Anda di halaman 1dari 19

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

PENERAPAN PEMBELAJARAN PARTISIPATIF DAN

KETERAMPILAN KOOPERATIF SISWA

Disusun oleh:

KEPTIDAWARNI DALIMUNTHE, S. Ag
NIP.19770502 200710 2 008

KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA PADANGSIDIMPUAN


MTsN 2 PADANGSIDIMPUAN
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tak sedikit paradigma siswa yang menganggap bahwa bahasa Arab itu sulit
dipelajari. Sehingga mereka enggan atau merasa malas untuk mempelajarinya.
Bahkan setiap kali akan menghadapi jam pelajaran bahasa Arab, terkadang mereka
suka menghindar. Tentu permasalahan ini menjadi tanggungjawab seorang guru yang
berhadapan langsung dengan siswa ketika proses pembelajaran itu berlangsung.
Dalam hal ini seorang guru harus kreatif dalam menentukan metode maupun teknik
yang akan digunakan untuk pembelajaran, sehingga tercipta suasana belajar yang
benar-benar efektif dan efisien. Bahkan harapannya dapat mengubah paradigma siswa
sebelumnya, menjadi paradigma yang positif, artinya mereka menganggap bahwa
bahasa Arab itu mudah untuk dipelajari.
Berdasarkan data di lapangan menunjukan bahwa 60 % siswa masih belum
menguasai pembelajaran bahasa Arab. Di karenakan dalam pengajaran guru masih
menggunakan pendekatan konvensional (Pembelajaran tradisional). Pendekatan
konvensional (pembelajaran Tradisional) untuk pelajaran bahasa arab tentu tidak
relevan dan akan menimbulkan kesulitan bagi pemahaman siswa.
Untuk mengatasi kebiasaan guru mengajar dengan pendekatan konvensional
(pembelajaran tradisional) tersebut, PTK merupakan sarana termudah untuk meneliti,
menyempurnakan, meningkatkan, dan mengevaluasi pengelolaan pembelajaran.
Model pendekatan partisipatif dimaksudkan menjadikan kebiasaan guru yang
bersifat otoriter menjadi fasilitator, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih
efektif serta dapat membangkitkan minat siswa untuk belajar menemukan sendiri,

2
siswa makin aktif serta kooperatif dan bekerja sama dan mengkomunikasi hasil
belajarnya.
Dalam hal ini akan dikedepankan salah satu pendekatan pembelajaran dengan
harapan dapat mengatasi permasalahan di atas, yaitu dengan diterapkannya
pendekatan partisipatif dalam proses pembelajaran.
Penerapan pembelajaran partisipatif mensyaratkan tersedianya berbagai
metode dan teknik pembelajaran yang cocok untuk itu. Metode pembelajaran adalah
kegiatan atau cara umum penggolongan peserta didik, sedangkan teknik pembelajaran
adalah langkah atau cara khusus yang digunakan pendidik dalam masing-masing
metode pembelajaran.
Metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran partisipatif ternyata
bermacam ragam, yang dapat digolongkan ke dalam tiga kategori yaitu metode
pembelajaran perorangan (individual methods), metode pembelajaran kelompok
(group methods), dan metode pembelajaran masal atau pembangunan masyarakat
(community methods) (Verne dan Knowles, 1977:13).
Teknik-teknik pembelajaran partisipatif, berdasarkan pengelompokan metode,
beraneka ragam pula. Dalam metode pembelajaran perorangan dikenal teknik
pembelajaran yaitu tutorial, bimbingan perorangan, pembelajaran individual, magang,
sorogan. Dalam metode pembelajaran kelompok terdapat teknik diskusi, demontrasi,
simulasi, kerja kelompok, situasi hiptetis, pemecaham masalah kritis, bermain peran
dan sebagainya. Ke dalam metode pembelajaran masal atau pembangunan
masyarakat, termasuk teknik kontak social, ‘’paksaan sosial’’ (social pressure),
demontrasi proses dan/atau demontrasi hasil, aksi partisipasi.
Teknik-teknik pembelajaran dalam setiap metode itu tidak dapat dipisahkan
secara mutlak, karena suatu teknik dapat pula digunakan dalam metode yang berbeda,
seperti metode demonstrasi yang digunakan dalam metode pembelajaran kelompok
dapat digunakan pula dalam metode pembelajaran masal atau pembangunan
masyarakat atau dalam metode pembelajaran perorangan.

3
Dengan penerapan pendekatan partisifatif ini diharapkan dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa dalam bahasa Arab. Tentunya metode dan teknik pembelajaran
yang digunakan harus sesuai dengan yang dibutuhkan siswa. Agar para siswa
mendapatkan motivasi baru, aktif serta lebih kreatif lagi dalam melakukan proses
pembelajaran, khususnya dalam mata pelajaran bahasa Arab.

B. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini yang menjadi masalah utama adalah: Kesulitan siswa
kelas VIII MTsN 2 Padangsidimpuan dalam meningkatkan prestasi bahasa Arab.

Masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:”


1. Apakwah penerapan partisipatif dapat meningkatkan prestasi belajar bahasa
Arab siswa kelas VIII MTsN 2 Padangsidimpuan”?
2. Bagaimanakah aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan Pendekatan
Partisipatif?
3. Sejauh manakah keterampilan kooperatif siswa dapat dimunculkan dalam
pembelajaran Bahasa Arab dengan menggunakan penerapan Partisipatif?

C. Pemecahan Masalah
Untuk memecahkan masalah yang akan digunakan dalam PTK ini adalah
penerapan pendekatan partisipatif. Dengan pendekatan ini diharapkan dapat
meningkatkan prestasi belajar bahasa Arab siswa kelas VIII MTsN 2
Padangsidimpuan.

D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis Tindakan dalam PTK ini adalah Hasil belajar bahasa arab akan
meningkat dengan menggunakan penerapan pembelajaran Partisipatif dan

4
Keterampilan kooperatif siswa akan muncul lebih banyak melalui pembelajaran
partisipatif.

E. Tujuan Penelitian
Pendekatan partisipatif ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar
bahasa Arab siswa kelas VIII MTsN 2 Padangsidimpuan.

F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi pengelolaan pembelajaran,
khususnya bagi guru yang mengajar bahasa arab, yaitu sebagai berikut:

1. Memiliki gambaran tentang pembelajaran bahasa Arab yang efektif


2. Dapat mengidentifikasikan permasalahan yang timbul di kelas, sekaligus
mencari solusi pemecahannya.
3. Dipergunakan untuk menyusun program peningkatan efektivitas
pembelajarn bahasa arab pada tahap berikutnya.

5
BAB II
KAJIAN TEORITIS

A. Pengertian Pendekatan Partisipatif


Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang
kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis
pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada
siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi
atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching and Learning) merupakan
model pembelajaran dengan melibatkan peserta didik secara aktif dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Dengan meminjam pemikiran Knowles,
(E.Mulyasa,2003) menyebutkan indikator pembelajaran partsipatif, yaitu : (1) adanya
keterlibatan emosional dan mental peserta didik; (2) adanya kesediaan peserta didik
untuk memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan; (3) dalam kegiatan belajar
terdapat hal yang menguntungkan peserta didik.
Dalam pembelajaran partisipatif terdapat tiga pihak sebagai pemegang peran
seperti diungkapkan oleh Prof. H.D. Sudjana S., S.Pd., M. Ed., Ph.D. yakni pendidik,
peserta didik, dan kurikulum yang menjadi kepedulian keduanya, yaitu kepedulian
pendidik dan peserta didik (siswa, warga belajar, peserta latihan). Pendidik dengan
penamaan lain baginya seperti pamong belajar, pembimbing, dan pelatih atau
widyaiswara, adalah sebagai pemegang utama dalam stiap strategi kegiatan
pembelajaran.
Strategi kegiatan pembelajaran dapat ditinjau berdasarkan pengertian secara
sempit dan pengertian secara luas. Secara sempit, strategi pembelajaran dapat

6
diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Sedangkan secara luas, strategi pembelajaran dapat diberi arti sebagai penetapan
semua aspek yang berkaitan dengan pencapaian tujuan pembelajaran, termasuk di
dalamnya adalah perencanaan, pelaksanaan dan penilaian proses, hasil dan pengaruh
kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan kegiatan yang ditimbulkannya, strategi pembelajaran dapat dibagi
menjadi dua bagian yaitu strategi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan
strategi pembelajaran yang berpusat pada pendidik.
Strategi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik adalah kegiatan
pembelajaran yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik
untuk terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran. Strategi
ini menekankan bahwa peserta didik adalah pemegang peran dalam proses
keseluruhan kegiatan pembelajaran, sedangkan pendidik berfungsi untuk
memfasilitasi peserta didik dalam melakukan kegiatan pembelajaran.

B. Prosedur Pembelajaran Partisipatif


Pengembangan pembelajaran partisipatif dilakukan dengan prosedur berikut:
 Menciptakan suasana yang mendorong peserta didik siap belajar.
 Membantu peserta didik menyusun kelompok, agar siap belajar dan
membelajarkan
 Membantu peserta didik untuk mendiagnosis dan menemukan
kebutuhan belajarnya.
 Membantu peserta didik menyusun tujuan belajar.
 Membantu peserta didik merancang pola-pola pengalaman belajar.
 Membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar.
 Membantu peserta didik melakukan evaluasi diri terhadap proses dan
hasil belajar.

7
C. Prestasi Belajar
Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994 : 787) adalah
penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,
lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai angka yang diberikan guru. Prestasi
belajar siswa ini merupakan implementasi hasil belajar siswa sebagai hasil proses
pembelajaran yang diterimanya. Anonim (2003 : 29) mengatakan bahwa hasil belajar
dalan tinjauan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) adalah pernyataan unjuk kerja
yang diharapkan dikuasai siswa setelah mengalami pembelajaran dalam kompetensi
tertentu.
Prestasi belajar adalah suatu kemampuan aktual yang dapat diukur secara
langsung dengan tes. Prestasi belajar adalah prestasi yang diperoleh disekolah dan di
luar sekolah. Prestasi belajar di sekolah adalah hasil yang diperoleh anak-anak berupa
nilai mata pelajaran: (Sunartana, 1997:55). Menurut Bloom (1971:7) Prestasi belajar
merupakan hasil perubahan tingkah laku yang meliputi tiga ranah yaitu: kognetif,
afektif, dan psikomotor. Gambaran prestasi belajar siswa dapat dinyatakan dengan
angka dari 0 sampai dengan 10 (Arikunto, 1998:62). Disamping itu prestasi belajar
dapat dioperasikan dalam bentuk indikator- indikator berupa nilai raport, angka
kelulusan dan predikat keberhasilan (Saifudin Azwar, 1996:44).
Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
adalah : kemampuan aktual yang dapat diukur setelah mengalami proses belajar
praktek tentang pengetahuan dan ketrampilan tertentu, nilai-nilai yang dicapai oleh
siswa sebagai hasil dari proses belajar di sekolah. Hasil yang diperoleh siswa dalam
satu mata pelajaran dinyatakan dalam bentuk nilai yang disebut dengan prestasi
belajar.

D. Urgensi pembelajaran Bahasa Arab


Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik
ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai

8
dengan apa yang diharapkan. Pembelajaran hendaknya memperhatikan kondisi
individu anak karena merekalah yang akan belajar. Anak didik merupakan individu
yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama
dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan
perbedaan-perbedaan individual anak tersebut, sehingga pembelajaran benar-benar
dapat merobah kondisi anak dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham
menjadi paham serta dari yang berperilaku kurang baik menjadi baik.
Pembelajaran asal kata dari belajar yang berimbuhan pe-an. Belajar sebagai
suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya, (M. Sobry Sutikno: 2004)
Sedangkan pengertian pembelajaran itu sendiri adalah segala upaya yang
dilakukan oleh guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa. Dilihat dari pengertian
pembelajaran itu sendiri, terdapat suatu proses memilih, menetapkan dan
mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan.
Pembelajaran bahasa arab sendiri ialah segala upaya yang dilakukan oleh guru
agar terjadi proses belajar pada diri siswa dalam mata pelajaran bahasa aran itu
sendiri. Pembelajaran bahasa arab lebih menekankan pada cara-cara untuk mencapai
tujuan dan berkaitan dengan bagaimana cara mengorganisasikan materi pelajaran
bahasa arab, menyampaikan materi pelajaran, dan mengelolala pembelajaran bahasa
arab.
Bahasa Arab merupakan salah satu mata pelajaran di MTsN 2
Padangsidimpuan yang terdiri dari 4 bidang keterampilan yaitu meliputi keterampilan
berbicara (maharotul kalam), keterampilan menyimak (maharotul istima’),
keterampilan membaca (maharotul qiroah), dan keterampilan menulis (maharotul
kitabah).
Adapun metode pembelajaran bahasa Arab dapat digolongkan menjadi dua
macam, yaitu: metode tradisional/klasikal dan metode modern. Metode pengajaran

9
bahasa Arab tradisional adalah metod bahasa Arab yang terfokus pada “bahasa
sebagai budaya ilmu” sehingga belajar bahasa Arab berarti belajar secara mendalam
tentang seluk-beluk ilmu bahasa Arab, baik aspek gramatika/sintaksis (Qowaid
nahwu), morfem/morfologi (Qowaid as-sharf) ataupun sastra (adab).
Sedangkan metode Modern ialah metode yang berorientasi pada tujuan bahasa
sebagai alat. Artinya, bahasa Arab dipandang sebagai alat komunikasi dalam
kehidupan modern, sehingga inti belajar bahasa Arab adalah kemampuan untuk
menggunakan bahasa tersebut secara aktif dan mampu memahami ucapan/ungkapan
dalam bahasa Arab.
Menurut Dr. Muhammad Ali Al-Khuli, ada empat metode yang terkenal yaitu :
Metode Tata Bahasa dan Tarjamah (Qawa’id wa Tarjamah), metode langsung
(Tariqoh Mubasyiroh), Metode Audiolingual (Syam’iyyah Syafawiyah), dan Metode
elektik (tariqah Intiqq’iyyah).
Bahasa Arab memiliki kedudukan yang khas diantara bahasa-bahasa lain di
dunia. Kebutuhan terhadap bahasa Arab selalu bertambah hari demi hari, lebih-lebih
di jaman modern ini. Urgensi dan kebutuhan terhadap bahasa arab disebabkan oleh
beberapa faktor berikut:
Pertama, bahasa Arab merupakan bahsa al-Quran. Dengan demikian, bahasa
Arab sangat dibutuhkan oleh semua umat Islam untuk membaca dan memahami al-
Quran serta mengetahui berbagai perintah dan larangan Allah, serta hukum-hukum
syari’ah lainnya.
Kedua, bahasa Arab merupakan bahasa shalat. Seorang muslim yang
menunaikan shalat, pasti melakukan dengan bahasa Arab. Dengan demikian, bahasa
Arab berkaitan erat dengan rukun Islam yang pokok. Oleh karena itu, mempelajari
bahsa Arab bagi setiap muslim hukumnya wajib.
Ketiga, bahsa Arab merupakan bahasa hadits. Jika seorang muslim ingin
membaca dan memahami hadits-hadits nabi saw, ia harus memahami bahasa Arab.

10
Keempat, banyaknya pengguna bahasa Arab. Bahasa Arab digunakan sebagai
bahasa pertama oleh lebih dari dua puluh dua negara Arab dan sebagai bahasa ke-dua
di berbagai belahan negara Islam. Artinya, sekitar sepertujuh negara-negara di dunia
menggunaka bahasa Arab sebagai bahasa pertama. Selain itu, di negara-negara Islam
banyak diselenggarakan pembelajaran bahaa Arab karena bahasa ini berkaitan erat
dengan agamanya.

11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Seting dan Subjek Penelitian


Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MTsN 2 Padangsidimpuan.
Sedangkan subjek yang menjadi sasaran dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah
siswa kelas VII yang berjumlah 27 siswa
.

B. Metode Pengumpulan Data


Data yang dikumpulkan melalui catatan observasi dan hasil evaluasi berupa
angket yang dilakukan sampai siklus II bersama mitra kolaborasi. Catatan observasi
dipergunakan untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa dan pemunculan
kooperatif siswa, sedangkan angket dilakukan untuk mengukur minat dan motivasi
siswa dalam pembelajaran bahasa arab.

C. Prosedur Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas yang mengambil setting di MTsN 2
Padangsidimpuan yang subjek penelitiannya adalah kelas VII ini, pelaksanaannya
mengikuti alur sebagai berikut :
1. Perencanaan, meliputi penetapan materi pembelajaran Bahasa Arab dan
penetapan alokasi waktu pelaksanaan Juli-Agustus 2018.
a. Membuat rencana pembelajaran kooperatif
b. Membuat kerja siswa.
c. Membuat instrument yang digunakan dalam siklus PTK.

12
d. Menyusun ala angket.
2. Tindakan (acting),meliputi seluruh proses kegiatan belajar mengajar
melalui model pembelajaran Partisipatif.
3. Pengamatan (Observasi), dilaksanakan bersamaan dengan proses
pembelajaran, meliputi kegiatan belajar siswa, keaktifan siswa di kelas,
pengembangan materi, dan kemampuan dan hasil belajar siswa.
4. Refleksi, meliputi kegiatan analisis hasil belajar dan sekaligus menyusun
rencana perbaikan pada siklus berikutnya.

D. Teknik Pengumpulan Data


Data penelitian dikumpulkan dan disusun melalui teknik pengumpulan data
meliputi: sumber data, jenis data, teknik pengumpulan data, dan instrumen yang
digunakan. Teknik pengumpulan data penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 berikut
ini:
Teknik
No Sumber Data Jenis Data Instrumen
Pengumpulan
1 Siswa Siswa Yang dapat Melaksanakan tes Soal Test
menjawab soal pre test tertulis
dan post test
2 Guru Langkah-langkah Observasi dan Pedoman
Pembelajaran Dokumentasi Observasi
3 Guru dan Siswa Aktivitas Guru dan Observasi dan Pedoman
siswa selama dokumentasi Observasi
pembelajaran
berlangsung
4 Siswa Respon siswa terhadap Penyebaran Angket
metode pembelajaran angket tanggapan
yang digunakan siswa

13
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Paparan Siklus 1
Materi pembelajaran bahasa arab dikelas VIII MTsN 2 Padangsidimpuan
dengan menggunakan pendekatan partisipatif yang berhubungan dengan materi
pembelajaran yang sesuai dengan metode.
Kegiatan siklus 1 dilaksanakan pada hari rabu 25 Juli 2018 pukul 12.30-14.00 WIB.
Asep Mauludin sebagai pengajar, Komarudin, Ahmad Rizal selaku dokumentator,
Indriyani, Dea Meilinda, agus Somantri sebagai observer kegiatan guru dan kegiatan
siswa.

a. Deskripsi
Pada awal pembelajaran siswa berdo’a, kemudian mengabsen siswa dan guru
mengadakan apersepsi dengan mengutarakan pertanyaan” apakah bahasa arab itu
mudah ?”hampir 90% siswa menjawab “tidak mudah” lalu guru bertanya lagi di sini
siapa yang suka bahasa arab ? semua siswa mengacungkan tangan dengan berteriak
“saya pak”. Disini bapak ingin menunjuk salah satu dari kalian untuk berbicara
bahasa arab. Setelah itu guru mengajarkan materi pembelajaran bahasa arab tentang
tarkib.

b. Analisis
Berdasarkan pengamatan peneliti yang terdapat dalam catatan lembar observasi
mulai pross awal sampai akhir, terdapat beberapa temuan. Temuan pertama, setelah
siswa materi dengan penggunaan metode partisipatif siswa lebih semangat belajar
bahasa arab, namun masih agak latah dalam pengucapan, ke dua, siswa merasa
bingung ketika di Tanya oleh guru tentang susunan kalimat tersebut, ke tiga,

14
disimpulkan bahwa suasana kelas kurang kondusif, penggunaan metode partisipatif
dalam pembelajaran bahasa arab lumayan baik, respon siswa terhadap penggunaan
metode tersebut sangat baik.

c. Refleksi
Berdasarkan analisis diatas, penulis mendapatkan gambaran bahwa pembelajaran
dengan menggunakan metode partisipatif sedikitnya ada peningkatan yang semangat
dalam diri siswa untuk pembelajarn bahasa arab, dengan proses yang mudah dan
menyenangkan.

2. Paparan Siklus II
Kegiatan siklus II dilaksanakan pada hari rabu tanggal 8 Agustus 2018 pukul
12.30-14.00 WIB. Agus, Imran Mauludin sebagai pengajar, Komarudin, Ahmad
Rizal selaku dokumentator, Indriyani, Dea Meilinda, sebagai observer kegiatan guru
dan kegiatan siswa.
Kegiatan tindakan pada siklus II diarahkan pada : (I) pengulangan dan pemantapan
at-tarokib (II) pengembangan pembelajaran mengenai tarokib dengan metode yang
lebih bervariatif dan menyenangkan (III) pemberian angket terhadap siswa yang
berkaitan dengan materi yang disampaikan.

a. Deskripsi
Seperti biasa siswa berdo’a terlebih dahulu sebelum memulai pengajaran,
kemudian guru mengabsen siswa dan mengadakan apersepsi dengan mengulas dan
mengevaluasi hasil belajar yang telah diajarkan minggu lalu.
Kemudian guru mengembangkan pembelajran yang akan di pelajari tentang tarokib
sesuai dengan musyawarah dan para peneliti yang lainnya, sehingga siswa bener-
bener mengerti dan paham apa yang diajarkan oleh guru tentang at-tarokib.

15
Setelah selesai mengajar perkembangan tentang at-tarokib, guru memberikan angket
kepada siswa agar mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam pembelajaran
bahasa arab.

b. Analisis
Berdasarkan pengamatan peneliti yang terdapat dalam catatan lembar observasi
mulai proses awal sampai akhir, tidak terlalau banyak ditemukan kejanggalan. Akan
tetapi pada siklus ke II ini seorang guru langsung memberikan angket.

c. Refleksi
Pada analisis ini dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan siswa telah
memahami tentang tatacara membuat tarokib fiil mudore dengan metode partisifatip
yang menyenangkan. Pada akhir pembelajaran siswa dituntut untuk mengisi angket
dan diketahhuilah dari hasil angket tersebut 70% siswa menyukai pembelajran bahasa
arab .

B. PEMBAHASAN
Dari pembahasan penelitian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
pembelajaran bahasa arab tentang susunan kalimat fi’il mudore dengan menggunakan
metode partisifatip dapat meningkatkan motivasi siswa dan ini terlihat dari respon
siswa dan lembar angket.

16
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang penggunaan metode partisifatip maka dapat
di ambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pembelajaran bahasa arab dengan menggunakan metode partisifatip dapat
membantu siswa lebih cepat dalam membuat susunan kalimat bahasa arab
khususnya dalam susunan kalimat fi;il mudore, dan guru semakin mampu
menjalankan fungsinya sebagai motivator, fsilitator, dan pembimbing siswa
sementara aktifitas siswa yang konsentrasi terhadap pembelajarn juga
mengalami peningkatan walaupun tidak terlalu signifikan.
2. Pembelajaran bahasa arab dengan menggunakan metode partisifatip dapat
meningkatkan hasil belajar, kualitas siswa dalam belajar walaupun
peningkatan tersebut tidak terlalu signifikan, yaitu dari siklus I dan II
meningkat 70%.

B. SARAN
Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dalam penelitian ini dapat di ajukan
beberapa saran :
1. Dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran, guru hendaknya
menerapkan proses pembelajaran yang berdasarkan pada pemilihan media
atau metode yang sesuai dengan tujuan kurikulum dan kompetensi siwa, serta
penyediaan sumber pembelajaran yang variatif, sehingga berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa. Kualitas pembelajaran yang dilakukan salah
satunya dengan menerapkan metode partisifatip untuk pembelajaran susunan
kalimat atau keterampilan bahasa.

17
2. Implementasi pembelajaran sususnan kalimat hendaklah dapat
disosialisasikan lebih lanjut pada setiap mata pelajaran, karena penggunaan
media atau metode bisa disesuaikan dengan tingkat pemahaman
intelektualnya sehingga menunjukan efektifitas bagi perolehan hasil belajar
siswa. Hal ini akan memeberikan motivasi untuk belajar lebih lanjut, sebab
hasil belajar banyak dipengaruhi oleh pengalaman belajar sebelumnya, serta
sikap dan rasa kepedulian terhadap lingkungan sekitar yang berkembang
secara optimal.

18
DAFTAR PUSTAKA

Sutikno, M. Sobry. 2008, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Prospect.


Aqib, Z. (2007). Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: Yrama Widya.

Aqib, Z. (2006). Karya Tulis Ilmiah bagi Pengembangan Profesi Guru. Bandung:
Yrama Widya.

Sujana, N. dan Arifin, D. (1988). Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar
Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Nurgana, E. (1985). Statistik untuk Penelitian. Bandung: CV Permadi.

Depdiknas.2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Mulyasa, M. 2010, Praktek Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: PT REMAJA


Rosda Karya.

19

Anda mungkin juga menyukai