MIKROBIOLOGI INDUSTRI
i
PENENTUAN JUMLAH SEL MIKROORGANISME
ABSTRAK
Penghitungan jumlah bakteri adalah suatu cara atau suatu metode yang digunakan
untuk menghitung jumlah suatu koloni bakteri yang tumbuh pada suatu media pembiakkan.
Banyak metode yang biasa digunakan untuk menaksir bakteri secara kuantitatif dari suatu
populasi bakteri . Akan tetapi, terdapat dua metode yang paling sering digunakan yaitu
standar/viable plate count method dan analisa spektrofotometer. Pada praktikum ini
dilakukan penghitungan bakteri dengan menggunakan metode analisa spektrofotometer
(turbidimetri). Metode analisa spektrofotometer ini juga memiliki prinsip yang didasarkan
pada kekeruhan dan metode ini menghitung seluruh jumlah sel bakteri yang hidup maupun
sel bakteri yang mati.Tujuan dari penentuan jumlah sel mikroorganisme adalah mempelajari
cara menghitung jumlah sel mikroorganisme menggunakan metode turbidimetri dan untuk
mempelajari cara menghitung jumlah sel mikroorganisme menggunakan metode counting
chamber.
ii
ABSTRACT
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................................. i
ABSTRACT ........................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................. v
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang............................................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1
1.3. Tujuan ......................................................................................................................... 1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................. 2
2.1 Mikroorganisme .......................................................................................................... 2
2.2 Cara Menghitung Jumlah Mikroorganisme ................................................................ 3
2.3 Metode Turbidimetri ................................................................................................... 4
2.4 Turbiditas.....................................................................................................................5
2.5 Metode Counting Chamber.........................................................................................6
2.6 Spektrofotometri UV-VIS...........................................................................................8
2.7 Mikroskop...................................................................................................................9
2.8 Karakteristik Bakteri Saccarom. ............................................................................... 10
BAB 3 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................. 6
3.1. Alat dan Bahan ........................................................................................................... 6
3.2. Cara Kerja ................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 8
LAMPIRAN .......................................................................................................................... vi
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Bakteri adalah organisme mikro dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Bakteri
merupakan organisme uniselular yang tumbuh dengan pembelahan biner yaitu satu sel
membelah secara simetris. Untuk mempermudah penghitungan koloni diperlukan
pengetahuan mengenai morfologi bakteri tersebut sehingga media pertumbuhan yang akan
digunakan sesuai dengan sifat bakteri tersebut. Penetapan jumlah bakteri dapat dilakukan
dengan menghitung jumlah sel bakteri yang mampu membentuk koloni di dalam media
biakan atau membentuk suspensi dalam larutan biak. Ada dua macam cara untuk menghitung
1
jumlah mikroorganisme, yaitu secara langsung dan secara tidak langsung. Cara perhitungan
secara langsung antara lain adalah dengan membuat preparat dari austu bahan (preparat
sederhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan penggunaan ruang hitung (counting chamber).
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mikroorganisme
Mikroorganisme disebut juga organisme mikroskopik. Mikroorganisme merupakan
jasad mikro yang tidak dapat terlihat oleh mata, karena ukurannya yang begitu kecil sehingga
mengamatinya atau melihatnya diperlukan alat bantuan bahkan beberapa jenis diantaranya
hanya trdiri dari satu sel. Salah satu jenis dari mikroorganisme yaitu bakteri yang hanya
diamati dengan menggunakan alat tertentu seperti mikroskop dengan pembesaran hingga
seribu kali. Virus lebih kecil lagi dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
Walaupun tidak terlihat, kehadiran mikroorganisme dapat dirasakan contoh seperti terjadinya
penyakit influenza pada manusia atau buah yang membusuk. Dunia mikroorganisme
melibatkan ribuan spesies dari beberapa golongan diantaranya bakteri, protozoa,virus dan
jamur ( Novizan,2002 ).
Cabang biologi yang mempelajari tentang mikroorganisme dan aktivitasnya disebut
mikrobiologi. Mikroorganisme umumnya berukuran kecil. Namun ada diantaranya beberapa
yang berukuran cukup besar seperti jamur merang, jamur tiramdan sebagainya. Maka dari itu
lebih spesifiknya dapat dikatakan mikroorganisme merupakan organisme yang memiliki
struktur sel sederhana yaitu prokariotik dan eukariotik yang belum memiliki deferensiasi sel
dengan baik, yang belum memiliki organ dengan bentuk dan fungsi yang spesifik.
Mikroorganisme adalah semua organisme yang sangat kecil yang dapat dibudidayakan dalam
cawan petri atau inkubator di laboratorium dan mampu mereproduksi dirinya sendiri melalui
mitosis ( Hidayat, 2018 ).
Mikroorganisme terdapat di berbagai habitat. Mereka terdapat pada tubuh kita, di dalam
tubuh kita, dan di sekeliling kita. Mikroorganisme juga dapat diperoleh dari lingkungan air,
tanah, udara, substrat yang berupa bahan pangan, tanaman dan hewan. Mereka merupakan
komponen penting dalam ekosistem. Pada habitat alaminya, mereka hidup dalam suatu
komunitas yang terdiri dari berbagai jenis mikroorganisme, bersama spesies-spesies biologi
3
lainnya. Pada komunitas ini, satu spesies mikroba dapat mempengaruhi spesies lain, beberapa
spesies dapat bersifat menguntungkan dan beberapa spesies dapat bersifat merugikan
( Novizan,2002).
4
rendah jika < 2 maka rata-ratadan jika ≤ 2 maka data yang digunakan adalah data
pengenceran yang lebih rendah, tidak spreader, jika jumlah koloni tidak ada yang memenuhi
syarat maka digunakan yang mendekati 250, jika ada ulangan maka hasilnya dirata-rata
terlebih dahulu, penulisan laporan menggunakan satu angka di depan koma dan satu angka
decimal di belakang koma, jika decimal dibawah lima maka dibulatkan ke bawah dan jika
lebih besar atau sama dengan lima maka dibulatkan ke atas. Selain menggunakan jumlah
koloni perhitungan jumlah sel dapat dilakukan menggunakan MPN. Sampel mikroba yang
dihitung dengan cara MPN ada yang berbasis 5 tabung perpengencer adapula yang lebih
(Hidayat, 2018).
Terdapat dua macam cara metode perhitungan mikroorganisme yaitu metode langsung
dan metode tidak langsung. Metode langsung meliputi penggunaan mikroskop, viable plate
count, filtrasi membran dan most probable number (angka paling mungkin), sedangkan
metode secara tidak langsung dapat dilakukan dengan metode turbidity dan dry weight
determination (perhitungan berdasarkan berat kering). Menggunakan metode langsung
contohnya menggunakan mikroskop yaitu metode dengan menghitung sel secara langsung
baik yang hidup maupun mati yang secara khusus total pada sebuah preparat khusus dengan
petak pengukuran. Untuk metode langsung lainnya yaitu dengan perhitungan
mikroorganismeyang hidup pada lempeng preparat (Viable plate count), terkadang jumlah
bakteri pada sampel yang ada terlalu besar untuk dihitung secara langsung. Salah satu teknik
yang banyak digunakan untuk menentukan jumlah sel adalah dengan menggunakan viable
plate count. Sampel yang akan dihitung pertama-tama diencerkan dalam sebuah larutan yang
tidak akan membahayakan mikroba namun sebaliknya juga tidak mendukung pertumbuhan
mikroba tersebut ( sehingga mikroba tidakakan tumbuh selama masa analisa). Selanjutnya
untuk metode yang tidak langsung yaitu metode pengenceran, dan juga penentuan berat
kering salah satu cara yang digunakan adalah dengan pengukuran volatile sespended solid
(vss) (Wignyanto, 2017).
5
terkumpul setelah melewati langsung melalui larutan. Turbidimetri merupakan analisis
kuantitatif yang didasarkan pada pengukuran kekeruhan atau turbidan dari suatu larutan
akibat adanya partikel padat dalam larutan setelah sinar melewati suatu larutan yang
mengandung partikel tersuspensi. Artinya turbidimetri adalah analisa yang berdasarkan
hamburan cahaya. Hamburan cahaya terjadi akibat adanya partikel yang terdapat dalam
larutan ( Antari,2017 ).
Turbidimetri merupakan analisis kuantitatif yang didasarkan pada pengukuran
kekeruhan atau turbidan dari suatu larutan akibat adanya partikel padat dalam larutan setelah
sinar melewati suatu larutan yang mengandung partikel tersuspensi. Artinya turbidimetri
adalah analisa yang berdasarkan hamburan cahaya. Hamburan cahaya terjadi akibat adanya
partikel yang terdapat dalam larutan. Partikel ini menghamburkan cahaya ke segala arah yang
mengenainya. Dalam turbidimetri digunakan larutan yang berupa koloid atau tersuspensi.
Larutan jernih dapat diukur dengan metoda ini dengan jalan memberikan emulgator untuk
mengemulsi larutan. Larutan tersuspensi atau koloid mengandung partikel yang berukuran
10-10 cm. Ukuran partikel ini biasanya dapat dilihat dengan mata ( Antari,2017 ).
Turbidimeter merupakan alat yang digunakan untuk menguji kekeruhan,yang biasanya dilakukan
pengujian adalah pada sampel cairan misalnya air. Salah satu parameter mutu yang sangat vital adalah
kekeruhan yang kadang-kadang diabaikan karena dianggap sudah cukup dilihat saja atau alat ujinya yang
tidak ada padahal hal tersebut dapat berpengaruh terhadap mutu. Oleh sebab itu untuk mengendalikan mutu
dilakukan uji kekeruhan dengan alat turbidimeter. Ada beberapa cara praktis memeriksa kualitas air, yang
paling langsung karena beberapa ukuran redaman (yaitu, pengurangan kekuatan) cahaya saat melewati
kolom sampel air, Kekeruhan diukur dengan cara ini menggunakan alat yang disebut nephelometer dengan
setup detektor ke sisi sinar. Satuan kekeruhan dari nephelometer dikalibrasi disebut Nephelometric
Kekeruhan Unit (NTU) ( Prasetya, 2018).
Variabel-variabel yang harus diperiksa didalam pemeriksaan fisik dari air minum salah
satunya adalah turbiditas (kekeruhan), air minum harus bebas dari kekeruhan. Turbiditas
dapat diukur dengan menggunakan alat yang disebut turbidimetri. Salah satu turbidimetri
standar adalah jackson Candle Turbidimeter. Sementara itu batasan turbiditas yang
diperbolehkan adalah kurang dari 5 unit. Turbiditas merupakan salah satu kandungan bahan
organik maupun anorganik yang terdapat di suatu peraian (Chandra,2009).
6
Turbiditas (kekeruhan) dinyatakan dalam satuan unit turbiditas yang setara dengan 1
mg/l SiO2. Peralatan yang pertama kali digunakan untuk mengukur turbiditas atau kekruhan
adalah jackson candler turbidimetri, yang dikalibrasikan dengan menggunakan silika.
Jackson candler turbidimeteter kemudian dijadikan sebagai alat baku atau standar bagi
pengukuran kekeruhan. Satu unit turbiditas jackson candler turbidimeter dinyatakan dengan
satuan 1 JTU. Pengukuran kekeruhan dengan menggunakan jackson candler turbidimeter
bersifat visual yaitu membandingkan air sampel dengan air standar (Kordi,2010).
Kekeruhan disebabkan adanya bahan tersuspensi yang menyebar dan menyerap
cahaya di dalam air. Di danau, kekeruhan disebabkan oleh adanya bahan koloid atau suspensi
yang halus. Kekeruhan dapat dikolerasikan dengan suspended solids (padatan terlarut), tetapi
hanya untuk air dari sumber yang sama. Kekeruhan diukur secara visual dengan
membandingkan suatu larutan standar kekeruhan di dalam 1 liter botol dengan unit mg/L
SiO2. Sungai mempunyai nilai kekruhan antara 2 sampel 200 mg/L SiO2. Di Eropa batas
kekeruhan untuk air minum adalah 10mg/L SiO2 ( Machdar,2018).
7
tidak dapat membedakan sel hidup atau mati dan tidak dapat digunakan pada jumlah sel yang
sangat sedikit (kurang dari 102sel/ml). Kelemahan lainnya ialah sulitnya menghitung sel
yang berukuran sangat kecil seperti bakteri karena kekebalan hemositometer tidak
memungkinkan digunakannya lensa objektif celup minyak. Hal ini dibatasi dengan cara
mencernai sel sehingga menjadi lebih mudah dilihat. Kelemahan lain lagi ialah kadang-
kadang cenderung bergerombol sehingga sukar membedakan sel-sel individu. Cara
mengatasinya ialah mencerai-beraikan gerombolan sehinggga tersebut dengan
menambahkan bahan anti gumpalan seperti dinatrium etilanadiamina tetra asetat dan tween-
80 sebanyak 0,1%. Keuntungan metode ini ialah pelaksanaannya cepat dan tidak
memerlukan banyak peralatan (Hadioetomo, 1993).
8
2.5 Spektrofotometri UV-VIS
Spektrofotometri merupakan suatu metode pengukuran kuantitatif dari sifat optimal
pada rentang panjang gelombang yang luas mencakup daerah spektrum ultraviolet dan
intramerah. Spektrofotometri membahas tentang pengukuran reaksi cahaya dengan bahan
atau material. Cahaya bisa tercermin, diserap, disebarkan dan material bisa memancarkan
cahaya. Spektrofotometri menyatakan pengukuran jauhnya pengadsorpsian cahaya oleh
suatu sistem kimia sebagai fungsi asli panjang gelombang radiasi. Sinar atau cahaya yang
berasal dari sumber tertentu disebut juga sebagai radiasi elektromagnetik. Radiasi
elektromagnetik yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah cahaya matahari
( Thomas,2014 ).
Salah satu teknik untuk menghitung mikroba yaitu analisis spektrofotometri yaitu
peningkatan turbiditas kultur merupakan indikator pertumbuhan. Dengan alat turbidimeter
jumlah sinar yang ditransmisikan akan menurun ketika populasi sel meningkat dan
penurunan energi radian dikonfersi menjadi energi listrik yang ditunjukkan pada
galvanometer. Metode ini cepat, tetapi terbatas karena tidak dapat untuk mengukur suspensi
mikroba diatas 10 juta sel. Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia
analisis yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif
dan kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Peralatan yang
digunakan dalam spektrofotometri disebut spektrofotometer. Cahaya yang dimaksud dapat
berupa cahaya visibel, UV dan inframerah, sedangkan materi dapat berupa atom dan molekul
namun yang lebih berperan adalah elektron valensi ( Prasetya,2018 ).
Spektroskopi UV-vis merupakan salah satu metode yang paling bermanfaat untuk analisi
kuantitatif. Karakteristik yang penting terkait dengan spektrofotometri UV-vis ini adalah
penggunaannya luas. Kebanyakkan spesies anorganik, organik dan biokimia mampu
menyerap radiasi UV-vis, sehingga memenuhi syarat untuk dianalisis denan metode ini.
Senyawa-senyawa yang tidak menyerap juga dapat dianalisis secara spektrofotometri UV-
vis setelah dilakukan perubahan menjadi senyawa yang mengandung gugus-gugus penyerap.
Diantara metode analisis yang digunakan untuk analisis sampel-sampel klinik, metode
spektrofotometri ini merupakan metode yang paling sering digunakan ( Ghanjar,2018 ).
9
2.7 Mikroskop
Suatu alat yang digunakan untuk perbesaran yang lebih besar daripada yang didapatkan
pada sebuah lensa pembessr sederhana diberi nama mikroskop (microscope). Prinsip dari
mikroskop sendiri adala sebuah bayangan yang dibentuk oleh satu elemen optik speri sebuah
lensa atau cermin dapat berperan sebagai benda elemen optik yang kedua. Dengan ati lain
mikroskop yaitu sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat secara kasat
mata. Mikroskop merupakan alat bantu yang dapat ditemukan hampir diseluruh laboratorium
untuk dapat mengamati organisme berukuran kecil (mikroskopis). Ilmu yang mempelajari
benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti
sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata ( Young,2003 ).
Mikroskop elektron mengungkapkan banyak organel yang mustahil diuraikan oleh
mikroskop cahaya. Tetapi mikroskop cahaya memiliki keunggulan, khususnya untuk
mengkaji sel-sel hidup. Kelemahan mikroskop elektron ialah dalam hal metode yang
digunakan untuk mempersiapkan sel mati spesimennya. Selian itu mikroskop elektron
menghasilkan artifak-artifak, ciri-ciri struktural yang terlihat dalam mikrograf yang
sebenarnya tidak ada dalam sel hidup. Mikroskop merupakan peralatan sitologi, kajian
tentang struktur yang paling penting. Tetapi, menjelaskan secara sederhana beragam organel
di dalam sel hanya mengungkapkan sedikit fungsinya (Mitchell, 2002).
Secara umum mikroskop dibedakan menjadi dua yaitu mikroskop cahaya dan mikroskop
elektron. Mikroskop cahaya merupakan sebuah mikroskop cahaya yang dapat memperbesar
penglihatan menjadi 1000 kali. Adanya perbesaran demikian menyebabkan objek yang
berdiameter 0,2 mikrometer dapat dilihat. Mikroskop yang digunakan pada umumnya
sekarang sama baiknya dengan oleh schleiden, schwan dan virchow. Masalah mendasar dari
mikroskop cahaya adalah keterbatasan dalam mengubah kemampuannya. Objek yang
berukuran kecil dari 0,2 mikrometer tidak dapat dilihat dengan jelas melalui mikroskop
cahaya. Padahal sebagian besar sel berukuran kecil. Pada 50 tahun yang lalu para ahli biologi
telah menyadari bahwa mikroskop dapat dibuat dengan menggunakan elektron sebagai
sumber penentu cahaya ( Bishop,2000 ).
10
2.6 Karakteristik Bakteri Saccharomyces Cerevisiae
Saccharomyces, pichia dan zygomonas adalah jenis mikroba yang palimg umum
digunakan dalam produksi bopetanol. Saccharomyces cerevisiae adalah jenis ragi yang
paling sering digunakan dalam produksi bioetanol saat ini Saccharomyces cerevisiae baik
dalam memproduksi swcara teoritis 90% etanol dari gula glukosa. Sedangkan ragi p. Stiptis,
p. Tannorhilus dan C. Shehatae baik dalam memfermentasi xilosa. Kluyveromyces
marxianus toleran terhadap suhu tinggi 45-52℃ dan mampu mencerna berbagai macam
manomer gula seperti xiosa, mannosa, arabinosa dan galaktosa. Berbagai strai
Saccharomyces cerevisiae yang telah digunakan untuk fermentasi bioetanol. Saccharomyces
cerevisiae lebih unggul jika dibandingkan dengan bakter kapang dan ragi lain dalam
karakteristik fisiologisnya seperti pHdan suhu. Saccharomyces cerevisiae dapat hidup pada
pH asam yang membuat fermentasinya tidak rentan terhadap kontaminasi bakteri
( Hidayat, 2018 ).
Mikroorganisme yang digunakan dalam proses fermentasi dapat berupa jamur atau
bakteri. Metode yang paling tradisional dalam fermentasi adalah dengan menggunakan yeast.
