Anda di halaman 1dari 18

METODE PENGUJIAN POTENSI

ANTIBIOTIKA
Disusun Oleh :
KELOMPOK 6

TUTUT SETIAWATI G 701 13 065


REZKY MULYANI G 701 15 075
WINDA VADELVINA G 701 15 133
ANDRIYANA A G 701 15 243
Pengertian Antibiotika

Antibiotika ( latin : anti = lawan, bios = hidup ) adalah zat-zat kimia yang
dihasilkan miroorganisme hidup terutama fungi dan bakteri. Yang memiliki
khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan banyak bakteri dan beberapa
virus besar, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relative kecil.
Penentuan kadar atau potensi antibotik

Pengertian Kadar dan Potensi


Kadar => Jumlah per satuan berat/volume
Potensi => Ukuran kekuatan /daya hambat atau daya bunuh zat aktif
terhadap mikroorganisme tertentu
Resistensi sel mikroba ialah suatu sifat tidak terganggunya kehidupan sel mikroba oelh
antimikroba. Sifat ini dapat merupakan suatu mekanisme alamiah untuk bertahan hidup. Ada 5
mekanisme resistensi kuman terhadap antimikroba yaitu (Ganiswara, 1995) :
Perubahan tempat kerja (target site) obat pada mikroba.
Mikroba menurunkan permeabilitasnya sehingga obat sulit masuk ke dalam sel.
Inaktivasi obat oleh mikroba.
Mikroba yang membentuk jalan pintas untuk menghindari tahap yang dihambat oleh
antimikroba.
Meningkatkan produksi enzim yang dihambat oleh antimikroba.
Tujuan uji potensi antibiotika

Tujuan uji potensi antibiotika yaitu sebagai standar untuk mengatasi keraguan
tentang kemungkinan hilangnya aktifitas (potensi) antibiotik terhadap efek daya
hambatnya pada mikroba
Adapun strategi dan rencana aksi bersama yang harus
dilakukan secara bersinergi untuk mencegah dan mengurangi
terjadinya resistensi antimikroba adalah:

Penyusunan dan atau penyempurnaan pedoman dan peraturan penggunaan


antimikroba.
Penguatan dan peningkatan kapasitas laboratorium pengujian.
Pembangunan dan penguatan jejaring surveilans antibiotika di masing-masing bidang
maupun antara bidang kesehatan hewan dan manusia; baik antara laboratorium dan
unit teknis terkait lainnya, pada sektor pemerintah maupun swasta, serta institusi
pendidikan atau perguruan tinggi.
Penetapan program monitoring dan evaluasi yang lebih terencana dan
berkelanjutan terhadap proses perijinan, distribusi dan penggunaan
antimikroba.
Penelitian bersama antara bidang kesehatan hewan dan manusia, optimalisasi
pengawasan terhadap pelaksanaan penelitian, dan peningkatan sistem
kerjasama diseminasi hasil berbagai kajian atau pertukaran informasi dan
pengetahuan (knowledge exchange) melalui lokakarya, konferensi,
pembentukan forum komunikasi dan kelompok kerja lintas sektoral.
Penyebarluasan informasi dan peningkatan pemahaman dan kesadaran
berbagai pemangku kepentingan tentang pentingnya penggunaan antimikroba
yang rasional untuk mendorong perubahan pola pikir dan perilaku.
Penyusunan roadmap nasional penanganan resistensi antimikroba yang
melibatkan multi-sektor.
Metode umum yang digunakan untuk uji
potensi antibotika

Uji potensi antibiotika dilakukan dalam dua metode yaitu metode kertas saring
(Kirby and Bauer) dan metode dAubert. Metode kertas saring menghambat
pertumbuhan mikroorganisme dengan menggunakan zat-zat kimia seperti
fungisida, bakterisida, dan insektisida. Dengan perlakuan fisik seperti dengan
sinar UV, pemanasan yang tinggi, serta dengan perlakuan biologi seperti
menggunakan mikroorganisme lain sebagai antagonis. Metode dAubert yaitu
metode yang digunakan untuk memeriksa kadar anibiotika dalam bahan makanan
sebagai bahan pengawet (Ramona dkk., 2007).
Adapun metode umum yang digunakan untuk uji
potensi antibotika
Lempeng (Silinder/kertas cakram)

Difusi antibiotik dari silinder yang


dipasang tegak lurus pada lapisan agar
padat dalam cawan petri atau lempeng
yang berisi biakan mikroba uji pada
jumlah tertentu

Mikroba dihambat
pertumbuhannya
Turbidimetri (Tabung)

Hambatan pertumbuhan biakan mikroba dalam larutan serba sama antibiotik,


Dalam media cair yang dapat menumbuhkan mikroba dengan cepat
VALIDASI UJI POTENSI

