Anda di halaman 1dari 11

PERANAN DEWAN PENDIDIKAN TERHADAP PENGEMBANGAN PENDIDIKAN

Aulia Almareta

Program Studi Manajemen Pendidikan

Universitas Negeri Jakarta

ABSTRACT

The implementation of education autonomy in Indonesia requires active community


participation in education development, where School Based Management (SBM) is the
solution offered. Kepmendiknas No. 044/U/2002 established the Education Council and School
Committee to empower the community in education policy participation. The Dewan
Pendidikan has three main objectives, namely accommodating the aspirations and initiatives
of the community in education policies and programs, increasing the responsibility and active
role of all levels of society in the delivery of education, and creating a transparent,
accountable, and democratic atmosphere in the delivery and service of quality education.
However, the performance of the Board of Education so far has not been optimal. Therefore,
the Board of Education needs to provide recommendations to districts / cities related to
education issues, including the development of Islamic and other religious education, so that
it can play an important role in maintaining the quality of education.

Keywords: Board of Education, Education Development, Community Participation.

ABSTRAK

Pelaksanaan otonomi pembelajaran di Indonesia membutuhkan partisipasi aktif warga dalam


pembangunan pembelajaran, di mana Manajemen Berbasis Sekolah( MBS) jadi pemecahan
yang ditawarkan. Kepmendiknas Nomor 044/ U/ 2002 membentuk Dewan Pembelajaran serta
Komite Sekolah buat memberdayakan warga dalam partisipasi kebijakan pembelajaran. Dewan
Pembelajaran mempunyai 3 tujuan utama, ialah mewadahi aspirasi serta prakarsa warga dalam
kebijakan serta program pembelajaran, tingkatkan tanggung jawab dan kedudukan aktif segala
susunan warga dalam penyelenggaraan pembelajaran, serta menghasilkan atmosfer transparan,
akuntabel, serta demokratis dalam penyelenggaraan serta pelayanan pembelajaran yang
bermutu. Tetapi, kinerja Dewan Pembelajaran sepanjang ini belum maksimal. Oleh sebab itu,
Dewan Pembelajaran butuh membagikan saran kepada kabupaten/ kota terpaut permasalahan
pembelajaran, tercantum pertumbuhan pembelajaran Islam serta agama yang lain, sehingga
bisa memainkan kedudukan berarti dalam melindungi mutu pembelajaran

Kata kunci: Dewan Pendidikan, Pengembangan Pendidikan, Partisipasi Masyarakat.

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Penerapan otonomi pendidikan memerlukan partisipasi aktif masyarakat dalam


pembangunan pendidikan. Hal ini tercantum di UU Sisdiknas no 20 tahun 2003. Solusi yang
pemerintah tawarkan dalam menyerahkan otonomi yang lapang bagi sekolah dan masyarakat
yaitu melalui penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). MBS bermaksud untuk
menciptakan pendidikan berkualitas yang melibatkan para profesional, orang tua dan
masyarakat pelengkap untuk memenuhi tuntutan pendidikan berkualitas di era globalisasi.
Partisipasi masyarakat dan rasa tanggung jawab dalam pendidikan bukan sekedar harapan,
melainkan sebuah kebutuhan yang merupakan sebuah kewajiban diwujudkan tindakannya
secara riil di lapangan. Dengan penerapan MBS, seluruh elemen sekolah seperti petinggi
sekolah, para guru, staf, orang tua, murid, serta masyarakat harus diberdayakan secara optimal.
Pusat perencanaan dan pengembangan sekolah adalah sekolah itu sendiri, yang harus
menciptakan jaringan horizontal dengan para pelaku yang bertanggung jawab atas
pengembangan sekolah dan komunitas sekolah.

Keputusan Menteri Nomor. 044/ U/ 2002 mengendalikan partisipasi warga dalam


kebijakan pembelajaran di Indonesia lewat pembuatan Komisi Pembelajaran serta Dewan
Sekolah. Dewan Pembelajaran selaku lembaga nirlaba bertujuan buat sediakan wadah
partisipasi warga di tingkatan kabupaten/ kota, sebaliknya Dewan Sekolah bertanggung jawab
atas pemberdayaan warga( orang tua) di satuan pembelajaran. Kedua lembaga pembelajaran
tersebut wajib berkolaborasi buat menunjang kenaikan kualitas pembelajaran di sekolah serta
wilayah tiap- tiap. Kepmendiknas Nomor. 044/ U/ 2002 menegaskan kalau Komite
Pembelajaran mempunyai 3 tujuan utama, ialah mencermati aspirasi serta prakarsa warga
dalam kebijakan serta program pembelajaran, menguatkan tanggung jawab serta kedudukan
aktif segala susunan warga dalam pengelolaan pembelajaran. pembelajaran, serta atmosfer
yang transparan, akuntabel serta demokratis dalam penyelenggaraan serta penyelenggaraan
pembelajaran yang bermutu. tentang sistem pembelajaran nasional serta melaporkan kalau
Dewan Pembelajaran merupakan tubuh mandiri yang berikan nasihat, memusatkan serta
menunjang personel, fasilitas serta prasarana dan mengawasi pembelajaran di tingkatan
nasional, provinsi, serta kabupaten/ kota tanpa ikatan hierarkis.

Dewan Pendidikan merupakan organisasi kemasyarakatan yang didedikasikan untuk


peningkatan mutu pendidikan di daerah. Dewan Pendidikan dibentuk pada tanggal 12 Maret
2002 dan dibentuk berdasarkan amanat Kepmendiknas No. 044/U/2002 untuk meningkatkan
mutu pendidikan di daerah. Meski merupakan persoalan empat masa jabatan, belum jelas
apakah keberadaan Dewan Pendidikan telah memberikan dampak material yang disyaratkan
undang-undang. Beberapa kajian menunjukkan bahwa lembaga Dewan Pendidikan dan Dewan
Sekolah sangat penting untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam peningkatan mutu
pendidikan, namun fungsinya belum optimal.

Menurut Pasal 192 (4) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Komite Pendidikan
berperan menghimpun menteri, gubernur, pengurus/walikota, menganalisis dan memberikan
rekomendasi mengenai pengaduan, saran, kritik, dan aspirasi. khalayak untuk pendidikan. Oleh
karena itu, Dewan Pendidikan berperan penting dalam pendidikan karena berfungsi sebagai
lembaga yang menjaga keseimbangan antara kebijakan pemerintah dan dukungan dari
Kementerian Pendidikan dan lembaga pendidikan. Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan
sebaik-baiknya, dewan sekolah hendaknya memberikan rekomendasi kepada kabupaten/kota
tentang masalah pendidikan, termasuk pengembangan pendidikan dan lain-lain, agar dapat
berperan penting dalam menjaga mutu pendidikan.

LANDASAN TEORITIK

A. Dewan Pendidikan

Bagi Pasal 1 angka 41 dalam Peraturan Pemerintah No 17 Tahun 2010 tentang


Pengelolaan serta Penyelenggaraan Pembelajaran, dewan pembelajaran merupakan sesuatu
lembaga yang leluasa serta terdiri dari bermacam faktor warga yang mempunyai kepedulian
terhadap pembelajaran. Ketentuan menimpa dewan pembelajaran dipaparkan dalam Pasal
192 sampai Pasal 195, dan Pasal 198 dalam peraturan tersebut.

Menurut Hendarman (2012), dewan pendidikan adalah sebuah lembaga yang memiliki
peran strategis dan sangat penting dalam memajukan dan meningkatkan kualitas
pendidikan. Dewan pendidikan memiliki tujuan, peran, dan fungsi yang meliputi
memberikan pertimbangan, dukungan, kontrol, dan mediasi untuk meningkatkan mutu
pendidikan. Selain itu, sebagai lembaga yang independen, dewan pendidikan diharapkan
dapat memberikan masukan yang obyektif dan memperjuangkan kepentingan masyarakat
dalam pendidikan. Untuk mencapai tujuan dan visi yang sama dalam pengembangan
pendidikan, dewan pendidikan harus mampu menjalin kerjasama yang baik dengan
berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, serta masyarakat.

Menurut Tilaar (2012), dewan pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam
mengambil keputusan strategis terkait kebijakan pendidikan. Selain itu, dewan pendidikan
juga bertanggung jawab sebagai pengawas dan penyelenggara pengembangan pendidikan,
dengan tujuan meningkatkan kualitas pendidikan dan memajukan bangsa. Dewan
pendidikan harus mampu mengambil keputusan yang tepat dan akurat untuk memperbaiki
masalah yang ada dalam sistem pendidikan, serta memastikan kebijakan pendidikan yang
diambil dapat berjalan dengan baik dan efektif. Dewan pendidikan juga harus memastikan
bahwa tujuan pendidikan yang diinginkan oleh masyarakat dapat tercapai dengan baik, dan
memberikan arahan dan bimbingan kepada pihak-pihak terkait dalam penyelenggaraan
pendidikan. Dewan pendidikan juga berperan sebagai wadah untuk para pemangku
kepentingan di bidang pendidikan untuk berdiskusi dan berkoordinasi dalam mencapai
tujuan yang sama.

Menurut Tjitrosoepomo (2002), dewan pendidikan adalah sebuah entitas yang dibentuk
oleh pemerintah untuk memberikan panduan dan rekomendasi terkait kebijakan
pendidikan. Terdiri dari beberapa individu dengan latar belakang dan pengalaman luas di
bidang pendidikan, tujuan dibentuknya dewan pendidikan adalah memberikan umpan balik
kepada pemerintah dalam proses pengambilan keputusan yang terkait dengan perencanaan,
pengembangan, dan evaluasi sistem pendidikan nasional.

Suryanto (2016) menjelaskan bahwa dewan pendidikan adalah sebuah institusi yang
memegang peranan strategis dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Fungsinya adalah
memberikan nasihat dan rekomendasi kepada pemerintah tentang kebijakan pendidikan
yang akan diterapkan. Fungsi ini sangat penting karena kebijakan pendidikan yang dibuat
oleh pemerintah akan berdampak langsung pada kualitas pendidikan di masyarakat.

Kurniawan (2015) menyatakan bahwa dewan pendidikan adalah lembaga independen


yang bertanggung jawab dan memiliki fungsi memberikan saran dan masukan kepada
pemerintah mengenai kebijakan pendidikan. Selain itu, dewan pendidikan juga berperan
dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat dalam bidang pendidikan. Sebagai sebuah
lembaga independen, dewan pendidikan diharapkan memberikan saran dan masukan yang
obyektif serta menerapkan nilai-nilai keadilan dan kebenaran dalam memperjuangkan
kepentingan masyarakat. Dewan pendidikan diharapkan juga dapat menjalin kerja sama
yang baik dengan pihak-pihak terkait, termasuk pemerintah dan lembaga pendidikan, untuk
mencapai tujuan bersama dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan memajukan
bangsa. Melalui saran dan masukan yang diberikan, diharapkan dewan pendidikan dapat
membantu pemerintah dalam membuat keputusan yang tepat dan akurat, serta memastikan
bahwa kebijakan pendidikan yang diambil memberikan manfaat yang maksimal bagi
masyarakat.

Kesimpulannya adalah Dewan pendidikan memiliki peran yang sangat vital sebagai
penasehat pemerintah dalam hal kebijakan pendidikan, selain itu juga berperan sebagai
pengawas dan penyelenggara pengembangan pendidikan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan dan kemajuan bangsa. Untuk menjalankan tugasnya, dewan pendidikan harus
mampu membuat keputusan yang tepat dan akurat dalam menyelesaikan permasalahan
yang ada dalam sistem pendidikan, dan memastikan kebijakan pendidikan yang diambil
dapat berjalan dengan baik dan efektif.

B. Pengembangan Pendidikan

Pengembangan pendidikan dapat dijelaskan sebagai upaya untuk meningkatkan


kualitas pendidikan dan menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih baik, yang
mencakup berbagai aspek terkait dengan proses pembelajaran, seperti kurikulum, metode
pengajaran, evaluasi, pengembangan kompetensi pendidik, dan partisipasi masyarakat
dalam pendidikan. Tujuan dari pengembangan pendidikan adalah untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia dan kemajuan bangsa, dengan mengatasi tantangan global
yang semakin kompleks.

Pengembangan pendidikan, menurut Suharsimi Arikunto, merujuk pada suatu usaha


untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan cara memperbaiki kurikulum,
mengembangkan metode pembelajaran yang efektif, serta meningkatkan sistem evaluasi.

Hadi Subiyanto mengemukakan bahwa pengembangan pendidikan merujuk pada


serangkaian tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan dan mengembangkan berbagai
aspek pendidikan, seperti kurikulum, metode pembelajaran yang digunakan, evaluasi
pembelajaran, serta pengelolaan sistem pendidikan secara keseluruhan. Hal ini dilakukan
dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas pendidikan secara menyeluruh dan memastikan
bahwa sistem pendidikan mampu memenuhi kebutuhan dan tantangan zaman yang semakin
kompleks.

Djamarah mendefinisikan pengembangan pendidikan sebagai tindakan yang dilakukan


untuk memperbaiki kualitas pendidikan melalui perbaikan kurikulum, pengembangan
metode pembelajaran yang efektif, dan juga pengembangan sumber daya manusia di bidang
pendidikan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang akhirnya akan
berdampak positif pada kualitas sumber daya manusia.

Suparman berpendapat bahwa pengembangan pendidikan adalah tindakan yang


dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar dengan cara memperbaiki kualitas kurikulum,
metode pembelajaran, serta mengembangkan kualitas tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan.

Menurut Suyanto, pengembangan pendidikan merujuk pada suatu proses berkelanjutan


yang dilakukan secara sistematis untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Proses ini
melibatkan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi berbagai program dan kegiatan
pendidikan dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan secara
berkelanjutan.

Berdasarkan definisi pengembangan pendidikan dari para ahli tersebut, dapat


disimpulkan bahwa pengembangan pendidikan adalah upaya sistematis dan berkelanjutan
untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan memperbaiki dan mengembangkan aspek-
aspek seperti kurikulum, metode pembelajaran, penilaian, sumber daya manusia
pendidikan, dan pengelolaan pendidikan. Tujuan pengembangan pendidikan adalah
menghasilkan hasil belajar yang lebih baik dan mengatasi masalah yang ada dalam sistem
pendidikan. Proses pengembangan pendidikan meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi program dan kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan.

PEMBAHASAN

Tidak lagi jadi fokus utama dalam dunia pembelajaran buat menggapai kesuksesan
cuma pada kuantitas, namun lebih pada mutu lulusannya. Keahlian suatu daerah( Kabupaten)
dalam mengalami pergantian masa industri 4. 0 sangat bergantung pada inovasi yang
diciptakan oleh sumber energi manusia yang bermutu, sehingga pembelajaran wajib bisa
menjawab tantangan yang dialami dalam mengalami kemajuan teknologi serta persaingan
global di masa ini. Dengan kata lain, kemajuan masa industri 4. 0 tergantung pada mutu, energi
saing, keahlian memahami, serta pemanfaatan teknologi.

Membangun pembelajaran warga bisa pengaruhi secara positif sikap, perilaku serta
pemahaman buat tingkatkan mutu hidup. Maksudnya, pemahaman hendak pembelajaran malah
bisa mengganti sikap warga jadi lebih sehat, pintar, serta produktif. Selaku subyek serta obyek
pembangunan, warga wajib sanggup tingkatkan mutu hidupnya, sehingga kedudukan negeri
serta warga dalam perihal ini sangat berarti.

Dewan Pendidikan yang seharusnya menjadi wadah penyalur aspirasi masyarakat


belum berfungsi dengan baik karena masyarakat umum dan tokoh masyarakat pendidikan
belum memahaminya. Keinginan tokoh masyarakat biasanya disampaikan langsung kepada
aparat desa atau sekolah. Penyebaran keberadaan Dewan Pendidikan masih rendah, dan respon
dinas pendidikan terhadap Dewan Pendidikan masih rendah, karena kewenangan khususnya
kewenangan dewan sekolah belum dialihkan ke Dewan Pembelajaran/Pendidikan. Oleh karena
itu, hubungan antara lembaga ini harus ditingkatkan. Support dari pihak-pihak terkait,
khususnya Dinas Pendidikan, sangat penting untuk optimalnya fungsi Dewan Pendidikan.
Namun, diyakini bahwa keberadaan dan peran Dewan Pendidikan yang tidak diketahui dan
dipahami adalah karena tidak dapat diaksesnya, pengolahan akses komunikasi yang terbuka,
forum khusus di antara para petinggi pendidikan, kesadaran umum tentang banyak kebijakan,
dan dukungan media dalam memperkenalkan Dewan Pendidikan. Kurangnya komunikasi
antara Dewan Pendidikan dan dewan sekolah juga menyebabkan sekolah tidak dapat berfungsi
dengan baik sebagai wadah usaha masyarakat dan mendorong masyarakat untuk membangun
motivasi dan minat pendidikan.

Begitu pula dengan usaha buat tingkatkan tanggung jawab serta partisipasi aktif warga
pada penyelenggaraan pendidikan, Dewan Pembelajaran sampai saat ini belum sanggup
melaksanakan upaya yang maksimal. Salah satu metode buat membangun kedudukan dan
warga dalam pembelajaran merupakan lewat komite sekolah serta partisipasi golongan dunia
usaha. Pengurus Komite bisa membangun pemahaman orang tua siswa buat berfungsi aktif
paling tidak di sekolah mereka, tetapi pembinaan komite sekolah yang sedikit hendak
menyebabkan rendahnya pemahaman orang tua murid buat berpartisipasi dalam program
sekolah. Dewan Pembelajaran pula belum bisa melenyapkan stigma negatif terhadap komite
sekolah selaku perlengkapan sekolah buat mengumpulkan sumbangan orang tua murid. Tidak
hanya itu, Dewan Pembelajaran butuh menggandeng dunia usaha serta industri buat
berkontribusi dalam kenaikan kualitas sekolah di segala daerah. Dikala ini, Dunia Usaha Dunia
Industri belum ikut serta dalam pembelajaran serta butuh dicoba komunikasi serta koordinasi
dengan pemerintah wilayah supaya Dewan Pembelajaran bisa memaksimalkan donasi Dunia
Usaha Dunia Industri dalam kenaikan kualitas pembelajaran.

Keterbatasan sumber dana dan kurangnya wirausaha di dalam lembaga Dewan


Pendidikan menyebabkan kesulitan dalam melaksanakan program kerja. Oleh karena itu, perlu
diadakan aturan yang mengatur sumber pembiayaan yang jelas bagi Dewan Pendidikan.
Namun, saat ini belum ada aturan baku tentang sumber dana bagi Dewan Pendidikan dalam
Kepmendiknas No. 044/U/2002. Kondisi ini tidak hanya menghambat pelaksanaan program
kerja, tetapi juga mempersulit perekrutan sumber daya manusia yang kompeten. Sebagian besar
anggota Dewan Pendidikan adalah pensiunan yang dipilih oleh Bupati karena dinilai peduli
terhadap pendidikan. Namun, hal ini dapat mengakibatkan kinerja yang kurang optimal karena
adanya keterbatasan dalam waktu, tenaga, kompetensi administrasi, dan sebagainya.

Maka dari itu, sebagai rekan kerja pemerintah, dewan pendidikan perlu mengambil
tindakan strategis berikut: Pertama, mengumpulkan, mengevaluasi, dan memberikan saran
kepada pemerintah daerah terkait keluhan, rekomendasi, kritik, dan aspirasi masyarakat yang
berkaitan dengan pendidikan.

Kedua, Dewan pendidikan perlu melakukan inisiatif dan tindakan kreatif untuk
meningkatkan kualitas dan kemampuan guru serta tenaga kependidikan, karena hal ini sangat
penting dan strategis untuk ditingkatkan mengingat saat ini kualitas mereka masih jauh dari
kata ideal.

Ketiga, berpartisipasi aktif dalam menetapkan juklak strategis bidang pendidikan,


seperti: SMA). ) tingkat. MA/MSc). Tentunya berbagai peraturan negara di bidang pendidikan
menjadi bagian dari Dewan Pendidikan.

Keempat, menyampaikan pandangan dan rekomendasi untuk meningkatkan Angka


Partisipasi Kasar (GPR) dan Angka Partisipasi Murni (APM) di tingkat SD, SMP, dan SMA.
Saat ini, tingkat APK di SD mencapai 89,58, SMP 68,97 dan SMA 81,43, sedangkan tingkat
APM di SD 82,23, SMP 54,14 dan SMA di 63,22, dalam situasi yang sudah ada sebelumnya.

Terakhir, saran dan masukan aksesibilitas pendidikan, khususnya sejak dibukanya Jalan
Lintas Selatan (JLS) yang berdampak negatif maupun positif terhadap pembangunan. Efek
positif meningkatkan pemerataan pendidikan, mengembangkan ekonomi nasional,
meningkatkan pendapatan di industri pariwisata, mengurangi waktu tempuh dll. Namun,
dampak negatifnya juga penting, seperti penyebaran virus HIV oleh wisatawan lokal atau
mancanegara, kerentanan keamanan yang tinggi, perubahan nilai-nilai budaya lokal,
peningkatan jaringan dan peredaran narkoba, dll. Dalam hal ini Dewan Pendidikan bisa
memberikan saran, kritik, serta masukan kepada pemerintah daerah.

Oleh karena itu, dewan pendidikan diharapkan dapat berkontribusi dalam kebijakan
pendidikan yang baik melalui konsep “berbagi tanggung jawab” dan mendorong partisipasi
masyarakat dalam peningkatan mutu pendidikan. Dewan sekolah memiliki tujuan, tugas dan
kewajiban yang sangat penting dalam konteks hukum. Tanggung jawab ini termasuk memberi
nasihat tentang definisi dan pelaksanaan kebijakan pendidikan, memberikan dukungan
intelektual, manusia dan keuangan dalam penyelenggaraan pendidikan, mengendalikan
transparansi dan akuntabilitas mengenai kegiatan dan layanan pendidikan yang berkualitas, dan
kemitraan antara pemerintah (Eksekutif) dan anggota parlemen. dewan (legislasi) dengan
masyarakat. (Henderman, 2012).
PENUTUP

KESIMPULAN

Dewan Pendidikan sebagai lembaga yang mendorong upaya masyarakat harus dapat
memaksimalkan kegiatannya, terutama melalui delegasi Dewan Sekolah. Dukungan Badan
Pendidikan Nasional terhadap pengakuan keberadaan Dewan Pendidikan Nasional merupakan
kunci penting bagi keberhasilan pelaksanaan program, peran dan tanggung jawab Dewan
Pendidikan Nasional. Oleh karena itu, pengurus harus memperhatikan alokasi sumber dana
yang jelas bagi dewan pendidikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tanpa dukungan
keuangan, tugas dewan sekolah tidak dapat dikelola. BAPPEDA (Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah) di tingkat kota harus bekerja sama dengan pemangku kepentingan
dalam mengelola alokasi dana CSR kewirausahaan dengan memprioritaskan program yang
sama untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kualitas pendidikan di masyarakat
setempat. Kerjasama antara dewan sekolah dengan lembaga pendidikan yang berafiliasi
dengannya juga harus dievaluasi, karena hubungan koordinasi antar lembaga pendidikan tidak
selalu bersifat wajib.

Saat ini Dewan Pendidikan diharapkan dapat bekerja sama dengan pemerintah kota
untuk meningkatkan kualitas, mutu dan daya saing pendidikan melalui jalur informal, formal
dan non formal. Badan ini harus dapat bertindak sebagai badan penasehat, pendukung,
pengawas dan peduli dengan cara yang dapat diterima dan proporsional. Selain itu, konsep
pembangunan pendidikan harus memadukan pembelajaran informal, pendidikan formal dan
informal secara bersamaan dan berkesinambungan.
DAFTAR PUSTAKA

Asha, L. (2019). Dewan Pendidikan Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di Kabupaten


Rejang Lebong. Tadbir: Jurnal Studi Manajemen Pendidikan, 3(1), 38-56.

Herawati, E. S. B., Suryadi, S., Warlizasusi, J., & Aliyyah, R. R. (2020). Kinerja Dewan
Pendidikan Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Tadbir: Jurnal Studi Manajemen
Pendidikan, 4(1), 87-100.

Mukodi, M. (2019). Peranan Dewan Pendidikan dalam Pengembangan Pendidikan di


Kabupaten Pacitan di Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal Penelitian Pendidikan, 11(1),
1608-1814.

Nefina, D., Rahman, L. Z., & Sari, N. K. (2021). Peran Dewan Pendidikan Terhadap
Pembinaan Dan Pengembangan Pendidikan Islam. Intelektual: Jurnal Pendidikan Dan
Studi Keislaman, 11(3), 222-237.

Rahman, K. (2019). Dewan Pendidikan di Tengah Pusaran Covid-19. Jurnal Pendidikan


Agama Islam.

Saleh, S., & Boko, Y. A. (2022). PERAN DEWAN PENDIDIKAN DALAM


PENINGKATAN PELAYANAN PENDIDIKAN DI TERNATE. JURNAL
MANAJEMEN PENDIDIKAN, 10(1), 061-066.

Anda mungkin juga menyukai