Anda di halaman 1dari 17

I.

JUDUL PENELITIAN
UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN MUTHOLA’AH DENGAN
STRATEGI TAMTSILIYAH BAGI SANTRIWATI KELAS I-A DI PP. AL-
MAWADDAH COPER JETIS PONOROGO TAHUN AJARAN 2015-2016.

II. LATAR BELAKANG MASALAH


Pembelajaran bahasa Arab adalah sebuah proses yang kompleks dengan
berbagai fenomena yang pelik sehingga tidak mengherankan kalau hal ini biasa
mempunyai arti yang berbeda-beda bagi setiap orang. Oleh karena itu bagi
sebagian orang belajar bahasa Arab merupakan suatu usaha yang berat dan
menjenuhkan yang kadangkala membuat orang frustasi. Hal itu disebabkan
karena belajar bahasa Arab merupakan upaya untuk membentuk dan
membangun situasi dan kondisi baru dalam diri seseorang untuk dapat
berinteraksi dan berkomunikasi dengan pemilik bahasa Arab.
Disinilah, Pesantren Putri al-Mawaddah Coper Jetis Ponorogo
merupakan salah satu pesantren yang menggunakan pendekatan pengajaran
bahasa Arab bentuk nadhariyatul furu’ atau separated system dalam arti
bahasa itu terdiri dari beberapa aspek, baik gramatik, morfologis, sintaksis,
semantik, leksikal, yang harus diajarkan secara terpisah-pisah sesuai dengan
cabangnya masing-masing. Sehingga masing-masing mata pelajaran bahasa
Arab memiliki jam pelajaran tersendiri, seperti; Muthola’ah, Insya’, Nahwu,
Tamrin al-Lughoh, dan sebagainya.1
Selanjutnya, pelajaran Muthola’ah merupakan salah satu pelajaran yang
berbasis bahasa Arab di PP. al-Mawaddah khususnya, dan pondok-pondok
modern pada umumnya. Pelajaran ini merupakan pelajaran yang membutuhkan
penelaahan dan pemahaman yang cermat sehingga dapat mudah dihafal oleh
peserta didik. Kemudahan dalam menghafal Muthola’ah ini kemudian dapat
memperlancar peserta didik dalam melafalkan bahasa Arab, sehingga ia akan
terbiasa dengan wacana-wacana Arab dan mampu menguraikan suatu masalah

1
Fathul Mujib, Rekonstruksi Pendidikan Bahasa Arab: dari Pendekatan Konvensional
ke Integratif Humanis (Yogyakarta: Pedagogia, 2010), 83.

1
karena sudah terlatih dalam pelajaran Muthola’ah sebelumnya. Pelajaran ini
menekankan kepada pemahaman, ranah kognitif peserta didik untuk
mengingat-ingat huruf, kata dan kalimat dalam suatu wacana Arab.
Akan tetapi, selama ini pemahaman santriwati kelas I-A dalam pelajaran
Muthola’ah belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Pada umumnya
mereka mengalami kesulitan memahami yang pada akhirnya sulit untuk
menghafal, baik kosa kata maupun alur wacana. Menurut pengamatan penulis
kondisi semacam ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain dikarenakan
terbatasnya media audio visual yang layak dalam pembelajaran Muthola’ah
dan kurang efektifnya strategi yang digunakan oleh pengajar.
Menyadari banyak faktor yang dapat menjadi penyebab dari
problematika ini, maka dalam pembelajaran Muthola’ah perlu kiranya dikaji
faktor utama yang memungkinkan sebagai penyebab problematika yang tengah
dihadapi oleh peserta didik tersebut. Melalui pengkajian lebih lanjut dapat
ditemukan dan sekaligus ditentukan langkah–langkah untuk memperbaiki
problematika diatas. Berbagai upaya telah dilakukan dalam memperbaiki
sistem pembelajaran antara lain dengan memanfaatkan fasilitas laboratorium
bahasa seoptimal mungkin, pemilihan strategi yang sesuai, serta
memperbanyak latihan maupun praktek.
Maka, salah satu strategi terpilih yakni drama (Tamtsiliyyah). Strategi
Tamtsiliyyah adalah sebuah aktifitas yang membutuhkan kemampuan
santriwati dalam mengekspresikan dialek bahasa Arab fusha dengan fasih dan
sesuai makhrajnya, di samping dalam mengeksplorasikan kemampuannya
dalam bermain peran baik drama ataupun sandiwara.2 Maka strategi
Tamtsiliyah adalah suatu strategi pembelajaran yang digunakan guru dengan
sengaja atau mengajak peserta didik untuk memerankan suatu proses.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti merasa perlu untuk
mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai “Upaya Peningkatan Pemahaman

2
Radliyah Zaenuddin, dkk, Metodologi dan Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa
Arab (Yogyakarta: Pustaka Rihlah Group, 2005), 67.

2
Muthola’ah dengan Strategi Tamtsiliyah bagi Santriwati Kelas I-A di PP. al-
Mawaddah Coper Jetis Ponorogo Tahun Ajaran 2015 - 2016”.

III. IDENTIFIKASI DAN BATASAN MASALAH


Dari permasalahan diatas, ditemukan masalah-masalah terkait dengan:
1. Kurangnya kemampuan santriwati terhadap pemahaman materi
Muthola’ah
2. Kurangnya semangat santriwati dalam pembelajaran Muthola’ah
3. Metode maupun strategi yang digunakan dalam penyampaian materi
kurang efektif
Dari identifikasi masalah tersebut, adapun masalah utama terdapat pada
kurangnya kemampuan santriwati terhadap pemahaman materi Muthola’ah.

IV. RUMUSAN MASALAH


Dari identifikasi masalah diatas agar tidak terjadi kerancuan, maka
perlu adanya batasan masalah. Masalah yang paling urgen yakni terkait
dengan masalah “Upaya Peningkatan Pemahaman Muthola’ah dengan
Strategi Tamtsiliyah bagi Santriwati Kelas I-C di PP. al-Mawaddah Coper
Jetis Ponorogo Tahun Ajaran 2015 - 2016”.
Untuk itu perlu dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan strategi Tamtsiliyah dalam kaitannya dengan
upaya peningkatan pemahaman Muthola’ah santriwati kelas I-A di PP.
Al-Mawaddah Coper Jetis Ponorogo Tahun Ajaran 2015 - 2016?
2. Apakah penerapan strategi Tamtsiliyah dapat meningkatan pemahaman
Muthola’ah santriwati kelas I-A di PP. Al-Mawaddah Coper Jetis
Ponorogo Tahun Ajaran 2015 - 2016?

V. TUJUAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS


Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui hasil dari implementasi strategi Tamtsiliyah dalam
kaitannya dengan upaya peningkatan pemahaman Muthola’ah santriwati

3
kelas I-C di PP. Al-Mawaddah Coper Jetis Ponorogo Tahun Ajaran 2015-
2016.
2. Untuk mengetahui efektifitas penerapan strategi Tamtsiliyah dalam
meningkatan pemahaman Muthola’ah santriwati kelas I-C di PP. Al-
Mawaddah Coper Jetis Ponorogo Tahun Ajaran 2015-2016.

VI. MANFAAT PENELITIAN TINDAKAN KELAS


A. Manfaat Teoritis
1. Menjadi khazanah pengetahuan, pengembangan pola pembelajaran
dan meningkatkan kualitas pembelajaran Muthola’ah.
2. Kemungkinan bisa dijadikan bahan penelitian lanjutan atau
dikembangkan oleh pihak yang berkepentingan.

B. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini akan bermanfaat bagi:
1. Peneliti, untuk menambah pengetahuan, pengalaman dan pemikiran
serta dapat memecahkan suatu masalah dalam penelitian.
2. Lembaga pendidikan, mendapatkan informasi tentang strategi
Tamtsiliyah yang dapat dijadikan sebagai strategi pembelajaran efektif
sehingga bisa membentuk situasi pengajaran yang menyenangkan
yang pada akhirnya dapat meningkatkan pemahaman santriwati dalam
mempelajari Muthola’ah.
3. Santriwati, untuk lebih meningkatkan pemahaman dalam mempelajari
Muthola’ah dan berperan aktif dalam pembelajaran sehingga
mencapai hasil belajar yang memuaskan.

4
VII. LANDASAN TEORITIK, TELAAH HASIL PENELITIAN
TERDAHULU, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS TINDAKAN
A. LANDASAN TEORITIK

1. Pemahaman
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Secara garis
besar, hasil belajar terbagi menjadi 3 ranah, yakni:3
a. Ranah Kognitif. Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dari 6 aspek; pengetahuan atau ingatan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.
b. Ranah Afektif. Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari 5 aspek;
penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan
internalisasi.
c. Ranah Psikomotoris. Berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan
dan kemampuan bertindak, terdiri dari 6 aspek; gerakan refleks,
ketrampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan
atau ketepatan, gerakan ketrampilan kompleks dan gerakan
ekspresif dan interpretatif.
Dari ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang paling banyak
dinilai karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam
menguasai isi bahan pengajaran. Salah satu aspek dari ranah kognitif
yaitu pamahaman. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
pemahaman adalah proses, cara, perbuatan memahami atau
memahamkan.4
Pemahaman dapat dibedakan menjadi 3 kategori:5

3
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2009), 22-23.
4
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,
2005), 811.
5
Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, 24.

5
a. Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan mulai dari
terjemahan dalam arti yang sebenarnya, misalnya mengartikan

dari bahasa Arab "‫ك‬


ُ ْ‫"الدِّي‬ke bahasa Indonesia “ayam jantan”.
b. Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni
menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui
berikutnya. Misal, menghubungkan pengetahuan tentang
konjugasi kata kerja, subyek dan huruf sehingga mampu

menyusun kalimat "‫اح‬ َّ ‫ك يِف‬


ِ َ‫الص ب‬ ِ ‫"ي‬, merupakan contoh
ُ ْ‫ص ْي ُح الدِّي‬ َ
pemahaman penafsiran.
c. Tingkat ketiga/tertinggi adalah pemahaman ekstrapolasi.
Diharapkan seseorang mampu melihat di balik yang tertulis, dapat
memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus atau
masalahnya.
2. Pembelajaran Muthola’ah

Muthola’ah berasal dari kata ‫ ط اَلَ َع – يُطَ الِ ُع‬yang berarti

membaca.6 Yakni, membaca untuk memahami isi dari apa yang


tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati).7 Disini, materi
Muthola’ah disajikan dalam bentuk teks berisi kisah-kisah teladan
maupun perumpamaan bermakna. Diharapkan dengan pelajaran ini,
santriwati mampu membaca dan memahami teks-teks berbahasa
Arab dengan benar, serta menggunakan asaalib dalam teks-teks
berbahasa Arab untuk percakapan sehari-hari mereka. Demikian pula
dapat mengambil hikmah serta keteladanan dari wacana tersebut dan
menerapkannya dalam keseharian mereka
Langkah-langkah guru dalam mengajar Muthola’ah yakni
pertama, guru menjelaskan kata-kata sulit dengan melafalkannya

6
Adib Bisri dan Munawwir, Kamus Arab-Indonesia (Surabaya: Pustaka
Progressif, 1999), 485.
7
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 83.

6
kemudian menjelaskan artinya dan santriwati membuat kalimat yang
bermakna dari kata-kata tersebut apabila diperlukan untuk lebih
memahamkan. Setelah menjelaskan tentang judul, gurupun
membacakan contoh untuk ditirukan santriwati, lalu mereka
membaca satu persatu dengan pengamatan dan pembenaran dari
guru. Kemudian santriwati membuka buku mereka dan menulis kata-
kata sulit tersebut di buku mereka. Setelah itu santriwati membaca
materi pelajaran untuk persiapan menjawab pertanyaan dari guru.
Pelajaran ini juga mewajibkan santriwati untuk menghafal atau
menceritakan kembali materi per judul dengan ungkapan bahasa
mereka sendiri.
3. Strategi Tamtsiliyah
Strategi Tamtsiliyah adalah sebuah aktifitas yang membutuhkan
kemampuan santriwati dalam mengekspresikan dialek bahasa arab
fusha dengan fasih dan sesuai makhrajnya, di samping dalam
mengeksplorasikan kemampuannya dalam bermain peran baik drama
ataupun sandiwara. Langkah-langkahnya sebagai berikut:8
a. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah anggota
sesuai dengan peran yang ada dalam teks dialog yang akan
diajarkan.
b. Siswa diberi teks yang berisi dialog dan mereka diminta untuk
mempelajarinya dan menanyakan kosakata yang tidak difahami.
c. Siswa diminta untuk memainkan peran yang ada dalam teks
tersebut dan mengungkapkan dialog yang digunakan oleh tokoh
tersebut melalui bahasa santriwati dengan berbagai modifikasi,
namun tentu saja tidak boleh keluar dari alur cerita.
d. Pasangan kemudian bertukar peran.
Bermain peran ini merupakan teknik yang sangat berguna dalam
melatih perilaku berbahasa. Pemberian tugas ini dapat dilakukan

8
Radliyah, Metodologi dan Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab,
67.

7
dengan mulai dari cara yang sangat sederhana sampai kepada yang
rumit yang memerlukan penguasaan pola-pola kompleks.9
Strategi ini merupakan salah satu strategi pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik, yakni menitikberatkan pada usaha
meningkatkan kemampuan siswa untuk menemukan, memahami dan
memproses informasi. Dalam arti memberi kesempatan seluas-
luasnya kepada siswa untuk aktif dan berperan dalam kegiatan
pembelajaran (self actualization).10
Strategi tersebut tidak lepas dari kelemahan dan kebaikan, antara
lain;11
a. Kelemahan b. Kebaikan
1) Menguras waktu cukup 1) Melatih siswa berbicara
banyak. dengan tertib, fasih dan
lancar.
2) Siswa sering kurang bisa
2) Menimbulkan daya kreatif
mengikuti jalan cerita. siswa.
3) Siswa sering tidak mampu 3) Memupuk rasa kerjasama.
4) Menimbulkan kesan amat
mengucapkan dialog
dalam dan tidak mudah
sehingga alur cerita tidak terlupakan.
berjalan lancar. 5) Menimbulkan perhatian dari
seluruh siswa.

B. TELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU


Judul Skripsi : Pengaruh Kemampuan dalam Materi
Muthola’ah Terhadap Peningkatan Kemampuan
Ta’bir Tahriri Siswi Kelas 3 Kulliyatul-
Mu’allimat al-Islamiyah Pondok Modern
Darussalam Gontor Putri I Sambirejo Mantingan
Ngawi Jawa Timur Tahun Ajaran 1432–1433.

9
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2011), 141.
10
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), 27.
11
Fachrudin, Teknik Pengembangan Kurikulum Pengajaran Bahasa Arab
(Yogyakarta: Global Pustaka Utama), 133.

8
Nama Mahasiswa : Asri Amanah / 29.1.2.7317
Prodi : Pendidikan Bahasa Arab
Tahun : 2012
Hasil penelitian menunjukkan bahwa standar kemampuan kelas 3
KMI dalam materi Mutola’ah adalah maqbul dengan nilai 6,36 dan
standar kemampuan kelas 3 KMI dalam Ta’bir Tahriri adalah lemah
dengan nilai 5,94 dan adanya pengaruh yang sangat kuat antara materi
Mutola’ah terhadap peningkatan kemampuan Ta’bir Tahriri siswi kelas
3 KMI PM Darussalam Gontor Putri I Tahun Ajaran 1432-1433 H. hal
ini berdasarkan hasil r product moment (rxy) = 0,944 kemudian setelah
dihubungkan dengan daftar significant level, ternyata nilai r terletak
pada tingkat yang sangat kuat yaitu antara 0,900-1,00. Dan hal ini
dikuatkan pula dengan hasil ujinkoefisien korelasi r = 0,944 yang
nilainya lebih besar daripada nilai pada daftar r dengan df 5% yaitu =
0,205 berarti hipotesa alternative diterima.
Maka dari itu, peneliti hendak menempatkan fokus penelitian ini
diantara fokus penelitian terdahulu. Apabila penelitian sebelumnya
terfokus pada pengaruh kemampuan dalam materi Mutola’ah terhadap
peningkatan kemampuan Ta’bir Tahriri siswi kelas 3 Kulliyatul
Mu’allimat al-Islamiyah Pondok Modern Darussalam Gontor Putri I
Sambirejo Mantingan Ngawi Jawa Timur Tahun Ajaran 1432–1433 H,
maka penelitian kali ini difokuskan pada upaya peningkatan
pemahaman Muthola’ah dengan strategi Tamtsiliyah bagi santriwati
kelas IC di PP. al-Mawaddah Coper Jetis Ponorogo Tahun Ajaran 2012-
2013.
C. KERANGKA BERPIKIR
Kerangka berfikir dari penelitian ini adalah:
1. Jika strategi Tamtsiliyah diterapkan dengan baik, maka pemahaman
santriwati dalam pembelajaran Muthola’ah juga akan meningkat.

9
2. Jika strategi Tamtsiliyah diterapkan dengan baik, maka hasil belajar
santriwati dalam mata pelajaran Muthola’ah juga akan meningkat.

D. PENGAJUAN HIPOTESIS TINDAKAN


Penerapan strategi Tamtsiliyah dalam kaitannya dengan upaya
peningkatan pemahaman Muthola’ah ini dapat meningkatkan
ketrampilan ranah kognitif santriwati kelas I-A Pesantren Putri al-
Mawaddah untuk lebih cepat memahami wacana dalam bahasa Arab.
VIII. METODE PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan melalui proses
pengkajian berdaur yang terdiri dari 4 (empat) tahap, yaitu
perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing), dan
refleksi (reflecting). Untuk mengatasi suatu masalah, mungkin
diperlukan lebih dari satu siklus, siklus-siklus tersebut saling terkait
dan berkelanjutan. Siklus kedua dilaksanakan bila masih ada hal-hal
yang kurang berhasil dalam siklus pertama. Siklus ketiga dilaksanakan
karena siklus kedua belum mengatasi masalah, begitu juga siklus-
siklus berikutnya. Logika 4 (empat) tahap tersebut adalah sebagai
berikut:12
IDENTIFIKAS
I MASALAH

SIKLUS I

12
Basuki As’adie, Desain Pembelajaran Berbasis PTK (Ponorogo: STAIN PO Press,
2010), 122.

10
PERENCANAA
N

SIKLUS
II
TINDAKA
REFLEKSI N
(REFLECTIN (ACTING)
G)

OBSERVASI
(OBSERVASING)

PERENCANAAN
ULANG

dan seterusnya
Gambar 1.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas
Adapun langkah-langkah pembelajaran PTK adalah:
Sebelum melakukan pembelajaran PTK, terlebih dahulu melakukan
observasi awal untuk:
1. Menemukan masalah
2. Melakukan identifikasi masalah
3. Menentukan batasan masalah
4. Menganalisis masalah dengan menentukan factor-faktor yang diduga
sebagai penyebab utama terjadinya masalah
5. Merumuskan gagasan-gagasan pemecahan masalah dengan merumuskan
hipotesis-hipotesis tindakan sebagai pemecahan
6. Menentukan pilihan hipotesis tindakan pemecahan masalah

11
7. Merumuskan judul perencanaan kegiatan pembelajaran berbasis PTK.13
Setelah judul perencanaan kegiatan pembelajaran berbasis PTK
dirumuskan, langkah berikutnya adalah:
A. Objek Tindakan Kelas
1. Pemahaman santriwati kelas IC Pesantren Putri al-Mawaddah Coper
Jetis Ponorogo dalam pelajaran Muthola’ah.
2. Hasil belajar, yakni penguasaan santriwati dalam menjawab
persoalan-persoalan terkait dengan maudlu’ yang disampaikan
melalui strategi Tamtsiliyah.

B. Setting / Subyek Penelitian Tindakan Kelas


1. Setting / Lokasi PTK.
Penelitian bersifat praktis berdasarkan permasalahan riil dalam
pembelajaran Muthola’ah di kelas IA Pesantren Putri al-Mawaddah
Coper Jetis Ponorogo Tahun Ajaran 2015-2016.
2. Subyek PTK.
Subyek pelaku PTK adalah mahasiswa PPLK II, sedangkan subyek
penerima PTK adalah 24 santriwati kelas IA Tahun Ajaran 2015-
2016 dengan karakteristik dan kemampuan yang berbeda atau
beragam.

C. Variabel yang Diamati


1. Pemahaman santriwati dalam pelajaran Muthola’ah.
2. Penguasaan santriwati dalam menjawab persoalan-persoalan terkait
dengan maudlu’ yang disampaikan melalui strategi Tamtsiliyah
(efektifitas akan penerapan strategi Tamtsiliyah).

13
Basuki As’adie, Cara Mudah Melaksanakan PTK dalam Kegiatan Pembelajaran
?

(Yogyakarta: Pustaka Felicha, 2010), 9.

12
D. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
1. Perencanaan
Pada tahap ini, peneliti melakukan observasi di kelas IA
Pesantren Putri al-Mawaddah Coper Jetis Ponorogo tahun ajaran
2015-2016 untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan terkait
dengan masalah pembelajaran Muthola’ah. Kemudian, menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan
strategi Tamtsiliyah serta mempersiapkan instrumen yang digunakan
untuk merekam keaktifan siswa di kelas. Misalnya, check list dan
praktek.
2. Pelaksanaan
Pada tahap ini, peneliti harus melakukan tindakan yang telah
dirumuskan pada RPP dalam situasi yang aktual, yang meliputi
kegiatan awal, kegiatan inti dan penutup.14 Proses pembelajaran
tidak boleh berbeda dengan yang telah dituliskan dalam RPP.
3. Pengamatan
Pada tahap ini, yang harus dilakukan adalah:
a. Mengamati pemahaman masing-masing santriwati terhadap
penguasaan materi Muthola’ah
b. Mengamati penguasaan santriwati dalam menjawab persoalan-
persoalan terkait dengan maudlu’ yang disampaikan melalui
strategi Tamtsiliyah.
4. Refleksi
Pada tahap ini, yang harus dilakukan adalah:
a. Mencatat hasil observasi.
b. Mengevaluasi hasil observasi.
c. Menganalisis hasil pembelajaran.
d. Mencatat kelemahan-kelemahan untuk dijadikan bahan perbaikan
pada siklus berikutnya.

14
Basuki As’adie, Desain Pembelajaran Berbasis Penelitian Tindakan Kelas
(Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2009), 123.

13
E. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Jadwal Penelitian Tindakan Kelas yang akan dilaksanakan di kelas
IA Pesantren Putri al-Mawaddah Coper Jetis Ponorogo Tahun Ajarn
2015-2016, adalah sebagai berikut:
Waktu Minggu Ke -
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5 6
1. Perencanaan
Persiapan
2. Menyusun Konsep Pelaksanaan
Menyusun Instrumen
Pelaksanaan
Melakukan tindakan siklus I
3.
Melakukan tindakan siklus II
Melakukan tindakan siklus III
Penyusunan Laporan
4. Menyusun konsep laporan
Menyempurnakan draft laporan

IX. SISTEMATIKA PEMBAHASAN


Pada pembahasan skripsi ini terbagi menjadi 4 bab. Adapun untuk
memudahkan dalam memahami skripsi ini, maka peneliti menyusun
sistematika pembahasan sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan. Bab ini berfungsi sebagai gambaran umum
untuk memberikan pola penilaian bagi keseluruhan skripsi
yang meliputi: latar belakang masalah, identifikasi dan
pembatasan masalah, rumusan masalah dan cara
pemecahaanya, tujuan, manfaat hasil penelitian tindakan kelas
dan sistematika pembahasan.
Bab II : Kajian pustaka. Berisi tentang kajian pustaka yang akan
digunakan sebagai pijakan untuk melakukan penelitian
tindakan kelas, yang meliputi: landasan teoritik, telaah hasil
pustaka terdahulu, kerangka berfikir dan pengajuan hipotesis
tindakan.

Bab III : Metode penelitian. Penyusunannya meliputi objek tindakan

14
kelas, setting penelitian dan kerakteristik subyek penelitian
tindakan kelas, variabel yang diamati, prosedur pelaksanaan
penelitian tindakan kelas serta jadwal pelaksanaan penelitian
tindakan kelas.
Bab IV : Hasil penelitian tindakan kelas. Penyusunannya meliputi:
gambaran singkat mengenai setting lokasi penelitian,
penjelasan per-siklus, proses analisis data per-siklus dan
pembahasan.
Bab V : Penutup. Bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran

X. OUTLINE DAFTAR ISI SEMENTARA


Bagian Awal
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
HALAMAN PENGESAHAN
MOTTO
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PEDOMAN TRANSLITERASI
Bagian Inti
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
E. Manfaat Hasil Penelitian Tindakan Kelas

15
F. Sistematika Pembahasan
BAB II : LANDASAN TEORI, TELAAH HASIL PENELITIAN
TERDAHULU, KERANGKA BERPIKIR DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS TINDAKAN.
A. Landasan Teori
B. Telaah Hasil Penelitian Terdahulu
C. Kerangka Berpikir
D. Pengajuan Hipotesis Tindakan
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Obyek Penelitian
B. Setting / Subyek Penelitian
C. Variabel yang Diamati
D. Prosedur Penelitian
1. Perencanaan (Planning)
2. Tindakan (Action)
3. Observasi (Observation)
4. Refleksi (Reflection)
E. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
BAB IV : HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Singkat Setting Lokasi Penelitian
B. Penjelasan Per-Siklus
C. Proses Analisis Data Per-Siklus
D. Pembahasan
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

Bagian Akhir

16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
SURAT IJIN PENELITIAN
SURAT TELAH MELAKUKAN PENELITIAN
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

XI. DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA

As’adie, Basuki. Desain Pembelajaran Berbasis Penelitian Tindakan Kelas


Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2009.

---------, Basuki. Cara Mudah Melaksanakan PTK dalam Kegiatan


Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Felicha, 2010.

Bisri, Adib dan Munawwir. Kamus Arab-Indonesia. Surabaya: Pustaka


Progressif, 1999.

Fachrudin. Teknik Pengembangan Kurikulum Pengajaran Bahasa Arab.


Yogyakarta: Global Pustaka Utama. 2006.

Hermawan, Acep. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya, 2011.

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. Strategi Pembelajaran Bahasa.


Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008.

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya, 2009.

Tim Penyusun. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka,


2005.

Zaenuddin, Radliyah dkk, Metodologi dan Strategi Alternatif Pembelajaran


Bahasa Arab. Yogyakarta: Pustaka Rihlah Group, 2005.

17

Anda mungkin juga menyukai