LANDASAN TEORI
Menurut Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI 2014) Ekr untuk kendaraan
ringan adalah satu dan ekr untuk kendaraan berat dan sepeda motor ditetapkan
sesuai dengan yang ditunjukkan dalam Tabel 3.1. dan Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Ekivalen Kendaraan Ringan untuk Jalan Terbagi dan Satu Arah
Arus lalu-lintas per Ekr
Tipe Jalan
lajur (kend/jam) KB SM
< 1050 1,3 0,40
2/1, dan 4/2T
≥ 1050 1,2 0,25
< 1100 1,3 0,40
3/1, dan 6,2D
≥ 1100 1,2 0,25
Sumber : Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI 2014)
untuk kinerja segmen jalan, nilai VB untuk kendaraan berat (KB) dan sepeda motor
tinggi dari tipe kendaraan lainnya. Nilai VB dihitung menggunakan persamaan (3-
1).
14
15
Keterangan :
VBL = Nilai penyesuaian kecepatan akibat lebar jalan (km/jam, lihat tabel 3.4)
FVBHS = faktor penyesuaian kecepatan bebas akibat hambatan samping pada jalan
yang memiliki bahu atau jalan yang dilengkapai kereb/trotoar dengan jarak kereb
FVBUK = Faktor penyesuaian kecepatan bebas untuk ukuran kota (lihat Tabel 3.7)
Tabel 3.4. Nilai penyesuaian kecepatan arus bebas dasar akibat lebar jalur lalu
lintas efektif, VBL
Tipe Jalan Lebar jalur efektif, Le VB,L
(m) (km/jam)
Per Lajur : 3,00 -4
4/2 TT 3,25 -2
Atau 3,50 0
Jalan Satu Arah 3,75 2
4,00 4
Per Jalur : 5,00 -9.50
6,00 -3
7,00 0
2/2 T 8,00 3
9,00 4
10,00 6
11,00 7
Sumber : Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI 2014)
16
Tabel 3.5. Faktor Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Akibat Hambatan Samping,
FVBHS, untuk Jalan Berbahu dengan Lebar eEfektif LBE
FVBHS
Tipe Jalan KHS LBe (m)
≤ 0,5 m 1,0 m 1,5 m ≥2m
Sangat rendah 1,02 1,03 1,03 1,04
Rendah 0,98 1,00 1,02 1,03
4/2 T Sedang 0,94 0,97 1,00 1,02
Tinggi 0,89 0,93 0,96 0,99
Sangat Tinggi 0,84 0,88 0,92 0,96
Sangat rendah 1,00 1,01 1,01 1,01
2/2 TT Rendah 0,96 0,98 0,99 1,00
Atau Sedang 0,90 0,93 0,96 0,99
Jalan satu-arah Tinggi 0,82 0,86 0,90 0,95
Sangat Tinggi 0,73 0,79 0,85 0,91
Sumber : Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI 2014)
Tabel 3.6. Faktor Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Akibat Hambatan Samping
untuk Jalan Berkereb dengan Jarak Kereb ke Penghalang Terdekat LK-P
FVBHS
Tipe Jalan KHS LBe (m)
≤ 0,5 m 1,0 m 1,5 m ≥2m
Sangat rendah 1,00 1,01 1,01 1,02
Rendah 0,97 0,98 0,99 1,00
4/2 T Sedang 0,93 0,95 0,97 0,99
Tinggi 0,87 0,90 0,93 0,96
Sangat Tinggi 0,81 0,85 0,88 0,92
Sangat rendah 0,98 0,99 0,99 1,00
2/2 TT Rendah 0,93 0,95 0,96 0,98
Atau Sedang 0,87 0,89 0,92 0,95
Jalan satu-arah Tinggi 0,78 0,81 0,84 0,88
Sangat Tinggi 0,68 0,72 0,77 0,82
Sumber : Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI 2014)
17
Tabel 3.7. Faktor Penyesuaian untuk Pengaruh Ukuran Kota Pada Kecepatan Arus
Bebas Kendaraan Ringan, FVUK
Ukuran kota (juta Faktor penyesuaian untuk ukuran
penduduk) kota, FVUK
< 0.1 0,90
0.1 – 0.5 0,93
0.5 – 1.0 0,95
1.0 – 3.0 1,00
> 3.0 1,03
Sumber : Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI 2014)
suatu penampang pada suatu jalur atau jalan selama 1 (satu) jam, dalam keadaan
Kapasitas dasar (CO), tergantung pada tipe jalan, jumlah lajur dari atau
adanya pemisah fisik. Besarnya kapasitas dasar jalan kota yang dijadikan acuan
Faktor penyesuaian kapasitas terkait lebar lajur atau jalur lalu lintas
Tabel 3.9 Faktor Penyesuaian Kapasitas Terkait Lebar Lajur atau Jalur Lalu
Lintas, (FCLJ)
Lebar Jalur lalu lintas efektif (WC)
Tipe Jalan (FCLJ)
(m)
Lebar per lajur; 3,00 0,92
3,25 0,96
4/2T atau jalan satu arah 3,50 1,00
3,75 1,04
4,00 1,08
Lebar Jalur 2 arah; 5,00 0,56
6,00 0,87
7,00 1,00
2/2TT 8,00 1,14
9,00 1,25
10,00 1,29
11,00 1,34
Sumber : Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI 2014)
19
Faktor penyesuaian kapasitas terkait pemisah arah hanya pada jalan tak
Tabel 3.10 Faktor Penyesuaian Kapasitas Terkait Pemisah Arah Hanya pada Jalan
Tak Terbagi, (FCsp)
Pemisah arah PA %-% 50-50 55-45 60-40 65-45 70-30
