Anda di halaman 1dari 20

BAB VI

PERENCANAAN DESAIN PELABUHAN

6.1 Desain Dermaga


Pada tahap perencanaan atau desain, hal utama yang harus diperhatikan
adalah jenis pelabuhan yang akan dibangun, banyaknya barang dan orang yang
akan menggunakan pelabuhan, jenis dan banyak kapal yang akan menggunakan
pelabuhan, serta ketersediaan lahan rencana. Khusus akibat lahan, lahan yang
digunakan harus efektif dan efisien namun tetap memperhatikan batasan
keamanan sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi bentuk dan panjang
dermaga.
Setelah menganalisa jenis dan banyak kapal yang akan berlabuh di
dermaga serta panjang dan jenis dermaga yang akan dibuat, tahapan selanjutnya
adalah merencanakan kedalaman kolam pelabuhan berdasarkan draft kapal
terbesar dan aman terhadap gelombang, pembuatan kolam putar, lebar mulut
pelabuhan, kedalaman alur pelabuhan, dan penahan gelombang (breakwater).
Kapal yang akan bersandar ke pelabuhan akan mengalami gaya tambat.
Gaya tambat tersebut dapat terjadi akibat angin dan arus, akan ditahan oleh
bollard, disalurkan ke dermaga yang kemudian diteruskan ke fondasi. Selain itu
terdapat juga fender yang akan menyerap energi kapal pada saat menabrak
dermaga, sehingga baik kapal maupun pelat dermaga tidak cepat aus akibat
gesekan yang sering terjadi.
Langkah awal perencanaan desain pelabuhan adalah menentukan fungsi
pelabuhan, jenis/tipe kapal, kapasitas bongkar muat, waktu bongkar muat, dan
jumlah kapal yang akan masuk ke pelabuhan yang kita desain.
Berikut ini adalah perhitungan jumlah total kapal yang masuk ke
pelabuhan.
Jenis Pelabuhan yang akan dibangun : Pelabuhan Peumpang
dan Kendaraan
(Pelabuhan
Penyebrangan untuk

41
Kapal Ferry)

Jumlah Total Penumpang per tahun : 2.234.000 orang/ tahun

Jumlah Total Kendaaran per tahun : 1.234.567unit kendaraan/


tahun

Efektif Operasional per tahun : 320 hari

Service Time 1 Kapal (Waktu Bongkar Muat) : 3-4 jam

Perhitungan struktur pelabuhan dilampirkan dihalaman berikutnya.

Perhitungan Panjang Dermaga

DATA

Penumpang : 2.234.000 orang/tahun

Kendaraan : 1.234.567 Unit/tahun

Waktu Operasional Efektif dalam 1 tahun : 320 hari

Kapal Asumsi LO Draf Leba Muatan Service


(DWT Kapal A t r Penumpan Kendaraa Time
) Masuk (m) (m) (m) g n (jam)
1500 0,45 80 5,3 12 800 150 3
2000 0,30 85 5,6 13 1000 200 3
3000 0,25 95 6,2 15 1500 250 4

Untuk Penumpang

{(0,45*800) + (0,30*1000)+(0,25*1500)}X = 2.234.000

1035X = 2.234.000

X = 2158,454 ≈ 2159 kapal/thn

Untuk Kendaraan

{(0,45*150) + (0,30*200)+(0,25*250)} X = 1.234.567

42
190X = 1.234.567
X = 6497,721 ≈ 6498 kapal/thn

Jumlah Kapal yang dipilih yaitu X = 6498 kapal/tahun

Kebutuhan Berth

ST X
Distribusi Service
Kapal Distribusi Jumlah Kebutuhan
Per Time
(DWT) Per Hari Kapal per berth
Tahun (jam)
hari
1500 2924,1 9,14≈10 3 30 1,25 2
2000 1949,4 6,09 ≈ 7 3 21 0,875 1
3000 1624,5 5,08 ≈ 6 4 24 1 1

Efisiensi berth untuk kapal 1500 DWT = 1 berth untuk 8 kapal, 1 berth untuk 2
kapal, kosong 18 jam.
Efisiensi berth untuk kapal 2000 DWT = 1 berth untuk 7 kapal, kosong 3 jam.
Efisiensi berth untuk kapal 3000 DWT = 1 berth untuk 6 kapal full.

L = LOA + (2x25) + [(n-1)x15]


= (2 x LOA 1500 DWT) + (1 x LOA200DWT) + (1 x LOA3000DWT) +
[(4-1)(15)] + 2(25) = 335 m
= (2x80)+(1x85)+(1x95)+[(3)(15)]+(50)
= 435 m

Kesimpulan :
Jadi Pelabuhan ini merupakan pelabuhan kecil yang bisa dipakai untuk kapal 1500
DWT, 2000DWT dan 3000 DWT, dengan panjang dermaga total sepanjang 435m

6.2 Fasilitas Laut


Berikut adalah jenis-jenis dari fasilitas laut pelabuhan:
 Lebar Alur Pelayaran

43
Lebar alur pelayaran kapal tergantung kepada lebar kapal, kecepatan
kapal, gerakan kapal, kedalaman alur, sempit atau lebarnya alur, angin,
gelombang dan arus melintang dalam alur.

Lebar Alur Pelayaran


LA = 5.B (one way)
LA = 5.(15) = 75 m
 Mulut Pelabuhan
Mulut pelabuhan harus dibuat tegak lurus dengan alur pelayaran, tidak
menghadap pada arah datang gelombang yang dominan dan tidak
menghadap pada arah datang angkutan sedimen yang dominan.
Panjang kapal terbesar 95 m < 100 m (lebar mulut) sehinggga merupakan
pelabuhan kecil.
 Kolam Putar
Kolam putar digunakan untuk mengubah arah kapal. Asumsi perputaran
kapal dilakukan menggunakan bantuan kapal tunda, sehingga jari-jari
kolam putar sama dengan panjang kapal terbesar (Loa).
Jari-jari kolam putar:
R = Panjang kapal (Loa) dari kapal terbesar yang digunakan
R = 95 m
Kedalaman kolam pelabuhan dengan kondisi tana dasar lunak:
Fk = Hk +0,5
Fk = 0,2 + 0,5
Fk = 0,7 m
Sehingga kedalaman kolam pelabuhan : dKolam = draft kapal terbesar
+Fk
dKolam = 6,2 +0,7 = 6,9 m
Jarak antar kapal dan breakwater : ½ Loa Kapal terbesar = ½ (95) = 47,5
m
 Kedalaman Alur Pelayaran

44
Menurut International Association Of Navigation Congress (IANC),
kedalaman alur di luar pelabuan harus memenuhi faktor-faktor sebagai
berikut:
- Draft kapal terbesar = 6,2 m
- Tenggang pasang surut = 2,56 m
- Squat = 0,3 m
- Pitching & Rolling (H/2) = 0,3655 m
- Trim = 0,4 m
- Faktor empiris tanah lunak = 0,5 m

Dari data diatas, dapat dihitung kedalaman alur :

Draft + Tenggang pasang surut + Squat + Pitching & Rolling + Trim +


Faktor empiris

= 6,2 + 2,56 + 0,3 + 0,3655 + 0,4 +0,5 = 10,3255 m

 Tinggi Gelombang di Kolam Pelabuhan


Penentuan tinggi gelombang di kolam pelabuhan dengan rumus stevenson

Dimana
Hp = Tinggi Gelombang di titik tinjau (m)
H = tinggi Gelombang di mulut pelabuhan (m)
b = Lebar mulut pelabuhan (m)
B = Lebar kolam pelabuhan dititik tinjau, yaitu dengan jari-jari D
atau R dan pusat pada tiitk tengah mulut (m)
Tinggi gelombang di kolam pelabuhan :
Hm = 0,7138 m
α = 100o
D = r = 265 m
b = 100 m
B = α/360 x 2ᴫ r =100/360 x 2ᴫ (265) = 462,512 m

45
6.3 Perhitungan Breakwater
Dari peta kontur dapat diketahui kedalaman pada lokasi breakwater.
Perhitungan meliputi bagian kepala, bagian badan, pelindung kaki, dan rayapan
gelomban. Tujuan dibuatnya breakwater adalah untuk menahan angkutan sedimen
yang searah dengan datangnya angin dominan dan arah datang gelombang.

Data :
T = 4,37447 s
F = 785,04 km
Co = 6,8242
Lo = 29,852 m
- Perhitungan Bagian Kepala (Gelombang Tidak Pecah)
o dB =13,7 am
o Hb = 0,6932 m
 Lapisan primer
ρr = 2400 kg/m2
ρw = 1025 kg/m2

Unit Armor yang digunakan = tetrapod, maka nilai :


n = 2 lapisan
cotg Ɵ = 1,5
Kd =6

 Lapisan sekunder
ρr = 2700 kg/m2
ρw = 1025 kg/m2

46
Unit Armor yang digunakan = batu pecah bersudut kasar, maka nilai :
n = 2 lapisan
cotg Ɵ =3
Kd = 2,3

 Lapisan Inti

 Lapisan Dasar

- Perhitungan Bagian Badan (Gelombang Tidak Pecah)


o dB =7,2 m
o Hb = 0,6482 m
 Lapisan primer
ρr = 2400 kg/m2
ρw = 1025 kg/m2

Unit Armor yang digunakan = tetrapod, maka nilai :

47
n = 2 lapisan
cotg Ɵ =2
Kd =8

 Lapisan sekunder
ρr = 2700 kg/m2
ρw = 1025 kg/m2

Unit Armor yang digunakan = batu pecah bersudut kasar, maka nilai :
n = 2 lapisan
cotg Ɵ =2
Kd =4

 Lapisan Inti

48
 Lapisan Dasar

- Perhitungan Bagian Badan (Gelombang Pecah)


o dB =0,5 m
o Hb = 0,39 m
 Lapisan primer
ρr = 2400 kg/m2
ρw = 1025 kg/m2

Unit Armor yang digunakan = tetrapod, maka nilai :


n = 2 lapisan
cotg Ɵ = 1,5
Kd =7

 Lapisan sekunder
ρr = 2700 kg/m2
ρw = 1025 kg/m2

Unit Armor yang digunakan = batu pecah bersudut kasar, maka nilai :
n = 2 lapisan
cotg Ɵ = 1,5

49
Kd =2

 Lapisan Inti

 Lapisan Dasar

 Pelindung Kaki
- Perhitungan Bagian Kepala (Gelombang Tidak Pecah)
db = 13,7 m
Hb = 0,6932 m
 Lapisan primer
ρr = 2400 kg/m2
ρw = 1025 kg/m2

Unit Armor yang digunakan = tetrapod, maka nilai :


n = 2 lapisan

50
cotg Ɵ =2
Kd =7

- Perhitungan Bagian Kepala (Gelombang Pecah)


db = 0,5 m
Hb = 0,39 m
Ts = 1/3 x 0,5 =0,16 m
Di = Ds – Ts = 0,5 – 0,16 = 0,33
Sr =

 Lebar Puncak
- Bagian Kepala (Gelombang Tidak Pecah)
Jumlah Butir : n = 3
Ka = 1,04 (tetrapod)
W =
Wr = 2400 kg/m3

Tebal lapisan Primer (n = 2 )

Tebal Lapisan Sekunder (Batu Pecah Sudut Kasar)


Ka = 1,15 W =

51
n =2 Wr = 2700 kg/m3

Tebal Lapisan Inti (Batu Pecah Sudut Kasar)


Ka = 1,15 W = 0,2988
n =2 Wr = 2700 kg/m3

Tebal Lapisan Dasar (Batu Pecah Sudut Kasar)


Ka = 1,15 W =
n =2 Wr = 2700 kg/m3

- Bagian Badan (Gelombang Tidak Pecah)


Jumlah Butir : n = 3
Ka = 1,04 (tetrapod)
W =
Wr = 2400 kg/m3

Tebal lapisan Primer (n = 2 )

Tebal Lapisan Sekunder (Batu Pecah Sudut Kasar)


Ka = 1,15 W =
n =2 Wr = 2700 kg/m3

Tebal Lapisan Inti (Batu Pecah Sudut Kasar)


Ka = 1,15 W =
n =2 Wr = 2700 kg/m3

52
Tebal Lapisan Dasar (Batu Pecah Sudut Kasar)
Ka = 1,15 W =
n =2 Wr = 2700 kg/m3

- Bagian Badan (Gelombang Pecah)


Jumlah Butir : n = 3
Ka = 1,04 (tetrapod)
W =
Wr = 2400 kg/m3

Tebal lapisan Primer (n = 2 )

Tebal Lapisan Sekunder (Batu Pecah Sudut Kasar)


Ka = 1,15 W =
n =2 Wr = 2700 kg/m3

Tebal Lapisan Inti (Batu Pecah Sudut Kasar)


Ka = 1,15 W =
n =2 Wr = 2700 kg/m3

Tebal Lapisan Dasar (Batu Pecah Sudut Kasar)


Ka = 1,15 W =
n =2 Wr = 2700 kg/m3

53
 Rayapan Gelombang

Data :Ɵ = 33,7º

Cotg Ɵ = 1,5

H = 0,5 m

L0 = 29,88 m

Dari grafik Run Up (tetrapod) didapat nilai

0,8

5,15
6

6.4 FENDER
Fender berfungsi untuk tempat merapatnya kapal pada quay wall serta
dapat mereduksi gaya pada struktur yang diakibatkkan oleh benturan. Fender
biasanya terbuat dari ban karet. Untuk pelabuhan kecil dibuat dari kayu yang
dilapisi oleh ban-ban bekas.

54
Draft = 6,2 meter W = 3000 ton
Lebar = 15 meter V = 0,15 m/s
LOA = 95 meter
γo= 1.025 t/m3
 Gaya Akibat Benturan Kapal
 Koefisien Blok Kapal (Cb)

 Koefisien Massa (Cm)

 Koefisien Eksentrisitas (Ce)

 Koefisien Softness (Cs)


Cs = 1
 Koefisien Berthing (Cc)
Cc = 0.85
 Gaya akibat benturan kapal

 Gaya Tambat Kapal


 Gaya akibat angin
Kecepatan angin
V = 19,723 m/s (kecepatan angina terbesar)
Tekanan Angin

55
 Gaya longitudinal
Arah haluan ( = 0o)
Asumsi nilai t = 10 meter
Aw = b × t = 15 x 10 = 150 m2

Arah buritan ( = 180o)


Aw = b × t = 15 x 10 = 150 m2

 Gaya lateral ( = 90o)


Aw = LOA × t = 95 × 10 = 950 m2

 Gaya akibat arus


Kecepatan arus
V = 0.5 m/s
 Gaya tekanan karena arus bekerja sejajar dengan as kapal
S = b × draft = 15 × 6,2 = 93 m2
Rf = 0.14 × S × V2 = 0.14 × 93 × 0.52 = 3,255 kg
 Gaya tekanan karena arus bekerja tegak lurus dengan as kapal
B = LOA × draft = 95 × 6,2 = 589 m2
Rf = 0.14 × B × V2 = 0.14 × 589 × 0.52 = 20,615 kg
 Perhitungan Dimensi Fender
 Jari – jari kelengkungan kapal (r)

 Jarak maksimum fender (L)

Berdasarkan tabel OCDI : 1991, maka jarak fender yang digunakan ialah 10 –
15 meter

56
6.5 BOLLARD
Untuk memperhitungkan gaya pada tambatan, kita perlu mengetahui gaya
angin yang ditahan oleh badan kapal. Gaya akibat gelombang diabaikan karena
dianggap tinggi gelombang dikolam sangat kecil. Ada tiga bagian kapal yang
menahan angin, yaitu bagian haluan, buritan, dan badan kapal.

Bollard dipasang di lantai dermaga dengan sambungan baut. Dalam


perhitungan baut, dapat diambil asumsi awal bahwa hubungan antara pelat baja
dengan bollard cukup kaku, sehingga ikatan antara baut dengan dasar beton
sangat kuat. Perhitungan ditunjukan pada saat kondisi kritis antara baut dengan
pelat.

 Perambatan (Bollard)
Tinggi Bollard : h : 0,5 meter
Tinggi Baut : Y : 0,5 meter
Jumlah Baut : 10 buah
A baut : = = 7,069 cm2

Nilai T : 73,735 ton


o Gaya sentris T yang akan dipikul oleh semua baut

o Gaya tarik total pada baut yang dideret

o Tegangan tarik pada baut


Jika 10 buah tambatan

57
Cek :

o Kekuatan desak ≥ baut . Abaut


Dimana : d = 3 cm
Tebal plat = 1 cm

Maka,

6.6 Volume Galian


Kolam Pelabuhan
Draft = 6,2 meter
Dkolam = 6,9 meter
Volume Galian yang dibutuhkan:
Daerah A = (752) x 358 = 269216 m³
Daerah B = [(752) x(54)]/2 = 20304 m³
Daerah C = [(752) x(98)]/2 = 36848 m³
Total Galian: 326368m3

6.7 Perhitungan Pondasi


 Beban pada dermaga dihitung per meter
Beban Mati = 1 m x 1m
= 1 m2
ɣ beton = 2400 kg/cm2
Tebal pelat = 35 cm
= 0,35 m
 Beban mati dermaga per m2 = 2400 kg/m3 x 1 m2 x 0,35 m

58
= 840 kg = 0,84 ton/m2/hari
 Beban hidup dermaga per m2
1 kendaraan = 8 ton
Kapasitas kendaraan = 250 kend/hari
Beban Hidup = 1500 ton/hari
Lebar apron = 20 m
Panjang dermaga = 435 m
Luas Dermaga = 13050 m2
Beban hidup dermaga per m2 = 0,47 ton/m2/hari
 Beban fender per m2 = 0,325 ton
(asumsi : menggunakan jenis fender gravitasi dengan berat 15
ton/buah/5m)
 Beban Bollard
ɣ baja = 1600 kg/m3
Volume bollard =

= 0,035 m3
 Beban total pada bollard/5m = 1600 x 0,035
= 56,549 kg
= 0,057 ton
0,011 ton/m2/hari
 Beban yang diterima dermaga
Beban hidup = 0,47 ton/m2/hari
Beban mati = 0,84 ton/m2/hari
Beban fender = 0,325 ton/ m2/hari
Beban bollard = 0,011 ton/m2/hari
Total beban = 1,64506 ton/m2/hari
 Perhitungan daya dukung tiang pancang
Bentuk penampang = bulat
Diameter penampang = 0,6 m
Panjang tiang (L) = 25 m
ɣ pasir = 1,62 t/m3
ɣ air laut = 1,025 t/m3

59
ɣ sat pasir = 1,8 t/m3
ɸ (sudut geser) = 30o
Nq = 22,5
C =0
α =1
k =1
Kedalaman muka air laut di atas fondasi =2m
Beban yang diterima dermaga = 3200 x 1,64506
= 5264 ton/hari
 Kapasitas daya dukung tiang
q = 21,065 ton/m2
Qe = Ap x q x Nq
= 134,0097 ton
 Kapasitas daya dukung friksi tiang
Qf = 13,7910 ton
 Kapasitas total daya dukung
Qu = Qe + Qf
= 147,80 ton
 Beban maksimum yang dapat ditahan oleh satu tiang pancang

Q all = SF = 3

= 49,72 ton

 Kebutuhan tiang pancang =

= 106,850562 buah ≈ 107 buah


 Jarak antar fondasi = = = 8,131 ≈ 9 m

dengan L = Panjang dermaga


n = jumlah tiang
N = jumlah baris tiang

60

Anda mungkin juga menyukai