Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA LALU LINTAS

Ruas Jl. Ampeldento, Pakis Kab. Malang

Dosen Pengampu:

Ir. Khoirul Abadi, M.T.

Di Susun Oleh:

Frea Fatimah Damayanty 202010340311194


Kelompok 12

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2023
1. Hasil Pengukuran
(a) Nama Ruas Jalan : Jl. Ampeldento, Pakis Kab. Malang
(b) Tipe ruas jalan : Dua Ruas Tak Terbagi
(c) Kondisi Lingkungan : Pemukiman
(d) Titik A (awal studi) : STA 0+000
(e) Titik G (akhir studi) : STA 1+050
(f) Panjang ruas jalan (yang ditinjau) : 1050 meter
Gambar 1 Lay Out Ruas Jl. Ampeldento, Pakis Kab. Malang STA 0+0.00
sampai STA 1+050
(g) Lebar ruas jalan (yang ditinjau)
• STA 0+000 : Lebar perkerasan 6,6 meter, lebar bahu/trotoar kiri 1,5 meter,
lebar bahu/trotoar kanan 1 meter,
• STA 0+275 : Lebar perkerasan 7 meter, lebar bahu/trotoar kiri 1,5 meter,
lebar bahu/trotoar kanan 0,5 meter
• STA 1+1050 : Lebar perkerasan 7 meter, lebar bahu/trotoar kiri 1,5 meter,
lebar bahu/trotoar kanan 0,5 meter
(h) Arus lalu lintas : Dua arah

2. Data Pendukung
a) Luas Wilayah Desa Ampeldento : 225,01 Ha
Lahan pertanian : 170,5 Ha
Perkebunan :-
Hutan :-
Pemukiman : 47,51 Ha
Lain-lain : 7 Ha
b) Jumlah Penduduk Desa Ampeldento : 5306 jiwa
c) Potongan Melintang setiap STA
STA 1+050

3. Analisa
(a) Menentukan arus lalu lintas maksimum
Untuk mendapatkan volume arus lalu lintas maksimum/jam puncak,
terlebih dahulu sistem satuan volume arus lalu lintas
diseragamkan/dikonversikan. Satuan volume arus lalu lintas kendaraan
persatuan waktu dikonversi menjadi satuan mobil penumpang (smp) persatuan
waktu. Konversi dilakukan dengan cara mengalikan volume arus lalu lintas
(kendaraan persatuan waktu) – tabel 1 dengan nilai ekivalen mobil penumpang
(emp) - tabel 5. Tipe ruas Jl. Ampeldento STA0+000 s/d 1+050 adalah dua
lajur tak terbagi (2/2 UD) dengan Lebar jalur lalu lintas 7 m, maka emp
untuk kendaraan berat (HV) adalah 1,2 sedangkan emp untuk sepeda
motor (MC) adalah 0,25.
Tabel 1 Nilai Ekivalen Mobil Penupang (emp) Untuk Ruas Jalan Tak Terbagi
Arus lalu lintas emp
Tipe Jalan Total kedua arah HV MC
(Kend/jam)
0 1,3 0,40
Empat lajur tak terbagi (4/2 UD)
**) ≥ 3700 1,2 0,25
0 1,3 0,50 1) 0,40 2)
Dua lajur tak terbagi (2/2 UD)
**) ≥ 1800 1,2 0,35 1) 0,25 2)

Keterangan: 1) Lebar jalur Lalu lintas Wc ≤ 6 m. 2) Lebar jalur Lalu lintas Wc > 6 m.
Sumber : Direktorat Jenderal Bina Marga (1997)

Tabel 2 Volume Arus Lalu Lintas (smp/jam)


Arah A-H Arah H-A
Total Total
Jam Kend. Kend. Sepeda Jumlah Kend. Kend. Sepeda Jumlah (smp/ (smp/
Ringan Berat Motor (smp/15 Ringan Berat Motor (smp/15 15 jam)
menit) menit) menit)
1 1,2 0,25 1 1,2 0,25
06.15-06.30 24 1,2 81,5 106,7 20 9,6 45 74,6 181,3 -
06.30-06.45 29 3,6 107 139,6 24 3,6 71,25 98,85 238,45 -
06.45-07.00 17 6 115 138 32 2,4 95,75 130,15 268,15 -
07.00-07.15 23 1,2 138,5 162,7 21 9,6 87,25 117,85 280,55 968,45
07.15-07.30 32 6 126,5 164,5 36 10,8 110,5 157,3 321,8 1108,95
07.30-07.45 31 6 92 129 54 7,2 80,25 141,45 270,45 1140,95
07.45-08.00 36 7,2 79,5 122,7 50 4,8 87 141,8 264,5 1137,3
08.00-08.15 32 15,6 42,5 90,1 53 3,6 54,75 111,35 201,45 1058,2
08.15-08.30 30 15,6 35,75 81,35 42 14,4 46 102,4 183,75 920,15
08.30-08.45 33 10,8 51,5 95,3 40 9,6 36 85,6 180,9 830,6
08.45-09.00 29 8,4 34,25 71,65 45 3,6 32,25 80,85 152,5 718,6
09.00-09.15 30 10,8 34,5 75,3 34 12 28,25 74,25 149,55 666,7

a. Volume arus lalu lintas maksimum = 1140,95 smp/jam


Jam puncak arus lalu lintas terjadi pada jam : 06.45 – 07.45 WIB

(b) Menentukan kelas hambatan samping


Jam Puncak
Untuk menentukan kelas hambatan samping suatu segmen atau ruas jalan.
Frekuensi kejadian yang dikalikan dengan factor bobot adalah frekuensi
kejadian selama 1 jam pada saat arus lalu lintas maksimum/jam puncak pukul
06.45 – 07.45. Frekuensi berbobotKejadian Hambatan Samping disajikan pada
tabel 3.

Tabel 3 Faktor Bobot Kejadian Hambatan Samping


Tipe Kejadian Hambatan Simbol Faktor Bobot
Samping
Pejalan Kaki PED 0,5
Kendaraan Berhenti PCV 1
Kendaraan Keluar+Masuk EEV 0,7
Kendaraan Lambat SMV 0,4
Sumber : Direktorat Jenderal Bina Marga (1997)

Tabel 4 Frekuensi Berbobot Kejadian Hambatan Samping


Frekuensi
Tipe Kejadian Simbol Faktor Frekuensi Berbobot
Bobot Kejadian
Kejadian
Pejalan Kaki PED 0,5 17 8,5
Kendaraan Berhenti PCV 1 11 11
Kendaraan EEV 0,7
Keluar+Masuk 356 249,2
kendaraan Lambat SMV 0,4 10 4
Total 272,7

Tabel 5 Kelas Hambatan Samping Untuk Jalan Perkotaan


Jumlah Bobot
Kelas Hambatan
Kode Kejadian Per 75 Kondisi Khusus
Samping (SFC)
m Per Jam
Sangat Rendah VL <100 Daerah pemukiman dengan jalan samping
Derah pemukiman dengan beberapa
Rendah L 100 - 299
kendaraan umum dsb.
Daerah komersial beberapa toko disisi
Sedang M 300 - 499
jalan
Daerah komersial aktivitas sisi jalan tinggi
Tinggi H 500 - 899
Daerah komersial dengan aktivitas pasar
Sangat Tiggi VH >900
disamping jalan

Sumber : Direktorat jenderal Bina Marga (1997)

Berdasarkan frekuensi bobot kejadian hambatan samping pada tabel 4 dengan


total kejadian sebanyak 272,7 dan mengacu pada kelas hambatan samping
jalan perkotaan pada tabel 8. Maka kelas hambatan samping ruas Jl.
Ampeldento masuk dalam kelas hambatan samping (SFC) Rendah(L).

(c) Kinerja ruas jalan


• Kecepatan arus bebas
Kecepatan arus bebas kendaraan dihitung dengan persamaan

FV = (FV0 + FVW) x FFVSF x FFVCS

Tabel 6 Kecepatan Arus Bebas Dasar Untuk Jalan Perkotaan (FV0)

Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesian 1997


Berdasar Tabel 6, kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan (FV0)
ditentukan berdasar tipe jalan, yaitu 2/2 UD, sehingga FV0 = 44 km/jam
Tabel 7 Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Untuk Lebar Jalur Lalu Lintas
(FVw).
Lebar jalur lalu lintas
Tipe Jalan FVw (km/jam)
efektif (Wc) – (meter)
Per lajur
3,00 -4
Empat lajur terbagi atau 3,25 -2
Jalan satu arah 3,50 0
3,75 2
4,00 4
Per lajur
3,00 -4
Empat lajur tak terbagi 3,25 -2
3,50 0
3,75 2
4,00 4
Total
5 -9,5
6 -3
Dua-lajur tak-terbagi 7 0
8 3
9 4
10 6
11 7
Sumber : Direktorat Jenderal Bina Marga : 1997

Penyesuaian kecepatan arus bebas untuk lebar jalur lalu lintas (FVw),
berdasar tipe jalan 2/2 UD beserta diambil lebar jalur lalu lintas efektif 7 m,
diambil dari tabel 7, yaitu (FVw) = 0 km/jam.
Tabel 8 Faktor Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Untuk Hambatan
Samping (FFVSF) Jalan Dengan Bahu
Faktor penyesuaian untuk hambatan
Kelas samping dan lebar bahu
Tipe Jalan
hambatan Lebar bahu efektif rata rata Ws (m)
samping 0.5 m 1.0 m 1.5 m 2m
Sangat Rendah 1,02 1,03 1,03 1,04
Rendah 0,98 1,00 1,02 1,03
Empat lajur terbagi 4/2 D Sedang 0,94 0,97 1,00 1,02
Tinggi 0,89 0,93 0,96 0,99
Sangat tinggi 0,84 0,88 0,92 0,96
Sangat Rendah 1,02 1,03 1,03 1,04
Rendah 0,98 1,00 1,02 1,03
Empat lajur tak terbagi 4/2 Sedang 0,93 0,97 0,99 1,02
UD
Tinggi 0,87 0,93 0,94 0,98
Sangat tinggi 0,80 0,88 0,90 0,95
Sangat Rendah 1,00 1,01 1,01 1,01
Rendah 0,96 0,98 0,99 1,00
Dua-lajur tak-terbagi 2/2 UD Sedang 0,91 0,93 0,96 0,99
atau Jalan satu-arah Tinggi Sangat 0,82 0,86 0,90 0,95
tinggi 0,73 0,79 0,85 0,91
Sumber : Direktorat Jenderal Bina Marga : 1997

Faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk hambatan samping


(FFVSF), ditetapkan dengan berdasar tipe jalan 2/2 UD, kelas hambatan
samping sedang,serta Lebar bahu efektif rata rata 1 m maka menurut tabel 8
nilai (FFVSF) =0,98

Tabel 9 Faktor Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Untuk Ukuran Kota


(FFVcs)

Ukuran Kota (Juta Faktor Penyesuaian Untuk Ukuran


Penduduk) Kota
< 0,1 0,90
0,1 – 0,5 0,93
0,5 – 1,0 0,95
1,0 – 3,0 1,00
> 3,0 1,03
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI)
Diketahui bahwa penduduk kabupaten malang pada tahun 2020 (Sumber:
https://jatim.bps.go.id/indicator/12/375/1/jumlah-penduduk-provinsi-jawa-
timur.html ) adalah 2.654.448 jiwa. Mengacu pada tabel 15 faktor
penyesuaiankecepatan arus bebas untuk ukuran kota (FFVcs) adalah 1.00

Dengan demikian kecepatan arus bebas (FV) adalah


FV = (FV0 + FVW) × FFVSF × FFVCS
FV = (44 + 0) × 0,98 × 1,00

FV = 43,12 km/jam

• Kapasitas jalan
Kapasitas ruas jalan dihitung dengan persamaan,

C = Co × FCw × FCsp x FCsf × FCcs


Dari tabel 16 untuk tipe jalan Dua-lajur tak-terbagi didapat kapasitas dasar
Co =2900 smp/jam.

Tabel 10 Kapasitas Dasar (Co) Untuk Jalan Perkotaan

Tipe Jalan KapasitasDasar Catatan


(smp/jam)
Empat lajur terbagi atau jalan satu arah 1650 Per lajur
Empat Lajur tak terbagi 1500 Per lajur
Dua-lajur tak-terbagi 2900 Total dua arah
Sumber : Direktorat Jendral Bina Marga (1997)

Sedangkan untuk ruas jalan dengan tipe jalan dua-lajur tak-terbagi,


rata-rata lebar jalur lalu-lintas efektif 7 m (tabel 10), maka nilai faktor
penyesuaian kapasitas untuk lebar jalur lalu – lintas (Fcw) adalah 1,00
Tabel 11 Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Lebar Jalur Lalu - Lintas
(Fcw)

Lebar Jalur Lalu lintas


Tipe Jalan Fcw
efektif (Wc) (m)
Empat lajur terbagi atau jalan Per lajur
satu arah 3,00 0,92
3,25 0,96
3,50 1,00
3,75 1,04
4,00 1,08
Empat lajur tak terbagi Per lajur
3,00 0,91
3,25 0,95
3,50 1,00
3,75 1,05
4,00 1,09
Dua-lajur tak-terbagi Total
dua arah5 0,56
6 0,87
7 1,00
8 1,14
9 1,25
10 1,29
11 1,34
Sumber : Direktorat Jendral Bina Marga (1997)

Tipe ruas Jl. Ampeldento STA. 0+0.00 s/d STA. 1+050 adalah dua-
lajur tak-terbagi (2/2 UD). Berdasar tabel 5, volume arus lalu lintas arah A –
H 594,2 smp/jam, sedangkan arah H – A 546,75 smp/jam, maka perbandingan
volume arus lalulintas kedua arah adalah 48 – 52.
Perbandingan volume arus lalulintas diestimasikan sebagai berikut:
Berdasar perbandingan volume arus lalu lintas (hasil estimasi di atas)
dan tabel 11, maka faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisah arah (FCsp)
adalah 0,97

Tabel 12 Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Pemisah Arah (FCsp)

Pemisah arah SP % - % 50 – 50 55 – 45 60 – 40 65-35 70-30 80-20

FCsp Empat lajur 4/2 1.00 0.985 0.97 0.955 0.94 0.91

Dua lajur 2/2 1.00 0.97 0.94 0.91 0.88 0.82


Sumber : Direktorat Jendral Bina Marga (1997)

Berdasar tipe jalan dua-lajur tak-terbagi (2/2 UD) dengan kelas


hambatan samping (L) Rendah serta rata-rata lebar bahu jalan efektif (Ws) 1
meter. Berdasar tabel 12, maka faktor penyesuaian kapasitas untuk hambatan
samping(FCsf) adalah = 0,98
Tabel 13 Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Hambatan Samping (FCsf)
Jalan Dengan Bahu
Kelas Faktor penyesuaian hambatan samping dan lebar bahu FCsf
Tipejalan Lebar bahu efektif Ws
hambatan
samping 0,5 1,0 1,5 2,0
VL 0,96 0,98 1,01 1,03
L 0,94 0,97 1,00 1,02
4/2 D M 0,92 0,95 0,98 1,00
H 0,88 0,92 0,95 0,98
VH 0,84 0,88 0,92 0,96
VL 0,96 0,99 1,01 1,03
L 0,94 0,97 1,00 1,02
4/2 UD M 0,92 0,95 0,98 1,00
H 0,87 0,91 0,94 0,98
VH 0,80 0,86 0,90 0,95
VL 1,00 1,01 1,01 1,01
2/2 UD
L 0,96 0,98 0,99 1,00
atau Jalan 0,91) 0,93 0,96 0,99
satu-arah M
H 0,82 0,86 0,90 0,95
VH 0,73 0,79 0,85 0,91
Sumber : Direktorat Jendral Bina Marga (1997)

Berdasarkan jumlah penduduk Kabupaten Malang 2.654.448 jiwa,


maka dari tabel 13 didapat faktor penyesuaian kapasitas untuk ukuran kota
(FCcs) = 1,00

Tabel 14 Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Ukuran Kota (FCcs)

Ukuran Kota (Juta Faktor Penyesuaian untuk ukuran


Penduduk) kota FCcs
<0,1 0,86
0,1-0,5 0,90
0,5-1,0 0,94
1,0-3,0 1,00
>3,0 1,04
Sumber : Direktorat Jendral Bina Marga (1997)

Dengan demikian Kapasitas ruas jalan


(C) = Co × FCw × FCsp x FCsf × FCcs
(C) = 2900 × 1 ×0,97 × 0,98 × 1
(C) = 2756,74 smp/jam.
• Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan dihitung dengan persamaan, DS = Q/C
Dimana arus lalu lintas (Q) = 1140,95 smp/jam, sedangkan kapasitas
didapat (C) = 2756,74 smp/jam.
Maka nilai DS = 0,41

Anda mungkin juga menyukai