Anda di halaman 1dari 30

1

BAB I
PENDAHULUAN
Untuk kata2 arab menggunakan tradisional arabic 18 pt.
A. Latar Belakang Masalah
Wudhu merupakan salah satu cara bersuci sebelum mengerjakan sholat.
Bertujuan untuk menghilangkan najis yang melekat pada dirinya, Baik hadast kecil
maupun hadast besar yang kasat mata.
Madrasah Ibtidaiyah darunnajah Kloposepuluh merupakan MI yang berada di
daerah Jawa Timur tepatnya di kabupaten Sidoarjo. MI Darunnajah kloposepuluh
menghadapi masalah yang cukup dalam pembelajaran Fiqih, terutama dalam
mempraktikkan tata cara berwudhu. Hal ini ditunjukkan dengan nilai mata pelajaran
Fiqih siswa siswi kelas I yang belum mencapai KKM. Hal ini ditunjukkan pada Uji
Kompetensi pada tanggal 19 september 2014 dimana yang berhasil mencapai KKM
hanya 12 anak dari 28 anak
Berdasarkan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan di Madrasah
Ibtidaiyah Darunnajah Kloposepuluh merupakan Madrasah Ibtidaiyah swasta yang
berada di jalan Desa Kloposepuluh dusun Pasegan Wetan kecamatan Sukodono
kabupaten Sidoarjo. MI Darunnajah memiliki dua gedung sekolahan yang terpisah.
Sebelah timur digunakan untuk RA di lantai bawah dan kelas 4, 5 dan 6 di lantai atas.
Sedangkan untuk bagian barat terdapat kantor kelapa sekolah, ruang guru,
perpustakaan, ruang tata usaha, UKS, kelas 1, 2 dan 3. MI Darunnajah mengalami
permasalahan dalam pembelajaran Fiqih tepatnya pada praktik tata cara berwudhu.


2

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan metode demonstrasi dalam proses pemahaman materi
wudhu pada siswa kelas I MI Darunnajah Kloposepuluh ?
2. Bagaimana peningkatan kemampuan memahami materi wudhu pada siswa kelas
I MI Darunnajah Kloposepuluh ?

C. Tindakan Yang Dipilih
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi MI Darunnajah Kloposepuluh
peneliti mengambil tindakan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi ,
karena metode ini memudahkan siswa memahami materi yang di ajarkan oleh guru
karena siswa langsung dapat mempraktikkan materi wudhu setelah di contohkan.

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui penerapan metode demonstrasi dalam materi wudhu pada
siswa kelas I MI Darunnajah Kloposepuluh
2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan memahami metode demonstrasi
dalam materi wudhu pada siswa kelas I MI Darunnajah Kloposepuluh
E. Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut :
1. Permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah masalah hasil belajar
materi wudhu.
3

2. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada siswa kelas I.
3. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MI Darunnajah Kloposepuluh.
4. Dalam penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2014 2015.

F. Signifikansi Penelitian
Berdasarkan pada tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan
dapat menghasilkan temuan-temuan data yang bermanfaat, diantaranya:
1. Bagi guru (peneliti)
a. Dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas pembelajaran yang
disesuaikan dengan tujuan, materi dan kondisi siswa didiknya.
b. Dapat meningkatkan kemampuan dalam merancang model pembelajaran
yang sesuai materi yang di ajarkan.
c. Dapat mengaplikasikan pembelajaran yang di dapatkan pada waktu kuliah.
d. Menjadi bekal sebagai calon pendidik dalam menentukan metode
pemelajaran yang sesuai.
2. Bagi Siswa
a. Mempermudah siswa memahami materi yang diajarkan.
b. Meningkatkan kemampuan membaca siswa.
c. Tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkansehingga mampu
memberikan kontribusi terhadap hasil belajar siswa.
d. Meningkatkan prestasi belajar siswa melalui proses melibatkan peran aktif
siswa.
3. Bagi Sekolah
a. Meningkatkan mutu sekolah melalui peningkatan proses pembelajaran.
b. Meningkatkan Output sekolah yang berkualitas
4

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kemampuan Memahami
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa kemampuan
berasal dari kata mampu yang berarti sanggup melakukan sesuatu.
1
Istilah
kemampuan biasanya diidentikkan dengan kemampuan individu dalam melakukan
suatu aktifitas, yang menitikberatkan pada latihan dan performance (apa yang bisa
dilakukan oleh individu setelah mendapatkan latihan). Kemampuan merupakan
sesuatu yang benar-benar dapat dilakukan oleh seseorang, artinya pada tatanan
realistis hal itu dapat dilakukan karena latihan-latihan dan usaha-usaha juga belajar.
Woodworth dan Marquis mengungkapkan definisi ability (kemampuan) pada
tiga arti, yaitu :
1. Achievement, merupakan potensial ability yang dapat diukur langsung dengan
alat atau test tertentu.
2. Capacity, merupakan potensial ability yang dapat diukur secara tidak
langsung dengan melalui pengukuran terhadap kecakapan individu, di mana
kecakapan ini berkembang dengan perpaduan antara dasar dengan pelatihan
yang intensif dan pengalaman.
3. Aptitude, yaitu kualitas yang hanya dapat diungkapkan atau diukur dengan tes
khusus yang sengaja dibuat untuk itu.
2
Jadi kemampuan adalah potensi yang
dimiliki daya kecakapan untuk melaksanakan suatu perbuatan, baik fisik

1
Suharso dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Semarang: CV. Widya Karya, 2009), hal
308.
2
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), hal 160-161.
5

maupun mental dan dalam prosesnya diperlukan latihan yang intensif di
samping dasar dan pengalaman yang ada.
Sedangkan mendemonstrasikan berasal dari kata demonstrasi. Pengertian
demonstrasi menurut bahasa adalah presentasi atau peragaan. Mendemonstrasikan
merupakan proses, perbuatan dan cara mendapat pemahaman. Dalam Taksonomi
Bloom, mendemonstrasikan termasuk dalam ranah kognitif penerapan. Penerapan
adalah sebuah tindakan yang dilakukan baik secara individu maupun kelompok
dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Adapun unsur-unsur
penerapan meliputi :
1. Adanya program yang dilaksanakan
2. Adanya kelompok target, yaitu masyarakat yang menjadsasaran dan
diharapkan akan menerima manfaat dari program tersebut.
3. Adanya pelaksanaan, baik organisasi atau perorangan yang bertanggung
jawab dalam pengelolaan, pelaksanaan maupun pengawasan dari proses
penerapan tersebut adalah kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi dari
pengetahuan.
Penerapan menunjukkan adanya tingkatan-tingkatan kemampuan yang
dicapai dari yang terendah sampai yang tertinggi. Dapat dikatakan bahwa penerapan
itu tingkatannya lebih tinggi daripada sekedar pengetahuan dan pemahaman.
Penerapan adalah kemampuan seseorang untuk menerapkan prinsip dan
konsep dalam situasi yang baru. Dengan kata lain, penerapan adalah mengaplikasikan
suatu prinsip dan konsep ke dalam suatu situasi. Penerapan merupakan jenjang
kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan, hafalan dan
pemahaman.
3


3
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi pendidikan , (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), hal 160-161.
6

Indikator penerapan menunjukkan bahwa penerapan mengandung makna
lebih luas atau lebih dalam dari pemahaman. Dengan pemahaman, seseorang belum
tentu dapat mengaplikasikan sesuatu yang dimaksud secara mendalam, hanya sekedar
mengetahui tanpa bisa menangkap makna dan arti dari sesuatu yang dipelajari.
Sedangkan dengan penerapan, seseorang tidak hanya bisa menghafal sesuatu yang
dipelajari, tetapi juga mempunyai kemampuan untuk mendemonstrasikan makna dari
sesuatu yang dipelajari juga mampu mengaplikasikan konsep dari pelajaran tersebut.
Kata kerja operasional untuk merumuskan tujuan instruksional pada aspek
penerapan ini antara lain: Memperhitungkan, mendemonstrasikan, mengubah struktur,
mengembangkan, menerapkan, menggunakan, menemukan, menyiapkan,
memproduksi, menghubungkan, meramalkan, menangani, dan lain-lain.
4

B. Hakikat Mata Pelajaran Fikih
1. Pengertian Mata Pelajaran Fikih
Dalam pengertiannya mata pelajaran fikih berasal dari dua pengertian
yaitu mata pelajaran dan fikih. Mata pelajaran dalam kamus bahasa Indonesia
dapat diartikan sebagai pelajaran yang harus diajarkan (dipelajari) untuk sekolah
dasar dan sekolah lanjutan.
5
Kata yang kedua adalah fikih yang berasal dari kata
fiqh. Kata fiqh secara bahasa memiliki arti al-fahm (pemahaman).
Mata pelajaran fikih di madrasah ibtidaiyah merupakan salah satu
pelajaran Agama Islam yang mempelajari tentang fikih ibadah, terutama terutama
menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun
Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari-hari, serta fikih muamalah yang
menyangkut pengenalan dan pemahaman sederhana mengenai ketentuan tentang
makanan dan minuman yang halal dan haram, khitan, kurban, serta tata cara

4
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar-Mengajar,(Bandung: Sinar Baru, 1989) hal 49-54
5
Pendidikan Nsional, Kamus Bahasa Indonesia....hal 925
7

pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam. Secara substansial mata pelajaran
Fikih memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk
mempraktikkan dan menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari
sebagai perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan
manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia,
makhluk lainnya ataupun lingkungannya.
6


2. Dasar dan Tujuan Mata Pelajaran Fikih
Mata pelajaran fikih di madrasah ibtidaiyah bertujuan untuk membekali
peserta didik agar dapat:
a. Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum Islam baik yang
menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan pedoman
hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.
b. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dan
baik, sebagai perwujudan dari ketaatan dalam menjalankan ajaran agama
Islam baik dalam hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri
manusia itu sendiri, sesama manusia, dan makhluk lainnya maupun
hubungan dengan lingkungannya.
7

Berdasarkan tujuan yang terkandung dalam mata pelajaran fikih tersebut maka
seharusnya pelajaran di sekolah merupakan suatu kegiatan yang disenangi,
menantang, dan bermakna bagi peserta didik.



6
Permenag, no 2 tahun 2008.
7
Permenag, Standar Kompetensi (SK) Dan Kompetens Dasar (KD) Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Dan Bahasa Arab Madrasah Ibtidaiyah 2008,
8

3. Mata Pelajaran Fikih Materi Tata Cara Tata Cara Wudhu.
a. Syarat syarat Wudhu
Syarat wudhu adalah syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang
sehingga dia diwajibkan untuk melaksanakan wudhu sebelum melaksanakan
sholat, Adapun syarat wudhu adalah sebagai berikut :
1. Beragama Islam.
2. Tamyiz (bisa membedakan baik atau buruknya suatu
pekerjaan).
3. Dengan air suci lagi mensucikan.
4. Tidak mengandung hadast besar.
5. Bisa mengetahui antara yang wajib dan sunnah.
6. Tidak ada yang menghalangi sampainya air ke anggota wudhu
misalnya cat, oli, getah.
b. Rukun Wudhu
Yang dimaksud rukun wudhu adalah kegiatan yang harus dilakukan
sebelum melaksanakan sholat, bila tidak di lakasanakan sholatnya tidak sah.
Adapun rukun wudhuadalah sebagai berikut :
1. Niat berwudhu ketika membasuh muka


Artinya : Aku berniar untuk menghilangkan hadats kecil
wajib karena Allah Taala
2. Membasuh muka.
3. Membasuh kedua telapak tangan sampai siku.
9

4. Mengusap sebagian rambut kepala.
5. Membasuh kedua kaki sampai mata kaki.
6. Tertib / urut.
c. Sunnah Wudhu
Sunnah wudhu adalah kegiatan yang apabila dikerjakan mendapat
pahala dan bila ditinggalkan tidak apa-apa, sunnah wudhu sebagai berikut :
1. Membaca basmalah pada permulaan wudhu.
2. Mencuci kedua telapak tangan.
3. Berkumur-kumur sambil menggosok gigi.
4. Menghirup air ke dalam hidung.
5. Menyela nyela jari tangan dan kaki.
6. Menyela nyela jenggot.
7. Menyapu seluruh kepala dengan air.
8. Menyapau ke dua telinga bagian luar dan dalam.
9. Meniga kalikan di dalam membasuh.
10. Membaca doa sesudah wudhu.


d. Hal hal yang membatalkan wudhu
Yang termasuk membatalkan wudhu antara lain :
1. Sesuatu yang keluar dari qubul dan dubur.
2. Hilangnya akal di karenakan mabuk, gila, dan pingsan.
10

3. Tidur nyenyak tidak sadarkan diri.
4. Menyentuh kulit antara lelaki dan perempuan yang bukan
muhrimnya.
5. Menyentuh qubul dan dubur ( kemaluan dan anus ).
C. Metode Demonstrasi
1. Pengertian Metode
Metode adalah cara atau teknik mengerjakan sesuatu. Metode diartikan
sebagai cara yang digunakan dalam melakukan suatu kegiatan dengan
menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis. Metode mengajar
adalah kesatuan langkah kerja yang dikembangkan oleh guru berdasarkan
perkembangan rasional tertentu, masing-masing jenisnya bercorak khas dan
kesemuanya berguna untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Metode
mengajar merupakan salah satu komponen yang harus ada dalam kegiatan
pembelajaran.
Pada dasarnya metode mengajar ini merupakan cara atau teknik yang
digunakan oleh guru dalam melakukan interaksi dengan siswa pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Dalam kegiatan mengajar metode diartikan sebagai
teknik atau cara yang merupakan perangkat sarana untuk menunjang pelaksanaan
strategi mengajar.
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan
untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan
nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa
metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi
pembelajaran, diantaranya: ceramah, demonstrasi, diskusi, simulasi,
11

laboratorium, pengalaman lapangan, brainstorming, debat, simposium, dan
sebagainya.
8

Metode pembelajaran lebih bersifat prosedural, yaitu berisi tahapan
tertentu atau dengan kata lain pembelajaran merupakan suatu model atau
kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam suatu kegiatan.
Pemilihan metode merupakan hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan
karena metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dengan
memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan
pembelajaran.
2. Pengertian Demonstrasi
3. Karakteristik Metode Demonstrasi
4. Prosedur Penggunaan Metode Demonstrasi

5. Keunggulan dan Kelemahan Metode Demonstrasi








8
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2013) hal 21
12

BAB III
PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).
Karena penelitian ini dilakukan dalam untuk memecahkan masalah pembelajaran di
kelas. Dalam istilah bahasa inggris disebut dengan Classroom Action Research.
Penelitian kualitatif adalah penelitian untuk menjawab permasalahan yang
memerlukan pemahaman secara mendalam dalam konteks waktu dan situasi yang
bersangkutan, dilakukan secara wajar dan alami sesuai dengan kondisi yang terjadi di
lapangan tanpa adanya manipulasi.
9

Penelitian tindakan kelas setidaknya memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Adanya masalah dalam penelitian tindakan kelas, dipicu oleh munculnya kesadaran
pada diri guru bahwa praktik pembelajarannya selama di kelas ada masalah yang
harus diperbaiki
2. Penelitian dilakukan di dalam kelas
Penelitian tindakan kelas dilakukan dengan bertujuan untuk memperbaiki
pembelajaran. Menurut Arikunto, PTK terdiri dari tiga unsur kata, yaitu penelitian,
tindakan, kelas yang atinya sebagai berikut :
1. Penelitian : suatu kegiatan mencermati objek dengan menggunakan
cara atau aturan metodologi untuk memperoleh data atau informasi

9
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan,( Bandung : PT Remaja Rosdakarya,2011) hal.29
13

yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik
minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan : Sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu, dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus.
3. Kelas : sekelompok siswa dalam waktu yang sama menerima pelajaran
yang sama pula
10
.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kolaboratif dengan guru mata
pelajaran dan di dalam proses belajar mengajar di kelas yang bertindak sebagai pengajar
adalah guru mata pelajaran sedangkan peneliti bertindak sebagai pengamat, penanggung
jawab penuh penelitian tindakan kelas adalah peneliti. Penelitian ini bersifat kualitatif.
Penelitian kaulitatif sendiri merupakan suatu pendekatan yang juga disebut pendekatan
investigasi karena peneliti mengumpulkan data dengan cara tatap muka langsung dan
berinteraksi dengan orang-orang di lokasi penelitian yang tidak diperoleh melalui
prosedur statistik atau bentuk hitungan, akan tetapi tidak menutup kemungkinan data
yang dikumpulkan dari penelitian kualitatif dianalisis melalui suatu penghitungan.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan memahami
materi pembelajaran di kelas I MI Darunnajah Kloposepuluh, peneliti secara penuh
terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan model Kurt
Lewin. Yang menyatakan bahwa satu siklus terdiri dari empat langkah pokok yaitu:
11

1. Planning (perencanaan)
2. Acting (pelaksanaan tindakan)

10
Arikunto (2008:1-3)
11
Hamzah B.Uno dkk, Menjadi Peneliti PTK yang Profesional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011) hal 86
14

3. Observing (observasi)
4. Reflecting (refleksi)










Dst
Gambar : Model Kurt Lewin
Secara keseluruhan, empat tahapan tersebut membentuk suatu siklus penelitian
tindakan kelas yang digambarkan dalam bentuk spiral. Untuk mengatasi suatu masalah,
bisa lebih dari satu siklus bila masih ada hal-hal yang kurang berhasil dalam siklus
pertama. Siklus-siklus tersebut saling terkait dan berkelanjutan.
Sebelum melakukan PTK, terlebih dahulu melakukan observasi awal untuk
menemukan masalah, melakukan identifikasi masalah, menentukan batasan masalah,

Identifikasi masalah
Perencanaan
(Planning)

Tindakan
(acting)
Refleksi
(reflecting)

Perencanaan
ulang





Siklus I
Siklus II
dst
15

menganalisis masalah dengan menentukan faktor-faktor yang diduga sebagai penyebab
utama terjadinya masalah, merumuskan gagasan-gagasan pemecahan masalah dengan
merumuskan hipotesis-hipotesis tindakan sebagai pemecahan, menentukan pilihan
hipotesis tindakan pemecahan masalah, kemudian merumuskan judul perencanaan
kegiatan pembelajaran berbasis PTK.
12


B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian
1. Setting penelitian ini meliputi:
a. Tempat penelitian : kelas I MI Darunnajah Kloposepuluh, Sukodono Sidoarjo.
b. Waktu : semester genap pada tanggal 20 September 2014
c. Siklus penelitian : penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus
untuk melihat kemampuan memahami materi tata cara wudhu pada mata pelajaran
Fikih dengan menggunakan metode demonstrasi pada siswa kelas I MI
Darunnajah Kloposepuluh
2. Subjek penelitian
Peneliti mengambil subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas I MI
Darunnajah Kloposepuluh Sidoarjo tahun ajaran 2013-2014 dengan jumlah siswa
keseluruhan 28 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.


C. Variabel yang Diselediki
Dalam penelitian tindakan kelas ini, variabel-variabel yang digunakan sebagai
berikut:
a. Variabel input : siswa kelas I MI Darunnajah Kloposepuluh.

12
Rido Kurnianto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Surabaya: aprinta Surabaya, 2009) hal 5
16

b. Variabel proses : Penerapan metode demonstrasi materi tata cara wudhu.
c. Variabel output : peningkatan kemampuan memahami materi tata cara wudhu

D. Rencana Tindakan
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
model Kurt Lewin
1. Siklus I
a. Menyusun perencanaan (Planning)
Pada tahap perencanaan ini, kegiatan yang harus dilakukan peneliti adalah:
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas
seperti sumber, bahan ajar dan media pembelajaran
3) Mempersiapkan instrumen penelitian untuk menganalisis data yang meliputi:
pedoman observasi, pedoman interview, lembar tes, dan lembar angket.
b. Melaksanakan tindakan (acting)
Pada tahap ini, peneliti melaksanakan tindakan yang telah dirumuskan
mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama pembelajaran
berlangsung, yaitu meliputi kegiatan awal, inti, dan kegiatan penutup
Di bawah ini adalah RPP selama pembelajaran dalam siklus I berlangsung:
WAKTU KEGIATAN
5 menit Kegiatan Pendahuluan
1. Guru mengucapkan salam kepada murid-murid.
17

2. Guru bertanya kepada murid-murid bagaimana kabar mereka hari
ini.
3. Guru mengabsen kehadiran siswa
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
55 menit

Kegiatan Inti
1. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa untuk memancing
ingatan tentang pelajaran sebelumnya :
o Apa yang dimaksud dengan berwudu ?
o Kenapa sebelum sholat di wajibkan untuk berwudu ?
o Siapa yang sudah bisa melakukan wudu ? (menunjuk salah
seorang siswa untuk mempraktikkan tata cara berwudu
sesuai dengan pengetahuannya)
2. Guru menjelaskan tata cara berwudu dengan menggunakan media
gambar orang yang berwudu dengan urut
3. Salah seorang siswa diminta untuk maju ke depan kelas
mengurutkan gambar (untuk mengetahui pemahaman siswa
stetelah mendapat penjelasan)
4. Siswa di ajak menuju musholla sekolah untuk mempraktikkan tata
cara berwudu
5. Guru meminta siswa berbaris dengan rapi untuk bergantian
mempraktikkan tata cara berwudu dengan urut dan benar
(mendahulukan siswa yang putri baru dilanjutkan dengan siswa
putra)
6. Siswa mempraktikkan gerakan dengan diucapkan dengan lisan
18







c. M
elaksan
akan
Penga
matan
(observ
ing)
P
ada
tahap
pengam
atan
ini,
beberap
a hal
yang harus dilakukan peneliti adalah:
1) Mengamati perilaku peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
2) Memantau kegiatan diskusi atau kerjasama antarpeserta didik dalam kelompok
7. Setelah siswa putri selesai giliran siswa putra melakukan kegiatan
yang sama
10menit









Kegiatan Penutup
1. Siswa diminta berkumpul di ruang tengah untuk mengevaluasi
kegiatan siswa setelah mempraktikkan tata cara berwudu
2. Siswa mencatat urutan tata cara berwudu
3. Siswa menyebutkan tata cara berwudu dengan urut dan benar
4. Guru bertanya masih adakah siswa yang belum paham dan belum
bisa mengurutkan tata cara berwudu
5. Guru memberikan penguatan pada materi hari ini
Kegiatan Tindak Lajut
1. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada murid-murid
2. Guru memberikan pesan kepada siswa untuk (selalu belajar yang
rajin dengan orang tuanya dan sebelum berangkat sekolah
berwudu terlebih dahulu supaya setannya tidak ikut mengganggu
ketika akan belajar)
3. Guru menutup pelajaran dengan membaca Hamdalah bersama-
sama.
4. Guru mengakhiri dengan salam.
19

3) Mengamati pemahaman setiap peserta didik terhadap penguasaan materi
pembelajaran, yang telah dirancang sesuai dengan tujuan PTK.

d. Melakukan Refleksi (reflecting)
1) Mencatat hasil observasi
2) Mengevaluasi hasil observasi
3) Menganalisis hasil pembelajaran
4) Mencatat kelemahan-kelemahan untuk dijadikan bahan penyusunan rancangan
siklus berikutnya, sampai tujuan PTK dapat tercapai.
5) Evaluasi tindakan pada siklus 1

2. Siklus II
a. Perencanaan (planning)
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan pada siklus I
dan penetapan alternatif pemecahan masalah
2) Mengembangkan progam tindakan dari siklus I.
b. Tindakan (acting)
Melaksanakan pembelajaran Fikih materi tata cara haji dengan
menggunakan metode simulasi sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
hasil refleksi siklus I.
c. Pengamatan (observing)
1) Mengamati perilaku peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
pada siklus II
2) Memantau kegiatan diskusi peserta didik dalam mengamati simulasi dan
mempresentasikan ke kelompok lain
20

3) Mengamati pemahaman setiap peserta didik terhadap penguasaan materi
pembelajaran yang telah dirancang sesuai dengan tujuan PTK pada siklus II.

d. Refleksi (reflecting)
Melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus I dan siklus II serta diskusi
dengan guru kolaborator untuk mengevaluasi dan membuat kesimpulan atas
pelaksanaan pembelajaran Fikih materi tata cara wudhu dengan menggunakan
metode demonstrasi dalam meningkatkan pemahaman mata pelajaran Fikih
setelah dilaksanakan rangkaian kegiatan mulai dari siklus I sampai siklus II.

E. Data dan Cara Pengumpulannya
1. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara
Wawancara atau interview merupakan metode pengumpulan data yang
sering digunakan dalam penelitian tindakan kelas. Secara umum, wawancara
dapat diartikan sebagai proses bertemu muka antara pewawancara dengan
responden (orang yang diwawancarai) dengan cara tanya jawab untuk
mendapatkan informasi yang diperlukan.
13

Peneliti mengadakan wawancara yang dijadikan sebagai subjek penelitian
yaitu guru kelas I MI Darunnajah Kloposepuluh bernama Ibu Hj. Nur Qosidah,
S.Pd.I. Teknik wawancara ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang
peningkatan pemahaman siswa materi tata cara wudhu sebelum dilakukan
kegiatan PTK.
b. Observasi

13
Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hal 122.
21

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif dan rasional.
14

Observasi pada penelitian ini dilakukan secara langsung pada saat pembelajaran
aktif dengan metode demonstrasipada mata pelajaran Fikih tentang tata cara
wudhu.
Dalam pengamatan ini menggunakan dua lembar pengamatan, yaitu
lembar pengamatan aktivitas siswa yang digunakan untuk mengamati aktivitas
siswa dalam pembelajaran dan lembar pengamatan aktivitas guru dalam mengolah
pembelajaran aktif dengan metode demonstrasi.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data merupakan serangkaian alat yang digunakan
dalam suatu penelitian untuk mendapatkan data yang diinginkan sesuai dengan
instrumen-instrumen yang disukai, yaitu:
a. Wawancara
Berupa lembar pertanyaan wawancara, berikut ini format panduan wawancara:
1) Kendala apa yang dihadapi siswa kelas I MI Darunnajah Kloposepuluh dalam
pembelajaran Fikih?


2) Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kemampuan memahami konsep tata
cara berwudhu kurang maksimal?



14
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hal 231
22

3) Apa yang sudah ibu lakukan untuk mengatasi kesulitan belajar siswa pada
materi tata cara berwudhu ?
...............................................................................................................................
.....................................................................................................................
4) Apakah dalam pembelajaran Fikih materi tata cara berwudhu menggunakan
media pembelajaran?


5) Apakah metode demonstrasu ini sesuai dengan pembelajaran Fikih materi tata
cara berwudhu ? dan bagaimana pendapat anda tentang metode demonstrasi
tersebut?

....
b. Observasi
Berupa lembar observasi, berikut ini format panduan observasi:
1) Format panduan observasi aktivitas siswa
No Nama
Aspek yang dinilai
skor
Ketepatan
Ketertiban
(urutan)
Percaya
diri
Tanggung
jawab








23





Keterangan:
A. Deskriptor penilaian aktivitas siswa
1. Ketepatan
a. Ketepatan dalam membaca bacaan (niat dan doa)
b. Ketepatan dalam melakukan tata cara wudhu
2. Ketertiban
a. Kebenaran dalam urutan tata cara wudhu
3. Percaya diri
a. Kepercayadirian dalam melakukan demonstrasi
b. Keseriusan dalam melakukan demonstrasi
c. Menunjukkan peran aktif dalam kagiatan pembelajaran
4. Tanggung jawab
a. Bertanggung jawab pada tugas yang diberikan
b. Tidak mengganggu teman lain
c. Melaksanakan tugas dengan rasa senang
d. Melaksanakan tugas dengan antusias

B. Keterangan penilaian
1 (kurang) : jika hanya satu indikator yang dilaksanakan
2 (cukup) : jika hanya dua indikator yang dilaksanakan
3 (baik) : jika hanya tiga indikator yang dilaksanakan
4 (sangat baik) : jika semua indikator yang dilaksanakan
C. Keterangan jumlah seluruh penilaian
24

0-25 : sangat tidak baik
26-50 : tidak baik
51-75 : baik
76-100 : sangat baik
2) Format panduan observasi aktivitas guru
Nama Sekolah : MI Darunnajah
Mata pelajaran : Fikih
Pokok bahasan : tata cara wudhu
Nama guru : Hj. Nur Qosidah, S.Pd.I.
Kelas/ semester : I/Genap
Petunjuk pengisian :
Amatilah pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh oleh guru selama
kegiatan belajar mengajar berlangsung, kemudian isilah lembar pengamatan
dengan prosedur sebagai berikut
1. Pengamat yang melakukan pengamatan berada pada tempat yang dapat
melihat secara jelas guru yang sedang mengajar
2. Pengamatan dilakukan dengan cara memberikan tanda () pada kolom
penilaian sesuai dengan skor yang diberikan
3. Pengamatan dilakukan sejak guru memulai pembelajaran, berikut ini
format panduan observasi:
No Aspek yang diamati Nilai
25

1 2 3 4
I Persiapan
1. Guru menyiapkan rpp
2. Guru menyiapkan absensi siswa
3. Guru menyiapkan media
pembelajaran

4. Guru menyiapkan instrument
penilaian siswa

II Pelaksanaan
Kegiatan pendahuluan
1. Guru masuk ke kelas kemudian
mengucapkan salam

2. Sebelum memulai pelajaran, guru
bersama peserta didik membaca
doa

3. Guru mengecek kehadiran peserta
didik

4. Guru menyiapkan alat dan bahan
untuk mensimulasikan
pembelajaran

5. Guru memberikan ice breaking
kepada peserta didik agar

26

termotivasi dalam pembelajaran
yang berlangsung
6. Guru mengaitkan pembelajaran
kemarin dengan pembelajaran yang
akan disampaikan

7. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran

8. Guru memberikan gambaran
masalah dalam situasi yang hendak
dicapai dengan metode demonstrasi

Kegiatan inti
1. Guru meminta siswa untuk berbaris
dengan rapi

2. Guru memanggil satu persatu siswa
untuk melakukan demonstrasi

3. Para siswa lainnya memperhatikan
dengan penuh perhatian

4. Guru memberikan bantuan kepada
pemeran jika mendapat kesulitan.

5. Setelah seluruh siswa telah
mendemonstrasikan tata cara
wudhui, maka guru melakukan
tanya jawab tentang pengalaman
siswa melakukan demonstrasi

27

6. Guru bertanya jawab tentang urutan
tata cara wudhu

7. guru memberikan kritik dan
tanggapan terhadap proses
pelaksanaan demonstrasi terhadap
seluruh siswa.

Kegiatan penutup
1. Guru memberi kesimpulan
terhadap materi yang telah
dipelajari

2. Guru memberi penguatan dengan
bertanya kepada peserta didik
tentang materi yang telah dipelajari
3. Guru memberi tugas rumah pada
peserta didik

4. Guru bersama peserta didik
menutup pembelajarn dengan
membaca doa

5. Guru mengakhiri pembelajaran
dengan mengucapkan salam

III Pengelolaan waktu
1. Melaksanakan kegiatan
pembelajaran sesuai waktu yng
direncanakan dalam rpp

28

2. guru tepat dalam memberi
kesimpulan dan menutup pelajaran


Keterangan:
1= sangat tidak baik ( tidak dilakukan, tidak sesuai aspek, tidak efektif, tidak
tepat waktu)
2= tidak baik (dilakukan, tidak sesuai aspek, tidak efektif, tidak sesuai waktu)
3= baik (dilakukan, sesuai aspek, efektif, tidak sesuai waktu)
4= sangat baik (dilakukan, sesuai aspek, efektif, tepat waktu)
Kriteria keberhasilan :
90 : sangat baik
80-89% : baik
60-79 % : cukup
40-59% : kurang
< 40 % : sangat kurang

F. Indikator Kinerja
Adapun indikator kinerjanya sebagai berikut:
1. Setelah penelitian dilakukan diharapkan hasil belajar siswa meningkat dari 65 menjadi
75, sebab kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk mata pelajaran FIKIH kelas I MI
Darunnajah ini adalah 70.
2. Berdasarkan kriteria KKM, maka prosentase ketuntasan belajar yang dikehendaki
dalam penelitian ini lebih dari 80%
29

3. Jika sekurang-kurangnya 80% mencapai KKM maka dinyatakan berhasil, tetapi jika
belum mencapai 80% maka harus melanjutkan siklus berikutnya.

G. Tim Peneliti Dan Tugasnya
Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif, dimana peneliti bekerja sama
dengan ibu Hj, Nur Qosidah, S.Pd.I. selaku guru mata pelajaran Fikih kelas I sebagai
kolaborator. Peneliti menyimpulkan data berdasarkan data yang benar-benar diperoleh
selama proses penelitian berlangsung.
1. Pembimbing
a. Nama lengkap : Hj. Nur Qosidah, S.Pd.I.
b. Jabatan : Guru Fikih kelas I
c. Tugas :
1) Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanakan kegiatan
2) Menyusun persiapan kegiatan belajar mengajar
3) Bertanggung jawab dalam semua jenis kegiatan

2. Peneliti
a. Nama lengkap : Fitriya Anggraeni
b. NIM : D77211070
c. Fakultas/Jurusan : FITK/ PGMI
d. Perguruan tinggi : UINSA Surabaya
e. Tugas :
1) Menyusun perencanaan pembelajaran
2) Menyusun laporan observasi
30

3) Menyusun laporan hasil penelitian

Anda mungkin juga menyukai