Disusun Oleh :
KELOMPOK 6
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2017
KATA PENGANTAR
17
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia Nya kepada tim penulis makalah sehingga dapat terselesaikan
tugas makalah yang berjudul Aspek Mikrobiologis Bahan Dan Sediaan Farmasi.
Penulis berharap agar makalah ini dapat digunakan semestinya dan dapat
membantu para mahasiswa yang sedang belajar dijurusan farmasi khususnya yang
menempuh mata kuliah MIKROBIOLOGI ANALISIS.
Dalam penyusunan makalah ini pun juga banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Sehingga penyusun
mohon kesediaan dari pembaca makalah agar menyampaikan kritik dan sarannya
kepada penulis sehingga dalam penyusun makalah selanjutnya dapat menjadi
lebih baik.
Terima Kasih
Palu, 12 September 2017
Kelompok 6
DAFTAR ISI
17
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN...........................................................................
I.3 TUJUAN...
BAB II : PEMBAHASAN..............................................................................
III.2 SARAN......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB I
17
PENDAHULUAN
17
Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan praktikum uji
mikrobiologis terhadap produk sediaan farmasi yaitu makanan, minuman,
kosmetik, dan obat tradisional.
I.3 Tujuan
BAB II
ISI
17
II.1 Pengertian Mikrobiologi
a) Teknik pipetting
Teknik pipetting (mentransfer dengan pipet) sering
digunakan saat menganalisa sampel dengan kondisi standar.
Keunggulan teknik ini adalah kita dapat menghitung jumlah
bakteri yang kita pindah tersebut (opsianal, bila di inginkan)
17
misalkan saat kita melakukan metode TPC (menghitung jumlah
koloni bakteri). Teknik pipetting dapat dilakukan dengan
pengenceran ataupun tanpa pengenceran. Untuk pipetting
dengan pengenceran kita dapat menggunakan pipet volume
sedangkan pipetting tanpa pengenceran kita dapat
menggunakan micro volome pipettor.
Seleksi
Inokulasi dengan cara menanam bakteri pada media yang
selektif pada bakteri tertentu, teknik ini bertujuan agar
bakteri yang tumbuh adalah bakteri tersangka (target)
sehingga dapat diperoleh bakteri yang sesuai dengan yang
diharapkan.
Sebagai contoh, misalkan kita dapat menggunakan media
MCA (MacConcey Agar) untuk menyeleksi pertunbuhan
bakteri Salmonella sp. saat menyeleksi dari bakteri patogen
lainnya.
Isolasi
17
petri secara terus-menerus untuk diperoleh satu koloni yang
tidak tercampur dengan koloni lainnya.
2. Pengujian mikrobiologi
Pengujian mikrobiologi dalam Farmakope Indonesia edisi IV
a. Uji batas mikroba
17
Pengawetan dalam bidang farmasi bertujuan untuk
mencegah pertumbuhan mikroorganisme. Pengawet
antimikroorganisme adalah zat yang ditambahkan pada sediaan
obat untuk melindungi sediaan tersebut terhadap kontaminasi
mikroorganisme. Bahaya dari pencemaran mikroorganisme baik
bakteri, jamur ata khamir terdapat dimana mana selama
pembuatan, pengemasan, penyimpanan, dan penggunaan obat,
dimana manusia, lingkungan (ruangan, udara), bahan obat dan
bahan pembantu, alat alat kerja seperti mesin mesin dan
bangahan pengemas primer merupakan sumber kontaminasi
utama.
c. Uji sterilitas
a) Bahan Alam
1. Simplisia
17
dinyatakan lain, simplisia merupakan bahan yang dikeringkan.
Simplisia dapat berupa simplisia nabati, simplisia hewani dan
simplisia pelikan atau mineral.
2. Ekstraksi
17
sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara
larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang
konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh
cairan penyari dengan konsentrasi rendah ( proses difusi ).
Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan
konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel.
Selama proses maserasi dilakukan pengadukan dan
penggantian cairan penyari setiap hari. Endapan yang
diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan.
Ekstraksi Padat-Cair
17
Ekstraksi padat cair adalah zat yang diekstraksi di
dalam campuran yang berbentuk padat. digunakan untuk
mengisolasi zat berkhasiat yang terkandung dalam bahan
alam.
b) Bahan sintetis
Bahan sintetis adalah bahan obat yang berasal tumbuhan atau
hewan yang diproses secara kimiawi untuk diambil zat aktifnya (zat
yang berkhasiat).
2. Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang
keras atau lunak yang dapat larut. Digunakan untuk pemakaian oral.
17
3. Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau
tanpa bahan pengisi.
b. Trochici
Contoh : FG Trochees
c. Tablet sublingual
17
e. Tablet effervescent
f. Tablet salut
g. Tablet multilayer
Contoh : Bodrex
h. Tablet forte
Contoh : Quibron-T
4. Krim adalah sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan
obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai
17
Contoh : Kalcinol-N cream,Topsy cream, Chloramfecort 10 g,
Hydrokortison 5g, Scabicid 1 g
5. Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam
cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil.
7. Gel (Jeli) adalah sistem semi padat terdiri dari suspensi yang dibuat dari
partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar ,
terpenetrasi oleh suatu cairan.
Contoh : Stimuno
9. Implan atau pelet adalah sediaan dengan massa padat steril berukuran
kecil, berisi obat dengan kemurnian tinggi ( dengan atau tanpa eksipien ),
dibuat dengan cara pengempaan atau pencetakan. Implan atau pelet
dimaksudkan untuk ditanam di dalam tubuh ( biasanya secara sub kutan )
dengan tujuan untuk memperoleh pelepasan obat secara
berkesinambungan dalam jangka waktu lama.
17
Contoh : Andalan, Spiral
10. Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia
nabati dengan air pada suhu 90O selama 15 menit.
11. Injeksi adalah sediaan steril untuk kegunaaan parenteral, yaitu di bawah
atau menembus kulit atau selaput lendir.
a. Injeksi Dalam Bentuk Larutan
12. Irigasi adalah larutan steril yang digunakan untuk mencuci atau
membersihkan luka terbuka atau rongga - rongga tubuh, penggunaan
adalah secara topikal.
Contoh : Betadine,
17
b. Larutan obat mata adalah larutan steril, bebas partikel asing, merupakan
sediaan yang dibuat dan dikemas sedemikian rupa hingga sesuai
digunakan pada mata.
14. Pasta adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan
obat yang ditujukan untuk pemakaian topikal.
15. Plester adalah bahan yang digunakan untuk pemakaian luar terbuat dari
bahan yang dapat melekat pada kulit dan menempel pada pembalut.
Contoh : Hansaplast
16. Serbuk, adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang
dihaluskan, berupa serbuk yang dibagi bagi (pulveres) atau serbuk yang
tak terbagi (pulvis)
17. Solutio atau larutan, adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih
zat kimia yang terlarut.
Terbagi atas :
- Syrup, Larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain kadar
tinggi
17
- Elixir, adalah larutan oral yang mengandung etanol sebagai pelarut.
Contoh : Tolmicen 10 ml
e. Spirit, adalah larutan mengandung etanol atau hidro alkohol dari zat
yang mudah menguap, umumnya merupakan larutan tunggal atau
campuran bahan.
Contoh : Halog 8 ml
18. Supositoria, adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang
diberikan melalui rectal, vagina atau uretra, umumnya meleleh, melunak
atau melarut pada suhu tubuh.
17
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
17
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi
III.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
17
17