Anda di halaman 1dari 26

Keterampilan Dasar Membelajarkan

KETERAMPILAN DASAR MEMBELAJARKAN


Oleh : Prof. Dr. Suwarna, M.Pd.

1
Prof. Dr. Suwarna, M.Pd.
„Belajar yang terbaik adalah melakukan,

mengajar terburuk adalah terlalu banyak bicara”

Pengantar
Pembelajaran harus menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
Sekarang dunia era industri 4.0 dan kearifan baru 5.0. Era ini ditandai
oleh perkembangan teknologi informasi yang masif dengan koneksitas
tinggi dan teknologi cerdas. Maka pembelajaran pun harus
memberdayakan teknologi tersebut. Ada empat kompetensi yang harus
dikuasai oleh pengajar (dosen), yakni kompeteni pedagogis, profesional,
kepribadian, dan sosial.
Keterampilan dasar membelajarakan (KDM) ini merupakan ajang untuk
mempraktikkan empat kompetensi tersebut. Keterampilan dasar
mengajar berikut diupayakan memberdayakan konesitas teknologi
informasi sehingga memfasilitasi pembelajar untuk bekembang mandiri.
Ada 12 KDM, yakni keterampilan (1) menyusun skenario, (2) mengelola
kelas, (3) membuka pembelajaran, (4) menjelaskan, (5) memberikan
penguatan, (6) menggunakan media dan alat pembelajaran, (7)
pembelajaran daring, (8) mengadakan variasi, (9) membimbing diskusi
atau aktivitas pembelajaran lainnya, (10) bertanya-jawab, (11)
mengevaluasi dan merefleksi, dan (12) menutup pembelajaran.

2
Keterampilan Dasar Membelajarkan

KDM 1 : Keterampilan Menyusun Skenario Pembelajaran

Pengertian
Keterampilan menyusun skenario pembelajaran
tercermin dalam pengembangan perangkat
pembelajaran, khsusunya pada pemilihan
model dan metode pembelajaran (Dell’Olio &
Donk, 2007, Rusman, 2010, Borich, 2007,
Joyce, Well, & Calhoun, 2004). Sekenario
pembekajaran merupakan upaya membelajarkan sikap, pengetahuan,
dan keterampilan (heart, head, hand, cipta, rasa, karsa).

Tujuan
1) Memberikan pedoman urutan kegiatan pembelajaran;
2) Memberikan pedoman tentang strategi, teknik, metode, dan media
pembelajaran yang akan digunakan (Moore, 2012, Borich, 2007,
Joyce, Well, & Calhoun, 2004, Joyce, Well, & Calhoun, 2004).

Komponen
1) Memilih model dan metode pembelajaran yang tepat (Rusman,
2010, Borich, 2007, Joyce, Well, & Calhoun, 2004);
2) Membuat rencana proses pembelajaran;
3) Mengelola kelas agar kelas dinamis, aktif interaktif, dan partisipatif;
4) Mengorganisasi kelas secara klasikal, individu, maupun kelompok;
5) Memberi konsultasi pembelajar (pengajar sebagai fasilitator).

Prinsip penggunaan

3
Prof. Dr. Suwarna, M.Pd.
1) Sesuai dengan karakter materi pembelajaran;
2) Sesuai dengan perkembangan ipteks (ilmu pengetahuan teknologi
dan seni);
3) Sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar atau
capaian pembelajaran.

KDM 2 : Keterampilan Mengelola Kelas

Pengertian
Mengelola kelas adalah menciptakan
dan memelihara kondisi belajar yang
optimal bagi pembelajar dan
mengembalikan ke kondisi belajar
yang optimal apabila terdapat gangguan
dalam proses pembelajaran (kondusivitas kelas).

Tujuan
1) Mendorong pembelajar mengembangkan tanggung jawab
individual terhadap tingkah lakunya;
2) Membantu pembelajar mengerti arah pembelajaran yang sesuai;
3) Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri (berpartisipasi
aktif) dalam pembelajaran, tugas, dan bertingkah laku yang
wajar dan sesuai.

4
Keterampilan Dasar Membelajarkan

Komponen
1) Keterampilan untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar
yang optimal. Keterampilan ini terkait dengan kemampuan
pengajar untuk berinisiatif dan mengendalikan kegiatan
pembelajaran sedemikian sehingga berjalan secara optimal,
efisien, dan efektif. Keterampilan yang perlu dikuasai pengajar
sebagai beriku.
a) menunjukkan sikap tanggap;
b) membagi perhatian;
c) memusatkan perhatian kelompok ;
d) menuntut tanggung jawab pembelajar;
e) memberikan petunjuk yang jelas;
f) menegur pembelajar;
g) sebagai fasilitator
h) dan memberikan penguatan.

2) Keterampilan untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.


Keterampilan ini terkait dengan tanggapan pengajar terhadap
gangguan pembelajar yang berkelanjutan dengan tujuan untuk
mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Keterampilan yang
perlu dikuasai pembelajar sebagai berikut.
a) memodifikasi tingkah laku;
b) pengelolaan kelas;
c) menemukan dan memecahkan tingkah laku yang
menimbulkan masalah.

5
Prof. Dr. Suwarna, M.Pd.
Prinsip penggunaan
1) Kehangatan, antusias, bervariasi, keluwesan, menekankan pada
hal-hal positif, penanaman disiplin, dan motivasi;
2) Perlu dihindari: campur tangan yang berlebihan, ketidaktepatan
memulai dan mengakhiri kegiatan, berkepanjangan (bertele-tele),
dan pengulangan penjelasan yang tidak perlu, dosen terlalu
banyak bicara.

KDM 3 : Keterampilan Membuka Pembelajaran

Pengertian
Kegiatan membuka pembelajaran adalah kegiatan
yang dilakukan pengajar untuk menciptakan suasana
pembelajaran yang memungkinkan pembelajar siap
secara mental untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran. Pada kegiatan ini pengajar harus
memperhatikan dan memenuhi kebutuhan pembelajar (need
assesment), serta menunjukkan kepedulian besar terhadap
keberadaan pembelajar. Dosen juga menunjukkan kesiapan
membelajarkan, yakni kesiapan perangkat pembelajaran dan
kompetensi.

Tujuan Membuka Pembelajaran


1) Menyiapkan kesiapan pembelajar;
2) Menimbulkan perhatian dan memotivasi pembelajar;
3) Menginformasikan cakupan materi yang akan dipelajari dan batas-
batas tugas yang akan dikerjakan pembelajar;

6
Keterampilan Dasar Membelajarkan
4) Memberikan gambaran mengenai model dan metode yang akan
digunakan maupun kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
pembelajar (Dell’Olio & Donk, 2007, Rusman, 2010, Borich, 2007).

Komponen Membuka pembelajaran


1) Menarik perhatian pembelajar;
2) Memotivasi pembelajar;
3) Memberi acuan;
4) Memberi kaitan (apersepsi);
5) Memberi pretes.

Prinsip penggunaan
1) Bermakna atau fungsional;
2) Berurutan
3) Berkesinambungan.

KDM 4 : Keterampilan Menjelaskan

Pengertian
Menjelaskan adalah memberikan informasi
yang diorganisasi secara sistematis kepada
pembelajar sehingga pembelajar dapat memahami
materi yang dijelaskan oleh dosen. Dalam hal
demikian kolaborasiantara dosen dan pembelajar
sangat penting (Suwarna dan Paidi, 2013).
Kolaborasi antardosen (yunior) dan atau dosen senior juga
sangat berkontribusi dalam pengembangan kompetensi

7
Prof. Dr. Suwarna, M.Pd.
akademik (Tai dkk, 2019). Kemampuan menjelaskan sangat terkait
dengan keterampilan berkomunikasi. Penelitian Al-Alawneh dan
Hawamleh (2019) menunjukkan bahwa keterampilan menjelaskan
(berkomunikasi) secara signifikan dipengaruhi oleh karakter seseorang,
keterampilan bersosialisai, dan presentasi.

Tujuan
1) Membantu pembelajar memahami dengan jelas semua materi dan
atau permasalahan dalam kegiatan pembelajaran;
2) Membantu pembelajar untuk memahami suatu konsep atau dalil;
3) Melibatkan pembelajar untuk berpikir;
4) Mendapatkan balikan dari pembelajar tentang tingkat
pemahamannya.

Komponen
1) Menguasai materi;
2) Menerangkan materi dengan jelas (bahasa mudah dipahami dan
tidak berbelit-belit);
3) Mendemonstrasikan;
4) Berkomunikasi dengan isyarat, baik verbal maupun non-verbal.
Vokal atau suara jelas dan memadai;
5) Menggunakan bahasa yang baik dan benar;
6) Menganalisis dan merencanakan proses komunikasi yang
berhubungan dengan isi pesan (materi) dan yang berhubungan
dengan penerima pesan (pembelajar);
7) Menyajikan suatu penjelasan;
8) Kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan,
dan balikan.

8
Keterampilan Dasar Membelajarkan

9) Memanfaatkan media dan atau teknologi informasi untuk


menghidari verbalisme dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pembelajaran (Haryanto, 2015). Teknologi informasi (Information
and communication technologies (ICT) memberikan makna penuh
(sangat fungsional) dalam pembelajaran (Martinez, 2019).

Prinsip penggunaan
1) Penjelasan dapat diberikan pada awal, tengah, atau akhir kegiatan
pembelajaran.
2) Penjelasan harus relevan dengan tujuan pembelajaran.
3) Penjelasan dapat diberikan karena adanya pertanyaan dari
pembelajar atau telah direncanakan pengajar.
4) Materi yang dijelaskan harus bermakna bagi pembelajar.
5) Penjelasan harus sesuai dengan kemampuan pembelajar.
6) Dosen yang baik tidak terlalu banyak bicara. Penjelasan dapat
memberdayakan atau berkolaboarsi dengan kelas atau
pembelajaran. Dosen dapat menambahkan dan menguranginya
(Suwarna dan Paidi, 2013).

KDM 5 : Keterampilan Memberikan Penguatan

Pengertian
Penguatan adalah tindakan atau
tanggapan pengajar terhadap perilaku
pembelajar sehingga retensi
pengetahuan mencapai tingkat
maksimal dan pembelajar merasa
termotivasi untuk maju. Untuk

9
Prof. Dr. Suwarna, M.Pd.
meningkatkan retensi, dosen perlu melibatkan pembelajar melakukan
hal-hal yang dipelajari. Pelibatan bersama dalam pembelajaran dengan
startegi melakukan dan atau melibatkan (Rytivaara, Pulkkinen, dan
Bruin, 2019) dapat meningkatkan kualitas dalam pembelajaran.

Tujuan
1) Menumbuhkan perhatian pembelajar;
2) Memelihara motivasi pembelajar;
3) Memudahkan pembelajar belajar;
4) Meminimalkan perilaku negatif dan mendorong tumbuhnya perilaku
positif;
5) Meningkatkan daya retensi pengetahuan dalam pikir pembelajar.

Komponen
1) Penguatan secara verbal (vokal, tulisan, kekuatan
suara/penekanan);
2) Penguatan dengan menggunakan mimik dan gerak badan
(informasi nonverbal);
3) Penguatan dengan cara mendekati;
4) Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan;
5) Penguatan berupa simbol dan benda;
6) Memadukan informasi verbal dan nonverbal.

Prinsip penggunaan
1) Kehangatan dan antusias;
2) Kebermaknaan;
3) Kemantapan dan keyakinan;
4) Penguatan dapat ditujukan kepada pembelajar tertentu;
10
Keterampilan Dasar Membelajarkan

5) Penguatan dapat ditujukan kepada kelompok pembelajar tertentu;


6) Penguatan dilakukan dengan segera;
7) Penguatan dilakukan secara variatif.

KDM 6: Keterampilan Menggunakan Media dan Alat Pembelajaran

Pengertian
Apa yang
dimaksud Media dan alat pembelajaran yang
dengan media diperlukan dalam proses
dan alat
pembelajaa? pembelajaran agar pembelajar
pembelajaran cepat dan mudah menangkap
?
materi pembelajaran. Media
pembelajaran memuat pesan, sedangkan alat pembelajaran
menghantar pesan.

Tujuan
1) Mempermudah pembelajar memahami materi;
2) Memperlancar jalannya proses pembelajaran;
3) Mengkonkritkan materi pembelajaran;
4) Materi tersimpan lama dalam ingatan.

Komponen
1) Memberdayakan media dan alat pembelajaran yang ada;
2) Memproduksi atau membuat media dan alat pembelajaran sendiri;
3) Media berupa benda atau manusia (teman dapat dijadikan media);

11
Prof. Dr. Suwarna, M.Pd.
Prinsip penggunaan
1) Tepat guna: media dan alat pembelajaran yang digunakan sesuai
dengan karakter materi pembelajaran dan kepribadian pembelajar;
2) Media dan alat pembelejaran tidak membahayakan;
3) Berdaya guna: media dan alat pembelajaran yang digunakan
mampu memotivasi pembelajar belajar lebih keras lagi;
4) Praktis.

KDM 7: Keterampilan Pembelajaran Daring

Pengertian
Pembelajaran daring (dalam
Apa yang
dimaksud jejaring) adalah proses
dengan media
membelajarkan peserta didik
daring?
pembelajaran dengan menggunakan media
?
jejaring. Contoh pemberlajaran
daring seperti e-learning, blanded learning/hybrid learning. E-learning
adalah pembelajaran yang dimediasi oleh internet (menggunakan
komputer atau gawai lainnya) (Roblyer & Doering, 2010). E-learning
meminimalisasi tatap muka. Bahkan the International Society for
Technology in Education (ISTE) mengajukan pendidikan digital menjadi
salah satu keterampulan pada abad ke-21 (Martinez, 2019)/Gambar 1.
Salah satu pendidikan digial adalah blanded learning. Blanded
learning/hybrid learning adalah pembelajaran yang memadukan antara
tatap muka dan mediasi internet, misalnya 50% tatap muka dan 50%
internet. Ketentuan ini tergantung kebijakan kelembagaan atau
kesepatakan dosen dan mahasiswa.

12
Keterampilan Dasar Membelajarkan

Gambar 1. Standar pembelajar ISTE (Martinez, 2019)

Tujuan
1) Memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran;
2) Memperlancar pembelajaran;
3) Mempermudah pembelajaran (di mana saja dan kapan saja);
4) Meningkatkan efeketivitas dan efisiensi pembelajaran (Haryanto,
2015);

Komponen
1) Perangkat pembelajaran yang diunggah dalam internet;
2) Media komputer atau gawai lainnya;
3) Diperlukan akses internet atau wifi.

13
Prof. Dr. Suwarna, M.Pd.

Gambar 2. Blander learning (be-smart uny)

Prinsip penggunaan
1) Tepat guna: media internet digunakan sesuai dengan tujuan
pembelajaran seperti dalam standar kompetensi dan kompetensi
dasar;
2) Berdaya guna: internet yang digunakan mampu memotivasi
pembelajar belajar lebih keras lagi di mana saja dan kapan saja
atau belajar mandiri sehingga pembelajar lebih sukses.

14
Keterampilan Dasar Membelajarkan

KDM 8 : Keterampilan Mengadakan Variasi

Pengertian
Variasi dalam kegiatan pembelajaran adalah perubahan yang dilakukan
pengajar dan pembelajar dalam kegiatan
pembelajaran yang meliputi gaya mengajar,
penggunaan media pembelajaran, pola
interaksi dengan pembelajar, dan stimulasi.
Perubahan variasi ini sangat dipengaruhi oleh
kompetensi pengajar untuk menstimulasi
perubahan (variasi kelas). Perubahan variasi
didorong oleh faktor-faktor yang terjadi dalam kelas, misalnya
kelas pasif, akses internet mati, upaya meningkatkan aktivasi kelas.

Tujuan
1) Menjadikan proses pembelajaran lebih hidup;
2) Menjadikan proses pembelajaran lebih menarik;
3) Memotivasi pembelajar aktif dalam proses pembelajaran.

Komponen
1) Variasi dalam gaya mengajar
a) Variasi suara
b) Pemusatan perhatian
c) Kesenyapan
d) Kontak pandang
e) Gerakan badan dan mimik
f) Pergantian posisi pengajar dalam mimik

15
Prof. Dr. Suwarna, M.Pd.
2) Variasi dalam pemanfaatan media pembelajaran
Penggunaan variasi alat peraga yang dapat dilihat, didengar, dan
alat peraga yang dapat dimanipulasi

3) Variasi pola interaksi


Meningkatkan interaksi pengajar-pembelajar maupun pembelajar-
pembelajar
4) Variasi stimulasi
a) Menerima dan menyokong partisipasi pembelajar dalam
kegiatan pembelajaran
b) Memberi kesempatan pembelajar untuk berpartisipasi
c) Mendorong interaksi kelas
d) Mengenal perilaku pembelajar sehingga dapat memberikan
stimulasi secara tepat

Prinsip Penggunaan
1) Tepat guna: sesuai dengan tuntutan konteks;
2) Berdaya guna: dapat memberikan pengaruh perubahan situasi
akibat stimulasi variasi.
3) Tidak berlebihan

16
Keterampilan Dasar Membelajarkan

KDM 9 : Keterampilan Membimbing Diskusi Atau Aktivitas


Pembelajaran lainnya

Pengertian
Diskusi adalah suatu proses interaksi verbal secara
teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam
interaksi tatap muka yang informal dengan
tujuan berbagi pengalaman atau informasi,
mengkonstruksi konsep, mengambil suatu
keputusan, atau memecahkan masalah. Keaktifan
pembelajar juga dapat dibangkitkan dengan kegiatan
lainnya, misalnya belajar kelompok, tutor sebaya,
penciptaan produk, dan tugas proyek.

Tujuan
1) Membuat kelas aktif dan mandiri;
2) Meningkatkan pemanfaatan media atau teknologi informasi;
3) Meningkatkan kualitas pembelajaran;
4) Memberdayakan HOTS (higher order thinking skill).

Komponen
Berikut ini contoh membimbing diskusi.
1) Memusatkan perhatian
Merumuskan tujuan diskusi, merumuskan kembali masalah,
menandai hal-hal yang penting (relevan) dan tidak penting
2) Memperjelas masalah atau urunan pendapat

17
Prof. Dr. Suwarna, M.Pd.
Merangkum, menggali, atau menguraikan secara detail
3) Menganalisis pandangan pembelajar
Menandai persetujuan atau ketidaksetujuan dan memperhatikan
alasan pembelajar
4) Meningkatkan partisipasi pembelajar berpendapat
Menimbulkan pertanyaan, menggunakan contoh, menggunakan hal-
hal yang sedang hangat dibicarakan, menunggu, dan memberi
dukungan
5) Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
Meneliti pandangan, mencegah pembicaraan yang berlebihan, dan
menghindari (menghentikan) dominasi.
6) Menutup diskusi
Merangkum, menilai, dan membuat simpulan

Prinsip penggunaan
1) Diskusi berlangsung secara terbuka;
2) Perlu perencanaan dan persiapan yang baik, seperti pemilihan topik
yang relevan, perencanaan atau penyiapan informasi pendahuluan,
penetapan besar kelompok,
3) Pemilihan topik diskusi yang relevan dan sesuai dengan tujuan
pembelajaran.

18
Keterampilan Dasar Membelajarkan

KDM 10 : Keterampilan Bertanya - Jawab

Kamu tahu
Pengertian bertanya-
jawab yang ???????
Bagaimana pengajar menyampaikan baik?

pertanyaan kepada pembelajar


dalam proses pembelajaran, baik
pertanyaan dasar maupun
pertanyaan lanjut.

Tujuan
Pengajuan pertanyaan oleh pengajar dalam kegiatan pembelajaran
dimaksudkan agar pembelajar memperoleh pengetahuan dan
meningkatkan kemampuan berpikir pembelajar. Pentingnya
keterampilan bertanya dikuasai pengajar adalah:
1) Mengurangi dominasi pengajar (teacher oriented) dalam kegiatan
pembelajaran;
2) Mendorong keberanian pembelajar berpendapat;
3) Meningkatkan partisipasi pembelajar dalam kegiatan pembelajaran;
4) Mengarahkan kegiatan pembelajaran agar sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan;
5) Meingkatkan keterampilan berpikir HOTS;

Komponen
1) Pernyataan riil (real question)
a) Pertanyaan diajukan secara jelas;
b) Pertanyaan memancing pendapat atau keaktifan pembelajar;
c) Pemberian acuan;
d) Pemusatan;

19
Prof. Dr. Suwarna, M.Pd.
e) Pemindahan giliran;
f) Penyebaran;
g) Pemberian waktu berpikir;
h) Pemberian tuntuan;
i) Pengubahan tingkat kognitif dalam pertanyaan;
j) Pengaturan urutan pertanyaan;
k) Penggunaan pertanyaan pelacak;
l) Peningkatan terjadinya interaksi.

2) Pertanyaan hukuman (punishment question)


Pertanyaan ini diberikan pada saat pembelajaran tidak
memperhatikan karena asyik dengan dirinya sendiri atau malah
mengganggu pembelajar lain, misalnya pembelajar main handphone
(hp) dalam kelas, berbicara dengan temannya, atau ramai
mengganggu kelas.

Prinsip penggunaan
1) Kehangatan dan antusias
2) Perlu dihindari:
a) Mengulangi pertanyaan sendiri;
b) Mengulangi jawaban pembelajar;
c) Menjawab pertanyaan sendiri;
d) Mengajukan pertanyaan yang memancing jawaban serentak;
e) Pertanyaan ganda;
f) Menentukan pembelajar yang menjawab sebelum pertanyaan
diajukan.

20
Keterampilan Dasar Membelajarkan

3) Jika pertanyaan sebagai hukuman, dosen dapat menunjuk nama


pembelajar yang “dihukum”.

KDM 11 : Keterampilan Mengevaluasi dan Merefleksi

Pengertian
Mengevaluasi adalah proses sistematis untuk mengetahui
efektivitas dan efisiensi suatu kegiatan
pembelajaran (Moore, 2012, Wright, 2008).
Merefleksi adalah mengaji aktivitas untuk
mengetahi faktor-faktor pendorong terjadinya
sesuatu dan menentukan tindak lanjut. Jika mengevaluasi
merupakan tingkat kognisi, merefleksi bersifat metakognisi. Agar
dapat merefleksi proses pembelajaran secara tepat, sebaiknya
dosen memiliki catatan-catatan (portofolio) pembelajaran
(Chye dkk, 2019). Portofolio sebagai data otentik untuk
memberikan refleksi.
Sebagai contoh:
Nilai ujian adalah evaluasi. Tetapi mengapa nilai seperti itu adalah
refleksi. Misal contoh ekstrem berikut.
Tabel 1. Evaluasi dan Refleksi
Nilai Evaluasi Refleksi
A semua Nailai hasil Semua peserta didik memang
ujian cerdas (excellent).
Soalnya terlalu mudah
Artinya dosen belum dapat membuat
soal yang baik.

21
Prof. Dr. Suwarna, M.Pd.
Perlu latihan pengembangan soal
yang baik.
D-E Nilai hasil ujian Semua/kebanyakan peserta didik
hanya kurang pandai. Benarkah?
beberapa Soalnya terlalu sulit. Artinya pendidik
yang belum dapat membuat soal yang
lulus baik.
Dosen yang baik dapat
membelajarkan kelas tingg
(pembelajar cerdas) dan kelas
rendah (pembelajaran kurang
cerdas). Jika pembelajar
kebanyakan tidak lulus, berarti
dosennya belum dapat mengajar
dengan baik.
Artinya dosen tersebut perlu
mendapatkan pendidikan dan latihan
(metode) pembelajaran.

Tujuan
1. Mengetahui sejauh mana pembelajar telah memiliki kompetensi
yang telah ditetapkan atau mengetahui efektivitas pembelajaran;
2. Menentukan keputusan (misalnya lulus ata tidak lulus)
3. Menentukan tindak lanjut.

22
Keterampilan Dasar Membelajarkan
Komponen
1. Dapat digunakan berbagai bentuk tagihan, seperti pertanyaan lisan,
kuis, tugas rumah, ulangan, tugas individual, tugas kelompok,
portofolio, unjuk kerja atau keterampilan motorik, dan pengukuran
afektif yang mencakup minat, sikap, dan motivasi belajar seperti
penggunaan 5 P (paper and pencil, portfolio, performance, project,
product);
2. Bentuk instrumen disesuikan engan kebutuhan, jenis capaian
pembelajaran, kondisi pembelajar, fasilitas pembelajaran (media,
alat, internet, wifi);

Prinsip penggunaan
1. Melakukan tes awal (pretest), tes proses (selama pembelajaran
berlangsung), dan tes akhir (postest).
2. Mengembangkan alat evaluasi, misalnya evaluasi 5 P: paper and
pencils, porto polio, performance, project, dan product.
3. Langkah-langkah dalam melakukan evaluasi pembelajaran adalah:
a) Menetapkan standar kompetensi dan kemampuan dasar yang
ingin dicapai.
b) Memilih materi pembelajaran;
c) Merumuskan indikator yang mengacu pada kemampuan dasar;
d) Membuat kisi-kisi evaluasi;
e) Mengembangkan butir-butir soal berdasarkan indikator dan
memperhatikan kaidah-kaidah penulisan soal;
4. Menggunakan alat evaluasi;
5. Menganalisis hasil evaluasi;
6. Memberikan kajian dan tindak lanjut dari hasil evaluasi (refleksi)

23
Prof. Dr. Suwarna, M.Pd.
KDM 12 : Keterampilan Menutup Pembelajaran

Pengertian
Kegiatan menutup
pembelajaran adalah kegiatan
yang dilakukan pengajar untuk
mengakhiri kegiatan inti
pembelajaran. Kegiatan
menutup pembelajaran tidak
mencakup kegiatan rutin yang
dilakukan pengajar seperti mengucapkan salam, mengisi daftar hadir,
menyiapkan alat peraga, dan sebagainya.

Tujuan
1. Mengetahui tingkat keberhasilan pembelajar dalammempelajari
materi pembelajaran;
2. Mengetahui tingkat keberhasilan pengajar dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran;
3. Membuat rantai kompetensi antara materi sekarang dan
pembelajaran yang akan datang.

Komponen
1. Meninjau kembali materi yang telah dipelajari pembelajar;
2. Mengevaluasi;
3. Membuat simpulan atau ringkasan materi;
4. Memberikan tugas yang signifikan (sesuai, bermakna, dan
bermanfaat).

24
Keterampilan Dasar Membelajarkan
Prinsip penggunaan
1) Bermakna;
2) Berurutan dan berkesinambungan;
3) Buatlah kesan mengesankan baik pada akhir pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Alawneh, MK; Hawamleh, MS; Al-Jamal & Sasa, GS. 2019.


Communication Skills in Practice. International Journal of
Learning, Teaching and Educational Research Vol. 18, No. 6, June
2019 pp. 1-19, https://doi.org/10.26803/ijlter.18.6.1

Borich, Gary D 2007. Effective Teaching Methods. Research-Base


Practice. Ohio: Perseon Merrill Prentice Hall.

Chye, S, Zhou, M, Koh, C & Liu WC. 2019. Using e-portfolios to facilitate
reflection: Insights from an activity theoretical analysis. Teaching
and Teacher Education. pp24-35.
https://doi.org/10.1016/j.tate.2019.06.002.

Dell’Olio, Jeanine M & Donk, Tony. 2007. Models of Teaching. London:


Sage Publications.

Haryanto. 2015. Teknologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Joyce, Bruce; Well, Marsha; & Calhoun, Emily. 2007. Models of


Teaching. Boston: Perason.

Martinez, BM. 2019. Teacher Beliefs, Integrating Information and


Communication Technologies, and Professional Development

25
Prof. Dr. Suwarna, M.Pd.
Strategies. International Journal of Learning and Teaching Vol. 5,
No. 2, June 2019. pp. 125-130.doi: 10.18178/ijlt.5.2.125-130.

Moore, Kenneth D. 2012. Effective Instructional Strategis From Theory


to Practice. Los Angeles: Sage.

Roblyer, Margaret D & Doering, Aaron. 2010. Integratinf Educational


Techology into Teaching. Boston: Allyn & Bacon.

Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan


Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Press.

Suwarna dan Paidi. 2013. Menjadi Guru Kolaboratif. Yogyakarta:


UNY Press.

Tai, F; Guo, F; Cui, Y, & Li, Z. 2019. Research on Promoting Young


Teachers’ Collaborative Development Based on Center of
Teaching Development. International Journal of Learning and
Teaching Vol. 5, No. 2, June 2019. pp. 130-135.doi:
10.18178/ijlt.5.2.125-130.

UPPL. 2011. Buku Panduan Pengajaran Mikro. Yogyakarta: UNY.

Wright, Robert J. 2008. Educational Asessment. Los Angeles:


Sage Publications.

26

Anda mungkin juga menyukai