Anda di halaman 1dari 12

i

MAKALAH

Macam-Macam Manajemen Pembiayaan Pendidikan

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pembiayaan


Pendidikan

Dosen Pengampu Bapak Dr. Mohammad Zaini, MM.

Disusun oleh Kelompok :

Habib Taufiqurrohman (202101030066)


Muhammad Irham Rusli (202101030086)
Imroatul Maulidiah (202101030051)
Rizka Putri Adinda (202101030058)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH. ACHMAD SIDDIQ JEMBER
Maret 2022

i
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kami kesehatan, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Macam-Macam Manajemen
Pembiayaan Pendidikan ” dengan tepat waktu.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak
Dr. Zaini Muhammad, MM. pada mata kuliah Manajemen Pembiayaan Pendidikan. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan mengenai Macam-Macam
Manajemen Pembiayaan Pendidikan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Zaini Muhammad, MM. selaku
dosen Manajemen Pembiayaan Pendidikan Manajemen Pendidikan Islam yang telah
membimbing kami dan kepada orang tua yang telah mendoakan, juga kepada teman-teman
seperjuangan.

Dalam penyusunan makalah ini, dengan kerja keras dan dukungan dari berbagai
pihak, kami telah berusaha memberikan yang terbaik dan sesuai dengan harapan, walaupun
didalam pembuatannya kami menghadapi kesulitan, karena keterbatasan ilmu pengetahuan
dan keterampilan yang kami miliki.

Makalah ini tidak terlepas dari tugas kuliah yang kami tempuh terutama untuk mata
kuliah Manajemen Pembiayaan Pendidikan manajemen pendidikan Islam. Kami sadar
bahwasanya makalah yang ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami butuh
kritik dan saran dari para pembaca agar ketika kami membuat makalah kembali bisa menjadi
lebih baik.

Jember, 10 Maret 2022

Kelompok 3

ii
iii

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Biaya Langsung dan Tidak Langsung.............................................................3


B. Biaya Pribadi dan Biaya Sosial.......................................................................4
C. Biaya Moneter dan Non Moneter....................................................................6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................................8
B. Saran.................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................9

iii
1

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan mempunyai peran penting dalam meningkatkan kualitas sumber
daya manusia.1 Oleh karena itu, penyelenggaraan pendidikan merupakan tanggung
jawab semua pihak, dalam arti bahwa penyelenggaraan pendidikan memerlukan
dukungan berbagai pihak agar dapat berjalan sesuai yang diharapkan. Salah satu
faktor yang mempengaruhi penyelenggaraan pendidikan adalah manajemen
pembiayaan.

Manajemen pembiayaan pendidikan adalah segenap kegiatan yang berkenaan


dengan penataan sumber, penggunaan dan pertanggungjawaban dana pendidikan di
sekolah atau lembaga pendidikan. Kegiatan yang ada dalam manajemen pembiayaan
meliputi perencanaan pembiayaan, pengorganisasian pembiayaan, pelaksanaan
pembiayaan, dan pengawasan pembiayaan.2

Sumber-sumber pembiayaan pendidikan meliputi sistem dan mekanisme


pengalokasiannya, efektivitas dan efisiensi dalam penggunaannya, akuntabilitas
hasilnya yang dapat diukur dari perubahan-perubahan yang terjadi pada semua
tataran, dan permasalahan-permasalahan yang masih terkait dengan pembiayaan
pendidikan sehingga diperlukan studi khusus untuk lebih spesifik mengenai
pembiayaan pendidikan.3

Pendidikan yang bernilai strategis itu tidak akan berjalan tanpa dukungan
biaya yang memadai. Dilihat dari sudut pandang ekonomi, tidak ada kegiatan
pendidikan tanpa biaya. Biaya itu diperlukan untuk memenuhi beragam kebutuhan
yang berkenaan dengan kelangsungan proses pendidikan. Pembiayaan pendidikan
menyangkut sumber-sumber biaya baik dari pemerintah maupun dari masyarakat, dan
alokasi belanja untuk proses pengajaran, termasuk pengeluaran sekolah untuk gaji dan
berbagai pelayanan di setiap jenis lembaga pendidikan. Dengan kata lain, pembiayaan
pendidikan menyangkut sumber-sumber dan alokasi dana untuk penyelenggaraan
pendidikan.

1
Nanang Fattah. Ekonomi & Pembiayaan Pendidikan. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 77.
2
Matin. Manajemen Pembiayaan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya. (Jakarta : Raja Brafindo Persada, 2014), hlm. 4.
3
Dedi Supriadi. Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 7.