Validasi metoda analisis dapat dilkatakan sebagai suatu proses yang


didokumentasikan dan digunakan untuk pembuktian suatu metoda uji akan
senantiasa memberikan hasil yang diinginkan metode tersebut secara tetap
dengan ketepatan dan ketelitian yang mamadai.
Beberapa peralatan yang memerlukan validasi dan
kalibrasi dalam uji potensi antibiotika antara lain :
A. Sterilisator
Validasi dilakukan baik terhadap alat maupun proses sterilisasi.
Otoklaf
- Setiap kali proses sterilisasi, pada barang yang disterilkan dilekatkan pita kontrol. Setelah proses
sterilisasi pita kontrol harus memperlihatkan perubahan sesuai yang diinginkan dan dilampirkan
pada formulir prosedur validasi.

Sterilisator kering (oven)


- Setiap kali proses sterilisasi, dilakukan pengukuran suhu dengan termometer resisten. Suhu
di dalam oven harus sesuai dengan yang ditunjukkan oleh penunjuk suhu (termometer) oven.
- Setiap kali proses sterilisasi, dilakukan pencatatan suhu. Suhu harus sesuai dengan yang
diinginkan selama waktu proses sterilisasi berlangsung.
B. Inkubator
Inkubator yang digunakan dalam uji potensi adalah inkubator udara
biasa (cara difusi agar) dan inkubator tangas air (cara turbidimetri)

Inkubator udara biasa:


- Setiap kali proses inkubasi, dilakukan pengukuran suhu dengan
termometer resisten, untuk memeriksa keseragaman suhu udara di dalam
ruang inkubator. Suhu didalam inkubator harus sama dengan yang
ditunjukkan oleh inkubator.

Inkubator tangas air :


- Setiap kali proses inkubasi, dilakukan pengukuran suhu dan
kecepatan sirkulasi air pemanas. Suhu dan kecepatan sirkulasi harus sama
dengan yang ditunjukkan oleh alat.
C. Alat ukur daerah hambatan
Alat ukur yang digunakan dapat berupa jangka sorong dan alat ukur yang menggunakan
sistem optik.

D. pH-meter
Setiap pagi hari dilakukan kalibrasi. Jarum penunjuk atau angka pengukuran harus
disesuaikan dengan pH larutan dapar kalibrasi.

E. Spektrofotometer
Setiap kali proses pengukuran dilakukan pencatatan panjang gelombang dan resapan.
Panjang gelombang harus sesuai dengan yang diinginkan.
Pelarut dan Pengencer
Sebagai pelarut biasanya digunakan air, larutan dapar dan pelarut organik. Sebagai pengencer
biasanya digunakan air dan larutan dapar. Pelarut/pengencer yang berupa larutan dapar dapat
dibuat sendiri dari komponen-komponennya atau menggunakan larutan dapar siap pakai.

Pada pemakaian larutan dapar siap pakai harus dilakukan pemeriksaan dan pencatatan pH larutan
dapar siap pakai ini harus memiliki pH yang telah ditentukan sesuai dengan yang diinginkan.
Cara pengujian
Cara yang digunakan dalam pengujian potensi antibiotika harus sesuai dengan yang tercantum
dalam farmakope atau cara yang terbaik untuk suatu antibiotika setelah melalui serangkaian
percobaan.
Pada cara difusi agar dilakukan pencatatan jasadrenik uji, media, pelarut dan pengencer yang
digunakan. Jasadrenik uji, media, pelarut dan pengencer yang digunakan harus sesuai denagn yang
disebutkan di atas.Selain itu juga dilakukan pencatatan suhu dan lamanya inkubasi. Suhu dan
lamanya masa inkubasi harus sesuai dengan yang diinginkan. Pada cara turbidimetri dilakukan
pencatatan seperti pada cara difusi agar dan pencacatan panjang gelombang dari spektrofotometer
yang digunakan.
Tindakan Pengaman yang Diperlukan
Tindakan pengamanan yang diperlukan adalah dalam pencegahan kontaminasi terhadap
pekerjaan selama pengujian. Selain itu juga harus divalidasi tindakan pengamanan terhadap sisa
kerja seperti perbenihan jasadrenik uji, media yang telah digunakan dan sebagainya.

Pada pencegahan kontaminasi dilakukan pekerjaan secara aseptik di lemari bersih (clean
bench). Dilakukan pemeriksaan dan pencatatan kebersihan daerah kerja.

Pengamanan sisa kerja dilakukan dengan destruksi menggunakan sterilisator yang sesuai.
Validasi dilakukan terhadap alat dan proses sterilisasi seperti yang telah diuraikan di atas.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai