Anda di halaman 1dari 13

Departemen Teknik Sipil

Fakultas Teknik Sipil, Lingkungan dan Kebumian


Institut Teknologi Sepuluh Nopember

PERENCANAAN GEOTEXTILE PADA TIMBUNAN


(Tugas desain kelompok)

Beban jalan+lalu lintas Potongan1 Potongan 2


Potongan 4
15 Kpa Potongan 3
Kemiringan memanjang
jalan= X %
Ilustrasi pemasangan
geotextile sebagai
tembok penahan
H meter

Tanah urug sirtu


timb=18.5 KN/m3
C=0; =35o

L1=25 m L2=50 m L3=30 m L4=20 m Lapisan tanah dasar

Gambar 1. Potongan memanjang oprit jembatan.

30 meter
28.5 meter

Tanah urug sirtu


H1 meter 1:2 timb=18.5 KN/m3
C=0; =35o M
A
T

Lapisan lempung 1
3 meter sat=17.5 KN/m3
C=10 Kpa=0o
Lapisan lempung 2
sat=17.9 KN/m3
5 meter C=15 Kpa; =0o

2 meter Lapisan lempung 3


sat=17.9 KN/m3; C=35; =0o
Lapisan tanah keras

Gambar 2. Potongan melintang timbunan jalan

Berdasarkan ilustrasi gambar diatas rencanakan:


1. Jumlah+panjang kebutuhan perkuatan geotextile di belakang pangkal jembatan (Gambar
1). Pangkal jembatan hanya menahan beban vertical dari jembatan; beban perkerasan dan
beban akibat tanah urug dibelakang pangkal jembatan diterima oleh geotextile.
2. Jumlah+panjang kebutuhan perkuatan geotextile untuk timbunan oprit pada potongan
(Gambar 1). Potongan melintang timbunan dan data tanah timbunan+tanah dasar dapat
dilihat pada Gambar 2.
(Kuat tarik geotextile ultimate, safety factor untuk memperoleh Tallow geotextile dan jarak
geotextile silahkan direncanakan sendiri)

Kelompok 8 – Kelas B
Timbunan dan Konstruksi Penahan Tanah
Departemen Teknik Sipil
Fakultas Teknik Sipil, Lingkungan dan Kebumian
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Kelompok Tinggi Kemiringan Kelompok Tinggi Kemiringan


timbunan memanjang jalan timbunan memanjang
(meter) (X meter) (meter) jalan (X meter)
1 8 2% 8 7 3%
2 7.5 2% 9 6.5 3%
3 7 2% 10 6 3%
4 6.5 2% 11 8 3.5%
5 6 2% 12 7.5 3.5%
6 8 3% 13 7 3.5%
7 7.5 3%
Catatan :
masing-masing kelompok melakukan 3 perhitungan desain yaitu : a) Geotextile sebagai
dinding penahan tanah; b) Geotextile sebagai perkuatan timbunan untuk potongan yang
terpilih untuk masing-masing kelas.
Pembagian potongan melintang yang ditinjau:
Kelas A: Potongan 1 dan Potongan 4
Kelas B: Potongan 2 dan Potongan 3

Kelompok 8 – Kelas B
Timbunan dan Konstruksi Penahan Tanah
Departemen Teknik Sipil
Fakultas Teknik Sipil, Lingkungan dan Kebumian
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Penyelesaian:

2. Jumlah dan panjang kebutuhan perkuatan geotextile untuk timbunan oprit pada potongan.
a) Potongan 2
Diketahui:

- H1 = 4,75 m
- Beban = 15 kpa
- FS rencana = 1,5
- Jarak antar geotextile = 0,3 m / 30 cm
- E = 85%
Spesifikasi geotextile
- Kuat tarik ultimit = 200 kN/m
- FSID = 1,1
- FSCR = 2,1
- FSCD = 1,1
- FSBD = 1,1
𝑇𝑖
- Kuat tarik ijin (Tall) = (𝐹𝑠𝑖𝑑 𝑥 𝐹𝑠𝑐𝑟 𝑥 𝐹𝑠𝑐𝑑 𝑥 𝐹𝑠𝑏𝑑) = 72 kN/m

Hasil analisis menggunakan program XSTABL


Mr Initiation Termination Radius
Percobaan SF X (m) Y (m)
(kN.m) (m) (m) (m)
1 0,871 6543 8,11 33,11 19,08 20,41 15,12
2 0,724 3427 7,83 27,02 15,76 19,10 12,06
3 0,701 2387 8,60 25,11 15,60 16,72 9,71
4 0,714 2839 8,78 26,47 16,17 17,76 10,72
5 0,716 2723 8,93 26,26 16,17 17,58 10,48

Kelompok 8 – Kelas B
Timbunan dan Konstruksi Penahan Tanah
Departemen Teknik Sipil
Fakultas Teknik Sipil, Lingkungan dan Kebumian
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Dengan menggunakan program bantu XSTABL dilakukan percobaan kelongsoran dan


didapatkan tingkat kestabilitasan terendah:
- SF = 0,701
- Mres1 = 2387 kN.m
- Jarak pusat kelongsoran ke dasar (Ti) = 6,72 m

➢ Menghitung Md
Mres1
SF =
Md
2387 kN. m
0,701 =
Md
2387 kN. m
Md =
0,701
Md = 3405,15 kN. m
➢ Menghitung Mres2, dengan FS 1,5
Mres2
SF =
Md
Mres2
1,5 =
3405,15 kN. m
Mres2 = 3405,15 kN. m × 1,5
Mres2 = 5107,7 kN. m

➢ Menghitung ΔMr
ΔMr = Mres2 − Mres1
ΔMr = 5107,7 kN. m − 2387 kN. m
ΔMr = 2720,7 kN. m

➢ Contoh perhitungan kumulatif Mres pada lapis 1 dan 2


Lapis 1
Ti1 = 6,72 m
Tall = 72 kN/m
Mr = Ti × Tall
Mr = 6,72 × 72
Mr = 480,84 kN. m
Lapis 2
Ti2 = 6,42 m
Tall = 72 kN/m

Kelompok 8 – Kelas B
Timbunan dan Konstruksi Penahan Tanah
Departemen Teknik Sipil
Fakultas Teknik Sipil, Lingkungan dan Kebumian
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Mr = Ti × Tall
Mr = 6,42 × 72
Mr = 459,38 kN. m
∑Mr = 480,84 + 459,38 kN. m
∑Mr = 940,22 kN. m

Selanjutnya untuk menghitung ∑Mr lapisan diatas digunakan perhitungan yang sama.
Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 2.1

➢ Contoh perhitungan panjang geotextile di belakang bidang longsor (Le) lapis 1


Tall × SF
Le =
(τatas + τbawah) × E
τatas = c + σN × tanϕ (menggunakan data tanah di atas geotextile)
τatas = 0 + 18,5 × 4,75 × tan35
τatas = 61,531 kN/m2

τbawah = c + σN × tanϕ (menggunakan data tanah di bawah geotextile)


τbawah = 10 + 17,5 × 4,75 × tan0
τbawah = 10 kN/m2

Tall × SF
Le =
(τatas + τbawah) × E
72 × 1,5
Le =
(61,531 + 10) × 0,85
Le = 1,77 m
Untuk memudahkan pemasangan di lapangan maka Le yang digunakan sebesar 1,8 m
Selanjutnya untuk menghitung Le lapisan diatas digunakan perhitungan yang sama. Hasil
perhitungan dapat dilihat pada Tabel 2.1
Tabel 2.1
kumulatif Le
Ti Mr τ atas τ bawah H
No Mr Le (m) pakai Lr
(m) (kN.m) (kN/m2) (kN/m2) (m)
(kN.m) (m)
1 6,72 480,84 61,531 10,000 4,75 1,77 1,8 12,61
2 6,42 459,38 940,22 57,645 57,645 4,45 1,10 1,8 12,28
3 6,12 437,91 1378,13 53,758 53,758 4,15 1,17 1,8 11,94
4 5,82 416,44 1794,57 49,872 49,872 3,85 1,27 1,8 11,57
5 5,52 394,98 2189,55 45,986 45,986 3,55 1,37 1,8 11,18
6 5,22 373,51 2563,06 42,100 42,100 3,25 1,50 1,8 10,79
7 4,92 352,04 2915,10 38,214 38,214 2,95 1,65 1,8 10,37

Kelompok 8 – Kelas B
Timbunan dan Konstruksi Penahan Tanah
Departemen Teknik Sipil
Fakultas Teknik Sipil, Lingkungan dan Kebumian
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

➢ Contoh perhitungan foundation stability


Contoh perhitungan Tekanan Tanah Aktif (Pa) dan Tekanan Tanah Pasif (Pp)

Ka1,2,3 = tan2 (45 – 0/2)


=1
√Ka =1
Kp = tan2 (45 + 0/2)
=1
√Kp =1

σv 1 =q = 15 kN/m²
σv 2 = σv 1 + γ1’ x h1
= 15 + (17,5 kN/m³ - 9,81 kN/m³) x 3 m
= 38,07 kN/m²
σv 3 = σv 2 + γ2’ x h2
= 38,07 kN/m² + (17,9 kN/m³ - 9,81 kN/m³) x 5 m
= 78,52 kN/m²
σv 4 = σv 3 + γ3’ x h3
= 78,52 kN/m² + (17,9 kN/m³ - 9,81 kN/m³) x 2 m
= 94,7 kN/m²

σh 1 = σv 1 – 2 x C1
= 15 kN/m² - 2 x 10 kN/m²
= -5 kN/m²
σh 2 a = σv 2 – 2 x C1
= 38,07 kN/m² - 2 x 10 kN/m²
= 18,07 kN/m²
σh 2 b = σv 2 – 2 x C2
= 38,07 kN/m² - 2 x 15 kN/m²
= 8,07 kN/m²
σh 3 a = σv 3 – 2 x C2
= 78,52 kN/m² - 2 x 15 kN/m²
= 48,52 kN/m²
σh 3 b = σv 3 – 2 x C3
= 78,52 kN/m² - 2 x 35 kN/m²
= 8,52 kN/m²

σh 4 = σv 4 – 2 x C3
= 94,7 kN/m² - 2 x 35 kN/m²
σ= 24,70 kN/m²

Kelompok 8 – Kelas B
Timbunan dan Konstruksi Penahan Tanah
Departemen Teknik Sipil
Fakultas Teknik Sipil, Lingkungan dan Kebumian
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Pa1 = (σh) x h)
= 18,07 x 5
= 40,35 kN
Pa2 = (1/2 x (σh) x h)
= 38,07 x 2,15/2
= 19,43 kN
Pa3 = (1/2 x (σh) x h)
= 40,52 x 5/2
= 101,13 kN
Pa4 = (σh) x h)
= 8,52 x 2
= 17,04 kN
Pa5 = (1/2 x (σh) x h)
= 16,18 x 2/2
= 16,18 kN
Pa = Pa1 + Pa2 + Pa3 + Pa4 + Pa5
= 194,12 kN

Selanjutnya dengan menggunakan cara yang sama, dilakukan perhitungan untuk tekanan
tanah pasif dan didapatkan hasil sebagai berikut:
No σHa (kN/m²) Pa σHp (kN/m²) Pp
1 18,07 19,43 60 60
2 8,07 40,35 33,75 33,75
3 48,52 101,13 464,75 464,75
4 8,52 17,04 100 100
5 24,70 16,18 265,9 265,9
149,13 16,18

∑Pa = 194,12 kN ∑Pp = 940,58

Syarat pertama:
𝑃𝑝 + 2 × 𝐶𝑢 × 𝐿 + (𝑇𝑎𝑙𝑙 × 𝐿)
𝑃𝑎 ≤
𝑆𝐹
940,58 + 2 × (10 + 35) × 2 × 4,75 + (75 × 2 × 4,75)
194,12 ≤
1,5
194,12 ≤ 1368,05
𝟏𝟗𝟒, 𝟏𝟐 ≤ 𝟏𝟑𝟔𝟖, 𝟎𝟓 (Memenuhi)

Kelompok 8 – Kelas B
Timbunan dan Konstruksi Penahan Tanah
Departemen Teknik Sipil
Fakultas Teknik Sipil, Lingkungan dan Kebumian
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

b) Potongan 3
Diketahui:

- H1 = 3,85 m
- Beban = 15 kpa
- FS rencana = 1,5
- Jarak antar geotextile = 0,3 m / 30 cm
- E = 85%
Spesifikasi geotextile
- Kuat tarik ultimit = 200 kN/m
- FSID = 1,1
- FSCR = 2,1
- FSCD = 1,1
- FSBD = 1,1
𝑇𝑖
- Kuat tarik ijin (Tall) = (𝐹𝑠𝑖𝑑 𝑥 𝐹𝑠𝑐𝑟 𝑥 𝐹𝑠𝑐𝑑 𝑥 𝐹𝑠𝑏𝑑) = 72 kN/m

Hasil analisis menggunakan program XSTABL


Mr Initiation Termination Radius
Percobaan SF X (m) Y (m)
(kN.m) (m) (m) (m)
1 0,794 2187 8,89 25,07 15,85 16,66 9,63
2 0,773 2015 8,44 24,10 15,21 16,24 9,20
3 0,772 1914 8,67 24,01 15,33 15,95 8,93
4 0,769 2049 8,26 24,07 15,10 16,28 9,29
5 0,766 1903 7,61 22,92 14,26 15,94 8,91

Kelompok 8 – Kelas B
Timbunan dan Konstruksi Penahan Tanah
Departemen Teknik Sipil
Fakultas Teknik Sipil, Lingkungan dan Kebumian
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Dengan menggunakan program bantu XSTABL dilakukan percobaan kelongsoran dan


didapatkan :
- FS = 0,766
- Mres1 = 1903 kN.m
- Jarak pusat kelongsoran ke dasar (Ti) = 5,94 m

➢ Menghitung Md
Mres1
FS =
Md
1903 kN. m
0,766 =
Md
1903 kN. m
Md =
0,766
Md = 2484,33 kN. m

➢ Menghitung Mres2, dengan FS 1,5


Mres2
FS =
Md
Mres2
1,5 =
2484,33 kN. m
Mres2 = 2484,33 kN. m × 1,5
Mres2 = 3726,5 kN. m

➢ Menghitung ΔMr
ΔMr = Mres2 − Mres1
ΔMr = 3726,5 kN. m − 1903 kN. m
ΔMr = 1823,5 kN. m

➢ Contoh perhitungan kumulatif Mres pada lapis 1 dan 2


Lapis 1
Ti1 = 5,94 m
Tall = 72 kN/m
Mr = Ti × Tall
Mr = 5,94 × 72
Mr = 425,03 kN. m
Lapis 2
Ti2 = 5,64 m

Kelompok 8 – Kelas B
Timbunan dan Konstruksi Penahan Tanah
Departemen Teknik Sipil
Fakultas Teknik Sipil, Lingkungan dan Kebumian
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Tall = 72 kN/m
Mr = Ti × Tall
Mr = 5,64 × 72
Mr = 403,56 kN. m
∑Mr = 425,03 + 403,56 kN. m
∑Mr = 828,59 kN. m
Selanjutnya untuk menghitung ∑Mr lapisan diatas digunakan perhitungan yang sama.
Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 2.2

➢ Contoh perhitungan panjang geotextile di belakang bidang longsor (Le) lapis 1

Tall × SF
Le =
(τatas + τbawah) × E
τatas = c + σN × tanϕ (menggunakan data tanah di atas geotextile)
τatas = 0 + 18,5 × 3,85 × tan35
τatas = 49,872 kN/m2

τbawah = c + σN × tanϕ (menggunakan data tanah di bawah geotextile)

τbawah = 10 + 17,5 × 3,85 × tan0


τbawah = 10 kN/m2

Tall × SF
Le =
(τatas + τbawah) × E
72 × 1,5
Le =
(49,872 + 10) × 0,85
Le = 2,11 m
Untuk memudahkan pemasangan di lapangan maka Le yang digunakan sebesar 2 m
Selanjutnya untuk menghitung Le lapisan diatas digunakan perhitungan yang sama. Hasil
perhitungan dapat dilihat pada Tabel 2.2
Tabel 2.2
kumulatif Le
Ti Mr τ atas τ bawah
No Mr H (m) Le (m) pakai Lr
(m) (kN.m) (kN/m2) (kN/m2)
(kN.m) (m)
1 5,94 425,03 49,872 10,000 3,85 2,11 2,2 12,61
2 5,64 403,56 828,59 45,986 45,986 3,55 1,37 2 12,28
3 5,34 382,10 1210,69 42,100 42,100 3,25 1,50 2 11,94
4 5,04 360,63 1571,32 38,214 38,214 2,95 1,65 2 11,57
5 4,74 339,16 1910,49 34,328 34,328 2,65 1,84 2 11,18
Kelompok 8 – Kelas B
Timbunan dan Konstruksi Penahan Tanah
Departemen Teknik Sipil
Fakultas Teknik Sipil, Lingkungan dan Kebumian
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

➢ Contoh perhitungan foundation stability


Contoh perhitungan Tekanan Tanah Aktif (Pa) dan Tekanan Tanah Pasif (Pp)

Ka1,2,3 = tan2 (45 – 0/2)


=1
√Ka =1
Kp = tan2 (45 + 0/2)
=1
√Kp =1

σv 1 =q = 15 kN/m²
σv 2 = σv 1 + γ1’ x h1
= 15 + (17,5 kN/m³ - 9,81 kN/m³) x 3 m
= 38,07 kN/m²
σv 3 = σv 2 + γ2’ x h2
= 38,07 kN/m² + (17,9 kN/m³ - 9,81 kN/m³) x 5 m
= 78,52 kN/m²
σv 4 = σv 3 + γ3’ x h3
= 78,52 kN/m² + (17,9 kN/m³ - 9,81 kN/m³) x 2 m
= 94,7 kN/m²

σh 1 = σv 1 – 2 x C1
= 15 kN/m² - 2 x 10 kN/m²
= -5 kN/m²
σh 2 a = σv 2 – 2 x C1
= 38,07 kN/m² - 2 x 10 kN/m²
= 18,07 kN/m²
σh 2 b = σv 2 – 2 x C2
= 38,07 kN/m² - 2 x 15 kN/m²
= 8,07 kN/m²
σh 3 a = σv 3 – 2 x C2
= 78,52 kN/m² - 2 x 15 kN/m²
= 48,52 kN/m²
σh 3 b = σv 3 – 2 x C3
= 78,52 kN/m² - 2 x 35 kN/m²
= 8,52 kN/m²

σh 4 = σv 4 – 2 x C3
= 94,7 kN/m² - 2 x 35 kN/m²
σ= 24,70 kN/m²

Kelompok 8 – Kelas B
Timbunan dan Konstruksi Penahan Tanah
Departemen Teknik Sipil
Fakultas Teknik Sipil, Lingkungan dan Kebumian
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Pa1 = (σh) x h)
= 18,07 x 5
= 40,35 kN
Pa2 = (1/2 x (σh) x h)
= 38,07 x 2,15/2
= 19,43 kN
Pa3 = (1/2 x (σh) x h)
= 40,52 x 5/2
= 101,13 kN
Pa4 = (σh) x h)
= 8,52 x 2
= 17,04 kN
Pa5 = (1/2 x (σh) x h)
= 16,18 x 2/2
= 16,18 kN
Pa = Pa1 + Pa2 + Pa3 + Pa4 + Pa5
= 194,12 kN

Selanjutnya dengan menggunakan cara yang sama, dilakukan perhitungan untuk tekanan
tanah pasif dan didapatkan hasil sebagai berikut:
No σHa (kN/m²) Pa σHp (kN/m²) Pp
1 18,07 19,43 60 60
2 8,07 40,35 33,75 33,75
3 48,52 101,13 464,75 464,75
4 8,52 17,04 100 100
5 24,70 16,18 265,9 265,9
149,13 16,18

∑Pa = 194,12 kN ∑Pp = 940,58

Syarat pertama:
𝑃𝑝 + 2 × 𝐶𝑢 × 𝐿 + (𝑇𝑎𝑙𝑙 × 𝐿)
𝑃𝑎 ≤
𝑆𝐹
940,58 + 2 × (10 + 35) × 2 × 3,85 + (75 × 2 × 3,85)
194,12 ≤
1,5
194,12 ≤ 1227,65
𝟏𝟗𝟒, 𝟏𝟐 ≤ 𝟏𝟐𝟐𝟕, 𝟔𝟓 (Memenuhi)

Kelompok 8 – Kelas B
Timbunan dan Konstruksi Penahan Tanah
Departemen Teknik Sipil
Fakultas Teknik Sipil, Lingkungan dan Kebumian
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan pada penyelesaian didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
A. Potongan 2
1. Dengan SF rencana 15 dan ΔMr yang perlu dicapai untuk mendapatkan kestabilan pada
timbunan sebesar 2720,7 kN.m.
2. Diperlukan 7 lapis geotextile dengan jarak antar geotextile 30 cm
3. Panjang geotextile dibelakang bidang longsor 180 cm.

B. Potongan 3
1. Dengan SF rencana 15 dan ΔMr yang perlu dicapai untuk mendapatkan kestabilan pada
timbunan sebesar 1903 kN.m.
2. Diperlukan 5 lapis geotextile dengan jarak antar geotextile 30 cm
3. Panjang geotextile dibelakang bidang longsor pada lapis 1 220 cm dan lapis 2 – 5 200
cm

Kelompok 8 – Kelas B
Timbunan dan Konstruksi Penahan Tanah

Anda mungkin juga menyukai