Anda di halaman 1dari 6

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Beberapa tahun ini pengaruh dan perkembangan Bahasa Mandarin di

dunia khususnya di Indonesia sangat besar (beberapa perusahaan yang

mengundang tekhnisi dari Cina, dan bahkan beberapa sekolah dari tingkat TK

mulai mengenalkan siswanya kepada bahasa Mandarin, partisipasi Indonesia

saat olimpiade Beijing Cina). Pengaruh tersebut membuat masyarakat

Indonesia banyak yang mulai mempelajari bahasa Mandarin.

Masyarakat Indonesia juga telah memasuki era multi lingual yaitu mampu

berbahasa Indonesia, berbahasa daerah dan juga harus berbahasa asing dalam hal

ini bahasa Mandarin, sehingga tanpa disadari bahasa Mandarin sudah menjadi

kebutuhan bagi sebagian masyarakat Indonesia. Masyarakat tidak hanya

mempelajari Bahasa Mandarin untuk kepentingan perdagangan, bisnis atau

komunikasi biasa. Tetapi juga mulai dikaji dalam bidang pendidikan.

Pendidikan pada hakekatnya adalah pemberian bantuan kepada orang lain

secara sadar dan terencana untuk mewujudkan dan mengaktifkan potensi orang

lain, agar yang bersangkutan memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsadan negara (Musaheri, 2005:20).

commit to user

1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Menurut La sula (2000:34) “pendidikan adalah suatu kegiatan yang

sistematik dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik

yang berlangsung di semua lingkungan yang saling mengisi (lingkungan rumah,

sekolah dan masyarakat)”.

Proses penyelenggaraan pendidikan pada institusi pendidikan di Negara

kita berupaya untuk mewujudkan manusia yang beriman kepada Tuhan. Adanya

upaya mewujudkan manusia sebagaimana tersebut di atas sebenarnya telah

tertuang dalam UUD Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II

Pasal III yang berbunyi :

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangkamen

cerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha

Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demakratis serta bertanggung jawab (Depdiknas, 2005:7).”

Salah satu proses yang tak bias lepas dari dunia pendidikan adalah proses

belajar mengajar. Dalam proses ini dibutuhkan interaksi dan komunikasi yang

baik antara pendidik dan peserta didik. Hal ini selalu menjadi masalah yang sangat

menarik untuk dibicarakan dan sampai kini tidak pernahada habisnya. Oleh

karena itu bagi para pendidik serta pengelola pendidikan senantiasa diharapkan

pemecahannya agar proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik.


commit to user

2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Menurut Shachel ford dan Fenak (dalam Ulfah, 2004:3), apa yang dikenal

selama ini dalam proses belajar mengajar yaitu bahwa mengajar harus menguasai :

1. Apa yang diajarkan, 2. Teori pengajaran yang relevan, 3. Hal-hal baru

(maumelakukan penelitian untuk memperkaya isi bahan ajar), 4. Karakteristik

siswa.

Setiap guru harus memiliki keahlian di dalam memilih model pengajaran

yang dipakai sehari-hari di kelas. Pemilihan model yang tepat dalam pengajaran

tentu saja berorientasi pada tujuan pengajaran termasuk tujuan setiap materi yang

akan diberikan pada siswa. Dari beberapa model pengajaran yang baru, salah satu

bentuk model penyajian materi yang penting untuk diketahui adalah model

pengajaranlangsung(Direct instruction).Istilahlain yang sering di pergunakan ialah

pengajaran aktif, Master learning dan Explicit Instruction (Nur, 2000:3).

Model pengajaran langsung dirancang secara khusus untuk

mengembangkan pengetahuan procedural dan pengetahuan deklaratif.

Pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan tentang sesuatu sedangkan

pengetahuan procedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan

sesuatu yang keduanya berstruktur dengan baik dapat dipelajari selangkah demi

selangkah (Nur, 2000:4-5).

Pengajaran langsung adalah model pembelajaran yang berpusat pada guru,

yang mempunyai 5 langkah dalam pelaksanaannya, yaitu menyiapkan siswa

menerima pelajaran, demontrasi, pelatihan terbimbing, umpan balik, dan pelatihan

lanjut (mandiri) (Nur, 2000:7). commit to user

3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pengembangan model pengajaran langsung dilandasi oleh latar belakang

teoritik dan empirik tertentu. Di antaranya adalah ide-ide dari bidang system

analisis, teori pemodelan social dan prilaku, serta hasil penelitian tentang

keefektifan guru dalam melaksanakan fungsinya. Secarahistoris, beberapa aspek

dari model pengajaran langsung berasal dari prosedur pelatihan dalam industri

(Nur, 2000:9).

Mengingat Bahasa Mandarin termasuk salah satu bahasa asing yang tidak

mudah untuk dipahami secara „instan‟ dengan beragam kosa kata, tulisan,

pelafalan untuk dipahami secara keseluruhan, maka disini penulis ingin

berpendapat bahwa : 1. Metode ini sangat efektif digunakan dalam proses

pembelajaran bahasa Mandarin, karena seluruh tahapannya sangat terperinci dan

sangat terstruktur dengan baik, pola kegiatannya juga bertahap. Metode ini tak

sama dengan metode ceramah tetapi ceramah dan resitasi (mengecek dengan

Tanya Jawab). Disini guru berperan sebagai penyampai informasi. 2. Metode ini

lebih mudah dikuasai dan dipelajari oleh pendidik dari pada metode pembelajaran

yang lain, sangat fleksi bel untuk materi apapun, tidak terlalu banyak media yang

digunakan (hanya lembar kerja dan PR diberikan secara intensif).

B. RumusanMasalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan

permasalahan Tugas Akhir sebagai berikut :

commit to user

4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1. Bagaimana mengimplementasikan metode Direct Instruction bagi

siswa siswi SD Marsudirini dalam pembelajaran bahasa Mandarin

dengan kemampuan yang berbeda-beda di setiap individunya?

2. Dalam menggunakan metode ini, bagaimana interaksi guru dengan

peserta didiknya?

C. TujuanPenelitian

Tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh jawaban atas masalah yang

telah dirumuskan. Ada puntujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apakah implementasi Direct Instruction telah

sukses meningkatkan kemampuan belajar siswa dalam berbahasa

Mandarin walaupun mereka memiliki tingkat kemampuan yang

berbeda-beda.

2. Untuk mengetahui interaksi antara guru dengan muridnya dalam

proses belajar mengajar apakah berjalan lebih baik saat menerapkan

metode Direct Instruction.

D. ManfaatPenelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoretis atau manfaat untuk mengembangkan ilmu yaitu

bahwa implementasi teori Direct Instruction ini telah dilakukan bagi

siswa siswi SD Marsudirini dan ternyata mudah diterapkan dan

commit to user
siapapun bias mempelajarinya, tidak ribet, hasilnya pun siswa yang

5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

tadinya memperoleh nilai kurang dalam pelajaran Mandarin menjadi

meningkat cukup bagus.

2. Manfaat Praktis yaitu penulis ingin menyampaikan bahwa mengingat

kerumitan bahasa Mandarin dalam hal tata bahasa, pengucapan

nada, arti, tulisan yang menggunakan urutan goresan ketika akan

menuliskannya, dan juga perbedaan kemampuan diantara peserta

didik, metode ini tampaknya bias menjawab permasalahan interaksi

yang terjadi selama proses belajar mengajar. Karena metode ini

dalam setiap langkahnya sangatterstruktur, tahapannya juga

mendetail, dan guru sangat membimbing peserta didiknya secara

intens.

E. TempatdanWaktuPelaksanaan

Penelitian dilaksanakan di SD Marsudirini yang beradadi Jl.

Sugiyopranoto No.2 Surakarta 57111.Pelaksanaan penelitian pada bulan Maret

Tahun 2013.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai