Anda di halaman 1dari 16

MINI RISET : SEJARAH INDONESIA MASA KOLONIAL

“PENINGGALAN KOLONIAL BELANDA: KANTOR POS SEBAGAI


TEMPAT PELAYANAN MASYARAKAT ZAMAN KOLONIAL
BELANDA DI KOTA MEDAN, SUMATERA UTARA”

Dosen Pengampu : Dr. Rosmaida Sinaga, M.Hum

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 5

AGNES SENTIA BR GINTING (3213321006)

DINI LATIFAH HANUM (3211121024)

ELISABETH PAKPAHAN (3213321013)

MUHAMMAD FAJAR SYABAN LUBIS (3213121014)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat, rahmat serta karunia-Nya penulis bisa menyelesaikan Tugas Mini Riset ini dengan
lancar. Adapun tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Sejarah Indonesia
Masa Kolonial”. Laporan ini berisi tentang proses pembuatan video animasi dan penjelasan
materi yang terkait di dalamnya. Dengan melalui tulisan ini diharapkan para pembaca
dapat memahami isi laporan didalam ini.

Terima kasih juga tidak lupa penulis ucapkan atas dorongan dan bimbingan dari Dosen
pengampu mata kuliah Sejarah Indonesia Masa Kolonial yaitu Dr. Rosmaida Sinaga,
M.Hum. Penulis juga meminta maaf apabila ada tulisan yang kurang sempurna dan penulis
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
sekalian demi perbaikan di hari yang akan datang. Semoga laporan Mini Riset ini bisa
bermanfaat untuk kita semua.

Medan, 26 November 2022

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................

1.1 Latar Belakang........................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................

1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................................

1.4 Manfaat Penelitian..................................................................................................

BAB II KAJIAN PUSTAKA............................................................................................

BAB III METODOLOGI PENELITIAN........................................................................

3.1 Analisis Data...........................................................................................................

3.2 Teknik Pengumpulan Data.....................................................................................

3.3 Teknik Analisis Data..............................................................................................

BAB IV PENUTUP............................................................................................................

4.1 Kesimpulan.............................................................................................................

4.2 Saran.......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Foto Dokumentasi (Kelompok 5) Foto Dokumentasi (Kelompok 5)

Ditinjau berdasasrkan kedudukan, fungsi dan peranan nya maka kota Medan
memiliki modal dasar pembangunan ekonomi yang potensial. Hal ini ditandai dengan terus
berkembangnya pembangunan di wilayah kota. Sebagai kawasan kota yang terus
berkembang, di kawasan kota Medan menyimpan banyak warisan bersejarah. Warisan
bersejarah tersebut dapat dibuktikan dengan keberadaan bangunan-bangunan bersejarah di
lingkungan kota medan yang bernilai historis yang dapat digunakan sebagai sumber
pembelajaran sejarah khusus nya bagi masyarakat dan peserta didik.
Untuk itu diperlukan nya adanya peran serta pemerintah daerah dalam melakukan
kegiatan yang melibatkan masyarakat dan peserta didik dalam kegiatan yang melibatkan
masyarakat dan peserta didik dalam pengenalan benda cagar budaya tersebut.
Dalam pembelajaran sejarah diperlukan fakta dan bukti sejarah. Adapun fakta dan
data yang dapat digunakan menjadi sumber pembelajaran sejarah adalah hadirnya
bangunan-bangunan bersejarah ini di kawasan Kota Medan. Seperti beberapa bangunan
bersejarah yang dapat ditemukan di kawasan inti Kota Medan. Sebagai kawasan kota yang
terus berkembang, di kawasan Kota Medan menyimpan banyak warisan bersejarah.
Warisan bersejarah tersebut dapat dibuktikan dengan keberadaan bangunan-bangunan

4
bersejarah di kawasan lingkungan kota Medan yang bernilai historis yang dapat digunakan
sebagai sumber pembelajaran sejarah khususnya bagi masyarakat dan peserta didik.
Untuk itu, keberadaan peninggalan bersejarah yang ada di kawasan Kota Medan
menjadi penting dan menarik untuk dipelajari serta mengingatkan pada kesadaran, objek,
kawasan, peristiwa yang terjadi di masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang sebagai
pembelajaran, khususnya pembelajaran sejarah.
Dalam pembelajaran sejarah, sudah menjadi pondasi yang paling penting
bagaimana peran pemerintah dalam upaya pemanfaatan warisan bangunan-bangunan
bersejarah tersebut termasuk masyarakat dan peserta didik yang ada di wilayahnya sebagai
objek dari peninggalan bersejarah baik dalam bentuk fisik maupun non fisik yang dapat
dijaga dan menjadikannya sebagai sumber pembelajaran sejarah. Mengingat begitu
pentingnya peninggalan bersejarah tersebut. Maka kami tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Sejarah Kantor Pos Medan”.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa latar belakang berdirinya Kantor Pos Medan ?
2. Siapa pendiri Kantor Pos Medan ?
3. Dimana letak Kantor Pos Medan ?
4. Kapan Kantor Pos Medan didirikan ?
5. Mengapa Kantor Pos Medan didirikan ?
6. Bagaimana peran dan fungsi Kantor Pos Medan dalam memberikan pelayanan ?
7. Apa makna logo Pos Indonesia ?

1.3 Tujuan Penelitian


Sebagaimana layaknya penulisan, pasti memiliki tujuan dan manfaat. Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini ada untuk memenuhi tugas dari Ibu Dr. Rosmaida
Sinaga, M.Hum sebagai Dosen mata kuliah “Sejarah Indonesia Masa Kolonial” selain itu
juga menjawab dari rumusan-rumusan masalah yang telah dibuat.
Adapun manfaat dari penulisan yaitu untuk menambah wawasan penulis dalam
mengenai “Sejarah Kantor Pos Medan Pada Masa kolonial Belanda (1911-1942)”.

5
1.4 Tinjauan Pustaka
Dalam kajian ini, selain melakukan penelitian lapangan, peneliti juga menggunakan
beberapa literatur kepustakaan beruba buku-buku dan laporan sebagai bentuk studi
kepustakaan yang dilakukan selama penelitian.
Buku yang pertama berjudul Medan, Kota di pesisir timur Sumatera Utara dan
peninggalan Tuanya (2006) karangan lucas coestoro. Buku ini menjelaskan perkembangan
Kota Medan dikarenakan kemajuan sektor ekonomi perusahaan perkebunan di Sumatera
Timur yang dibuka oleh orang Belanda bernama Jacobus Nienhuys pada tahun 1863 dan
berdampak sistematis sehingga muncullah kota-kota di Sumatera Timur dan Kota Medan
sebagai salah satunya yang berada di pesisir timur sumatera. Secara khusus buku ini
menerangkan pula peninggalan-peninggalan yang dibangun saat pemerintah kolonial
menduduki Sumatera Timur, seperti bangunan-bangunan di daerah Kesawan. Dalam buku
ini diceritakan Kantor Pos yang merupakan salah satu bangunan peninggalan pemerintah
kolonial yang dibangun seiring dengan perkembangan perkebunan.
Buku kedua karangan T. Lukman Sinar yang berjudul Sejarah Medan Tempo
Doeloe. Pada buku ini menceritakan sejarah Kota Medan dahulu yang tumbuh dan
berkembang seiring dengan dibukanya perkebunan di Sumatera Tmur. Medan muncul
sebagai kota yang lebih maju daripada kota lainnya karena berfungsi sebagai pusat
pemerintahan pada masa kolonial yang berada di daerah kesawan dan sekitarnya. Di
daerah tersebut timbul bangunan yang mendukung perekonomian ketika itu seperti Balai
Kota, Lapangan Merdeka, Kereta Api (Deli Maatschappij Spoorweg), Hotel Dharma Deli
(Hotel De Beur), Kantor Pos (Post Kantoor), Bank Indonesia (Javashe Bank), Restoran Tip
Top, dan lainnya.

6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Latar Belakang Berdirinya Kantor Pos Medan


Salah satu dampak dari kemajuan perusahaan tembakau itu adalah pembangunan
Knator Pos Besar Medan. Bangunan kokoh ini berada di sebelah kiri Merdeka Walk,
tepatnya di depan Hotel Inna Dharma Deli yang dahulu merupakan Hotel De Boer, dan
menghadap menyamping ke arah bekas bangunan Javasche Bank ( kini Bank Indonesia)
yang berdiri di samping gedung Balai Kota lama. Kantor Pos Medan sangat berperan
penting bagi Kolonial Belanda maupun masyarakat Medan pada saat itu. Hingga sampai
pada pintu gerbang kemerdekaan Indonesia, Kantor Pos Besar Medan tetap dijalankan
sebagaimana mestinya dan bahkan selalu ada perubahan seiring dengan berjalannya waktu,
agar kantor pos tidak mati untuk kedepannya yang bersaing dengan teknologi yang sudah
mulai canggih pada saat itu.
Gedung kantor Pos merupakan suatu badan yang melayani kebutuhan masyarakat
terutama pada bidang komunikasi termasuk dalam hal lainnya seperti pengiriman barang,
uang, surat, wessel dan sebagainya. Bangunan ini memiliki gaya dan arsitektur yang tinggi
dengan gaya Eropa tua yang memiliki ciri khas tersendiri dan berkesan megah.

Foto Dokumentasi (Kelompok 5)

7
2.2 Pendiri Kantor Pos Medan
Gedung kantor pos Medan yang didirikan pertama kali oleh pemerintah kolonial
Belanda pada masa kepemimpinan Residen J. Ballot. Gedung ini dibangun oleh arsitek
bernama Ir. S. Snuyf dari BOW (Burgelijke Openbare Werken) atau dinas pekerjaan umum
pemerintah Hindia Belanda untuk Indonesia pada masa itu.

2.3 Letak Kantor Pos Medan


Bangunan Kantor Pos Medan berlokasi tepat di depan Hotel Dharma Deli (dulunya
Hotel De Beur) dan terletak di Jalan Balai Kota Medan/Kesawan, Kecamatan Medan
Barat.

2.4 Waktu Pembangunan Kantor Pos Medan


Bangunan Kantor Pos Medan dibangun sejak tahun 1909 hingga tahun 1911. Hal
ini dapat dibuktikan dengan tulisan yang tertera pada bangunan dinding luar kantor pos
dengan ukiran “ANNO 1911”.
Ukiran tulisan “ANNO 1911” di bagian atas samping kiri kanan bangunannya pun
masih terlihat jelas yang menjadi salah satu bukti tahun kelahiran bangunan tersebut. Kata
“ANNO 1911” diambil dari Bahasa Belanda yang berarti “Tahun 1911”.
Di dalam pemilihan lokasi tempat pembangunan, Belanda telah memikirkannya
secara matang dan terencana. Adapun lokasi ini dipilih karena tempat ini berdekatan
dengan Kawasan Lapangan Merdeka Medan yang pada saat itu di sekitar Lapangan
Merdeka Medan merupakan tempat beraktivitas masyarakat baik pemerintahan,
penginapan, transportasi kereta api antar daerah dan Lapangan Merdeka ini menjadi simbol
atau jantung Kota Medan.

2.5 Alasan Kantor Medan Dibangun


Menurut penjelasan yang diberikan oleh Bapak Junaid Abdillah pada tanggal 07
April 2014, selaku Human Capital Supervisior bahwa gedung Kantor Pos Medan yang
mulai dibangun pada tahun 1909 hingga 1911 ini adalah sebuah bangunan yang didirikan
di Pusat Kota, tidak ada kaitannya dengan Kesultanan Deli. Dianggapnya pula kepemilikan
tanah ini merupakan hasil dari Kolonial Belanda yang dulunya menyewa tanah dari
Kesultanan Deli sehingga tidak adanya campur tangan Kesultanan Deli atas bangunan

8
tersebut. Dalam hal ini struktur bangunan dibuat oleh Belanda sendiri dengan
menyesuaikan gaya arsitektur di Eropa pada masa itu.
Dalam hal ini Kantor Pos Besar Medan menjadi salah satu fasilitas yang dibangun
tidak hanya untuk mendukung perekonomian yang pesat tetapi jaga sebagai media
komunikasi bagi masyarakat
Kantor Pos Besar Medan sangat berperan penting hagi Kolonial Belanda maupun
masyarakat Modan pada ketika ina. Hingga sampai pada pintu gerbang kemerdekaan
Indonesia, Kantor Pos Besar Medan tetap dijalankan sebagaimana meskinya dan bahkan
selalu ada perubahan seiring dengan berjalannya waktu, agar kantor pos tidak mati untuk
kedepannya yang bersaing dengan teknologi yang sudah mulai canggih pada saat itu.

2.6 Fungsi dan Peranan Kantor Pos Medan


Kantor Pos Medan memiliki fungsi dan peranan yang saling berhubungan satu
dengan yang lainnya, sejak gedung kantor pos dibangun sebagai kantor tempat menukar
informassi lewat jasa pos, yang bertujuan untuk memberikan ungsi dan peranan untuk
kontribusi untuk perkembangan Kota medan. Kantor pos sebagai bangunan yang
mengandung fungsi dan peranan yang penting dalam perkembangan perekonomian serta
perkembangan Kota Medan.
2.6.1. Fungsi Kantor Pos Medan
Pada awalnya kantor pos dikenal sebagai tempat sarana tukar-menukar informasi
serta sebagai sarana komunikasi dari awal di fungsikannya. Masyarakat Sumatera Timur
dulunya menggunakan jasa sarana komunikasi lewat kantor pos Medan yaitu berupa kartu
pos, wessel, pengiriman barang dan lainnya untuk bertukar komunikasi atau informasi
dengan orang lain di luar daerahnya.
Kantor pos ini didirikan bukanlah semata-mata untuk melayani kepentingan rakyat
pribumi, namun semua ini adalah untuk melayani Kolonial Belanda itu sendiri. Masyarakat
Belandalah yang selalu menggunakan jasa pos untuk melakukan tukar-menukar informasi,
baik memperoleh informasi dari berbagai daerah di Pulau Sumatera ataupun situasi di
Pulau Jawa. Sedangkan untuk masyarakat pribumi sangat sedikit yang menggunakan jasa
pos, hanya kaum bangsawanlah yang menggunakannya yaitu keluarga para sultan dan
petinggi kerajaan. Hal ini dikarenakan banyak kaum pribumi yang tidak tahu talis baca
(buta huruf) selain itu pemerintah membatasinya bagi masyarakat pribumi karena Belanda

9
kwatir masyarakat pribumi akan melakukan komunikasi dengan saudara- saudaranya diluar
Pulau Sumatera.
Untuk kepemimpinannya, semua pada masa kependudukan Belanda yang
mengambil semuanya adalah orang-orang Belanda. Sementara orang-orang pribumi hanya
sebagai pegawai biasa. begitu pula pada saat pemerintahan Jepang
Sejarah surat-menurat di Indonesia, sudah ada sejak Kerajaan Kutai, Sriwijaya,
Tarumanegara, Mataram slan Maianahit Pada waktu to nemaman surat dilakuakn oleh
petugas khusus Namun sesuai dengan zamannya surat tersebut bisa sampai kepada si
penerima sampai berbulan-bulan. Untuk surat-menyurat biasanya ditulis diberbagai bahan,
seperti kulit kayu atau potongan bambu yang dibuat rata atau diatas daun lontar. Tetapi
sejak kedatangan belanda di Indonesia, merupakan awal dimulainya penggunaan kertas
untuk surat-menyurat, tetapi biaya pengirimannya masih dibayar dengan menggunakan
uang tunai sampai digunakan prangko Hindia-Belanda yang pertama pada tahun 1864,
sedangkan prangko untuk pertama kali diterbitkan di Inggris tahun 1840.

Kegiatan surat-menyurat ini telah populer sebelum abad ke-20 di Indonesia.


Masyarakat pada waktu itu, umumnya berkirim kabar dan menjalin hubungan baik, seperti
hubungan persahabatan dan hubungan kerjasama bisnis menggunakan jasa pos. Kegiatan
ini telah menjadi rutinitas bagi masyarakat saat itu. Biasanya semingga sekali merupakan
jadwal yang ditunggu-tunggu datangnya surat. Sudah sangat berbeda dengan zaman
sekarang ini sudah sangat jarang kita temui ada tukang pos.
Pada tahun awal didirikannya Kantor Pos Medan surat diantar dengan berjalan kaki
oleh petugas pos, kemudian seiring dengan perkembangan zaman surat-surat itu diantar
dengan kendaraan berkala. Kemudian berkembang lagi dengan menggunakan sepeda
angin. Sementara dengan berkembangnya zaman pelayanan dari kantor pos itu sendiri
sudah semakin berkembang dan itu merupakan visi dan misi kantor pos dalam melayani
dan memuaskan masyarakat sebagai pelanggannya. Dengan demikian pelayanan pos pada
sata sisi memberikan manfaat bagi pelanggan karena kebutuhan akan barang dan jasa yang
diinginkan dapat terpenuhi, serta semakin terbuka lebar kebebasan untuk memilih aneka
jenis dan kualitas harang dan jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen atau
pelanggan pos.
Pada tahun 1930-an petugas pos selala menitipkan surat-surat yang diantarnya
tersebut di warung-warung kopi atau warung biasa Surat tersebut kemudia kan diberikan

10
yang punya warung kepada si penerima surat apabila ia mampir di warungnya, maka
dengan demikian surat tersebut bisa berhari-hari di tempat yang punya warung.
2.62 Peranan Kantor Pos Medan
Kantor Pos merupakan suatu badan yang melayani kebutuhan masyarakat terutama
pada bidang komunikasi termasuk dalam hal lainnya seperti pengiriman barang, uang,
surat, wessel dan schagainya Pelayanan dari kantor pos semakin maksimal dan semakin
lebih baik seiring dengan perkembangan zaman, agar kantor pos tetap eksis di masyarakat
dan tidak kalah bersaing dengan teknologi maupun perusahaan yang modern. Kantor pos
juga melakukan ekspansi terhadap berbagai macam perusahaan baik bergerak di bidang
otomotif maupun perkreditan.
Peranan kantor yang sebenarnya adalah sebagai tempat pelayanan pos terhadap
masyarakat yang menggunakan jasa itu sendiri dimana petugas pos harus melayani
pelanggan yang ingin menggunakan jasa pos dengan baik dan jujur. Namun perlu diingat
pada zaman Belanda hal ini berubah kantor pos bukan untuk semata-mata bagi rakyat
pribumi, tetapi untuk kepentingan Belanda itu sendiri. Dengan kata lain, golongan kolonial
dan kaum bangsawan mendapat pelayanan istimewa, sedangkan untuk golongan pribumi
lebih cenderung diabaikan, bahkan tidak dilayani sama sekali.
Perkembangan dari pelayanan yang diberikan oleh kantor pos untuk pelanggan atau
masyarakat pengunjung yang datang itu adalah untuk memudahkan bagi masyarakat itu
sendiri dalam hal jasa dan bertransaksi serta merupakan layanan berbasis teknologi
informasi yang diciptakan untuk menjamin kepuasan pelanggan.
Oleh karena itu, yang paling diutamakan dalam kantor pos ini adalah pelayanannya
agar tidak merugikan pihak pos sendiri dan tidak mengecewakan pelanggannya. Hal ini
sesuai dengan Logo PT. Pos Indonesia
2.7 Logo Pos Indonesia
Logo merupakan sebuah simbol yang menunjukkan citra, visi, dan misi dari
pemiliki logo tersebut. Namun logo suatu perusahaan bisa saja berubah seiring dengan
perubahan diri perusahaan itu sendiri. Hal itu pula yang terjadi dengan logo Pos Indonesia.
Logo lama Pos Indonesia terdiri dari banner diatas yang bertuliskan "RI" yang
kemudian tersambung dengan gambar padi dan kapas yang membentuk sebuah lingkaran
yang kemudian berujung kepada banner di bawah yang bertuliskan "POS & GIRO". Di
dalam lingkaran yang terbentuk dari kedua banner dengan padi dan kapas tersebut, kita
mendapati sebuah segilima yang di dalamnya terdapat gambar burung merpati yang

11
seolah-olah sedang terbang mengelilingi dunia. Di sisi luar dari segilima tersebut dan di
sisi dalam dari lingkaran, kita mendapati arsiran mendatar yang berfungsi sebagai latar
belakang. Ide utama dalam ide ini adalah burung merpati pos yang telah lama menjadi
simbol dunia perposan. Bola dunia yang berada di belakang merpati tersebut
melambangkan perputaran dunia, kekekalan, dan adanya hubungan yang terjalin antara
negara atau hubungan yang bersifat internasional.
Bentuk segilima yang mengelilingi merpati pos tersebut, melambangkan pancasila,
ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang memiliki lima sila. Unsur padi dan
kapas yang memiliki simbol dari sila kelima dari pancasila mewakili tujuan Badan Usaha
Milik Negara untuk keadilan dan kesejahteraan sosial untuk seluruh masyarakat Indonesia.
Banner yang bertuliskan "RI dan POS & GIRO" menunjukkan identitas pemilik logo, yaitu
Perum Pos dan Giro Republik Indonesia. Secara sematik, logo ini menunjukkan
profesionalitas pos yang diwakili oleh merpati dan bola dunia namun terkurung oleh
segilima yang mewakili Pancasila dan juga oleh lingkaran padi daan kapas yang
menggambarkan tujuan BUMN. Hal ini menunjukkan bahwa Pos Indonesia bekerja secara
profesional di dalam memberikan pelayanan berskala internasional untuk pelanggan-
pelanggannya dengan tetap memegang teguh nasionalisme dan tujuan BUMN untuk
menjujung keadilan dan kesejahteraan sosial masyarakat Indonesia. Logo ini juga
melambangkan keteguhan dalam memegang ideologi negara dengan adanya dua simbol
yang mewakili Pancasila.
Setelah perubahan kelembagaan yang terjadi di dalam tubuh Pos Indonesia
(perubahan bentuk usaha dari perusahaan umum menjadi persero), logo Pos Indonesia pun
ikut berubah. Di dalam logo baru Pos Indonesia, kita mendpati seckor merpati pos yang
seolah-olah sedang terbang mengelilingi dunia dengan kecepatan tinggi. Merpati pos ini
tidak lagi terkurung oleh segilima dan juga lingkaran padi dan kapas Ukuran merpati yang
lebih besar daripada bola dunia melambangkan bahwa Pos Indonesia diharapkan bisa
menguasai (memimpin) usaha perposan di dunia internasional.
Warna dasar jingga yang terdapat di gambar merpati dan bola dunia menunjukkan
bahwa Pos Indonesia itu penting (wama jingga memiliki arti penting serta perlu
diperhatikan, seperti yang terdapat di pembatas-pembatas jalan, pakaian-pakaian pendaki
gungung, seragam para penerbang, dan lain sebagainya). Tulisan "POS INDONESIA"
dengan tifografi bold ini memberikan ketegasan identitas perusahaan dan juga identitas
negara. Tulisan ini berada di bawah gambar merpati yang sedang mengelilingi dunia

12
dengan kecepatan tinggi karena logo ini ingin menunjukkan bahwa Pos Indonesia lebih
mengutamakan profesionalitas dalam pelayanan untuk pelanggan-pelanggannya.
Slogan Pos Indonesia Untuk Anda Kami Ada yang ditulis dengan huruf latin (tegak
bersambung) memperlihatkan kehowesan, keramahan, dan fleksibilitas dalam melayani
pelanggan- pelanggannya.

13
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Bangunan kantor pos Medan sebagaimana dapat diketahui dalam berbagai uraian di
atas memiliki berbagai kelebihan dan makna, tidak hanya bagi pemiliknya namun juga
masyarakat kota Medan. Berdasarkan pembahasan ini dapat dikemukakan beberapa
kesimpulan antara lain :
a. Dari lokasi tempat berdiri yang merupakan pusat kota Medan, aksebilitas tinggi dan
berdekatan dengan 2 (dua) bangunan penting (Balai Kota dan Bank Indonesia) gedung ini
menunjukkan nilai strategisnya. Dari konsep arsitektur kota, pola peletakan kantor pos ini
memiliki banyak kesamaan dengan kedudukan kantor-kantor pos di Jawa.
b. Bangunan kantor pos mengacu pada konsep bentuk arsitektur Indies yang dapat dilihat
dari gaya Eropa Belanda dan gaya arsitektur lokal. Konsep arsitektur panggung ini
menunjukkan bahwa bentuk-bentuk lokal diadopsi secara cerdas oleh arsitektur kolonial.
Kantor pos ini berbeda dengan arsitektur Bank Indonesia dan Balai Kota yang berkarakter
Eropa. Konsep ini seperti diketahui menjadi prototipe bentuk arsitektur kantor pos di
Indonesia lainnya.
c. Pembentuk karakter utama gedung kantor pos adalah atap serta beberapa atap lainnya
yang menonjol. Penggunaan atap yang unik ini mampu membuat penampilan kantor pos
menjadi dominan.
d. Kerusakan bangunan dari segi visual terjadi karena keberadaan billboard yang berada
disamping kiri (jalan Balaikota) dan jembatan penyeberangan jalan yang menutup fasad
sebagian sisi kiri bangunan.

4.2 Saran
Mempertahankan kelestarian gedung kantor pos baik dari kedudukannya sebagai
land mark kota Medan maupun citra korporat PT Pos Indonesia.
a. Tidak memperpanjang ijin penggunaan billboard yang menutupi fasad serta merusak
system visual bangunan dan lingkungan sekitar. Dengan demikian, pemasangan billboard
atau unsur bangunan baru yang menutupi (walau diperbolehkan atau tidak dilarang oleh

14
pemerintah kota setempat) di lingkungan kantor pos perlu diperhatikan agar tidak merusak
sistem visual setempat.
b. Meminta kepada pemerintah untuk mempertimbangkan keberadaan jembatan
penyeberangan.
c. Meninjau keberadaan pedagang kaki lima yang berjualan di dalam bangunan maupun
luar bangunan. Sebaiknya pemberian ijiN dipertimbangkan secara selektif berkaitan
dengan materi jualan maupun penampilannya.

15
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2003. Rumah Panggung, Perahu Di Kota. Warisan Sejarah Arsitektur Medan.
Penerbit : ARAC, BWS, mAAN : Medan.
Anonim. Sejarah Singkat Istana Maimoon. Anonim, 1956. Pedoman Kota Besar Medan.
Panitia Penyelenggara Buku Pedoman Kota Besar Medan : Medan.
Artha, Tuti Arwan dan Heddy Shri Ahimsa-Putra. 2004. Jejak Masa Lalu, Sejuta Warisan
Budaya. Yogyakarta : Kunci Ilmu. Bakker SJ, J.W.M.1984. Filsafat Kebudayaan, Sebuah
Pengantar. Yogyakarta-Jakarta : Penerbit Kanisius-B.P.K Gunung Mulia. Binarwan,
Robby dan Chamdani, Usman. 2014. Istana Maimoon Di Kota Medan Sebagai Daya Tarik
Wisata (Dtw). JDP. Vol. 1 No. 1.
Centre WH. Operational Guidelines for the Implementation of the World Heritage
Convention. 2002;(July).
Mandai, A.J.O. 2016. Kajian Perilaku Berjalan Kaki Pada Kawasan Lapangan Merdeka di
Kota Medan.Skripsi, Arsitektur Universitas Sumatera Utara.
Pratiwo.P.Nas. Java and De Groote Postweg , La Grande Route , the Great Mail Road ,
Jalan Raya Pos. 2002;158:707–25.
Rukayah RS, Wibowo AA, Wahyuningrum SH. Public Participation in Branding Road
Corridor as Shopping Window or Batik Industry at Pekalongan. Procedia - Soc Behav Sci
[Internet]. 2015;168:76–86. Available from:
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S18770428140567
05
Rukayah S, Malik A. Between Colonial, Moslem, and Post-Independence Era, Which
Layer of Urban Patterns should be Conserved? Procedia - Soc Behav Sci [Internet].
2012;68:775–89. Available from:
http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S1877042812057497
Sinar, Tengku Luckman. 2009. Sejarah Kota Medan Tempo Doeloe. Tanpa Penerbit.
Sumalyo, Yulianto. 1995. Arsitektur Kolonial Belanda Di Indonesia. Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press.

16

Anda mungkin juga menyukai