FSP 2/2 TT 1.00 0.97 0.94 0.91 0.88
Sumber : Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI 2014)
3.3.4. Faktor Koreksi KHS pada jalan berbahu atau berkereb (FCHS)
Faktor penyesuaian kapasitas terkait KHS pada jalan berbahu atau berkereb
Tabel 3.12 Faktor Penyesuaian Arus Bebas Akibat Hambatan Samping untuk
Jalan Berkereb dengan Jarak Kereb ke Penghalang Terkedekat LK-p
Faktor Penyesuaian untuk hambatan
Gesekan samping dan lebar bahu FSF
Tipe Jalan
Samping Lebar efektif bahu jalan Ws (m)
≤ 0,5 1,0 1,5 ≥ 2,0
SR 1,00 1,01 1,01 1,02
R 0,97 0,98 0,99 1,00
4/2 TT S 0,93 0,95 0,97 0,99
T 0,87 0,90 0,93 0,96
ST 0,81 0,85 0,88 0,92
SR 0,98 0,99 0,99 1,00
R 0,93 0,95 0,96 0,98
2/2 TT atau jalan satu arah S 0,87 0,89 0,92 0,95
T 0,78 0,81 0,84 0,88
ST 0,68 0,72 0,77 0,82
Sumber : Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI 2014)
segmen jalan. Nilai DJ menunjukkan kualitas kinerja arus lalu lintas dan
bervariasi antara nol sampai dengan satu. Nilai yang mendekati nol
menunjukkan arus yang tidak jenuh yaitu kondisi arus yang lengang yang
kapasitas, kepadatan arus sedang dengan kecepatan arus tertentu yang dapat
dipertahankan selama paling tidak satu jam. Derajat kejenuhan dirumuskan seperti
...............................................................................................................(3-3)
C = Kapasitas (skr/jam)
berdasarkan fungsi dari DJ dan VB yang telah dihitung. Penentuan besar nilai VT
sedang dan Gambar 3.2 untuk jalan raya atau jalan satu arah.
segmen ruas jalan yang dianalisis sepanjang L, untuk menghitung waktu tempuh,
.............................................................................................................(3-4)
Keterangan :
(Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas). Simpang tak bersinyal memiliki 2 bagian jalan
yaitu jalan minor maupun jalan mayor. Simapng tak bersinyal salah satu jenis
simpang yang sering ditemui di daerah perkotaan. Simpang tek bersinyal sangat
cocok diterapkan apabila arus lalu lintas di jalan minor dan pergerakan untuk
Populasi penduduk
Ukuan Kota )
juta jiwa
Sangat kesil <0.1 0,82
Kecil 0.1-0.5 0,88
Sedang 0.5-1.0 0,94
Besar 1.0-3.0 1
Sangat besar >3.0 1,05
Sumber : Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (2014)
2. Kondisi lingkungan
aksesibilitas jalan dari aktivitas yang ada disekitara simpang. Kategori tipe
Tipe
Lingkungan Kriteria
Jalan
Lahan yang digunakan untuk kepentingan komersial, misalnya
langsung baik bagi pejalan kaki maupun kendaraan, pertokoan,
Komersial
rumah makan, perkantoran, dengan jalan masuk langsung baik bagi
pejalan kaki maupun kendaraan.
Lahan digunakan untuk tempat tinggal dengan jalan masuk langsung
Pemukiman
baik bagi pejalan kaki maupun kendaraan.
Lahan tanpa jalan masuk langsung atau angat terbatas, misalnya
Akses terbatas
karena adanya penghalang fisik; akses harus melalui jalan samping.
Sumber : Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (2014)
Untuk hambatan samping sendiri ditetapkan menjadi tiga kriteria, antara lain
samping jalan samping jalan di daerah simpang terhadap arus lalu lintas yang
3.16.
tak bermotor digabungkan menjadi satu, maka nilai dari faktor koreksi
tabel 3.17.
Tipe
Lingkungan HS ≥0.
jalan 0.05 0.10 0.15 0.20
25
Tinggi 0.93 0.88 0.84 0.79 0.74 0.70
Komersial Sedang 0.94 0.89 0.85 0.80 0.75 0.70
Rendah 0.95 0.90 0.86 0.81 0.76 0.71
Tinggi 0.96 0.91 0.86 0.82 0.77 0.72
Pemukiman Sedang 0.97 0.92 0.87 0.82 0.77 0.73
Rendah 0.98 0.93 0.88 0.83 0.78 0.74
Tinggi/sedang/
Akses terbatas 1.00 0.95 0.90 0.85 0.80 0.75
rendah
Sumber : Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (2014)
Catatan : Nilai koreksi hambatan samping pada Tabel 3. . disusun dengan
anggapan bahwa oengaruh KTB terhadap kapasitas dasar adalah
sama dengan pengaruh kendaraan ringan, sehingga = 1.0
persamaan dibawah ini dapat digunakan untuk menghitung jika
diyakini dengan cukup bukti bahwa nilai ≠ 1.0 (misal untuk
KTB berupa sepeda).
( = ( = 0 ) x (1 - x ) ............(3-1)
simpang merupakan total arus yang masuk dari seluruh lengan simpang dan
Keterangan :
lajur pada jalan mayor dan jalan minor dengan kode tiga angka (Tabel 3.19).
Jumlah lengan adalah jumlah lengan untuk lalu lintas masuk atau keluar atau
keduanya.
27
tipe simpang adalah jumlah lengan simpang dan jumlah lajur pada setiap
pendekat.
Pertama, harus dihitung lebar rata – rata pendekat jalan mayor (LRP BD ) dan lebar
rata – rata pendekat jalan minor (LRP AC ) yaitu rata – rata lebar pendekat dari
setiap kaki simpangnya. Berdasarkan lebar rata – rata pendekat, tetapkan jumlaj
lajur pendekat sehingga tipe simapng dapat ditetapkan. Cara menetapkannya dapat
FLP dapat dihitung dari Persamaan (3-6) sampai Persamaan (3-9) yang
besarnya tergantung dari lebar rata-rata pendekat simpang (LRP), yaitu rata - rata
Untuk tipe simpang 424 atau 444 : FLP = 0.62 + 0.0740 LRP ..........................(3-7)
Untuk tipe simpang 324 atau 344 : FLP = 0.62 + 0.0646 LRP .........................(3-9)
daerah medaian tanpa mengganggu arus lalu lintas, sehingga lebar median ≥3m.
Klasifikasi median berikut faktor koreksi median pada jalan mayor diperoleh
dalam Tabel 3.20. Koreksi median hanya digunakan untuk jalan mayor dengan 4
lajur.
29
tak bermotor
fisik, KTB, akibat kegiatan disekitar simpang terhadap kapasitas dasar gabungan
menjadi satu nilai faktor koreksi hambatan samping (FHS). Nilai FHS dapat dilihat
ketentuan umum tentang keberlakuan RBKi untuk analisis kapasitas yang terdapat
Keterangan :
keberlakuan RBKa untuk analisis kapasitas yang terdapat pada Tabel 3.16.
Keterangan :
ditabelkan dalam Tabel 3.22. Fmi tegantung dari Rmi dan tipe simpang. Agar
Tabel 3.22. Faktor Koreksi Rasio Arus Jalan Minor (Fmi) Dalam Bentuk
Persamaan
Tipe Simpang Fmi Rmi
2
422 1.19 x Rmi – 1.19 x Rmi + 1.19 0.1-0.9
4 3 2
16.6xRmi –33.3xRmi +25.3xRmi –8.6xRmi1.95 0.1-.03
424&444 2
1.11xRmi -1.11xRmi+1.11 0.3-0.9
2
1.19xRmi -1.19xRmi+1.19 0.1-0.5
322 2
-0.595xRmi +0.595xRmi+0.74 0.5-0.9
4 3 2
16.6xRmi -33.3xRmi +25.3xRmi -8.6xRmi+1.95 0.1-0.3
2
324&344 1.11xRmi -1.11xRmi+1.11 0.3-0.5
2 3
-0.555xRmi +0.555xRmi +0.69 0.5-0.9
Sumber : Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI 2014)
DJ = ..................................................................................(3-13)
Keterangan :
DJ = Derajat kejenuhan
q = semua arus lalu lintas yang masuk simpang dalam satuan skr/jam. Nilai
Fskr = faktor skr yang dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (3-15)
3.11. Tundaan
terjadi karena dua hal, yaitu tundaan lalu lintas (TLL) dan tundaan geometrik (TG).
TLL merupakan tundaan yang disebabkan oleh interaksi antara kendaraan dalam
arus lalu lintas. Dibedakan TLL dari seluruh simpang, dari jalan mator saja, atau
jalan minor saja. TG adalah tundaan yang disebabkan oleh perlambatan dan
T = TLL + TG ....................................................................................................(3-16)
TLL adalah tundaan lalu lintas rata-rata untuk semua kendaraan bermotor yang
Tundaan lalu lintas untuk jalan mayor (TLlma) adalah tundaan lalu lintas rata – rata
untuk semua kendaraan bermotor yang masuk simpang dari jalan mayor.
33
Persamaan (3-20).
Tundaan lalu lintas untuk jalan minor Tundaan lalu lintas untuk jalan minor
bermotor yang masuk Simpang dari jalan minor, ditentukan dari TLL dan
TLlmi = ...............................................................(3-21)
Keterangan :
Untuk DJ ≥1 : TG = 4 det/skr
Keterangan :
DJ = derajat kejenuhan