Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH MIKROBIOLOGI DASAR

“TEKNIK PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME BAIK LANGSUNG MAUPUN TIDAK LANSUNG”

DOSEN PENGAMPUH : Ira Ely.S.Farm.,M.Si.,Apt

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3

NAMA-NAMA KELOMPOK

AYU NURMALHA

ALEDA PRAWATY REIMIALY

JOICE MARTAGEULIN AMELAMAN

IRNA LALENGA

NEINA RAMADANI MAHULAUW

APRILIYANTI WALLY

LA EDE

PROGRAM STUDI S1 ILMU FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAAN

STIKES MALUKU HUSADA

AMBON

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “TEKNIK PERHITUNGAN
KUANTITAS MIKROORGANISME BAIK LANGSUNG MAUPUN TIDAK LANGSUNG” ini
dengan baik meskipun masih terdapat banyak kekurangan.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita dalam Mata Kuliah Mikrobilogi Dasar.Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik atau saran untuk perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan
datang. Mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah
sederhana ini dapat dipahami bagi setiap orang yang membacanya dan juga dapat berguna bagi kami
sendiri. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Ambon 07April 2022

Penulis

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................................4
1. LATAR BELAKANG..................................................................................................4
2. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................6
3. MANFAAT MAKALAH.............................................................................................6
BAB II.....................................................................................................................................7
PEMBAHASAN......................................................................................................................7
1. PENGERTIAN MIKROORGANISME.......................................................................7
2. CARA PERHITUNGAN MIKROORGANISME........................................................8
3. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MIKROORGANISME...................................9
BAB II…………………………………………………………………………………..……10
PENUTUP ……………………………………………………………………………………10
1.KESIMPULAN………………………..…………………………………………………..11
2.SARAN ………………………………………………..………………………………….11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.LATAR BELANKANG
Perhitungan bakteri adalah suatu cara yang digunakan untuk menghitung jumlah colony bakteri yang
tumbuh pada suatu media pembiakan. Secara mendasar ada dua cara penghitungan bakteri, yaitu secara
langsung dan secara tidak langsung. Ada beberapa cara perhitungan secara langsung, antara lain adalah
dengan membuat preparat dari suatu bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan
penggunaan ruang hitung (counting chamber). Sedangkan perhitungan secara tidak langsung hanya
mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja (viable count). Dalam
pelaksanaannya ada beberapa cara yaitu perhitungan pada cawan, perhitungan melalui pegenceran,
perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (MPN methode), cara kekeruhan atau turbidimetri (Hadietomo,
Ratna 1990).
Perhitungan jumlah suatu bakteri dapat melalui berbagai macam uji seperti uji kualitatif koliform yang
secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji penduga (uji kuantitatif, bisa dengan metode MPN), uji
penguat dan uji pelengkap. Waktu, mutu sampel, biaya, tujuan analisis merupakan beberapa faktor
penentu dalam uji kualitatif koliform. Bakteri koliform dapat dihitung dengan menggunakan metode
cawan petri (metode perhitungan secara tidak langsung yang didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel
yang dapat hidup akan berkembang menjadi satu colony yang merupakan suatu indeks bagi jumlah
organisme yang dapat hidup yang terdapat pada sampel)
(Dwidjoseputro,D,2005).

2.Rumusan Masalah
1.Apa yang dimaksud dengan mikroorganisme ?
2.Bagaimana cara perhitungan mikroorganime secara kuantitas ?

3.Manfaat makalah
1.Sebagai bahan ajar mahasiwa
2.Untuk menambah wawasan mahasiswa
3.Untuk menyelesaikan tugas yang diberikan
BAB III
PEMBAHASAN

1.PENGERTIAN MIKROORGANISME
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil sehingga untuk
mengamatinya diperlukan alat bantuan. Mikroorganisme disebut juga organisme mikroskopik.
Mikroorganisme sering kali bersel tunggal maupun bersel banyak.
Mikrobiologi menjadi penting untuk dipelajari karena mikroorganisme ada yang dapat menyebabkan
penyakit dan ada juga yang berguna untuk pangan, seperti dalam hal probiotik ataupun fermentasi,
sehingga dengan mempelajari mikrobiologi, kita dapat membuat makanan yang stabil dan efisien untuk
proses pengolahan
Menurut klasifikasi makhluk hidup, mikroorganisme dapat digolongkan ke dalam 5 kerajaan, yaitu
Protista, Fungi, Monera, Virus dan Prion. Dua kerajaan lainnya adalah Plantae (tanaman) dan Animalia
(hewan).
2.CARA MENGHITUNG MIKROORGANISME
Perhitungan bakteri adalah suatu cara yang digunakan untuk menghitung jumlah colony bakteri yang
tumbuh pada suatu media pembiakan. Secara mendasar ada dua cara penghitungan bakteri, yaitu secara
langsung dan secara tidak langsung. Ada beberapa cara perhitungan secara langsung, antara lain adalah
dengan membuat preparat dari suatu bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan
penggunaan ruang hitung (counting chamber).
Sedangkan perhitungan secara tidak langsung hanya mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu
bahan yang masih hidup saja (viable count). Dalam pelaksanaannya ada beberapa cara yaitu perhitungan
pada cawan, perhitungan melalui pegenceran, perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (MPN methode),
cara kekeruhan atau turbidimetri (Hadietomo, Ratna 1990).
Perhitungan jumlah suatu bakteri dapat melalui berbagai macam uji seperti uji kualitatif koliform yang
secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji penduga (uji kuantitatif, bisa dengan metode MPN), uji
penguat dan uji pelengkap. Waktu, mutu sampel, biaya, tujuan analisis merupakan beberapa faktor
penentu dalam uji kualitatif koliform.
Bakteri koliform dapat dihitung dengan menggunakan metode cawan petri (metode perhitungan secara
tidak langsung yang didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan berkembang
menjadi satu colony yang merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yang dapat hidup yang terdapat
pada sampel)
A.PERHITUNGAN SECARA TIDAK LANSUNG
perhitungan jumlah miroba secara tidak langsung yaitu jumlah mikroba dihitung secara keseluruhan baik
yang mati atau yang hidup atau hanya untuk menentukan jumlah mikroba yang hidup saja, ini tergantung
cara-cara yang digunakan. Menentukan jumlah mikroba yang hidup dapat dilakukan setelah larutan bahan
atau biakan mikroba diencerkan dengan faktor pengenceran tertentu dan ditumbuhkan dalam media
dengan cara-cara tertentu tergantung dari macam dan sifat-sifat mikroba. 
Metode yang biasa dilakukan yang tidak menggunakan biaya mahal dan praktis adalah perhitungan secara
tidak langsung yaitu Metode Total Plate Count (TPC).
Metode Total Plate Count (TPC) merupakan suatu metode untuk menghitung jumlah mikroba pada
media. Metode ini dibagi menjadi dua cara yaiu:
1.Pour Plate 
 2.Spread Plate.
1.Metode Pour Plate
Prinsip dari metode hitungan cawan atau Total Plate Count (TPC) adalah menumbuhkan sel
mikroorganisme yang masih hidup pada media agar, sehingga mikroorganisme akan berkembang biak
dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung dengan mata tanpa menggunakan
mikroskop. Metode ini, teknik pengenceran merupakan hal yang harus dikuasai. Sebelum
mikroorganisme ditum-buhkan dalam media, terlebih dahulu dilakukan pengenceran sampel menggu-
nakan larutan fisiologis.
Kelebihan dari metode ini yaitu dapat diketahui adanya mikroba jenis lain yang terdapat pada media dan
dapat mengetahui jumlah mikroba yang dominan sedangkan kekurangan dari metode ini adalah
memungkinkan terjadinya koloni yang berasal lebih dari satu sel mikroba, seperti pada mikroba yang
berpasangan, rantai atau kelompok sel. Hal ini sesuai dengan pendapat Fardiaz (2001) yang menyatakan
bahwa Tujuan dari pengenceran pada metode Total Plate Count (TPC) yaitu mengurangi jumlah
kandungan mikroba dalam sampel sehingga nantinya dapat diamati dan diketahui jumlah mikroorganisme
secara spesifik sehingga didapatkan perhitungan yang tepat.
Colony bakteri adalah sekumpulan dari bakteri-bakteri yang sejenis yang mengelompok menjadi satu dan
suatu colony-colony. Untuk mengetahui pertumbuhan suatu bakteri dapat dilakukan dengan menghitung
jumlah colony bakteri, salah satu metode yang digunakan adalah metode pour plate.Metode pour plate
adalah suatu teknik di dalam menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar-agar dengan cara
mencampurkan media agar-agar yang masih cair dengan stok kultur bakteri sehingga sel-sel tersebut
tersebar merata dan diam baik di permukaan agar-agar atau di dalam agar-agar (Setiyono,2013).
Dalam metode ini memerlukan perlakuan pengenceran sebelum ditumbuhkan pada medium agar-agar di
dalam cawan petri, sehingga setelah di inkubasi akan terbentuk colony pada cawan tersebut dalam jumlah
yang dapat dihitung. Pengenceran biasanya dilakukan secara desimal yaitu 1:10, 1:100, 1:1000, dan
seterusnya, atau 1:100, 1:10000, 1:1000000 dan seterusnya(Dwidjoseputro,D, 2005).
Pengenceran secara desimal memudahkan dalam perhitungan jumlah colony, sedangkan tempat
pengenceran yang bukan secara desimal, misalnya 1:5, 1:25, dan seterusnya jarang dilakukan karena tidak
praktis dalam perhitungannya. Pengambilan contoh dilakukan secara aseptik dan pada setiap pengenceran
dilakukan pengocokkan kira-kira sebanyak 25 kali untuk memisahkan sel-sel mikroba yang bergabung
menjadi satu larutan yang digunakan pada saat pengenceran dapat berupa larutan fosfat buffer, larutan
garam fisiologi 0,85%, atau larutan linger (Setiyono, 2013). Untuk bahan pangan yang sukar larut untuk
pengencer pertama dapat ditambahkan glass beadsyang disterilkan bersama dengan larutan pengencer
tersebut.

Cara kerja.
1. Beberapa ml kultur bakteri campurkan ke dalam beberapa ml aquades sesuai dengan yang dikehendaki.
2. Aduk hingga merata dengan cara memutar tabung reaksi dengan telapak tangan selama beberapa kali.
3. Tuang media agar-agar yang masih cair (suhu + 50 0 C) ke cawan petri.
4. Putar cawan petri secara perlahan-lahan di atas meja horizontal untuk mengaduk campuran media agar-
agar dengan kultur mikroba.
5. Inkubasi dengan posisi terbalik, dengan suhu dan waktu tertentu sesuai dengan jenis bakteri.
6. Amati pertumbuhan colony bakteri (Dwidjoseputro, D, 2005). Metode ini mengasumsikan jumlah
bakteri yang ditanam pada suatu cawan sama dengan jumlah colony pada cawan tersebut. Untuk
memudahkan menghitung colony yang berjumlah ratusan pada metode ini perhitungan dapat dilakukan
dengan cara menghitung hanya seperempat pada bagian cawan dengan hasil perhitungan jumlah
perhitungan tersebut dikalikan empat perhitungan pada metode ini juga dibantu dengan alat yang disebut
colony counter, alat colony counter masih mengharuskan para peneliti pada laboratorium menghitung
jumlah colony secara manual. Pada alat colony counter, penghitungan jumlah colony bakteri dipermudah
dengan adanya counter electronic. Dengan adanya counter tersebut peneliti tinggal menandai colony
bakteri yang dihitung dengan menggunakan pen yang terhubung dengan counter. Setiap colony yang
ditandai maka counter akan menghitung (Hadietomo, Ratna, 1990).
2.Metode Standard plate count
Untuk menentukan jumlah bakteri dapat dilakukan melalui Untuk menentukan jumlah bakteri dapat
dilakukan melalui penghitungan jumlah bakteri yang hidup (viable count). Penghitungan disebut juga
sebagai standard plate count, yang didasarkan pada asumsi bahwa setiap sel bakteri yang hidup dalam
suspensi akan tumbuh menjadi satu colony setelah diinkubasi dalam media biakan dengan lingkungan
yang sesuai. Setelah masa inkubasi, jumlah colony yang tumbuh dihitung dan merupakan perkiraan atau
dugaan dari jumlah bakteri dalam suspensi. Jumlah bakteri merupakan salah satu faktor penting untuk
diketahui, karena dapat menentukan kinerja dari bakteri tersebut (Suriawiria, U, 2005).

Syarat colony yang ditentukan untuk dihitung adalah sebagai berikut.


1. Satu colony dihitung 1 colony.
2. Dua colony yang bertumpuk dihitung 1 colony.
3. Beberapa colony yang berhubungan dihitung 1 colony.
4. Dua colony yang berdekatan dan masih dapat dibedakan dihitung 2 colony (Hadietomo,Ratna, 1990).
Metode yang digunakan dalam melakukan perhitungan jumlah colony bakteri yaitu dengan menggunakan
metode pour plate Penghitungan suatu koloni dengan metode pour plate walaupun telah dibantu dengan
suatu alat yaitu colony counter masih memungkinkan terjadinya kesalahan dikarenakan faktor an humen
rror dan hasil perhitungan yang kurang akurat. Dikarenakan bentuk koloni yang relatif kecil dan
banyaknya colony yang akan dihitung.Konsekuensi menggunakan metode ini adalah tidak semua jenis
mikroorganisme dapat tumbuh di dalam agar-agar (bersifat mikroaerofilik). Volume yang dipakai pada
umumnya adalah 1-2 ml pada cawan dengan diameter 9 cm dan dengan penambahan media 5-10 ml.
Sebaiknya sampel yang dipakai untuk teknik ini memiliki densitas sel > 30 sel/ml sehingga didapatkan
kisaran 30-300 koloni/cawan (Dwidjoseputro,D, 2005).
Jika digunakan volume: < 1ml style="">spread plate semakin kecil volume berarti semakin sedikit yang
terambil oleh pipet, yang menunjukkan bahwa kesalahan teknis pemipetan semakin tinggi dan
kesempatan sel yang tersebar secara acak dalam pelarut untuk terambil oleh pipet semakin tidak seragam.
Selain itu juga adanya sedikit volume yang masih menempel dan tersisa (tidak ikut tertekan keluar) dapat
berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh.1-2 ml : volume sampel yang cocok tentunya dengan densitas
sel > 30sel/ml, > 2 ml : semakin besar ukuran sampel maka kekuatan agar semakin berkurang dan lama
memadat sehingga dapat mempertinggiresiko kesalahan teknis seperti agar jatuh ke tutup cawan
(Dwidjoseputro,D, 2005).
Semakin besar ukuran sampel berarti semakin kecil konsentrasi komposisi media semakin encer) dengan
penambahan media yang semakin berkurang jika digunakan ukuran cawan yang sama. Selain itu, semakin
besar ukuran sampel dan jika ditambah dengan volume media yang sama maka pada saat pencampuran
(swirl) dapat beresiko tumpah dan membasahi celah antara tutup dan dasar cawan petri yang akhirnya
mempertinggi kontaminasi karena bakteri kontaminan yang menempel pada tempat itu dapat tumbuh.
Ketiga alasan inilah yang menjadi keterbatasan metode pour plate (Pelezar, 1989).
Cara kerja;
1.Formula PCA adalah 17,5 gram / liter akuades. 
2.Jadi untuk membuat 1 liter / 1000 ml medium dibutuhkan sebanyak 17,5 gram serbuk medium PCA
yang dilarutkan kedalam 1 liter akuades.
3.Timbang medium menggunanakan timbangan analitik agar lebih presisi.
4.Larutkan 17,5 gram medium kedalam 1 liter akuades dengan cara dipanaskan pada suhu 80°C 5.sambil
diaduk menggunakan alat hot plate and magnetic stirrer. Pastikan medium larut dengan sempurna dan
tidak terjadi penggumpalan. Atur pH medium hingga mencapai 7.0 ± 0.2. Mengatur pH medium dapat
menggunakan alat pH meter agar hasilnya lebih akurat. Apabila saat pengukuran awal medium
mempunyai pH diatas 7.0 maka dapat ditambah larutan HCL sedikit demi sedikit. Dan sebaliknya apabila
pH medium lebih rendah dari 7.0 dapat ditambah larutan NaOH.   Medium yang telah jadi dimasukkan
kedalam tabung reaksi / tabung vial sesuai kebutuhan dan ditutup dengan tidak rapat / renggang. Setelah
disterilisasi dan medium masih bersifat cair, medium dalam tabung reaksi dimiringkan hingga 45 - 50°C.
Medium dalam erlenmeyer dituang dalam cawan steril secara aseptis.
6.Tunggu medium hingga memadat dan simpan pada suhu 2-8°C apabila tidak digunakan.
2.SECARA TIDAK LANSUNG
Perhitungan secara langsung
dapatmengetahui beberapa Jumlah mikroorganisme pada suatu bahan pada saat tertentu tanpa memberika
perlakuan terlebih dahulu, sedangkan Jumlah orgnisme yangdiketahui dari cara tidak langsung terlebih
dahulu harus memberikan perlakuantertentu sebelum dilakukan perhitungan
Menurut Juntono dkk, perhitungan mikrobia secara langsungdilakukan dengan cara menghitung jumlah
sel yang hidup dan yang mati.terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan, antara lain:
Counting chamber
pada perhitungan ini menggunakanchaemocytometercdimana tetes suspensi biakan mikrobia pada alat ini
ditutupi dengan gelas penutup dandiamati dibawah mikroskop. Jumlah sel mikrobia tiap cc dapat
ditentukandengan cara menentukan jumlah dari sel rata-rata pada tiap petak yangvolumenya telah
diketahui.pengecatan dan pengamatan mikroskopik pada cara ini, preparate mikroskopik dibuat pada
gelas benda kemudiansuspensi bahan atau biakan mikrobia yang volumenya telah diketahuidiratakan
diatas gelas benda pada luas tertentu. preparat di $at dan
dihitungdengan $ara mengukur garis tengahnya sehingga jumlah mikroba yang terdapat pada gelas benda
dapat dihitung seluruhnya.1ilter membrappada cara ini, suspensi bahan atau biak
n mikrobia disaring, laludisaring lagi dnegan menggunakan filter membrane yang telah disterilkan.Jumlah
sel dari volume yang disaring dapat dihitung dari jumlah sel rata-ratatiap kesatuan luas pada filter
membran. perhitungan langsung merupakan perhitungan yang dilakukan secara mikroskopis dengan cara
menghitung jumlah bakteri dalam satuan isi yangsangat kecil. perhitungan ini menggunakan alat
yang di sebut haemocytometer
 Hemocytometer adalah ruang kaca ataugelas yang meliliki sisi-sisi ditinggikan dengan penutup kecil
tembus cahaya yang tepat 0 mm diatas lantai ruang.cairan yang digunakan dalam perhitungan tersebut
memiliki volume tertentu, hingga gelas penutup dapat terpenuhi.pada alat ini terdapat kotak besar dengan
luas mm
,dalam kotak besar ditengah terbagi menjadi 8 kotak sedang dengan panjang sehingga dalam kotak besar
terdapat kotak kecil. Tiap ruang hitung memiliki lebar 10 mm, tinggi sampel yag terletak antara gela
objek dan gelas penutup
haemocytometer
terdapat celah yang dipergunakan sebagai wadah untuk larutan dengan tinggi 10 mm,oleh karena itu
volume larutan yang dapat masuk ke celah kotak hitung besar 
3.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perhitungan Mikroba ?
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perhitungan mikroba yaitu :
1.seperti faktor pengenceran dan metode inokulasi.
2.Faktor pengenceran mempengaruhi perhitungan mikroba karena semakin tinggi pengenceran suatu
suspensi maka jumlah bakteri yang dikandungnya akan semakin sedikit. Metode inokulasi juga
mempengaruhi perhitungan mikroba, pada teknik spread plate dan pour plate jumlah mikroba memiliki
perbedaan mikroba lebih banyak tumbuh pada media spread plate daripada pour plate. Hal tersebut
disebabkan karena adanya sistem aerasi. Metode sebar (spread plate) mendapatkan udara yang lebih
banyak daripada metode pour plate yang sampelnya ada di bawah media. 
3.Teknik Spread Plate dan Pour plate juga mempengaruhi perhitungan jumlah mikroba karena pada
metode spread plate, suspensi mikroba disebar menggunakan hockey stick sehingga mikroba pada
permukaan agar menyebar dan menghasilkan mikroba yang mempunyai koloni yang banyak
dibandingkan dengan metode pour plate yang dituang sehingga menghasilkan mikroba yang memiliki
koloni besar. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Fardiaz (2001), yang menyatakan bahwa salah satu
yang mempengaruhi perhitungan mikroba ialah pengenceran, dimana pengenceran yang terlalu tinggi
menyebabkan koloni tidak muncul, sedangkan pengenceran yang terlalu rendah menyebabkan koloni
muncul terlalu banyak.
BAB II
PENUTUP

1.KESIMPULAN
Perhitungan bakteri adalah suatu cara yang digunakan untuk menghitung jumlah colony bakteri yang
tumbuh pada suatu media pembiakan. Secara mendasar ada dua cara penghitungan bakteri, yaitu secara
langsung dan secara tidak langsung. Ada beberapa cara perhitungan secara langsung, antara lain adalah
dengan membuat preparat dari suatu bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan
penggunaan ruang hitung (counting chamber). Sedangkan perhitungan secara tidak langsung hanya
mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja (viable count). Dalam
pelaksanaannya ada beberapa cara yaitu perhitungan pada cawan, perhitungan melalui pegenceran,
perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (MPN methode), cara kekeruhan atau turbidimetri (Hadietomo,
Ratna Perhitungan jumlah suatu bakteri dapat melalui berbagai macam uji seperti uji kualitatif koliform
yang secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji penduga (uji kuantitatif, bisa dengan metode MPN),
uji penguat dan uji pelengkap. Waktu, mutu sampel, biaya, tujuan analisis merupakan beberapa faktor
penentu dalam uji kualitatif koliform. Bakteri koliform dapat dihitung dengan menggunakan metode
cawan petri (metode perhitungan secara tidak langsung yang didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel
yang dapat hidup akan berkembang menjadi satu colony yang merupakan suatu indeks bagi jumlah
organisme yang dapat hidup yang terdapat pada sampel).

2.SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Fardiaz S., 2001. Mikrobiologi Pangan I.   Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Gandjar, I., Ariyanti, O. dan Wellyzar, S. 2006, Mikologi Dasar dan Terapan. Yayasan Obor Indonesia.
Jakarta.
Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi

Dasar dalam Praktik: Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Simatupang, M. 2006. Morfologi, Struktur, Fisiologi dan Metabolisme Bakteri. Departemen
Mikrobiologi. Universitas Sumatera Utara.

Wati, Risa Yudi. 2018. Pengaruh Pemanasan Media Plate Count Agar (PCA) Berulang Terhadap Uji
Total Plate Count (TPC) di Laboratorium Mikrobiologi Teknologi Hasil Pertanian Unand . Vol.1 No. 2,
Nov 2018 ISSN 2621-0878 44

Anda mungkin juga menyukai