Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULU
AN

1. Latar Belakang

Pelayanan angkutan umum di Kabupaten Kampar masih sangat jauh dari kata
optimal, hal ini menjadi salah satu masalah utama di sektor transportasi khususnya
transportasi publik. Rendahnya penggunaan angkutan umum dan tingginya tingkat
penggunaan kendaraan pribadi terutama sepeda motor oleh berbagai kalangan
masyarakat terutama pada kalangan pelajar di Kabupaten Kampar. Sehingga dapat
membahayakan keselamatan dan keamanan para pelajar.

Dengan adanya Peraturan Menteri No 16 Tahun 2016 Tentang Penerapan Rute


Aman Selamat Sekolah (RASS) yang merupakan bagian dari manajemen dan
rekayasa lalu lintas berupa penyediaan sarana dan prasarana angkutan dengan
pengendalian lalu lintas, dengan diselenggarakannya angkutan pelajar nantinya
dapat mendukung dan mengembangkan konsep dari RASS tersebut.

Guna mendukung aktivitas dan mobilitas pelajar untuk ke sekolah sangat diperlukan
sarana dan prasarana yang menunjang. Sarana yang seharusnya disediakan untuk
menunjang hal tersebut yaitu disediakannya angkutan khusus pelajar atau biasa
disebut sebagai angkutan sekolah. Angkutan sekolah merupakan pelayanan untuk
mengantar jemput siswa-siswi sekolah.
Pada saat ini Pemerintah Kabupaten Kampar memiliki 5 (lima) unit bus sekolah yang
melayani 5 (lima) trayek di 2 (dua) Kecamatan yang masing-masing trayek
beroperasi pada hari sekolah dan mulai beroperasi pada pagi hari pukul 06.30-07.30
WIB dan siang hari pukul 15.30-16.45 WIB. Pembiayaan bus sekolah tidak di
bebankan kepada pelajar melainkan ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah
Kabupaten.

Kabupaten Kampar merupakan salah satu Kabupaten terluas di Provinsi Riau, yaitu
memiliki luas wilayah sebesar 11.289 Km 2 atau sekitar 12,9 persen dari luas wilayah
Provinsi Riau. Kabupaten Kampar memiliki posisi yang strategis karena terletak pada
jalan lintas Sumatera yang menghubungkan Provinsi yang berada di Utara menuju
ke Selatan. Kabupaten Kampar memiliki 21 (dua puluh satu) Kecamatan dengan
jumlah penduduk sebanyak 851.837 jiwa dan Jumlah siswa sekolah lebih kurang
152.220 jiwa (BPS,2018) maka pelayanan bus sekolah yang terdapat di Kabupaten

[AUTHOR NAME] 1
Kampar belum efektif yang ditandai dengan jumlah penumpang yang masih melebihi
kapasitas dan trayek yang belum memenuhi permintaan anak sekolah. Banyaknya
perusahaan yang berada di wilayah Kabupaten Kampar yang dapat menjawab
kebutuhan bus Sekolah khususnya di wilayah Kecamatan tempat domisili
perusahaan-perusahaan tersebut dengan memberdayakan dana Corporate Social
Responsibilty (CSR) yang menjadi kewajiban perusahaan untuk peduli akan
kelangsungan Pendidikan di Kabupaten Kampar, Berdasarkan latar belakang diatas
perlu adanya Optimalisasi Anggaran melalui CAS-GAIS (CSR Angkutan Sekolah –
Gratis Aman, Independen dan Selamat).

2. Tujuan
Tujuan dari Optimalisasi Anggaran melalui CAS-GAIS (CSR Angkutan Sekolah –
Gratis Aman, Independen dan Selamat) adalah :

a. Memberikan kemudahan pelayanan angkutan bagi anak-anak sekolah.


b. Sebagai suatu kebutuhan menyelesaikan dan mengurangi tingkat kecelakaan
lalu lintas dikalangan generasi muda selaku pelajar disebabkan banyaknya
anak sekolah yang menggunakan sepeda motor.
c. Menanamkan dan membangun kesadaran generasi muda melalui pelajar
sebagai pelopor berperilaku tertib lalu lintas.

3. Manfaat
Sedangkan manfaat dari Optimalisasi Anggaran melalui CAS-GAIS (CSR
Angkutan Sekolah – Gratis Aman, Independen dan Selamat) yaitu:

a. Memperluas jaringan pelayanan bus sekolah yang telah ada pada saat ini.
b. Menambah jumlah armada bus sekolah sehingga dapat memenuhi jumlah
permintaan.
c. Meningkatkan wujud nyata komitmen dan kepedulian Perusahaan dan
Pemerintah terhadap kebutuhan masyarakat akan jasa transportasi yang
mudah dan murah.

[AUTHOR NAME] 2
B. Profil Kinerja Organisasi

1. Visi dan Misi Pembangunan Kabupaten Kampar


Visi pembangunan daerah adalah rumusan umum mengenai keadaan yang
diinginkan pada akhir periode perencanaan. Rumusan visi berguna untuk
memberikan panduan sehingga segala sumber daya dapat digunakan secara
terarah, guna mewujudkan kondisi akhir yang dicita- citakan melalui
serangkaian tahapan kegiatan. Visi pembangunan daerah yang ditetapkan
untuk periode 2017- 2022 adalah sebagai berikut:
“Terwujudnya Kabupaten Kampar sebagai Wilayah Industri dan
Pertanian yang Maju dengan Masyarakat yang Religius, Beradat,
Berbudaya dan Sejahtera”.

Guna mewujudkan visi pembangunan daerah periode 2017-2022 tersebut,


maka ditetapkan enam misi sebagai berikut:
Misi 1.

Menyiapkan Sumber Daya Manusia yang Handal dan Profesional

Misi 2.

Mengembangkan Pertanian yang Modern dan Meningkatkan Kualitas


Lingkungan Hidup

Misi 3.

Membangun Infrastruktur Kabupaten Kampar yang berkualitas dan


Proporsional

Misi 4.

Menciptakan Iklim Usaha yang Kondusif

Misi 5.

Mengembangkan Kawasan Pariwisata dan Industri Pengolahan yang


Maju

Misi 6.

Memperkuat Citra Kampar sebagai Serambi Mekkah Riau yang


Religius, Beradat, dan Berbudaya

[AUTHOR NAME] 3
Optimalisasi Anggaran melalui CAS-GAIS (CSR Angkutan Sekolah – Gratis Aman,
Independen dan Selamat)apat terlihat di Misi III Pembangunan Kabupaten Kampar

“ Membangun Infrastruktur Kabupaten Kampar Yang Berkualitas Dan


Proporsional”

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Meningkatkan Meningkatnya Meningkatkan kualitas Peningkatan


ketersediaan infrastruktur layanan transportasi pembangunan dan
infrastruktur transportasi guna meningkatkan rehabilitasi sarana dan
yang berkualitas angka kelaikan angkutan prasarana perhubungan
dan menurunkan angka
kecelakaan

Peningkatan Pelayanan
dan keselamatan
transportasi

2. Tugas dan Fungsi Dinas Perhubungan Kabupaten Kampar


Dinas Perhubungan merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah
dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati Kampar melalui Sekretaris Daerah
Kabupaten.

Dinas Perhubungan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian


kewenangan Pemerintah Daerah dalam bidang Perhubungan.

Dalam melaksanakan tugas pokok Dinas Perhubungan mempunyai


Fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis bidang perhubungan;


b. Pelaksanaan kebijakan teknis bidang perhubungan;
c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya;
d. Pelaksanaan administrasi Dinas Perhubungan;
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan
tugas dan fungsinya.

[AUTHOR NAME] 4
3. Struktur Dinas Perhubungan Kabupaten Kampar

Berdasarkan Pasal 3 Peraturan Bupati Kampar Nomor 50 Tahun 2016


tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata
Kerja Dinas Perhubungan Kabupaten Kampar adalah sebagai berikut :
1. Kepala Dinas;

2. Sekretaris terdiri dari :

a. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi;

b. Sub Bagian Keuangan dan Aset;

c. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum.

3. Bidang Lalu Lintas terdiri dari :

a. Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas;

b. Seksi Analisis Dampak Lalu Lintas.

