisme atau jumlah kuantitatif dari satu mikroorganisme tertentu,
menentukan kualitas air minum, menjadi indikator pencemaran pada lingkungan
serta untuk mengetahui kualitas keamanan bahan pangan. Hasil perhitungan
enumerasi ini juga dapat dijadikan sebagai informasi dalam bentuk level
kontaminasi oleh logam, toksikan organik atau pathogen. Jumlah mikroorganisme
pada suatu media sangat bervariasi bergantung pada jenis media dan kondisi
lingkungan yang ada. Selain itu dalam perhitungannya, jumlah mikroorganisme
dapat dihitung secara langsung maupun tidak langsung (Gandjar, 1992).
Dalam memilih metode yang tepat untuk proses enumerasi, penting sekali
untuk mengidentifikasi terlebih dahulu secara spesifik sampel yang akan
digunakan karena setiap metode yang digunakan untuk mengenumerasi bakteri,
fungi, alga, dan virus sangatlah berbeda. Bahkan diperlukan pula teknik khusus
pada beberapa tipe mikroorganisme menyesuaikan karakteristik yang dimiliki

Universitas Indonesia
2

sebagai contohnya adalah adanya pemberian perlakuan teknik khusus pada


sampel dari bakteri anaerobic ataupun bakteri autotrofik (Prescott, 2008)
b. Metode Enumerasi Mikroorganisme
Enumerasi mikroorganisme dapat dilakukan secara langsung maupun
tidak langsung. Apabila menggunakan perhitungan secara langsung, praktikan
dapat memperoleh nilai dari jumlah mikroorganisme pada suatu bahan di saat-saat
tertentu tanpa memberikan perlakuan terlebih dahulu. Sementara itu, apabila
praktikan menggunakan perhitungan secara tidak langsung, praktikan harus
memberikan perlakuan tertentu terlebih dahulu sebelum melakukan perhitungan
(Gandjar, 1992).
Enumerasi secara langsung dapat digunakan dengan dua metode , yaitu
metode perhitungan dengan kamar hitung (Counting Chamber) dan perhitungan
dengan menggunakan preparat olesan (Smear count). Untuk metode perhitungan
counting chamber memiliki prinsip yang mirip dengan perhitungan pada sel darah
merah dimana keduanya memakai kamar hitung hemositometer
(haemocytometer) untuk bisa menerima sampel yang sangat kecil dan disebar di
atas kotak-kota dalam kamar hitung. Sementara itu untuk metode smear count
dilakukan dengan membuat preparat oles dari volume tertentu dan disebar di gelas
objek dengan luas tertentu pula. Setelahnya jika sudah mengetahui luas bidang
mikroskop dan jumlah mikroorganisme yang ada dalam bidang, jumlah
mikroorganisme per ml sampel pun dapat diketahui (Gandjar, 1992). Kelebihan
Enumerasi mikroorganisme secara langsung adalah dapat menghitung jumlah
mikroorganisme dengan lebih cepat dan juga dapat mengetahui informasi
tambahan terkait mikroba yang sedang dihitung (Madigan, 2011). Kekurangan
dari metode secara langsung ini adalah sel bakteri yang mati dianggap seperti sel
yang hidup, sel bakteri yang telah mati sulit dihitung dengan pasti, dan sel yang
sedang dihitung perlu mencapai jumlah konsentrasi yang memadai untuk
dihitung, sekitar 10 juta bakteri per ml (Tortora, 2010).
Enumerasi secara tidak langsung dapat dilakukan dengan berbagai metode
diantaranya dengan turbidimeter, dengan cara kimia, dengan cara volume total,
dengan cara berat kering, dengan kultur tabung putar, dan enumerasi mikroba
dengan metode TPC seperti yang dilakukan pada praktikum ini (Gandjar, 1992).

Universitas Indonesia
3

Keuntungannya adalah perhitungan hanya kepada mikroba yang masih hidup


sehingga perhitungannya lebih akurat. Kekurangannya adalah membutuhkan
waktu inkubasi yang lama berkisar antara 24 sampai 48 jam. Perhitungan mikroba
secara tidak langsung memiliki sensitifitas yang tinggi sehingga metode ini akan
cocok digunakan untuk deteksi sensitif dan kontaminasi mikroba pada makanan
dan materi yang lainnya (Madigan, 2011).
c. Media PCA sebagai Media Pertumbuhan Mikroorganisme
Media PCA (Plate Count Agar) merupakan media padat yang
mengandung agar sehingga setelah dingin, media tersebut nantinya akan menjadi
padat. Media PCA terdiri dari casein enzymic hydrolysate, yeast extract, dextrose,
agar. Media PCA ini dilarutkan dengan aqua destilata hingga membentuk
suspense. Media PCA biasanya dibuat dan distrerilisasi dalam jumlah yang
banyak sesuai dengan kebutuhan. Sisa medua bisa dipakai dan disimpan di lemari
pendingin pada suhu 10°c. Jika ingin memakai medianya lagi, media bisa
dipanaska di hot plate yang tersedia di laboratorium (Wati, 2018).
d. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroorganisme
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dari
mikroorganisme dimana setiap mikroorganisme tersebut memiliki respons yang
berbeda terhadap faktor lingkungan yang ada. Berikut merupakan faktor-faktor
tersebut: Commented [k4]: Ini dst ke bawah paragrafnya justify ya.

