BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sarana prasarana merupakan salah satu bagian yang strategis dalam
pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan kata lain, lengkap dan tidak
lengkapnya sarana prasarana pembelajaran turut mempengaruhi maksimal dan
tidak maksimalnya ketercapaian tujuan pembelajaran. Sarana yang lengkap
bisa memudahkan guru untuk mengejar target-target tertentu yang menjadi
tujuan pembelajaranya. Begitu sebaliknya, sarana yang tidak lengkap akan
menyulitkan bagi guru dalam mencapai target-target tujuan pembelajaranya.
Ini pula yang terjadi pada pembelajaran Lempar Cakram di SD Negeri 4
Manonjaya, kondisi nyata di sekolah, media Cakram hanya tersedia 2 buah, 1
untuk putri dan 1 untuk putra. Sementara rata-rata siswa di SD Negeri 4
Manonjaya berjumlah 25 – 35 orang, jadi komparasi antara jumlah cakram
dan jumlah siswa adalah 1 : 17 putra/putri. Jelas dari gambaran tersebut
bahwa proses pembelajaran lempar cakram menjadi tidak efektif, dan
akibatnya bahwa target kurikulum menjadi sangat rendah.
Situasi dan kondisi ini sudah berjalan cukup lama dan sekolah sampai
detik ini belum bisa memenuhi sarana cakram tersebut sampai batas yang
cukup memadai atau kondisi ideal, misalnya dengan perbandingan 1 : 2 ( 1
cakram untuk 2 orang ). Hal ini bisa dimengerti, karena sekolah mempunyai
kebutuhan yang sangat banyak dan hampir semuanya mempunyai tingkat
urgensitas yang tinggi untuk di penuhi oleh sekolah. Sehingga menuntut
sekolah untuk menyediakan cakram sesuai dengan kondisi ideal, merupakan
suatu yang tidak realistis dan lebih jauhnya bisa menimbulkan gejolak dan
iklim yang tidak kondusif di sekolah.
Oleh karena itu perlu sebuah pemecahan masalah yang sederhana dan
bisa dilakukan oleh guru. Melihat permasalahan di atas, maka satu pemikiran
yang muncul adalah bahwa perlu adanya sebuah media alternatif modifikatif
untuk mengganti cakram yang memang cukup mahal. Media alternatif
modifikatif tersebut harus bersifat bisa mewakili karakteristik cakram, murah,
banyak tersedia atau mudah di dapat.
1
2
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut di atas, maka rumusan penelitian yang
diajukan adalah :
1. Bagaimana aktivitas siswa kelas VI SD Negeri 4 Manonjaya
Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya dalam proses
pembelajaran lempar cakram menggunakan media modifikasi piring
Plastik ?
2. Apakah media modifikasi piring Plastik bisa meningkatkan efektivitas
belajar Lempar Cakram siswa kelas VI SD Negeri 4 Manonjaya
Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu sebagai bentuk penelitian reflektif
yang dilakukan oleh guru yang bersangkutan yang hasilnya dapat di
manfaatkan sebagai alat pengembangan kurikulum,pengembangan
sekolah,penembangan keahlian mengajar dan sebagainya. (Mc Niff dalam
Suroso 2009:19) Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sangat penting
sekali dalam rangka memecahkan permasalahan yang sedang dialami oleh
siswa kelas VI SD Negeri 4 Manonjaya Kecamatan Manonjaya Kabupaten
Tasikmalaya. Yang mana PTK ini mempunyai tujuan diantaranya sebagai
berikut :
3
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa
Siswa lebih partisipatif dalam proses pembelajaran lempar cakram
2. Bagi guru
Selain menambah pengalaman dalam penggunaan media belajar yang
di modifikasi juga membuat pengajaran lempar cakram menjadi lebih efektif
3. Bagi Guru PJOK
Bisa mencoba media modifikasi piring Plastik dalam pembelajaran
Lempar Cakram apabila cakram tidak tersedia dalam jumlah yang memadai,
dan bisa menjadi inspirasi pengetahuan untuk menemukan media modifikasi
yang lainya dalam cabang penjas lainnya.
4. Bagi sekolah
Adanya peningkatan kualitas pembelajaran dan pengajaran yang
berakibat terhadap peningkatan kualitas siswa dan guru, sehingga pada
akhirnya akan mampu meningkatkan kualitas sekolah secara keseluruhan.
4
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1. Belajar
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran
merupakan aktivitas yang paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan
pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada proses
pembelajaran. Apakah pembelajaran itu?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya di kemukakan
sebuah definisi dari pembelajaran “Pembelajaran ialah suatu proses yang
dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya“ (Surya:2004). Menurut Surya
(2004) lebih lanjut bahwa ada beberapa prinsip yang menjadi landasan
pengertian tersebut di atas ialah :
Pertama, pembelajaran sebagai usaha memperoleh perubahan
perilaku. Prinsip ini mengandung makna bahwa ciri utama proses
pembelajaran itu adalah adanya perubahan perilaku dalam diri individu.
Artinya seseorang telah mengalami pembelajaran akan berubah
perilakunya. Tetapi tidak semua perubahan perilaku sebagai hasil
pembelajaran. Perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran mempunyai
cirri-ciri sebagai berikut : (a) perubahan yang disadari, artinya individu
yang melakukan proses pembelajaran menyadari bahwa pengetahuan,
keterampilan, dan ia lebih yakin terhadap dirinya. (b). Perubahan bersifat
kontinyu (berkesinambungan) Artinya suatu perubahan yang terjadi,
meyebebkan terjadinya perubahan perilaku yang lain. (c). Perubahan
bersifat fungsional, artinya perubahan yang telah diperoleh sebagai hasil
pembelajaran memberikan manfaat bagi individu yang bersangkutan. (d)
perubahan bersifat positif, artinyaterjadi adanya pertambahan perubahan
dalam diri individu (e) Perubahan yang bersifat aktif, artinya perubahan itu
terjadi dengan sednirinya, akan tetapi memlalui aktivitas individu. (f).
Perubahan yang bersifat permanent (menentap) , artinya perubahan yang
4
5
terjadi sebagai hasil pembelajaran akan berada secara kekal dalam diri
individu, setidak-tidaknya untuk masa tetentu. (g). Perubahan yang
bertujuan dan terarah, artinya perubahan itu terjadi karena ada sesuatu
yang akan yang akan dicapai.
Kedua, Hasil pembelajaran ditandai dengan perubahan perilaku
secara keseluruhan. Prinsip ini mengandung makna bahwa perubahan
perilkau sebagai hasil pembelajaran adalah meliputi aspek kognitif, afektif
dan psikomotor.
Ketiga, pembelajaran merupakan suatu proses. Prinsip ketiga ini
mengandung makna bahwa pembelajaran itu merupakan suatu aktivitas
yang berkesinambungan.
Keempat, proses pembelajaran terjadi karena adanya sesuatu yang
mendorong dan ada sesuatu tujuan yang akandi capai. Peinsip ini
mengandung makna bahwa aktivitas pembelajaran itu terjadi karena
adanya kebutuhan yang harus dipuaskan, dan adanya tujuan yang ingin
dicapai.
Kelima, pembelajaran merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman
pada dasarnya adalah kehidupan melalui situasi yang nyata dengan tujuan
tertentu.
2. Efektivitas Belajar
Efektivitas merupakan aspek penting dalam berbagai bentuk
kegiatan, karena efektivitas merupakan cerminan dari tingkat keberhasilan
dalam mencapai tujuan atau sasaran yang ingin dicapai. Rivai dengan
mengutip Exzioni (1964) menuliskan bahwa efektivitas adalah sebagai
tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasarannya.
Efektivitas tidak hanya dapat dilihat dari sisi produktivitas, akan
tetapi dapat pula dilihat dari sisi persepsi atau sikap orangnya. Disamping
itu, efektivitas juga dapat dilihat dari bagaimana tingkat kepuasaan yang
dicapai oleh orang (Robbins, 1977 dikutip oleh Rivai). Masih dari Rivai
dengan mengutip Prokovenko (1987) dan Miskel (1992) dengan demikian
efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting kerena mampu
memberikan gambaran mengenai keberhasilan seseorang dalam mencapai
6
3. Media Belajar
Media berasal dari bahasa Latin merupakan bentuk jamak dari
medium yang secara harfiah berarti, perantara atau pengantar, yaitu
perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa
ahli yang dikutip Sudrajat memberikan definisi tentang media
pembelajaran diantaranya, schram (1977) mengemukakan bahwa media
pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan
untuk keperluan pembelajaran.
Sementara, Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran
adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/ materi pembelajaran seperti :
buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan National Education
Association (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah
sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk
teknologi perangkat keras.
Dari ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurka pesan, dapat
merangsang pikiran, perasaan, dam kemauan peserta didik sehingga dapat
7
Gambar 2.2
Cara Memegang Cakram
3) Power position
Bila dilihat dari posisi badan bagian atas agak miring kearah kaki
kanan yang ditekuk kira-kira 110º -120º dan paha kanan posisinya
kira-kira besar sudutnya 90º dengan arah lemparan. Poros pinggang
mengarah kearah sektor lemparan, poros bahu diputar ke belakang
90º terhadapnya. Lengan lempar dengan cakram masih tetap
dibelakang poros bahu, sehingga sudut dari lengan lempar menuju
kearah lemparan adalah lebih dari 270º. Lengan kiri ditahan di
belakang dalam arah yang berlawanan.
4) Gerak pelepasan cakram (delevery of discus)
Gerak ini dimulai ketika kaki kanan menunjuk ke arah lemparan
dengan suatu gerakan perpanjangan putaran dari sisi lemparan dan
merupakan suatu rangkaian gerakan pada saat kaki, lutut, dan
pinggang diluruskan secara berurutan. Dorongan kaki kanan ini
bekerja melawan sisi kiri yang tetap (ditempat). Pinggang dibawa
kedepan melawan bagian atas badan dan lengan lempar mula-mula
tetap dibelakang untuk membentuk tegangan. Lengan lempar yang
mengikuti sekarang ada dibawah gerak putaran yang terbesar pada
suatu sudut lebih dari 180º menuju kearah lemparan. Lepasnya
cakram yang eksplosif dengan cara mengketapelkan cakram terjadi
disisi kiri badan yang tetap (poros bahu – kaki kiri). Pengereman
lengan kiri (blocking) dan tubuh ketika dada menghadap kearah
lemparan menstranfer energi dari gerakan dari cakram.
Gambar 2.3
Teknik Lempar Cakram
11
5. Piring Plastik
Tabel 2.1
Hakikat Piring Plastik
Hakikat Piring Plastik
Kegunaan dalam
Pengertian Ukuran
Pembelajaran
Piring Plastik adalah Piring Plastik pada Piring Plastik dapat
piring yang terbuat dari umumnya berukuran digunakan sebagai media
bahan utamanya adalah dengan diameter kurang alternatif pengganti
Plastik berbentuk lebih 20 cm cakram dalam kegiatan
lingkaran menyerupai pembelajaran olahraga
bentuk piring kaca atau atletik materi lempar
logam cakram.
Model atau bentuk Piring Plastik ini lebih Piring Plastik dapat
sama seperti piring ringan beratnya dari pada digunakan sebagai
pada umumnya, yang piring yang terbuat dari pengganti torong dalam
membedakan adalah kaca, atau logam. kegiatan Pembelajaran
bahan utama olahraga.
pembuatannya
menggunakan Plastik.
Warna piring Plastik Ukuran piring Plastik Ketika digunakan dalam
pada umumnya sesuai dengan karakteristik kegiatan pembelajaran
berwarna merah, hijau, siswa Sekolah Dasar olahraga tidak
kuning, biru, dan hitam memberatkan siswa dan
tidak membahayakan
siswa
Materi
Pembelajaran Proses Pembelajaran Hasil Belajar
Lempar Cakram
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini berlokasi di SD Negeri 4 Manonjaya Kecamatan
Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VI
SD Negeri 4 Manonjaya Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya
tahun pelajaran 2014/2015.
2. Waktu Penelitian
Penelitian Tidakan Kelas ini dilaksanakan pada tahun ajaran
2014/2015 yaitu :
siklus 1 : Hari Kamis, 23 April 2015
siklus 2 : Hari Kamis, 7 Mei 2015
Tabel 3.1
Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
Tahun 2015
No Rencana Kegiatan Keterangan
Maret April Mei Juni
1 Persiapan :
Observasi √
Identifikasi Masalah √
Penentuan Judul √
Penentuan Judul √
Penyusunan Proposal √
Pengajuan Izin Penelitian √
2 Pelaksanaan Siklus I :
Pembuatan RPP √
Pelaksanaan Tindakan √
Pengumpulan Data √
Analisis dan Refleksi √
3 Pelaksanaan Siklus II
Pembuatan RPP √
Pelaksanaan Tindakan √
Pengumpulan Data √
Analisis dan Refleksi √
4 Penyusunan laporan √
Penulisan Laporan √
16
15
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian pada penggunaan media piring Plastik pada
pembelajaran lempar cakram sebagai upaya untuk meningkatakan efektivitas
belajar lempar cakram ini adalah siswa kelas VI SD Negeri 4 Manonjaya
Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya tahun pelajaran 2014/2015 pada
semester II (genap) dengan jumlah 23 siswa yang terdiri 12 siswa putra dan 11
siswa putri. Semua siswa dalam kondisi normal dan berasal dari latar belakang
yang berbeda-beda serta dari kalangan ekonomi yang beragam.
D. Indikator KKM
Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk mengukur sejauhmana
efektivitas belajar lempar cakram dengan menggunakan media modifikasi piring
Plastik. Indikator dari efektivitas belajar adalah meningkatnya hasil belajar,
dengan kata lain bahwa untuk melihat efektif tidaknya sebuah proses
pembelajaran bisa dilihat dari pencapaian hasil pembelajarannya. Indikator
efektivitas belajar yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah kekuntasan klasikal
siswa sebesar 80% dari total siswa dalam satu kelas. Penelitaian ini dikatakan
berhasil jika indikator keberhasilan penelitian dapat terlampaui.
1. Bagi Guru
Aktifitas guru menunjukkan kinerja baik sekurang-kurangnya 80% dari
jumlah indikator yang telah ditetapkan untuk setiap aspek kinerja guru dalam
Penelitian Tindakan Kelas (membuat silabus, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran).
2. Bagi Siswa
Aktifitas siswa menunjukkan kinerja baik sekurang-kurangnya 80%
dari indiktor yang telah ditetapkan untuk setiap aspek kinerja siswa dalam
Penelitian Tindakan Kelas pada aspek penilaian: 1) Kognitif, menilai siswa
berdasarkan pertanyaan yang berkaitan dengan materi lempar cakram; 2)
Afektif Menilai siswa berdasarkan aspek disiplin, kehadiran, semangat dan
keberanian; 3) Psikomotorik, menilai siswa berdasarkan unjuk kerja yang
dilakukan siswa dalam melakukan lempar cakram.
18
sebagai berikut :
1. Melakukan Reduksi, yaitu mengecek dan mencatat kembali data-data yang
dikumpulkan.
2. Melakukan Interpretasi, yaitu menafsirkan yang dirumuskan dalam
pernyataan.
3. Melakukan Inferensi, yaitu menyimpulkan apakah dalam pembelajaran ini
mengalami peningkatan.
4. Tahap tindak lanjut yaitu merumuskan langkah perbaikan siklus
5. Pengambilan kesimpulan.
Ada dua variabel yang akan diungkapkan dalam penelitian ini yaitu :
1. Variabel kemampuan siswa melakukan lempar cakram
2. Variabel efektivitas belajar lempar cakram dengan media modifikasi piring
Plastik. kemampuan siswa melakukan teknik dasar lompat jauh dengan
melalui permainan pakaranjang.
F. Prosedur Penelitian
Adapun desain penelitian yang dilakukan merupakan desain penelitian
tindakan kelas. Menurut Kemmis dan Mc. Taggart yang dikutip Daryanto
(2011:31), rencana alur penelitian tindakan kelas berupa putaran spiral yang dapat
digambarkan sebagai berikut :
20
Gambar 3.1
Rencana Alur Penelitian
Dari tiap – tiap siklus terdiri dari 4 tahap. Adapun tahap – tahap tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Perencanaan (planning)
Pada tahap perencanaan ini kegiatan yang dilakukan adalah menentukan
fokus penelitian. Selanjutnya guru merencanakan dan mengevaluasi
pelaksanaan pembelajaran yang telah berlangsung sebelumnya, mendata
kelemahan-kelemahannya, diidentifikasi dan dianalisis kelayakannya
untuk diatasi dengan penelitian tindakan kelas. Dalam tahap perencanaan,
peneliti bersama observer merencanakan skenario pembelajaran dan juga
menyiapkan fasilitas pendukung untuk melaksanakan skenario tindakan
tersebut. Secara rinci kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan
adalah:
Tujuan penelitian dan rencana tindakan disosialisasikan kepada
observer dan siswa. Peneliti dan observer melakukan tukar pikiran
untuk menyamakan persepsi dalam menggunakan pendekatan
modifikasi media piring Plastik dalam pembelajaran lempar
cakram.
Observer menggunakan teman sejawat guru kelas tapi latar belakng
pendidikan SMOA. Observer menggunakan saudara :
Nama : N. Wiwin, S.Pd.
NIP : 19581111 197703 2 001
Unit Kerja : SD Negeri 2 Cibeber
21
Pendidikan Terahir : S1
Hasil pengamatan dicatat dalam lembar yang telah dipersiapkan.
Selain mengamati proses pembelajaran juga mengamati hasil tes
praktek siswa.
Membuat skenario model pembelajaran lempar cakram dengan
pendekatan modifikasi media piring Plastik
Materi pembelajaran adalah gerak dasar lempar cakram dengan
tujuan utama meningkatkan efektivitas siswa. Setiap proses
pembelajaran dengan alokasi 2 jam pelajaran (2 x 35 menit)
Menyiapkan fasilitas pembelajaran, lapangan/ tanah lapang, alat-
alat untuk model-model pembelajaran, misal: piring Plastik.
Peneliti membuat dan menyusun instrumen untuk melakukan
monitoring pelaksanaan pembelajaran lempar cakram dengan
pendekatan modifikasi media piring Plastik, melalui lembar
observasi.
Menentukan teknis pelaksanaan penelitian.
Menyiapkan kegiatan refleksi..
2. Pelaksanaan (action)
Dalam tahap ini untuk mengatasi masalah-masalah yang telah terpilih,
peneliti melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan strategi-strategi
yang sesuai, dalam hal ini adalah melalui pendekatan modifikasi media
Plastik Plastik. Observer mengamati dan membuat catatan-catatan
mengenai jalannya pembelajaran lempar cakram dengan pendekatan
modifikasi media piring Plastik. Pelaksanaan tindakan pembelajaran
direncanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus dengan satu kali tatap muka
pembelajaran. Diharapkan dalam 2 siklus terjadi peningkatan, karena
adanya tindakan.
3. Pengamatan (observation)
Observer mengamati, mencatat, dan kemudian mendokumentasikan hal-
hal yang terjadi selama tindakan berlangsung, dengan maksud untuk
mengetahui kesesuaian antara pelaksanaan tindakan dengan rencana
tindakan yang telah ditetapkan. Pengamatan yang dilakukan observer
22
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data dari tabel 4.1 di atas mengenai keterampilan gerak siswa berdasarkan
indikator pada pra siklus dapat diperjelas melalui diagram di bawah ini:
23
Diagram 4.1
Keterampilan Gerak Lempar Cakram pada Pra Siklus
24
Keterangan :
1 Sangat Baik
2 Baik
3 Cukup Baik
4 Cukup
5 Kurang
6 Sangat Kurang
B. Deskripsi Siklus I
1. Persiapan
Pada tahap perencanaan ini peneliti melaksanakan hal-hal sebagai berikut.
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP disusun sebelum kegiatan
Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan. RPP ini berisi tentang rencana
kegiatan pembelajaran berdasarkan materi yang akan disampaikan oleh
guru yaitu materi tentang lempar cakram. Penyusunan RPP disesuaikan
dengan langkah-langkah Pembelajaran Pendidikan Jasmani Kesehatan
dengan pendekatan bermain yang digunakan untuk meningkatkan
keterampilan gerak lempar cakram siswa menggunakan modifikasi piring
Plastik. RPP yang telah disepakati digunakan sebagai pedoman
pembelajaran Pendidikan Jasmani Kesehatan di kelas VI SD Negeri 4
Manonjaya. RPP ini disusun untuk satu kali pertemuan.
b. Menyediakan media pembelajaran
Peneliti mempersiapkan media peraga berupa piring Plastik dan peralatan
serta perlengkapan pembelajaran. Media ini digunakan sebagai sarana
pokok dalam melaksanakan pembelajaran lempar cakram.
c. Menyiapkan Lembar Observasi Guru
Lembar observasi guru terdiri dari lembar observasi perencanaan
pembelajaran dan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran. Lembar
observasi ini akan diisi oleh observer untuk mengetahui tingkat
26
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 23
April 2015. Guru melaksanakan kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini
adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan langkah – langkah sebagai
berikut:
a. Kegiatan Awal
Setelah bel masuk berbunyi, siswa kelas VI telah mempersiapkan diri di
lapangan. Guru selanjutnya mengkondisikan siswa untuk menerima
pelajaran kemudian melakukan apersepsi dengan mendeskripsikan teknik
dasar lempar cakram dan menjelaskan media yang akan digunakan.
Setelah melakukan apersepsi dan tanya jawab, guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai siswa yaitu melakukan kegiatan lempar
cakram. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan
dilakukan siswa yaitu Pembelajaran Pendidikan Jasmani Kesehatan
dengan pendekatan bermain. Kemudian guru memberikan materi
pemanasan sebelum masuk ke dalam materi inti.
b. Kegiatan Inti
Eksplorasi, siswa diberikan penjelasan terkait lempar cakram dan
memberikan contoh pelaksanaan dengan peragaan. Siswa memperhatikan
penjelas dari guru tentang lempar cakram. Siswa dan guru melakukan
tanya jawab terkait dengan materi pembelajaran.
27
c. Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir guru memberikan kegiatan pendinginan. Guru
menutup pembelajaran dengan memberikan pesan agar melakukan latihan
mandiri di rumah. Guru menutup pelajaran dengan berdoa. Selain hasil
observasi yang berupa aktivitas kegiatan siswa dan guru, peneliti akan
memaparkan hasil belajar siswa berupa tingkat keterampilan gerak lempar
cakram menggunakan media modifikasi piring Plastik bagi siswa kelas VI
SD Negeri 4 Manonjaya.
Tabel 4.2
Analisis Keterampilan Gerak Lempar Cakram Siklus I
No. Kategori Skor Frekuensi Persentase % Ket
1 Sangat Baik ≥ 85 4 17,39 Tuntas
2 Baik 75 – 84 8 34,78 Tuntas
3 Cukup Baik 70 – 74 2 8,70 Belum Tuntas
4 Cukup 61 – 69 8 34,78 Belum Tuntas
5 Kurang 51 – 60 1 4,35 Belum Tuntas
6 Sangat Kurang ≤ 50 0 0,0 Belum Tuntas
Diagram 4.2
Keterampilan Gerak Lempar Cakram pada Siklus I
28
Keterangan :
1 Sangat Baik
2 Baik
3 Cukup Baik
4 Cukup
5 Kurang
6 Sangat Kurang
3. Refleksi
Kegiatan refleksi ini dimaksudkan sebagai bahan masukan pada
perencanaan siklus selanjutnya. Refleksi pada siklus I dilakukan oleh peneliti.
Tujuan dari kegiatan refleksi ini adalah untuk membahas hal-hal apa saja yang
menjadi hambatan pada pelaksanaan siklus I. Adapun hasil refleksi yang
diperoleh pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.4
Refleksi siklus I dan rencana perbaikan di siklus II
Refleksi Siklus I Rencana Perbaikan Siklus II
Setelah melakukan permainan Membuat permainan yang mampu
Melempar piring Plastik hasil memfokuskan lebih jelas arahnya
penilaian masih ada siswa agar dapat melatih siswa untuk
yang hasil lemparannya keluar dari melempar area yang telah
area yang telah ditentukan. ditentukan.
Waktu permainan dan kesempatan
Siswa terlihat menikmati permaian
siswa melakukan permainan
yang ada, tetapi waktu yang
diperbanyak agar siswa dapat
diberikan masih dirasa kurang.
mampu menikmati dan
Perlu adanya bimbingan secara
Siswa terlihat kesulitan dan masih
khusus terlebih dahulu bagi ssiswa
bertanya terlbih dahulu sebelum
yang masih kesulitan agar
melakukan lemparan dilanpangan
penyelesaian maslah dapat tepat
yang sesungguhnya.
sasaran.
C. Deskripsi Siklus II
1. Persiapan
Pada tahap perencanaan ini peneliti melaksanakan hal-hal sebagai berikut.
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP disusun sebelum kegiatan
Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan. RPP ini berisi tentang rencana
kegiatan pembelajaran berdasarkan materi yang akan disampaikan oleh
guru yaitu materi tentang lempar cakram. Penyusunan RPP disesuaikan
dengan langkah-langkah Pembelajaran Pendidikan Jasmani Kesehatan
dengan pendekatan bermain yang digunakan untuk meningkatkan
keterampilan gerak lempar cakram siswa menggunakan modifikasi piring
Plastik. RPP yang telah disepakati digunakan sebagai pedoman
pembelajaran Pendidikan Jasmani Kesehatan di kelas VI SD Negeri 4
Manonjaya. RPP ini disusun untuk satu kali pertemuan.
31
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 7
Mei 2015. Guru melaksanakan kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini
adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan langkah – langkah sebagai
berikut:
d. Kegiatan Awal
Setelah bel masuk berbunyi, siswa kelas VI telah mempersiapkan diri di
lapangan. Guru selanjutnya mengkondisikan siswa untuk menerima
pelajaran kemudian melakukan apersepsi dengan mendeskripsikan teknik
dasar lempar cakram dan menjelaskan media yang akan digunakan.
Setelah melakukan apersepsi dan tanya jawab, guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai siswa yaitu melakukan kegiatan lempar
cakram. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan
dilakukan siswa yaitu Pembelajaran Pendidikan Jasmani Kesehatan
32
Keterangan :
1 Sangat Baik
2 Baik
3 Cukup Baik
4 Cukup
5 Kurang
6 Sangat Kurang
secara keseluruhan terdapat 19 siswa atau 82,61% tuntas belajar dan 4 siswa
atau 17,39% belum tuntas belajar.
Hasil dari indikator tersebut maka dibandingkan berdasarkan pada
kategori keberhasilan yaitu 80% pada tingkat ketuntasan. Adapun
perbandingannya sebagai berikut:
Tabel 4.6
Perbandingan tingkat ketuntasan belajar pada siklus I dan siklus II
3. Refleksi
Kegiatan refleksi ini dimaksudkan sebagai bahan masukan pada
perencanaan siklus selanjutnya atau pembelajaran selanjutnya. Dari hasil
pembelajaran siklus II ini telah drasa cukup berhasil dikarenakan siswa telah
mencapai ketuntasan belajar sebesar 82,61%. Sebuah pembelajaran akan
berjalan dengan lancar dan maksimal apabila tersedia sarana dan prasarana
yang memadai. Hal ini tercermin pada pembelajaran lempar cakram kelas V di
SD Negeri 4 Manonjaya dengan media yang dimodifikasi yaitu piring Plastik.
Dalam pelaksanaan pembelajaran menunjukan bahwa dengan sarana yang
memadai siswa akan lebih aktif dan tidak terhalang oleh teman mereka sendiri.
Di sisi lain, materi ajar juga harus dikemas dan disampaikan dengan baik
sehingga siswa dapat menemui kesulitan dan dapat memecahkan kesulitan
tersebut melalui bimbingan dari guru. Sehingga perlu adanya pola interaksi
yang baik antara siswa, guru dan sekolah. Di mana tersediannya sarana dan
pengemasan pembelajaran yang menarik akan mampu memberikan hal positif
bagi siswa.
Diagram 4.4
Peningkatan tingkat ketuntasan belajar siswa
pembelajarannya. Hal ini ditujukan agar siswa dapat dapat menerima materi
ajar dengan mudah dan mendapatkan hasil yang baik.
Dalam penelitian ini dengan pemberian modifikasi media yaitu dengan
piring Plastik pada materi lempar cakram maka akan memudahkan siswa dalam
memegang, mengayun dan melempar. Hal ini dikarenakan cakram yang
sesungguhnya mempunyai berat yang belum sesuai dipakai oleh siswa sekolah
dasar. Menurut Fleming dalam Azhar Arsyad (2002: 3), media menunjukkan
fungsi atau perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak
utama dalam proses belajar siswa dan isi pelajaran. Keberhasilan proses belajar
juga dapat ditentukan dengan tersedianya sarana dan prasarana yang dimiliki
oleh sekolah.
Secara khusus dalam pembelajaran lempar cakram dengan modifikasi
media piring Plastik dan memberikan permainan yang sesuai akan
memudahkan siswa dalam menerima materi dan menerima konsep yang benar
dalam teknik dasar lempar cakram. Media pembelajaran secara umum adalah
alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan
untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau
ketrampilan belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang
maksimal. Dengan modifikasi media ini akan memudahkan siswa dalam
melakukan lempar cakram yang pada hakikatnya lempar cakram sesungguhnya
memiliki tingkat kesulitan yang memungkinkan siswa sekolah dasar belum
tentu bisa melakukan. Sehingga dengan modifikasi media ini sangat mampu
memberikan perubahan yang maksimal untuk meningkatkan keterampilan
gerak siswa serta efektifitas belajar mengajar.
Suatu hal yang baik dilakukan dalam proses pembelajaran yang
disesuaikan dengan perkembangan diri pada siswa sekolah dasar. Siswa
sekolah dasar memiliki perkembangan kognitif dari benda riil ke benda
manipulatif. Hal ini dikarenakan belum adanya pengalaman yang lebih baik
dari siswa sekolah dasar sehingga perlu adanya perlakuan yang ringan ke
perlakuan yang berat. Sehingga seiswa memiliki pengalaman keberhasilan
dalam melakukan gerak dalam lempar cakram. Keadaan ini akan membawa
39
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran lempar cakram melalui modifikasi media piring
Plastik di kelas VI SD Negeri 4 Manonjaya dapat meningkat dalam pembelajaran
selama dua kali siklus pembelajaran.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian mengenai peningkatan efektivitas
belajar lempar cakram siswa kelas VI SD Negeri 4 Manonjaya Kecamatan
Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya dengan modifikasi media piring Plastik, maka
penulis dapat mengemukakan beberapa saran yang sekiranya dapat dijadikan
masukan/pertimbangan:
1. Untuk guru, dalam proses pembelajaran sebaiknya harus mengemas
pembelajaran yang mudah dimengerti, dipahami dan dipraktikkan oleh siswa
agar peningkatan hasil belajar siswa dapat dimaksimalkan..
2. Perlu dilakukan penelitian dengan menggunakan metode pembelajaran,
modifikasi media dan pengemasan pembelajaran yang lebih beragam dalam
setiap materi ajar agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
40
41
41
DAFTAR PUSTAKA
Aden Sanjaya. (2011). Lempar Cakram Sejarah Teknik dan Peraturan. Terdapat
dalam website: http://aadesanjaya.blogspot.com.
Azhar Arsyad. (2002). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
.
Bloom. (2009). Karakteristik Siswa Sekolah Dasar. Diambil dari:
www.yahoo.com tersedia pada: http://xpresiriau.com/artikel-
tulisanpendidikan/ karakteristik-siswa-sekolah-dasar/.