4. Bidang Angkutan dan Sarana terdiri dari :

a. Seksi Angkutan;

b. SeksiPengujian Sarana.

5. Bidang Prasarana terdiri dari :

a. Seksi Pembangunan Prasarana;

b. Seksi Pengoperasian Prasarana.

6. Bidang Pengembangan dan Keselamatan terdiri dari :

a. Seksi Pemaduan Moda dan Teknologi Perhubungan;

b. Seksi Keselamatan dan Lingkungan Perhubungan.

7. Kelompok Jabatan Fungsional.


8. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).

[AUTHOR NAME] 5
a. Struktur Organisasi Dinas

Gambar II.1

b. Struktur Organisasi UPTD PKB

Gambar II.2

Gambar II.3

[AUTHOR NAME] 6
Berdasarkan Peraturan Bupati Kabupaten Kampar Nomor 50 Tahun 2016
Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata
Kerja Dinas Perhubungan Kabupaten Kampar, mempunyai tugas pokok
membantu Bupati Kampar melaksanakan Urusan Pemerintahan di bidang
perhubungan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan
yang ditugaskan kepada Daerah dengan fungsi :

a. Perumusan kebijakan di bidang lalu lintas dan angkutan jalan,


perkeretaapian, pelayaran, dan penerbangan yang menjadi kewenangan
Daerah dan tugas Perbantuan yang ditugaskan kepada DaerahKabupaten
Kampar;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang lalu lintas dan angkutan jalan,
perkeretaapian, pelayaran, dan penerbangan yang menjadi kewenangan
Daerah dan tugas Perbantuan yang ditugaskan kepada Daerah
Kabupaten Kampar;
c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang lalu lintas dan angkutan
jalan, perkeretaapian, pelayaran, dan penerbangan yang menjadi
kewenangan Daerah dan tugas Perbantuan yang ditugaskan kepada
Daerah Kabupaten Kampar;
d. Pelaksanaan administrasi Dinas Perhubungan Kabupaten Kampar;
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas
dan fungsinya.
Adapun tugas pokok sekretariat dan bidang yaitu sebagai berikut :

a) Bagian Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang mempunyai tugas
pemberian pelayanan teknis dan administratif kepada seluruh unit
organisasi di lingkungan Dinas Perhubungan Kabupaten Kampar.

Sekretariat Dinas Perhubungan Kabupaten Kampar membawahi


tiga Sub Bagian antara lain :
a. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum. Sub Bagian Kepegawaian
dan Umum mempunyai tugas penyiapan bahan pelaksanaan
urusan kepegawaian, ketatausahaan, kerumahtanggaan, kearsipan

[AUTHOR NAME] 7
dan dokumentasi, penataan organisasi dan tata laksana, serta
penyusunan peraturan perundang-undangan.
b. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi. Sub Bagian Perencanaan
dan Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan rencana, program, anggaran, evaluasi, dan pelaporan
Dinas.
c. Sub Bagian Keuangan dan Aset. Sub Bagian Keuangan dan Aset
tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan urusan keuangan
dan pengelolaan barang milik/kekayaan daerah.

b) Bidang Lalu Lintas


Bidang Lalu Lintas dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, serta evaluasi dan pelaporan di bidang
lalulintas.
Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kabupaten Kampar
membawahi dua seksi antara lain :
a. Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas dipimpin oleh seorang
Kepala Seksi yang mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan serta evaluasi dan
pelaporan terkait manajemen dan rekayasa lalu lintas.
b. Seksi Analisis Dampak Lalu Lintas dipimpin oleh seorang Kepala
Seksi yang mempunyai tugas Melakukan penyiapan bahan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan serta evaluasi dan
pelaporan di bidang persetujuan hasil analisis dampak lalu lintas
untuk jalan Kabupaten.

c) Bidang Angkutan dan Sarana


Bidang Angkutan dan Sarana dipimpin oleh seorang Kepala
Bidang yang mempunyai tugas Melaksanakan penyiapan perumusan
kebijakan, pelaksanaan kebijakan, serta evaluasi dan pelaporan di
bidang angkutan dan sarana.
Bidang Angkutan dan Sarana membawahi dua seksi yaitu :

[AUTHOR NAME] 8
a. Seksi Angkutan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan serta evaluasi dan pelaporan terhadap
angkutan.
b. Seksi Pengujian Sarana dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan
elaksanaan kebijakan serta evaluasi dan pelaporan di bidang
pengujian berkala kendaraan bermotor dan penerbitan izin usaha
jasa terkait dengan perawatan dan perbaikan kapal.

d) Bidang Prasarana
Bidang Prasarana dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang
mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan penyiapan
perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, serta evaluasi dan
pelaporan di bidang prasarana.
Bidang Prasarana membawahi dua seksi yaitu :
a. Seksi Pengoperasian Prasarana dipimpin oleh seorang Kepala
Seksi yang mempunyai tugas Melakukan penyiapan bahan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan serta evaluasi dan
pelaporan terkait operasional dan kinerja prasarana.
b. Seksi Pembangunan Prasarana dipimpin oleh seorang Kepala
Seksi yang mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan serta evaluasi dan
pelaporan terkait pembangunan prasarana.

e) Bidang Pengembangan dan Keselamatan


Bidang Pengembangan dan Keselamatan dipimpin oleh seorang
Kepala Bidang yang mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, serta evaluasi dan
pelaporan dibidang pengem bangan dan keselamatan transportasi.
Bidang Pengembangan dan Keselamatan membawahi dua seksi
yaitu:

[AUTHOR NAME] 9
a. Seksi Pemaduan Moda dan Teknologi Perhubungan dipimpin oleh
seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan serta
evaluasi dan pelaporan terkait pemaduan moda dan
pengembangan teknologi perhubungan.
b. Seksi Keselamatan dan Lingkungan Perhubungan dipimpin oleh
seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan dan elaksanaan kebijakan serta
evaluasi dan pelaporan terkait keselamatan dan lingkungan
perhubungan.

1
[AUTHOR NAME]
0
4. Sumber Daya Dinas Perhubungan Kabupaten Kampar

1. Sumber Daya Manusia

1
[AUTHOR NAME]
1
2. Asset dan Inventaris Dinas

a. Harta Bergerak
1) Bus Sekolah bantuan dari Kementerian Perhubungan sebanyak 3
(unit);
2) Mobil dinas esselon sebanyak 1 (satu) unit ;
3) Mobil dinas pengawasan operasional sebanyak 1 (satu) unit ;
4) Mobil patwal sebanyak 1 (satu) unit ;
5) Mobil dinas operasional sebanyak 1 (satu) unit ;
6) Sepeda motor patroli lalu lintas sebanyak 6 (enam) unit ;
7) Sepeda motor sekretariat sebanyak 1 (satu) unit.

b. Harta Tidak Bergerak


1) Dinas Perhubungan Kabupaten Kampar telah memiliki komplek
perkantoran beserta isinya di Bangkinang ;
2) 3 (tiga) Kantor UPTD Pengujian Kendaraan Bermotor (Salo,
Tapung dan Siak Hulu) ;
3) 2 (empat) Terminal (Suram dan Sungai Pagar) ;
4) Gedung Jembatan Timbang 3 (tiga) unit) (Tambang, Kotagaro dan
Perhentian Raja)

c. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Dinas


1) Belanja Tidak Langsung
b) Gaji dan Tunjangan
c) Tambahan Penghasilan PNS
2) Belanja Langsung
a) Honorarium
b) Belanja Barang dan Jasa (ATK, Tagihan Bulanan, Jasa)
c) Belanja Modal (Kegiatan Pembangunan Fisik)

1
[AUTHOR NAME]
2
d. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dinas
1) Retribusi Pelayanan Parkir
2) Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor
3) Retribusi Terminal
4) Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah
5) Retribusi Perizinan di Bidang Perhubungan

1
[AUTHOR NAME]
3
C. ANALISA MASALAH

1. Permasalahan
A. Kecenderungan pola pengembangan Penyedian Infrastruktur Sarana
Transportasi di Kabupaten Kampar, yaitu :

a) Keterbatasan APBD Kabupaten Kampar untuk mendukung pelayanan


transportasi yang berkeselamatan;
b) Peran Corporate Social Responsibility (CSR) sangat dibutuhkan ;
c) Regulasi pelayanan angkutan umum dan sekolah gratis dari Dinas
Perhubungan ;
d) Pengelolaan pelayanan angkutan yang berkeselamatan oleh Operator yang
kompetens ;
e) Mindset sebagian besar masyarakat pendidikan yang merasa sulit dan
mahal untuk mendapatkan angkutan yang berkeselamatan.

B. Analisis

Berdasarkan kondisi eksisting di atas, maka dapat diidentifikasikan


permasalahan-permasalahannya sebagai berikut :
a). Sarana Angkutan Umum
Angkutan Umum yang tersedia di Kabupaten Kampar pada saat ini terdiri
dari Angkutan Sekolah dan Angkutan Damri. Angkutan Sekolah saat ini
melayani 5 trayek perjalanan, sedangkan angkutan Damri melayani 2
trayek perjalanan. Namun ada beberapa kendala yaitu masih kurang
efektifnya angkutan sekolah yang ditandai dengan wilayah cakupan
angkutan yang relative belum luas, dan jumlah armada kendaraan yang
masih sedikit. Sedangkan kendala untuk angkutan Damri yaitu kendaraan
yang digunakan belum efektif yang ditandai dengan demand yang sedikit,
namun kendaraan yang digunakan berkapasitas cukup besar.

b). Prasarana Angkutan Umum


Perhentian angkutan umum diperlukan keberadaanya di sepanjang rute
angkutan umum dan angkutan umum harus melalui tempat – tempat yang

1
[AUTHOR NAME]
4
telah ditetapkan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang agar
perpindahan penumpang menjadi lebih mudah dan gangguan terhadap
lalu lintas dapat diminimalkan, oleh sebab itu tempat pemberhentian
angkutan umum harus diatur penempatannya agar sesuai dengan
kebutuhan. Tempat henti dapat pula dikatakan sebagai tata ruang kota
yang sangat erat hubungannya dengan kebijakan transportasi, Selain itu
terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat dan
menurunkan orang dan atau barang serta mengatur kedatangan dan
keberangkatan kendaraan umum, yang merupakan salah satu wujud
simpul nya transportasi menurut Undang – Undang Lalu Lintas Nomor 22
tahun 2009 tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan.
c). Kurangnya Manajemen Aparatur

Instansi Perhubungan adalah instansi teknis, maka dibutuhkan


penyeleksian terhadap calon aparatur yang akan bekerja di instansi teknis
ini. Karena tujuan utama dari transportasi itu adalah keselamatan (safety),
dan ukuran dari keselamatan adalah cepat, selamat dan aman. Dengan
beberapa kondisi pada waktu di jalan yang antara lain : was-was,
nyaman, terlindungi, resiko / kecelakaan, bebas dan pejalan kaki atau
sama dengan istilah motorised Trip atau Pejalan Kaki.
Permasalahan-permasalahan yang telah terkemuka diatas
memerlukan penyelesaian. Dalam rangka menentukan prioritas isu yang
dihadapi dalam lingkup pengelolaan infrastruktur pertanian tersebut,
digunakan metode Urgency, Seriousness, Growth (USG) sehingga dapat
mendasarkan prioritas penyelesaian masalah pada 3 (tiga) komponen
yaitu tingkat urgensi, keseriusan dan perkembangan isu dengan teknik
skoring.
Ketiga komponen tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Urgency atau urgensi, yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau
tidak masalah tersebut diselesaikan.
2. Seriousness atau tingkat keseriusan dari masalah, yakni dengan melihat
dampak masalah tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap
keberhasilan, membahayakan system atau tidak.

1
[AUTHOR NAME]
5
3. Growth atau tingkat perkembangan masalah yakni apakah masalah tersebut
berkembang sedemikian rupa sehingga sulit untuk dicegah.  
Penggunaan metode USG dalam penentuan prioritas masalah dilaksanakan
apabila pihak perencana telah siap mengatasi masalah yang ada, serta hal
yang sangat dipentingkan adalah aspek yang ada di masyarakat dan aspek dari
masalah itu sendiri.

Tabel 1

Analisa Urgensi,Seriousness,growth

USG
No Prioritas Masalah Total
U S G

1. BELUM OPTIMAL SARANA 5 5 5 15


TRANSPORTASI UMUM DI
KABUPATEN KAMPAR

2. BELUM OPTIMAL PRASARANA 5 4 4 13


TRANSPORTASI UMUM DI
KABUPATEN KAMPAR

3. PEMERATAAN SUMBER DAYA 4 4 4 12


MANUSIA YANG BELUM OPTIMAL

Keterangan: berdasarkan skala likert 1-5 (5=sangat besar, 4=besar, 3=sedang, 2=kecil,
1=sangat kecil)

Mencermati analisa tersebut, maka belum optimalnya sarana transportasi


umum di Kabupaten Kampar menjadi hal paling penting yang perlu segera
diselesaikan.

1
[AUTHOR NAME]
6
D. STRATEGI PEMECAHAN MASALAH
1. Terobosan atau Inovasi
A. Mencari peluang penganggaran yang transparan ;
B. Mempermudah pengumpulan data informasi terkait CSR yang dapat
dialokasikan untuk transportasi masyarakat ;
C. Meningkatkan keselamatan transportasi bagi kalangan pelajar karena angka
kecelakaan tertinggi dari usia pelajar ;
D. Merubah mindset aparatur agar berpikir sesuai dengan perkembangan
zaman bahwa pelayanan transportasi Sekolah merupakan suatu kewajiban.

2. Tahapan Kegiatan
Tabel 2
Rencana Kegiatan Aksi Perubahan

NO MILESTONE KEGIATAN WAKTU


Tahap Jangka Pendek (Masa Breakthrough II - 2 bulan)
1. Melaksanakan Pembentukan Tim a. Rapat Pembentukan Tim Efektif
Efektif
b. Brainstorming konsep inovasi Minggu IV
dengan Tim Efektif September –
c. Penyusunan Keputusan Tim Minggu I
Efektif Oktober 2020
d. Pendistribusian tugas dan jadwal
kegiatan Tim Efektif
2 Melaksanakan Koordinasi, a. Rapat Koordinasi dan konsultasi Minggu II-
Konsultasi, Sosialisasi dan dengan Stakeholder Internal MInggu III
Brainstorming dengan Stakeholder Oktober
b. Koordinasi dan konsultasi dengan 2020
Stakeholder Eksternal
3 Pengumpulan data informasi terkait a. Pendataan dan Penyusunan Minggu IV
CSR yang dapat dialokasikan untuk Oktober- Minggu
b. Pemyempurnaan Data I dan II
transportasi masyarakat
Nopember 2020
c. Rapat koordinasi

d. Pemprosesan draf Mou

4 Pembuatan Mou dengan perusahaan a. Rapat Persiapan Minggu III dan


IV Nopember
b. Koordinasi 2020

1
[AUTHOR NAME]
7
c. Pelaksanaan

3. Sumber daya (Peta dan Pemanfaatan)

Stakeholder adalah perorangan maupun organisasi yang mempunyai


kepentingan dan memiliki pengaruh dan terpengaruh terhadap tercapainya
tujuan akhir dari aksi perubahan. Pengaruh tersebut dapat bersifat positif
yang berarti mendukung atau bersifat negatif yaitu menjadi sumber
penghambat.
a. Stakeholder internal dan eksternal
Stakeholder dapat dibedakan antara stakeholder internal (masih dalam satu
instansi) atau eksternal yaitu instansi lain atau individu yang berkaitan dan
mempunyai pengaruh terhadap tercapainya tujuan aksi perubahan.
Adapun identifikasi stakeholder dalam aksi perubahan ini pada tabel
sebagai berikut:

Tabel 3
Daftar Stakeholder
No Stakeholder Internal Stakeholder Eksternal Stakeholder Eksternal
Pemerintah Pemerintah Non Pemerintah
1. Kepala Daerah PT DAMRI Pimpinan Perusahaan
2. Kadishub Kampar PT JASA RAHARJA Pelajar
3. Kadis DPKAD Masyarakat
4. Kadis DPMTSP
5. Kadis Perindustrian dan
Tenaga Kerja
6. Kadis Pendidikan
7. Sekretaris Dishub
8. Kabag Kerjasama
9. Kabag Hukum
10. Kabid Pengembangan
dan Keselamatan
11. Kabid Angkutan Dan
Sarana
12. Kabid Prasarana
13. Kabid Lalu Lintas
14. Para Pejabat eselon IV
Dishub Kampar

