Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH MIKROBIOLOGI

ASPEK MIKROBIOLOGIS BAHAN DAN SEDIAAN FARMASI

Disusun Oleh :

KELOMPOK 6

1. TUTUT SETIAWATI G 701 13 065


2. REZKY MULYANI G 701 15 075
3. WINDA VADELVINA G 701 15 133
4. ANDRIYANA A G 701 15 243

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2017

KATA PENGANTAR

17
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia Nya kepada tim penulis makalah sehingga dapat terselesaikan
tugas makalah yang berjudul Aspek Mikrobiologis Bahan Dan Sediaan Farmasi.

Penulis berharap agar makalah ini dapat digunakan semestinya dan dapat
membantu para mahasiswa yang sedang belajar dijurusan farmasi khususnya yang
menempuh mata kuliah MIKROBIOLOGI ANALISIS.

Dalam penyusunan makalah ini pun juga banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Sehingga penyusun
mohon kesediaan dari pembaca makalah agar menyampaikan kritik dan sarannya
kepada penulis sehingga dalam penyusun makalah selanjutnya dapat menjadi
lebih baik.

Tidak lupa penyusun sampaikan ucapan terimah kasih kepada dosen


pembimbing mikrobiologi yang senangtiasa membimbing kami dalam
penyelesaian tugas penulisan makalah ini. Semoga makalah dapat bermanfaat bagi
mahasiswa dan juga dapat memperkaya pengetahuan pembaca pada umumnya.

Terima Kasih
Palu, 12 September 2017

Kelompok 6

DAFTAR ISI
17
KATA PENGANTAR...............................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN...........................................................................

I.I LATAR BELAKANG...................................................................

I.2 RUMUSAN MASALAH..............................................................

I.3 TUJUAN...

BAB II : PEMBAHASAN..............................................................................

II.I PENGERTIAN MIKROBIOLOGI..............................................

II.2 ASPEK MIKROBIOLOGI..........................................................

II.3 BAHAN BAKU FARMASI........................................................

II.4 SEDIAAN FARMASI.................................................................

BAB III : PENUTUP .......................................................................................

III.I KESIMPULAN ..........................................................................

III.2 SARAN......................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

BAB I

17
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Populasi mikroorganisme di alam sekitar kita sangat besar dan


kompleks. Beratus-ratus spesies berbagai mikroba berada disekitar kita.
Mikroorganisme ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan.
Mikrorganisme yang merugikan yaitu mikroorganisme yang dapat
menyebabkan infeksi, menghasilkan racun dan merusak bahan dengan cara
menyebabkan pembusukan, menguraikan bahan-bahan. Terdapatnya
mikroorganisme dalam sediaan farmasi, makanan, minuman sebagai
kontaminan, kemungkinan disebabkan oleh cara pengolahan yang tidak
bersih dan sehat, cara pengepakan yang kurang bagus, cara penyimpanan
yang tidak baik dan lain-lain. Sedangkan sumbernya kemungkinan dari
udara, tanah, air, peralatan yang digunakan dalam pengolahan, atau
pekerja yang melakukan proses pembuatan.

Makanan, minuman, obat tradisional, sediaan non steril, serta


kosmetik merupakan suatu sediaan yang berasal dari hewan, tumbuhan,
mineral, maupun dari zat-zat kimia sintetik. Pada umumnya sediaan-
sediaan tersebut, diproduksi oleh industri secara besar-besaran dan
biasanya memakan waktu yang cukup lama dalam produksi, penyimpanan,
distribusi dan akhirnya sampai ke tangan konsumen. Jadi kemungkinan
dapat terjadi pertumbuhan mikroba di dalamnya.

Jenis pengujian yang diperlukan untuk masing-masing produk


tidak sama. Untuk produk makanan diuji cemaran mikrobanya. Uji angka
lempeng total merupakan tolak ukur mikrobiologis untuk mengetahui
kebersihan pengolahan dan penanganan produk makanan dan minuman
maupun produk lainnya yang juga merupakan suatu indikasi layak atau
tidak layaknya suatu produk untuk digunakan.