Yeast adalah mikroorganisme eukariotik yang diklasifikasi dalam fungi dan kebanyakkan
bersel tunggal. Yeast yang umum digunakandan dikenal dengan nama spesiesnya adalah
Saccharomyces cerevisiae. Beberapa jenis baktri juga bisa gigunakan dalam fermentasi gula
menjadi etanol bakteri merupakan mikroorganise prokariotik yang panjangnya bisa sampai
beberapa mikron dan memiliki berbagai macam bentuk mulai dai bola hingga batang dan
spiral ( Susilo, 2017 ).
Diantara bakteri dan jamur, jenis Saccharomyces cerevisiae dan bakteri Zymomonas
mobilis adalah yang paling sering digunakan dalam konversi etanol dari biomassa
lignoselulosa. Beberapa kelebihan mikroorganisme tersebut adalah serapan gula lebih tinggi
dan menghasilkan yield etanol yang lebih tinggi, konsentrasi etanol yang lebih tinggi sampai
16%, tidak membutuhkan kontrol oksigen selama fermentasi. Saccharomyces cerevisiae atau
yang dikenal dengan khamir adalah yeast sel tunggal eukaryotik berbentuk bulat atau oval
atau silinder, dengan ukuran 5-10 µm, terdapat 2 gen yaitu gen mitokondria dan gen nukleus
dengan panjang gen nukleus 12,1 Mbp, jumlah kromosom 32 pasang, jumlah protein yang
11
dikode sekitar 5800. S. cerevisiae membentuk filamen sebagai respon dari kondisi
lingkungan, bersifat fakultatif anaerob dan hidup pada daerah yang mengandung gula. S.
cerevisiae memiliki spora yang dibentuk didalam askus disebut askospora. Perbanyakan sel
dengan cara pertunasan, sel yang muda lebih kecil dibanding sel induk. Karakteristik S.
cerevisiae apabila digunakan dalam fermentasi yaitu sebagai berikut mampu tumbuh dengan
cepat pada suatu substrat, mudah dibiakkan dalam jumlah besar dan mampu disimpan untuk
jangka waktu yang lama, kondisi lingkungan yang diperlukan bagi pertumbuhan dan
produksi maksimum secara komparatif sederhana, stabil, dapat menghasilkan produk yang
diinginkan dalam jangka waktu yang pendek tanpa menghasilkan produk sampingan yang
bersifat racun. Produk yang diinginkan dapat dengan mudah dipisahkan dari senyawa atau
bahan-bahan lainnya ( Susilo, 2017 ).
12
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum penentuan jumlah sel mikroorganisme
sebagai berikut:
1. Ragi (Fermipan)
2. Aquadest
13
3. Mengencerkan lagi sampel tersebut menjadi 1000x.
4. Menyiapkan 5 tabung reaksi 1:1,1:2,1:4,1:8,dan 1:16.
5. Mengisi aquadest kedalam semua tabung reaksi ,kecuali tabung reaksi 1:1.
6. Menambahkan 8 ml larutan pengenceran 1000x yang sudah berisi ragi kedalam
tabung 1:1 dan tabung 1:2.
7. Melakukan juga pengenceran untuk tabung 1:4,1:8 dan 1:16.
8. Melakukan pengukuran pada alat spektrofotometer yang telah dikalibrasi.
14
DAFTAR PUSTAKA
Bishop, R.J,dkk, 2000, Metalurgi Fisik Modern & Rekayasa Material, Yogyakarta, Gelora
Aksara Pratama
Kedokteran
Ghanjar, Ibnu Gholib, 2018, Spektroskopi Molekular, Yogyakarta, Gajah Mada University
Press
Prasetya, Ade Yulianto S.Si., Msi, 2018, Bakteriologi 1, Sidoarjo, Penuntun Praktikum
15
16
SKEMA KERJA
1. Metode Turbidimetri
Ragi
dikalibrasi alat spektrometer
ditimbang 0,5 gram ragi kemudian diencerkan dengan
aquadest 10ml
diencerkan lagi sampel tersebut menjadi 1000x
disiapkan 5 tabung reaksi 1:1, 1:2, 1:4, 1:8 dan 1:16
diisikan aquades ke dalam semua tabung reaksi kecuali tabung
reaksi 1:1
ditambahkan 8 ml larutan pengenceran 1000x yang sudah berisi
ragi ke dalam tabung 1:1 dan tabung 1:2
Hasil
vii
2. Metode Counting Chamber
Ragi
Hasil
viii
SKEMA ALAT
1. Metode Turbidimetri
No Skema Prosedure Keterangan
1 Mengkalibrasi alat spektrofotomete
6 Menambahkan 8 ml larutan
pengenceran 1000x yang sudah
berisi ragi kedalam tabung 1:1 dan
tabung 1:2.
ix
8 Melakukan pengukuran pada alat
spektrofotometer yang telah
dikalibrasi
5 Melakukan pengenceran
10.000x,100.000x dan 1000.000x
x
7 Mengaduk suspensi supaya
homogen dengan cara memutar-
mutar tabung reaksi diantara telapak
tangan.
xi
TIME SCHEDULE
xii
18 Sebelum menghitung, tentukan letak 10.10 - 10.15 Priska
kotak A, B, C, D, dan E pada
hemasitometer tersebut
19 Membersihkan alat-alat dan 10.15 - 10.20 Rita
mengembalikannya
20 Menulis logbook dan laporan 10.20 - 10.25 Winda
sementara
21 Evaluasi 10.25 - 10.30 Aslab
xiii
TUGAS PENDAHULUAN
1. Apa hubungan antara O.D dengan jumlah sel pada kultur saudara ?
Jawab :
Semakin tinggi OD maka semakin banyak pula jumlah mikroorganisme dalam
culture tersebut. Karena semakin tinggi OD berarti semakin kecil persen transmitan. OD
berbanding lurus dengan jumlah mikroorganisme.
Hubungan antara OD dengan jumlah sel mikroorganisme dapat ditentukan dengan
membuat kurva standar yang menyatakan hubungan antara OD dengan jumlah sel
mikroorganisme tersebut. Kurva standar atau kurva kalibrasi dapat dibuat berdasarkan
perhitungan jumlah sel dengan metode plate counts atau counting chamber. Sedangkan
pada percobaan ini, mikroorganisme yang digunakan pada metode turbidimetri tidak sama
dengan mikroorganismeyang digunakan pada metode counting chamber sehingga kurva
standar tidak dapat dibuat dan perhitungan jumlah sel pada metode turbidimetri tidak dapat
dilakukan
2. Apakah diperlukan untuk membuat suatu hubungan antara perhitungan jumlah sel dengan
metode I ( dilution) dan metode II (turbidimetri) ?
Jawab :
Diperlukan hubungan antara metode dilution dengan metode turbidimetri
dikarenakan pada metode dilution kita hanya mendapatkan data mengenai jumlah bakteri
dalam suatu suspensi sedangkan metode turbidimerti kita mendapatkan data OD. Dengan
menggabungkan kedua data tersebut dapat diperoleh kurva hubungan antara OD dengan
jumlah mikroorganisme. Dengan kurva ini kita dapat memprediksi konsentrasi sel dalam
kondisi yang sama.
3. Bagaimana yeast (sel ragi) berkembang biak dan apakah hal ini sesuai dengan preparat
yang diamati ?
Jawab :
K e b a n y a k a n r a g i a t a u ye a s t d a p a t b e r e p r o d u k s i d e n g a n c a r a
p e m b e n t u k a n t u n a s . Beberapa jenis ragi dapat bereproduksi secara seksual
dengan konjugasi dua askospora yang m e n g h a s i l k a n z yg o t e a t a u s e l
d i p l o i d . I n t i s e l d i p l o i d i n i k e m u d i a n m e m b e l a h d e n g a n c a r a meiosis,
menghasilkan 4 inti haploid yang disebut askospora. Sel dimana askospora
xiv
terbentuk disebut askus. Apabila askus matang dan pecah, askospora akan terlepas dan
berkonjugasi untuk memulai siklus hidup yang baru.
xv