1. Suhu
Tinggi rendahnya suhu dapat mempengaruhi pertumbuhan suatu
mikroorganisme. Bakteri dapat tumbuh dalam rentang suhu -5°𝑐 − 80°𝑐 meski
begitu bagaimanapun juga setiap spesies mempunyai renatng suhu yang pendek
dimana hal ini ditentukan oleh sensitivitas dari sistem enzimnya terhadap panas.
Karena enzim tidak dapat bekerja pada suhu yang terlalu tinggi ataupun suhu
yang terlalu rendah.

2. Derajat Keasaman (pH)

Ada Ph minimum, ph optimum, dan ph maksimum. Rentang ph bagi


pertumbuhan bakteri antara 4 − 9 dengan ph optimum 6,5 − 7,5. Sementara itu,
jamur lebih menyukai Ph asam sehingga rentang ph pertumbuhan jamur dari 1 −

Universitas Indonesia
4

9 dan ph optimumnya 4 − 6. Selama pertumbuhan ph dapat mengalami


perubahan baik berupa peningkatan ataupun penurunan bergantung pada
komposisi medium yang diuraikan. Jika menginginkan Ph konstan selama
pertumbuhan harus diberikan larutan penyangga/buffer yang sesuai dengan
media dan jenis dari mikroorganisme yang digunakan sebagai sampel dalam uji
praktikum.

3. Kebutuhan Oksigen

Kebutuhan oksigen sebenarnya bukan sesuatu hal yang sekrusial faktor-


faktor lainnya yang diperlukan mikroorganisme karena ada juga kelompok
mikrroganisme yang tidak memerlukan oksigen bahkan oksigen merupakan
racun bagi pertumbuhannya. Mikroorganisme terbagi atas empat kelompok
berdasarkan kebutuhan akan oksigennya yakni mikroorganisme aerob yang
memerlukan oksigen sebagai akseptor electron dalam proses respirasi.

Kemudian ada mikroorganisme anaerob adalah mikroorganisme yang


tidak perlu O2 karena oksigen akan membentuk Hidrogen Peroksida yang
bersifat toksik dan dapat menyebabkan kematian. Selain itu mikroorganisme
anaerob tidak memiliki enzim katalase yang dapat menguraikan H2O2 menjadi
air dan oksigen. Selanjutnya ada mikroorganisme fakultatif anaerob adalah
mikroorganisme yang tetap tumbuh dalam lingkungan kelompok fakultatif
anaerob.

Namun masih lebih toleran dibandingkan dengan Mikroorganisme yang


anaerob obligat. Terakhir adalah mikroorganisme mikroaerofilik merupakan
mikroorganisme yang memerlukan oksigen dalam jumlah terbatas karena jumlah
oksigen yang berlebih akan menghambat kerja enzim oksidatif dan dapat
menimbulkan kematian

4. Salinitas

Salinitas merupakan kadar kebutuhan garam, sederhananya. Seperti yang


kita ketahui, mikroorganisme berada tersebar di alam secara luas. Berdasarkan
kadar kebutuhan garam (NaCl) mikroorganisme dikelompokkan menjadi

Universitas Indonesia
5

mikroorganisme non halofil, halotoleran, halofil (NaCl 10-15%) dan halofil


ekstrem .

e. Mikroorganisme pada Air beserta Standard Baku Mutu Mikroorganisme pada Air
Mikroorganisme adalah organisme atau makhluk hidup yang memiliki
ukuran sangat kecil dan sebagian besar kasat mata juga membutuhkan alat bantu
seperti mikroskop untuk dapat melihatnya. Sebagian besar dari mikroorganisme
tersebut ada yang bersifat parasite dan hidup di dalam perairan seperti Salmonella
enterica dari genis bakteri penyebab utama penyakit bawaan makanan di seluruh
dunia, Cryptosporidium dari genus protozoa penyebab diare pada manusia,
Anabaena dari genus cyanobacteria yang dapat menyebabkan masalah
penceranaan dan masalah sistem saraf, Escherichia coli bisa berbahaya namun
kebanyakannya tidak begitu berbahaya dan bisa menyebabkan penyakit diare
berdarah, muntah-muntah dan sebagainya.
Standar baku mutu yang digunakan adalah PP RI no.22 Tahun 2021. Commented [k5]: Kita kan mengacu ke pp 22/2021, masukin
baku mutunya berapa ya. Kan ada tabelnya
Tabel 1. Parameter Mikroorganisme untuk Air Baku berdasarkan kelas ( Kelas
I,II,III,IV dari kiri ke kanan)
MIKROBIOLOGI
Fecal coliform MPN/100 100 1.000 2.000 2.000 Bagi pengolahan air minum secara kovensional ,
ml fecal coliform ≤ 2.000 jml/100 ml dan total
Total coliform MPN/100 1.000 5.000 10.000 10.000 coliform ≤ 10.000 jml/100 ml
ml
Sumber : (RI, 2021)

III. Alat dan Bahan


a. Alat
 Spreader
 Mikropipet 1 ml
 6 buah Cawan petri sebagai media Plate Count Agar
 Spirtus
 Mikropipet 0,1 ml
 Tip Mikropipet
 Tabung reaksi berisi 9 ml NaCl 0,85%

Universitas Indonesia
6

 Inkubator suhu 35°c Commented [k6]: Suhu brp?


Commented [k7R6]: Salah. Bukan 27 detajat
b. Bahan
 Alkohol 70%
 Suspensi Mikroba pada sampel air inlet Danau Mahoni UI Commented [k8]: Sampel apa?

IV. Cara Kerja


a. Persiapan Laboratorium
1. Memakai jas laboratorium dengan tepat (mengancing), mencuci
tangan hingga bersih, menggunakan sarung tangan, mengelap meja,
menggunakan safety glasses dengan teknik yang tepat. sebelum
memulai praktikum, praktikan perlu memastikan flame berwarna
merah saat tidak digunakan. Dan jangan lupa untuk mensterilkan
tangan dan meja dengan alkohol.
b. Enumerasi Bakteri
1. Kemudian, praktikan mengambil 1 ml sampel dengan menggunakan
mikropipet lalu menyalakan api spirtus dengan menggunakan
pemantik.
2. Berikutnya, praktikan memasukkan sampel ke dalam salah satu tabung
berisi 9 ml NaCl 0,85% untuk pengenceran (1). Saat memasukkan
sampel ke dalam tabung reaksi, praktikan mendekatkan mulut tabung
reaksi dengan spirtus untuk meminimalisir kontaminasi dari bagian
luar tabung. Jangan lupa untuk menghomogenkan sampel yang telah
masuk ke tabung reaksi dimana pada langkah ini telah terjadi proses
pengenceran yang pertama.
3. Menyiapkan tip mikropipet yang baru karena tidak dapat digunakan
untuk sampel yang berbeda kemudian mengambil 1 ml dari
pengenceran 10-1. Kemudian praktikan memasukkan ke dalam tabung
reaksi lainnya untuk pengenceran 10-2. Jangan lupa untuk
menghomogenkan sampel dimana pada langkah ini terjadi proses
untuk pengenceran kedua.
4. Menyiapkan tip mikropipet yang baru seperti langkah yang di atas hal
ini karena mikropipet tidak dapat digunakan untuk sampel yang
berbeda. Kemudian praktikan mengambil 1 ml dari pengenceran 10-2

Universitas Indonesia
7

lalu memasukkan ke dalam tabung reaksi lainnya untuk pengenceran


10-3. Jangan lupa untuk menghomogenkan sampel dimana pada pada
langkah ini terjadi proses untuk pengenceran 10-3.
5. Menyiapkan tip mikropipet yang baru
6. Mengambil 1 ml dari pengenceran 10-3
7. Memasukkan ke dalam tabung reaksi lainnya untuk pengenceran 10-4
8. Menghomogenkan sampel dimana pengenceran dilakukam hingga
mendapat pengenceran yang diinginkan sebagaimana dengan data
yang diperoleh untuk bisa diolah nantinya. Praktikan sendiri
memperoleh data untuk pengenceran ketiga sampai pengenceran
kelima sehingga ada lima kali pengenceran yang harus dilakukan
untuk bisa memperoleh data yang diinginkan.
9. Melakukan proses inokulasi ke cawan petri dengan media Plate Count
Agar dengan menggunakan mikropipet 0,1 ml
10. Mengambil sampel pada tabung reaksi dengan pengenceran 10-2
(volume sampel sebesar 0,1 ml)
11. Memasukkan 0,1 ml sampel ke dalam cawan petri dan mendekatkan
cawan petri dengan spirtus untuk meminimalisir kontaminasi dari luar
cawan
12. Mensterilkan spreader dengan spirtus
13. Mencelupkan spreader ke dalam alkohol 70%
14. Melakukan spreading pada sampel yang ada di cawan
15. Menutup cawan terbalik
16. Mengambil sampel dengan mikropipet tip yang bar dari tabung reaksi
pengenceran 10-2 sebanyak 0,1 ml
17. Memasukkan sampel ke dalam cawan yang baru. Tiap proses inokulasi
pengenceran, praktikan membuatnya dalam dua cawan petri yang baru
18. Melakukan langkah ke 16-28 pada sampel pengenceran 10-3, 10-4
dimana masing-masing mengisi 2 cawan
19. Memasukkan cawan ke dalam inkubator dengan kisaran suhu dari
30°𝑐 − 35°𝑐. Praktikan sendiri melakukan proses inkubasi dengan
suhu 35°c.