1
[AUTHOR NAME]
8
15. Pelaksana Dishub
Kampar

Gambar 3
Pemetaan Stakeholder

LATENS PROMOTERS
(PENGARUH BESAR (PENGARUH BESAR,
KEPENTINGAN KECIL) KEPENTINGAN BESAR)

1. KEPALA DAERAH 1. KADIS PERHUBUNGAN


2. KADIS DPKAD 2. PIMPINAN
3. KADIS PENDIDIKAN PERUSAHAAN
3. SEKRETARIS DISHUB
4. PARA KABID DISHUB
5. DAMRI

APHATETICS DEFENDERS

(PENGARUH KECIL (PENGARUH KECIL KEPENTINGAN


KEPENTINGAN KECIL) BESAR)

1. KADIS DPMPTSP 1. MASYARAKAT


2. KADIS INDUSTRI &TENAGA
KERJA
2. PELAJAR
3. KABAG KERJASAMA
4. KABAG HUKUM
5. PT JASA RAHARJA

1
[AUTHOR NAME]
9
b. Jejaring Kerja

Jejaring kerja diperlukan dalam setiap tingkatan manajemen. Hal ini diperlukan
mengingat suatu program kerja tidak akan dapat diselesaikan hanya oleh satu
sektor/institusi atau pun unit organisasi, tetapi harus diselesaikan dengan
berkolaborasi untuk mencapai hasil yang sinergis.
Jejaring kerja dalam pelaksanaan Aksi Perubahan ini digambarkan sebagai
berikut:

Gambar 4
Jejaring Kerja Aksi Perubahan

2
[AUTHOR NAME]
0
c. Pemanfaatan teknologi

Pelaksanaan aksi perubahan yang sedang dirancang tentu memerlukan alat


alat sebagai dukungan untuk pencapaian aksi perubahan, adapun pemanfaatan
teknologi yang diperlukan untuk pelaksanaan aksi perubahan sebagai berikut :

Tabel 4. Pemanfaat Teknologi

No Teknologi Pemanfaatan Teknologi

1. PC/Notebook/Tablet/Smart Media input dan akses data informasi PSETK


Phone

2. Social Media Media komunikasi, koordinasi, dan konsultasi online

3. e-database Sebagai bank database yang berkaitan dengan PSETK

4. e-meeting Pemanfaatan sistem informasi dalam koordinasi tim

d. Dukungan Pendanaan

Pelaksanaan aksi perubahan tentunya tidak terlepas dari dukungan pendanaan


dalam pelaksanaannya. Dukungan pendanaan bersumber dari beberapa
pendanaan yaitu dari APBD dan Dana lainnya yang tidak mengikat, yang digunakan
untuk Rapat pembahasan,koordinasi,dan kebutuhan pelaksanaan Aksi Perubahan.

2
[AUTHOR NAME]
1
e. Sumber daya Tim Kerja

Identifikasi dan uraian peran fungsi tim kerja yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan Aksi Perubahan, sebagaimana tabel di bawah ini:
Gambar 5

Model Struktur Tim Rancangan Aksi Perubahan

 Achmad
DR. Drs. M. Amin
Dheni SE.
M.Si

STAKEHOLDER KHOLIS STAKEHOLDER


EKSTERNAL INTERNAL
PEBRIYASMI
Para Kabid

Kepala OPD terkait Para Kasi


DAMRI
JASA RAHARJA Pelaksana

TIM KERJA

 Gambaran pengelolaan rencana aksi perubahan (pembentukan dan


pembagian tugas masing-masing anggota tim kerja (team work)

