Anda di halaman 1dari 22

Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah

Makalah
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Hubungan Masyarakat
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Maisyaroh , M.Pd

Oleh Kelompok 6:
1. Isadatul Fadhila (220131609924)
2. Jasmine Sania Fitri P (220131610819)
3. Laila Anggi Sefiana Kirani (220131603188)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

DEPARTEMEN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

SEPTEMBER 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kelompok yang disusun untuk
menyelesaikan tugas kelompok pada mata kuliah Manajemen Hubungan Masyarakat dengan
judul “Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah” dan dengan tidak mengurangi rasa hormat
penulis, penulis ucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Maisyaroh, M.Pd
2. Rekan kelompok 6 selaku rekan kerja yang telah meluangkan waktu dan pikirannya
untuk menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan makalah ini dari pembaca untuk penulis
sangat diperlukan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu tidak hanya
untuk penulis tetapi juga untuk para pembaca.

Malang, 26 September 2023

Kelompok 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah


B. Tujuan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah
C. Peran dan Fungsi Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah
D. Pembentukan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah
E. Tata Sekolah dan Kepengurusan
F. Contoh Implementasi Hambatan Serta Solusi Dewan Pendidikan dan Komite
Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan

BAB II PENUTUP

A. Kesimpulan
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewan pendidikan merupakan badan yang bersifat mandiri ,tidak


mempunyai hierarkis dengan satuan pendidikan maupun lembaga pemerintah
lainnya. Posisi dewan pendidikan, satuan pendidikan, dan lembaga-lembaga
pemerintah lainnya mengacu pada kewenangan masing masing berdasarkan
ketentuan yang berlaku. Untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam
bidang pendidikan, diperlukan wadah yang dapat mengakomodasi pandangan,
aspirasi, dan menggali potensi masyarakat serta menjamin demokratisasi,
transparansi, dan akuntabilitas. Sedangkan komite sekolah adalah badan yang
mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu,
pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik
pada pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur
pendidikan luar sekolah. Perubahan paradigma pemerintah dari sentralisasi ke
desentralisasi telah membuka peluang masyarakat untuk meningkatkan peran
sertanya dalam pengelolaan pendidikan.

Tujuan dewan pendidikan dan komite sekolah hampir sama yaitu


dimaksudkan untuk mempunyai komitmen dan loyalitas dalam meningkatkan
mutu sekolah. Peran dan fungsi dewan pendidikan dan komite sekolah juga
sangat diperlukan, hal ini sebagai bentuk keikutsertaan dalam mengelola
sekolah. Pembentukan-pembentukan dewan pendidikan dan komite sekolah
juga disepakati atas musyawarah warga sekolah. Dengan begitu adanya
pembahasan materi pada makalah ini, akan membahas lebih dalam mengenai
dewan pendidikan dan komite sekolah secara rinci dan menyeluruh.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan beberapa


masalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian dari dewan pendidikan dan komite sekolah?


2. Apa saja tujuan dari dewan pendidikan dan komite sekolah?
3. Apa peran dan fungsi dewan pendidikan dan komite sekolah?
4. Bagaimana cara pembentukan dewan pendidikan dan komite sekolah?
5. Bagaimana tata kelola dan kepengurusan dewan pendidikan?
6. Bagaimana contoh implementasi hambatan serta solusi dewan
pendidikan dan komite sekolah dalam meningkatkan mutu
pendidikan?

C. Tujuan

Dari rumusan masalh diatas dapat beberapa tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian dari dewan pendidikan dan komite


sekolah.
2. Untuk mengetahui tujuan dari dewan pendidikan dan komite sekolah.
3. Untuk mengetahui peran dan fungsi dewan pendidikan dan komite
sekolah.
4. Untuk mengetahui cara pembentukan dewan pendidikan dan komite
sekolah.
5. Untuk mengetahui tata kelola dan kepengurusan dewan pendidikan.
6. Untuk mengetahui contoh implementasi hambatan serta solusi dewan
pendidikan dan komite sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah

Menurut Saputra (2022) Dewan pendidikan merupakan badan yang


bersifat mandiri tidak mempunyai hierarkis dengan satuan pendidikan maupun
lembaga pemerintah lainnya. Posisi dewan pendidikan, satuan pendidikan, dan
lembaga-lembaga pemerintah lainnya mengacu pada kewenangan masing
masing berdasarkan ketentuan yang berlaku. Untuk meningkatkan peran serta
masyarakat dalam bidang pendidikan, diperlukan wadah yang dapat
mengakomodasi pandangan, aspirasi, dan menggali potensi masyarakat serta
menjamin demokratisasi, transparansi, dan akuntabilitas. Salah satu wadah
tersebut adalah Dewan Pendidikan. Pemerintah sengaja membentuk Dewan
Pendidikan dalam rangka memfasilitasi partisipasi aktif masyarakat dalam
pembangunan bidang pendidikan. Lembaga ini merupakan organisasi
masyarakat pendidikan yang mempunyai komitmen dan loyalitas serta peduli
terhadap peningkatan kualitas pendidikan di daerah. Konsep partisipasi
masyarakat sangat penting di seluruh dunia. Jadi, Dewan Pendidikan sekolah
adalah badan yang dibentuk untuk mewadahi peran serta masyarakat dalam
rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan
di tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan nasional.

Sedangkan Hamzah B. Uno dalam Sayuti (2022), mengemukakan


bahwa masyarakat adalah stakeholder yang berkepentingan dengan
keberhasilan sekolah. Masyarakatlah yang membayar pendidikan melalui
pembayaran pajak, oleh karena itulah sekolah seharusnya bertanggung jawab
terhadap masyarakat. Masyarakat yang disebutkan di atas memiliki konsep
yang kompleks dan tidak terbatas sehingga sekolah sangat sulit untuk
berinteraksi secara intensif. Perlu adanya pembatasan konsep masyarakat
untuk memudahkan hubungan sekolah dengan masyarakat. Penyederhanaan
konsep masyarakat tersebut dilakukan dengan adanya “perwakilan” yang
kemudian direalisasikan dengan membentuk Komite Sekolah dengan
mempertimbangkan representasi keragaman masyarakat yang ada. Menurut
Zamroni dalam Sayuti Ahmad (2022), Komite Sekolah merupakan organ semi
formal yang dimiliki sekolah sebagai salah satu wujud partisipasi orang tua
dan masyarakat. Pengertian Komite Sekolah lainnya dijelaskan dalam
Kemdiknas (2002) sebagai berikut. Komite Sekolah adalah badan yang
mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu,
pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik
pada pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur
pendidikan luar sekolah. Perubahan paradigma pemerintah dari sentralisasi ke
desentralisasi telah membuka peluang masyarakat untuk meningkatkan peran
sertanya dalam pengelolaan pendidikan.

Sebagai konsekuensi perluasan makna partisipasi masyarakat dalam


penyelenggaraan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, maka diperlukan
suatu wadah yang dapat menampung dan menyalurkan pikiran,gagasan, dalam
mengupayakan kemajuan pendidikan yang diberi nama Komite Sekolah.
Dalam hal ini, Komite Sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran
serta masyarakat dalam meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi
pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan sekolah, baik pendidikan
prasekolah maupun pendidikan dasar dan menengah. Komite sekolah
merupakan suatu badan atau lembaga nonprofit dan non politis, yang dibentuk
berdasarkan musyawarah demokratis para stakeholder pendidikan sekolah,
sebagai representasi dari berbagai unsur yang bertanggung jawab terhadap
peningkatan kualitas proses dan hasil pendidikan (Sayuti, 2022)
B. Tujuan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah

Menurut Herawati, dkk (2020) pelibatan masyarakat dalam kebijakan


pendidikan di Indonesia didasarkan pada Keputusan Menteri No 044/U/2002
tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Dewan Pendidikan adalah
lembaga non profit yang mewadahi partisipasi masyarakat di tingkat
Kabupaten/Kota. Kepmendiknas No 044/U/2002 menegaskan bahwa Dewan
Pendidikan merupakan lembaga yang dibentuk dengan tujuan:

1. Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam


melahirkan kebijakan dan program pendidikan
2. Meningkatkan tanggung jawab dan peran serta aktif dari seluruh
lapisan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan.
3. Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel dan
demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang
bermutu. (Kepmendiknas No 044/U/2002 Tentang Dewan Pendidikan
dan Komite Sekolah, 2002). Legalitas Dewan Pendidikan menjadi
lebih kuat karena dalam pasal 56 ayat 2 Undang Undang No 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa Dewan
Pendidikan sebagai lembaga mandiri yang dibentuk dan berperan
dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan dengan memberikan
pertimbangan, arahan, dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana,
serta pengawasan pendidikan pada tingkat nasional, propinsi, dan
kabupaten/kota yang tidak mempunyai hubungan hierarkis (UU
SISDIKNAS, 2003).

Dibentuknya Komite Sekolah dimaksudkan agar adanya suatu


organisasi masyarakat sekolah yang mempunyai komitmen dan loyalitas serta
peduli terhadap peningkatan kualitas sekolah. Komite Sekolah yang dibentuk
dapat dikembangkan secara khas dan berakar dari budaya, demografis,
ekologis, nilai kesepakatan, serta kepercayaan yang dibangun sesuai potensi
masyarakat setempat. Oleh karena itu, Komite Sekolah yang dibangun harus
merupakan pengembangan kekayaan filosofis masyarakat secara kolektif.
Artinya, Komite Sekolah mengembangkan konsep yang berorientasi kepada
pengguna (client model), berbagai kewenangan (power sharing and advocacy
model) dan kemitraan (partnership model) yang difokuskan pada peningkatan
mutu pelayanan pendidikan. Adapun tujuan dibentuknya Komite Sekolah
sebagai suatu organisasi masyarakat sekolah adalah sebagai berikut.

1. Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam


melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di satuan
pendidikan.
2. Meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.
3. Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan
demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang
bermutu di satuan pendidikan.

C. Peran dan Fungsi Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah

Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah umumnya saling berhubungan


satu sama lain, oleh karena itu peran dan fungsinya juga saling berkaitan.
Berikut ini adalah peran dan fungsi dewan pendidikan dan komite sekolah:

1. Peran Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah

Pada pasal 56 Undang-Undang sistem pendidikan Nasional


dalam Bisri (2020) disebutkan bahwa di dalam Masyarakat ada Dewan
Pendidikan dan Komite Madrasah yang berperan:

a. Masyarakat berperan dalam peningkatan mutu pelayanan


pendidikan yang meliputi perencanaan, pengawasan, dan evaluasi
program pendidikan melalui dewan pendidikan dan komite
madrasah.
b. Dewan Pendidikan sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan
dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan dengan memberikan
pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana
serta pengawasan pendidikan di tingkat nasional, provinsi, dan
kabupaten/kota yang tidak mempunyai hubungan yang hierarkis.
c. Komite Madrasah sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan
dalam peningkatan mutu pendidikan dan memberikan
pertimbangan, arahan, dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana
serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.

Menurut Bisri (2020) sebagai sebuah organisasi yang


mewadahi aspirasi masyarakat, komite sekolah/madrasah juga
memiliki peran yang penting. Peran komite sekolah/madrasah tidak
dapat berdiri sendiri, namun saling terkait antara peran satu dengan
peran lainnya. Dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Advisory agency (pemberi pertimbangan). Komite


sekolah/madrasah berperan sebagai pemberi pertimbangan kepada
kepala sekolah atau lembaga pendidikan. Yang idealnya harus
meminta pertimbangan yang berkaitan dengan merumuskan
kebijakan, program, dan kegiatan. Termasuk juga dalam
merumuskan visi misi serta tujuan sekolah/madrasah. Meskipun
tidak secara keseluruhan ada beberapa visi misi dan tujuan serta
program unggulan apa yang harus dirumuskan bersama dengan
komite sekolah/madrasah.
b. Supporting agency (pendukung). Badan yang memberikan
dukungan baik yang berwujud biaya operasional, pikiran, dan
tenaga. Jika dulu peran komite sekolah/madrasah lebih sebagai
pendukung pembiayaan, padahal penekanannya bukan pada aspek
biaya saja melainkan pada banyak aspek lainnya, terutama berupa
gagasan dalam rangka penyelenggaraan dan peningkatan mutu
pendidikan.
c. Controlling agency (pengawas) dalam upaya transparansi dan
akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan. Komite
sekolah/madrasah berperan sebagai pengawas yang melaksanakan
pengawasan social kepada satuan pendidikan. Pelaksanaannya tidak
sama seperti pengawasan oleh badan pemerintah, namun hanya
bersifat preventif saja.
d. Executive. Peran komite sekolah/madrasah sebagai mediator antara
orang tua dan masyarakat, serta dengan pemerintah (eksekutif) dan
dewan perwakilan rakyat daerah (legislatif) di satuan pendidikan.

Dalam melaksanakan perannya komite sekolah juga memiliki


tugasnya, menurut Duhou dalam Winoto (2021) menjelaskan tentang
pengalaman sekolah yang telah menjalankan manajemen berbasis
sekolah di Victoria’s school, Australia. Dipaparkan bahwa, tugas-tugas
komite sekolah yang dikembangkan adalah sebagai berikut:

a. Komite sekolah terlibat dalam membuat dan menyusun berbagai


kebijakan pendidikan di sekolahnya.
b. Mendirikan komite pendidikan tingkat regional, dan mendorong
keterwakilan tiap sekolah pada komite regional tersebut.
c. Pada komite regional diperkuat expert dalam bidang-bidang yang
diperlukan, dan komite tersebut independen, tidak terikat dengan
birokrasi pendidikan, namun bertanggung jawab dengan menteri.

Komite sekolah dalam penyusunan anggaran Hatry dalam


Winoto (2021) menjelaskan peran dan manfaat komite sekolah dan
dewan sekolah bagi sekolah sebagai berikut:

a. Mengembangkan akses sekolah pada dana, sehingga sekolah


mampu membangkitkan berbagai sumber dana potensial untuk
mendukung proses pembelajaran siswa.
b. Mengembangkan budgeting sekolah dalam konteks pengembangan
kemampuan pembiayaan untuk mendanai berbagai program
sekolah.
c. Menentukan struktur anggaran sekolah.
d. Berpartisipasi dalam pemilihan kepala sekolah dan wakil kepala
sekolah.
e. Ikut serta dalam memberikan pendapat tentang kurikulum dalam
konteks peningkatan kualitas hasil pembelajaran, dan memberikan
masukan-masukan pada sekolah tentang kualifikasi kompetensi
siswa yang akan dihasilkan sekolah.
2. Fungsi Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah

Menurut Megiati (2016) dewan pendidikan memiliki fungsi


yaitu mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat
terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.Badan ini juga
melakukan kerjasama dengan masyarakat, baik perorangan maupun
organisasi, dunia usaha dan industri, pemerintah, dan DPRD
berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Fungsi
lainnya adalah menampung dan menganalisis aspirasi, pandangan dan
tuntutan, dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diinginkan oleh
masyarakat. Disamping itu fungsi dewan pendidikan adalah
memberikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada
pemerintah daerah/DPRD satuan pendidikan mengenai kebijakan dan
program pendidikan dan dewan pendidikan mendorong orangtua dan
masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan dan menggalang dana
masyarakat dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan pendidikan di
satuan pendidikan.

Sedangkan fungsi komite sekolah menurut Bisri (2020) sebagai


berikut:

a. Meningkatkan kepedulian dan komitmen orang tua dan masyarakat


agar terlaksananya pemerataan pendidikan.
b. Mengupayakan agar ada kerjasama antara lembaga pendidikan
dengan seluruh komponen masyarakat maupun pemerintah,
berkaitan penyelenggaraan pendidikan.
c. Menampung dan menganalisis segala bentuk aspirasi yang
dibutuhkan lembaga pendidikan dan yang diajukan masyarakat.
d. Memberi saran, pertimbangan, dan rekomendasi kepada lembaga
pendidikan terkait; 1) Kebijakan dan program pendidikan; 2)
Rencana Anggaran Pendidikan dan Belanja Sekolah (RAPBS); 3)
Kriteria kinerja lembaga pendidikan; 4) Kriteria tenaga lembaga
pendidikan; 5) Kriteria fasilitas lembaga pendidikan; 6) Dan segala
hal yang berhubungan dengan lembaga pendidikan.
e. Menggalang dana dari seluruh komponen masyarakat dalam rangka
pembiayaan operasional lembaga pendidikan.
f. Melaksanakan evaluasi dan kontrol secara berkala terkait kebijakan,
program, pelaksanaan pendidikan, dan output di lembaga
pendidikan.

D. Pembentukan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah

Menurut Abidin dalam Sitorus (2007): “Kebijakan yang dimuat


pemerintah harus sesuai dengan aspirasi rakyat dan kepentingan masyarakat,
keikutsertaan rakyat dapat mempengaruhi keseluruhan proses kebijakan mulai
dari perumusan, implementasi sampai pada penilaian kebijakan”. Partisipasi
masyarakat dalam pendidikan dengan membentuk Dewan Pendidikan dan
Komite Sekolah. Tujuannya (1) Menawarkan dan menyalurkan aspirasi dan
prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan dan program pendidikan;
(2) Meningkatkan tanggungjawab dan peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan; dan (3) Menciptakan suasana dan kondisi
transparansi, akuntabilitas, dan demokratis dalam penyelenggaraan dan
pelayanan pendidikan yang bermutu. Agar kebijakan ini tidak merupakan
tumpukan arsip maka perlu diimplementasikan kepada publik Implementasi
kebijakan pendidikan dalam skala mikro tersebut diimplementasikan, dengan
diawali dari pembentukan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah dalam
suasana kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis.

Transparan berarti bahwa wadah itu harus dibentuk secara terbuka dan
diketahui oleh anggota masyarakat dengan tahapan yang dilalui yaitu:

1. Adanya pembentukan panitia persiapan.


2. Melakukan proses sosialisasi tentang Dewan Pendidikan dan Komite
Sekolah.
3. Penetapan kriteria calon anggota sesuai usulan dari masyarakat.
4. Proses seleksi calon sesuai usulan dari masyarakat.
5. Pengumuman calon anggota sesuai usulan dari masyarakat.
6. Melakukan proses pemilihan sesuai usulan dari masyarakat.
7. Menyampaikan hasil pemilihan kepada bupati/walikota untuk
diterbitkan surat keputusan.

Sedangkan akuntabel berarti panitia persiapan hendaknya


menyampaikan laporan pertanggungjawaban kinerjanya setelah
bupati/walikota menetapkan Dewan Pendidikan. Sedangkan demokratis
berarti bahwa proses pemilihan anggota dalam pengurusan dilakukan dengan
musyawarah masyarakat.

Menurut Bisri (2020) apabila ingin membentuk komite


sekolah/madrasah, langkah awal yang perlu dilakukan adalah dengan
membentuk panitia persiapan. Tugas operasional panitia persiapan ini adalah
menyusun rencana pembentukan komite sekolah/madrasah melalui langkah-
langkah berikut ini:

1. Mensosialisasikan pembentukan komite. Sosialisasi ini menjadi


penting karena dapat memberikan pemahaman kepada semua lapisan
masyarakat terkait komite sekolah/madrasah. Untuk proses sosialisasi
yang dapat didengar dan direspon oleh masyarakat, bisa dengan cara
rapat diskusi, atau bahkan dalam konteks yang lebih luas, misalnya
dengan menyebar brosur, pamflet, surat kabar, bulletin, pengumuman
di radio, atau bahkan televisi.
2. Membuat kriteria calon anggota komite yang harus disepakati
bersama. Dan dari kriteria yang dibuat tersebut, identifikasikan kepada
nama-nama calon yang paling banyak memenuhi syarat.
3. Panitia melakukan seleksi calon anggota dengan berpatokan usulan
dari masyarakat, yang disesuaikan dengan kriteria yang sudah
ditentukan.
4. Setelah proses seleksi terlaksana, maka tugas panitia mengumumkan
nama-nama calon yang lolos kepada masyarakat.
5. Pihak lembaga pendidikan kemudian memberi fasilitasi agar pemilihan
pengurus dapat terlaksana dengan baik. Dan proses penyusunan
pengurus dan anggota perlu berjalan secara demokratis dan transparan,
dan pihak birokrasi pun tidak boleh melakukan hal-hal yang bersifat
intervensi.
6. Langkah akhir setelah menyusun pengurus dan anggota komite
sekolah/madrasah, maka panitia perlu menyerahkan nama-nama
tersebut untuk diterbitkan dalam Surat Keputusan oleh Kepala
Madrasah.

E. Tata Sekolah dan Kepengurusan

Dalam Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah terdapat adanya tata


sekolah dan kepengurusannya, hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Dewan pendidikan

Menurut Rahmat (2016) tanggung Jawab masyarakat dalam


penentuan arah dan kebijakan penyelenggaraan pendidikan disalurkan
melalui Dewan Pendidikan. Di tiap daerah tingkat II berkesempatan
menentukan Peraturan Daerah untuk membentuk Dewan Pendidikan,
Dewan Sekolah atau Komite Sekolah. Di Kota Gorontalo misalnya
ditetapkan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2001 tentang Sistem
Penyelenggaraan pendidikan Kota Gorontalo. Pada peraturan Daerah
tersebut pasal 17 dibahas Dewan Pendidikan:

a. Keanggotaan Dewan Pendidikan Kota diangkat dan diberhentikan


oleh Walikota atas persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kota Gorontalo.
b. Masa bakti keanggotaan Dewan yang dimaksud dalam ayat (1)
adalah 4 (empat) tahun.
c. Kepengurusan Dewan Sekolah sebagaimana yang dimaksud dalam
ayat (1) dan (2) terdiri dari seorang Ketua merangkap anggota,
seorang wakil ketua merangkap anggota, dua orang sekretaris
merangkap anggota, dan 4 (empat) orang anggota. Organisasi dan
tata kerja dan hubungan fungsional Dewan Pendidikan Kota dan
Dewan Sekolah ditetapkan oleh Walikota.
2. Dewan sekolah

Selanjutnya pada Peraturan Daerah dalam Rahmat (2016)


tersebut di atas dijabarkan tentang Dewan sekolah:

a. Keanggotaan Dewan Sekolah diangkat dan diberhentikan oleh


Dinas Pendidikan atas usulan Pimpinan Satuan Pendidikan
berdasarkan atas hasil musyawarah unsur-unsur Dewan Sekolah.
b. Masa bakti keanggotaan Dewan Sekolah sebagaimana yang
dimaksud dalam ayat (1) adalah 3 (tiga) tahun.
c. Kepengurusan Dewan Sekolah sebagaimana yang dimaksud dalam
ayat (1) dan (2) terdiri dari seorang ketua merangkap anggota,
seorang wakil ketua merangkap anggota, dua orang sekretaris
merangkap anggota, seorang bendahara merangkap anggota, dan 4
(empat), 6 (enam), 8 (delapan) atau 10 (sepuluh) orang anggota.
3. Kerjasama pendidikan

Dalam pelaksanaan kerjasama pendidikan Pemerintah Kota


menurut Moore dalam Rahmat (2016) memiliki wewenang untuk
mengatur dan menjalin kerjasama saling menguntungkan dengan
berbagai pihak termasuk Perguruan Tinggi dan satuan penyelenggara
pendidikan luar sekolah yang beroperasi di Kota Gorontalo sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pemerintah Kota
memiliki wewenang untuk menjalin kerjasama bidang pendidikan
dengan pihak-pihak lain. Untuk mengatasi hal-hal di atas, maka perlu
mengadakan perbedaan antara hak orang tua murid dengan wewenang
sekolah. Di samping itu pengurus perkumpulan orang tua murid dan
guru itu seharusnya menyadari bahwa sifat organisasi itu bersifat
sukarela. Keberadaannya adalah untuk melindungi minat murid dan
meningkatkan kesejahteraan murid, baik di rumah dan di sekolah
maupun di masyarakat.

Di Negara-negara yang sudah maju, di mana para orang tua


mempunyai tingkat kesadaran yang sudah tinggi terhadap pendidikan,
maka baik dewan pendidikan, maupun Kepala Sekolah dan guru tidak
diwajibkan secara resmi untuk mensponsori perkumpulan orang tua
murid. Inisiatif untuk mengadakan perkumpulan itu timbul dari
kalangan orang tua murid. Perkumpulan orang tua ini dilarang untuk
mencampuri baik urutan teknis pengajaran maupun administrasi,
kecuali diminta oleh pimpinan sekolah atau guru. Misalnya menjadi
narasumber. Nara sumber suatu mata pelajaran tertentu dalam rangka
pengayaan materi tersebut.

Tugas utama seorang pengurus perkumpulan ini adalah bekerja


sama dengan para guru untuk memberikan bimbingan kepada anak
agar mereka lebih sejahtera dalam rangka meningkatkan mutu kualitas
sekolah. Untuk melaksanakan tugas tersebut, sekolah sebaiknya
membimbing para pengurus perkumpulan tersebut dan orang tua
murid. Bimbingan itu berupa teknik-teknik hubungan kerjasama,
seperti teknik berdiskusi, teknik pemecahan masalah dan lain
sebagainya.

F. Contoh Implementasi Hambatan Serta Solusi Dewan Pendidikan dan


Komite Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan

Dalam implementasi hambatan serta solusi dewan pendidikan dan


komite sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan kami dari kelompok 6
mengambil studi literatur yang berjudul “Pelibatan Komite Sekolah Dalam
Peningkatan Mutu Pendidikan” dalam artikel tersebut Septiana, dkk (2018)
melakukan observasi pada SDN Blimbing 4 Malang. Hasil dari observasi
tersebut, hambatan atau kendala yang terjadi adalah berasal dari komite
maupun orang tua atau wali murid. Keduanya memiliki permasalahan yang
sama yakni sulit menentukan waktu untuk melakukan pertemuan atau rapat
dengan anggota yang lengkap dikarenakan masing-masing perwakilan dari
komite dan orang tua memiliki kesibukan seperti pekerjaan. Namun,
permasalahan lainnya terjadi saat pertemuan orang tua di SDN Blimbing 4
Malang yakni wali murid yang tidak setuju dengan program atau kegiatan
sekolah. Wali murid yang tidak setuju mayoritas menolak untuk menyumbang
dana atau bahkan tidak ikut berpartisipasi seperti kerja bakti.

Dalam pertemuan tidak jarang permasalahan yang timbul dari kedua


belah pihak yakni komite dan orang tua terjadi misalnya orang tua atau wali
murid tidak setuju dengan rencana program sekolah. Namun, permasalahan
yang terjadi di SDN Blimbing ini yakni beberapa orang tua yang tidak setuju
sehingga permasalahan ini juga menjadi tugas komite untuk meluruskan
kendala-kendala tersebut agar ditemukan alternatif pemecahan masalahnya.
Kendala-kendala yang timbul dalam upaya peningkatan mutu pendidikan
perlu ditindaklanjuti agar rencana program sekolah dapat berjalan dengan
baik. Berdasarkan hasil temuan di SDN Blimbing 4 Malang, solusi
pemecahan masalahnya yakni komite yang berhalangan hadir dapat
digantikan oleh pengurus komite lainnya namun tetap berkoordinasi dengan
pengurus yang tidak hadir.

Berdasarkan temuan penelitian di atas, hal yang dilakukan komite


ialah berkoordinasi dan membangun komunikasi. Kedua cara tersebut
merupakan kunci komite sekolah mengatasi permasalahan. Komite dan orang
tua harus memiliki satu suara atau mencapai mufakat untuk mencegah
kesalahan informasi. Sehingga, koordinasi dan komunikasi merupakan cara
paling solutif untuk menjaga hubungan antara sekolah dan masyarakat terlebih
untuk mencapai tujuan pendidikan. Disamping itu, SDN Blimbing 4 Malang
memiliki solusi lainnya untuk mengatasi wali murid yang tidak setuju adalah
dengan melakukan pendekatan secara personal terhadap pihak-pihak yang
bertentangan tersebut.

Dari pembahasan di atas yang diuraikan berdasarkan pada masing-


masing fokus peneltian, dapat disimpulkan bahwa hal tersebut ialah upaya
peningkatan mutu pendidikan khususnya di sekolah. Mutu pendidikan
sebagaimana pendapat Susanto dalam Septiana, dkk (2018) mengenai mutu
pendidikan bahwa: pengertian mutu dalam konteks pendidikan mengacu pada
proses pendidikan dan hasil pendidikan. Proses pendidikan yang bermutu
melibatkan berbagai input seperti bahan ajar, metode pembelajaran, sarana
sekolah, dukungan administrasi, dan sarana prasarana serta sumber daya
lainnya untuk penciptaan suasana sekolah yang kondusif. Mutu dalam
pendidikan untuk menjamin kualitas input, proses, produk/ output, dan
outcome sekolah sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas sekolah.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Dewan pendidikan dan komite sekolah merupakan wadah aspirasi bagi


warga sekolah dan masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan ataupun
segala aspek yang berkaitan dengan pendidikan di sekolah. Pembentukan
dewan pendidikan dan komite sekolah harus dilaksanakan dengan baik dan
benar, jika terjadi kesalahan dalam pembentukan maka dalam pelaksanaan
akan menimbulkan suatu permasalahan yang cukup rumit. Dengan adanya
dewan pendidikan dan komite sekolah dapat bertujuan sebagai pengembangan
konsep yang berorientasi kepada pengguna (client model), berbagai
kewenangan (power sharing and advocacy model) dan kemitraan
(partnership model) yang difokuskan pada peningkatan mutu pelayanan
pendidikan. Sebagaimana contoh dari implementasi yang telah di uraikan
bahwa dengan adanya dewan pendidikan dan komite sekolah sangat
membantu masyarakat sekolah baik dari segi material maupun non material
DAFTAR RUJUKAN

Bisri, A. M. 2020. Studi Analisis Komite Sekolah/Madrasah dalam Mengawal


Kualitas Pendidikan. Munaddhomah: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam,
1(1), 51–64. https://doi.org/10.31538/munaddhomah.v1i1.31. Diakses tanggal 25
September 2023.

Herawati, E. S. B., Suryadi, S., Warlizasusi, J., & Aliyyah, R. R. 2020. Kinerja
Dewan Pendidikan Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Tadbir : Jurnal
Studi Manajemen Pendidikan, 4(1), 87. https://doi.org/10.29240/jsmp.v4i1.1435.
Diakses tanggal 25 September 2023.

Megiati, Y. E. 2016. Pemberdayaan Komite Sekolah: Kajian Konsep dan


Implementasinya. SAP (Susunan Artikel Pendidikan), 1(2), 125–134.
https://doi.org/10.30998/sap.v1i2.1019. Diakses tanggal 25 September 2023.

Rahmat, A. 2016. Manajemen Humas. Manajemen Humas Sekolah, 169.

Saputra, A. N. 2022. Peranan Dewan Pendidikan Dalam Pelaksanaan Kebijakan.


5(1), 92–102.
https://www.google.com/url?q=https://ojs.unsulbar.ac.id/index.php/arajang/
article/view/
2517&sa=D&source=docs&ust=1695923068273432&usg=AOvVaw2blsCLrfY
5kxeDpK95UZEN. Diakses tanggal 25 September 2023.

Sayuti, A. 2022. Peran Komite Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan.


https://www.google.com/url?q=http://journal.an-nur.ac.id/index.php/mubtadiin/
article/view/
174&sa=D&source=docs&ust=1695919767910328&usg=AOvVaw1mALqO5p
0QYO47kX6ysDii. Diakses tanggal 25 September 2023.

Septiana, D. N., Bafadal, I., & Kusumaningrum, D. E. 2018. Pelibatan Komite


Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Kalam Cendekia: Jurnal Ilmiah
Kependidikan, 10(2), 478. https://doi.org/10.20961/jkc.v10i2.65774. Diakses
tanggal 25 September 2023.

Sitorus, M. 2007. Pengaruh Communication, Resources, Disposition, dan Bureucratic


Structure Terhadap Implementasi Kebijakan Pendidikan ( Studi Kasus
Pembentukan Dewan Pendidikan Kabupaten Tobasamosir ). Jurnal Ilmu
Administrasi, Vol. 4 No., 59–81.
https://jia.stialanbandung.ac.id/index.php/jia/article/view/412. Diakses tanggal
25 September 2023.

Winoto, S. 2021. Komite Sekolah/Madrasah dan Manajemen Mutu Pendidikan. In


Cetakan Pertama (Vol. 1). http://digilib.iain-jember.ac.id/2488/1/Komite
Sekolah_Dr. Suhadi Winoto.pdf. Diakses tanggal 25 September 2023

Anda mungkin juga menyukai