Anda di halaman 1dari 21

MODUL PERKULIAHAN

BAHASA INDONESIA
Membaca untuk Menulis
ABSTRAK TUJUAN
Kemahiran membaca dan Mahasiswa mampu memahami
menulis atau yang lazim Tatap Muka berbagai pengertian membaca,
disebut literacy memang telah jenis-jenis membaca, tahapan-
dirasakan sebagai conditio
Fakultas: TEKNIK sine quanon alias prasyarat
mutlak
Program Studi: TEKNIK agar seseorang mahir
INFORMATIKA
04 tahapan dan teknik membaca
cepat,
Kode menghitung
Mata Kuliah:U2119001
hambatan dalam
Drs. Yasan Endrawan, MM
KEM,
membaca
berbahasa. cepat.

2019 Bahasa Indonesia


2 Drs. Yasan Endrawan, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
PEMBAHASAN
Pada waktu-waktu terakhir ini makin dirasakan betapa pentingnya fungsi bahasa sebagai alat
komunikasi. Kenyataan yang dihadapi dewasa ini adalah bahwa, selain ahli-ahli bahasa,
semua ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semakin memperdalam
dirinya dalam bidang teori dan praktek bahasa. Semua orang menyadari bahwa interaksi dan
segala macam kegiatan dalam masyarakat akan lumpuh tanpa bahasa.

Begitu pula melalui bahasa, kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk, dibina dan
dikembangkan serta dapat diturunkan kepada generasi-generasi mendatang. Dengan adanya
bahasa sebagai alat komunikasi, maka semua yang berada disekitar manusia: peristiwa-
peristiwa, binatang-binatang, tumbuh-tumbuh, hasil cipta karya manusia dan sebagainya,
mendapat tanggapan dalam pikiran manusia, disusun dan diungkapkan kembali kepada
orang-orang lain sebagai bahan komunikasi. Komunikasi melalui bahasa ini memungkinkan
tiap orang untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya. Ia
memungkinkan tiap orang untuk mempelajari kebiasaan, adat-istiadat, kebudayaan serta latar
belakangnya masing-masing.

Mengingat pentingnya bahasa sebagai alat komunikasi dan memperhatikan wujud bahasa itu
sendiri, kita dapat membatasi pengertian bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota-
anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.

Mungkin ada orang yang berkeberatan dengan mengatakan  bahwa bahasa bukan satu-
satunya alat untuk mengadakan komunikasi. Mereka itu menunjukkan bahwa dua orang atau
pihak dapat mengadakan komunikasi dengan mempergunakan cara-cara tertentu yang telah
disepakati bersama. Lukisan-lukisan, asap api, bunyi gendang atau tong-tong dan sebagainya,
sejak lama telah dipergunakan untuk mengadakan komunikasi antara anggota masyarakat.
Tetapi mereka itu harus mengakui pula bahwa bila dibandingkan dengan bahasa, semua alat
komunikasi sebagai disebut tadi mengandung banyak segi yang lemah.

Walaupun asap api, bunyi gendang dan sebagainya dalam keadaan yang sangat  terbatas
dapat digunakan untuk berkomunikasi, tetapi semuanya bukanlah bahasa. Bahasa haruslah
merupakan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bukannya sembarang bunyi. Dan
bunyi itu sendiri  haruslah merupakan simbol atau perlambang.

2019 Bahasa Indonesia


3 Drs. Yasan Endrawan, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
A. Pengertian Membaca

Membaca adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Dalam kegiatan membaca,
kegiatan lebih banyak dititikberatkan pada keterampilan membaca daripada teori-teori
membaca itu sendiri.

Henry Guntur Tarigan menyebutkan tiga komponen dalam keterampilan membaca, yaitu:

1. Pengenalan terhadap aksara-aksara serta tanda-tanda baca.


2. Korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistik yang formal.
3. Hubungan lebih lanjut dari A dan B dengan makna.

Kita haruslah menyadari serta memahami benar-benar bahwa membaca adalah suatu metode
yang dapat dipergunakan untuk berkomunikasi dengan diri kita sendiri dan kadang-kadang
dengan orang lain yaitu mengomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada
lambang-lambang tertulis.

Henry Guntur Tarigan berpendapat bahwa “Membaca adalah suatu proses yang dilakukan
serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh
penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis”. Suatu proses yang menuntut agar
kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam pandangan sekilas, dan
agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi,
maka pesan yang tersurat dan yang  tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses
membaca itu tidak terlaksana dengan baik.

Membaca dapat pula dianggap sebagai suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam
yang tersurat, yakni memahami makna yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis.
Makna bacaan tidak terletak pada halaman tertulis tetapi berada pada pikiran pembaca.
Demikianlah makna itu akan berubah, karena setiap pembaca memiliki pengalaman yang
berbeda-beda yang dipergunakan sebagai alat untuk menginterpretasikan kata-kata tersebut.

Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi
(a recording and decoding process), berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru
melibatkan penyandian (encoding). Sebuah aspek pembacaan sandi

2019 Bahasa Indonesia


4 Drs. Yasan Endrawan, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
(decoding)menghubungkan kata-kata tulis (written word) dengan makna bahasa lisan (oral
language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan / cetakan menjadi bunyi yang 
bermakna. Membaca merupakan suatu penafsiran atau interpretasi terhadap ujaran yang
berada dalam bentuk tulisan adalah suatu proses pembacaan sandi (decoding process).

Membaca adalah suatu proses yang bersangkut paut dengan bahasa. Oleh karena itu maka
para pelajar haruslah dibantu untuk menanggapi atau memberi responsi terhadap lambang-
lambang visual yang menggambarkan tanda-tanda oditori dan berbicara haruslah selalu
mendahului kegiatan membaca.

Harimurti Kridalaksana mengatakan “Membaca adalah menggali informasi dari teks, baik yang
berupa tulisan maupun dari gambar atau diagram maupun dari kombinasi itu semua”.

Soedarso berpendapat bahwa “Membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan


mengerahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah, meliputi orang harus
menggunakan pengertian dan khayalan, mengamati, dan mengingat-ingat”.

DP. Tampubolon berpendapat bahwa “Membaca adalah kegiatan fisik dan mental yang dapat
berkembang menjadi suatu kebiasaan”.

Bahkan ada pula beberapa penulis yang beranggapan bahwa membaca adalah suatu
kemauan untuk melihat lambang-lambang tertulis serta mengubah lambang-lambang tertulis
tersebut melalui suatu metode pengajaran membaca seperti fonik (ucapan, ejaan berdasarkan
interpretasi fonetik terhadap ejaan biasa) menjadi membaca lisan.

Demikianlah makna itu akan berubah, karena setiap pembaca memiliki pengalaman yang
berbeda-beda yang dipergunakan sebagai alat untuk menginterpretasikan kata-kata tersebut.

B. Hakikat dan Proses Membaca

1. Hakikat Membaca

Bagi masyarakat yang hidup dalam babakan pasca industri, atau yang lazim disebut
erasumber daya manusia, atau erasibermatika, seperti sekarang ini, kemahiran membaca dan
menulis atau yang lazim disebut literacy memang telah dirasakan sebagai conditio sine
quanon alias prasyarat mutlak yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Sebagai sebuah bukti,

2019 Bahasa Indonesia


5 Drs. Yasan Endrawan, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
konon para ahli ekonomi telah membuat prakiraan bahwa kehidupan perekonomian
mendatang akan menemukan sumber kekuatannya pada kegiatan-kegiatan yang bertalian
dengan suatu sumber daya yang hanya ada pada manusia, yakni daya nalarnya. Sebab daya
nalar tersebut merupakan sumber utama yang dimiliki oleh manusia untuk berkreasi dan
beradaptasi agar mereka mampu memacu kehidupan dalam jaman teknologi yang semakin
canggih dan berkembang ini.

Nalar manusia akan berkembang secara maksimal jika ia diasah melalui pendidikan. Dan
jantung dari pendidikan adalah kegiatan berliterasi atau kegiatan baca-tulis. Dengan demikian
kedudukan kemahiran berliterasi pada abad informasi seperti sekarang ini sesungguhnya
merupakan modal utama bagi siapa saja yang berkehendak meningkatkan kemampuan serta
kesejahteraan penghidupannya.

Dalam dunia pendidikan kemahiran berliterasi merupakan hal yang sangat fundamental.
Sebab semua proses belajar sesungguhnya didasarkan atas kegiatan membaca dan menulis,
juga dengan melalui kegiatan literasi membaca dan menulislah kita dapat menjelajahi luasnya
dunia ilmu yang terhampar luas dari berbagai penjuru dunia dan dari berbagai babakan jaman.
Dengan demikian, dunia pendidikan dan persekolahan memiliki tugas untuk mengupayakan
kehadiran salah satu aspek keterampilan berbahasa ini kepada para siswanya.

Hingga saat ini cukup banyak pengertian atau definisi yang telah dikemukakan oleh para pakar
tentang membaca. Dari berbagai pengertian dan definisi membaca tersebut kita dapat
mengklasifikasikan ke dalam tiga kelompok besar. Pertama, pengertian membaca yang ditarik
sebagai interpretasi pengalaman membaca itu bermula dengan penemuan waktu dan berawal
dengan pengelolaan tanda-tanda berbagai benda (membaca itu berawal dengan tanda dan
pertanda). Kedua, definisi atau pengertian membaca yang ditarik dari interpretasi lambang
grafis; membaca merupakan upaya memperoleh makna dari untaian huruf tertentu. Dan
ketiga, definisi atau pengertian membaca yang ditarik dari keduanya, yakni membaca
merupakan perpaduan antara pengalaman dan upaya memahami lambang-lambang grafis
atau dari halaman bercetakan. Jika dihubungkan dengan masalah pembelajarannya, setiap
definisi-definisi membaca tersebut sudah barang tentu senantiasa berimplikasi. Sebagai
seorang guru atau calon guru kita perlu memahami implikasi-implikasi tersebut.

2019 Bahasa Indonesia


6 Drs. Yasan Endrawan, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
2. Membaca sebagai Proses

Membaca bukanlah suatu kegiatan yang berdiri sendiri, melainkan suatu sintesis berbagai
proses yang tergabung ke dalam suatu sikap pembaca yang aktif. Proses membaca yakni
membaca sebagai proses psikologi, membaca sebagai proses sensori, membaca sebagai
proses perseptual, membaca sebagai proses perkembangan, dan membaca sebagai proses
perkembangan keterampilan. Sebagai proses psikologi membaca itu perkembangannya akan
dipengaruhi oleh hal-hal yang sifatnya psikologi pembaca, seperti intelegensi, usia mental,
jenis kelamin, tingkat sosial ekonomi, bahasa, ras, kepribadian, sikap, pertumbuhan fisik,
kemampuan persepsi, tingkat kemampuan membaca. Di antara faktor-faktor tersebut menurut
Harris (1970), bahwa faktor terpenting dalam masalah kesiapan membaca yaitu intelegensi
umum.

Membaca sebagai proses sensoris mengandung pengertian bahwa kegiatan membaca itu
dimulai dengan melihat. Stimulus masuk lewat indra penglihatan mata. Setelah dilakukan
pemaknaan atau pengucapan terhadapnya. Pernyataan “membaca sebagai proses sensoris”
tidak berarti bahwa membaca merupakan proses sensoris semata-mata. Banyak hal yang
terlibat dalam proses membaca dan ketidakmampuan membaca bisa disebabkan oleh
berbagai faktor yang bisa bekerja sendiri-sendiri atau secara serempak.

 Membaca sebagai proses perseptual mengandung pengertian bahwa dalam membaca


merupakan proses mengasosiasikan makna dan interpretasi berdasarkan pengalaman tentang
stimulus atau lambang, serta respons yang menghubungkan makna dengan stimulus atau
lambang tersebut. Membaca sebagai proses perkembangan mengandung arti bahwa
membaca itu pada dasarnya merupakan suatu proses perkembangan yang terjadi sepanjang
hayat seseorang. Kita tidak tahu kapan perkembangan mulai dan berakhir. Sedangkan proses
membaca sebagai perkembangan keterampilan mengandung arti membaca merupakan
sebuah keterampilan berbahasa (language skills) yang sifatnya objektif, bertahap, bisa
digeneralisasikan, merupakan perkembangan konsep, pengenalan dan identifikasi, serta
merupakan interpretasi mengenai informasi.

C. Jenis-Jenis Membaca

1. Membaca berdasarkan Terdengar Tidaknya Suara Pembaca


2019 Bahasa Indonesia
7 Drs. Yasan Endrawan, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Ditinjau dari terdengar dan tidaknya suara si pembaca pada waktu membaca, kita dapat
membagi membaca menjadi dua jenis yakni membaca dalam hati (silent reading) dan
membaca nyaring atau membaca bersuara (oral reading or aloud reading).

Pada tataran yang paling rendah membaca nyaring merupakan aktivitas membaca sebatas
melafalkan lambang-lambang bunyi bahasa dengan suara yang cukup keras, sedangkan pada
tataran yang lebih tinggi membaca nyaring merupakan proses pengkomunikasian isi bacaan
(dengan nyaring) kepada orang lain (pendengar).

Membaca dalam hati merupakan proses membaca tanpa mengeluarkan suara. Yang aktif
bekerja hanya mata dan otak atau kognisi saja. Untuk menanamkan kemahiran kedua jenis
membaca ini diperlukan adanya proses latihan secara terencana dan sungguh-sungguh di
bawah asuhan guru-guru profesional.

2. Membaca berdasarkan Cakupan Bahan Bacaan

Dilihat dari sudut cakupan bahan bacaan yang dibaca, secara garis besar membaca dapat kita
golongkan menjadi dua: membaca ekstensif (extensive reading) dan membaca intensif
(intensif reading).

Membaca ekstensif program membaca secara luas, baik jenis maupun ragam teksnya dan
tujuannya sekadar untuk memahami isi yang penting- penting saja dari bahan bacaan yang
dibaca dengan menggunakan waktu secepat mungkin. Ada tiga jenis membaca, yakni
membaca survei (survei reading), membaca sekilas skimming), membaca dangkal (superficial
reading).

Membaca intensif merupakan program kegiatan membaca yang dilakukan secara seksama.
Dalam membaca ini, para siswa hanya membaca satu atau beberapa pilihan dari bahan
bacaan yang ada dan bertujuan untuk menumbuhkan serta mengasah kemampuan membaca
secara kritis. Secara garis besar membaca intensif terbagi dua, yakni membaca telaah isi
(content study reading) dan membaca telaah bahasa I (linguistik study reading). Membaca
telaah isi dibagi lagi menjadi membaca telaah teliti (close reading), membaca pemahaman
(reading for understanding). Membaca kritis (outical reading) dan membaca ide (reading for
ideas). Membaca telaah bahasa dibagi menjadi membaca bahasa asing (foreign language
reading) dan membaca sastra (literary reading).

2019 Bahasa Indonesia


8 Drs. Yasan Endrawan, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
D. Aspek-Aspek Membaca

Ada beberapa aspek membaca diantaranya:

1. Aspek sensori yaitu kemampuan untuk memahami simbol-simbol tertulis Dalam membaca,
pembaca harus harus mampu menangkap sejumlah simbol tertulis yang dibaca dan
menginterpretasikan simbol-simbol atau kata-kata yang dibaca,dan di harapkan mampu
memahami simbol bahasa yang berupa huruf, kelompok huruf dan kata Membaca sebagai
proses sensoris mengandung pengertian bahwa kegiatan membaca itu dimulai dengan
melihat. Stimulus masuk lewat indra penglihatan mata. Setelah dilakukan pemaknaan atau
pengucapan terhadapnya. Pernyataan “membaca sebagai proses sensoris” tidak berarti
bahwa membaca merupakan proses sensoris semata-mata. Banyak hal yang terlibat dalam
proses membaca dan ketidakmampuan membaca bisa disebabkan oleh berbagai faktor yang
bisa bekerja sendiri-sendiri atau secara serempak.

2. Aspek afektif atau aspek emosi yang mendalam merupakan konsep yang menampakan
aspek kognitif dari minat di tampilkan dari sikap terhadap aktifitas yang diminati akan
terbangun seperti aspek kognitif. aspek afektif dari pengalaman pribadi, sikap orang tua, guru
dan kelompok yang mendukung terhadap aktifitas yang diminati.seseorang yang memiliki
minat membaca yang tinggi akibat dari kepuasan dan manfaat yang didapat maka seseorang
tersebut akan sangat fokus terhadap aktifitas membacanya.

3. Aspek skemata salah satu aspek penting yang menentukan keberhasilan membaca adalah
skemata. Secara umum, skemata dimaknai sebagai pengetahuan awal yang telah tersimpan
dalam memori seseorang. Skemata merupakan struktur pengetahuan abstrak yang disimpan
secara hirarkis dalam otak (Pratiwi, 2001).

4. Aspek perseptual Membaca sebagai proses perseptual mengandung pengertian bahwa


dalam membaca merupakan proses mengasosiasikan makna dan interpretasi berdasarkan
pengalaman tentang stimulus atau lambang, serta respons yang menghubungkan makna
dengan stimulus atau lambang tersebut.

2019 Bahasa Indonesia


9 Drs. Yasan Endrawan, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
E. Tahap-Tahap dalam Kegiatan Membaca

Ada tiga langkah dalam kegiatan membaca, yaitu kegiatan pramembaca, kegiatan membaca,
dan kegiatan pascamembaca.

1. Kegiatan Pramembaca

Disebut kegiatan pramembaca karena kegiatan ini dilaksanakan sebelum seorang siswa
melaksanakan kegiatan membaca. Fungsi utama kegiatan pramembaca adalah memberikan
pengetahuan awal terkait dengan aspek-aspek bacaan yang hendak dipahami, melatih siswa
mengetahui tujuan membaca, dan memberikan motivasi dan rasa percaya diri. Kegiatan
pramembaca merupakan jembatan untuk mengaitkan beragam pengetahuan yang memiliki
keterkaitan dengan isi bacaan.

Ada beragam variasi kegiatan pramembaca. Kegiatan pramembaca ini tidak boleh terlepas
dari kompetensi dasar dan indikator yang akan dicapai dalam pembelajaran membaca.
Artinya, semua kegiatan pramembaca dirancang untuk mencapai kompetensi dasar dan
indikator yang akan dibelajarkan kepada mahasiswa.

2. Kegiatan Membaca

Kegiatan pada tahap membaca adalah salah satu tahap kegiatan penting dan utama dalam
keseluruhan tahapan membaca. Seorang pembaca yang efektif dan efisien terlebih dahulu
harus mengetahui tujuan dia membaca. Setelah mengetahui tujuan membaca, seorang
pembaca akan memilih strategi membaca yang tepat dan sesuai untuk mencapai tujuan
tersebut.
Teknik skimming sangat cocok digunakan untuk membaca cepat dan menemukan gagasan
inti bacaan secara cepat. Sedangkan teknik membaca scanning sangat tepat digunakan untuk
menemukan informasi tertentu secara cepat dalam teks yang dibaca.

3. Kegiatan Pascamembaca

Disebut kegiatan pascamembaca karena kegiatan ini dilaksanakan setelah seorang


mahasiswa melaksanakan kegiatan membaca. Fungsi utama kegiatan pascamembaca adalah
untuk mengecek apakah apa yang dibaca telah dipahami dengan baik oleh siswa. Kegiatan
setelah membaca ini dapat berupa tugas atau pertanyaan-pertanyaan terkait dengan teks

2019 Bahasa Indonesia


10 Drs. Yasan Endrawan, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
yang dibaca. Ada beragam variasi kegiatan pascamembaca. Kegiatan pascamembaca ini
tidak boleh terlepas dari kompetensi dasar dan indikator yang akan dicapai dalam
pembelajaran membaca. Artinya, semua kegiatan pramembaca dirancang untuk mencapai
kompetensi dasar dan indikator yang akan dibelajarkan kepada mahasiswa.

F. Membaca Cepat

Membaca cepat adalah kegiatan membaca yang mengutamakankecepatan membaca dengan


tidak mengabaikan pemahamannya.Biasanya kecepatan itu dikaitkan dengan tujuan
membaca, keperluan,dan bahan bacaan. Seorang pembaca cepat yang baik tidak
menerapkankecepatan membacanya secara konstan di berbagai keadaan.
Penerapankemampuan membaca cepat disesuaikan dengan tujuan membaca,aspek bacaan
yang akan digali, dan berat ringannya bacaan.Strategi membaca cepat dilakukan dengan
tujuan untuk memahamiintisari bacaan, bukan bagian-bagian rinciannya yang detail.

Manfaatmembaca cepat adalah sebagai berikut.

1. Untuk mencari informasi yang dibutuhkan dari sebuah bacaansecara cepat dan efektif
2. Menelusuri bahan/halaman buku dalam waktu yang singkat
3. Tidak banyak waktu yang terbuang karena tidak perlu memerhatikan atau membaca bagian
yang tidak diperlukan.

Selanjutnya saya akan membahas dua teknik dasar dalam membaca cepat yakni:

 Menangkap dan mengenali kata


 Mempercepat gerakan mata 

1. Menangkap dan mengenali kata

Dalam proses membaca, mata bertindak sebagai indra yang menangkap kata-kata dalam
bahan bacaan. Kata-kata tersebut kemudian dikirim ke otak untuk dikenali sebagai sebuah
kosa kata, kelompok kata, maupun pemahaman sebuah kalimat.

Ternyata otak manusia mampu memproses kata-kata dengan baik bahkan ketika urutannya
dibolak-balik. Coba Anda simak teks berikut:

2019 Bahasa Indonesia


11 Drs. Yasan Endrawan, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Kmaemuapn mbecmaa cpeat trkeiat eart dngean kmaemuapn mngelnaei ktaa. Mnuasia
mngenelai breabgai ktaa lweat bkuu dan tlisaun ynag dbiacaayn. Ktaa-ktaa tbuesret
dsimiapn dlaam mmorei oatk dan aakn dinalkei lbeih cpeat ktikea dtemuikan kmblaei
pdaa baahn baacan ynag brau.

Sekarang bandingkan dengan teks aslinya

Kemampuan membaca cepat terkait erat dengan kemampuan mengenali kata. Manusia
mengenali berbagai kata lewat buku dan tulisan yang dibacanya. Kata-kata tersebut
disimpan dalam memori otak dan akan dikenali lebih cepat ketika ditemukan kembali
pada bahan bacaan yang baru.

Apa yang Anda rasakan ketika membaca kedua teks tadi? Kebanyakan orang tidak akan
mengalami kesulitan berarti untuk membaca teks pertama. Mungkin kecepatannya akan lebih
lambat karena teks tersebut dibolak-balik. Walaupun demikian teks tersebut masih cukup
mudah dibaca dan dikenali sebagai kosa kata yang telah kita kenali sebelumnya.

Tulisan yang dibolak-balik tadi sekaligus menjadi bukti bahwa Anda mampu membacanya.
Inilah prinsip yang akan kita gunakan dalam membaca cepat yakni mengenali kata demi kata
dengan kecepatan tinggi sehingga Anda bisa terus berpindah ke kata berikutnya sambil
membangun pemahaman dan konteks bahan bacaan.

Dalam membaca cepat kemampuan mengenali kata adalah dasar. Ketika Anda melihat
sekumpulan huruf lewat mata dan mengirimkan ke otak, maka akan ada proses pengenalan
terhadap kata-kata tersebut terlebih jika Anda pernah mengenal kosa kata tersebut
sebelumnya. Itu mengapa orang yang rajin membaca memiliki kecepatan yang relatif lebih
cepat dibandingkan orang yang jarang baca karena kekayaan kosa kata yang telah dimiliki
sebelumnya. Dalam teknik membaca cepat, kita akan melatih kecepatan mengenali berbagai
kosa kata tersebut.

Berikut latihan yang dapat Anda lakukan. Coba lihat tulisan pada kolom pertama (paling
kiri) kemudian temukan kata yang sama pada 4 kolom berikutnya. Lakukan proses ini
dengan cepat dan sekali lirik. Semakin cepat dan akurat Anda mengenalinya berarti
semakin cepat pula kemampuan asosiasi Anda terhadap kata-kata tersebut.

a. Latihan mengenali kata

2019 Bahasa Indonesia


12 Drs. Yasan Endrawan, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Lakukan latihan tersebut dengan cepat. Rasakan mata Anda berpindah cepat dari kolom
acuan ke kolom yang harus ditemukan.

b. Latihan mengenali kelompok kata

Latihan kedua adalah mengenali kelompok kata (frasa). Anda telah mengenal kata-kata ini
sebelumnya. Sama seperti latihan sebelumnya lakukan dengan cepat untuk menemukan frasa
yang sama pada kolom pertama di ketiga kolom lainnya.

Latihlah kedua hal di atas sampai Anda dapat mengenali dengan cepat sebuah kata dan
kelompok kata (frasa). Dengan demikian, ketika proses membaca cepat dilakukan,
pengenalan kata tidak tertinggal. Ibarat seorang pembalap, meskipun berkendara dengan
kecepatan tinggi, Anda tetap awas atas apa-apa yang ada di depan, kiri dan kanan.

2. Mempercepat Gerakan Mata

2019 Bahasa Indonesia


13 Drs. Yasan Endrawan, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Setelah Anda melatih kecepatan mengenali kata dengan akurat, sekarang kita akanmulai
berlatih mempercepat gerakan mata. Dalam proses membaca seseorang melakukannya
dengan menangkap kata per kata atau bahkan suku kata per suku kata.

Perhatikan contoh berikut. Inilah yang biasanya dilakukan banyak orang ketika membaca.

Tidak hanya itu kadangkala proses membaca bisa menjadi jauh lebih lambat jika ada proses
mengeja per suku kata. Ini yang biasanya dilakukan ketika seorang anak mulai belajar
membaca.

Dalam membaca cepat kita akan melatih menangkap dua, tiga, empat atau bahkan lima kata
sekaligus sehingga mempercepat proses pembacaan.

G. Kecepatan Efektif Membaca (KEM)

2019 Bahasa Indonesia


14 Drs. Yasan Endrawan, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Kemampuan membaca dengan cepat dan memahami isi bacaan biasa disebut dengan
Kecepatan Efektif Membaca (KEM). Dengan demikian, ada dua aspek yang diperhatikan
dalam kecepatan efektif membaca, yaitu kecepatan membaca dan pemahaman isi bacaan.

Seperti telah dijelaskan di muka, KEM itu merupakan perpaduan antara kecepatan membaca
dengan kemampuan memahami isi bacaan. Kecepatan rata-rata baca merupakan cermin dari
tolok ukur kemampuan visual, yakni kemampuan gerak motoris mata dalam melihat lambang-
lambang grafis. Pemahaman isi bacaan merupakan cermin dari kemampuan kognisi, yakni
kemampuan berpikir dan bernalar dalam mencerna masukan grafis yang diterimanya lewat
indera mata.

Untuk menentukan KEM seseorang, diperlukan data mengenai rata-rata kecepatan bacanya
dan persentase pemahaman isi bacaan. Data mengenai rata-rata kecepatan baca dapat
diketahui apabila jumlah kata yang dibaca dan waktu tempuh bacanya diketahui. Cara
menghitung rata-rata kecepatan baca adalah dengan cara membagi jumlah kata yang dibaca
dengan waktu tempuh baca. Sebagai contoh, jika seseorang dapat membaca sebanyak 2500
perkataan dalam waktu 5 menit, artinya kecepatan rata-rata baca pembaca tersebut adalah
500 kpm (2500 : 5 = 500).

Sementara itu, untuk memperoleh data tentang persentase pemahaman isi bacaan yang
objektif (bukan perkiraan), tentu diperlukan suatu alat untuk mengukurnya. Alat tersebut
berupa tes. Untuk menentukan persentase pemahaman seseorang terhadap bahan bacaan
yang dibacanya ialah dengan cara membagi skor bobot tes pemahaman isi bacaan yang
dapat dijawab pembaca dengan benar dengan bobot/skor ideal kemudian diperkalikan dengan
100 (persen). Misalnya, jika seseorang dapat menjawab dengan benar tes pemahaman isi
bacaan sebanyak 32 dari skor ideal 50, maka persentase pemahaman isi bacaan pembaca
yang bersangkutan adalah 64% (32/50 X 100% = 64%).

Berpedoman kepada pengertian KEM, yakni perpaduan antara kemampuan visual dan
kemampuan kognisi, maka contoh-contoh penghitungan KEM untuk data di atas dapat

2019 Bahasa Indonesia


15 Drs. Yasan Endrawan, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
ditentukan KEM-nya. Dari hasil penghitungan rata-rata kecepatan baca diperoleh data 500
kpm; dari hasil penghitungan persentase pemahaman isi bacaan diperoleh data 64%. Maka
penghitungan KEM-nya adalah 500 X 64% = 320 kpm. Angka terakhir ini (320 kpm)
merupakan kecepatan efektif membaca yang sudah menyertakan pengukuran dua unsur
penyokong kegiatan baca, yakni kemampuan gerak mata dalam melihat lambang-lambang
cetak dan kemampuan memahami isi bacaan. Sementara angka 500 kpm itu merupakan
kemampuan kecepatan rata-rata baca yang belum menyertakan unsur pemahaman isi
bacaan.

Pengukuran kecepatan efektif membaca dilakukan melalui beberapa tahap sebagai berikut.

(1) Mengukur Kecepatan Membaca (KM) dengan cara menghitung yang terbaca tiap
menit
(2) Mengukur Pemahaman Isi bacaan (PI) secara keseluruhan dengan cara menghitung
presentase skor jawaban yang benar atas skor jawaban ideal dari pertanyaan-pertanyaan
tes pemahaman bacaan
(3) Mengukur KEM dengan mengintegrasikan KM dan PI

Keterangan:

KB = Jumlah kata dalam bacaan

Sm : 60 = Jumlah waktu membaca

PI = Presentase pemahaman isi bacaan

1. Menguji Kemampuan Efektif Membaca

Apakah Anda termasuk kategori orang yang memiliki kemampuan membaca secara
efisien? Atau seberapa efektifkah Anda membaca? Juga seberapa banyak waktu yang
Anda perlukan untuk membaca?

Untuk mengetahui seberapa cepat, efektif dan efisien cara Anda membaca, Anda bisa
melakukan pengujian terhadap kemampuan Anda tersebut. Caranya sangat sederhana
seperti yang diuraikan dalam tulisan ini. Namun agar pengujian berjalan dan
memberikan hasil yang efektif, ada baiknya Anda meminta bantuan seorang teman

2019 Bahasa Indonesia


16 Drs. Yasan Endrawan, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
untuk menjadi pengawas pengujian kemampuan Anda membaca, meskipun tes ini bisa
Anda lakukan sendiri.

Menguji kemampuan membaca ini, biasanya diberikan bagi mereka yang akan
melakukan atau mempelajari teknik membaca cepat (speed reading). Ini dilakukan
sebagai titik awal untuk melihat tingkat kemajuan yang diperoleh setelah melakukan
atau mempraktekkan teknik membaca cepat. Dan pola yang sama, juga bisa Anda
lakukan untuk melihat seberapa efektif Anda membaca. Pengujian ini menitikberatkan
pada pengukuran kecepatan Anda membaca kata dalam setiap menit dan kemampuan
Anda memahami artinya sekaligus.

Teknik pengujian ini sederhana sekali. Anda hanya perlu menyediakan pengukur waktu
(stopwatch, jam tangan atau jam meja), buku yang belum pernah Anda baca
sebelumnya sebagai materi yang akan digunakan untuk mengukur kemampuan Anda
membaca dan menyerap informasi yang Anda baca dalam periode waktu tertentu.
Umumnya setiap halaman buku yang berukuran setengah kuarto (105 x 148,5 mm)
berisi sekitar 297 kata (setiap barisnya berisi sekitar 8 sampai 9 kata dan setiap
halaman berisi sekitar 33 baris). Sementara periode waktu membaca yang diberikan
untuk setiap pengujian, paling lama hanya 60 detik. Pada tahap pengujian berikutnya,
periode waktu ini harus makin dikurangi.

Sebelum memulai pengujian, buatlah lebih dulu tabel terdiri dari empat kolom (waktu,
jumlah kata, persentase pemahaman isi, keterangan yang menjelaskan kualitas
membaca Anda) yang untuk ruang mencatat rekor Anda membaca sebagai berikut:

Pengujian 1

Tetapkan satu halaman buku yang akan digunakan untuk menguji kecepatan Anda
membaca. Tekan tombol pengukur waktu, lalu mulailah Anda membaca dengan cara
sebagaimana Anda biasa melakukannya. Lalu hentikan membaca bersamaan dengan
habisnya waktu (60 detik). Tandai kata dimana Anda selesai membaca pada saat
waktu habis.

Minta teman Anda yang mengawasi pengujian untuk menghitung jumlah kata yang
telah Anda baca dalam waktu 60 detik. Lalu minta dia menguji kemampuan Anda
menangkap isi tulisan yang Anda baca dengan cara membandingkan cerita Anda dan
2019 Bahasa Indonesia
17 Drs. Yasan Endrawan, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
mencocokannya dengan isi tulisan, seberapa persenkah Anda mampu menyerap arti
atau pesan yang disampaikan dalam tulisan yang Anda baca. Catat semua hasil itu
pada tabel yang sudah disiapkan.

Pengujian 2

Buka halaman lain dan ulangi proses pengujian pertama dengan cara membaca
secepat mungkin yang Anda bisa lakukan dalam waktu 60 detik. Jika waktu habis,
tandai dimana Anda berhenti membaca dan hitung kembali jumlah kata yang dapat
Anda baca dengan kecepatan maksimal.

Seperti pada proses pengujian pertama, Anda harus menceritakan kembali isi tulisan
yang Anda baca dan minta teman Anda mencocokkan dengan isi tulisan. Lihat dan
bandingkan, adakah perbedaan signifikan antara kecepatan membaca Anda dengan
kemampuan menangkap isi tulisan antara pengujian pertama dengan pengujian kedua.

Pada pengujian pertama, mungkin akan nilai pemahaman Anda terhadap isi tulisan
yang Anda baca jauh lebih baik ketimbang pada pengujian kedua. Tapi jumlah kata
yang bisa Anda baca di pengujian kedua, tentu akan lebih banyak ketimbang di
pengujian pertama.

Sebagai pembanding Anda bisa melihat tabel dibawah ini yang menjelaskan
perbandingan antara kecepatan membaca dan kemampuan menyerap isi bacaan
berikut penilaian kemampuan membaca.

Jumlah kata Pemahaman


Profil Pembaca
/menit isi

110 kata/menit 50 persen Kemampuan kurang

240 kata/menit 60 persen Kemampuan rata-


rata

400 kata/menit 80 persen Kemampuan baik

1000 kata/menit 85 persen Sempurna

2019 Bahasa Indonesia


18 Drs. Yasan Endrawan, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Untuk meningkatkan kemampuan membaca secara cepat dan efektif, seperti yang
dikategorikan dalam tabel, bisa dilakukan bila Anda mencoba mempraktikkan teknik membaca
cepat. Pilih salah satu, atau jika Anda mau, bisa Anda mencoba mempraktikkan semua teknik
membaca cepat yang ditawarkan. Kemudian cobalah uji hasil kecepatan membaca Anda
(seperti prosedur pengujian di atas) setiapkali Anda selesai mencoba mempraktikkan teknik
membaca cepat yang Anda pilih. Selamat mencoba.

Cara membacanya adalah paksakan mata Anda mengikuti kelompok yang dibuat oleh garis
tadi. Dengan demikian, ketika pada baris pertama, Anda akan membaca kata “fenomena pria”
sekaligus pada kolom pertama, kata “metroseksual yang kini” pada kolom kedua, kata
“melanda seluruh dunia” pada kolom ketiga, dan kata “termasuk di kota-kota” pada kolom
keempat. Lakukan hal yang sama pada baris-baris berikutnya.

Dengan cara ini, Anda akan memaksa mata melihat kelompok kata sesuai lebar garis yang
Anda tentukan. Lakukan pergerakan tersebut dengan berirama sampai Anda terbiasa dengan
pola 4 kali melihat dalam satu baris. Selanjutnya jika Anda sudah merasa mantap, jangkauan
bisa diperlebar dengan melihat 3 kali dalam satu baris. Lakukan terus menerus sampai Anda
dapat membaca dengan pola seperti itu tanpa perlu dibantu garis.

2019 Bahasa Indonesia


19 Drs. Yasan Endrawan, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Sampai nantinya Anda bisa melakukannya dalam 2 kali lihat per baris atau bahkan beberapa
orang bisa membacanya cukup 1 kali lihat perbaris. Cukup menantang bukan?

Semakin Anda konsisten melakukan latihan tersebut, maka secara bertahap Anda juga telah
melatih otot-otot mata untuk bergerak dengan cepat dan teratur. Hal ini secara perlahan akan
meningkatkan kecepatan baca sampai Anda menemukan kecepatan yang dirasakan pas.

2019 Bahasa Indonesia


20 Drs. Yasan Endrawan, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Alex dan Ahmad HP. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana

Predana Media Group.

Nurhadi. 1987. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Satata, Sri, Devi S, dan Dadi W. 2012. Bahasa Indonesia, Mata Kuliah Pengembangan

Kepribadianional. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:

Angkasa.

2019 Bahasa Indonesia


21 Drs. Yasan Endrawan, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id

Anda mungkin juga menyukai