Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

LAPORAN MANAJERIAL PERKANTORAN


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Perkantoran yang diampu oleh:

Dr. Wahyu Sri Ambar Arum, MA

Disusun Oleh:
1. Alfin Dwi Satria (1103620132)
2. Aufa Hana Irvian (1103620022)
3. Della Cahya Kamila (1103620029)
4. Laila Devi Trianjani (1103620009)
5. Nadifa Zulfa Putri Lasanto (1103620002)
6. Pranadi Rachman (1103620021)

MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2021
PENYUSUN
(KELOMPOK 4)

Alfin Dwi Satria Aufa Hana Irvian Della Cahya Kamila


1103620132 1103620022 1103620029

Laila Devi Trianjani Nadifa Zulfa Putri Lasanto Pranadi Rachman


1103620009 1103620002 1103620021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikat tugas artikel jurnal yang berjudul “Laporan
Manajemen Perkantoran” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari artikel jurnal ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu
Dr. Wahyu Sri Ambar Arum, MA. pada mata kuliah Manajemen Perkantoran. Selain itu artikel
jurnal ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang laporan manajemen perkantoran
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Wahyu Sri Ambar Arum, MA. selaku dosen
mata kuliah Manajemen Perkantoran yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan artikel jurnal ini.
Kami menyadari, artikel jurnal yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Jakarta, 5 April 2021

Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................ 3
BAB I ........................................................................................................................... 5
PENDAHULUAN....................................................................................................... 5
A. Latar Belakang................................................................................................... 5
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 5
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................... 6
D. Manfaat Penulisan ............................................................................................. 6
BAB II ......................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN ......................................................................................................... 7
A. Pengertian dan Peranan Laporan Manajerial ............................................... 7
B. Jenis Laporan Manajerial................................................................................. 8
C. Syarat- Syarat Laporan Manajerial .............................................................. 10
D. Fungsi Laporan ................................................................................................ 10
E. Prinsip Dasar Laporan Manajerial................................................................ 11
F. Susunan dan Unsur Laporan.......................................................................... 12
G. Langkah-langkah Pembuatan Laporan ........................................................ 12
BAB III PENUTUPAN ............................................................................................ 14
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Al-jufri (2011: 23) manajemen adalah sebagai kemampuan atau
keterampilan khusus melalui kegiatan bersama dalam rangka mencapai suatu tujuan.
Pendapat lain dikemukakan oleh Wahyu Sri Ambar (2007: 7) manajemen adalah suatu
proses menggunakan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi melalui
fungsi planning, organizing, leading, dan controlling.1
Menurut James A.F. Stoner, manajemen adalah suatu proses perencanaan,
pengorganisasia, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan
menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Manajemen diperlukan untuk dapat mengatur aktivitas dalam suatu organisasi agar
efektif dan efisien. Untuk itu diperlukan seorang manajer yang dalam perjalanannya
diharuskan memiliki keahlian manajer (managerial skill) dan menjalankan peran-perannya
dalam organisasi (Siagian, 2005: 2).
Menurut Moekijat (1989: 1) kantor adalah setiap tempat yang biasanya
dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan tata usaha, dengan nama apapun juga tempat
tersebut mungkin diberikan.2
Dapat disimpulkan bahwa manajemen kantor adalah kegiatan yang dilakukan untuk
mengelola, merencanakan, dan mengontrol setiap aktivitas kantor, dimana hasil akhir
kegiatan kantor ini berwujud pelayanan informasi pada berbagai pihak.3
Manajemen perkantoran merupakan rangkaian aktivitas merencanakan,
mengorganisasi, mengarahkan, mengawasi, dan mengendalikan sampai menyelenggarakan
seara tertib sesuatu hal (pekerjaan perkantoran) (The Liang Gie, 2007: 4)4. Dalam beberapa
literatur bahwa manajemen perkantoran dapat diartikan sebagai admistrasi dalam arti luas
dan arti sempit. Adapun arti administrasi perkantoran secara sempit, yaitu sebagai proses
pengaturan terhadap kegiatan ketatausahaan. Dengan demikian, kegiatan atau pekerjaan
perkantoran sama dengan seluruh aktivitas yang ada di bagian tata usaha.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Pengertian dan Peranan Laporan Manajerial


2. Apa yang dimaksud dengan Jenis Laporan Manajerial
3. Apa saja Syarat-syarat Laporan Manajerial
4. Apa saja Fungsi Laporan
5. Apa saja Prinsip dasar Laporan Manajerial
6. Apa saja yang dimaksud dengan susunan dan unsur laporan
7. Bagimana Langkah-Langkah Pembuatan Laporan
C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Pengertian dan Peranan Laporan
Manajerial
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Jenis laporan Manajerial
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Syarat-Syarat Laporan
Manajerial
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Fungsi Laporan
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Prinsip Dasar Laporan
Manajerial
6. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Susunan dan Unsur Laporan
7. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan langkah-Langkah Pembuatan
Laporan

D. Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan makalah ini untuk mengetahui lebih lanjut mengenai
laporan Manajerial perkantoran untuk dapat memberikan gambaran menyeluruh
mengenai perkembangan organisasi serta kelebihan dan kekurangannya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Peranan Laporan Manajerial

1. Pengertian

Menurut pengertian yang umum, laporan adalah suatu dokumen sebagai hasil
serangkaian kegiatan mencari dan menyajikan informasi mengenai suatu hal
tertentu.
Sedangkan laporan manajerial adalah sejenis laporan yang bertalian dengan
urusan tertentu dalam lingkungan suatu organisasi formal yang dibuat untuk
keperluan pimpinan organisasi untuk membuat keputusan dan selanjutnya
melakukan Tindakan.

Secara terperinci laporan manajerial mempunyai peranan sebagai berikut :

1. Bagi organisasi laporan manajerial memberikan gambaran menyeluruh bagi


perkembangan organisasi serta kelebihan dan kekurangannya.
2. Bagi pelaksanaan tugas, laporan manajerial dapat menunjukkan sesuatu yang
perlu disempurnakan untuk kegiatan organisasi.
3. Bagi manajer, laporan manajerial dapat menyediakan berbagai data untuk
membuat keputusan dan tindakan selanjutnya yang jitu
4. Bagi petugas organisasi sebagai, pelaksana laporan manajerial dapat menjadi
sarana untuk menyampaikan ksimpulan penting dan menyampaikan gagasan
baru kepada atasannya.

Untuk menyusun suatu laporan, tidak hanya dibutuhkan keterampilan, tetapi


juga kompetensi dan kreativitas. Karena laporan dalam bentuk tertentu tidak
hanya terdiri dari hal-hal yang sifatnya informatif, tetapi juga menuntut
gagasan atau pemikiran penyusun laporan. Sehubungan dengan hal tersebut,
perlu diupayakan pengembangan kemampuan pegawai administrasi berkaitan
dengan penulisan laporan manajerial.

2. Peranan Laporan Manajerial


Secara terperinci laporan manajerial mempunyai peranan sebagai berikut :
a. Bagi organisasi, laporan manajerial memberikan gambaran menyeluruh
bagi perkembangan organisasi serta kelebihan dan kekurangannya.
b. Bagi pelaksanaan tugas, laporan manajerial dapat menunjukkan sesuatu
yang perlu disempurnakan untuk kegiatan organisasi.
c. Bagi manajer, laporan manajerial dapat menyediakan berbagai data
untuk membuat keputusan dan tindakan selanjutnya yang jitu
d. Bagi petugas organisasi sebagai pelaksana, laporan manajerial dapat
menjadi sarana untuk menyampaikan ksimpulan penting dan
menyampaikan gagasan baru kepada atasannya.
B. Jenis Laporan Manajerial

Terdapat berbagai macam laporan yang semuanya tergantung pada klasifikasi yang
digunakan Quible dalam Sukoco (2005:179-181).

 Berdasarkan waktu penyampaian. Jika dilihat dari segi waktu penyampaian, laporan
dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

1. Laporan rutin. Laporan ini sering pula disebut sebagai laporan berkala atau periodik.
Laporan rutin merupakan laporan laporan yang dibuat secara rutin menurut periode
waktu tertentu, misalnya mingguan, bulanan, atau triwulan. Laporan ini biasanya
memuat informasi yang berhubungan dengan pelaksanaan aktivitas pada satuan unit
organisasi atau tugas individu dalam organisasi. Contoh laporan rutin antara lain
laporan manajemen dalam bidang RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham.
2. Laporan insidental. Laporan insidental merupakan laporan yang dibuat dan
disampaikan dengan waktu tidak terjadwal secara tetap. Laporan ini disusun bila ada
sesuatu hal yang dipandang sangat penting untuk disampaikan atau ada kegiatan yang
bersifat khusus dan mendadak. Contoh laporan insidental adalah laporan bencana
alam, laporan hasil penelitian, laporan bencana alam, laporan hasil penelitian, laporan
kegiatan sosial, dan lain-lain.

 Berdasarkan cara penyampaian. Jika dilihat dari segi penyampaian, laporan dapat
diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:

1. Laporan lisan. Laporan ini tidak memerlukan bentuk penulisan khusus, karena pelapor
mengungkapkan isi laporannya secara lisan kepada pimpinan, baik bertatap muka
secara langsung maupun telepon. Tetapi penting diperhatikan bahwa menyampaiak
laporan melalui telepon, menurut etika perkantoran, dianggap kurang sopan. Laporan
lisan disampaikan bila hal-hal yang dilaporkan hanya bersifat informatif dan singkat,
tidak memerlukan perincian yang mendetail, serta hal-hal yang dilaporkan tidak
membawa akibat atau pengaruh yang fatal. Dapat dibayangkan jika laporan keungan
perusahaan terdiri dari banyak mata anggaran tentu tidak mungkin disampaikan secara
lisan, tetapi harus dilaporkan secara tertulis. Salah satu dari kelemahan laporan lisan
adalah adanya ketidakleluasaan untuk mengungkapkan isi laporan, baik karena waktu
yang terbatas maupun tekanan psikologis pelapor terhadap pimpinan.

2. Laporan tertulis. Laporan yang disampaikan dalam bentuk tulisan biasanya diketik di
komputer, yang memberikan keleluasaan penggunaan data yang mendukung dalam
bentuk diagram maupun gambar yang mendukung isi laporan. Mengenai berapa
banyak yang akan dilaporkan tergantung pada kebutuhan, apakah laporan dapat dibuat
secara ringkas atau perlu pembahasan secara mendalam. Laporan ini biasanya
berbentuk laporan formal atau informal. Melalui laporan tertulis diharapkan informasi
yang disajikan lebih terstruktur disertai dengan analisis yang mendalam.

3. Laporan visual. Laporan visual merupakan laporan yang disajikan dalam bentuk
gambar, entah itu lukisan, foto, film, atau slide. Laporan ini biasa kita temui pada
berita yang ditayangkan dalam televisi atau film dokumentasi yang dibuat untuk
melaporkan kejadian tertentu sehingga membutuhkan biaya yang relatif lebih besar.
 Berdasarkan bentuk. Jika dilihat dari bentuknya, laporan dapat diklasifikasikan
menjadi tiga, yaitu:

1. Laporan berbentuk surat. Laporan ini dibuat dalam bentuk surat dengan isi yang
terbatas, biasanya hanya poin-poin terpenting saja yang perlu ditulis di dalamnya.

2. Laporan berbentuk formulir. Laporan ini disajikan dengan bentuk dan format yang
tetap. Dengan demikian, yang berubah hanya isi laporan, tetapi materi yang
dilaporkan tetap. Laporan berbentuk formulir digunakan untuk laporan yang bersifat
rutin, misalnya laporan penjualan, laporan pembelian, laporan penialain suatu hasil
kerja, dan laporan produksi unit kerja.

3. Laporan berbentuk karangan atau naskah. Laporan dibuat dalam bentuk karangan,
karena informasi yang disampaikan cukup banyak. Laporan ini biasanya untuk
menulis laporan formal, misalnya skripsi atau thesis maupun disertasi. Contoh lain
dari laporan ini adalah feasibility study (laporan studi kelayakan) sebuah bisnis baru.

 Berdasarkan sifat penyajian. Jika dilihat dari sifat penyajiannya, laporan dapat
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

1. Laporan informal.Laporan ini biasanya diwujudkan dalam bentuk e-mail, memo, atau
surat yang dibuat dengan bentuk tidak mengikuti aturan pembuatan laporan pada
umumnya. Pembuat laporan dapat membuat bentuk yang sesuai dengna keinginannya
sendiri dan sering tanpa disertai dokumen-dokumen yang mendukung materi laporan.

2. Laporan formal. Laporan ini sifatnya analitis yang dibuat dengan mengikuti aturan
resmi dalam pembuatan laporan dan didukung oleh dokumen-dokumen resmi. Salah
satu hal yang paling penting diperhatikan adalah pembuat laporan harus harus mampu
menginterpretasikan data dengan benar. Kekeliruan dalam menginterpretasikan data
akan berdampak pada kesalahan dalam pembuatan kesimpulan atau rekomendasi.
Dalam pembuatan kesimpulan, unsur subjektivitas pembuat laporan tidak boleh
dimasukkan agar laporan tetap bersifat benar dan objektif.

 Berdasarkan maksudnya. Jenis laporan yang ditinjau dari maksudnya pada dasarnya
dibedakan atas ada tidaknya tingkat analisis dalam laporan tersebut.

1. Laporan informatif. Laporan ini biasanya dibuat untuk menginformasikan tentang


sesuatu hal. Karena hanya bersifat memberi informasi, pelapor tidak diharuskan untuk
memberi analisis atau rekomendasi terhadap fenomena yang dilaporkan.

2. Laporan rekomendasi. Laporan rekomendasi adalah laporan yang selain


menyampaikan informasi juga menyertakan pendapat si pelapor berupa penilaian atau
tidak lanjut dari penilaian terhadap suatu hal atas dasar pengamatan sekilas, bukan atas
dasar penelitian yang mendalam.

3. Laporan pertanggungjawaban. Laporan ini memberikan informasi kepada atasan


mengenai pelaksanaan program kerja tertentu, baik dilihat dari segi proses,
keberhasilan, atau kegagalan suatu program, faktor penghambat dan pendukungnya.
4. Laporan analitis. Laporan ini selain memberikan informasi kepada pimpinan, juga
dimaksudkan memberikan sumbangan pemikiran sehubungan dengna informasi yang
dilaporkan berdasarkan analisis yang mendalam.

5. Laporan perkembangan. Laporan perkembangan merupakan laporan yang dibuat


untuk menginformasikan perkembangan atau kemajuan mengenai pelaksanaan suatu
kegiatan, program, atau perkembangan organisasi secara keseluruhan. Laporan ini bisa
juga berupa evaluasi terhadap pelaksanaan suatu pekerjaan, aktivitas, atau program
tertentu. Laporan ini selain berguna untuk mengetahui sejauh mana suatu pekerjaan
atau program telah terlaksana, tetapi juga untuk mengetahui dampak yang dikehendaki
dan yang tidak dikehendaki untuk perencanaan selanjutnya.

6. Laporan studi kelayakan. Laporan ini dibuat atas dasar adanya permasalahan khusus
terhadap suatu program yang dijalankan dan diupayakan pemencahannya. Laporan ini
menganalisis permasalahan khusus tersebut secara mendalam guna pengambilan
keputusan atas dasar penilaian layak dan tidak layak. Dalam laporan ini disajikan
beberapa alternatif solusi atas masalah tersebut dan kemudian dievaluasi guna
menentukan pilihan yang tebaik dari berbagai alternatif.

C. Syarat- Syarat Laporan Manajerial

Laporan manajerial yang baik hendaknya memenuhi syarat-syarat mengenai mutu


sebagai berikut:

1. Kecermatan (accuracy). Laporan manajerial merupakan salah satu bahan yang akan
digunakan oleh seorang pimpinan untk mengambil keputusan berkaitan dengan
operasi perusahaan yang menjadi wewenangnya. Oleh karena itu, sebuah laporan
harus cermat dan sesuai dengna kondisi yang ada di lapangan, sehingga keputusan
yang akan diambil oleh pihak manajemen tepat.
2. Ketepatan waktu (timeliness). Faktor waktu merupakan salah satu faktor penting
dalam pengambilan keputusan. Apabila penulisan laporan tidak selesai pada saat yang
dibutuhkan, maka nilai sebuah laporan akan merosot.
3. Kecukupan (adequacy). Faktor ini berkaitan dengan cakupan masalah yang akan
disajikan dalam laporan. Apabila cakupan masalah kurang mencukupi, niscaya
pemecahan masalah yang akan diambil tidak akan tepat.
4. Kesederhanaan (simplicity). Laporan juga harus dapat menyederhanakan
permasalahan dan pemecahannya dalam bahasa yang mudah dimengerti dan
mengurangi penggunaan istilah teknis apabila dipandang kurang relevan.
5. Kejelasan (clarity). Penggunaan bahasa yang jelas dan tepat harus dilakukan, hal ini
disebabkan karena waktu manajer begitu terbatas dan penyajian data yang telah
menjadi informasi akan mempermudah manajemen mengambil keputusan.

D. Fungsi Laporan

Laporan memiliki berbagai fungsi yang saling berkaitan satu sama lain. Adapun fungsi dari
laporan tersebut menurut Locker dalam Sukoco (2005:178) antara lain:

1. Sebagai sarana komunikasi vertikal. Salah satu sarana komunikasi antara atasan
dengan bawahan adalah dengan laporan. Melalui laporan, pihak bawahan dapat
menginformasikan berbagai kegiatan dan masukan berupa ide atau gagasan terhadap
suatu permasalahan. Sedangkan pihak pimpinan dapat memperoleh berbagai data dan
informasi yang kemudian diolah, dikembangkan, dan digunakan sebagai pertimbangan
pengambilan keputusan serta perencanaan lebih lanjut. Selain itu, pimpinan juga dapat
memberikan penilaian terhadap permasalahan dan kinerja bawahan. Dengan demikian,
laporan menciptakan komunikasi antara atasan dengan bawahan maupun sebaliknya.

2. Sebagai alat pertanggungjawaban. Laporan merupakan manifestasi dari bentuk


komunikasi vertikal dari atas ke bawah. Sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap
tanggung jawab dan wewenang yang sudah diberikan oleh atasan, laporan merupakan
alat yang paling tepat untuk mempertanggungjawabkan kepercayaan dan wewenang
yang telah diterimanya.

3. Memberikan informasi penting. Laporan harus berisi informasi faktual dan pemikiran-
pemikiran yang rasional, argumentatif, serta objektif sebagai tanggapan terhadap
fenomena faktual tersebut. Oleh karena itu, suatu laporan dapat digunakan sebagai
sumber informasi yang penting dalam pengambilan keputusan manajerial.

4. Sebagai bahan untuk pengambilan keputusan. Laporan merupakan suatu susunan dan
kajian informasi yang dituangkan secara lengkap, jelas, komprehensif, benar, objektif,
dan sistematis. Sehubungan dengan hal itu, laporan dapat digunakan sebagai sumber
pertimbangan untuk pengambilan kebijakan atau keputusan bagi unit kerja dan
organisasi, karena apabila dalam laporan disajikan data yang tidak objektif, maka
keputusan yang diambil mungkin menyimpang dan tidak tepat. Dalam penyusunan
laporan harus dihindarkan praktek “ABS” (Asal Bapak Senang), karena hal ini justru
akan menghasilkan keputusan yang tidak tepat dan lambat laun akan menghancurkan
organiasi.

E. Prinsip Dasar Laporan Manajerial

Terdapat lima prinsip dasar yang harus diikuti dalam menyusun laporan
manajerial agar dapat bermanfaat bagi manajemen.
a. Laporan harus menerapkan konsep pertanggung jawaban (responsibility
concept). Dengan demikian laporan dengan konsep ini merupakan
pencerminan pertanggung jawaban dari pihak yang diserahi tugas kepada
yang memberi tugas.
b. Sedapat mungkin laporan harus menggunakan prinsip eksepsi. Prinsip ini
menekankan bahwa laporan harus menonjolkan hal-hal yang dianggap
menyimpang dari standar yang telah ditetapkan. Bentuk lazim dari
laporan dengan konsep ini adalah laporan pembandingan antara hasil
kegiatan dengan anggaran.
c. Angka pada laporan hendaknya dibuat komparatif. Hal ini memberi
penekanan pada pembandingan hal-hal yang dianggap penting antara
realisasi dengan anggaran, dengan realisasi tahun atau periode yang lalu,
dengan keadaan industry pada umumnya.
d. Semakin tinggi jenjang manajemen yang menggunakan, maka semakin
ringkas pula laporan itu dibuat.
e. Agar suatu laporan dapat komunikatif, laporan tersebut hendaknya
disertai dengan komentar-komentar interpretative, yang menjelaskan
mengapa situasi yang dilaporkan itu dapat terjadi, termasuk dengan
berbagai alternatif pemecahan atau tindakan yang dapat dilakukan.
F. Susunan dan Unsur Laporan

Setiap laporan yang jelas dan efektif biasanya tersusun berdasarkan suatu
kerangka tertentu. Kerangka laporan bisa bermacam-macam. Dibawah ini
contoh kerangka laporan:
1. Ringkasan hasil-hasil penemuan
2. Metodologi, yakni penyelelidikan yang menghasilkan laporan
3. Hasil-hasil terperinci
4. Lampiran, yaitu bahan pendukung laporan

Sedangkan unsur-unsur laporan meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Halaman judul. Halaman ini merupakan bagian pertama dari suatu


laporanyang memuat judul laporan, nama pembuat laporan, nama
organisasi, dantahun pembuatan.
2. Judul laporan hendaknya dibuat menarik sehinggapembaca laporan
terkesan dan ingin segera mengetahui isi laporan tersebut.
3. Daftar isi. Daftar isi merupakan daftar rincian laporan yang terdiri
dari bab dansubbab yang ada. Fungsi daftar isi adalah untuk
mempermudah pembacamengetahui bagian mana yang ingin dibaca
langsung dengan melihat halamdaftar isi. Hal ini akan mempermudah
pimpinan yang mempunyai waktu yangsangat terbatas.
4. Pengantar. Pengantar ditulis untuk menuntun dan mengantarkan
pembaca memahami isi laporan. Pengantar juga bisa berisi ucapan
terimakasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung penulis dalam
membuat laporan.
5. Abstraksi. Abstraksi merupakan ringkasan dari keseluruhan
informasi, data, atau fakta yang dibahas sampai pada kesimpulan atau
rekomendasi. Fungsi abstraksi adalah untuk mempermudah pembaca
mengetahui isi laporan.

G. Langkah-langkah Pembuatan Laporan

 Tahap cara penyusunan laporan dimulai dari tahap:

1. Tahap Persiapan
Pada tahap awal ini harus terjawab beberapa pertanyaan penting seperti hal yang akan
dilaporkan? Mengapa hal itu harus dilaporkan? Kapan laporan akan disampaikan? Data apa
yang penting, baik sebagai data utama maupun data pendukung? Dengan terjawabnya
beberapa pertanyaan ini maka dapat dirumuskan secara jelas latar belakang dan masalah
laopran, tujuan laporan, target waktu laporan, data yang relevan untuk disajikan, dan sumber-
sumber data.

2. Pengumpulan dan Penyajian Data


Setelah itu, langkah berikutnya adalah merencanakan pengumpulan dan penyajian data.
Dalam proses pengumpulan harus selalu mengacu pada permasalahan dan tujuan yang telah
ditetapkan. Data yang diperoleh dari berbagai sumber, baik sumber primer maupun sumber
sekunder. Setelah dikumpulkan, kemudian data itu dikelompokkan, data mana yang menjadi
bahan utama dan data pendukung atau penunjang dan penyajian data.
3. Sistematika Laporan
Tahap berikutnya adalah menentukan bagian-bagian utama laporan atau lazim disebut
sistematika laporan, kemudian sub-sub bagian laporan yang nantinya akan dijabarkan lebih
lanjut dalam kalimat-kalimat.

4. Penulisan Laporan
Pada tahap penulisan laporan harus mengacu pada sistematika yang telah ditetapkan
sehingga laporan tersebut dapat tersaji secara runtut, mudah dipahami, dan enak dibaca.

 Kelebihan dan Kekurangan Laporan Tertulis dan Tidak Tertulis

a) Laporan Tertulis

Kelebihan : Data lebih akurat dan dapat dipertanggung jawabkan karena memiliki bukti
tertulis, lebih mudah dikoreksi perbagian sesuai dengan koreksi yang dibutuhkan tanpa
harus mengubah seluruh laporan.

Kekurangan : Membutuhkan lebih banyak waktu dan proses karena harus melakukan analisa
secara mendetail.

b) Laporan Tidak Tertulis (Lisan)

Kelebihan : Tidak membutuhkan waktu lama, Tidak perlu repot menganalisis masalah
secara mendetail.

Kekurangan : Laporan tidak dapat dipertanggungjawabkan karena tidak tertulis,


Kemungkinan Laporan harus dilakukan secara berulang-ulang karena pimpinan lupa pokok
laporan yang disampaikan
BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Telah diuraikan di atas berbagai hal berkaitan dengan laporan manajemen


perkantoran. Laporan adalah suatu hal yang sangat penting bagi pegawai administrasi.
Pegawai administrasi ini harus mengetahui dan memahami hal yang berkaitan dengan
penyusunan laporan. Laporan yang memiliki fungsi (1) komunikasi, (2)
pertanggungjawaban, (3) informasi, (4) pengawasan, dan (5) pengambilan keputusan
dalam kehidupan organisasi.
Laporan manajerial yang baik hendaknya memenuhi syarat-syarat mengenai
mutu sebagai berikut:
1. Kecermatan
2. Ketepatan waktu
3. Kemadaian
4. Kesederhanaan
5. Kejelasan

Jika kelima hal tersebut terdapat dalam laporan yang dibuat maka akan
memudahkan bagi:
1. Organisasi. Memberikan gambaran menyeluruh bagi perkembangan
organisasi serta kelebihan dan kekurangannya
2. Bagi pelaksanaan tugas. Dapat menunjukan sesuatu yang perlu
disempurnakan untuk kegiatan organisasi
3. Bagi manajer. Dapat menyediakan berbagai data untuk membuat keputusan
dan tindakan selanjutnya yang tepat sasaran
4. Bagi petugas organisasi sebagai pelaksana. Dapat menjadi sarana untuk
menyampaikan kesimpulan dan menyampaikan gagasan baru kepada
atasannya.
DAFTAR PUSTAKA

Andhani, Neri. Dkk. 2017. Makalah Manajemen Perkantoran: Laporan Manajerial. Politeknik
Negeri Batam.

Karnati, Neti. 2020. Manajemen Perkantoran: Analisis Teori dan Aplikasi dalam Organisasi
Pendidikan. Jakarta: CV. Bunda Ratu.

Moekijat. 1997. Administrasi Perkantoran. Jakarta: PT Gramedia.

Selvyani, Irma. 2013. Makalah Manajemen Perkantoran.

The Liang Gie. 2007. Administrasi Perkantoran Modern. Yogyakarta: Liberty.

Sayuti, Abdul Jalaludin. 2013. Manajemen Kantor Praktis. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai