Anda di halaman 1dari 12

MODUL PERKULIAHAN

KEWIRAUSAHAAN
II (3 SKS)

 Sumber Daya Manusia


 Vendor

Tatap Muka Kode Mata Kuliah : F1219001


Fakultas : Bisnis dan Ilmu Sosial

Program Studi : Akuntansi 05 Disusun Oleh


MM
: Ika Puji Saputri, SE.,
ABSTRAK TUJUAN
Kemitraan sangat dibutuhkan dan
merupakan salah satu aspek yang penting dalam
berwirausaha. Sedangkan mengenai
pengelolaan atau manajemen dan pemasaran Mahasiswa mampu menjelaskan
akan lebih baik bila kita menguasainya lebih jauh mengenai Manajemen Sumber Daya
sebagai seorang wirausahawan, karena aspek Manusia dan Vendor.
pengelolaan dan pemasaran merupakan aspek
yang memegang peranan penting.

2021
2 Kewirausahaan II Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ika Puji Saputri, SE., MM http://www.undira.ac.id
PEMBAHASAN
1. Pendahuluan
Didalam berwirausaha ada beberapa aspek yang menentukan berhasil tidaknya
suatu usaha yang dijalankan. Diantaranya aspek modal, pengelolan maupun pemasaran.
Modal bisa di dapat dari berbagai cara misalnya denhgan modal yang kita punya sendiri
ataupun dengan pinjaman. Oleh karena itu sangat dibutuhkan suatu kemitraan atau
hubungan social yang baik dalam berwirausaha. Karena terkadang dalam berwirausaha
kita tidak dapat memulainya sendiri baik karena kekurangan uang, sumber daya, maupun
kreatifitas.
Oleh karena itu kemitraan sangat dibutuhkan dan merupakan salah satu aspek
yang penting dalam berwirausaha. Sedangkan mengenai pengelolaan atau manajemen
dan pemasaran akan lebih baik bila kita menguasainya lebih jauh sebagai seorang
wirausahawan, karena aspek pengelolaan dan pemasaran merupakan aspek yang
memegang peranan penting. Karena itulah dapat diuraikan pembahasan ini mengenai
bagaimana mengelola sendiri usaha yang dijalani atau mendatangi konsumen sendiri.
Manajemen SDM merupakan bidang strategis dari organisasi. MSDM harus dipandang
sebagai perluasan dari pandangan tradisional untuk mengelola orang secara efektif dan
untuk itu membutuhkan pengetahuan tentang prilaku manusia dan kemampuan untuk
mengelolanya. Oleh sebab itu wajarlah apabila penyusunan strategi SDM harus relevan
terhadap penyusunan strategi bisnis. Pembahasan dimulai dengan menekankan pada
perubahan lingkungan bisnis dramatis yang memiliki pengaruh terhadap perubahan peran
SDM. Untuk mendukung perubahan tersebut organisasi perlu melakukan Reposiotioning
baik dalam hal perilaku dan kompetensi SDM sebagai bagian dari Reposiotioning peran
SDM untuk meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan.

2. Sumber Daya Manusia


Ungkapan sumber daya manusia yang tepat menunjuk pada individu-individu dalam
organisasi kewirausahaan yang memberikan sumbangan yang berharga pada pencapaian
tujuan sitem organisasi kewirausahaan. Tentu saja sumbangan ini adalah hasil dari
produktivitas pada posisi yang mereka pegang. Dilain pihak sumber daya yang tidak tepat
menunjuk pada anggota organisasi kewirausahaan yang tidak memberikan sumbangan
2021
3 Kewirausahaan II Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ika Puji Saputri, SE., MM http://www.undira.ac.id
yang berarti bagi bagi pencapaian tujuan sistem manajemen. Pada hakikatnya, individu-
individu tidak efektif dalam jabatan mereka.
Tugas penyediaan sumber daya manusia yang semestinya adalah sangat penting
bagi wirausahawan. Produktivitas pada semua organisasi kewirausahaan ditentukan oleh
bagaimana sumber daya manusia berinteraksi dan bergabung untuk menggunakan sumber
daya sistem manajemen. Faktor-faktor seperti latar belakang, umur, pengalaman yang
berhubungan dengan jabatan dan tingkat pendidikan formal kesemuanya mempunyai
peranan dalam menentukan ketepatan posisi individu-individu pada organisasi
kewirausahaan
Manajemen sumber daya manusia ialah proses mendayagunakan manusia sebagai
tenaga kerja secara manusiawi, agar potensi fisik dan psikis yang dimilikinya berfungsi
maksimal bagi pencapaian tujuan organisasi (Hadari Nawawi, 2005, p42).
Pengertian menurut Gary Dessler (2011, p5) sumber daya manusia adalah proses
memperoleh, melatih, menilai, dan memberikan kompensasi kepada karyawan,
memerhatikan hubungan kerja mereka, kesehatan, keamanan dan masalah keadilan.
Adapun pengertian lain yang menyatakan bahwa sumber daya manusia
adalah  serangkaian kegiatan-kegiatan pengelolaan sumber daya manusia yang
memusatkan kepada praktek dan kebijakan, serta fungsi-fungsi manajemen untuk
mencapai tujuan organisasi (Yuniarsih dan Suwanto, 2008, p3)
Dari berbagai sumber definisi yang ada, dapat disimpulkan bahwa manajemen
sumber daya manusia adalah serangkaian kegiatan pengelolaan sumber daya manusia
dengan cara melatih, menilai dan memberikan kompensasi serta menimbang secara
psikologis dalam memusatkan potensi sumber daya manusia tersebut untuk mencapai
tujuan organisasi.

Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia


Secara umum, menurut Panggabean (2002, p16) fungsi-fungsi operasional
manajemen sumber daya dikelompokkan sebagai berikut :
1. Pengadaan Tenaga Kerja (Rekrutmen)
Fungsi pengadaan tenaga kerja yang dikenal juga sebagai fungsi pendahuluan terdiri
dari :
a. Analisis pekerjaan
2021
4 Kewirausahaan II Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ika Puji Saputri, SE., MM http://www.undira.ac.id
Analisis pekerjaan  merupakan suatu  proses penyelidikan yang sistematis untuk
memahami tugas-tugas, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan dalam sebuah organisasi.
b. Perencanaan tenaga kerja
Perencanaan tenaga kerja adalah suatu proses penyediaan tenaga kerja dalam
kuantitas dan kualitas yang diperlukan oleh sebuah organisasi pada waktu yang tepat
agar tujuannya dapat dicapai.
c. Penarikan tenaga kerja
Penarikan tenaga kerja merupakan sebuah proses yang bertujuan untuk memperoleh
sejumlah calon pegawai yang memenuhi persyaratan (berkualitas). Proses ini diawali
dengan pemahaman akan adanya lowongan, tugas-tugas yang dikerjakan, kualifikasi
dan sistem kopensasi, seperti evaluasi pekerjaan dan survey upah dan gaji.
d. Seleksi
Proses penarikan dan seleksi penerimaan pegawai bertujuan untuk mendapatkan
pegawai yang dapat membantu tercapainya tujuan perusahaan atau usaha untuk
memperoleh jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi.

Sasaran dari pengadaan adalah untuk memperoleh sumber daya manusia dalam jumlah
dan kualifikasi sumber daya manusia yang tepat bagi organisasi.
2. Pengembangan pegawai
Pengembangan pegawai dapat dilakukan melalui proses orientasi, pelatihan, dan
pendidikan. Pada hakikatnya yang ditujukan untuk menyesuaikan persyaratan atau
kualifikasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaannya dengan kualifikasi yang
dimiliki pegawai sekarang.
3. Perencanaan dan pengembangan karir
Hal ini terdiri dari atas pengertian karir, perencanaan karir, dan pengembangan karir.
Karir bukan hanya dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian aktivitas kerja yang
terpisah, tetapi juga berhubungan dan memberikankan kesinambungan, keteraturan,
dan arti kehidupan bagi seseorang. Perencanaan karir adalah suatu proses yang
memungkinkan seseorang memilih tujuan karir dan mengenali cara atau jalur untuk
mencapai tujuan tersebut. Pengembangan karir adalah suatu pendekatan formal yang

2021
5 Kewirausahaan II Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ika Puji Saputri, SE., MM http://www.undira.ac.id
diambil dan digunakan organisasi untuk menjamin agar orang-orang dengan kecakapan
dan pengalaman yang layak tersedia ketika dibutuhkan.
4. Penilaian kinerja
Penilaian kinerja merupakan sebuah proses yang ditujukan untuk memperoleh informasi
tentang kinerja pegawai. Informasi ini dapat digunakan sebagai input dalam
melaksanakan hampir semua aktivitas manajemen sumber daya manusia lainnya, yaitu
promosi, kenaikan gaji, pengembangan, dan pemutusan kerja.
5. Kompensasi
Merupakan segala bentuk penghargaan (outcomes) yang diberikan oleh organisasi
kepada pegawai atas kontribusi (inputs) yang diberikan kepada organisasi. Kompensasi
terdiri atas gaji pokok, insentif, dan kesejahteraan pegawai.
6. Keselamatan dan kesehatan kerja
Keselamatan kerja meliputi perlindungan pegawai dari kecelakaan di tempat kerja,
sedangkan kesehatan merujuk kepada kebebasan pegawai dari penyakit secara fisik
dan mental.
7. Pemutusan hubungan kerja (PHK)
Pemutusan hubungan kerja didefinisikan sebagai pengakhiran hubungan antara pekerja
dan pengusaha sehingga berakhir pula hak dan kewajiban di antara mereka. Hal ini
dapat disebabkan oleh berbagai alasan.

Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia


Berdasarkan  pendapat Cushway (2002, p 4-7), “Manajemen Sumber Daya Manusia
(MSDM) merupakan bagian dari proses dalam mencapai tujuan”. Setelah arah dan strategi
umum ditentukan, maka langkah berikutnya merumuskan tujuan yang lebih tegas dan
mengembangkan dalam bentuk rencana kerja. Tujuan tidak akan tercapai tanpa adanya
sumber daya yang diperlukan, termasuk sumber daya manusia. MSDM merupakan bagian
dari proses yang menentukan apa yang diperlukan oleh manusia, bagaimana
menggunakan manusia, bagaimana memperolehnya dan bagaimana mengatur mereka.
MSDM harus diintegrasikan secara penuh dengan proses-proses manajemen yang lainnya.

Tujuan dari MSDM bervariasi antara satu organisasi dengan organisasi lain,
tergantung pada tingkat perkembangan organisasi yang mencakup hal berikut:
2021
6 Kewirausahaan II Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ika Puji Saputri, SE., MM http://www.undira.ac.id
1. Memberikan sasaran kepada manajemen tentang kebijakan SDM guna memastikan
organisasi memiliki tenaga kerja yang termotivasi dan berkinerja tinggi, serta
dilengkapkan dengan sarana menghadapi perubahan dan dapat memenuhi kebutuhan
pekerjaannya.
2. Melaksanakan dan memelihara semua kebijakan dan prosedur SDM yang diperlukan
untuk memastikan pencapaian tujuan organisasi.
3. Membantu perkembangan arah dan strategi organisasi secara keseluruhan, terutama
dengan memperhatikan segi-segi SDM.
4. Menyediakan bantuan menciptakan kondisi yang dapat membantu manajer lini dalam
mencapai tujuan mereka.
5. Mengatasi krisis dan situasi sulit dalam hubungan antar pegawai untuk memastikan
tidak adanya gangguan dalam pencapaian tujuan organisasi.
6. Menyediakan sarana komunikasi antara karyawan dengan manajemen organisasi.
7. Bertindak sebagai penjamin standar dan nilai organisasi dalam pengelolaan SDM.

3. Vendor
Supplier, vendor atau pemasok adalah suatu individu, kelompok, organisasi atau
perusahaan yang menyediakan kebutuhan sumber daya bagi perusahaan seperti
bahanbaku, jasa atau tenaga kerja dalam memproduksi barang atau jasa tertentu dalam
mendukung keberhasilan suatu usaha atau bisnis.
Supplier menjadi salah satu elemen utama dalam sistem pemasaran modern.
Supplier membentuk hubungan penting dalam keseluruhan sistem penghantar nilai
perusahaan. Keberadaan supplier merupakan salah satu kunci bagi keberlangsungan
sebuah usaha apabila ingin meningkatkan nilai usaha tersebut.
Supplier merupakan salah satu rantai yang paling kritis atau penting bagi
keuntungan dan kelangsungan hidup sebagian besar perusahaan. Supplier menjadi pihak
yang memasok bahan mentah (raw material) bagi pabrik. Dalam memenuhi kebutuhan
pabrik terkadang perusahaan memiliki lebih dari satu supplier dan hal tersebut akan
menimbulkan konflik sehingga perusahaan harus selektif dalam memilih supplier dan bisa
menjalin kerjasama dengan para supplier.
Supplier secara intensif sangat mendukung proses operasi perusahaan, biasanya
dalam bentuk bahan baku yang belum jadi, sehingga kualitas dari supplier dapat dilihat dari
2021
7 Kewirausahaan II Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ika Puji Saputri, SE., MM http://www.undira.ac.id
produk akhir yang nantinya akan dijual oleh perusahaan untuk pelanggan. Harga yang
diberikan oleh supplier memiliki dampak pada biaya produksi dan akan berdampak pada
harga yang akan diberikan kepada pelanggan.
Menurut Fauzi (2004), supplier adalah suatu perusahaan atau individu yang
menyediakan sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan dan para pesaing untuk
memproduksi barang dan jasa tertentu. 
Menurut Solihin (2012), supplier adalah organisasi yang menyediakan input bagi
perusahaan seperti bahan baku, jasa, dan tenaga kerja. 
Menurut Pujawan dan Mahendrawathi (2010), supplier adalah sekelompok
organisasi atau individu yang memiliki kepentingan terhadap keberhasilan suatu produsen
dibandingkan bisnis lainnya.

Kriteria Pemilihan Supplier 


Menurut Pujawan dan Mahendrawati (2010), pemilihan supplier merupakan kegiatan
strategis, terutama apabila supplier tersebut akan memasok item yang krisis atau akan
digunakan dalam jangka panjang sebagai supplier penting. Kriteria yang digunakan harus
mencerminkan strategi supply chain maupun karakteristik dari item yang akan dipasok.
Menurut Fauzi (2004), terdapat beberapa kriteria yang menjadi bahan pertimbangan
dalam memilih supplier, yaitu sebagai berikut:
1. Harga penawaran, yaitu harga yang ditawarkan oleh pemasok dalam melakukan
transaksi dengan perusahaan. 
2. Mutu pemasok, yaitu kualitas kondisi perusahaan pemasok. 
3. Keandalan dalam ketepatan, yaitu keandalan sebuah pemasok dalam ketepatan baik
ketepatan barang yang diproduksi maupun keandalan dalam servis yang diberikan oleh
perusahaan yang menjadi distributornya.
4. Kemampuan koordinasi informasi, yaitu kemampuan perusahaan pemasok dalam
menangani komunikasi dengan perusahaan yang bekerjasama dalam pemberian
informasi terkini sehingga baik pemasok atau distributor tidak dirugikan. 
5. Ketersediaan produk, yaitu kondisi dimana fleksibilitas ketersediaan tipe produk atau
jumlah produk yang ada dalam antisipasi jika terjadi perubahan dari permintaan
pelanggannya.

2021
8 Kewirausahaan II Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ika Puji Saputri, SE., MM http://www.undira.ac.id
Metode Pengurutan dan Pemilihan Supplier 
Menurut Pujawan dan Mahendrawathi (2010), proses pemilihan/penentuan supplier
atau pemasok, perusahaan harus melakukan proses perangkingan untuk menentukan
mana pemasok yang akan dipilih atau pemasok manakah yang akan dijadikan pemasok
utama dan mana pemasok yang akan dijadikan pemasok cadangan.
Pengurutan dan pemilihan supplier atau pemasok merupakan kegiatan strategis,
terutama apabila supplier tersebut akan memasok item yang kritis dan/atau akan digunakan
dalam jangka panjang sebagai supplier penting. Kriteria pemilihan adalah salah satu hal
penting dalam pemilihan supplier. Kriteria yang digunakan tentunya harus mencerminkan
strategy supply chain maupun karakteristik dari item yang akan dipasok. Terdapat dua
puluh satu kriteria untuk pemilihan dan evaluasi supplier, seperti pada tabel di bawah ini:
Terdapat beberapa metode dalam pengurutan dan pemilihan supplier, yaitu:
a. Analytical Network Process (ANP) 
Menurut Sembiring (2008), analytical Network Process (ANP) adalah suatu
motode pemecahan suatu masalah yang tidak terstruktur dan adanya ketergatungan
hubungan antara dan adanya ketergantungan hubungan antar elemennya. Konsep ANP
dikembangkan dari teori AHP yang didasarkan pada hubungan saling ketergantungan
antara beberapa komponen, sehingga AHP merupakan bentuk khusus dalam ANP.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menggunakan metode ANP adalah
sebagai berikut:
1. Mendefinisikan masalah dan menentukan kriteria solusi yang diinginkan.
2. Menentukan pembobotan komponen dari sudut pandang manajerial. 
3. Membuat matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi atau
pengaruh setiap elemen atas setiap kriteria. Perbandingan dilakukan berdasarkan
penilaian dari pengambil keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu
elemen. 
4. Setelah mengumpulkan semua data perbandingan berpasangan dan memasukkan
nilai-nilai kebalikannya serta nilai satu di sepanjang diagonal utama, prioritas
masing-masing kriteria dicari dan konsistensi diuji. 
5. Menentukan eigen vector dari matriks yang telah dibuat pada langkah ketiga.
6. Mengulangi langkah 3, 4, dan 5 untuk semua kriteria.

2021
9 Kewirausahaan II Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ika Puji Saputri, SE., MM http://www.undira.ac.id
7. Membuat unweighted supermatriks dengan cara memasukkan semua eigen vector
yang telah dihitung pada langkah 5 ke dalam sebuah supermatriks. 
8. Membuat weighted supermatriks dengan cara melakukan perkalian setiap isi
unweighted supermatriks terhadap matriks perbandingan kriteria (cluster matrix). 
9. Membuat limiting supermatriks dengan cara memangkatkan supermatriks secara
terus menerus hingga angka disetiap kolom dalam satu baris sama besar. 
10. Ambil nilai dari alternatif yang dibandingkan setelah dilakukan limiting supermatriks.
Memeriksa konsistensi, rasio konsistensi tersebut harus 10 persen atau kurang. Jika
nilainya lebih dari 10%, maka penilaian data keputusan harus diperbaiki.
b. Analytical Hieararchy Process (AHP) 
Menurut Pujawan dan Mahendrawathi (2010), metode AHP ini membantu
memecahkan persoalan yang kompleks dengan struktur suatu hierarki kriteria, pihak
yang berkepentingan, hasil dan dengan menarik berbagai pertimbangan guna
mengembangkan bobot atau prioritas. Metode ini juga menggabungkan kekuatan dari
perasaan dan logika yang bersangkutan pada berbagai persoalan, lalu mensintesis
berbagai pertimbangan yang beragam menjadi hasil yang cocok dengan perkiraan kita
secara intuitif sebagaimana yang dipresentasikan pada pertimbangan yang telah dibuat.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menggunakan metode AHP adalah
sebagai berikut:
1. Tentukan kriteria-kriteria pemilihan. 
2. Tentukan bobot masing-masing kriteria. 
3. Identifikasi alternatif (pemasok) yang akan dievaluasi.
4. Evaluasi masing-masing alternatif dengan kriteria di atas.
5. Hitung nilai berbobot masing-masing pemasok. 
6. Urutkan pemasok berdasarkan nilai berbobot tersebut.
c. Pemeringkatan Faktor (factor-rating metodh) 
Menurut Haizer dan Barry (2015), metode pemeringkatan faktor (factor-rating
metodh) adalah sebuah metode yang sering digunakan karena meliputi beragam faktor
yang dapat diikutsertakan secara objektif, mulai dari pendidikan hingga keterampilan
tenaga kerja. Metode ini merupakan teknik yang paling tepat dan akurat untuk memilih
dan merangking pemasok yang benar. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam
menggunakan metode pemeringkatan faktor adalah sebagai berikut:
2021
10 Kewirausahaan II Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ika Puji Saputri, SE., MM http://www.undira.ac.id
1. Membuat daftar faktor yang berhubungan, yang disebut sebagai faktor penunjang
keberhasilan (critical success factors - CSF). 
2. Memberikan sebuah bobot untuk setiap faktor untuk menggambarkan kepentingan
relatif tujuan perusahaan.
3. Membuat sebuah skala untuk setiap faktor (sebagai contoh 1 hingga 10, atau 1
hingga 100 poin).
4. Meminta penilaian manajemen untuk setiap faktor (kriteria-kriteria), dengan
menggunakan skala pada langkah 3. 
5. Kalikan nilai dengan bobot untuk setiap faktor dan jumlahkan nilai total untuk setiap
faktor (kriteria-kriteria). 
6. Membuat rekomendasi berdasarkan nilai poin maksimal, yang juga
mempertimbangkan hasil dari pendekatan wawancara.

DAFTAR PUSTAKA
 Fauzi, A. 2004. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
 Hadari Nawawi, Manajemen Sumber Daya manusia, Gadjah mada University press,
Yogyakarta, 2005.
 H. Malayu SP Hasibuan, 2003, Manajemen Sumberdaya Manusia, Jakarta, Bumi Aksara.
 Heizer, Jay dan Barry, Render. 2015. Manajemen Operasi: Manajemen Keberlangsungan
dan Rantai Pasokan. Jakarta: Salemba Empat.
2021
11 Kewirausahaan II Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ika Puji Saputri, SE., MM http://www.undira.ac.id
 Pujawan, I.N., dan Mahendrawathi. 2010. Supply Chain Management. Surabaya:
GunaWidya.
 Rahayu, Agus. 2008. Strategi Pemasaran Model untuk Keunggulan. Bandung: Rizqi Press.
 Sembiring, Sentosa. 2008. Hukum Dagang. Bandung: Citra Aditya Bakti.
 Solihin, Ismail. 2012. Manajemen Strategik. Jakarta: Erlangga.
 T. Hani Handoko, 2003, Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia,
Yogyakata,  BPFE

2021
12 Kewirausahaan II Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ika Puji Saputri, SE., MM http://www.undira.ac.id

Anda mungkin juga menyukai