2
[AUTHOR NAME]
2
Tabel 5. Fungsi dan Urgensi Tim Kerja

No Tim Kerja Peran dan Urgensi

1. Drs. M. AMIN Mentor a. Sebagai sponsor terselesaikannya aksi perubahan


sekaligus sebagai mentor.
Kepala Dinas
Perhubungan b. Sebagai pembimbing dan pengawas ;
Kabupaten c. Memberikan dukungan dalam mengimplementasikan
Kampar aksi perubahan;
d. Memberikan dukungan dalam sumber daya yang
diperlukan untuk melaksanakan implementasi aksi
perubahan;
e. Memberikan bimbingan dalam menghadapi kendala
yang muncul selama proses implementasi aksi
perubahan;
f. Berperan sebagai inspiratory.
2. DR. ACHMAD Coach a. Mengembangkan instrumen monitoring dan
DENI, SE, M. perekaman terhadap progress yang dilaporkan
Si oleh peserta bimbingan;
b. Menginpormasikan progress yang dicapai peserta
diklat kepada penyeleggara diklat;
c. Melakukan monitoring secara regular terhadap
kegiatan peserta selama tahap laboratorium
kepemimpinan melalui media teknologi informasi;
d. Memberikan feedback terhadap progress
implementasi proyek perubahan yang disampaikan
peserta bimbingan minimal seminggu sekali;
e. Melakukan intervensi bila peserta mengalami
permasalahan selama tahapan laboratorium;

3. KHOLIS Reformer a. Pelaksana keseluruhan tahapan yang telah


PEBRIYASMI direncanakan dalam dokumen aksi perubahan dengan
Sekretaris memaksimalkan sumber daya yang dimiliki;
Dinas b. berinisiatif untuk dialog dengan mentor dan coach;

2
[AUTHOR NAME]
3
No Tim Kerja Peran dan Urgensi

Perhubungan c. Melaporkan capaian aksi perubahan kepada coach


minimal satu minggu sekali;
d. Mengacu pada milestone dalam rancangan proyek
sebagai dasar pencapaian target perubahan;
e. Menggerakan seluruh elemen dan stakeholders terkait;
f. Mengembangkan instrumen monitoring dan perekaman
terhadap setiap progress yang dihasilkan;
g. Menyusun laporan aksi perubahan kedalam deskripsi
utuh mulai dari proses penyusunan;
h. Pelaksanaan rancangan proyek sampai hasil
implementasi proyek perubahan
4. Kepala OPD Tim a. Menjadi Tim rancangan aksi perubahan sampai hasil
DAMRI Kerja implementasi aksi perubahan
JASA b. Menjadi anggota tim pendamping teknis
RAHARJA c. Menjadi tempat koordinasi,konsultasi,dan hal yang
mendukung aksi perubahan
5. Para Kabid Tim a. Menjadi anggota Tim rancangan aksi perubahan
Para Kasi Kerja sampai hasil implementasi aksi perubahan
Pelaksana b. Menjadi anggota tim pendamping teknis
c. Menyusun Administrasi Persuratan,
d. Menyusun administrasi keuangan
e. Melaksanakan Koordinasi serta identifikasi terkait
formulasi penyusunan format pelaporan program
dan kegiatan serta Evaluasi aksi Perubahan

4. Manajemen Resiko
Dalam menjalankan tahapan dari jangka pendek hingga jangka panjang
tentu akan mengalami dan menghadapi resiko, berikut hasil identifikasi resiko
beserta strategi guna mengurangi resiko yang akan terjadi:

2
[AUTHOR NAME]
4
Tabel 6. Identifikasi dan Analisis Risiko

Pernyataan
No Stakeholder Mitigasi Resiko Strategi Komunikasi
Resiko

1. Keterbatasan Internal  mengirimkan proposal Komunikasi efektif,


melaksanakan eksternal ke perusahaan via Teknologi informasi
pendataan dan email untuk meminta
koordinasi komitmen kerjasama
penggunaan dana
CSR

2. Kondisi wabah Internal  melaksanakan zoom Komunikasi efektif,


Covid 19 eksternal meeting dengan Teknologi informasi
stakeholder terkait

3. Konsistensi Internal Menetapkan tim untuk Kolaborasi,


Sistem Informasi memantau konsistensi
sistem

4. Tingkat Kehadiran Ekternal 1. merekapitulasi data kontak Koordinasi dan


Sosialisasi person Pemanfaatan Teknologi
2. membuat grup

2
[AUTHOR NAME]
5

Anda mungkin juga menyukai