Anda di halaman 1dari 26

PENYELESAIAN AUDIT KEUANGAN PENDIDIKAN

Di Susun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pembiayaan


Pendidikan

Dosen Pengampu : Dr. Mohammad Zaini, MM

Disusun Oleh :

Kelompok 11 MPI C3

1. Havid Ahadika (202101030071)


2. Lian Maulida (202101030063)
3. Andini Lutviatul Maghfirah (202101030093)
4. Nurul Hidayah (T20193105)
5. Hera Muja (T20183098)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH. ACHMAD SIDDIQ JEMBER
JEMBER, MEI 2022

i
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan
nikmat sehat serta imannya sehingga kami dapat menuntaskan tugas makalah ini
dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya pastinya kita tidak mampu menuntaskan
tugas mata kuliah Manajemen Pembiayaan Pendidikan dengan judul “Penyelesaian
Audit Keuangan Pendidikan”.

Kami berharap dengan adanya makalah ini para pembaca dapat memahami
lebih dalam mengenai desain penelitian eksperimental serta macam-macam yang ada
di dalamnya.

Tak lupa, kami haturkan terima kasih kepada bapak Dr. Mohammad Zaini,
MM selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Pembiayaan Pendidikan, yang
telah memberikan kepercayaannya bahwa kami bisa menuntaskan makalah ini tepat
waktu.

Akhir kata, kami meminta beribu-ribu maaf jika ada kesalahan kata ataupun
penulisan. Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu kami mengharapkan koreksi untuk bahan evaluasi selanjutnya.

Jember, 19 Mei 2022

Kelompok 11

ii
DAFTAR ISI

Halaman

COVER ....................................................................................................................i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ................................................................................ 1


B. RUMUSAN MASALAH .......................................................................... 12
C. TUJUAN MASALAH ............................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. PROSEDUR PENYELESAIAN PEKERJAAN LAPANGAN .............. 3


B. MENGEVALUASI TEMUAN ................................................................ 12
C. MENGKOMUNIKASIKAN DANGAN KLIEN ................................... 16
D. MENGKOMUNIKASIKAN DANGAN KLIEN ................................... 18

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN ........................................................................................ 21
B. SARAN ..................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 23

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tahap penyelesaian audit sangat mempengaruhi keberhasilan hasil audit. Tahap


ini sangat penting dan dilaksanakan setelah pelaksanaan audit atas berbagai siklus.
Keputusan yang diambil auditor selama tahap penyelesaian ini untuk mencapai hasil
audit yang optimal. Berbagai prosedur yang diterapkan dalam tahap ini dapat
menghasilkan bukti tambahan yang dapat mempengaruhi kesimpulan audit. Pengaruh
tersebut meliputi kesimpulan akhir atas saldo setiap rekening yang akan dicantumkan
dalam laporan keuangan, dan pendapat auditor atas laporan keuangan secara
keseluruhan. Prosedur-prosedur yang diterapkan pada tahap penyelesaian audit
mempunyai beberapa karakteristik khusus, yaitu:
1. Prosedur-prosedur tersebut tidak mengacu ke siklus transaksi maupun saldo
rekening tertentu.
2. Prosedur-prosedur tersebut dilaksanakan setelah tanggal neraca.
3. Prosedur-prosedur tersebut sangat memerlukan pertimbangan subyektif
auditor.
4. Prosedur-prosedur tersebut biasanya dilaksanakan oleh manajer audit atau
akuntan senior yang berpengalaman.
Pada tahap penyelesaian audit, auditor bekerja dengan keterbatasan waktu. Hal
ini diakibatkan oleh keinginan klien untuk memperoleh laporan audit secepat mungkin.
Meskipun waktu tidak mendukung auditor, auditor harus menggunakan waktu yang
tersedia untuk membuat pertimbangan professional dan menyatakan pendapat sesuai
keadaan yang sebenarnya. 1

1
Bela Novyndya, “Tahap Penyelesaian Audit dan Tanggung Jawa Setelah Penyelesaian
Audit,” www.academia.edu, Diakses tanggal 19 Mei 2022,
https://www.academia.edu/35459315/_TAHAP_PENYELESAIAN_AUDIT_DAN_TANGGUNG_JA
WAB_SETELAH_PENYELESAIAN_AUDIT_

1
2

Dalam menyelesaikan audit, auditor seringkali menghadapi kendala waktu,


terutama ketika klien berusaha mendapatkan tanggal yang paling cepat untuk
penerbitan laporan audit. Auditor harus menggunakan waktu tersebut untuk membuat
pertimbangan professional yang baik dan menyatakan pendapat yang tepat dalam
situasi bersangkutan. Tanggung jawab auditor dalam menyelesaikan audit dibagi
menjadi tiga kategori berikut ini:
1. Menyelesaikan pekerjaan lapangan
2. Mengevaluasi temuan
3. Berkomunikasi dengan klien
Setelah menjelaskan aktivitas yang terlibat dalam penyelesaian audit, kemudian
harus diberikan pertimbangan pada tanggung jawab auditor setelah audit.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana prosedur dalam penyelesaian pekerjaan lapangan?
2. Bagaimana mengevaluasi temuan?
3. Bagaimana berkomunikasi dengan klien?
4. Bagaimana tanggung jawab setelah audit?

C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui prosedur dalam penyelesaian pekerjaan lapangan;
2. Untuk mengetahui bagaimana mengevaluasi temuan;
3. Untuk mengetahui bagaimana berkomunikasi dengan klien;
4. Untuk mengetahui tanggung jawab setelah audit.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PROSEDUR PENYELESAIAN PEKERJAAN LAPANGAN


Jika semua unsur laporan keuangan telah selesai diaudit, auditor telah pada tahap
akhir auditnya. Sebelum ia meninggalkan perusahaan klien, ia harus mereview kertas
kerja yang dibuatnya dengan cara membandingkannya dengan kuesioner pengendalian
intern dan program pengujian subtantif, untuk memperoleh keyakinan bahwa semua
informasi yang diperlukannya sebagai dasar penyusunan laporan audit telah terkumpul
semua. Untuk itu dalam menyelesaikan pekerjaan lapangan, auditor melaksanakan
prosedur audit spesifik untuk mendapatkan bukti audit tambahan. Prosedurnya adalah:
1. Melakukan review atas peristiwa kemudian.
2. Membaca notulen rapat
3. Mendapatkan bukti mengenai litigasi, klaim, dan penilaian.
4. Mendapatkan surat representasi klien
5. Melaksanakan prosedur analitis

a. Melaksanakan Review Atas Peristiwa Kemudian


Tanggung jawab auditor untuk menilai kewajaran laporan keuangan klien tidak
terbatas pada pemeriksaan atas peristiwa dan transaksi yang terjadi hingga tanggal
neraca. AU 560, Subsequent Events, menyatakan bahwa auditor juga mempunyai
tanggung jawab spesifik atas peristiwa dan transaksi yang:
1. Mempunyai pengaruh material terhadap laporan keuangan
2. Terjadi sesudah tanggal neraca tetapi sebelum penerbitan laporan keuangan
serta laporan auditor
Sebelum menyusun draft laporan audit, auditor harus mereview peristiwa-
peristiwa kemudian. Review ini terutama bertujuan untuk menentukan apakah
peristiwa tersebut mempunyai dampak yang sedemikian material terhadap penyajian
informasi di dalam laporan keuangan klien.

3
4

Jenis Peristiwa
Berikut adalah dua jenis peristiwa kemudian menurut AU 560.03 dan .05 :
1. Peristiwa Kemudian Jenis 1
Memberikan bukti tambahan berkenaan dengan kondisi yang ada pada tanggal
neraca dan mempengaruhi estimasi yang inheren dalam proses penyusunan laporan
keuangan. Peristiwa jenis 1 tersebut memerlukan penyesuaian atas laporan
keuangan.
2. Peristiwa Kemudian Jenis 2
Memberikan bukti berkenaan dengan kondisi yang tidak ada pada tanggal neraca
tetapi muncul setelah tanggal tersebut. Peristiwa jenis 2 tersebut memerlukan
pengungkapan dalam laporan, atau dalam kasus yang sangat material, menyertakan
data pro-forma pada laporan keuangan.

Jenis 1 Jenis 2
- Realisasi aktiva akhir tahun yang - Penerbitan obligasi jangka panjang
dicatat, seperti piutang usaha dan atau saham preferen atau saham biasa.
persediaan, pada jumlah yang berbeda - Pembelian suatu perusahaan.
dari yang dicatat. - Kerugian dari bencana akibat
- Penyelesaian estimasi kewajiban akhir kebakaran.
tahun yang dicatat, seperti perkara
pengadilan atau litigasi dan jaminan
produk pada jumlah yang berbeda dari
yang dicatat.
5

Peristiwa Kemudian Jenis 1


Peristiwa atau transaksi ini memberikan informasi tambahan bagi manajemen
untuk menentukan saldo akun penilian pada tanggal neraca dan juga kepada auditor
dalam memverifikasi saldo akun tersebut. Dalam mempertimbangkan apakah suatu
peristiwa kemudian perlu diusulkan kepada klien untuk digunakan meng-adjust
informasi di dalam laporan keuangan klien, maka auditor harus membedakan kondisi
berikut ini:
1. Apakah kondisi yang menyebabkan terjadinya peristiwa kemudian tersebut telah
ada sebelum atau pada tanggal neraca? Jika “Ya”, maka auditor berkewajiban untuk
mengusulkan penyesuaian terhadap informasi yang bersangkutan kepada klien.
2. Jika keadaan yang menyebabkan terjadinya peristiwa kemudian tersebut tidak ada
sebelum atau pada tanggal neraca, maka peristiwa kemudian tersebut tidak boleh
digunakan untuk meng-adjust informasi di dalam laporan keuangan klien.

Peristiwa Kemudian Jenis 2


Penyebab terjadinya peristiwa kemudian dalam golongan ini tidak ada sebelum
tanggal neraca, tetapi peristiwa ini sangat penting sehingga memerlukan penjelasan
meskipun tidak perlu penjelasan terhadap laporan keuangan klien. Berikut contoh
peristiwa kemudian yang memerlukan penjelasan di dalam laporan keuangan klien
sebagai catatan kaki atau penjelasan dalam laporan audit:
1. Penurunan harga pasar surat berharga yang dimiliki klien sebagai investasi
sementara.
2. Pengeluaran obligasi atau saham.
3. Penyelesaian perkara pengadilan yang peristiwa penyebabnya terjadi setelah
tanggal neraca.
4. Penurunan nilai harga pasar persediaan sebagai akibat larangan pemerintah
terhadap penjualan suatu produk.
5. Kerugian akibat terbakarnya persediaan yang tidak diasuransikan.
6

Untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh peristiwa kemudian terhadap


laporan keuangan, berikut daftar contoh peristiwa kemudian yang diklasifikasikan
menurut akun yang terpengaruh penyajiannya
Akun yang terpengaruh Peristiwa Kemudian
Kas Bank klien bangkrut
Keputusan pengadilan yang menyita
dana klien
Perampokan, pencurian dan penggelapan
kas yang jumlahnya melebihi ganti rugi
yang diterima dari perusahaan asuransi
Piutang usaha Kegagalan penagihan piutang usaha
kepada sebagian besar pelanggan yang
tidak diperkirakan sebelumnya
Investasi Penurunan drastis harga pasar surat
berharga
Kesulitan keuangan yang dialami oleh
perusahaan yang mengeluarkan surat
berharga yang dimiliki oleh klien sebagai
investasi
Kegagalan pembayaran bunga dan pokok
pinjaman oleh perusahaan yang
mengeluarkan obligasi

Penjualan surat berharga pada harga


yang jauh di atas atau di bawah kosnya
Persediaan Kerugian karena kebakaran atau bencana
alam yang lain, yang tidak diasuransikan
Kenaikan atau penurunan drastis harga
pasar persediaan
Perubahan metode penentuan harga
persediaan
Pengggunaan persediaan yang bersifat
luar biasa sebagai jaminan penarikan
kredit
Aktiva tetap Kerugian karena kebakaran atau bencana
alam yang lain, tidak diasuransikan
Rencana perluasan usaha atau
pengurangan dana
Penilaian aktiva tetap
7

Keuangan aktiva tetap karena perubahan


yang mendadak pada permintaan atau
produk yang dihasilkan
Utang lancer Komitmen pembelian yang bersifat luar
biasa, yang disertai dengan penurunan
harga jual barang dagangan
Pembatalan kontrak pembelian
Kegagalan dalam pembayaran utang
wesel
Utang jangka panjang Kenaikan yang besar dalam utang jangka
panjang
Kegagalam dalam membayar bunga dan
pokok pinjaman
Modal saham Kenaikan atau penurunan jumlah lembar
saham yang beredar
Transakasi pembelian saham sebagai
treasury stock yang bersifat luar biasa
Reorganisasi struktur modal saham
Pengubahan utang obligasi menjadi
saham biasa
Perubahan bentuk badan usaha, misalnya
dari badan usaha berbentuk persekutuan
(CV/Firma) menjadi perseroan terbatas
(PT) atau sebaliknya
Laba ditahan Pembagian dividen yang bersifat luar
biasa, yang menganggu modal kerja
Penyisihan laba yang ditahan yang
bersifat luar biasa
Laba/rugi yang jumlahnya material, yang
dikreditkan atau didebitkan langsung ke
dalam akun Saldo Laba
Unsur lain Perubahan pinjaman puncak
Perubahan kebijakan manajemen
Perubahan undang-undang
Tambahan pengenaan pajak atau
penerimaan penggantian pajak (tax
refund) yang bersifat luar biasa
Persyaratan yang ditetapkan oleh pasar
modal
8

Prosedur Audit Dalam Periode Setelah Tanggal Neraca


Auditor harus mengidentifikasi dan mengevaluasi peristiwa kemudian sampai
tanggal laporan auditor. Tanggung jawab tersebut dapat dilaksanakan dalam dua cara
berikut:
a. Mewaspadai peristiwa kemudian dalam melaksanakan pengujian substantif akhir
tahun seperti pengujian pisah batas dan mencari kewajiban yang belum tercatat.
b. Melaksanakan prosedur audit yang ditetapkan dalam AU 560.12 atau mendekati
akhir pekerjaan lapangan.
▪ Membaca laporan keuangan interim akhir yang tersedia serta membandingkannya
dengan laporan yang sedang dilaporkan dan melakukan perbandingan lainnya yang
sesuai dalam situasi-situasi itu.
▪ Menanyakan kepada manajemen yang bertanggung jawab atas hal-hal keuangan
dan akuntansi mengenai:
▪ Setiap kewajiban kontinjen atau komitmen besar yang ada pada tanggal neraca atau
tanggal pertanyaan itu diajukan.
▪ Setiap perubahan yang signifikan pada modal saham, hutang jangka panjang atau
modal kerja sampai tanggal pertanyaan diajukan.
▪ Status saat ini dari pos-pos yang sebelumnya dipertanggungjawabkan atas dasar
data sementara, pendahuluan, atau tidak konklusif.
▪ Apakah setiap penyesuaian yang tidak biasa telah dilakukan sejak tanggal neraca.
▪ Membaca notulen rapat dewan komisaris, pemegang saham, dan komite lainnya
yang sesuai.
▪ Menanyakan ahli hokum klien mengenai litigasi, klaim, dan penilaian.
▪ Mendapatkan surat representasi dari klien mengenai perisiwa kemudian yang
menurut pendapatnya akan memerlukan penyesuaian atau pengungkapan.
▪ Melakukan tanya-jawab tambahan atau melaksanakan prosedur tambahan yang
dipandang perlu dalam situasi-situasi itu.
9

Pengaruh Terhadap Laporan Auditor


Kelalaian untuk mencatat atau mengungkapkan secara tepat peristiwa kemudian
dalam laporan keuangan akan menimbulkan penyimpangan dari laporan standar
auditor.

b. Membaca Notulen Rapat


Notulen rapat pemegang saham, dewan komisaris, dan subkomitenya, seperti
komite keuangan dan komite audit, dapat memuat hal-hal yang mempunyai signifikansi
audit. Contohnya: dewan komisaris dapat mengotorisasi penerbitan obligasi baru,
pembelian saham treasuri, dan lain lain. Pembacaan notulen rapat biasanya dilakukan
segera setelah hal itu tersedia, guna memberikan auditor kesempatan maksimum untuk
menilai signifikansi auditnya. Misalnya: informasi yang dipelajari dari catatan tersebut
menyebabkan auditor untuk mengubah pengujian substantif. Dan pembacaan notulen
rapat oleh auditor harus didokumentasikan dalam kertas kerja.

c. Mendapatkan Bukti Mengenai Litigasi, Klaim, dan Penilaian


FASB dalam SFAS 5, mendefinisikan kontinjensi sebagai kondisi, situasi, atau
serangkaian situasi yang ada yang melibatkan ketidakpastian mengenai kemungkinan
keuntungan (kontinjensi keuntungan) dan kerugian (kontinjensi kerugian). Kontinjensi
keuntungan hanya akan menimbulkan masalah yang relatif kecil, sedangkan
kontinjensi kerugian seringkali merupakan masalah yang signifikan bagi auditor.
Kontinjensi kerugian meliputi kewajiban yang potensial dari perselisihan pajak
penghasilan, klaim, dan lain-lain mempersyaratkan bahwa kontinjensi kerugian harus:
1. Dicatat sebagai kewajiban
2. Diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
3. Diabaikan.
10

Pertimbangan Audit
SAS 12 (AU 337.04) menyatakan bahwa auditor harus mendapatkan bukti-bukti
tentang:
a. Eksistensi kondisi, situasi, atau serangkaian situasi yang menunjukan
ketidakpastian mengenai kemungkinan terjadinya kerugian pada suatu entitas
dari litigasi, klaim, dan penilaian (LCA).
b. Periode di mana penyebab yang mendasari tindakan hukum terjadi.
c. Tingkat probabilitas hasil yang tidak menguntungkan.
d. Jumlah atau rentang kerugian yang potensial.

Surat Pertanyaan Audit


AU 337.08 menunjukkan bahwa surat pertanyaan audit kepada ahli hukum klien
merupakan sarana utama bagi auditor untuk mendapatkan informasi pendukung
tentang LCA yang diserahkan oleh manajemen. Surat tersebut harus dikirimkan oleh
manajemen kepada setiap ahli hukum yang telah ditugaskan oleh klien.

Pengaruh Jawaban Terhadap Laporan Auditor


Jawaban ahli hukum mungkin tidak mempunyai pengaruh terhadap laporan auditor.
Yaitu, auditor dapat mengeluarkan suatu laporan standar dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian. Hal ini dapat terjadi apabila jawabannya menunjukkan bahwa
berdasarkan penyelidikan yang layak atas masalah yang dihadapi, terdapat:
a. Probabilitas yang tinggi atas hasil yang menguntungkan
b. Masalah yang dihadapi adalah tidak material

d. Mendapatkan Surat Representasi Klien


Auditor diwajibkan untuk mendapatkan representasi tertulis tertentu dari
manajemen dalam memenuhi sandar ketiga pekerjaan lapangan. Hal ini dapat dicapai
melalui surat representasi klien, yang umumnya dikenal sebagai surat rep. AU 333,
Management Representations, menjelaskan bahwa representasi merupakan bagian dari
11

barang bukti tetapi bukan pengganti penerapan prosedur audit yang diperlukan untuk
mendapatkan dasar yang layak atas suatu pendapat. Representasi manajemen harus
dapat :
1. Mengkonfirmasikan representasi lisan yang diberikan kepada auditor
2. Mendokumentasikan kelayakan yang berkelanjutan dari representasi tersebut
3. Mengurangi kemungkinan kesalahpahaman mengenai representasi manajemen

Isi Surat Representasi


Menurut AU 333.06 terdapat empat kategori utama dari representsi spesifik yang
harus termasuk dalam surat rep. Surat representasi itu harus mencakup representasi
mengenai :
a. Laporan keuangan
b. Kelengkapan informasi
c. Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan
d. Peristiwa kemudian

Pengaruh Terhadap Laporan Auditor


Apabila auditor menerima surat rep dan mampu mendukung representasi
manajemen, maka suatu laporan audit standar dapat dikeluarkan. Tetapi, jika ada
keterbatasan pada lingkup audit jika auditor tidak dapat :
a. Memperoleh surat rep
b. Mendukung representasi manajemen yang bersifat material bagi laporan
keuangan dengan prosedur audit lainnya
Pembatasan lingkup tersebut akan mengakibatkan penyimpangan dari laporan
standar auditor baik melalui pendapat wajar dengan kualifikasi maupun penolakan
pemberian pendapat.
12

e. Melaksanakan Prosedur Analitis


Prosedur analitis disyaratkan dalam penyelesaian audit sebagai review
keseluruhan atas laporan keuangan. SAS 56 (AU 329.22) menyatakan bahwa tujuan
dari review keseluruhan adalah untuk membantu auditor menilai kesimpulan yang
dicapai dalam audit dan dalam mengevaluasi penyajian laporan keuangan secara
keseluruhan. Dalam melakukan review keseluruhan, auditor membaca laporan
keuangan dan catatan serta mempertimbangkan kelayakan bukti yang diperoleh dalam
menanggapi saldo dan hubungan yang tidak biasa serta tidak terduga yang :
1. Diantisipasi dalam perencanaan audit
2. Diidentifikasi selama audit dalam pengujian substantive
Dalam melakukan reviewe keseluruhan atas kewajaran penyajian laporan
keuangan, data perusahaan dapat dibandingkan dengan (1) hasil yang diharapkan
entitas berdasarkan dinamika bisnis yang mendasarinya, (2) data yang tersedia
mengenai kinerja industri, dan (3) data non keuangan yang relevan seperti unit yang
diproduksi atau dijual serta jumlah karyawan.
Suatu review keseluruhan biasanya akan membandingkan kinerja keuangan
entitas yang dilaporkan dengan sasaran strategisnya atas pendapatan, pelanggan, dan
pangsa pasar atas efisiensi dari proses inti serta kesesuaian ukuran non keuangan
dengan gambaran keseluruhan yang dilaporkan dalam laporan keuangan. 2

B. MENGEVALUASI TEMUAN
Terdapat dua tujuan auditor dalam mengevaluasi temuan-temuan, yaitu:
1. Menentukan jenis pendapat yang harus dinyatakan
2. Menentukan apakah GAAS telah dipenuhi dalam audit

2
Icha Syahnur, “Penyelesaian dan Tanggung Jawab Pasca Audit,” www.academia.edu,
Diakses tanggal 19 Mei 2022,
https://www.academia.edu/34931772/penyelesaian_dan_tanggung_jawab_pasca_audit
13

Untuk mencapai tujuan tersebut, auditor menyelesaikan langkah-langkah berikut:


1. Membuat Penilaian Akhir Atas Materialitas Dan Risiko Audit
Prasyarat yang esensial dalam memutuskan suatu pendapat yang akan
dikeluarkan adalah penilaian akhir atas materialitas dan risiko audit. Titik tolak untuk
melakukan proses ini adalah menjumlahkan salah saji-salah saji yang ditemukan ketika
memeriksa semua akun yang belum dikoreksi oleh klien. Penentuan auditor atas salah
saji dalam suatu akun dapat mencakup komponen berikut:
a. Salah saji yang belum dikoreksi yang secara spesifik diidentifikasi melalui
pengujian substantif atas rincian transaksi dan saldo
b. Proyeksi salah saji yang belum dikoreksi yang diestimasi melalui teknik
sampling audit
c. Estimasi salah saji yang dideteksi melalui prosedur analitis dan dikuantifikasi
oleh prosedur audit lainnya
Semua komponen yang terdapat dalam suatu akun dikenal sebagai salah saji yang
mungkin, sementara jumlah salah saji yang mungkin dalam semua akun disebut
sebagai salah saji agregat yang mungkin. Penilaian auditor atas salah saji agregat yang
mungkin dapat mencakup pengaruh dari semua salah saji yang mungkin belum
dikoreksi selama periode sebelumnya terhadap laporan keuangan periode berjalan.
Data yang telah diakumulasi kemudian dibandingkan dengan pertimbanga
pendahuluan auditor mengenai materialitas yang dibuat ketika merencanakan audit.
Dalam merencanakan audit, auditor menetapkan tingkat risiko audit yang dapat
diterima. Jika salah saji agregat meningkat, maka risiko bahwa laporan keuangan
mengandung salah saji yang material juga meningkat. Jika auditor merasa bahwa risiko
audit tidak dapat diterima, maka auditor harus:
a. Melaksanakan pengujian substantif tambahan
b. Meyakinkan klien untuk melakukan koreksi yang diperlukan untuk mengurangi
risiko salah saji yang material
14

2. Mengevaluasi Kelanjutan Usaha


AU 341 menetapkan tanggung jawab auditor untuk mengevaluasi apakah ada
keraguan yang substansial tentang kemampuan klien untuk mempertahankan
kelanjutan usahanya selama suatu periode waktu yang layak, yaitu tidak melebihi satu
tahun di luar tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit. Biasanya, informasi yang
akan menimbulkan keraguan yang substansial tentang asumsi kelanjutan usaha
berkaitan dengan ketidakmampuan entitas untuk terus memenuhi kewajibannya ketika
jatuh tempo tanpa diposisi aktiva yang besar di luar arah bisnis yang biasa,
merestrukturisasi hutang, merevisi operasinya yang dipaksa dari luar, atau melakukan
tindakan yang serupa. Jika auditor merasa yakin bahwa terdapat keraguan yang
substansial mengenai kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelanjutan
usahanya, maka auditor harus :
a. Mendapatkan informasi mengenai rencana manajemen untuk mengurangi pengaruh
kondisi atau peristiwa tersebut
b. Menilai kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat diterapkan secara efektif tetapi
jika auditor menyimpulkan terdapat keraguan yang substansial mengenai
kelanjutan usaha, maka auditor harus:
▪ Mempertimbangkan kelayakan pengungkapan mengenai kemungkinan
ketidakmampuan entitas untuk mempertahankan kelanjutan usahanya selama
periode waktu yang layak
▪ Menyertakan suatu paragraf penjelasan dalam laporan audit untuk mencerminkan
kesimpulannya.
Jika auditor menyimpulkan tidak ada keraguan yang substansial, maka auditor
tetap harus mempertimbangkan kebutuhan akan pengungkapan. Beberapa informasi
yang mungkin diungkapkan mencakup:
▪ Kondisi dan peristiwa bersangkutan yang menimbulkan penilaian atas keraguan
yang substansial mengenai kemampuan entitas untuk mempertahankan kelanjutan
usahanya selama periode waktu yang layak.
▪ Kemungkinan pengaruh kondisi dan peristiwa tersebut.
15

▪ Evaluasi manajemen atas signifikansi dari kondisi-kondisi dan peristiwa itu serta
setiap faktor yang dapat mengurangi.
▪ Kemungkinan penghentian operasi.
▪ Rencana manajemen (termasuk informasi keuangan prospektif yang relevan)
▪ Informasi tentang pemulihan atau klasifikasi jumlah aktiva yang tercatat atau
jumlaj atau klasifikasi kewajiban.

3. Melakukan Review Teknis Atas Laporan Keuangan


Sebelum mengeluarkan laporan audit atas klien yang merupakan perusahaan
terbuka, review teknis juga harus dilakukan atas laporan itu oleh partner yang bukan
anggota tim audit. Daftar periksa tersebut mencakup hal-hal yang berkenaan dengan
bentuk dan isi dari masing-masing laporan keuangan dasar termasuk pengungkapan
yang disyaratkan.

4. Merumuskan Pendapat Dan Membuat Naskah Laporan Audit


Dalam penyelesaian audit, auditor perlu memisahkan temuan-temuan dengan
mengikhtisarkan dan mengevaluasinya untuk tujuan menyatakan pendapat ataslaporan
keuangan secara keseluruhan. Tanggung jawab akhir atas langkah-langkah ini terletak
pada partner yang melakukan penugasan itu. Sebelum mengambil keputusan akhir
tentang pendapat, biasanya diadakan suatu konferensi dengan klien

5. Melakukan Review Akhir Atas Kertas Kerja


Review ini dilakukan untuk mengevaluasi pekerjaan yang dilakukan, bukti yang
diperoleh, dan kesimpulan yang dibuat oleh penyusun kertas kerja. Review tambahan
atas kertas kerja dapat dilakukan pada akhir pekerjaan lapangan oleh anggota tim audit.
Tingkatan review yang dapat dilakukan dalam penyelesaian audit ditunjukkan dalam
table berikut:
16

Review Sifat Review


Manajer Mereview kertas kerja yang disiapkan
oleh auditor senior dan mereview
beberapa atau semua kertas kerja yang
direview oleh auditor senior.
Partner yang bertanggung jawab atas Mereview kertas kerja yang disiapkan
penugasan oleh manajer dan mereview kertas kerja
lainnya atas dasar selektif.

Review yang dilakukan partner atas kertas kerja dirancang untuk mendapatkan
kepastian bahwa:
▪ Pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan adalah akurat dan lengkap.
▪ Pertimbangan yang dilakukan oleh bawahan adalah layak dan tepat pada situasi
bersangkutan.
▪ Penugasan audit telah diselesaikan sesuai dengan kondisi dan syarat yang
ditetapkan dalam surat penugasan.
▪ Semua pertanyaan tentang akuntansi, auditing, dan pelaporan signifikan yang
timbul selama audit telah diselesaikan dengan tepat.
▪ Kertas kerja mendukung pendapat auditor.
▪ GAAS dan kebijakan serta prosedur pengendalian mutu kantor akuntan telah
dipenuhi.
C. MENGKOMUNIKASIKAN DENGAN KLIEN
Komunikasi antara auditor dengan klien pada penutupan audit melibatkan komite
audit dan manajemen. Komunikasi komite audit membicarakan hal-hal berkenaan
dengan:
1. Pengendalian internal klien
2. Pelaksanaan audit
Sementara komunikasi dengan manajemen dilakukan melalui surat manajemen.
17

1. Mengkomunikasikan Hal-hal Yang Berkaitan Dengan Pengendalian Internal


AU 325 mempersyaratkan auditor untuk menyampaikan kondisi-kondisi yang
dapat dilaporkan, yang didefinisikan sebagai hal yang merupakan kekurangan yang
signifikan dalam perancangan atau operasi pengendalian internal, yang dapat
berpengaruh buruk terhadap kemampuan organisasi untuk mencatat, memproses,
mengikhtisarkan, dan melaporkan data keuangan yang konsisten dengan asersi
manajemen dalam laporan keuangan.
Komunikasi itu sebaiknya dilakukan dalam bentuk tertulis. Pembagian laporan
itu biasanya harus dibatasi kepada komite audit, manajemen dan pihak lain di dalam
organisasi. Akan tetapi, apabila laporan tersebut diisyaratkan oleh otoritas pemerintah,
maka rujukan khusus harus dinyatakan dalam laporan itu. AU 325.11 menyatakan
bahwa setiap laporan yang diterbitkan mengenai kondisi yang dapat dilaporkan harus :
a. Menunjukkan bahwa tujuan audit adalah melaporkan tentang laporan keuangan
dan bukan memberikan kepastian tentang pengendalian internal
b. Menyertakan definisi tentang kondisi yang dapat dilaporkan
c. Menyertakan pembatasan pembagian

2. Mengkomunikasikan Hal-hal Yang Berkenaan Dengan Pelaksanaan Audit


AU 380 mempersyaratkan auditor untuk menyampaikan hal-hal tertentu
berkenaan dengan pelaksanaan audit kepada mereka yang bertanggung jawab
mengawasi proses pelaporan keuangan. AU 380.06-14 menyatakan bahwa komunikasi
dengan komite audit dapat mencakup hal-hal berikut :
a. Tanggung jawab auditor menurut GAAS
b. Kebijakan akuntansi yang signifikan
c. Pertimbangan auditor tentang mutu prinsip akuntansi entitas
d. Pertimbangan manajemen dan estimasi akuntansi
e. Penyesuaian audit yang signifikan
18

f. Ketidaksepakatan dengan manajemen


g. Konsultasi dengan akuntan lain
h. Masalah penting yang dibahas dengan manajemen sebelum penarikan diri
i. Kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan audit

3. Menyiapkan Surat Manajemen


Ketika menyelesaikan suatu audit, banyak auditor menganggap bermanfaat untuk
menulis surat kepada manajemen, yang dikenal sebagai surat manajemen, yang
memuat rekomendasi yang tidak termasuk dalam komunikasi yang disyaratkan dengan
komite audit. Surat manajemen dapat mencakup komentar tentang:
a. Hal-hal yang berkaitan dengan pengendalian internal yang tidak di pertimbangkan
sebagai kondisi yang dapat dilaporkan
b. Rekomendasi mengenai pengelolaan sumber daya dan jasa bernilai tambah yang
tercatat selama audit
c. Hal-hal yang bersangkutan dengan pajak.

D. Tanggung Jawab Setelah Audit


Tanggung jawab setelah audit mencakup pertimbangan atas:
1. Peristiwa kemudian yang terjadi antara tanggal dan penerbitan laporan auditor.
2. Penemuan faktor yang ada
3. Penemuan prosedur yang dihilangkan

1. Peristiwa Kemudian Yang Terjadi Antara Tanggal Dan Penerbitan Laporan


Auditor
SAS 1 (AU 530), menyatakan bahwa auditor tidak mempunyai tanggung jawab
untuk mengajukan pertanyaan atau melaksanakan suatu prosedur audit apapun selama
periode waktu ini guna menemukan peristiwa kemudian yang material. Auditor dapat
menggunakan tanggal ganda dalam laporan audit. Tanggal ganda merupakan praktik
yang paling umum karena member tanggal kembali atas keseluruhan laporan akan
19

memperluas tanggung jawab auditor secara keseluruhan di luar penyelesaian pekerjaan


lapangan.

2. Penemuan Fakta Yang Ada Pada Tanggal Laporan


Auditor tidak mempunyai tanggung jawab untuk menemukan fakta yang ada
setelah audit pada tanggal laporan audit. Namun, SAS 1 (AU 561.04), menunjukkan
bahwa jika (1) auditor menyadari adanya fakta tersebut dan (2) fakta itu mungkin
mempengaruhi laporan yang telah dikeluarkan, maka auditor diwajibkan untuk
memastikan reliabilitas informasi itu. Apabila penyelidikan lebih lanjut menguatkan
eksistensi fakta itu dan auditor merasa yakin bahwa informasi itu penting bagi mereka
yang mengandalkan atau cenderung mengandalkan pada laporan keuangan, maka
auditor harus mengambil langkah-langkah untuk mencegah ketergantungan pada
laporan audit itu di masa depan.
Jika klien menolak untuk mengungkapkan fakta yang baru ditemukan, maka
auditor harus memberi tahu setiap anggota dewan komisaris mengenai penolakan
tersebut penyelidikan yang memuaskan, maka tanpa mengungkapkan informasi
spesifik, auditor harus (1) menunjukkan tidak adanya kerjasama itu dan (2) menyatakan
bahwa jika informasi itu benar, laporan audit tidak dapat lagi diandalkan.

3. Penemuan Prosedur Yang Dihilangkan


Ketika menemukan suatu prosedur yang telah dihilangkan, auditor harus menilai
kepentingan hal itu bagi kepentingan hal itu bagi kemampuannya saat ini untuk
mendukung pendapat yang dinyatakan atas laporan keuangan. AU 390.05
menunjukkan jika auditor memutuskan bahwa pendapatnya tidak dapat didukung dan
auditor yakin bahwa orang-orang saat ini mengandalkan pada laporan itu, maka auditor
harus segera melaksanakan prosedur yang dihilangkan atau prosedur alternatif yang
akan memberikan dasar yang memuaskan atas pendapatnya.
Apabila dasar yang memuaskan untuk menyatakan pendapat telah diperoleh dan
bukti-bukti mendukung pendapat yang dinyatakan, auditor tidak mempunyai tanggung
20

jawab lagi. Tetapi, jika pelaksanaan prosedur yang dihilangkan mengungkapkan fakta
yang ada pada tanggal laporan sehingga akan mengubah pendapat yang dinyatakan
sebelumnya, auditor harus mengikuti prosedur pemberitahuan yang diuraikan dalam
paragraph terakhir dari bagian terdahulu untuk mencegah ketergantungan selanjutnya
atas laporan bersangkutan. Jika auditor tidak dapat melaksanakan prosedur alternatif
atau yang dihilangkan, maka auditor dapat berkonsultasi dengan pengacara untuk
menentukan tindakan yang tepat.3

3 Elva Aditya, “Penyelesaian Audit,” www.academia.edu, Di Akses tanggal 19 Mei 2022,


https://www.academia.edu/25424143/PENYELESAIAN_AUDIT
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tahap penyelesaian audit merupakan tahap yang penting untuk memastikan
audit yang berkualitas. Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam penyelesaian
perkerjaan lapangan mencakup:
1. Melakukan review atas peristiwa kemudian
2. Membaca notulen rapat
3. Mendapatkan bukti mengenai litigasi, klaim dan penilaian
4. Mendapatkan surat representasi klien
5. Melakukan prosedur analitis
Langkah-langkah yang terlibat dalam mengevaluasi temuan auditor mencakup:
1. Melakukan penilaian akhir atas materialitas dan risiko audit
2. Mengevaluasi keraguan yang substansial mengenai kelanjutan usaha
3. Melakukan review teknis atas laporan keuangan
4. Merumuskan pendapat dan menulis naskah laporan audit
5. Melakukan review akhir atas kertas kerja
Auditor diwajibkan untuk berkomunikasi dengan klien mengenai kondisi-
kondisi yang dapat dilaporkan berkaitan dengan:
1. Pengendalian internal
2. Pelaksanaan audit
3. Rekomendasi mengenai efisiensi dan efektivitas operasi klien dalam surat
manajemen.

Auditor mempunyai tanggung jawab tertentu setelah audit mencakup


pertimbangan atas:
1. Peristiwa kemudian yang terjadi antara tanggal dan penerbitan laporan auditor.
2. Penemuan faktor yang ada
3. Penemuan prosedur yang dihilangkan.

21
22

B. SARAN

Penulis memahami betul makalah yang kami buat ini banyak sekali
kesalahan serta sangat jauh dari kesempurnaan. Pastinya, penulis akan terus
memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang bisa dipertanggung
jawabkan nantinya. Oleh sebab itu, penulis mengharapan koreksi dari para
pembaca agar nantinya makalah ini bisa menjadi leih baik dari sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim dan Totok Budi santoso. AUDITING 2 Dasar-dasar Prosedur


Pengauditan Laporan Keuangan. Edisi 3. UPP AMP YKPN Yogyakarta: 2004.

Aditya, Elva. “Penyelesaian Audit.” www.academia.edu. Di Akses tanggal 19 Mei


2022. https://www.academia.edu/25424143/PENYELESAIAN_AUDIT
Lucynda, Jurica dan Sabrina Paramitha Nura’ni, “Pengujian Faktor-Faktor yang
mempengaruhi Audit Delay.” Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 9/No.
2/MEI 2013 : 128 – 149, Universitas Bakrie, 2013.

Brigham, Eugene dan Joel Houston. Dasar – Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta:
Salemba Empat, 2010.

Harahap, Sofyan Safri. Auditing. Jakarta: Erlangga, 2007.

Syahnur, Icha. “Penyelesaian dan Tanggung Jawab Pasca Audit.” www.academia.edu.


Diakses tanggal 19 Mei 2022.
https://www.academia.edu/34931772/penyelesaian_dan_tanggung_jawab_pas
ca_audit
Lucynda, Jurica dan Sabrina Paramitha Nura’ni, “Pengujian Faktor-Faktor yang
mempengaruhi Audit Delay.” Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 9/No.
2/MEI 2013 : 128 – 149, Universitas Bakrie, 2013.

Novyndya, Bela. “Tahap Penyelesaian Audit dan Tanggung Jawa Setelah


Penyelesaian Audit.” www.academia.edu. Diakses tanggal 19 Mei 2022.
https://www.academia.edu/35459315/_TAHAP_PENYELESAIAN_AUDIT_
DAN_TANGGUNG_JAWAB_SETELAH_PENYELESAIAN_AUDIT_

23

Anda mungkin juga menyukai