Anda di halaman 1dari 16

TUGAS TUTORIAL 2

Penelitian Tindakan Kelas

Disusun Oleh:
SITI MARIYAM
856264374

Tutor : Herlin Triana, M.Hum

UNIVERSITAS TERBUKA

BI PGSD POKJAR TAPAN

2023
TUGAS
TUTORIAL 2

Nama Mata Kuliah : Penelitian Tindakan Kelas


Pokok Bahasan : 1. Merancang Penelitian Tindakan Kelas
2. Melaksanakan Perbaikan Pembelajaran
Tutor : Herlin Triana, M.Hum.
Masa Tutorial : 2023.1
No. Soal : 1,2,3
Skor maksimal 100
Jenis tugas : Unjuk Kerja

Kompetensi Khusus
1. Mahasiswa mampu membuat latar belakang masalah
2. Mahasiswa mampu menjelaskan teori yang digunakan untuk menjawab masalah
3. Mahasiswa mampu membuat metodologi penelitian

1. Buatlah pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah serta
tujuan dan manfaat penelitian
2. Buatlah kajian pustaka
3. Buatlah metodogi penelitian yang digunakan

Tutor,

Herlin Triana, M.Hum.


Masalah yang diangkat : Keterampilan Berbicara Bahasa Inggris
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sarana yang penting dalam menciptakan Sumber Daya


Manusia (SDM) yang berkualitas. SDM yang berkualitas dapat terbentuk apabila menerapkan
pendidikan sebagai kunci utama dari perkembangan ilmu dan teknologi. Pendidikan
merupakan suatu proses komunikasi yang di dalamnya mengandung transformasi
pengetahuan, nilai dan keterampilan, di dalam dan di luar sekolah yang berlangsung
sepanjang hayat (life long proses), dari generasi ke generasi. Salah satu cara untuk melakkan
proses komunikasi yaitu melalui kemampuan berbicara. Kemampuan berbicara yang baik
akan membuat proses komunikasi berjalan dengan baik juga, dimana proses komunikasi
mrupakan bagian dari pendidikan. Seseorang yang mampu berbicara dengan baik, artinya
orang tersebut memilki teremapilan dalam berbicara.

Keterampilan berbicara adalah sebuah kemampuan berbahasa dalam mengucapkan


bunyi-bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan,
menyampaikan ide, pikiran, pendapat, gagasan, dan perasaan kepada orang lain sebagai mitra
pembicara didasari oleh kepercayaan diri, jujur, benar, dan bertanggung jawab dengan
menghilangkan masalah psikologis seperti malu, rendah diri, ketegangan, berat lidah, dan
lain-lain. Berbicara merupakan suatu proses penyampaian informasi, ide atau gagasan dari
pembicara kepada pendengar. Dalam penyampaian informasi, secara lisan seorang pembicara
harus mampu menyampaikannya dengan baik dan benar agar informasi tersebut dapat
diterima oleh pendengar. Untuk menjadi pembicara baik, pembicara harus mampu
menangkap informasi secara kritis dan efektif.

Menurut Iskandarwassid (2010), keterampilan berbicara adalah keterampilan


memproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan
perasaan, dan keinginan kepada orang lain. Keterampilan ini juga didasari oleh kepercayaan
diri untuk berbicara secara wajar, jujur, benar, dan bertanggungjawab dengan menghilangkan
masalah psikologis seperti malu, rendah diri, ketegangan, berat lidah, dan lain-lain.
Selain itu, menurut Hermawan (2014), keterampilan berbicara adalah kemampuan
mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan pikiran berupa
ide, pendapat, keinginan atau perasaan kepada mitra pembicara. Arsjad dan Mukti (1988),
juga mengemukakan bahwa keterampilan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-
bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan,
menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Pendengar menerima informasi melalui
rangkaian nada, tekanan, dan penempatan persendian (juncture). Menurut Utari dan Nababan
(1993), keterampilan berbicara adalah pengetahuan bentuk-bentuk bahasa dan makna-makna
bahasa tersebut, dan kemampuan untuk menggunakannya pada saat kapan dan kepada siapa.
Kemampuan berbicara yang baik adalah kecakapan seseorang dalam menyampaikan sebuah
informasi dengan bahasa yang baik, benar dan menarik agar dapat dipahami pendengar.

Dalam proses pembelajaran di era globalisasi seeperti sekarang, keterampilan


berbicara sagat diperlukan oleh setiap siswa. Seiring dengan perkembangan dunia
pendidikan, salah satunya dalam bidnag kurikulum, keterampilan berbicara dalam bahasa
inggris sudah menjadi tuntutan bagi setiap siswa muali dari Sekolah Dasar hingga Sekolah
Menengah Atas. Kurikulum Merdeka yang sudah mulai diterapkan oleh beberapa sekolah di
Indonesia menuntut siswanya untuk mampu berbicara dalam Bahasa Inggris.

Kenyataan yang peneliti temui di lapangan yaitu di UPT SDN 09 Silaut, terutama
dikelas 4 yang sudah menerapkan Kurikulum Merdeka dan sudah belajar Bahasa nggris,
banyak siswa yang memiliki keterampilan yang rendah dalam berbicara Bahasa inggris.
Banyak siswa yang pasif ketika diminta berbicara dalam Bahasa Inggris walaupun hanya
mengucapkan kata-kata sederhana dan belum berupa kalimat. Siswa kurang aktif ketika
diminta berbicara dalam Bahasa Inggris.

Berdasarkan uraian di atas dan observasi di UPT SDN 09 Silaut, maka dalam rangka
meningkatkan keterampilan siswa dalam berbicara Bahasa Inggris, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Upaya Meningkatkan
Keterampilan Berbicara Siswa dalam Bahasa Inggris dengan Metode Guide Speaking di UPT
SDN 09 Silaut.”
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas., Maka rumusan masalah Penelitian


Tindakan Kelas ini adalah Bagaimana cara meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas
4 dalam Bahasa Inggris melalui metode Guide Speaking di UPT SDN 09 Silaut

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk meningkatkan keterampilan
berbicara siswa kelas 4 dalam Bahasa Inggris melalui metode Guide Speaking di UPT SDN
09 Silaut.

D. Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan pembelajaran diharapkan hasi penelitian ini dapat
memberikan manfaat, diantaranya :

1. Bagi siswa
Siswa kelas 4 di UPT SDN 09 Silaut mendapatkan pengalaman langsung terkait cara
dalam metode Guide Speaking yang diberikan dan digunakan guru, sehingga siswa
memilki motivasi yang tinggi untuk berbicara Bahasa Inggris dan keterampilan siswa
dalam Bahasa Inggris meningkat.
2. Bagi Guru
Manfaat Penelitian Tindakan Kelas ini bagi guru yaitu dapat menambah wawasan dan
pengetahuan serta ilmu tentang keterampilan dan cara menggunakan metode Guide
Speaking untuk meningkatkan Keterampilan Siswa Dalam Berbicara Bahasa Inggris
yang dapat meningkatkan kreativitas dan motivasi siswa.
3. Bagi Sekolah
Manfaat Penelitian Tindakan Kelas ini bagi skolah diharapkan mampu meningkatkan
kualitas pendidikan pada umumnya dan meningkatkan proses belajar mengajar pada
khususnya, terutama dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Keterampilan Berbicara
a. Pengertian Keterampilan

Keterampilan atau kemahiran adalah daya tampung seorang individu


melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Menurut Marvin Dunette
(1989) Berbeda dengan pendapat Dunette yang mengartikan bahwa
keterampilan sebagai pemikiran seseorang bahwasanya keterampilan yang
dimiliki pada orang lain adalah bentuk proses mendapatkan pengetahuin yang
diperoleh lewat proses latihan, training atau lewat pengalaman yang
bervariasi. Dunette juga menyampaikan bahwa keterampilan adalah kapasitas
yang diperlukan oleh seseorang untuk menjalankan tugas dalam rangka
mengembangkan diri. Artinya, seseorang yang memiliki keterampilan, berarti
orang tersebut mampu mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya.
Nadler (1999) juga berpendapat mengenai keterampilan, dimana
keterampilan adalah proses untuk mengembangkan potensi dan sebagai bentuk
proses penggalian seseorang. Tentu saja lewat beberapa cara dan bentuk
kegiatan. Intinya keterampilan ini diimplementasikan dalam bentuk praktek
secara langsung dan berkelanjutan. Seseorang yang terampil mampu
mempraktekan hal tersebut dalam kehidupan secara berkelanjutan.
Muzni Ramanto, Soemarjadi dan Wikdati Zahri (2003) berpendapat
bahwa Kata keterampilan dalam bahasa lain merujuk pada kecekatan. Jadi
pengertian keterampilan secara sederhana dapat diartikan sebagai orang yang
mampu menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan benar. Jika seseorang
tersebut mengerjakan dengan cepat dan masih ada kesalahan, maka tidak
masuk dalam kategori cekatan. Jika seseorang mengerjakan pekerjaan dengan
lamban, namun dapat diselesaikan dengan baik, maka orang tersebut disebut
dengan terampil.
Menurut Spencer (2001) Pengertian keterampilan menurut spencer
membagi menjadi beberapa jenis seperti yang dikutip dari jurnal researchgate.
a) Kemampuan concern for order (CO)
Pertama, keterampilan concern for order atau yang disingkat
dengan CO, dimana orang yang termasuk dalam golongan ini
adalah orang yang memilki motivasi dalam diri untuk
meminimalisir ketidakpastian yang dihadapinya. Khususnya
perihal masalah pekerjaan, informasi, data dan instruksi, orang
jenis ini sangat memperhitungkan.
b) Intiative (INT)
Ada juga yang disebut dengan Intiative atau disingkat dengan
INT. Orang jenis ini adalah orang yang memiliki dorongan
ingin tampil lebih menonjol dari kebutuhan atau tuntutan
pekerjaan untuk melakukan sesuatu.
c) Impact and Influence (IMP)
Ada juga disebut dengan Impact and Influence atau IMP yang
lebih menekankan pada tindakan untuk mempersuasi,
meyakinkan dan mempengaruhi seseorang demi mendukung
tujuannya.
d) Keterampilan information seeking
Jenis keterampilan yang terakhir adalah information seeking
atau INFO yang merupakan besarnya usaha tambahan yang
dikeluarkan tidak lain untuk mengumpulkan informasi
sebanyak-banyaknya.

b. Pengertian Berbicara
Berbicara yaitu suatu proses komunikasi dimana seorang pembicara
menyampaikan informasi yang mereka dapatkan dari sesuatu yang telah
mereke baca kepada pendengar. Informasi tersebut disampaikan agar
pendengar bisa memahami maksud dari seuatu bacaan atau mendapatkan
informasi didalamnya melalui pembicara. Berbicara yaitu suatu proses direct
delivering information.
Berbicara adalah salah satu kemampuan berkomunikasi dengan orang
lain melalui media bahasa. Berbicara adalah bentuk tindak tutur yang berupa
bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap disertai dengan gerak-gerik tubuh
dan ekspesi raut muka.
Menurut Setyonegoro (2013: 68), berbicara ialah satu kemampuan
berkomunikasi dengan lawan tuturnya. Artinya, seseorang yang memiliki
kemampuan berbicara dengan baik akan mampu menyampaikan infromasi
kepada lawan bicaranya memalui tutur kata yang baik, sopan dan santun.

Berbicara secara umum dapat dimaksudkan sebagai sebuah


keterampilan guna menyampaikan ide, gagasan seseorang kepada orang lain
dengan menggunakan bahasa lisan (Rahmayanti, Nawawi, & Quro, 2017: 22).
Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa berbicara
adalah suatu proses komunikasi lisan dalam rangka menyamoikan ide,
gagasan, pemikiran dan informasi yang telah diperoleh sebelumnya.

c. Pengertian Keterampilan Berbicara


Keterampilan berbicara yaitu suatu kemampuan yang dimiliki
seseorang dalam suatu proses komunikasi langsung sebagai bentuk proses
menyampaikan ide, gagasan, informasi dan pengetahuan tentang suatu hal
yang perlu disampaikan kepada orang lain.
Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang mekanistik.
Semakin banyak berlatih, semakin dikuasai dan terampil seseorang dalam
berbicara. Tidak ada orang yang langsung terampil berbicara tanpa melalui
proses latihan (Kundharu Saddhono dan Slamet, 2012: 36). Artinya,
keterampilan berbiicara adalah satu hal yang perlu dilatihkan dan tidak bisa
langsung dikuasai, seseorang harus sering berbicara dan mengguanakn bahaa
untuk bisa memeilki keterampilan berbicara.
Sedangkan menurut Muammar (2008: 320) keterampilan berbicara
didefinisikan sebagai berikut. “Keterampilan berbicara pada hakikatnya
merupakan keterampilan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau
mengucapkan kata-kata untuk menceritakan, mengekspresikan, menyatakan,
menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan kepada oang lain dengan
kepercayaan diri untuk berbicara secara wajar, jujur, benar, dan bertanggung
jawab, serta dengan menghilangkan masalah psikologis seperti rasa malu,
rendah diri, ketegangan, berat lidah, dan lain-lain.keterampilan berbicara
dimakmsudkansebagai suatu hal yang berupa proses menyampaikan informasi
yang didalamnya terkandung bunyi dan artikulasi sebagai bentuk
menyampaian perassan yang dimilikinya.
Menurut Iskandarwassid dan Dadang Sunendar (2011: 241),
keterampilan berbicara merupakan keterampilan mereproduksi arus sistem
bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan perasaan, dan
keinginan kepada orang lain.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat ditegaskan bahwa
keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang dimiliki seseorang
untuk menyampaikan ide, perasaan, maupun gagasan kepada orang lain secara
lisan.
2. Metode Guide Speaking
a. Pengertian Metode Guide Speaking
Metode guide spekaing atau guide speaking method yaitu suatu metode
atau cara dalam pembelajaran bahasa inggris dimana guru melakukan
bimbingan secara langsung dan terstruktur kepada setiap siswa untuk
membaca dan menyampaikan informasi dalam bahasa inggris.
Teknik guided speaking menekankan pada pronunciation karena siswa
Siswa harus diajari mengucapkan kata dengan benar. Mereka harus bisa
membedakan bunyi setiap kata baik vowel, konsonan, penekanan dan intonasi
sebagaimana yang dijelaskan oleh Harris (1994) bahwa pronunciation deals
with the ways one articulates the sound of English including segmental
features like vowel, consonant, stress and intonation (pronunciation
berhubungan dengan cara mengucapkan bunyi yang meliputi vowel,
konsonan, penekanan dan intonasi).
Guided Speaking sebagai salah satu bentuk strategi guru Bahasa
Inggris dalam menuntun siswa untuk memperlancar keterampilan berbicara
Bahasa Inggris. Dari arti kosa kata tentang Guided tersebut dapat digambarkan
bahwa dalam proses pembelajaran salah satu tugas guru adalah memberikan,
menuntun dan memandu siswa dengan sebaik mungkin untuk mendapatkan
sesuatu yang diinginkan.
Dengan demikian, Guided Speaking memberikan inspirasi kepada
siswa untuk menciptakan suasana komunikatif dalam memberikan ide,
pemikiran dan tanggapan sekaligus memberikan kritikan dalam membetulkan
perbincangan.
Guided Speaking juga merupakan sebuah desain yang tepat guna untuk
membantu siswa mendapatkan teknik belajar cepat dan tepat sehingga dapat
menguasai materi Bahasa Inggris sekaligus mampu mewujudkan keterampilan
berbicara. Kaitan lain yang berhubungan dengan Guided Speaking ialah
membimbing siswa bagaimana bertanya dan menjawab yang baik dan benar
menurut tata cara berbicara bahasa Inggris disertai dengan tuntunan yang
mendekati gaya bicara Bahasa native speaker.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu


1. Lokasi Penelitian
Peneliti melaksanakan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas tersebut di
sekolah temapt peneliti menagajr yaitu di UPT SDN 09 Silaut, yang berlokasi
di Kampung Sungai Serik Nagari Sungai Sarik Kecamatan Silaut Kabupaten
Pesisir Selatan.
Penelitian Tindakan Kelas tersebut dilakukan kepada siswa Kelas 4 di
UPT SDN 09 Silaut.

2. Waktu Penelitian
Penenlitian Tindakan Kelas ini dilakukan selama rentan waktu bulai Mei 2023
selama prose belajar mengajar Bahasa Inggris di kelas 4 di UPT SDN 09 Silaut
dengan fokus pada Penelitian Tindakan Kelas ini yaitu Upaya Meningkatkan
Keterampilan Berbicara Bahasa Inggris Siswa Kelas 4 di UPT SDN 09 Silaut.

B. Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di kelas 4 UPT SDN 09 Silaut, dengan
jumlah siswa 21 siswa yang terdiri dari 10 siswa putra dan 11 siswa putri.

C. Prosedur Penelitian
Penelitian kelas adalah penelitian yang dilakukan di dalam kelas, dengan
menggunakan Langkah Langkah Penelitian Tindakan Kelas untuk meningkatkan
kualitas belajar mengajar guna mencapai hasil yang lebih baik dari sebelumnya.
Penelitian kegiatan kelas membutuhkan waktu yang lama karena harus mampu
mengimplementasikan kegiatan dan variabel yang dirancang untuk mencapai hasil
yang diinginkan.
Prosedur penelitian merupakan serangkaian langkah-langkah yang dilakukan
dalam penelitian, yaitu: tahap persiapan, pelaksanaan penelitian dan anailis data dan
penyusunan laporan.
Adapun tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas dengan model Kemmis-Mc.
Taggart adalah :
a) diagnosis masalah;
b) perancangan tindakan;
c) pelaksanaan tindakan dan observasi kejadian;
d) evaluasi; dan
e) refleksi (Jalil, 2014: 94).
Tahap-tahap yang dipaparkan tersebut merupakan tahapan dalam satu siklus.
Langkah-langkah terseut seperti dijelaskan pada gambar dibawah ini:

Gambar 1. Desain Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Taggart

Berdasarkan gambar di atas, penelitian tindakan kelas meliputi dua siklus. Adapun
rincian prosedur tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Perencanaan
Perencanaan disusun berdasarkan masalah yang akan dipecahkan dan
hipotesis tindakan yang diajukan. Penyusunan rencana merupakan tindakan
yang akan dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Pada tahap
ini peneliti merencanakan apa saja yang akan dilakukan untuk mengatasi
masalah yang ada di kelas berdasarkan pengamatan awal, yaitu rendahnya
motivasi belajar peserta didik pada pembelajaran. Dengan melihat
permasalahan yang ada di kelas, peneliti memutuskan untuk menggunakan
powerpoint sebagai alat bantu mengajar yang dapat membantu meningkatkan
motivasi belajar peserta didik.
Dalam tahap perencanaan pada siklus I, hal-hal yang perlu disiapkan
adalah sebagai berikut:

1. Peneliti menetapkan waktu pelaksanaan penelitian tindakan kelas.


2. Menentukan pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian
3. Menyusun skenario pembelajaran atau Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) yang ada
dalam kurikulum.
4. Menyiapkan media powerpoint yang akan digunakan dalam
penelitian.
5. Menyiapkan instrumen penelitian, yaitu lembar observasi mengenai
aspek aktivitas belajar peserta didik saat pelaksanaan pembelajaran.
6. Menyiapkan soal yang akan diberikan kepada peserta didik setiap
akhir siklus.
b) Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan merupakan apa yang dilakukan oleh guru untuk
meningkatkan atau memperbaiki praktek pengajaran di kelas. Pada
pelaksanaan tindakan, peneliti dan peserta didik melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan media powerpoint. Kegiatan pembelajaran ini
dilaksanakan sesuai dengan tindakan dipandu oleh RPP yang telah disusun.
Dalam pelaksanaan di lapangan, setiap proses akan dilaksanakan secara
fleksibel, terbuka terhadap perubahan dalam pelaksanaannya.
c) Observasi
Tahap observasi merupakan upaya untuk mengamati pelaksanaan
tindakan dan respon peserta didik. Observasi atau pengamatan pada penelitian
ini dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya tindakan. Pengamatan
dilakukan terhadap peserta didik baik sebelum, saat, maupun sesudah
implementasi tindakan dalam pembelajaran di kelas. Pengamatan ini
mengungkapkan berbagai hal menarik dalam pembelajaran menggunakan
media powerpoint. Hal yang diamati meliputi: sikap guru saat proses
pembelajaran berlangsung, aktivitas belajar peserta didik selama proses
pembelajaran, seperti: keseriusan peserta didik dalam mengerjakan tugas,
respon peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung, kemampuan
peserta didik dalam menyimpulkan hasil pembelajaran, dan lain sebagainya
yang berhubungan dengan kegiatan peserta didik selama mengikuti proses
kegiatan pembelajaran.
d) Refleksi
Refleksi adalah kegiatan mengkaji dan mempertimbangkan hasil yang
diperoleh dari pengamatan. Pada tahap refleksi, peneliti melakukan evaluasi
terhadap apa yang telah dilakukan. Evaluasi bertujuan untuk mengkaji secara
menyeluruh terhadap data yang telah terkumpul dari lembar observasi.
Apabila tindakan pada siklus I masih belum sesuai dengan tujuan yang
diharapkan, maka dapat dilakukan perubahan rencana tindakan pada siklus
kedua, dengan mengacu pada hasil refleksi sebelumnya.

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data adalah metode yang dipakai untuk mengumpulkan
data-data penelitian. Langkah pengumpulan data akan dimulai dari menentukan
informasi yang ingin dikumpulkan, menetapkan jangka waktu, menentukan metode
pengumpulan data, melakukan pengumpulan data, dan diakhiri dengan analisis data.
Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan metode Penelitan kuantitatif yaitu
sebuah metode penelitian yang di dalamnya menggunakan banyak angka. Mulai dari proses
pengumpulan data hingga penafsirannya. Sedangkan Metode penelitian adalah studi
mendalam dan penuh dengan kehati-hatian dari segala fakta.
Dikutip dari buku Metodologi Penelitian Kuantitatif Pendidikan Jasmani
(2018) karya Untung Nugroho, penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang
sistematis, terencana, dan terstruktur.
Teknik pengumpulan data quantitatif dalam Penelitian Tindakan Kelas ini
yaitu :
a) Observasi (Pengamatan)
Observasi adalah dasar pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap gejala yang tampak pada penelitian. Observasi dilakukan dengan dua
cara, yaitu observasi nonsistematis yang dilakukan peneliti dengan tidak
menggunakan instrumen pengamatan, dan observasi sistematis yang dilakukan
oleh peneliti dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan.
E. Analisis Data

Setelah melakukan Penelitian Tindakan Kelas degan metode kuantitaif dan

teknik observasi, maka peneliti akan memperoleh data yang diperlukan.Data yang

diperoleh dari penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis data kuantitatif.

F. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini ditunjukkan dengan meningkatnya

keterampilan berbicara Bahasa Inggris siswa kelas 4 di UPT SDN 09 Silaut baik dalam

proses pembelajaran maupun diluar proses pembelajarn dikelas.

Indikator keberhasilan dapat dilihat dari setelah diadakan penelitian dibandingkan

dengan sebelum diadakan penelitian. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila

keterampilan berbicara Bahasa Inggris siswa kelas 4 di UPT SDN 09 Silaut meningkat.

Anda mungkin juga menyukai