Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Lokal yang diampu oleh:
Dr. Murdiyah Winarti, M.Hum
Disusun oleh:
Kelas 1B
Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi kewajiban untuk
menyelesaikan mata kuliah Sejarah Lokal. Adapun judul dari makalah kami ini
adalah “Menelusuri Jejak Sejarah Gedong Tjai Tjibadak”.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ledeng merupakan salah satu wilayah kelurahan yang terletak di Kota
Bandung. Salah satu tempat terkenal yang berada di area Ledeng adalah
terminal Ledeng. Sebuah terminal yang menghubungkan akses wilayah
Bandung Barat seperti Cihideung, Sersan Bajuri, Parongpong, dan Lembang.
Selain itu, di dekat kawasan ini terdapat salah satu Perguruan Tinggi Negeri,
yaitu Universitas Pendidikan Indonesia. Selain terdapat beberapa tempat
penting, Kawasan Ledeng ini juga menyimpan banyak nilai historis berkaitan
dengan asal usul nama “Ledeng” yang ada kaitannya dengan salah satu
bangunan bersejarah di wilayah ini sejak era kolonial. Menurut Abang salah
satu dari narasumber yang kami dapatkan Ledeng berasal dari Bahasa Belanda
“Leiding” yang berarti pipa-pipa.
1
2
Setelah melihat langsung sumber mata air Gedong Tjai Tjibadak timbul
keresahan yang perlu diteliti lebih lanjut terkait dengan keberlangsungan masa
depan sumber mata air Gedong Tjai Tjibadak. Salah satu aspek yang menarik
perhatian adalah kualitas air yang dihasilkan oleh Gedong Tjai Tjibadak.
Seiring berjalannya waktu dan pertumbuhan Kota Bandung ada kekhawatiran
bahwa kualitas air ini mungkin telah terpengaruh oleh perubahan lingkungan,
polusi, dan kerusakan ekosistem sekitarnya. Oleh karena itu, perlu perhatian
khusus untuk menjaga kebersihan dan keamanan kualitas air yang disediakan
oleh Gedong Tjai Tjibadak. Dibutuhkan beberapa penduduk lokal yang
memiliki wawasan mendasar akan wilayah Gedong Tjai Tjibadak agar penulis
mengetahui hal yang menjadi dasar dari penulisan makalah ini.
Di antara rumusan masalah yang akan kami bahas adalah wawasan penduduk
Ledeng terkait jejak sejarah Gedong Tjai Tjibadak yang terbagi ke dalam beberapa
klasifikasi di antaranya sebagai berikut:
1. Mengetahui asal usul dan mitos Gedong Tjai Tjibadak yang tersebar di
masyarakat sekitar
2. Mengetahui perubahan yang terjadi pada Gedong Tjai Tjibadak
3. Mengetahui perbandingan pendapat masyarakat berdasarkan kedua klasifikasi
tersebut.
3
2.1 Heuristik
Metode heuristik ini melibatkan penggunaan pengetahuan dan intuisi penulis
untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, dan menginterpretasikan data. Dalam
konteks Gedong Tjai Tjibadak, peneliti menggunakan metode ini untuk
mengeksplorasi situs, menganalisis keadaan sekitar Gedong Tjai Tjibadak, serta
mewawancarai penduduk setempat yang memiliki pengetahuan turun-temurun
tentang sejarah dan nilai-nilai budayanya. Dengan demikian, metode heuristik
membantu dalam mengidentifikasi sumber daya sejarah yang mungkin terabaikan
oleh metode penelitian konvensional.
4
5
2.3 Intepretasi
Metode penelitian interpretasi digunakan dalam konteks Gedong Tjai Tjibadak
untuk memahami sejarah, budaya, dan konteks sosial situs tersebut. Penulis
mengumpulkan dan menganalisis beragam data, termasuk dokumen sejarah, dan
wawancara dengan masyarakat setempat. Mereka menciptakan narasi yang
menggambarkan asal-usul Gedong Tjai Tjibadak, evolusi fisik situs, serta
hubungannya dengan masyarakat dan budaya sekitarnya. Dalam penelitian
berfokus pada pemahaman yang lebih mendalam tentang situs bersejarah ini.
Metode interpretasi ini memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai
Gedong Tjai Tjibadak, yang dapat digunakan dalam pelestarian dan pengembangan
pemahaman situs bersejarah ini dalam konteks yang relevan bagi masyarakat dan
peneliti masa kini.
2.4 Historiografi
Setelah melakukan pengumpulan data, mengkritik, serta menganalisisnya
maka kami menyampaikan sejarah secara kronologis berdasarkan fakta historis dari
hasil penelitian sejarah yang diungkapkan, diuji, dan ditafsirkan. Historiografi
merupakan bagian dari tahap akhir dalam proses penyusunan makalah dengan
menggunakan prinsip realisasi, kronologi, dan keterampilan imajinasi agar nantinya
penulis dapat merekonstruksikan penulisan historiografi sejarah khususnya
Toponimi pada Gedong Tjai Tjibadak.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Asal-usul dan mitos yang di Gedong Tjai Tjibadak berdasarkan hasil
wawancara masyarakat
Gedong Tjai Tjibadak didirikan pada tahun 1921 tepatnya pada masa kolonial
Belanda, dan kini usia Gedung tersebut sudah mencapai 102 Tahun. Dapat
dikatakan gedung ini punya nilai historis yang cukup tinggi karena situs ini
merupakan peninggalan Belanda. Dikarenakan gedung ini dapat dikategorikan
sebagai “Gedung Tua” maka tentu saja banyak mitos-mitos yang tersebar di
masyarakat dari generasi ke generasi, dan berikut mitos-mitos atau pantangan yang
tersebar di masyarakat sekitar Gedung Tjai Tjibadak. Menurut salah satu
narasumber yang kami wawancarai yaitu Bapak Atje Dase (78 tahun), masyarakat
setempat tidak diperbolehkan mandi dari jam 9-12 siang di pemandian dekat
Gedong Tjai Tjibadak karena mereka meyakini bahwa sosok “penunggu” di tempat
pemandian itu muncul pada jam-jam tersebut dan konon mengganggu masyarakat
yang sedang mandi. Masyarakat meyakini sosok yang dimaksud tersebut adalah
kakek, nenek, dan ular besar yang menjaga gedong cai tjibadak sehingga
lingkungan sekitar situs masih terjaga (Ina, 53 tahun). Maka dari itu menurut ibu
Popon (63 tahun) masyarakat setempat biasa menaruh sesajen berupa cerutu,
dawegan, nginang di atas Gedong Tjai Tjibadak pada hari Selasa dan Jum’at untuk
menghargai para penunggu situs tersebut.
6
7
kekeringan air. Karena, sumber mata airnya tetap mengalir dari masa ke masa. Dari
mulai Bapak Rahmat lahir hingga sekarang, beliau selalu bersyukur dengan adanya
gedong Tjai Tjibadak.
Mitos secara tidak langsung menjaga kelestarian Gedong Tjai Tjibadak ini.
Kami menemukan ada hal yang unik terkait klasifikasi perbedaan umur. orang-
orang yang sudah lanjut usianya cenderung berpikir adanya mitos ini pun karena
sudah terjadi dahulu dan ceritanya turun temurun diwariskan, maka dari itu mereka
akan selalu menjaga dan melaksanakan tradisi itu terus menerus. Beda halnya
dengan yang lebih muda, orang-orang muda yang bisa berpikir menggunakan
logika yang lebih modern. Tradisi seperti sesajen itu tidak dianggap serius, namun
mereka berpikir bahwa mitos itu ada karena itu adalah cara orang dahulu untuk
melestarikan hutan disana. Namun, orang muda disini yang sadar akan lingkungan
dan hutan tidak melanjutkan tradisi tapi mereka meningkatkan kehormatan,
menghargai mereka kepada hutan yang sangat amat penting bagi kehidupan mereka
terkhusus kepada Gedong Tjai Tjibadak.
Perubahan lain yang terjadi adalah pada toilet di dekat sumber mata
air tersebut, sebelumnya tidak ada toilet seiring perkembangan waktu
Masyarakat sekitar membangun toilet dengan air yang bersumber dari
mata air Tjibadak. Pak Andi salah satu dari narasumber yang kami
wawancarai menjelaskan bahwa setiap 1 bulan sekali terjadi
pembersihan yang dilakukan oleh instansi pemerintah langsung dan
warga sekitar juga membantu dalam proses pembersihan di luar
Gedung Tjai Tjibadak seperti pemotongan rumput dan pembersihan
lingkungan sekitar Gedong Tjai Tjibadak.
berarti air dan “Badak” yang artinya besar. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di
Gedong Tjai Tjibadak dijelaskan oleh Ibu Popon (63 Tahun) yang
menyebutkan bahwa pernah terjadi longsor yang menewaskan 1 keluarga, yaitu
bapak,ibu serta anaknya, tetapi pada waktu peristiwa longsor terjadi hanya
hewan saja yang selamat.Mitos-mitos yang ada juga dijelaskan oleh Bapak Atje
Dase (78 Tahun) dan Bapak Rahmat (73 Tahun). Dijelaskan bahwa ada
beberapa larangan seperti pada pukul 9 sampai 12 tidak boleh mandi di tempat
tersebut karena nanti ada yang nendang, setelah waktu maghrib suka ada yang
mengganggu, serta ada makhluk tinggi hitam. Namun, larangan-larangan
tersebut tidak mempengaruhi masyarakat untuk tetap menjaga gedong
Tjibadak ini.
4.1 Kesimpulan
Gedong Tjai Tjibadak adalah sebuah situs bersejarah yang telah berusia 102
tahun, didirikan pada masa kolonial Belanda pada tahun 1921. Selain memiliki nilai
historis yang tinggi sebagai peninggalan kolonial, situs ini juga menjadi sumber
mata air yang sangat penting bagi masyarakat di sekitarnya. Mitos dan pantangan
turut mengelilingi gedung ini mencerminkan penghargaan dan kepercayaan
masyarakat terhadap situs ini, walaupun tidak meredupkan kesadaran akan
pentingnya menjaga kelestarian Gedong Tjai Tjibadak dan sumber airnya.
Pengembangan alokasi pengelolaan harus mempertimbangkan keseimbangan
antara pelestarian warisan budaya dan perlindungan lingkungan alam sekitarnya.
Pemerintah dan masyarakat setempat harus bekerja sama untuk menjaga situs ini,
tetapi masih terdapat beberapa kendala seperti masalah komunikasi internal dan
akses jalan yang kurang terawat. Ancaman serius datang dari rencana pembangunan
apartemen di sekitar Gedong Tjai Tjibadak yang dapat mengancam keberlanjutan
sumber air dan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian lebih
lanjut dan tindakan konkret dari pihak terkait untuk menjaga keberlanjutan sumber
air Tjibadak dan melestarikan Gedong Tjai Tjibadak dengan mempertimbangkan
keseimbangan antara pengembangan wilayah dan pelestarian warisan budaya serta
lingkungan alam yang berharga.
4.2 Saran
Saran bagi pemerintah untuk menolak segala bentuk pembangunan yang akan
dilaksanakan di sekitar radius tertentu dari bangunan Tjibadak 1921 ini. terakhir
kepada pihak pendidik yang dimaksud adalah pihak Universitas Pendidikan
Indonesia untuk bisa membantu menjadikan Gedong Tjai Tjibadak ini menjadi
wisata edukatif dan membantu menjaga dan melestarikan tempat yang masih berada
di sekitar kampus Universitas Pendidikan Indonesia Bumi Siliwangi.
10
LAMPIRAN
DOKUMENTASI BUKTI
11
12
13
14
Arifianto, B. (2021, September 27). Jaga Gedong Cai tjibadak Bandung demi
Kemaslahatan dunia - www.pikiran-rakyat.com. Pikiran Rakyat.
https://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/pr-012681324/jaga-
gedong-cai-tjibadak-bandung-demi-kemaslahatan-dunia
Azay. (2020, Agustus 25). Pemkot Bandung berencana bangun Ruang Publik di
Kawasan Gedong Cai tjibadak. Metrojabar.id.
https://metrojabar.id/2020/08/25/pemkot-bandung-berencana-bangun-
ruang-publik-di-kawasan-gedong-cai-tjibadak/
Gala, T. K. (2023, Mei 10). Puluhan Seke Terancam, Apartemen Akan dibangun
di Kawasan Hutan gedong tjai tjibadak . Puluhan Seke Terancam,
Apartemen Akan Dibangun di Kawasan Hutan Gedong Tjai Tjibadak -
Koran Gala. https://www.koran-gala.id/news/5878739916/puluhan-
seke-terancam-apartemen-akan-dibangun-di-kawasan-hutan-gedong-
tjai-tjibadak
11