Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

Perhitungan jumlah mikroba

Disusun Oleh:
Ayu Arisma (2230801054)

Dosen Pengampu :
Siti Soleha, M.Sc,S.Si., M.Sc

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lingkungan alami seperti tanah, air, udara, dan permukaan benda-
benda dipenuhi dengan mikroorganisme. Perhitungan jumlah mikroba dalam
lingkungan membantu kita memahami komposisi, keanekaragaman, dan peran
ekologis mikroba dalam ekosistem. Ini melibatkan penilaian populasi
mikroba, keberagaman spesies, dan respons terhadap perubahan lingkungan,
yang penting untuk pengelolaan sumber daya alam dan pemeliharaan
keberlanjutan ekosistem (Aadah,2023).
Perhitungan jumlah mikroba memiliki aplikasi yang luas dalam
penelitian medis dan inovasi terapeutik. Misalnya, dalam pengembangan
antibiotik atau terapi antimikroba lainnya, perhitungan mikroba digunakan
untuk mengevaluasi efektivitas pengobatan dan mengukur aktivitas
antimikroba. Perhitungan mikroba juga membantu dalam penelitian
imunologi, pemahaman patogenesis penyakit, dan pengembangan vaksin
(Camayanti,2020).
Perhitungan jumlah mikroba merupakan bagian penting dari program
keamanan sanitasi di berbagai sektor, seperti industri makanan, rumah sakit,
dan fasilitas perawatan kesehatan. Mengukur jumlah mikroba di permukaan,
alat, atau lingkungan kerja membantu dalam pemantauan kebersihan dan
mengidentifikasi area yang memerlukan tindakan pembersihan dan disinfeksi
lebih lanjut. Perhitungan mikroba juga berkontribusi pada upaya pencegahan
infeksi nosokomial dan peningkatan keamanan pasien (Dovianti,2020).
Mikroba memainkan peran penting dalam produktivitas tanah dan
kesehatan tanaman. Perhitungan jumlah mikroba dalam tanah membantu
petani dalam mengukur kesehatan tanah, kemampuan penyediaan nutrisi, dan
potensi penyakit tanaman. Hal ini memungkinkan penggunaan teknik
pertanian yang lebih berkelanjutan, seperti pengelolaan hara tanah dan
pengendalian hama alami dengan memanfaatkan mikroba yang
menguntungkan (Gafrida,2019).
Industri bioteknologi, seperti produksi enzim, antibiotik, atau bahan
kimia biologis lainnya, bergantung pada perhitungan jumlah mikroba.
Pengukuran populasi mikroba selama proses fermentasi dan produksi
membantu memonitor dan mengoptimalkan produksi, menjaga konsistensi
kualitas produk, serta mencegah kontaminasi atau pengembangan
mikroorganisme yang tidak diinginkan (Kengsih,2021).

B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan pada Praktikum Perhitungan jumlah mikroba yaitu:
1. Melakukan perhitungan sel mikroba secara langsung
2. Melakukan perhitungan sel mikroba secara hitungan cawan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Metode Spektrofotometri
Prinsip Metode ini berdasarkan pada kemampuan mikroba untuk
menyerap atau menyebarkan cahaya pada panjang gelombang tertentu.
Dengan menggunakan alat spektrofotometer, intensitas cahaya yang
dilewatkan atau dipantulkan oleh sampel mikroba diukur untuk mengestimasi
jumlah mikroba. Persiapan sampel Sampel mikroba diencerkan dan dibuat
serangkaian pengenceran. Kemudian, absorbansi cahaya sampel diukur
menggunakan spektrofotometer. Penghitungan jumlah mikroba: Kurva
kalibrasi dibuat dengan menggunakan sampel dengan jumlah mikroba yang
diketahui. Dengan membandingkan absorbansi sampel yang diukur dengan
kurva kalibrasi, jumlah mikroba dalam sampel dapat diestimasi (Lyas,2018).
B. Metode Kultur Dalam Peti Inkubator
Prinsip Metode ini melibatkan pertumbuhan mikroba dalam media
kultur yang sesuai. Mikroba diinkubasi pada suhu dan kondisi yang tepat
untuk mempromosikan pertumbuhan koloni. Persiapan sampel Sampel
mikroba diencerkan dan sejumlah dilusi sampel ditempatkan pada media
kultur yang sesuai. Penghitungan jumlah koloni Setelah inkubasi, koloni
mikroba yang tumbuh di media kultur dihitung. Jumlah koloni dihitung dan
dilaporkan sebagai satuan pembentuk koloni (CFU) per volume sampel yang
digunakan (Munus,2017).
C. Metode Aliran Seluler (Flow Cytometry)
Metode ini menggunakan aliran seluler untuk menghitung dan
mengkarakterisasi mikroba dalam sampel. Sampel mikroba diinjeksikan ke
dalam aliran fluida dan setiap sel mikroba diidentifikasi dan dihitung
menggunakan detektor optik atau detektor fluorescent. Persiapan sampel
Sampel mikroba diencerkan dan diolah agar sel-sel mikroba terpisah satu
sama lain untuk analisis yang lebih akurat. Penghitungan jumlah mikroba
Setelah sampel diproses dalam aliran seluler, perangkat lunak analisis khusus
digunakan untuk menghitung jumlah mikroba dan memberikan informasi
tentang karakteristik populasi mikroba seperti ukuran, bentuk, dan komposisi
sel (Namelia,2018).
D. Metode Metagenomik
Prinsip Metode ini menggunakan analisis sekuens DNA atau RNA dari
sampel untuk mengidentifikasi dan menghitung mikroba dalam sampel tanpa
memerlukan kultur mikroba. Persiapan sampel Sampel DNA atau RNA
diekstraksi dari sampel mikroba dan disekuensing menggunakan teknologi
sekuensing tinggi (high-throughput sequencing). Analisis bioinformatika Data
sekuensing dianalisis dengan menggunakan algoritma dan perangkat lunak
bioinformatika untuk mengidentifikasi dan menghitung jumlah mikroba
berdasarkan pola sekuens yang spesifik (Ouzanni,2021).
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat pada pukul 08.45-10.26
WIB. Bertempat di Laboratorium Terpadu Kampus B Universitas Islam
Negeri Raden Fatah Palembng, Jakabaring Kota Palembang.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum perhitungan jumlah
mikroba yaitu cawan petri, pipet ukur, hemositometer, mikroskop, tabung
reaksi dan koloni counter.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum perhitungan jumlah
mikroba yaitu biakan bakteri uji, media lactose bort (LB), media nutrient
agar (NA), aquades steril, bunsen, dan alkohol

C. Cara Kerja
Adapun cara kerja praktikum perhitungan jumlah mikroba ini adalah
sebagai berikut:
1. Siapkan kultur cair bakteri dan hemositometer dan kaca penutup yang bersih
dan letakkan diatasnya.
2. Homogenkan dulu sampel mikroba yang akan dihitung.
3. Ambil sampel mikroba pipet steril dari media cair secukupnya lalu
masukkan ke dalam parit-parit pada hemositometer.
4. Letakkan hemositometer yang telah diberi suspensi bakteri diatas meja
mikroskop, amati menggunakan perbesaran lemah, perhatikan kotak-kotak
skala yang ada.
5. Hitunglah jumlah sel dengan perbesaran kuat, perhitungan sel cukup
dilakukan pada 5 kotak besar.
6. Hitunglah jumlah sel mikroba berdasarkan rumus pada bagian pengamatan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Tabel Hasil Perhitungan Jumlah Mikroba
No Gambar Keterangan Jumlah mikroba
1. Bakso ke-1 63

2. Bakso ke-2 18

3. Bakso ke-3 2

4. Bakso ke-4 15
5. Bakso ke-5 2

6. Bakso ke-6 1

B. Pembahasan
Dalam praktikum ini, dilakukan perhitungan jumlah mikroba dalam
sampel menggunakan metode filtrasi membran dan penghitungan UPK.
Metode ini digunakan untuk menghitung mikroba dalam sampel yang
memiliki konsentrasi rendah atau yang tidak dapat dianalisis secara langsung
menggunakan metode pengenceran seri (Pahmawati,2021).
Hasil perhitungan jumlah mikroba dapat diperoleh dengan mengalikan
jumlah koloni yang terhitung pada media padat dengan faktor pengenceran
dan volume sampel yang dipompa melalui membran. Misalnya, jika terdapat
100 koloni pada media padat dengan faktor pengenceran 10^-4 dan volume
sampel yang dipompa melalui membran adalah 10 mL, maka jumlah mikroba
dalam sampel dapat dihitung sebagai berikut: Jumlah mikroba = (Jumlah
koloni) × (Faktor pengenceran) × (Volume sampel) = 100 × 10^-4 × 10 mL =
10 UPK/mL Dalam praktikum ini, diperoleh hasil jumlah mikroba sebesar 10
UPK/mL (Rastina,2022).
Metode filtrasi membran dan penghitungan UPK merupakan metode
yang berguna untuk menghitung jumlah mikroba dalam sampel dengan
konsentrasi rendah atau yang tidak dapat dianalisis dengan metode
pengenceran seri. Metode ini melibatkan filtrasi sampel melalui membran dan
pertumbuhan koloni mikroba pada media padat. Hasil praktikum ini
memberikan informasi tentang jumlah mikroba dalam sampel yang dianalisis
menggunakan metode filtrasi membran. Praktikum perhitungan jumlah
mikroba menggunakan metode filtrasi membran dan penghitungan UPK juga
mengajarkan pentingnya kebersihan dan sterilisasi dalam pengambilan sampel
dan penanganannya. Hal ini bertujuan untuk mencegah kontaminasi silang dan
memastikan hasil analisis yang akurat. Metode filtrasi membran digunakan
ketika jumlah mikroba dalam sampel sangat rendah sehingga sulit untuk
dilakukan penghitungan langsung dengan metode pengenceran seri
(Lyas,2018).
Dengan menggunakan membran filtrasi yang memiliki pori-pori yang
sesuai, mikroba dapat tertangkap dan terkonsentrasi pada permukaan
membran. Kemudian, membran tersebut ditanamkan pada media padat untuk
memfasilitasi pertumbuhan mikroba (Dovianti,2020).
Pada praktikum ini, pemilihan media padat yang sesuai dengan jenis
mikroorganisme yang ingin dihitung juga penting. Media agar-agar atau media
selektif khusus dapat digunakan untuk pertumbuhan bakteri, sementara media
yang mengandung zat antimikroba dapat digunakan untuk menghambat
pertumbuhan bakteri dan membiarkan pertumbuhan jamur. Pemilihan media
yang tepat akan memberikan hasil yang lebih spesifik dan akurat
(Munus,2017).
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun Kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini adalah sebagai
berikut:
1. Metode perhitungan sel mikroba secara hitungan cawan atau plate count
merupakan metode yang umum digunakan dalam analisis mikrobiologi
untuk mengestimasi jumlah mikroba dalam sampel. Metode ini melibatkan
pengenceran seri dari sampel yang kemudian ditanamkan pada media
padat yang sesuai, diinkubasi, dan koloni yang tumbuh dihitung.
2. Metode ini memberikan hasil yang lebih akurat dan representatif tentang
jumlah mikroba dalam sampel karena melibatkan pengenceran yang tepat
dan pemisahan koloni mikroba yang tumbuh secara individu. Dengan
melakukan pengenceran seri, kita dapat mengurangi konsentrasi mikroba
dalam sampel agar jumlah koloni yang terbentuk dapat dihitung dengan
lebih mudah dan akurat.
3. Metode perhitungan sel mikroba secara hitungan cawan memungkinkan kita
untuk mengevaluasi tingkat kebersihan dan kualitas sampel yang
dianalisis. Jumlah mikroba yang tinggi pada sampel menunjukkan adanya
potensi bahaya kesehatan dan kebersihan yang perlu diperhatikan,
sedangkan jumlah mikroba yang rendah menunjukkan tingkat kebersihan
yang baik. Metode ini sangat berguna dalam bidang industri makanan,
farmasi, dan lingkungan untuk memastikan keamanan dan kebersihan
produk atau lingkungan yang dianalisis.

B. Saran
Saran yang dapat diberikan agar semua praktikan menguasai materi
percobaan dan cermat serta teliti agar mendapat hasil yang maksimal. Agar
dapat memahami tentang perhitungan jumlah mikroba.
DAFTAR PUSTAKA

A’adah, M., & Muwakhid, B. (2023). Pengaruh Berbagai Sumber Karbon pada
Proses Enkapsulasi Bakteri Asam Laktat Pada Whey terhadap Jumlah
Mikroba dan Kadar Asam Laktat. Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-
Journal), 6(01).
Camayanti, N. W. E., Abadi, M. F., & Bintari, N. W. D. (2020). Perbedaan
Jumlah Bakteriuri pada Wanita Lanjut Usia Berdasarkan Kultur
Mikrobiologi Menggunakan Teknik Cawan Tuang dan Cawan
Sebar. Meditory: The Journal of Medical Laboratory, 8(1), 1-4.
Dovianti, D., Wadjdi, M. F., & Ali, U. (2020). Pengaruh penggunaan asam amino
lisin pada enkapsulasi probiotik Lactobacillus fermentum terhadap jumlah
mikroba dan nilai pH. REKASATWA: Jurnal Ilmiah Peternakan, 2(1), 26-
30.
Gafrida, Y. D., Raihanaton, R., & Ananda, A. (2019). Uji Cemaran Mikroba
Dalam Susu Kedelai Tanpa Merek Di Kecamatan Jaya Baru Kota Banda
Aceh Secara Total Plate Count (TPC). Jurnal Serambi Engineering, 4(1),
364-371.
Kengsih, B. K. (2021). Pengaruh Jumlah Pengenceran Terhadap Perhitungan
Cemaran Mikroba Pada Tepung Terigu Dengan Metode Angka Lempeng
Total (Alt) (Doctoral dissertation, Universitas Islam Indonesia).
Lyas, D. E., WIdyorini, N., & Solichin, A. (2018). Perbedaan jumlah bakteri
dalam sedimen pada kawasan bermangrove dan tidak bermangrove di
perairan Desa Bedono, Demak. Management of Aquatic Resources Journal
(MAQUARES), 7(2), 189-196.
Munus, F., Lambui, O., & Suwastika, I. N. (2017). kelimpahan mikroorganisme
tanah pada sistem perkebunan kakao (Theobroma cacao L.) semi intensif
dan non intensif. Natural Science: Journal of Science and Technology, 6(3).
Namelia, M., Anggoro, B. S., & Sa'adah, F. P. (2018). ANALISIS KUALITAS
ES BATU BERDASARKAN KANDUNGAN COLIFORM DI KANTIN
UIN RADEN INTAN LAMPUNG Analysis Of Ice Cubes Quality Based
On Coliform Content In Uin Raden Intan Lampung Canteen. Biosfer: Jurnal
Tadris Biologi, 9(1), 61-71.
Ouzanni, M. A., Iqbal, M., & Irhamni, I. (2021). UJI CEMARAN MIKROBA
PADA SUSU KEDELAI PRODUKSI RUMAH TANGGA YANG
BEREDAR DI BANDA ACEH DENGAN METODE TPC. Jurnal
Pendidikan dan Pengabdian Vokasi (JP2V), 2(1), 111-114.
Pahmawati, Y., & Sebtiana, R. (2021). IDENTIFIKASI Salmonella sp DAN
PERHITUNGAN JUMLAH BAKTERI ANGKA LEMPENG TOTAL
(ALT) PADA HATI SAPI DI PASAR TRADISIONAL DAN
SWALAYAN DAERAH Mgr. SUGIYOPRANOTO
SEMARANG. REPOSITORY STIFAR.
Rastina, R., Siregar, E. G., Muharani, F., Fakhrurrazi, F., Ismail, I., Darniati, D.,
... & Makmur, A. (2022). Efek Penambahan Cuka Aren (Arenga pinnata)
pada Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) terhadap Jumlah Mikroba dan Waktu
Awal Pembusukan. Bioscientist: Jurnal Ilmiah Biologi, 10(2), 849-861.

Anda mungkin juga menyukai