1
2

Dalam konteks penyelenggaraan pendidikan, pembiayaan merupakan unsur


yang mutlak harus tersedia. Biaya pendidikan merupakan salah satu komponen
masukan instrumental (Instrumental input) yang sangat penting dalam
penyelenggaraan pendidikan6. Suatu lembaga akan dapat berfungsi dengan memadai
kalau memiliki sistem manajemen pembiayaan yang bagus. Biaya pendidikan
merupakan komponen sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan..

Kondisi empirik menunjukkan bahwa penerimaan dana pendidikan


sesungguhnya belum dapat memenuhi tuntutan operasional secara ideal. Hal itu
disebabkan oleh berbagai hal yang mempengaruhi penyediaan dana pendidikan
seperti terbatasnya dana pemerintah, kebijakan pajak pendidikan belum ditetapkan,
kemampuan masyarakat khususnya orang tua masih bervariasi pendapatannya
dibandingkan pengeluaran yang harus ditanggulanginya, demikian pula pihak swasta
masih belum banyak yang peduli terhadap sumbangan finansial penyelenggaraan
pendidikan.4

B. Rumusan Masalah
1. Apa Biaya Langsung dan Biaya Tidak Langsung?
2. Apa Biaya Pribadi dan Biaya Sosial?
3. Apa Biaya Moneter dan Non Moneter?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu Biaya Langsung dan Biaya Tidak Langsung.
2. Untuk mengetahui apa itu Biaya Pribadi dan Biaya Sosial.
3. Untuk mengetahui apa itu Biaya Moneter dan Non Moneter.

4
Dedi Supriadi. Satuan Biaya Pendidikan Dasar Dan Menengah. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2010), hlm. 3.

2
3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Biaya Langsung dan Biaya Tidak Langsung


Pada dasarnya, pembiayaan pendidikan dapat dibedakan menjadi beberapa
jenis antara lain:
1. Biaya Langsung (direct cost)
Menurut Anwar (1993:30) Biaya langsung merupakan pengeluaran
uang secara langsung yang membiayai jalannya proses penyelenggaraan
pendidikan, pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat,
termasuk biaya yang secara langsung menyentuh aspek dan proses
pendidikan. Biaya pendidikan juga dapat dikatakan sebagai biaya yang secara
langsung menyentuh aspek dan proses pendidikan Biaya rutin (recurrent cost).
Biaya rutin merupakan biaya yang digunakan untuk membiayai kegiatan
operasional pendidikan selama satu tahun anggaran. Biaya ini digunakan
untuk menunjang pelaksanaan program pengajaran, pembayaran gaji guru,
personil sekolah, administrasi kantor, pemeliharaan dan perawatan sarana dan
prasarana sekolah.
2. Biaya tidak langsung (indirect cost)
Biaya tidak langsung merupakan biaya yang pada umumnya, biaya
pengeluaran yang tidak secara langsung menunjang proses pendidikan yang
terjadi di sekolah. Biaya tidak langsung memiliki beberapa jenis antara lain:
a. Biaya Pribadi (private cost)
b. Biaya masyarakat (social cost)
3. Semua bentuk pengeluaran dalam bentuk uang, baik langsung maupun tidak
langsung yang dikeluarkan untuk biaya pendidikan.
4. Semua bentuk pengeluaran yang tidak dalam bentuk uang, meskipun di
dalamnya terdapat nilai dalam bentuk uang, baik langsung maupun tidak
langsung yang dikeluarkan untuk kegiatan pendidikan.5

B. Biaya Pribadi dan Biaya Sosial


5
Dinda Fitri Monita. Artikel Pembiayaan dalam Pendidikan. (Padang : Universitas Negeri Padang). Halaman 3.

3
4

a. Pengertian Biaya Pribadi dan Biaya Sosial


Biaya pribadi (private cost) dan biaya sosial (social cost).Biaya pribadi
adalah pengeluaran keluarga untuk pendidikan atau dikenal juga pengeluaran
rumah tangga (household expenditure).Biaya sosial adalah biaya yang
dikeluarkan oleh masyarakat untuk pendidikan, baik melalui sekolah maupun
melalui pajak yang dihimpun oleh pemerintah kemudian digunakan untuk
membiayai pendidikan.Biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah pada dasarnya
termasuk biaya sosial.Ketiga, biaya dalam bentuk uang (monetary cost) dan
bukan uang (non-monetary cost).
Dimensi Biaya Pribadi Menurut Supriadi (2010:111) dimensi biaya
pendidikan terdiri dari: 1) Biaya sekolah per siswa Biaya sekolah per siswa
dalam hal ini meliputi: pendaftaran, SPP dan uang saku. Dimana pada setiap
awal tahun ajaran baru, setiap siswa dibebankan biaya untuk menunjang proses
pembelajaran di sekolah yaitu biaya pendaftaran dan SPP. Untuk uang saku
merupakan pengeluaran rutin yang setiap hari dikeluarkan. 2) Biaya peralatan
dan perlengkapan sekolah. Biaya peralatan dan perlengkapan sekolah dalam hal
ini meliputi: Seragam sekolah, olahraga, buku, alat tulis per siswa. Dimana
setiap siswa membutuhkan peralatan dan perlengkapan sekolah untuk menunjang
proses pembelajaran.
Biaya sosial (social cost) adalah biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat
untuk membiayai sekolah (di dalarnnya termasuk biaya pribadi). Dalam kaitan
ini Jones (1985:5) mengatakan "Sometimes called public cost, the include cost of
educations financed through taxation. Most public school expenses are examples
of sosial costs". Dengan kata lain biaya masyarakat adalsh biaya sekolah yang
dibayar oleh masyarakat.
b. Perbedaan Biaya Pribadi dan Biaya Sosial
Perbedaan antara biaya privat dan biaya social ditentukan oleh besarnya
subsidi pemerintah terhadap pendidikan, seperti di beberapa negara dimana
pendidikan dasar dan menengah diberikan gratis, sehingga direct private cost
atau juga yang disebut biaya personal hanya terbatas untuk membeli buku,
seragam, dan transport.
Kalau jenis pendidikan tersebut bersifat wajib, maka tidak ada private
opportunity cost dalam bentuk pendapatan yang hilang karena melanjutkan
pendidikan, paling hanya dari biaya pajak yang dikenakan pemerintah secara

4
5

implicit. Hal ini umumnya tidak berlaku untuk postcompulsory education


dimana earnings dan output forgone yang menjadi faktor penting yang
dipertimbangkan pemerintah bila akan mengubah kebijakan minimum school-
leaving age.
Menurut Masud (1995) dalam Januarti (2005) masalah sosial yang harus
dilaporkan dalam laporan keuangan pada publik adalah biaya social. Biaya sosial
adalah biaya yang berhubungan akuntansi sosial meliputi : Biaya lingkungan,
biaya karyawan, biaya produk, dan biaya komunitas. Sehingga dengan demikian
dapat dikatakan biaya kesejahteraan karyawan akan dapat meningkatkan
kepuasan kerja akan mempengaruhi produktivitas karyawan dan akan
berimplikasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menciptakan pendapatan.
Adanya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk komunitas melalui
pelaksanaan kegiatan atau aktivitas sosial mengindikasi tanggung jawab dan
kepedulian sosial perusahaan terhadap komunitasnya.
Ada berbagai pendapat mengenai aktivitas-aktivitas yang dapat
dikategorikan sebagai aktivitas sosial yang menunjukkan bentuk keterlibatan
sosial perusahaan terhadap masyarakat. Kotler dan Lee (2005: 23) merumuskan
aktivitas yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial dalam 6 kelompok
kegiatan, yaitu :
1. Promotion, adalah aktivitas sosial yang dilakukan melalui persuasive
communications dalam rangka meningkatkan perhatian dan kepedulian
terhadap hal-hal yang berkaitan dengan isu sosial yang sedang
berkembang.
2. Marketing, dilakukan melalui commitment perusahaan untuk
menyumbangkan sebesar persentase tertentu hasil penjualannya untuk
kegiatan social.
3. Corporate Sosial Marketing, dilakukan dengan cara mendukung atau
pengembangan dan atau penerapan suatu behavior change dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat.
4. Corporate Philantropy, merujuk pada kegiatan yang diberikan langsung.
5. Community Volunteering, merupakan bentuk aktivitas social yang
diberikan perusahaan dalam rangka memberikan dukungan bagi
kesejahteraan masyarakat dan lingkungan. Dukungan tersebut dapat
diberikan berupa keahlian, talenta, ide, dan atau fasilitas laboratorium.

5
6

6. Social Responsibility Business Practices, merupakan kegiatan


penyesuaian dan pelaksanaan praktik-praktik operasional usaha dan
investasi yang mendukung peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat
dan melindungi atau menjaga lingkungan, misalnya membangun
fasilitas pengolahan limbah, memilih supplier dan atau kemasan yang
ramah lingkungan, dan lain-lain.6
Berbeda dengan Kotler dan Lee, Menurut the committee on
Accounting for Corporate Social Performance of Nation Association of
Accountants (Yuniarti, 2002) bentuk kegiatan sosial perusahaan dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Keterlibatan komunitas (Community Involvement), mencakup
aktivitas berbentuk donasi atau bantuan untuk kegiatan rohani,
olahraga, bantuan bagi pengusaha kecil, pelayanan kesehatan
masyarakat, bantuan penelitian dan sebagainya.
2. Sumber daya manusia (Human Resources), meliputi program
pendidikan dan pelatihan karyawan, fasilitas keselamatan kerja,
kesehatan, kerohanian, serta tunjangan karyawan.
3. Lingkungan Hidup dan Sumberdaya Fisik (Environmental and
Physical Resources) terdiri dari antara lain keterlibatan
perusahaan dalam pengolahan limbah, program penghijauan,
pengendalian polusi, dan pelestarian lingkungan hidup.
4. Kontribusi produk atau jasa (Product or services contribution),
mencakup keamanan dan kualitas produk, kepuasan konsumen,
dan sebagainya.7

C. Biaya Moneter dan Non Moneter


Biaya monetary adalah nilai pengorbanan yang terwujud dalam pengeluaran
uang, dapat berupa biaya langsung dan biaya tidak langsung. Sedangkan non
monetary cost adalah nilai pengorbanan yang tidak diwujudkan dengan pengeluaran
uang. Jadi, biaya moneter adalah biaya yang dapat dihitung dan diukur berdasarkan
nilai keuangan, sedangkan biaya non moneter adalah biaya yang tidak bersifat
keuangan, misalnya pendapatan yang hilang tersebut.
6
Hansen and Mowen. Management Biaya; Akuntansi dan Pengendalian, Alih Bahasa Tim Salemba Empat. (Jakarta :
Salemba Empat,2000)
7
Philip Kotler and Nancy Lee. Corporate Social Responsibility. New Jersey : John Wiley and Sons, Inc. 2005.

6
7

Biaya pendidikan yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah biaya
langsung berupa uang pada tingkat sekolah, karena biaya tersebut telah
diperhitungkan dalam anggaran. Sehingga biaya moneter dan biaya non moneter tidak
diperhitungkan dalam penelitian ini.8

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
8
Nanang Fattah. Ekonomi & Pembiayaan Pendidikan. (Bandung, PT. Rosda Karya. 2002). Halaman. 14

7
8

Hasil pembahasan dari materi yang telah kami paparkan, maka kami dapat
menarik kesimpulan yakni :
1. Biaya langsung merupakan pengeluaran uang secara langsung yang
membiayai jalannya proses penyelenggaraan pendidikan, pengajaran,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, termasuk biaya yang secara
langsung menyentuh aspek dan proses pendidikan. Sedangkan biaya tidak
langsung merupakan biaya yang pada umumnya, biaya pengeluaran yang
tidak secara langsung menunjang proses pendidikan yang terjadi di sekolah.
2. Biaya pribadi adalah pengeluaran keluarga untuk pendidikan atau
pengeluaran rumah tangga. Sedangkan biaya sosial adalah biaya yang
dikeluarkan oleh masyarakat untuk pendidikan, baik melalui sekolah
maupun melalui pajak yang dihimpun oleh pemerintah kemudian digunakan
untuk membiayai pendidikan.
3. Biaya moneter adalah nilai pengorbanan yang terwujud dalam pengeluaran
uang, dapat berupa biaya langsung dan biaya tidak langsung. Sedangkan
biaya non moneter adalah nilai pengorbanan yang tidak diwujudkan dengan
pengeluaran uang.
B. Saran
Dengan tersusunnya makalah yang kami buat ini semoga dapat menambah
wawasan teman-teman dan para pembaca lainnya tentang Macam-Macam
Pembiayaan Pendidikan. Dengan penuh kesadaran kami sebagai penulis akan
mengevaluasi agar ke depannya lebih baik lagi. Dengan ini kami mengharapkan
kepada pembaca untuk memberikan sebuah kritik dan saran sebagai acuan kami
dalam membuat makalah selanjutnya yang lebih baik lagi sesuai aturan karya tulis
ilmiah.

DAFTAR PUSTAKA

Supriadi, Dedi. Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah. (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2013).

8
9

Monita, Dinda Fitri. Artikel Pembiayaan dalam Pendidikan. (Padang : Universitas Negeri Padang).

Hansen and Mowen. Management Biaya; Akuntansi dan Pengendalian, Alih Bahasa Tim Salemba
Empat. (Jakarta : Salemba Empat,2000)

Matin. Manajemen Pembiayaan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya. (Jakarta : Raja Brafindo
Persada, 2014).

Fattah, Nanang. Ekonomi & Pembiayaan Pendidikan. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012).

Kotler, Philip and Nancy Lee. Corporate Social Responsibility. New Jersey : John Wiley and Sons,
Inc. 2005.

Anda mungkin juga menyukai