17
Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan praktikum uji
mikrobiologis terhadap produk sediaan farmasi yaitu makanan, minuman,
kosmetik, dan obat tradisional.

I.2 Rumusan Masalah


1) Apa pengertian mikrobiologi ?
2) Apa saja aspek mikrobiologi ?
3) Apa saja bahan baku farmasi?
4) Apa saja sediaan farmasi ?

I.3 Tujuan

1) Untuk mengetahui pengertian mikrobiologi.


2) Untuk mengetahui apa saja aspek mikrobiologi.
3) Untuk mengetahui apa saja bahan baku farmasi.
4) Untuk mengetahui apa saja sediaan farmasi.

BAB II

ISI

17
II.1 Pengertian Mikrobiologi

Mikrobiologi merupakan cabang ilmu dari biologi yang khusus


mempelajari jasad-jasad renik. Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani
(micros, kecil, bios , hidup, dan logos, pengetahuan) sehingga secara
singkat dapat diartikan bahwa mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang mahluk-mahluk hidup yang kecil-kecil. Mahluk-mahluk hidup
yang kecil-kecil tersebut disebut juga dengan mikroorganisme, mikrobia,
mikroba, atau jasad renik.

II.2 Aspek mikrobiologi

1. Teknik Pengambilan Sampel dalam Analisis Mikrobiologi

Dalam suatu analisis mikrobiologi, pengambilan sampel


merupakan salah satu kunci utama yang sangat mendukung
keberhasilan suatu analisa, yaitu memindahkan sampel atau kultur
bakterial dari satu tempat ke tempat yang lain secara aseptis (terhindar
dari kontaminasi). Saat mengambil sampel harus benar-benar
diperhatikan bahwa pengambilan tersebut harus secara aseptis, yaitu
aman dari kontaminasi mikroba selain dari sampel tersebut. Biasanya
beberapa hal yang mungkin dapat menyebabkan kontaminasi saat
pengambilan sampel antara lain :
a) Peralatan yang tidak steril
b) Kontaminasi udara
c) Kesalahan analis
d) Kesalahan prosedur

Teknik pengambilan sampel terbagi menjadi dua teknik utama yaitu :

a) Teknik pipetting
Teknik pipetting (mentransfer dengan pipet) sering
digunakan saat menganalisa sampel dengan kondisi standar.
Keunggulan teknik ini adalah kita dapat menghitung jumlah
bakteri yang kita pindah tersebut (opsianal, bila di inginkan)
17
misalkan saat kita melakukan metode TPC (menghitung jumlah
koloni bakteri). Teknik pipetting dapat dilakukan dengan
pengenceran ataupun tanpa pengenceran. Untuk pipetting
dengan pengenceran kita dapat menggunakan pipet volume
sedangkan pipetting tanpa pengenceran kita dapat
menggunakan micro volome pipettor.

b) Inokulasi dengan jarum ose


Teknik ini digunakan untuk memindahkan kultur
bakterial dari suatu media ke media lainnya. Berbeda dengan
teknik pipetting, pada teknik ini jumlah bakteri sangatlah
banyak sehingga kita tidak akan bisa menghitungnya. Namun,
beberapa tujuan utama dari teknik ini antaralain :
Perbanyakan (Enrichment)
Memperbanyak jumlah bakteri yang dimiliki dengan cara
menanam bekteri ke media-media baru sehingga dapat
memperbanyak stok jumlah bakteri yang ada. Media yang
digunakan dalam teknik ini adalah media yang sama.

Seleksi
Inokulasi dengan cara menanam bakteri pada media yang
selektif pada bakteri tertentu, teknik ini bertujuan agar
bakteri yang tumbuh adalah bakteri tersangka (target)
sehingga dapat diperoleh bakteri yang sesuai dengan yang
diharapkan.
Sebagai contoh, misalkan kita dapat menggunakan media
MCA (MacConcey Agar) untuk menyeleksi pertunbuhan
bakteri Salmonella sp. saat menyeleksi dari bakteri patogen
lainnya.

Isolasi

Teknik inokulasi yang sering digunakan untuk metode ini


adalah teknik gores, yaitu menggoreskan biakan ke cawan

17
petri secara terus-menerus untuk diperoleh satu koloni yang
tidak tercampur dengan koloni lainnya.

Pemurnian Kultur Bakterial


Metode ini adalah teknik gabungan dari teknik-teknik
diatas. Cara pemurnian kultur dilakukan dengan menyeleksi
kemudian mengisolasi bakteri yang akan dimurnikan.
Metode ini harus dilakukan dengan cara menyeleksi dan
mengisolasi berulang kali dan dengan media yang berbeda-
beda agar dapat diperoleh kultur yang benar-benar tidak
tercampur dengan bakteri lain.

2. Pengujian mikrobiologi
Pengujian mikrobiologi dalam Farmakope Indonesia edisi IV
a. Uji batas mikroba

Uji Batas Mikroba dilakukan untuk memperkirakan jumlah


mikroba aerob viabel di dalam semua jenis perbekalan farmasi,
mulai dari bahan baku hingga sediaan jadi, untuk mengyatakan
perbekalan farmasi tersebut bebas dari spesies mikroba tertentu.
Otomatisasi dapat digunakan sebagai pengganti uji yang akan
disajikan, dengan ketentuan bahwa cara tersebut sudah divalidasi
sedemikian rupa hingga menunjukkan hasil yang sama atau lebih
baik. Selama menyiapkan dan melaksanakan pengujian, specimen
harus ditangani secara aseptik. Jika tidak dinyatakan lain, jika
disebut inkubasi, maka yang dimaksud adalah menempatkan
wadah di dalam ruangan terkendali secara termostatik pada suhu
30 dan 35 selama 24 jam sampai 48 jam. Istilah tumbuh
ditunjukan untuk pengertian adanya dan kemungkinan adanya
perkembangan mikrona viabel.

b. Uji efektivitas pengawet

17
Pengawetan dalam bidang farmasi bertujuan untuk
mencegah pertumbuhan mikroorganisme. Pengawet
antimikroorganisme adalah zat yang ditambahkan pada sediaan
obat untuk melindungi sediaan tersebut terhadap kontaminasi
mikroorganisme. Bahaya dari pencemaran mikroorganisme baik
bakteri, jamur ata khamir terdapat dimana mana selama
pembuatan, pengemasan, penyimpanan, dan penggunaan obat,
dimana manusia, lingkungan (ruangan, udara), bahan obat dan
bahan pembantu, alat alat kerja seperti mesin mesin dan
bangahan pengemas primer merupakan sumber kontaminasi
utama.

c. Uji sterilitas

Uji sterilitas sterilitas dilakukan untuk mengetahui


apakah bahan atau sediaan yang harus steril sudah memenuhi
syarat atau tidak. Uji sterilitas dilakukan secara mikrobiologi
dengan menggunakan medium pertumbuhan tertentu. Media untuk
pengujian diperlukan dalam uji ini. Tujuan untuk uji ini adalah
untuk menentukan apakah sesediaan atau alat yang harus berada
dalam keadaan steril adalah kondisi mutlak yang tercipta sebagai
akibat penghancuran dan penghilangan semua mikroorganisme
hidup. Konsep ini menyatakan bahwa steril adalah istilah yang
mempunyai konotasi relative, dan kemungkinan menciptakan
kondisi mutlak bebas dari mikroorganisme hanya dapat di duga
atas dapat proyeksi kinetis angka kematian mikroba.

II.3 Bahan Baku Farmasi

a) Bahan Alam
1. Simplisia

Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai


obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali

17
dinyatakan lain, simplisia merupakan bahan yang dikeringkan.
Simplisia dapat berupa simplisia nabati, simplisia hewani dan
simplisia pelikan atau mineral.

Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman


utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman. Yang dimaksud
dengan eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar
dari tanaman atau dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya,
atau zat-zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu di pisahkan
dari tanamannya.

Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan


utuh , bagian hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh
hewan dan belum berupa zat kimia murni.
Simplisia mineral atau pelikan adalah simplisia yang
berupa bahan pelikan atau mineral yang belum diolah atau telah
diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni.

2. Ekstraksi

Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu subtansi


atau zat dari campurannya dengan menggunakan pelarut yang
sesuai.

Ekstraksi secara dingin


Metode meserasi
Istilah meceration berasal dari bahasa latin macerare
yang artinya merendam. meserasi adalah mencari zat
aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk
simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari
pada temperatur kamar terlindung dari cahaya, cairan
penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi

17
sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara
larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang
konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh
cairan penyari dengan konsentrasi rendah ( proses difusi ).
Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan
konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel.
Selama proses maserasi dilakukan pengadukan dan
penggantian cairan penyari setiap hari. Endapan yang
diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan.

Ekstraksi secara panas


Metode refluks
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan
cara sampel dimasukkan ke dalam labu alas bulat bersama-
sama dengan cairan penyari lalu dipanaskan, uap-uap cairan
penyari terkondensasi pada kondensor bola menjadi
molekul-molekul cairan penyari yang akan turun kembali
menuju labu alas bulat, akan menyari kembali sampel yang
berada pada labu alas bulat, demikian seterusnya
berlangsung secara berkesinambungan sampai penyarian
sempurna, penggantian pelarut dilakukan sebanyak 3 kali
setiap 3-4 jam. Filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan
dipekatkan.

Ekstraksi Berdasarkan Campurannya


Ekstraksi Cair-cair
Ekstraksi cair(ekstraksi pelarut) adalah zat yang di
ekstraksi di dalam csmpuran berbentuk cair yang di
gunakan untuk memeisahkan zat seperti iod atau logam
tertentu di dalam ait.

Ekstraksi Padat-Cair

17
Ekstraksi padat cair adalah zat yang diekstraksi di
dalam campuran yang berbentuk padat. digunakan untuk
mengisolasi zat berkhasiat yang terkandung dalam bahan
alam.

b) Bahan sintetis
Bahan sintetis adalah bahan obat yang berasal tumbuhan atau
hewan yang diproses secara kimiawi untuk diambil zat aktifnya (zat
yang berkhasiat).

II.4 Sediaan Farmasi

Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, macam - macam sediaan umum


adalah sebagai berikut :

1. Aerosol adalah sediaan yang dikemas di bawah tekanan, mengandung zat


aktif terapeutik yang dilepas pada saat sistem katup yang sesuai ditekan.
Sediaan ini digunakan untuk pemakaian topikal pada kulit dan juga untuk
pemakaian lokal pada hidung (aerosol nasal), mulut (aerosol lingual) atau
paru - paru (aerosol inhalasi).

Contoh : Bricasma Inhaler 400 dose Metered Aerosol, Bricasma Turbuhaler


200 dose serbuk inhaler, Ventolin Rotahaler 200 mcg, Ventolin Rotacaps,
Pulmocort Turbuhaler100 mcg/doses 200 dose Serbuk inhaler, Beconase
Nasal Spray200 Doses.

2. Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang
keras atau lunak yang dapat larut. Digunakan untuk pemakaian oral.

Contoh : NaturE (kapsul lunak), Ponstan 250 mg (kapsul keras)

17
3. Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau
tanpa bahan pengisi.

a. Tablet hisap ( lozenges )

Sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan


obat, umumnya dengan bahan dasar beraroma dan manis, yang
dapat membuat tablet melarut atau hancur perlahan dalam mulut.

Contoh : Kalmicyn lozenges

b. Trochici

Tablet hisap yang dibuat dengan cara kempa, tablet ini


disimpan dalam suhu kamar 28 C.

Contoh : FG Trochees

c. Tablet sublingual

Tablet yang digunakan dengan cara meletakkan tablet


dibawah lidah, sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui
mukosa mulut.

Contoh : Tablet Cedocard

d. Tablet kunyah ( chewable tablet )

Tablet yang penggunaanya dengan dikunyah, memberikan


residu dengan rasa enak dalam rongga mulut, mudah ditelan dan
tidak meninggalkan rasa pahit.

Contoh : Tablet Plantacid

17
e. Tablet effervescent

Dilarutkan dalam air akan menghasilkan karbondioksida


yang akan memberikan rasa segar.

Contoh : Tablet Ca-D- Rhedoxon

f. Tablet salut

Contoh : Supra livron, Ferro gradumet, Dulcolax 5 mg, Voltaren

g. Tablet multilayer

Obat yang dicetak menjadi tablet kemudian ditambah


granulasi diatas tablet yang dilakukan berulang-ulang sehingga
terbentuk tablet multiplayer.

Contoh : Bodrex

h. Tablet forte

Tablet yang mempunyai komposisi sama dengan komponen


tablet biasa tapi mempunyai kekuatan yang berbeda ( Biasanya 2
kali tablet biasa )

Contoh : Bactrim Forte

i. Tablet pelepasan terkendali

Contoh : Quibron-T

4. Krim adalah sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan
obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai

17
Contoh : Kalcinol-N cream,Topsy cream, Chloramfecort 10 g,
Hydrokortison 5g, Scabicid 1 g

5. Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam
cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil.

Contoh : Scott emultion, curcuma plus

6. Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat


aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut
yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan
massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian rupa sehingga
memenuhi syarat baku yang ditetapkan.

Contoh : Mastin, Ace Maxs

7. Gel (Jeli) adalah sistem semi padat terdiri dari suspensi yang dibuat dari
partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar ,
terpenetrasi oleh suatu cairan.

Contoh : Bioplacenton gel, Thrombophob gel, Voltaren Emulgel 100 g

8. Imunoserum adalah sediaan yang mengandung immunoglobulin khas yang


diperoleh dari serum hewan dengan pemurnian.

Contoh : Stimuno

9. Implan atau pelet adalah sediaan dengan massa padat steril berukuran
kecil, berisi obat dengan kemurnian tinggi ( dengan atau tanpa eksipien ),
dibuat dengan cara pengempaan atau pencetakan. Implan atau pelet
dimaksudkan untuk ditanam di dalam tubuh ( biasanya secara sub kutan )
dengan tujuan untuk memperoleh pelepasan obat secara
berkesinambungan dalam jangka waktu lama.

17
Contoh : Andalan, Spiral

10. Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia
nabati dengan air pada suhu 90O selama 15 menit.

11. Injeksi adalah sediaan steril untuk kegunaaan parenteral, yaitu di bawah
atau menembus kulit atau selaput lendir.
a. Injeksi Dalam Bentuk Larutan

Contoh : Aminophylin vial 10 ml Dilantin ampul 2m1, Glukosum


flacon 10 ml ATS ampul 1 ml, Delladyl vial 15 ml

b. Injeksi dalam bentuk Suspensi

Contoh : Procaine PenicillinG Flacon 10 ml Cortisone acetat 100 ml

c. Injeksi dalam bentuk Serbuk kering.

Contoh : Chloramex vial 1000 mg, Streptomysin Sulfat Vial 5g

12. Irigasi adalah larutan steril yang digunakan untuk mencuci atau
membersihkan luka terbuka atau rongga - rongga tubuh, penggunaan
adalah secara topikal.

Contoh : Betadine,

13. Sediaan obat mata :

a. Salep mata adalah salep steril yang digunakan pada mata.

Contoh : Cendocycline 1%, 3,5 gram, Cendomycos 3,5 g, Kemicitine


5g

17
b. Larutan obat mata adalah larutan steril, bebas partikel asing, merupakan
sediaan yang dibuat dan dikemas sedemikian rupa hingga sesuai
digunakan pada mata.

14. Pasta adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan
obat yang ditujukan untuk pemakaian topikal.

Contoh : Solcoseryl Pasta

15. Plester adalah bahan yang digunakan untuk pemakaian luar terbuat dari
bahan yang dapat melekat pada kulit dan menempel pada pembalut.

Contoh : Hansaplast

16. Serbuk, adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang
dihaluskan, berupa serbuk yang dibagi bagi (pulveres) atau serbuk yang
tak terbagi (pulvis)

Contoh : Salicyl bedak (Pulv. Adspersorius)

17. Solutio atau larutan, adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih
zat kimia yang terlarut.

Contoh : Enkasari 120 ml solution, Betadin gargle

Terbagi atas :

a. Larutan oral, adalah sediaan cair yang dimaksudkan untuk pemberian


oral. Termasuk ke dalam larutan oral ini adalah :

- Syrup, Larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain kadar
tinggi

Contoh : Biogesic sirup, Dumin sirup

17
- Elixir, adalah larutan oral yang mengandung etanol sebagai pelarut.

Contoh : Batugin 300 ml, Mucopect 60 ml ( Paediatri )

b. Larutan topikal (lotion), adalah sediaan cair yang dimaksudkan untuk


penggunaan topical pada kulit atau mukosa.

Contoh : Tolmicen 10 ml

c. Larutan otik, adalah sediaan cair yang dimaksudkan untuk penggunaan


dalam telinga.

Contoh : Otolin 10 ml, Otopain 8 ml

d. Larutan optalmik, adalah sediaan cair yang digunakan pada mata.

Contoh : Colme 8 ml, Catarlent 5 ml, Albucid

e. Spirit, adalah larutan mengandung etanol atau hidro alkohol dari zat
yang mudah menguap, umumnya merupakan larutan tunggal atau
campuran bahan.

f. Tingtur, adalah larutan mengandung etanol atau hidro alkohol di buat


dari bahan tumbuhan atau senyawa kimia

Contoh : Halog 8 ml

18. Supositoria, adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang
diberikan melalui rectal, vagina atau uretra, umumnya meleleh, melunak
atau melarut pada suhu tubuh.

Contoh : Flagyl, Dulcolax 10 mg, Primperan 10 mg atau 20 mg

17
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pemaparan makalah ini tentang aspek


mikrobiologis bahan dan sediaan farmasi maka dapat disimpulkan bahwa
:
1. Mikrobiologi merupakan cabang ilmu dari biologi yang khusus
mempelajari jasad-jasad renik. Mikrobiologi berasal dari bahasa
Yunani (micros, kecil, bios , hidup, dan logos, pengetahuan) sehingga
secara singkat dapat diartikan bahwa mikrobiologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang mahluk-mahluk hidup yang kecil-kecil.
2. Bahan baku farmasi dapat bersal dari bahan alam dan bahan sintetis
yang melewati proses kimiawi
3. Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan
kosmetik. Obat adalah Sediaan atau panduan bahwa bahan-bahan
untuk mempengaruhi atau menyelidiki sisten fisiologi atau dalam

17
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi

III.2 Saran

Makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, misalnya masih


ada kata-kata yang salah dalam pengetikan, tidak mencantumkan kutipan
atau catatan kaki. Hal itu disebabkan karena keterbatasan waktu penulis
dalam membuat makalah ini. Oleh sebab itu penulis berharap agar
pembaca dapat memakluminya.

DAFTAR PUSTAKA

Suharni, Theresia Tri. 2007. Mikrobiologi umum. Yogyakarta : Penerbit


Universitas Atma Jaya.
Sumarsih, Sri. 2003. Mikrobiologi Dasar, jurusan ilmu tanah fakultas pertanian
upn veteran. Yogyakarta

Wibowo, Marlia Singgih. 2013. Metabolisme Mikroorganisme. Website

17
17

Anda mungkin juga menyukai