Universitas Indonesia
8

20. Menginkubasi selama kisaran waktu 24 hinga 48 jam dimana


praktikan melakukan proses inkubasinya dalam waktu 27 jam.
21. Mengamati dan mencatat koloni yang ada di medium cawan setelah
proses inkubasi
V. Data Pengamatan
Tabel 2. Data Pengamatan dari Praktikum Enumerasi Mikroorganisme dengan
Metode TPC
Jumlah Koloni Per Cawan
Tingkat Pengenceran No. Cawan Commented [k9]: Ini kalo tabel misah ke dalam 2 halaman
Data 4 jangan lupa repeat header

Cawan 1 212
10-3
Cawan 2 204
Cawan 1 47
10-4
Cawan 2 42
Cawan 1 4
10-5
Cawan 2 3
Sumber : (Penulis, 2021)
VI. Pengolahan Data
 Pengolahan data untuk air sampel pada praktikum Enumerasi Mikroorganisme
 Untuk sampel cair

𝐶𝐹𝑈
[ ] × [𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛]
𝑝𝑙𝑎𝑡𝑒
CFU/ml =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑖𝑛𝑜𝑘𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑒 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑡𝑟𝑖 (𝑚𝑙)

Keterangan:
CFU/plate : Jumlah koloni per cawan
Faktor Pengenceran : nilai dari satu per tingkat pengenceran
Volume Inokulasi ke cawan petri : merupakan volume dari pengambilan
tabung reaksi ke cawan petri dengan menggunakan mikropipet 0,1 ml.
Diketahui dari data yang diperoleh dari praktikum pada tabel di atas bahwa pada
praktikum Enumerasi Mikroorganisme diperoleh nilai volume inokulasi ke cawan
petri sebesar 0,1 ml. Lalu untuk nilai dari CFU masing-masing pengenceran 10-3 pada
cawan 1 sebesar 212 dan pada cawan 2 sebesar 204, pengenceran 10-4 pada cawan 1
sebesar 47 dan pada cawan 2 sebesar 42, dan yang terakhir untuk pengenceran 10-5

Universitas Indonesia
9

pada cawan 1 sebesar 4 dan pada cawan 2 sebesar 3. Faktor Pengenceran merupakan
nilai dari satu per tingkat pengenceran sehingga nilai dari faktor pengenceran 10-3
adalah 1000, faktor pengenceran dari 10-4 adalah sebesar 10.000 dan faktor
pengenceran 10-5 adalah sebesar 100.000. Jika seluruh data yang diperoleh
dimasukkan ke dalam rumus yang tertera pada bagan di atas, maka :
- Nilai CFU/ml pada pengenceran 10-3
 Cawan 1
𝐶𝐹𝑈
[ ]× [𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛]
𝑝𝑙𝑎𝑡𝑒
CFU/ml =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑖𝑛𝑜𝑘𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑒 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑡𝑟𝑖 (𝑚𝑙)

212 𝐶𝐹𝑈×1000
=
0,1 (𝑚𝑙)

= 2.120.000 CFU/ml = 2,12 × 106 CFU/ml Commented [k10]: Dijadiin ke dalam bentuk 2,12 x 10 6 CFU/ml,
dst begitu juga

 Cawan 2

𝐶𝐹𝑈
[ ]× [𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛]
𝑝𝑙𝑎𝑡𝑒
CFU/ml =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑖𝑛𝑜𝑘𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑒 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑡𝑟𝑖 (𝑚𝑙)

204 𝐶𝐹𝑈×1000
=
0,1 (𝑚𝑙)

= 2.040.000 CFU/ml = 2,04 × 106 CFU/ml

Nilai rata-rata dari CFU/ml pada pengenceran 10-3= 2.080.000 CFU/ml = 2,08 × 106
CFU/ml

- Nilai CFU/ml pada pengenceran 10-4

 Cawan 1

𝐶𝐹𝑈
[ ]× [𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛]
𝑝𝑙𝑎𝑡𝑒
CFU/ml =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑖𝑛𝑜𝑘𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑒 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑡𝑟𝑖 (𝑚𝑙)

47 𝐶𝐹𝑈×10.000
=
0,1 (𝑚𝑙)

= 4.700.000 CFU/ml = 4,7 × 106 CFU/ml

 Cawan 2

Universitas Indonesia
10

𝐶𝐹𝑈
[ ]× [𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛]
𝑝𝑙𝑎𝑡𝑒
CFU/ml = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑖𝑛𝑜𝑘𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑒 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑡𝑟𝑖 (𝑚𝑙)

42 𝐶𝐹𝑈×10.000
=
0,1 (𝑚𝑙)

= 4.200.000 CFU/ml = 4,2 × 106 CFU/ml

Nilai rata-rata dari CFU/ml pada pengenceran 10-4= 4.450.000 CFU/ml = 4,45 × 106
CFU/ml

- Nilai CFU/ ml pada pengenceran 10-5

 Cawan 1
𝐶𝐹𝑈
[ ]× [𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛]
𝑝𝑙𝑎𝑡𝑒
CFU/ml = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑖𝑛𝑜𝑘𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑒 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑡𝑟𝑖 (𝑚𝑙)

4 𝐶𝐹𝑈×100.000
= 0,1 (𝑚𝑙)

= 4.000.000 CFU/ml = 4 × 106 CFU/ml


 Cawan 2
𝐶𝐹𝑈
[ ]× [𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛]
𝑝𝑙𝑎𝑡𝑒
CFU/ml =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑖𝑛𝑜𝑘𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑒 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑡𝑟𝑖 (𝑚𝑙)

3 𝐶𝐹𝑈×100.000
=
0,1 (𝑚𝑙)

= 3.000.000 CFU/ml = 3 × 106 CFU/ml


Nilai rata-rata dari CFU/ml pada pengenceran 10-4= 3.500.000 CFU/ml = 3,5 × 106
CFU/ml

Sehingga diperoleh nilai rata-rata total untuk pengenceran 10-3, 10-4 dan 10-5 sebagai
berikut:
(2.080.000+4.450.000+3.500.000)𝐶𝐹𝑈/𝑚𝑙
CFU/ml rata-rata total =
3

= 3.343.333,333 CFU/ml = 3,343 × 106 CFU/ml

VII. Analisis
a. Analisis Percobaan
Tujuan dari praktikum Enumerasi Mikroorganisme adalah untuk menghitung
jumlah koloni mikroorganisme dari suatu sampel cair berupa air sampel inlet

Universitas Indonesia
11

danau Mahoni dengan menggunakan metode Total Plate Count (TPC) atau
metode angka lempeng total.
Sebelum melakukan praktikum, praktikan sebaiknya menggunakan APD Commented [k11]: Selalu mulai dengan menyebutkan tujuan
praktikum
berupa sarung tangan untuk melindungi tangan dari zat-zat yang bersifat korosif
dan karsinogenik, sepatu tertutup untuk melindungi kaki dari tetesan larutan
yang berbahaya atau pecahan kaca jika terjadi kecelakaan semacam rusaknya
peralatan laboratorium karena kecerobohan, safety glasses untuk melindungi
mata dari kontak dengan zat yang bisa merusak penglihatan hingga
menyebabkan kebutaan, jas laboratorium untuk melindungi tubuh praktikan dari
hal-hal yang tidak diinginkan seperti terkena siraman larutan berbahaya, dan
terakhir sarung tangan untuk melindungi tangan dari zat-zat berbahaya.
Berikutnya praktikan melakukan pensterilan meja dan tangan menggunakan
alkohol agar saat berjalannya praktikum tidak ada variabel lain yang
mempengaruhi perolehan data.
Langkah pertama dari uji enumerasi bakteri adalah melakukan pengenceran
dimana praktikan mengambil 1 ml sampel dengan menggunakan mikropipet lalu
menyalakan api spirtus dengan menggunakan pemantik. Berikutnya, praktikan
memasukkan sampel ke dalam salah satu tabung berisi 9 ml NaCl 0,85% untuk
pengenceran (1). Saat memasukkan sampel ke dalam tabung reaksi, praktikan
mendekatkan mulut tabung reaksi dengan spirtus untuk meminimalisir
kontaminasi dari bagian luar tabung. Kemudian praktikan menghomogenkan
sampel yang telah masuk ke tabung reaksi dimana pada langkah ini telah terjadi
proses pengenceran yang pertama. Kemudian praktikan menyiapkan tip
mikropipet yang baru karena tidak dapat digunakan untuk sampel yang berbeda
kemudian mengambil 1 ml dari pengenceran 10-1. Kemudian praktikan
memasukkan ke dalam tabung reaksi lainnya untuk pengenceran 10-2. Lalu
praktikan menghomogenkan sampel dimana pada langkah ini terjadi proses
untuk pengenceran kedua. Proses penghomogenan dilakukan dengan mengocok
tabung reaksi hingga partikel dari larutan tercampur secara merata. Lakukan
langkah ini hingga diperoleh pengenceran yang diinginkan sebagaimana dengan
data yang diperoleh untuk bisa diolah nantinya. Praktikan sendiri memperoleh
data untuk pengenceran ketiga sampai pengenceran kelima sehingga ada lima

Universitas Indonesia
12

kali pengenceran yang harus dilakukan untuk bisa memperoleh data yang
diinginkan.
Selanjutnya praktikan melakukan proses inokulasi ke cawan petri dengan
media Plate Count Agar dengan menggunakan mikropipet 0,1 ml. Kemudian
praktikan mengambil sampel pada tabung reaksi dengan pengenceran 10-2
(volume sampel sebesar 0,1 ml). Lalu praktikan memasukkan 0,1 ml sampel ke
dalam cawan petri dan mendekatkan cawan petri dengan spirtus untuk
meminimalisir kontaminasi dari luar cawan. Praktikan mensterilkan spreader
dengan spirtus dan mencelupkan spreader ke dalam alkohol 70% agar tidak ada
kontaminasi dari variabel yang tidak diingikan. Berikutnya praktikan melakukan
spreading pada sampel yang ada di cawan dan setelahnya menutup cawan Commented [k12]: Kenapa harus dilakukan spreading?

terbalik. Spreading dilakukan agar mikroorganisme yang ada bisa tersebar secara Commented [k13]: Kenapa cawan ditutup terbalik?

merata sehingga memudahkan perhitungan jumlahnya. Lalu cawan ditutup


terbalik agar mencegah terjadinya pengembunan pada tutup yang mungkin akan
terjatuh ke bawah dan mengganggu pertumbuhan permukaannya. Praktikan
mengambil sampel dengan mikropipet tip yang baru dari tabung reaksi
pengenceran 10-2 sebanyak 0,1 ml. Lalu memasukkan sampel ke dalam cawan
yang baru. Tiap proses inokulasi pengenceran, praktikan membuatnya dalam dua
cawan petri yang baru. Lakukan langkah ini hingga diperoleh tiga pasang cawan
petri dari tiga hasil pengenceran.
Yang terakhir adalah untuk proses inkubasi praktikan memasukkan cawan ke
dalam inkubator dengan kisaran suhu dari 30°𝑐 − 35°𝑐. Praktikan sendiri
melakukan proses inkubasi dengan suhu 35°c. Praktikan menginkubasi selama
kisaran waktu 24 hinga 48 jam dimana praktikan melakukan proses inkubasinya
dalam waktu 27 jam karena suhu tersebut merupakan suhu optimum yang tidak
akan menganggu kerjanya enzim yang ada pada mikroorganisme dan pada
umumnya waktu optimum inkubasinya adalah selama 27 jam. Mengamati dan Commented [k14]: Kenapa harus suhu segitu dan waktu segitu?

mencatat koloni yang ada di medium cawan setelah proses inkubasi


b. Analisis Hasil
Berdasarkan pengolahan data, diperoleh hasil rata-rata jumlah koloni
bakteri dalam sampel air limbah sebanyak 3,343 x 106 CFU/ml dengan
menggunakan rumus yang diperoleh dari metode Total Plate Count (TPC).

Universitas Indonesia
13

Angka tersebut didapatkan dengan menjumlahkan rata-rata jumlah koloni pada


tiga buah pegenceran sampel, yaitu tingkat pengenceran 10-3 , 10-4, dan 10-5
kemudian membaginya dengan tiga. Menurut praktikan, hasil yang diperoleh
dari percobaan belum dapat dikatakan mewakili badan air limbah secara
keseluruhan. Hal ini dikarenakan belum terpenuhinya syarat sebuah sampel yang
tergolong representatif, yakni apabila mengandung koloni sebanyak 25- 250
CFU/ml. Pada pengenceran 10-3, hal tersebut telah dipenuhi, dengan
diperolehnya koloni bakteri sebanyak 212 CFU/ml pada cawan pertama dan 204
CFU/ml pada cawan kedua. Selain itu, pada pengenceran 10-4, hal tersebut juga
telah terpenuhi dengan diperolehnya koloni bakteri sebanyak 47 CFU/ml pada
cawan pertama dan 42 CFU/ml pada cawan kedua. Sementara itu untuk
pengenceran 10-5, jumlah bakteri berada di bawah 10 CFU/ml untuk kedua
cawan masing-masing. Dalam menghitung koloni total bakteri pada sampel,
digunakan tiga tingkat pengenceran tertinggi, yaitu pengenceran 3, 4, dan 5.
Hal ini didasarkan pada teori enumerasi bakteri, yakni semakin tinggi
tingkat pengenceran, semakin berkurang jumlah mikroba pada sampel.
Percobaan ini membuktikan bahwa teori tersebut benar karena jumlah koloni
bakteri pada pengenceran 4 dan 5 jauh lebih sedikit dibanding pengenceran 3.
Sayangnya, sampel yang diperoleh bersifat kurang representatif sehingga data
yang diperoleh kurang akurat. Jika ditinjau kembali, 3,343 x 106 CFU/ml
merupakan angka yang sangat besar, bahkan lebih besar dari faktor dilusi atau
pengenceran yang diberikan secara bertahap kepada sampel. Oleh sebab itu,
untuk mendapat perhitungan yang lebih valid, praktikan sebaiknya mengambil
sampel di kedalaman tertentu karena kadar oksigen terlarut (DO) lebih besar di
permukaan badan air. Selain itu, praktikan harus menjaga tabung tertutup rapat
dan dibuka seminim mungkin agar tidak terkontaminasi udara. Jika
memungkinkan, tabung praktikum sebaiknya berjarak sedekat mungkin dengan
spiritus karena menjaga kondisi yang cukup hangat untuk pembiakan mikroba
dalam tabung. Tingginya nilai coliform juga bisa terjadi karena kandungan Commented [k15]: Boleh begini, berarti ini kan faktor
pengerjaan praktikum di labnya. Kalau dari faktor lingkungan inlet
mikroorganisme yang bersifat patogen berada dalam kadar yang tinggi dalam danau mahoni kenapa? Apa yang menyebabkan air danau mahoni
bisa setinggi itu total coliformnya?
kandungan air. Tingginya total coliform mengindikasikan bahwa danau Mahoni Commented [k16]: Iya, tapi penyebabya apa? Apakah ada
limpasan material organik, dll?
tercemar dan tidak layak konsumsi.

Universitas Indonesia
14

Berdasarkan baku mutu PP RI No. 22 tahun 2021, jumlah maksimum Commented [k17]: Jangan pakai yang ini, pakeya dari pp
22/2021
mikroorganisme yang terkandung dalam sumber air bersih ialah sebagai berikut:
Tabel 3. Parameter Mikroorganisme untuk Air Baku berdasarkan Kelas ( Kelas
I, II, III, dan IV dari kiri ke kanan)
MIKROBIOLOGI
Fecal coliform MPN/100 100 1.000 2.000 2.000 Bagi pengolahan air minum secara kovensional ,
ml fecal coliform ≤ 2.000 jml/100 ml dan total
Total coliform MPN/100 1.000 5.000 10.000 10.000 coliform ≤ 10.000 jml/100 ml
ml
Sumber : (PP RI no.22 Tahun 2021)
Jika masing-masing kadar mikroorganisme di atas dibagi dengan 100 ml
sampel, diperoleh batas maksimum untuk kelas I hingga kelas IV berturut-turut
ialah 1 CFU/ml, 10 CFU/ml, 20 CFU/ml, dan 20 CFU/ml untuk fecal coliform,
serta 10 CFU/ml, 50 CFU/ml, 100 CFU/ml, dan 100 CFU/ml untuk total
coliform. Hal ini membuktikan perbandingan bahwa sampel air limbah yang
digunakan dalam praktikum ini belum layak dikategorikan sebagai sumber air
bersih karena memerlukan treatment terlebih dahulu. Air sampel inlet Danau
Mahoni UI ini termasuk ke dalam kelas manapun sehingga tidak diperuntukkan
konsumsi secara domestik. Tingginya nilai coliform yang dihasilkan yakni
sebesar 3,343 × 104 mengindikasikan bahwa perairan di Danau Mahoni UI
tercemar karena angka tersebut menunjukkan tingginya kadar mikroorganisme
yang mendiami perairan tersebut. Selain itu, tinggi pula asumsi atas Commented [k18]: ertama tentuin dulu sampel ini termasuk ke
kelas berapa berdasarkan peruntukannya. Lalu liat dari baku mutu
kemungkinan mikroorganisme bersifat patogen yang ada di perairan tersebut total coliform air kelas tsb apakah melebihi atau tidak. Kalau
melebihi bukan berarti ga bsa digolongkan ke dalam kelas terebut
yang tidak baik secara sanitasi dan tidak higienis. Coliform sendiri digunakan ya. Ini kan klasifikasi air berdasrkan peruntukan.

untuk mendeteksi jumlah mikroorganisme kontaminan patogen yang Commented [k19R18]: Jadi bagaimana, masuk ke kelas berapa
dia?
mendiami suatu perairan.
Jika ingin membandingkan hasil yang diperoleh dengan salah satu kelas
tertentu pada baku mutu yang tersedia, semisalnya kelas I yang digunakan
dalam peruntukkan air minum, Air sampel inlet danau Mahoni masih tidak bisa
dijadikan sebagai sumber air minum yang layak karena terbukti memiliki nilai
coliform yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan batas persyaratan yang
ada.

Universitas Indonesia
15

VIII. Kesimpulan
- Untuk menghitung jumlah koloni mikroorganisme dari suatu sampel cair berupa
air sampel inlet danau Mahoni dengan menggunakan metode Total Plate Count
(TPC) atau metode angka lempeng total maka dapat dilakukan perhitungan
dengan mencari nilai CFU/ml sebagai hasil dari pembagian antara perkalian
faktor pengenceran dan CFU/plate dengan volume inokulasi ke cawan petri. Dari Commented [k20]: Selalu awali dengan menjawab tujuan
praktikum.
hasil Percobaan Enumerasi Bakteri, jumlah koloni bakteri yang diperoleh ialah Untuk melakukan perhitungan jumlah mikroba sampel blabla dapat
menggunakan metode TPC (Total Plate Count) dengan blabla
sebesar 3,343 x 106 CFU/ml, dengan menghitung dari tiga tingkat pengenceran
tertinggi.
- Sampel air limbah yang digunakan bersifat kurang representatif dan tidak berada
dalam kriteria kelas air baku menurut PP No. 22 tahun 2021 yang layak untuk Commented [k21]: Lihat komen di analisisi
Commented [k22R21]: Ini belom diperbaikin. Langsung
dikonsumsi secara publik. Agar sampel representatif dan perhitungan akurat, bandingin sampel dengan baku mutu air kelas tertentu secara
spesifik, ga perlu badingin ke semua kelas.
pengambilan sampel sebaiknya dilakukan di kedalaman tertentu dan mikroba
sedapat mungkin tidak terkontaminasi udara. Selain itu, ada juga kemungkinan
untuk melakukan treatment dalam mengolah air yang sudah tercemar agar bisa
digunakan. Jika ingin mengambil contoh spesifiknya sebagai perbandingan
adalah membandingkan kondisi CFU/ml air sampel dengan CFU/ml yang berada
pada kelas I yang diperuntukkan sebagai air minum. Hal ini menunjukkan bahwa
kondisi air sampel tidak layak dikonsumsi sebagai air minum karena hasil
CFU/ml yang diperoleh jauh lebih besar dibandingkan dengan standar baku dari
CFU/ml air kelas I peruntukkan air minum.
- Semakin tinggi tingkat pengenceran sampel, semakin sedikit jumlah mikroba
yang dikandung.

Universitas Indonesia
1

Daftar Kepustakaan

Asmadi, &. S. (2012). Dasar-dasar Teknologi Pengelolaan Air Limbah. Yogyakarta: Gosyen
Publishing.
Gandjar, I. K. (1992). Pedoman Praktikum Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Jurusan Biologi
Fakultas MIPA UI.
Madigan, M. J. (2011). Brock Biology of Microorganisms.
Prescott, H. K. (2008). Microbiology. New York: McGraw-Hill.
Ramona, Y. R. (2016). Penuntun Praktikum Mikrobiologi Umum untuk Program Studi Farmasi.
Bali: Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Udayana.
Tortora, G. J. (2010). Microbiology: An Introduction.
Vogel. (1994). Textbook of Quantitative Inorganic Analysis Including Elementary Instrumental
Analysis. (A. Pudjaatmaka, Ed., & A. S. Pudjaatmaka, Trans.) Jakarta: EGC.
Wati, R. Y. (2018, November). Pengaruh Pemanasan Media Plate Count Agar (PCA) Berulang
Terhadap Uji Total Plate Count (TPC) di Laboratorium Mikrobiologi Teknologi Hasil
Pertanian Unand. Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Hasil Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Andalas, 1, 2.
https://generasibiologi.com/2016/11/enumerasi-mikroorganisme-mikroba-bakteri-adalah.html
https://www.bisamed.co.id/blog/bakteri-dalam-air-dan-penanganannya/
https://www.merdeka.com/teknologi/air-jernih-dan-kotor-sama-sama-mengandung-
bakteri.html#:~:text=Bakteri%20atau%20parasit%20yang%20terkandung,Vibrio%20vu
lnificus%2C%20Vibrio%20alginolyticus%2C%20Vibrio
https://www.alodokter.com/kuman-kuman-di-balik-pencemaran-air
https://scholar.google.co.id/scholar?q=standar+baku+mutu+mikroorganisme&hl=en&as_sdt=0
&as_vis=1&oi=scholart
https://ejurnal.bppt.go.id/index.php/JAI/article/view/2452
https://id.scribd.com/doc/220688906/PRAKTIKUM-MIKROBIOLOGI-ENUMERASI
https://www.academia.edu/25414202/LAPORAN_MIKROBIOLOGI_Enumerasi_Bakteri_perh
itungan_bakteri_
http://birugelap1.blogspot.com/2019/03/laporan-praktikum-mikrobiologi.html
https://id.scribd.com/doc/252791462/Enumerasi-Mikroorganisme

https://id.wikihow.com/Menumbuhkan-Bakteri-Dalam-Cawan-Petri?amp=1

http://www.ptarasains.co.id/product_52_Total-Plate-Count

PP no.22 Tahun 2021

Universitas Indonesia
1

LAMPIRAN

Universitas Indonesia
2

Universitas Indonesia
3

Universitas Indonesia
4

Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai