Anda di halaman 1dari 19

Meminimalisasi Permasalahan

Dengan Komite Sekolah

MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Problematika dan Inovasi Pendidikan Dasar

Dosen Pengampu :
Dr. Hj. Ihsana El Khuluqo, M.Pd.

Oleh :

INVIA ANGGRAINI 2209087034


ISNI AHIDA 2209087034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Meminimalisasi Permasalahan Dengan Komite
Sekolah” dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Problematika dan Inovasi Pendidikan
Dasar. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang keterlaksanaan peran komite
sekolah.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Hj. Ihsana El Khuluqo, M. Pd. selaku dosen
Mata Kuliah Problematika dan Inovasi Pendidikan Dasar. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini
dapat menambah wawasan dan bermanfaat, khususnya bagi kami serta para pembaca.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jakarta, 26 November 2022.

Tim Penulis.
DAFTAR ISI

Hal
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN.
A. Pengertian Komite Sekolah
B. Tujuan dan Fungsi Komite Sekolah
C. Tugas dan Peran Komite Sekolah
D. Pengorganisasian Komite Sekolah
E. Manajemen Komite Sekolah
F. Kontribusi Komite Sekolah Terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan

BAB III SIMPULAN DAN SARAN.


A. Simpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
Peran serta masyarakat adalah kontribusi, sumbangan, dan keikutsertaan masyarakat dalam
menunjang upaya peningkatan mutu pendidikan. Pada masa sekarang tentunya Anda juga
setuju, bahwa perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring pendidikan melibatkan peran serta
masyarakat. Kesadaran tentang pentingnya pendidikan yang dapat memberikan harapan dan
kemungkinan lebih baik di masa yang akan datang, mendorong berbagai upaya dan perhatian
seluruh lapisan masyarakat. Hal inilah yang melahirkan kesadaran peran serta masyarakat.
Peran serta masyarakat khususnya orangtua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan
selama ini sangat minim. Partisipasi masyarakat selama ini pada umumnya sebatas pada
dukungan dana, sementara dukungan lain seperti pemikiran, moral, dan barang/jasa kurang
diperhatikan. Akuntabilitas sekolah terhadap masyarakat juga lemah. Sekolah tidak merasa
berkeharusan untuk mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan pendidikan kepada
masyarakat, khususnya orangtua siswa, sebagai salah satu unsur utama yang berkepentingan
dengan pendidikan (stakeholder).
Berdasarkan kenyataan-kenyataan tersebut diatas, tentu saja perlu dilakukan upaya-upaya
perbaikan, salah satunya adalah melakukan reorientasi penyelenggaraan pendidikan melalui
manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah. Salah satu programnya adalah pembuatan
komite sekolah. Komite sekolah merupakan salah satu bentuk partisipasi masyarakat dalam
peningkatan mutu pendidikan.

B. Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang problem makalah ini, maka di rumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari komite sekolah ?
2. Apa tujuan dan fungsi dari pembentukan komite sekolah ?
3. Apa tugas dan peran komite sekolah ?
4. Bagaimana sistem pengorganisasian komite sekolah ?
5. Bagaimana sistem manajemen komite sekolah dilakukan ?
6. Bagaimana kontribusi komite sekolah terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan ?

C. Tujuan.
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka kami akan memberikan beberapa tujuan
penulisan makalah ini, diantaranya adalah :
1. Mengetahui pengertian dari komite sekolah
2. Mengetahui fungsi dan tujuan dari pembentukan komite sekolah
3. Mengetahui tugas dan peran komite sekolah
4. Mengetahui sistem pengorganisasian komite sekolah
5. Mengetahui bagaimana sistem manajemen komite sekolah dilakukan
6. Mengetahui bagaimana kontribusi komite sekolah terhadap Peningkatan Mutu
Pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Komite Sekolah


Secara historis keberadaan komite sekolah terus mengalami perubahan dari tahun ke
tahun. Sebelum tahun 1974 masyarakat di lingkungan masing-masing sekolah telah
membentuk Persatuan Orang Tua Murid dan Guru (POMG). Seiring perkembangan
pendidikan pada tahun 1974 POMG diganti dengan Badan Pembantu Penyelenggara
Pendidikan (BP3). Setelah terjadi reformasi tahun 1998-2002, BP3 berubah nama menjadi
Komite Sekolah yang ditetapkan melalui SK Mendiknas Nomor 044/U/2002. Komite Sekolah
adalah nama badan yang berkedudukan pada satu satuan pendidikan, baik jalur sekolah
maupun luar sekolah, atau beberapa satuan pendidikan yang sama di satu kompleks yang
sama.
Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 044/U/2002 tanggal 2 April 2002. Dalam keputusan Mendiknas
tersebut dinyatakan bahwa peran Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah merupakan:
(1) advisory agency (pemberi pertimbangan), (2) supporting agency (pendukung kegiatan
layanan pendidikan), (3) controlling agency (pengontrol kegiatan layanan pendidikan), dan
(4) mediator, penghubung atau pengait tali komunikasi antara masyarakat dengan pemerintah.
Menurut permendikbud nomor 75 tahun 2016 tentang komite sekolah Pasal 1 ayat 2
dijelaskan bahwa "Komite Sekolah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan
orangtua/wali peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli
pendidikan" (Permendikbud 2016). Lebih lanjut dalam UU Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sisdiknas pasal 56 ayat 3 dijelaskan "Komite sekolah/madrasah, sebagai lembaga mandiri,
dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan dengan memberikan pertimbangan,
arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat
satuan pendidikan"(UU Sisdiknas, 2003).
Menurut Idris (2014:161–62), komite sekolah sebagai lembaga mandiri dibentuk dan
berperan dalam peningkatan mutu pelayanan dan memberikan pertimbangan, arahan, dan
dukungan tenaga, sarana, dan prasarana serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan. Jadi dapat disimpulkan komite sekolah merupakan lembaga mandiri yang
memilik peran dalam memberikan pertimbangan arahan dan dukungan untuk meningkatkan
mutu pendidikan. Pertimbangan, arahan, dan dukungan yang diberikan oleh komite sekolah
berupa dalam kegiatan merencanakan, mengawasi, dan mengevaluasi pendidikan yang
diselenggarakan. Merencanakan berarti turut serta dalam menentukan kebijakan sekolah yang
akan dilaksanakan melalui pemberiaan arahan dan pertimbangan yang terkait seperti
perencanaan kerja dan anggaran sekolah, perumusan Visi, Misi, dan tujuan sekolah dan lain
sebagainya. Pengawasan berarti komite sekolah turut serta memantau pelaksanaan program-
program yang telah disepakati agar berjalan sebagaimana mestinya. Evaluasi yang
dilaksanakan komite berupa penilaian terhadap pelaksanaan yang telah dilakukan dalam
jangka waktu tertentu sebagai bahan pertimbangan perbaikan ke depannya.
Menurut Djam'an Satori (2001), sebagai konsekuensi untuk mengakomodasi aspiras,
harapan dan kebutuhan stakeholder sekolah, maka perlu di kembangkan adanya wadah untuk
menampung dan menyalurkannya. Wadah tersebut berfungsi sebagai forum di mana
representasi para stakeholder sekolah terwakili secara proporsional. Dalam berbagai dokumen
yang ada dan consensus yang telah muncul dalam berbagai forum, wadah ini di beri nama
komite Sekolah. Badan sejenis ini di Australia disebut School Council.
Dalam pengertian lain, Djam'an Satori menyebutkan bahwa komite Sekolah merupakan
suatu badan yang berfungsi sebagai forum resmi untuk mengakomodasikan dan membahas
hal-hal yang menyangkut kepentingan kelembagaan sekolah (Mulyono,2008:258). Sedangkan
menurut keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 044//2002, Komite Sekolah
merupakan sebuah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka
meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiens pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan
baik pada pendidikan prasekolah, jalur pendidikar Sekolah, maupun jalur pendidikan luar
Sekolah. Untuk penamaan badan di sesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan daerah masing-
masing satuan pendidikan, seperti komite Sekolah, majelis madrasah, comite TK, atau nama-
nama lain yang di sepakati bersama (Hasbullah,2006:90)
Komite Sekolah yang berkedudukan di setiap satuan pendidikan merupakan badan
mandiri yang tidak memiliki hubungan hierarkis dengan lembaga pemerintahan. Komite
Sekolah dapat terdiri dari satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang berbeda
jenjang, tetapi berada pada lokasi yang berdekatan, atau satuan-satuan pendidikan yang di
kelola oleh suatu penyelenggara pendidikan, atau karena pertimbangan orang lain.
Pada dasarnya posisi komite sekolah berada di tengah-tengah antara orang tua murid,
murid, guru, masyarakat setempat, dan kalangan swasta di satu pihak dengan pihak sekolah
sebagai institusi kepala sekolah. Dinas pendidikan wilayahnya dan pemerintah daerah di
pihak lainnya. Peran komite sekolah di harapkan dapat menjembatani kepentingan keduanya
(Hasbullah,2006:90).
B. Tujuan dan Fungsi Komite Sekolah
1. Tujuan Komite Sekolah
Komite Sekolah bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan di
sekolah dengan melibatkan masyarakat. Menurut Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional No. 044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah, tujuan
dibentuknya komite sekolah adalah sebagai berikut : 

1. Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan


kebijakan operasional dan program pendidikan di satuan pendidikan. 
2. Meningkatkan tanggung jawab dan peran serta aktif dari seluruh lapisan masyarakat
dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan. 
3. Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis dalam
penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di satuan pendidikan.

Sedangkan menurut Mulyasa (2014), pembentukan komite sekolah memiliki


beberapa tujuan, yaitu :

1. Mewadahi dan meningkatkan partisipasi para stakeholders pendidikan pada tingkat


sekolah untuk turut serta merumuskan, menetapkan, melaksanakan dan memonitor
pelaksanaan kebijakan sekolah dan pertanggungjawaban yang terfokus pada kualitas
pelayanan peserta didik secara proporsional dan terbuka. 
2. Mewadahi partisipasi para stakeholders turut serta dalam manajemen sekolah sesuai
dengan peran dan fungsinya.
3. Mewadahi partisipasi baik individu maupun kelompok sukarela pemerhati atau pakar
pendidikan yang peduli kepada kualitas pendidikan secara proporsional dan
profesional selaras dengan kebutuhan sekolah. 
4. Menjembatani dan turut serta memasyarakatkan kebijakan sekolah kepada pihak-
pihak yang mempunyai ketertarikan dan kewenangan di tingkat daerah.

2. Fungsi Komite Sekolah

Adapun fungsi dari komite sekolah diantaranya adalah:


a.       Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat
b.      Kerjasama dengan masyarakat
c.       Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan
pendidikan
d.      Memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada satuan pendidikan:
 Kebijakan dan program pendidikan
 RAPBS
 Kriteria kinerja satuan pendidikan
 Kriteria fasilitas pendidikan
 Hal-hal yang terkait dengan pendidikan
e.       Mendorong paritisipasi orangtua dan masyarakat
f.       Menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan pendidikan
g.      Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program, penyelenggaraan,
dan keluaran pendidikan.
Dalam era otonomi daerah ini, dimana sekolah memiliki otonomisasi dan ruang
gerak yang lebih besar dalam penyelenggaraan pendidikan. Melalui
paradigma Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) sekolah diberi kesempatan seluas-
luasnya untuk mengurus dan mengatur pelaksanaan pendidikan masing-masing madrasah.
Dengan kondisi seperti itu, komite sekolah akan dapat melaksanakan peran dan
fungsinya sebagai penunjang dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang sejalan
dengan kondisi dan permasalahan lingkungan masing-masing madrasah. Komite sekolah
dapat melaksanakan fungsinya sebagai partner dari kepala sekolah dalam mengadakan
sumber-sumber daya pendidikan dalam rangka melaksanakan pengelolaan pendidikan
yang dapat mewujudkan fasilitas bagi guru dan siswa untuk belajar sehingga
pembelajaran menjadi semakin efektif. Adanya sinergi antara komite sekolah dengan
sekolah melahirkan tanggung jawab bersama antara sekolah dan masyarakat sebagai
mitra kerja dalam membangun pendidikan. Dari sini masyarakat akan dapat menyalurkan
berbagai ide dan partisipasinya dalam memajukan pendidikan di daerahnya.

C. Tugas dan Peran Komite Sekolah

1. Tugas Komite Sekolah


Dalam Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016 pasal 3 ayat (1) disebutkan bahwa
Komite Sekolah bertugas mengawasi pelayanan pendidikan di sekolah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Komite Sekolah juga bertugas memberikan
pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan terkait: kebijakan
dan program Sekolah; Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah/Rencana
Kerja dan Anggaran Sekolah (RAPBS/RKAS); kriteria kinerja Sekolah; kriteria fasilitas
pendidikan di Sekolah; dan kriteria kerja sama Sekolah dengan pihak lain.
Termasuk juga pengawasan kinerja sekolah, serta menindaklanjuti keluhan, saran, kritik,
dan aspirasi dari peserta didik, orangtua/wali, dan masyarakat. Komite Sekolah juga tidak
boleh sembarangan didirikan. Pembentukan Komite Sekolah harus mengikuti ketentuan
dalam Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016 tentang Komite Sekolah. Ada satu ketentuan
baru yang diatur dalam Permendikbud tersebut, yaitu anggota Komite Sekolah tidak
boleh terdiri dari unsur pendidik dan tenaga kependidikan dari sekolah yang
bersangkutan.
Tugas utama komite sekolah adalah Tugas utama dari komite sekolah adalah
membantu penyelenggaraan pendidikan di sekolah dalam kapasitasnya sebagai pemberi
pertimbangan, pendukung program, pengontrol, dan bahkan mediator. Untuk memajukan
pendidikan di sekolah, komite sekolah membantu sekolah dalam penyelenggaraan proses
belajar-mengajar, manajemen sekolah, kelembagaan sekolah, sarana dan prasarana
sekolah, pembiayaan pendidikan, dan mengkoordinasikan peran serta seluruh lapisan
masyarakat. Kedudukannya sebagai mitra sekolah.
Selain itu, tugas komite sekolah adalah :
 Menyusun AD dan ART Komite Sekolah.
 Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap
penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.
 Melakukan kerjasama dengan masyarakat dan pemerintah berkenaan dengan
penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.
 Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan
pendidikan yang diajukan masyarakat.
 Memberi masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada sekolah mengenai: –
kebijakan dan program sekolah, RAPBS, kriteria kinerja sekolah, kriteria tenaga
kependidikan, kriteria fasilitas pendidikan, dan hal-hal lain yang terkait dengan
pendidikan.
 Mendorong orang tua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan guna
mendukung peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan.
 Menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan
pendidikan di sekolah.
 Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan program, penyelenggaraan
dan keluaran pendidikan di sekolah.

2. Peran Komite Sekolah


Keberadaan komite sekolah harus bertumpu pada landasan partisipasi masyarakat
dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan hasil pendidikan di sekolah. Oleh karena itu,
pembentukannya harus memperhatikan pembagian peran sesuai posisi dan otonomi yang
ada.
Menurut Nasution (2007) dan Hasbullah (2006), peran komite sekolah/madrasah
dalam meningkatkan mutu, kualitas dan pelayanan di satuan pendidikan adalah sebagai
berikut:
a. Pemberi Pertimbangan (advisory agency) 
Peran komite sekolah sebagai pemberi pertimbangan atau nasehat, adalah
kemampuan komite sekolah dalam menentukan dan melaksanakan kebijakan di satuan
pendidikan, minimal dalam memberikan masukan, pertimbangan informasi dan
rekomendasi kepada satuan pendidikan supaya masukan tersebut sesuai dengan
kebutuhan satuan pendidikan. Adapun indikator kinerja dari peran komite sekolah
sebagai pemberi pertimbangan adalah kebijakan pendidikan, program pendidikan,
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS), kriteria kinerja
satuan, kriteria tenaga kependidikan, dan Kriteria fasilitas kependidikan.
b. Pendukung (supporting agency) 
Komite sekolah sebagai pendukung adalah bentuk dukungan komite sekolah baik
yang berwujud finansial, pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan
pendidikan di satuan pendidikan, minimal dalam mendorong tumbuhnya perhatian dan
komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Adapun
indikator kinerja dari peran komite sekolah sebagai pendukung adalah mendorong
orang tua untuk berpartisipasi dalam pendidikan, mendorong masyarakat untuk
berpartisipasi dalam pendidikan, menggalang dana dalam rangka pembiayaan
pendidikan, mendorong tumbuhnya perhatian masyarakat terhadap penyelenggaraan
pendidikan yang bermutu, mendorong tumbuhnya komitmen masyarakat terhadap
penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.
c. Pengontrol (controlling agency) 
Pengontrol adalah pengawasan yang dilakukan komite sekolah dalam rangka
transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan
pendidikan, Minimal melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan,
program, penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan. Adapun
indikator kinerja dari peran komite sekolah sebagai pengontrol adalah melakukan
evaluasi dalam setiap kegiatan, melakukan pengawasan terhadap kebijaksanaan dalam
program penyelenggaraan pendidikan, melakukan pengawasan terhadap kebijaksanaan
program keluaran pendidikan.
d. Penghubung (mediator agency) 
Mediator adalah pihak netral (komite sekolah) yang membantu pemerintah dan
masyarakat di satuan pendidikan dalam proses perundingan guna mencari berbagai
kemungkinan penyelesaian sengketa tanpa menggunakan cara memutus atau
memaksakan sebuah penyelesaian. Adapun indikator kinerja dari peran komite sekolah
sebagai penghubung atau mediator adalah melakukan kerja sama dengan masyarakat,
menampung aspirasi, ide, tuntutan dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan
oleh masyarakat, menganalisis aspirasi, ide, tuntutan dan berbagai kebutuhan
pendidikan yang diajukan oleh masyarakat.

Di dalam UU No. 20 tahun 2003 pasal 56 ayat 1 telah dijelaskan bahwa masyarakat
berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan yang meliputi perencanaan,
pengawasan, dan evaluasi program pendidikan melalui dewan pendidikan dan komite
sekolah/madrasah. Namun dalam praktiknya peran dari komite sekolah mengalami
penyempitan akibat dari ketidakpahaman dan kurangnya komunikasi antara pihak sekolah
dan komite. Yang kita temui selama ini sebagian besar komite sekolah berperan hanya
apabila ada kegiatan yang berkaitan dengan sumbangan dari wali murid.

D. Pengorganisasian Komite Sekolah

Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan
sebuah batasan yang relative dapat identifikasi yang berkerja atas dasar keterikatan yang
relative terus menerus untuk mencapai tujuan. Sedangkan organisasi komite sekolah
merupakan organisasi sosial kemasyarakatan yang bersifat unik dan khas. Unik karena
organisasi ini merupakan kesatuan sosial (sosial entity). Artinya sekelompok orang yang
bertemu dan secara sadar mengikatkan dirinya pada satu kepentingan bersama untuk
mencapai tujuan yaitu meningkatkan mutu sekolah dasar tempat anak-anaknya dididik. Khas
karena organisasi ini digerakan pada kreatifitas dan inovasi terus menerus dalam keterikatan
relatif agar mencapai visi sekolah dasar yang telah ditetapkan.
Dengan demikian, komite sekolah adalah organisasi kemasyarakatan yang terbentuk dari
kesatuan (entity) sosial orang tua murid yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah
batasan yang relatif dapat diidentifikasi, vang bekerja atas dasar keterikatan yang relatif terus
menerus untuk mencapai tujuan atau sekelompok tujuan
Dalam definisi tersebut terkandung terminologi kesatuan (entity) sosial. Kesatuan sosial
dalam hal komite sekolah adalah masyarakat sekolah yang peduli pendidikan yang
berinteraksi satu sama lain.
Pengertian dikoordinasikan secara sadar bahwa organisasi itu dijalankan berdasarkan
prinsip-prinsip manajemen, artinya roda organisasi harus dijalankan berdasarkan prinsip-
prinsip manajemen moderen. Keterikatan yang terus-menerus berarti masyarakat secara sadar
merasa terikat dengan sekolah karena mereka peduli dengan pendidikan. Terakhir adalah
bahwa organisasi itu memiliki tujuan atau kelompok tujuan. Sebagaimana telah diuraikan di
muka ada empat tujuan pembentukan komite Sekolah, dan tujuan utamanya adalah
meningkatkan mutu pembelajaran di satuan pendidikan tersebut, sehingga dihasilkan lulusan
yang bermutu ditinjau dari aspek akademik dan non-akademik.
Perangkat organisasi komite sekolah minimal yang harus ada yang memungkinkan
berjalannya roda organisasi Komite Sekolah adalah: Personel Komite Sekolah, Struktur
Organisasi disertai job description setiap personel dan tata-hubungan antarpersonel, Panduan
Organisasi (antara lain berupa AD/ART), fasilitas penunjang (kantor/Sekretariat, tenaga
adminstrasi).
1. Kepengurusan.
Komite Sekolah yang terdiri atas personel yang dibentuk berdasarkan ketentuan yang
ada (dijelaskan pada topik Pembentukan Komite Sekolah) dibentuk menjadi sebuah
organisasi yang paling tidak terdiri atas ketua, sekretaris, bendahara, dan anggota.
2. Struktur Organisasi
Dalam keadaan organisasi komite sekolah dengan kegiatan yang lebih kompleks,
struktur organisasi dapat lebih diperluas dengan beberapa ketua bidang untuk mengontrol
dan menoordinasi setiap bidang, dan beberapa seksi-seksi seperti bendahara dan
sekertaris.
3. Job description.
Guna menjalankan roda organisasi komite sekolah, perlu dibuat job description bagi
setiap personel pada setiap jabatan yang diembannya, sehingga tidak terjadi tumpang
tindih pelaksanaan tugas. Dalam hal ini job description berupa panduan siapa
mengerjakan apa dan masing-masing personel bertanggung jawab atas terlaksananya
tugas yang ia emban.
4. Tata hubungan antar personel
Panduan tata hubungan antar personel. Misalnya seksi penggalangan dana masyarakat
berada di bawah koordinasi ketua bidang sumberdaya. Salah satu hal yang penting
diketahui oleh semua angota pengurus komite sekolah adalah mengenal satu sama lain
dan masing-masing mengetahui kelebihan (dan kalau mungkin kelemahan) masing-
masing. Hal ini penting bagi penempatan personel pada jabatan tertentu dalam organisasi
komite sekolah. Perlu dihindari penempatan seseorang dalam organisasi adalah
berdasarkan kedudukan, kepangkatan, atau kekayaaan.
5. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) merupakan salah satu
perangkat organisasi yang penting. Dalam hal organisasi masih merupakan organisasi
yang sederhana dengan kegiatan yang masih terbatas, AD/ART tidak harus ada dulu.
Akan tetapi komite sekolah tetap harus memiliki panduan berorganisasi, dan roda
organisasi berjalan berdasarkan panduan tersebut. Dalam AD/ART atau panduan
organisasi paling tidak harus diatur mengenai:
a. Dasar, tujuan, dan kegiatan dari komite sekolah,
b. Ketentuan keanggotaan dan kepengurusan (termasuk masa bakti),
c. Hak dan kewajiban anggota dan pengurus,
d. Ketentuan tentang pengelolan keuangan,
e. Mekanisme pengambilan keputusan,
f. Perubahan panduan organisasi atau AD/ART, dan
g. Pembubaran organisasi
6. Fasilitas Penunjang
Sebuah organisasi dapat dikatakan mustahil berjalan tanpa didukung oleh fasilitas
penunjang. Fasilitas penunjang sebuah komite sekolah yang paling sederhana adalah
adanya meja kerja bagi ketua komite, baik di rumah sang ketua, di sebuah sekolah, atau
bahkan di sebuah kantor khusus komite sekolah yang memiliki fasilitas ruang-ruang kerja
pengurus, ruang rapat, fasilitas administrasi, dan karyawan

E. Manajemen Komite Sekolah


Pengadaan komite sekolah dalam suatu lembaga pendidikan adalah wujud nyata dari
otonomi pendidikan yang melibatkan seluruh stakeholder pendidikan, baik itu masyarakat
maupun yang terlibat langsung dalam suatu pendidikan. Komite sekolah dimanfaatkan
perannya dalam usaha membantu kelancaraan proses pendidikan di suatu lembaga pendidikan
dasar maupun menengah.
Jadi yang dimaksud manajemen komite sekolah adalah suatu cara untuk mengatur sebuah
organisasi mulai dari perencanaan, program, pengorganisasian program, pelaksanaan
program, serta pengawasan evaluasi program dengan memanfaatkan sumber dava yang ada
guna memaksimalkan peran fungsi komite sekolah agar tujuan dibentuknya komite sekolah
dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Esensi dari partisipasi komite sekolah adalah peningkatan kualitas pengambilan
keputusan dan perencanaan sekolah yang dapat mengubah pola pikir, keterampilan, dan
distribusi kewenangar atas individu dan masyarakat. Hai tersebut dapat memperluas kapasitas
manusia untuk meningkatkan taraf hidup dalam sistem manajemen pemberdayaan sekolah.
Partisipasi masyarakat terhadap penyelenggaraan sekolah telah diatur dalarm suatu
kelembagaan yang disebut dengan komite sekolah diharapkan menjadi mitra sekolah yang
dapat mewadahi dan menyalurkan aspirasi serta prakarsa masyarakat dalam melahirkan
kebijakan operasional dan program pendidikan di sekolah. Transparansi adalah prinsip yang
menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang
penyelenggaraan sekolah, yakni inforrnasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan
pelaksanaannya, serta hasil- hasil yang dicapai. Prinsip ini memiliki dua aspek, yaitu (1)
komunikasi publik oleh sekolah, dan (2) hak masyarakat terhadap akses informasi. Keduanya
akan sangat sulit dilakukan jika sekolah tidak menangani kinerjanya dengan baik kinerjanya
Manajemen kinerja sekolah yang baik adalah titik awal dari transparansi sekolah.
Akuntabilitas MBS adalah bentuk pertanggungjawaban yang harus dilakukan sekolah
terhadap keberhasilan program yang telah dilaksanakan. Akuntabilitas ini berbentuk laporan
prestasi yang dicapai dan dilaporkan kepada pe merintah, orang tua peserta didik dan
masyarakat. Akuntabilitas diukur dari:

1. Sekolah mampu memonitor keterlaksanaan sosialisasi MBS kepada semua warga sekolah
2. Pertanggungjawaban sekolah atas penyelenggaraan MBS
3. Sekolah melakukan berbagai cara untuk mempertanggung jawabkan program sekolah
4. Sekolah melakukan berbagai cara untuk mempertanggungjawabkan keuangan/dana
sekolah

Menurut Hasbullah pemberdayaan komite sekolah secara optimal, termasuk dalam


mengawasi penggunaan keuangan, transparansi alokasi dana pendidikan lebih dapat
dipertanggung jawabkan. Pengembangan pendidikan secara lebih inovatif juga akan semakin
memungkinkan, disebabkan lahirnya ide-ide cemerlang, dan kreatif semua pihak terkait
stakeholder pendidikan.
Konsep perlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan sekolah yang terkandung di
dalamnya memerlukan pemahaman berbagai pihak terkait di mana posisinya dan apa
manfaatnya posisi komite sekolah berada di tengah-tengah antara orang tua murid, murid,
guru, masyarakat setempat, dan kalangan swasta di satu pihak, dengan pihak sekolah sebagai
satu institusi. Kepala sekolah, dinas pendidikan dan pemerintah berada di pihak lainnya.
Komite sekolah bertugas menjembatani kepentingan keduanya. Penyelenggaraan pendidikan
adalah pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan dengan mengacu kepada standar
pelayanan minimal meliputi: kurikulum, peserta didik, ketenagaan, sarana prasarana,
organisasi, pembiayaan, manajemen sekolah, dan peran serta masyarakat.
Pemberdayaan komite sekolah adalah suatu pengaturan atau pemanfaatan potensi yang
ada pada badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka peningkatan
mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan pada satuan pendidikan. Sagala
menyatakan peran serta masyarakat mendukung manajemen sekolah adalah sesuatu yang
tidak dapat dihindari, bahkan menjadi keharusan, agar peran serta masyarakat menjadi sebuah
sistem yang terorganisasi.
Berdasarkan hal tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa peran serta masyarakat sangat
dibutuhkan dalam peningkatan mutu pendidikan, bukan hanya sekedar memberikan bantuan
berwujud material saja, namun juga diperlukan bantuan yang berupa pemikiran, ide, dan
gagasan-gagasan inovatif demi kemajuan suatu sekolah. Partisipasi masyarakat dalam
pendidikan ini dirasa sangat diperlukan, dan sekarang diharapkan tidak hanya dalam bentuk
konsep dan wacana, tetapi lebih pada action di lapangan. Namun dalam realitasnya selama ini
partisipasi masyarakat dalam pendidikan lebih pada tataran konsep, wacana dan masih jauh
dari apa yang diharapkan.
Dari berbagai pengalaman dan kenyataan-kenyataan dilapangan, ternyata dalam
pelaksanaan konsep komite tidak mudah Kesulitannya bukan pada tataran konsep komite
yang tidak jelas, tetapi keberadaan komite sekolah belum banyak dikenal oleh masyarakat.
Hal ini terjadi karena masih adanya paham masyarakat terhadap pola lama dirnana seluruh
program selalu bersifat dari atas ke bawah tidak menghiraukan keinginan dari masyarakat
sekitarnya.
Sering kali terjadi kesalahpahaman bahwa pendidikan hanyalah tugas guru dan
pemerintah, sedangkan masyarakat tidak pernah merasa memilki. Masyarakat tidak pernah
merasa bertanggung jawab, padahal merupakan milik bersama, kewajiban bersama dan
tanggung jawab bersama yang harus dipikul bersamasama. Sebagai tindak lanjut Surat
Keputusan Mendiknas tentang komite sekolah itu telah dilakukan kegiatan sosialisasi maupun
penyusunan berbagai pedoman operasional pelaksanaarnya.
Akan tetapi pada kenyataannya, organisasi semacam itu, yang benar-benar berhasil
mampu melakukan peran dan fungsinya secara baik, jumlahnya amat kecil. Dengan adanya
manajemen komite sekolah dalam kemitraan bisa menempatkan tugas pokok dan fungsinya,
sehingga dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Komite sekolah diharapkan
tidak sekedar hanya papan nama, pelengkap organisasi, atau hanya sebagai alat pengumpul
dana dari masyarakat.
F. Kontribusi Komite Sekolah Terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan
Menurut Fathurohman mutu adalah sebuah proses terstruktur untuk memperbaiki
keluaran yang dihasilkan. Mutu dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi dinamis yang
berhubungan produk, jasa manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi bahkan melebihi
harapan.
Sedangkan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memilki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.

Jadi mutu pendidikan menurut Amirun adalah usaha sadar dan bertujuan untuk
mengembangkan kualitas pendidikan. Akhir dari produk pendidikan yang bermutu adalah
terciptanya masyarakat terpelajar yang dapat menciptkan sesuatu secara kreatif dan inovatif.
Pada tataran regulasi, pasal 56 UU Nomor 20 tahun 2002 ayat 3 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, menegaskan bahwa masyarakat berperan dalam peningkatan mutu pelayanan
pendidikan yang meliputi perencanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan
melalui dewan pendidikan dan komite sekolah. "Komite Sekolah/Madrasah sebagai lembaga
mandiri dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan dengan memberikan
pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan
pendidikan pada tingkat satuan pendidikan".
Dalam meningkatkan mutu pendidikan dapat dibuktikan dengan keterlibatan komite
sekolah di setiap pelaksanaan program kerja sekolah. Komite sekolah dapat memberikan
dukungan baik yang berupa tenaga, pemikiran maupun material. Komite sekolah dalam
pembentukannya telah melalui proses dengan menggunakan prinsip transparan dan
demokratis. Dalam mendukung tercapainya visi dan misi sekolah komite membantu dalam
mitra kerja dan juga ikut dalam pelaksanaan program sekolah. Ada dua dukungan yaitu
dukungan moral dan finansial. Dukungan moral meliputi pemantauan belajar peserta didik,
mendukung kegiatan KBM, dan juga seperti mendukung tambahan belajar serta kegiatan
ekstrakulikuler.
Sedangkan dukungan finansial meliputi memberikan sumbangan dalam sarana dan
prasarana sekolah. Dalam konteks operasionalnya peran komite sekolah/majelis madrasah
dalam peningkatan mutu pendidikan tidak hanya terbatas dalam penyusunan budgeting dan
dana sekolah saja, tetapi juga terlibat aktif dalam penyusunan berbagai kebijakan dan program
sekolah, khususnya tentang perencanann jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
Keterlibatan komite sangat diharapkan.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sebagai konsekuensi perluasan makna partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikar pada tingkat satuan pendidikan, maka perlu dibentuk suatu wadah untuk
menampung dan menyalurkannya yang diberi nama Komite Sekolah. Komite Sekolah adalah
badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu,
pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada pendidikan
pra sekolah, jalur pendidikar sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah.
Komite Sekolah merupakan suatu badan atau lembaga non profit dan non politis, dibentuk
berdasarkan musyawarah yang demokratis oleh para stake-holder pendidikan pada tingkat
satuar pendidikan sebagai representasi dari berbagai unsur yang bertanggungjawab terhadap
peningkatar kualitas proses dan hasil pendidikan.
Berdasarkan Keputusan Mendiknas No.044//2000, keberadaan komite sekolah berpean
sebagai berikut:

a. Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan


pendidikan di satuan Pendidikan
b. Pendukung (supporting agency) baik yang berwujud finansial, pemikiran, maupun tenaga
dalam penyelenggaraan pendidikan disatuan pendidikan.
c. Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas
penyelenggaraan dan keluaran pendidikan disatuan pendidikan.
d. Mediator antara pemerintah (eksklusif) dan dengan masyarakat di satuan pendidikan.

B. SARAN
Sebagai seorang pendidik yang mana termasuk dari komite sekolah, kiranya kita harus terus
meningkatkan kinerja kita. Dapat menjalankan peran dan fungsi sebagai salah satu dari komite
sekolah. Sehingga dapat meningkatkan kualitas dari sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.kajianpustaka.com/2020/12/komite-sekolah-madrasah.html
https://www.silabus.web.id/komite-sekolah/
https://www.mikahasri.sch.id/detail/18980/APA-PERAN-DAN-FUNGSI-KOMITE-
SEKOLAH-

Anda mungkin juga menyukai