Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“ TATA LAKSANA PERSURAT “


Di susun dalam rangka memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah
Statistika Pendidikan dengan Dosen Pembimbing FIQRU MAFAR M.IP.

Disusun oleh :

1. Abdul Rohim. ( 202101030059 )

2. Aditya Anwari. ( 202101030085 )

3. Moh Rumai Efendi. ( 202101030095 )

4. Kawakibud durriyah. ( 202101030052 )

RODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH ACHMAD SIDDIQ JEMBER
2021

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayahnya sehingga kita dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Sholawat
serta salam semoga selalu tetap tercurah limpahkan kepada baginda kita nabi besar Nabi
Muhammad SAW yang telah menuntun kita pada jalan yang kebenaran dan kebaikan dunia dan
akhirat kepada manusia.

Makalah ini di susun guna memenuhi tugas mata kuliah MANAJEMEN PERKANTORAN DAN KE-TU-AN
Dan juga untuk khalayak ramai sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta informasi yang
semoga bermanfaat.

Makalah ini di susun dengan kemampuan kami dan semaksimal mungkin. Namun, kami menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah sesempurna dan masih banyak kesalahan serta
kekurangan. Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini mohon kritik, saran, dan pesan dari
semua yang membaca makalah ini terutama Dosen mata kuliah Statistika Pendidikan yang kami
harap sebagai bahan dan ilmu untuk kami.

Jember,18 September 2021

ii
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................. ................................................................ 1

C. Tujuan pembahasan ............................................................................................... 1


BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah tata laksana persuratan ............................................................................. 2

B. Pengertian dan fungsi tata laksana persuratan ....................................................... 2

C. Bentuk Dan Pengelolahan Surat ............................................................................. 3

D. Asas-asas tata persuratan ...................................................................................... 5


BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 7

B. Saran ...................................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 8

iii
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bagi masyarakat awam, istilah surat bukanlah sesuatu yang asing. Surat
dalam segala bentuknya merupakan salah satu bentuk dari Arsip. Surat digunakan
oleh seseorang sebagai sarana penyampaian pesan tertulis untuk berbagai
kepentingan , baik pribadi, bisnis, maupun kedinasan. Dalam menulis surat, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan, diantara-Nya adalah: bahasa yang digunakan
mudah dipahami, menggunakan kalimat yang sederhana, isi pesannya jelas-tegas-
dan tidak bertele tele.
Disamping itu, yang tidak kalah pentingnya untuk diperhatikan adalah jangan
lupa untuk mengunakan kertas yang masih bersih serta ukurannya sesuai dengan
maksud dan tujuan pengiriman surat. Surat dinilai efektif bila apa yang
dikomunikasikan penulis itu sampai kepada tujuannya, sejalan dengan kehendak si
pengirim. Maka dari itu isi atau maksud dari surat itu harus terang dan jelas, dan
tidak menimbulkan salah pengertian pada pihak penerima. Surat berhubungan erat
dengan pkantor. Kantor tanpa surat berarti tidak ada aktivitas yang dapat dilakukan.
Besar kecilnya kantor dapat dilihat dari banyak sedikitnya surat yang terdapat di
kantor tersebut.
Pengelolaan surat dan tata persuratan merupakan salah satu komponen
penting dalam arsip, Karena tata persuratan yang baik akan mendukung tugas-tugas
pimpinan. Pada dasarnya suatu lembaga/instansi akan melakukan pengawasan
yang ketat, terhadap surat yang masuk dan keluar. Oleh karena itu makalah ini akan
membahas sedikit materi tentang sejarah tata laksana persuratan , pengertian
,fungsi surat ,bentuk dan pengelolaan surat ,serta dengan asas asas surat .

B. RUMUSAN MASALAH

 Apa Sejarah tata laksana persuratan ?


 Apa Pengertian tata laksana persuratan ?
 Apa Fungsi tata laksana persuratan ?
 Apa Bentuk Dan Pengelolahan Surat ?
 Apa Asas-asas tata persuratan ?

C. TUJUAN PEMBAHASAN

 Memahami Sejarah tata laksana persuratan


 Memahami Pengertian tata laksana persuratan
 Memahami Fungsi tata laksana persuratan
 Memahami Bentuk Dan Pengelolahan Surat
 Memahami Asas-asas tata persuratan

1
BAB II PEMBAHASAN

A. SEJARAH TATA LAKSANA PERSURATAN


Berdasarkan sejarah, surat sudah ada ketika manusia menemukan simbol
atau tulisan. Ya walaupun masih dalam bentuk sederhana. Kegiatan surat-menyurat
di Indonesia sendiri telah dimulai jauh sebelum kedatangan bangsa Eropa, yakni
pada masa Kutai, Tarumanegara, Majapahit, Pajajran, Sriwijaya, dan Mataram.
Bentuk surat pada zaman itu pun masih tergolong sederhana yaitu berupa kulit kayu,
potongan bambu, daun lontar dan kulit binatang.
Diawali tahun 1596, dengan kedatangan Cornelis de Houtman yang
membawa surat bagi raja-raja di Jakarta dan Banten. Pada waktu itu, surat yang
beredar hanya ditujukan bagi pejabat resmi dan tidak mengandung pemberitaan
tentang kompeni di Indonesia.
Keadaan pos pada masa itu masih tergantung kepada kapal pengiriman
kompeni yang berlayar dari pulau ke pulau di seluruh wilayah Indonesia. Hingga
akhirnya pada tangal 26 Agustus 1746 dibangunlah kantor pos resmi pertama di
Jakarta oleh Gubernur Jenderal G.W. Baron van Inhoff. Tujuan dibangunnya kantor
pos ini untuk memfasilitasi dan menjamin keamanan surat-surat yang dikirim
khususnya bagi mereka yang di luar Pulau Jawa. (Wikipedia).
Sejak itulah, kemudian perkembangan pos di Indonesia berkembang dengan
pesat. Baik dari tarif, keamanan, dan jangkauan surat ke daerah daerah yang
terpencil. Kemudian surat biasa juga di gunakan oleh saudagar atau rakyat biasa
yang memiliki kekayaan/tanah yang luas. Meraka ini adalah orang yang bukan dari
keluarga kerajaan atau pemerintah. Bahkan selanjutnya, perkembangan itu sampai
kepada pengiriman surat yang dilakukan oleh rakyat biasa.
Kegiatan surat-menyurat modern pun berkembang ketika kedatangan bangsa
Eropa ke Indonesia yang dipelopori oleh Belanda di abad 17-18an. Kegiatan pos
semakin lancar, Setelah pembuatan Jalan Raya Pos (de Grote Postweg) dari Anyer
sampai Panarukan sepanjang 1000 km pada tahun 1809 atas perintah gubernur
jendral Herman William Deandels. Hal tersebut menyebabkan tempuh pos dari Jawa
Barat ke Jawa Timur yang sebelumnya memakan waktu 40 hari, diperpendek
menjadi 6 hari.
Penggegasan perangko yang dipelopori oleh inggris pada tahun 1840
membuka zaman baru dalam bidang pertarifan pos. Belanda yang pada saat itu
menduduki Indonesia mengikuti jejak Inggris dengan membuat perangko yang
bergambar Raja Willem III di tahun 1852. Perkembangan kegiatan surat-menyurat
pun berkembang pesat di tanah air Indonesia. Pemerintah kolonial Belanda akhirnya
menyediakan banyak kantor pos di berbagai kota besar di Indonesia serta
menyediakan banyak kotak pos. Kantor pos merupakan salah satu tempat paling
sibuk ketika itu.
Walaupun fungsi surat sudah sedikit tergeser oleh kemajuan teknologi seperti
telepon maupun internet, tetapi peran surat sebagai alat telekomunikasi masih
banyak digunakan sampai sekarang. Begitu juga peran kantor pos yang dahulu
merupakan tempat paling sibuk berubah menjadi tempat berbagai fungsi dari
sebagai tempat pembayaran maupun pengiriman-penerimaan uang.
B. PENGERTIAN DAN FUNGSI TATA LAKSANA PERSURATAN
a) Pengertian tata laksana persuratan
Pengertian Surat Di zaman serba canggih seperti sekarang ini, mungkin terasa
aneh ketika kita mendengar surat sebagai alat komunikasi. Padahal di zaman
sebelum internet menguasai peradaban manusia, surat memegang peranan

2
penting bagi pertukaran informasi. Hingga saat ini pun, surat masih memegang
peranan penting. Baik itu dalam konteks komunikasi formal di dalam ranah
institusi, maupun fungsi lainnya. Karena faktanya, surat pun memiliki banyak
jenis dan macamnya.
Surat merupakan sarana bagi suatu pihak untuk berkomunikasi maupun
memberitakan suatu informasi tertulis ke pihak yang lain. Lazimnya, sebuah surat
tak hanya berisi pesan namun juga dilengkapi dengan data pendukung lain
seperti tempat, waktu, bahkan tanda tangan.
Menurut S. Hidajat, surat adalah kertas yang digunakan seseorang untuk menulis
berita, pernyataan, atau informasi apapun yang hendak diajukan kepada pihak
lain. Sedangkan menurut Prajudi Atmosudirjo, surat adalah alat komunikasi yang
ditulis oleh seseorang atas nama pribadi atau instansi untuk alamat tertentu.
b) Fungsi tata persuratan
Fungsi surat tetap tidak dapat digantikan, meskipun teknologi komunikasi
berkembang begitu cepat seperti telepon, handpone, televisi, radio, telegram,
facsimile (fax), dan komputer, surat nampaknya masih merupakan sarana
penghubung/komunikasi yang penting bagi seseorang, sekelompok orang,
maupun organisasi pemerintah dan bisnis.
Selain sebagai sarana komunikasi, surat juga memiliki berbagai fungsi surat
sebagai berikut:
1. Alat untuk menyampaikan pemberitahuan, permintaan atau permohonan,
dan buah pikiran atau gagasan.
2. Alat bukti tertulis (dokumen tertulis), misalnya surat perjanjian jual-beli,
surat nikah, surat akte kelahiran, kartu penduduk, SIM, dan surat ijin
usaha.
3. Alat untuk mengingat, misalnya surat-surat yang diarsipkan.
4. Bukti historis, misalnya surat-surat bersejarah, (SUPERSEMAR).
5. Kerja, misalnya surat keputusan dan surat perintah (instruksi).

Fungsi utama dari surat yang mewakili kepentingan instansi adalah


menyampaikan permohonan, pemberitahuan, permintaan, laporan, pernyataan,
perintah, dll. Selain itu, surat juga dapat dijadikan alat bukti tertulis yang sah,
bahkan memiliki kekuatan hukum ketika terdapat tanda tangan dan maberiku
Dalam suatu institusi formal, surat juga kerap difungsikan untuk
menyosialisasikan pedoman kerja dari atasan ke bawahan. Isinya kurang lebih
adalah metode untuk melakukan suatu pekerjaan, hal-hal yang perlu diberi
perhatian khusus, serta catatan untuk setiap departemen. Sedangkan untuk
konteks pribadi, surat lebih banyak berfungsi untuk bertukar pesan,
menyampaikan informasi, dan mencatat dokumentasi kepada penerima.
Beberapa orang yang sering merasa sulit mengingat detail suatu hal penting,
baik itu yang berhubungan dengan kenangan, kegiatan penting, maupun
pekerjaan, kerap memanfaatkan surat. Tulis apa saja yang dianggap penting dan
kapanpun ingin mengingatnya, tulisan itu pun dapat dibaca berulang-ulang.
Semakin lengkap komponen surat, maka fungsinya pun akan menjadi lebih
bervariasi. Apabila dalam surat tersebut setidaknya terdapat identitas lengkap
pengirim, penerima, waktu, tempat, detail kejadian, hingga dokumentasi lain (foto
atau catatan kaki) maka surat juga bisa menjadi bukti perjalanan yang rinci.
C. BENTUK DAN PENGELOLAHAN SURAT
a) Bentuk surat
Bentuk surat adalah tata letak atau posisi bagian-bagian surat, masing-
masing bagian surat itu mempunyai posisi tertentu sesuai dengan fungsi dan

3
peranan terutama sebagai petunjuk atau identifikasi untuk memproses surat
tersebut. Finoza (1991:15) “Penempatan bagian-bagian surat pada posisi tertentu
akan membentuk model (style) tertentu.” Artinya bentuk surat yang satu dengan
yang lain akan berbeda sesuai dengan kebiasaan instansi pemakainya. Adapun
bentuk-bentuk surat-menyurat Indonesia sebagai berikut;1
a. Bentuk Indonesia lama (official style), Bentuk surat resmi ini mirip dengan bentuk
setengah lurus, hanya berbeda dalam alamat surat. Alamat surat pada bentuk
resmi Indonesia di sebelah kanan di bawah tanggal surat. Jelasnya, jika alamat
pada bentuk setengah lurus digeser ke kanan berubahlah bentuknya menjadi
bentuk Indonesia lama. Bentuk ini yang paling banyak digunakan dalam
suratmenyurat bahasa Indonesia.
b. Bentuk Indonesia baru (new official style), Bentuk resmi Indonesia baru
merupakan variasi bentuk setengah lurus atau bentuk resmi Indonesia. Bedanya
dengan bentuk setengah lurus terletak pada penulisan salam penutup.
c. Bentuk Lurus Penuh (full block style), Ditinjau dari segi teknik pengertian bentuk
lurus penuh paling efisien dibandingkan dengan bentukbentuk lainnya karena
hanya sekali memasang, pasak baris pinggirseluruh mulai dari kiri, tanggal,
nomor, hal, salam pembuka, sampai kepada salam penutup tidak perlu sering
menghitung hentakan, hanya kita harus jarak (spasi) supaya tidak kelihatan
bertumpuk.
d. Bentuk Lurus (block style), Perbedaan dengan bentuk lurus penuh adalah
dimana pada bentuk lurus, tanggal ditulis sebelah kanan, sejajar dengan nomor
surat, kemudian salam penutup,dan tanda tangan penanggung jawab berada
disebelah kanan juga, sehingga bagian bawah kiri agak leluasa untuk dipakai
tembusan bila surat itu ada salinan yang harus dikirimkan, bentuk ini adalah
model Amerika.
e. Bentuk Setengah Lurus (semi block style,) Penulisan hampir sama dengan
bentuk lurus, hanya bedanya bentuk setengah lurus pada alinea pertama harus
menjorok kedalam kurang lebih 5 spasi, begitu seterusnya. Untuk alinea-alinea
yang baru dan bentuk ini banyak sekali digunakan oleh perusahaan-perusahaan.
f. Bentuk Bertakuk (indented style), Pada dasarnya bentuk ini menyerupai surat
bentuk setengah lurus. Perbedaan hanya terdapat pada penulisan alamat tujuan
surat yang ditulis secara bergerigi. Ciri khas dari surat ini pengetikan alamat
tempat dan tanggal, salam penutup, nama dan jabatan diketik pada sebelah
kanan, sedangkan pada isi surat di setiap pergantian alinea baru, pengetikannya
masuk ke dalam sebanyak lima hentakan.
g. Bentuk Menggantung (hanging paragraph style) Bentuk ini jarang digunakan baik
oleh perusahaan maupun dinas pemerintahan. Alamat dalam ditulis sebelah kiri,
alinea pertama dan setiap alinea baru ditulis dari baris pinggir, dan kalimat-
kalimat bersambung ditulis ditengah kurang lebih 10 spasi dari pinggir sehingga
kelihatannya jadi menggantung.
Pada umumnya surat terdiri atas empat komponen utama yaitu kop surat
(kepala surat), leher surat, badan surat, dan kaki surat. Setiap komponen
memiliki fungsi sendiri dalam memperkenalkan dan mengomunikasikan pesan si
pengirim. Berikut bagian bagian surat menurut Soedjito dan Solchan (2004 : 38-
63); 2
1) bagikan Surat;
2) Tanggal surat;

1
Finoza, L. (1991). Aneka Surat Sekretaris dan Bisnis Indonesia Seri Korespondesi. Jakarta: Diksi Mulia.
2
Soedjito & Solchan T. W. (2004). Surat Menyurat Resmi Bahasa Indonesia. Bandung: Remaja Rosda Karya.

4
3) Nomor surat;
4) Perihal surat;
5) Lampiran;
6) Alamat yang dituju;
7) pembuka;
8) Kalimat pembuka;
9) Isi surat;
10) Kalimat penutup;
11) Salam penutup;
12) Tembusan.

b) Pengelolaan Surat
Prosedur Pengelolaan Surat Masuk dan Surat Keluar
Prosedur menurut Moekijat (dalam Suryatama, 2017) adalah suatu
rangkaian tugas-tugas yang saling berhubungan yang merupakan urutan-urutan
menurut waktu dan tatacara tertentu untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang
harus diselesaikan, prosedur merupakan bagian penting dalam tiap perusahaan.
Menurut Zulkifli (dalam Suryatama, 2017) prosedur adalah langkah-
langkah atau kegiatan yang mempunyai urutan untuk menyelesaikan pekerjaan
yang bersangkutan.
Prosedur adalah suatu rangkaian metode yang telah menjadi pola tetap
dalam melakukan suatu pekerjaan yang merupakan suatu kebulatan. The Liang
Gie (dalam Suryatama, 2017).
Menurut pendapat beberapa ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa
prosedur adalah suatu tatacara kerja atau kegiatan untuk menyelesaikan
pekerjaan dengan urutan waktu dan memiliki pola kerja yang telah ditentukan
(Suryatama, 2017).
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) pengelolaan mempunyai
beberapa arti sebagai berikut:
1) Proses, cara, perbuatan mengelola.
2) Proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan tenaga orang
lain.
3) Proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan
organisasi.
4) Proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat di
pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan.
Pengelolaan atau yang umum dikenal sebagai manajemen merupakan suatu
rangkaian kegiatan yang dilaksanakan untuk menangani suatu hal. Hani Handoko
( dalam Mustiastri, 2015) mengemukakan bahwa manajemen adalah “proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para
anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya
agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.”
Pengelolaan adalah proses yang membantu merumuskan kebijakan dan
tujuan organisasi atau proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang
terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan. Poerwadarminta
dalam (dalam Suryatama, 2017).
Pengelolaan adalah suatu proses atau cara perbuatan mengelola yang
memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan

5
kebijakan dan pencapaian tujuan organisasi (Purba, 2014).3 Menurut pendapat
beberapa ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengelolaan adalah suatu
proses dalam menjalankan suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan tertentu.
D. ASAS-ASAS TATA PERSURATAN
Surat dinas harus disampaikan dengan memperhatikan beberapa asas, agar
surat itu memenuhi syarat-syarat surat dinas. Asas-asas tersebut adalah :
 Asas Efektif dan Efisien Penyelenggaraan tata naskah atau surat dinas perlu
dilakukan secara efektif dan efisien dalam penulisan, penggunaan ruang atau
lembar naskah, spesifikasi informasi, serta dalam penggunaan Bahasa Indonesia
yang baik, benar dan lugas.
 Asas Pembukaan Telah dijelaskan bahwa surat dinas harus dibakukan dalam
hal memenuhi persyaratan baik bentuknya, penandatanganannya,
penomorannya dan sebagainya. Dalam kaitan ini, ketentuan mengenai tata
persatuan harus digariskan secara jelas oleh instansi yang bersangkutan, agar
tercapai keseragaman dalam pelaksanaan pembuatan surat. Penggarisan
demikian akan membawa manfaat yaitu efisiensi efektivitas.
 Asas Pertanggungan jawaban Asas ini didasarkan bahwa tata surat dinas dapat
dipertanggung jawabkan dari segi isi, format, prosedur, kearsipan, kewenangan,
dan keabsahan.
 Asas Keterkaitan Tata persuratan suatu instansi berkaitan dengan administrasi
perkantoran pada umumnya yang meliputi tata naskah dinas, penamaan
lembaga, kearsipan, tata ruang kantor dan lain-lain. Sebagai contoh misalnya
dalam semua kegiatan tata persuratan harus merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari tata laksana kearsipan. Dalam kaitan ini, setiap kali dibuat surat
harus diperhatikan bahwa surat itu harus ada arsipnya.
 A Kecepatan dan Ketepatan Pembuatan surat merupakan salah satu
pelaksanaan tugas dan fungsi dari suatu organisasi atau suatu instansi. Oleh
karena itu untuk [ MODUL UJIAN DINAS TINGKAT I ] PENGETAHUAN 60
PUSDIKLAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA 2012 menunjang
kelancaran tugas organisasi tersebut, pembuatan surat harus dilaksanakan tepat
waktu dan tepat sasaran antara lain dilihat dari kejelasan redaksional,
kemudahan prosedural serta kecepatan penyampaian dan distribusikan secepat
mungkin.
 Asas Keamanan Isi surat dinas harus aman baik secara fisik dan substansi mulai
dari penyusunan, klasifikasi kualifikasi, penyampaian, kearsipan dan
distribusinya, tidak boleh dibaca dan diketahui oleh orang yang tidak berhak.
Dalam kaitan ini para petugas yang menangani surat dinas tidak diperkenankan
memberitahukan isi surat tersebut kepada siapapun yang tidak berhak. Dalam
peraturan kedinasan hal ini bisa disebut rahasia jabatan.

3
Purba, A. G. Prosedur pengelolaan surat masuk dan surat keluar pada bagian umum badan pemberdayaan
usaha milik daerah kabupaten sragen. , (2014)

6
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Surat menyurat adalah salah satu bentuk komunikasi dengan
mempergunakan surat sebagai alat, oleh karena itu surat menyurat merupakan
salah satu alat komunikasi yang sangat penting dan setiap waktu dilakukan
dalam tugas sehari-hari dalam kantor.
Surat merupakan salah satu alat komunikasi tertulis yang berasal dari satupihak
dan ditujukan dari pihak lain untuk menyampaikan berita dengan demikian jelas
bahwa surat sangat penting artinya dalam membantu memperlancar tercapainya
tujuan organisasi. Perlu diusahakan agar dapat membuat surat dengan baik,
sebab penilaian negatif terhadap surat akan dapat mempengaruhi pula penilaian
negatif dalam organisasi.
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka surat menyurat sanggatlah penting
dalam suatu organisasi karena surat-menyurat merupakan salah satu bagian dari
proses komunikasi dalam organisasi yang berbentuk tulisan, proses surat
menyurat ini lebih diutamakan untuk lingkungan ekstern organisasi yang sangat
berpengaruh dalam menciptakan link organisasi. Dengan adanya surat menyurat
yang baik dan rapi, maka dapat mendukung tercapainya tujuan organisasi yaitu
bisa bertahan (Survival) dan bisa tumbuh berkembang (Growth).

7
DAFTAR PUSTAKA

Ejournal PENGERTIAN SURAT: Fungsi Ciri, Sejarah & Jenis Surat (Dinas, Resmi
dll) By Putra | Februari 7, 2020
https://www.e-jurnal.com/2015/02/fungsi-surat.html?m=1
Pujiatna, T. (2018). Penguasaan Ejaan Bahasa Indonesia dalam Kemampuan
Menulis Mahasiswa Baru sebagai Bahan Penyusunan Silabus MKU Bahasa
Indonesia Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon. Dieksis 5 (1), 91-99.
https://text-id.123dok.com/document/7q0x5wd3q-asas-asas-tata-persuratan-
pengelolaan-surat-masuk-dan-keluar.html
Moh, Yunus. 2007. Materi Pokok Ketrampilan Menulis.Jakarta: UT.
Ritonga, Parlaungan. 2010. Bahasa Indonesia Praktis. Medan: Bartong Jaya.

Anda mungkin juga menyukai